Anda di halaman 1dari 11

ANALYZE THE USE OF SPEECH PERSONIFICATION IN THE NOVEL “KALA” BY

STEFANI BELLA AND SYAHID MUHAMMAD

By

Adam Helmy

197010044

Pasundan University
Faculty of Arts and Letters
English Literature
Bandung
2021
ABSTRAK

Novel adalah salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa. Kisah di dalam novel merupakan hasil
karya imajinasi yang membaca tentang permasalahan kehidupan seseorang atau berbagai tokoh.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk gaya Bahasa yang terdapat dalam Novel KALA
Karya Stefani Bella dan Syahid Muhammad. Penelitian ini dikembangkan dengan metode kualitatif.
Teknik analisis data menggunakan metode simak dan catat. Metode simak penelitian ini menyimak Novel
KALA Karya Stefani Bella dan Syahid Muhammad untuk mencari bentuk dan makna gaya Bahasa
personifikasi. Teknik catat dalam penelitian ini digunakan untuk mencatat hasil menyimak novel KALA
Karya Stefani Bella dan Syahid Muhammad berupa bentuk dan makna gaya Bahasa personifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa hal yang perlu disajikan. Bentuk gaya Bahasa
personifikasi yang terdapat dalam Novel KALA Karya Stefani Bella dan Syahid Muhammad yaitu
sebanyak 30 data, masing-masing data gaya Bahasa personifikasi dalam Novel KALA Karya Stefani
Bella dan Syahid Muhammad menggambarkan keadaan latar, dan kejadian alur cerita. Makna gaya
Bahasa dalam Novel KALA Karya Stefani Bella dan Syahid Muhammad yaitu untuk menambah nilai
estetika di dalam cerita yang menjelaskan benda mati berbuat, bertindak seperti manusia yang
menjadikan cerita lebih indah dan menarik..

Kata Kunci : Penelitian kualitatif, Novel KALA Karya Stefani Bella dan Syahid Muhammad, Gaya
Bahasa

The novel is a type of prose work of literature. The story in the novel isa work of imagination that reads
about the problems of one's life or the various characters. The study was intended to describe the
linguistic format of the Stefani Bella and Syahid Muhammad novel. The research was developed using
qualitative methods. Data analysis techniques use the viewing and jotting methods. The study method
focuses on the stefani Bella and muhammad's martyrdom of novels to look for the shape and meaning of a
figure of speech personified. The writing technique in this study is used to record the results of the Stefani
Bella and Syahid Muhammad of the form and meaning of a figure of the language of personification. It's
based on what research has yielded some things that need to be presented. The personification figure
figure in the stefani Bella and Syahid Muhammad’s kala novels is 30 data, each of the personification in
the novel Stefani Bella and Syahid Muhammad represent the background, and the story line. The
grammatical meaning of the Stefani Bella and Syahid Muhammad novel was to create the beauty of the
story in a novel which causes inanimate things to act, to act, to speak like men, to make the story in the
novel more interesting and beautiful.

Keyword : Qualitative research, Figure of Speech Personified, Novel KALA


PENDAHULUAN

Novel ini adalah jenis karya prosa sastra. Cerita dalam novel isa bekerja imajinasi yang
berhubungan dengan masalah hidup seseorang atau berbagai karakter. Cerita dalam novel dimulai dengan
munculnya masalah yang ditangani oleh angka dan berakhir dengan solusi masalah. Novel lebih rumit
dari cerita pendek. Karakter dan tempat yang digambarkan dalam novel ini sangat bervariasi dan
membahas proses pencernaannya yang panjang.

Karya sastra memainkan peranan penting dalam meningkatkan mutu kehidupan manusia dari satu
aspek kehidupan sehari-hari ke aspek lainnya dari negara bangsa dan kehidupan nasional. Hal ini selaras
dengan makna kata "lektur" asa catchment dari shastra sanskerta yang secara harfiah berarti "teks
instruksi" atau "panduan". Sebagaimana ditandaskan oleh semi (1990), bahwa salah satu tujuan kehadiran
kesastraan adalah di antara para pembaca, yang berupaya meningkatkan martabat dan martabat manusia
sebagai makhluk budaya, pemikiran, dan komitmen.

Dengan kata lain, kesusastraan dapat memberi masyarakat pandangan atau pesan yang positif
tentang gejala sosial, budaya, dan agama yang muncul di kalangan masyarakat. Literatur didasarkan pada
apa yang telah terjadi dan apa yang telah terlihat dalam kehidupan penulis. Setiap karya sastra memiliki
pesan yang ingin disampaikan, pesan yang dapat menggambarkan perasaannya dan orang-orang di
sekitarnya dan setidaknya memiliki pengaruh terhadap kehidupan pembaca.

Edgar Allan POE di nurgiyantoro (2012) mengungkapkan bahwa bercerita adalah cerita satu -
duduk, mulai dari sekitar setengah sampai dua jam — sesuatu yang mungkin tidak mungkin untuk sebuah
novel. Cerita pendek dibangun oleh dua unsur, baik intrinsik maupun ekstrinsik.

Gaya bahasa sastra digunakan untuk menyembunyikan makna yang sebenarnya atau untuk
menyampaikan pesan tidak langsung kepada unsur-unsur estetika yang ada pada kesusastraan itu sendiri.
Selaras dengan salah satu dari enam gaya yang diberikan oleh enkvist (jabrohim :2014), itu adalah
bungkusan yang membungkus inti pemikiran atau pernyataan yang sudah ada. Bagian yang lebih besar
adalah ratna (2009) menyatakan bahwa aspek-aspek kecantikan, pesan tidak langsung, dan muatan emosi
mengarahkan bahasa sastra untuk mengungkapkan, menyembunyikan, bahkan menyembunyikan bentuk-
bentuk presentasi. Berdasarkan pernyataan-pernyataan ini, sang penulis merasa bahwa si penulis sengaja
menggunakan bahasa yang menyimpang agar dapat memberikan pengaruh tertentu pada setiap pesan
yang ingin ia sampaikan kepada pembaca.

Bahasa merupakan salah satu unsur terpenting dalam sebuah karya sastra. Bahasa dalam karya
sastra mengandung unsur keindahan. Keindahan adalah aspek dari estetika. Pendapat tersebut sejalan
dengan pendapat Zulfahnur dkk (1966), bahwa sastra merupakan karya seni yang berunsur keindahan.
Keindahan dalam novel dibangun oleh pengarang melalui seni kata. Seni kata atau seni Bahasa berupa
kata-kata yang indah terwujud dari ekspresi jiwa.

Gaya Bahasa seorang pengarang turut dipengaruhi oleh pendidikannya, usia, pengalaman,
lingkungan, aliran, dan kecakapannya menuturkan cerita. Oleh karena itu, gaya bahsa seorang pengarang
beraliran humanis akan berbeda dengan pengarang yang menganut aliran romantic.
Peronisfikasi adalah semacam gaya Bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau
barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Personifikasi
(penginsanan) merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang mengiaskan benda-benda mati
bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia. Misalnya :

Pagi ini, hujan menggantikan air mataku yang sudah habis

Novel merupakan salah satu karya sastra yang menyuguhkan serangkaian persitiwa
dengan menggunakan gaya Bahasa personifikasi untuk menarik minat pembaca. Terkadang
seorang pembaca belum paham denga napa yang dimaksudkan pengarang tentang isi novel.
Novel berjudul “KALA” Kita Adalah Sepasang Luka yang Saling Melupa Karya Stefani Bella
dan Syahid Muhammad dipilih karna menurut peneliti mempunyai kisah yang menarik mulai dari tokoh
Lara dan Saka yang mempunyai pandangan dalam kisah romansa ini. Kata atau kalimat yang digunakan
juga memiliki nilai estetika tersendiri. Selain itu, novel KALA ini berdasarkan kisah nyata sehingga lebih
membuat pembaca masuk ke dalam cerita yang ditulis.

Kala adalah sebuah novel tentang hubungan pasangan. Saka, seorang lelaki yang sukakan
fotografi dan kerja lepas. Saka yang pada mulanya cenderung tidak terbuka dengan yang lain lebih
terbuka setelah bertemu dengan Lara. Lara, seorang wanita yang senang menulis dan juga bekerja di
perusahaan penerbit ini memiliki pengalaman pahit disembuhkan setelah bertemu dengannya untuk
pertama kalinya.

Yang membuat kedua cerita mereka penuh dengan bumbu psikis di dalamnya. Kisah ini dimulai
dengan pengantar Saka, seorang pemuda yang memiliki konflik di bagian dari rasa sakit yang berkali-kali
meninggalkan wanita yang dicintainya. Saka yang adalah tulang punggung keluarga ini terus
menyalahkan kepergiannya dari wanita yang menerimanya. Kemudian, ia memilih foto sebagai obat
untuk rasa sakit yang timbul atau yang biasa disebut pelarian.

Pertemuan singkat yang membuat kita putus asa dan lara saling jatuh cinta satu sama lain.
Mereka menutup ketika mereka mengetahui bahwa foto-foto dan tulisan mereka disatukan oleh takdir.
Sampai akhir pertemuan, tujuh hari telah ditandai untuk diselesaikan. Sebelum akhir pertemuan mereka,
keduanya menyatakan keinginan untuk saling memahami. Dan kemudian dimulai hubungan jarak jauh
antara Saka dan lara.

Semuanya baik-baik saja sampai peristiwa membawa tentang konflik berdasarkan ego masa lalu.
Saka dan lara dalam kehidupan sehari-hari mereka menambah bumbu pada kisah cinta mereka pada
kesimpulan yang memberikan jarak sebagai pilihan terbaik. Masa kecil dan orang dewasa sering berebut
tempat di apartemen mereka.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengkagnkat novel KALA Karya Stefani Bella dan
Syahid Muhammad sebagai bahan penelitian dan mengambil judul ’Analisis Gaya Bahasa Personifikasi
Novel KALA Karya Stefani Bella dan Syahd Muhammad”
Metode Penelitian

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan seseorang dalam melaksanakan aktivitasnya selalu
menggunakan metode. Metode penelitian memegang peranan penting dalam sebuah penelitian. Hal ini
penting dalam sebuah penelitian karena menentukan tercapai atau tidaknya yang akan tercapai.

Jenis penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah jenis penelitian kualitatif untuk deskriptif,
metode studi deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan atau menggambarkan keadaan pokok bahasan (yang lain, lembaga, masyarakat, dan
lainnya). Pada saat ini dengan yang terlihat atau ketidakcocokan (nawawi,2003:67).

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengamatan.
Metode mencatat untuk menyediakan data dengan mempertimbangkan penggunaan bahasa
(sudaryanto,1993: 133). Penelitian dilakukan dengan memperhatikan penggunaan gaya bahasa yang
ditemukan dalam Novel KALA Karya Stefani Bella dan Syahid Muhammad

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat uraian, uraian yang sistematis, faktual,
akurat tentang fakta, kualitas, dan hubungan dengan fenomena yang diselidiki (nazir,2003:54)
HASIL PENELITIAN

Deskripsi Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian tentang analisis gaya Bahasa personifikasi Novel KALA Karya
Stefani Bella dan Syahid Muhammad, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

No Bentuk Makna

1 Menjerit memanggil jiwa yang mampu Menjerit memanggil jiwa seperti


membebaskannya makhluk hidup

2 Senyumnya yang mengundang banyak Senyum mengundang seperti makhluk


pertanyaan hidup
3 Kepada nalar, berhentilah menjadi pengecut Nalar dapat menjadi pengecut seperti
makhluk hidup

4 Dalam sunyi yang mencekik Sunyi dapat mencekik seperti makhluk


hidup

5 Nurani duduk manis menghadapiku Nurani duduk manis seperti makhluk


hidup
6 Seperti sebuah percakapan hutan dengan angin percakapan hutan dengan angin seperti
makhluk hidup

7 Detak jantungku rasanya tersedak Detak jantung tersedak seperti makhluk


hidup
8 Percakapan hangat pun akan terlahir dari Terlahir seperti makhluk hidup
wanginya yang khas.

9 Gemerlap yang menambah kehangatan pada Gemerlap dapat memberi kehangatan


setiap tamu yang akan memesan seperti makhluk hidup

10 Tenggorokanku mengeras dan menjadi pengecut Tenggorokan mengeras dan pengecut


seperti makhluk hidup
Bentuk Gaya Bahasa Persoifikasi Dalam Novel KALA Karya Stefani Bella dan Syahid Muhammad

Penelitian ini mendeskripsikan pemakaian gaya Bahasa personifikasi dalam novel KALA Karya
Stefani Bella dan Syahid Muhammad. Personifikasi adalah majas yang menjelaskan benda mati bertindak
seperti manusia. Hasil analisis dalam novel KALA Karya Stefani Bella dan Syahid Muhammad terdapat
30 data gaya Bahasa personifikasi. Berikut beberapa contoh bentuk gaya Bahasa personifikasi dalam
novel KALA.

1. Menjerit memanggil jiwa yang mampu membebaskannya. (halaman 11)


“Menjerit memanggil jiwa yang mampu membebaskannya” dapat disebut sebagai gaya Bahasa
personifikasi karena memanggil seperti manusia..
2. Lara menghiasi senyumnya yang mengundang begitu banyak pertanyaan dan harapan. (halaman
94).
Kalimat “senyumnya yang mengundang” dapat disebut sebagai gaya Bahasa personifikasi karena
senyum dapat mengundang seperti manusia. Kata mengundang digunakan untuk mengundang
orang lain untuk bergabung.
3. Kepada Nalar, berhentilah menjadi pengecut (halaman23)
Kalimat “Kepada nalar, berhentilah menjadi pengecut” dapat disebut sebagai gaya Bahasa
personifikasi karena menganggap Nalar dapat menjadi pengecut seperti manusia. Padahal kata
pengecut digunakan untuk orang yang tidak mau berusaha.
4. Dalam sunyi yang mencekik, akhirnya aku harus mengaku kalah (halaman 29)
Kalimat “sunyi yang mencekik” dapat disebut sebagai gaya Bahasa personifikasi karena
menganggap sunyi dapat mencekik seperti manusia.
5. Nurani duduk manis menghadapiku (halaman 100)
Kalimat “Nurani duduk manis menghadapiku” dapat disebut sebagai gaya Bahasa personifikasi
karna menganggap bahwa nurani dapat duduk manis seperti manusia. Kata duduk manis dipakai
untuk anak yang patut.
6. Seperti sebuah percakapan hutan dengan angin (halaman 32)
Kalimat “Seperti sebuah percakapan hutan dengan angin” dapat disebut sebagai gaya Bahasa
personifikasi karna menganggap hutan dan angin melakukan percakapan seperti makhluk dan
hidup. Padahal kata percakapan digunakan untuk berbicara satu sama lain.
7. Detak jantungku rasanya tersedak mendengar pertanyaan balik dari Lara. (halaman 115)
Kalimat “Detak jantungku rasanya tersedak” dapat disebut sebagai gaya Bahasa personifikasi
karna menganggap detak jantung dapat tersedak seperti makhluk hidup. Kata tersedak digunakan
untuk orang yang mengalami gangguan telan.
8. Percakapan hangat pun akan terlahir dari wanginya yang khas. (halaman 44)
Kalimat “hangat pun akan terlahir” dapat disebut sebagai gaya beahasa personifikasi karna
menganggap hangat terlahir seperti manusia. Kata terlahir dipakai untuk seorang ibu yang akan
mempunyai bayi.
9. Gemerlap yang menambah kehangatan pada setiap tamu yang akan memesan. (halaman 44)
Kalimat “gemerlap yang menambah kehangatan” dapat disebut sebagai gaya Bahasa personifikasi
karna menganggap gemerlah menambah kehangatan seperti manusia. Kata kehangatan biasanya
dipakai untuk kasih saying orang tua pada anaknya.

10. Tenggorokanku mengeras dan menjadi pengecut (halaman 82)


Kalimat “Tenggorokan mengeras dan menjadi pengecut” dapat disebut sebagai gaya Bahasa
personifikasi karna tenggorokan dapat menjadi pengecut seperti manusia. Kata pengecut
digunakan untuk seseorang yang tidak mempunyai keberanian.

Makna Gaya Bahasa Personifikasi Dalam Novel KALA Karya Stefani Bella dan Syahid
Muhammad

Berdasarkan data penggunaan gaya Bahasa personifikasi dalam novel KALA Karya Stefani Bella
dan Syahid Muhammad, selanjutnya peneliti akan melakukan analisis makna yang terdapat dalam gaya
Bahasa personifikasi. Berikut beberapa contoh hasil analisis makna gaya Bahasa personifikasi dalam
novel KALA Karya Stefani Bella dan Syahid Muhamamd.

1. Menjerit memanggil jiwa yang mampu membebaskannya. (halaman 11)


“Menjerit memanggil jiwa yang mampu membebaskannya” dapat diketahui terdapat makna
konotatif karena pengarang menggunakan kata menjerit yang biasanya dipakai untuk manusia.
Makna yang ingin disampaikan oleh pengarang yaitu meminta tolong pada siapapun yang bisa
membuat Saka Kembali pada sifat biasanya.
Makna denotasi dari menjerit yaitu berteriak seperti untuk orang
2. Lara menghiasi senyumnya yang mengundang begitu banyak pertanyaan dan harapan.
Kalimat “senyumnya yang mengundang” dapat diketahui terdapat makna konotatif karena
pengarang menggunakan kata mengundang yang biasana digunakan untuk makhluk hidup.
Makna sebenarnya yang ingin disampaikan oleh penulis yaitu Senyum Lara membuat begitu
banyak pertanyaan dan harapan kepada Saka.
Makna denotasi dari kata mengundang yaitu mengajak orang lain untuk bergabung.
3. Kepada Nalar, berhentilah menjadi pengecut (halaman23)
Kalimat “Kepada nalar, berhentilah menjadi pengecut” terdapat makna konotatif karena
pengarang menggunakan kata pengecut yang seharusnya digunakan untuk manusia. Makna yang
sebenarnya ingin disampaikan oleh penulis adalah Nalar, jangan sampai kamu menjadi lemah.
Makna denotasi dari kata pengecut yaitu diperuntukkan untuk orang yang tidak mempunyai
keberanian.
4. Dalam sunyi yang mencekik, akhirnya aku harus mengaku kalah (halaman 29)
Kalimat “sunyi yang mencekik” dapat diketahui terdapat makna konotatif karna pengarang
menggunakan kata mencekik yang seharusnya digunakan untuk maklhuk hidup. Makna yang
sebenarnya ingin disampaikan oleh pengarang yaitu Dalam lamunan Saka, akhirnya dia mengaku
kalah.
Makna denotasi dari kata mencekik yaitu berusaha membunuh dengan mencengkram leher
dengan keras.
5. Nurani duduk manis menghadapiku
Kalimat “Nurani duduk manis menghadapiku” dapat diketahui terdapat makna konotatif karna
pengarang menggunakan kata duduk manis yang seharusnya digunakan untuk makhluk hidup.
Makna yang sebenarnya ingin disampaikan oleh pengarang adalah Nurani selaras denga napa
yang Saka pikirkan.
Makna denotasi dari kata duduk manis yaitu seorang yang patuh.
6. Seperti sebuah percakapan hutan dengan angin
Kalimat “Seperti sebuah percakapan hutan dengan angin” dapat diketahui terdapat makna
konotatif karna pengarang menggunakan kata percakapan yang seharusnya digunakan untuk
maklhuk hidup. Makna yang sebenarnya ingin disampaikan pengarang yaitu Suasana hutan yang
sunyi.
Makna denotasi dari kata percakapan yaitu suatu timbal balik bicara satu sama lain.
7. Detak jantungku rasanya tersedak mendengar pertanyaan balik dari Lara.
Kalimat “Detak jantungku rasanya tersedak” dapat diketahui terdapat makna konotatif karna
pengarang menggunakan kata tersedak yang seharusnya digunakan untuk makhluk hidup. Makna
yang sebenarnya ingin disampaikan oleh pengarang yaitu Saka merasa terkejut saat mendengar
pertanyaan dari Lara.
Makna denotasi dari kata tersedak yaitu suattu sumbatan pada jalan napas atas oleh makanan atau
benda lain.
Makna denotasi dari kata kehangatan yaitu kasih sayang seseorang.
8. Percakapan hangat pun akan terlahir dari wanginya yang khas.
Kalimat “hangat pun akan terlahir” dapat diketahui terdapat makna konotatif karna pengarang
menggunakan kata terlahir yang biasanya digunakan untuk makhluk hidup. Makna yang
sebenarnya pengarang ingin sampaikan yaitu Percakapan yang Panjang dan nyaman akan timbul
dari wangi kopi yang khas.
Makna denotasi dari terlahir adalah dilahirkan
9. Gemerlap yang menambah kehangatan pada setiap tamu yang akan memesan.
Kalimat “gemerlap yang menambah kehangatan” dapat diketahui terdapat makna konotatif karna
pengarang menggunakan kata kehangatan yang seharusnya digunakan untuk makhluk hidup.
Makna yang sebenarnya ingin disampaikan oleh pengarang yaitu Malam menambah suasana yang
membuat tamu merasa nyaman.
Makna denotasi dari kata kehangatan yaitu kasih sayang seseorang.
10. Tenggorokanku mengeras dan menjadi pengecut
Kalimat “Tenggorokan mengeras dan menjadi pengecut” terdapat makna konotatif karna
pengarang menggunakan kata pengecut yang seharusnya digunakan untuk makhluk hidup. Makna
yang pengarang ingin sampaikan yaitu tenggorokan menjadi kering.
Makna denotasi dari pengecut yaitu seseorang yang tidak mempunyai keberanian.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat diketahui gaya Bahasa personifikasi dalam novel
KALA Karya Stefani Bella dan Syahid Muhammad mengandung makna konotatif, Makna konotatif
adalah makna kias, bukan makna sebenarnya yang terdapat dalam novel. Sedangkan makna denotasi atau
denotative merupakan kalimat yang memiliki kata yang maknanya sesuai dengan makna yang
sebenarnya. Makna konotatif dan denotasi berhubungan erat dengan kebutuhan pemakai Bahasa.

Dari hasil penelitian di atas dengan jelas adalah novel KALA terdapat makna konotatif yang
membuat suasana dalam cerita. Terdapat juga makna konotatif, yang bertujuan untuk memperindah kata
dalam karya sastra. Karya sastra tidak membosankan karnaa terdapat kata kiasan.
Simpulan dan Saran
A. Simpulan

Berdasarkam hasil analisis data di atas, maka ditetapkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Bentuk gaya Bahasa personifikasi yang terdapat dalam Novel KALA Karya Stefani Bella dan
Syahid Muhammad yaitu sebanyak 30 data, masing-masing data gaya personifikasi dalam
Novel KALA Karya Stefani Bella dan Syahid Muhammad menggambarkan latar, Tindakan
dan alur cerita
2. Makna Gaya Bahasa personifikasi yang terdapat dalam Novel KALA Karya Stefani Bella dan
Syahid Muhammad yaitu menciptakan nilai keindahan cerita dalam novel yang mengiaskan
benda-benda mati bertindak, berbuat, dan berbicara seperti manusia sehingga cerita dalam
novel lebih menarik dan indah.

B. Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian di atas maka yang menjadi saran-saran penulis dalam hal ini
adalah sebagai berikut:
1. Memberikan motivasi dan pengetahuan bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian
terhadap novel ini. Peneliti lain juga dapat meneliti novel ini dari unsur gaya Bahasa selain
personifikasi. Gaya Bahasa dalam novel ini berguna sebagai referensi peneliti selanjutnya dan
hasil penelitiaan dapat memberikan ilmu pengetahuan
Daftar Pustaka
Keraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Nazir Moh. 2003. Metode penelitian. Cetakan Pertama Penerbit Ghalia Indonesia Jakarta

The University of Airlangga Library

Kokasih. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya

Stefani, B, & Syahid M. (2017). KALA (Kita Adalah Sepasang Luka Yang Saling Melupa). Yogyakarta:
Gramedia

Novika, S. (2019, Februari). Analasis Gaya Bahasa Personifikasi Novel Jejak Kala Karya Anindita S.
Thayf. Medan : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Cetakan Keempat. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

https://www.pondok-belajar.com/2017/03/jenis-gaya-bahasa-dalam-penulisan-cerpen.html

Anda mungkin juga menyukai