: Asep Salimudin
Prodi. : PBIN/4
Nim. : 40421007
Matkul : Stilistika
(Kajian Stilistika)
Susi Susanti
Ssusi1518@gmail.com
Hal itu tak terlepas dari fungsi bahasa figuratif itu sendiri yaitu sebagai
sarana retorika yang mampu menghidupkan lukisan dan konotasi juga
merupakan kelebihan Dhea Chandra dalam mendeskripsikan cerita. Makna
konotasi adalah makna yang timbul karena adanya menyegarkan
pengungkapan.
Sudjiman dalam stilistika adalah ilmu yang meneliti penggunaan bahasa dan
gaya bahasa di dalam karya sastra. Stilistika sebagai cabang ilmu sastra
yang meneliti tentang style atau gaya, dibedakan ke dalam stilistika
deskriptif dan stilistika genetik. Pada seseorang peneliti menganalisis
berbagai masalah yang berkaitan dengan objek, maka ilmu yang digunakan
adalah stilistika. Gagasan dan perasaan diolah dalam batin kemudian
diungkapkan, diekspresikan menjadi sesuatu yang informatif, estetik, dan
artistik.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, adapun rumusan masalah
masalah dalam penelitian ini batin seseorang pengarang, yaitu cara
mengungkapkan sesuatu.
Dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan semua jenis gaya bahasa
yang ada. Keraf menyebutkan bahwa gaya bahasa berdasarkan makna
diukur dari langsung tidaknya makna, yaitu apakah acuan yang dipakai
masih mempertahankan makna denotatifnya atau sudah ada penyimpangan.
Penyajian Data
Pada tahap penyajian data dilakukan pemberian kode, nomor data, dan
halaman.Perahumu biar aku saja yang menjaganya sambil melepaskan
isyarat yang sejak lama ku lupakan kuncinya bahasa polisindeton. Hal ini
dapat dilihat dari penggalan puisi tersebut yang menggunakan kata hubung
“dan” untuk menghubungkan antara kata yang satu dengan yang lainnya.
Paparan menunjukkan gaya bahasa anastrof. Pada frase “yang menjaganya”
predikat seharunya berada di tengah kalimat. Lalu terdengar seperti gema
“hai siapa gerangan yang membawa pergi jasadku?”
Hal ini dapat dilihat dari kutipan “terdengar seperti gema” yang merupakan
bentuk penggunaan kata-kata berlebihan. Kata yang yang berlebihan
tersebut apabila dihilangkan, artinya tetap utuh. “ Dengan apabila “gema”
dihilangkan, maka kutipan “lalu terdengar, “hai siapa gerangan yang
membawa pergi jasadku?” masih memiliki arti yang utuh. Hal ini dapat
dilihat pada kutipan puisi tersebut yang tidak menggunakan kata sambung
untuk menghubungkan kata yang satu dengan kata yang lainnya.Hatiku
selembar daun melayang jatuh di rumput
Penggunaan gaya bahasa metafora. Hal ini dapat dilihat pada kutipan
“hatiku selembar daun” merupakan bentuk analogi yang membandingkan
dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk singkat.
.
KAJIAN STILISTIKA DALAM CERPEN BERJUDUL
Program Studi PGSD FIP IKIP PGRI Madiun, Jalan Setia Budi No.85,
Jawa Timur
Email: h3nnycecan@gmail.com
Karya sastra adalah karya yang dibuat oleh manya, adalah cerita yang
pendek. Jassin mengatakan bahwa cer-memberi kesan dan menghibur
kepada pem-pen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam
bacanya. Cerpen menuntut penceritaan yang dari fiksionalitasnya yang
menceritakan berbagai serba ringkas, tidak sampai pada detil-detil khusus
masalah kehidupan manusia dalam interaksinya yang lebih bersifat
memperpanjang cerita. Dengan lingkungan dan sesama interaksinya den-
Cerpen atau cerita pendek sebagai suatu karya seni berfungsi sebagai
notulen kehidupan.
Pengarang dengan daya imajinasi yang dimilikinya tidak akan bisa tertidur
dengan nyaman sebelum semua peristiwa itu ditulis, yang akhirnya dapat
dibaca, dipahami, dan direntangkan oleh siapa saja. Selain itu, karya sastra
juga memiliki tujuan estetik, sebuah karya haruslah tetap merupakan cerita
yang menarik, memiliki bangunan struktur yang koheren dan bernilai
estetis. Salah satu bentuk karya sastra yang berupa fiksi itu adalah
cerpen. Cerpen, sesuai dengan na-bila seorang membaca cerpen diharapkan
dapat mengetahui seluk beluk peristiwa kehidupan, tanpa merasa digurui.
Jenis frasa yang digunakan dalam cerpen ini juga termasuk frasa
adverbial, frasa ajektival, koordinatif, dan sebagainya. Namun, peneliti
hanya membatasi pengkajian jenis frasa ini dengan mengambil sejumlah di
antaranya yang memang terlihat dominan, yaitu frasa nominal dan
verbal. Frasa verbal yang muncul lebih banyak tertuju pada kalimat aktif.