Anda di halaman 1dari 15

MAKNA KESEDIHAN PEREMPUAN PADA CERPEN QALBU

IMRO’ATIN KARYA NAJIB KAILANI DAN LIRIK LAGU HATI YANG


KAU SAKITI KARYA ROSSA (KAJIAN SASTRA BANDINGAN)

Hanis Rahmah Arbaini1


1
Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
21201011016@student.uin-suka.ac.id1

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan persamaan dan perbedaan ungkapan isi
hati perempuan dalam dua objek material yang berbeda namun memiliki topik dan tema yang
sama yaitu tentang ungkapan kesedihan yang mereka alami. Penelitian ini termasuk dalam
jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan struktural dan sastra bandingan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik baca dan catat. Peneliti membaca
kedua objek yaitu cerpen dan lirik lagu kemudian mencatat persamaan dan perbedaan
ungkapan kesedihan yang dimunculkan di antara keduanya.Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kedua lagu tersebut memiliki kesamaan dan perbedaan. Kesamaan antara kedua yaitu
terletak pada segi emosional karakter atau sifat tokoh perempuan yang sabar di cerpen dan
tokoh perempuan yang menyanyikan lirik lagu tersebut sama-sama merasakan kesedihan
kekecewaan sakit hati. Perbedaan dari kedua lagu tersebut dapat dilihat dari latar tempat,
waktu atau periode.

Kata kunci: satstra bandingan, cerpen, lirik lagu, perempuan

PENDAHULUAN

Bahasa pada umumnya dengan bahasa sastra tentu memiliki perbedaan yang signifikan,
seperti yang telah kita ketahui bahwa bahasa sastra memiliki unsur keindahan atau sering
disebut dengan estetika. Sumardjo pernah berpendapat bahwa sastra merupakan ekspresi
fikiran yang dituangkan dalam bahasa, mungkin yang dimaksud dengan fikiran disini bisa jadi
tentang ide atau fikiran bahkan tentang perasaan seseorang dan semua kegiatan mental
manusia.1
Sastra juga merupakan hasil dari kesenian sehingga sastra bisa menambah
kebijaksanaan dan kearifan dalam kehidupan, oleh karena itu tidak heran jika sastra selalu
menarik dan menjadi pusat perhatian disetiap perjalanan hidup, di segala zaman, dan
diseluruh penjuru dunia. Kita sudah memasuki sejarah bangsa untuk menyelami apa yang
difikirkan dan dirasa-kan oleh manusia.2
Manusia menjadikan sastra sebagai perantara untuk mengungkapkan isi hati yang paling
dalam, oleh karena itu Holace pernah mengatakan bahwa sastra adalah dulce utile yang berarti
keindahan. Sastra bisa menjadi bahan untuk dijadikan sebagai pengalaman atau renungan
dalam hidup, karena sastra sejatinya bersifat tidak jauh dari kehidupan nyata yang benar-benar
terjadi, sehingga di dalam sastra kita bisa mengubah nilai-nilai tentang kehidupan, sosial,
budaya, dan kemanusiaan. Semua itu bisa kita temukan di dalam genre sastra seperti puisi,
prosa, dan drama. Semua karya sastra yang berhubungan dengan kehidupan tentu akan
diarahkan pada pengajaran bagaimana menggunakan media dan mengapresiasi sastra, dan

1
Yakob Sumarjo, Saini KM, Apresiasi Kesusastraan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 1997), h.2
2
B.Trisman Sulistiati Marthal. ena, Antologi Esai Sastra Bandingan Dalam Sastra Indonesia Modern

1
semua karya sastra yang mengungkap tentang nilai-nilai kehidupan tentu disesuaikan dengan
tema-tema yang terdapat di dalam karya sastra tersebut.3 Sastra yang baik adalah sastra yang
tidak terlepas dari fakta tentang kemanu-siaan, baik itu tentang suasana hati pengarang atau
bahkan tentang gambaran diri pengarang. Oleh karena itu munculnya karya sastra merupakan
hasil dari perenungan para pengarang terhadap fenomena kehidupan. Dengan demikian, sastra
juga merupakan inspirasi kehidupan yang dituangkan dalam bentuk estetika.
Kajian Sastra Bandingan merupakan salah satu studi sastra yang menarik sejak beberapa
tahun terakhir. Istilah Sastra Bandingan pertama sekali digunakan oleb Noel dan Laplace pada
tahun 1816 di Perancis dengan istilah Cours de Literature Compare, disusul oleh Abel
Francois Villemain dan Ampere pada tahun 1829 dengan istilah literature comparee.
Kemudian menjadi salah satu disiplin ilmu di Universitas Sorbonne yang diperkenalkan oleh
Joseph Texte pada tahun 1897. Hingga kini kajian ini dikenal ada dua aliran utama yakni
Perancis dan Amerika. Pada awalnya kajian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana saling
pengaruh satu karya sastra dengan karya sastra lainnya. Setelah berkembang di Perancis dan
Eropa, Sastra Bandingan pun sampai ke Amerika. Sekitar tahun 1930an kajian ini mulai
dikenal di Asia. Di Indonesia, studi Sastra Bandingan mulai menyebar di tahun 1980an, dan
Harry Aveling sudah mengajarkan Sastra Bandingan di Universitas Indonesia di sekitar tahun
1970.
Di Amerika, esensi dan batasan-batasan pengkajian Sastra Bandingan mengalami
pergeseran. Jika menengok ke aliran Perancis awal, Sastra Bandingan, hanya membolehkan
pengkajian karya sastra dengan jenis karya yang sama dan setara. Sejenis dan setara yang
dimaksud misalnya puisi dengan puisi, cerpen dengan cerpen, naskah drama dengan naskah
drama, dan seterusnya. Meskipun pada akhirnya hal ini juga mengalami perkembangan
melalui berbagai terobosan, misalnya puisi dengan novel, drama dengan roman dan begitu
seterusnya.
Sedangkan versi aliran Amerika menganggap pengkajian Sastra Bandingan seharusnya
tidak sebatas itu saja, Kajian Sastra Bandingan tidak melulu dipersempit. Dengan alasan itu,
aliran ini pun memperkenalkan pengkajian perbandingan karya sastra dengan disiplin seni
lain, misalnya puisi dengan lukisan, puisi dengan patung, puisi dengan seni arsitek bahkan
cerpen dengan lirik lagu seperti yang akan dikaji peneliti.
Sedikitnya aliran Perancis tidak menerima kemunculan aturan Sastra Bandingan versi
Amerika ini. Mereka menyebut aliran Amerika telah menjadikan Sastra Bandingan
kehilangan isi dan tujuan pengkajiannya sendiri. Dari sana, dalam penyebaran ilmu ini,
setidaknya dianut dua aliran, yakni Perancis dan Amerika. Aliran Perancis dianggap sebagai
aliran klasik, sedangkan aliran Amerika dipandang sebagai aliran yang lebih modern.
Penelitian kali ini menggunakan metode studi bandingan aliran Amerika pada salah satu
karya klasik yaitu cerita pendek yang berjudul Qalbu Imro’atin atau dalam terjemahan
bahasa Indonesia ‗Hati Perempuan‘ karya Najib Kailani sastrawan tersohor dari Timur
Tengah dengan karya yang sudah terbilang sangat modern yaitu lagu yang tidak asing lagi
sering dikumandangkan disetiap backsong drama maupun sinetron Indonesia oleh Diva
terkenal Indonesia, yaitu Rossa dengan judul Hati yang kau sakiti.
Meski bukan diangkat dari kisah nyata hidupnya, tetapi ingatan Rossa dibalik kisah lagu
Hati yang Kau Sakiti tak dapat ia lupakan seumur hidupnya. Hal menyedihkan itu terjadi
ditengah rangkaian album bertajuk Rossa, sebelum dirinya naik panggung dan menyanyikan
lagu Hati yang Kau Sakiti. Rossa membongkar kisah pahit di balik promosi lagu hits-nya Hati
Yang Kau Sakiti pada 2009 silam. Lagu itu dipromosikan di tengah kasus perceraiannya
dengan sang mantan suami Yoyo Padi. Perempuan bertubuh mungil itu mengaku sedang
melakukan konser di Kuala Lumpur, Malaysia, saat mendapatkan kabar soal gugatan cerai.

3
Esti Ismawati, Pengajaran Sastra, (Yogyakarta: Ombak (Anggota IKAPI) 2013) h.3

2
Dalam konser itu Rossa juga tengah mempromosikan lagu Hati Yang Kau Sakiti. Namun
sesaat sebelum penampilannya di atas panggung, ia mendapatkan panggilan telepon dari sang
pengacara soal berkas kasus cerainya yang sudah sampai ke pengadilan. Isi lirik lagu yang
dinyanyikannya mencurahkan segala hal yang terjadi saat itu bukti bahwa suara hati
perempuan

Beralih pada objek yang material lain yang akan dibandingkan, Cerpen sebagai karya
sastra merupakan ungkapan perasaan sastrawan tentang hasil evaluasinya mengenai fenomena
kehidupan.4 Sastra merupakan salah satu bentuk seni yang indah dalam menggambarkan
peristiwa kehidupan baik kisah suka atau duka, harapan atau kepedihan yang mendorong
pengarang untuk mengungkapkan kembali dengan ungkapan yang dalam, simbol yang
bermakna, dan imajinasi yang halus. Sesuai dengan Salah satu konflik keluarga di wilayah
Timur Tengah, tepatnya di Mesir, telah diabadikan oleh Najib Kailani dalam cerpennya yang
berjudul Qolbu Imro‘atin (Hati seorang Perempuan). Ceritanya dirangkai dalam konteks
sastra yang sufistis, islami, religius, dan profetis. Ada dua tokoh yang samasama berkarakter
kuat. Namun tokoh seorang istri yang protagonis disini sebagai fokus penelitianya karena dia
menjadi korban dari tindak keantagonisan suaminya , mereka sudah hidup berdampingan
sekian lama mendambakan seorang anak yang tak kunjung hadir di keluarga kecilnya tapi
karena karena sifat suami yang berperan agresif, egois hingga emosional selalu diterimanya
akhirnya selalu timbul kesedihan dan kesakit hatian yang terus dirasakan sebagai seorang
perempuan.

Setelah diperhatikan lebih dekat, kedua objek tersebut memiliki kesamaa tema yang
ditonjolkan merupakan bentuk cerminan kehidupan manusia yang sesuai dengan hakikat
karya sastra. Hal ini dikarenakan permasalahan yang menjadi topik atau tema dalam isi kedua
karya tersebut merupakan fenomena yang sama-sama terjadi dan dialami para tokoh yang
berkaitan. Walaupun berbeda periode kehadiran kedua karya tersebut tidak terlepas dari
lingkungan kehidupan si pengarang. Melalui cerpen dengan ungkapan pengarang melalui
tokoh perempuan dan lirik lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi perempuan tersebut sama-
sama ingin berkomunikasi kepada pembaca maupun pendengar melalui bahasa ataupun kata-
kata yang terkandung, keduanya berusaha untuk menampilkan keadaan isi hati dan pesan
tersirat yang dialami seorang perempuan.

Sebagai bagian dari karya sastra, kesamaan tema dari kedua objek tersebut bukanlah
suatu bentuk plagiasi. Suatu karya sastra hadir karena adanya karya yang hadir sebelumnya
sebagai dasar untuk penciptaan karya sastra yang baru. Dari karya sastra sebelumnya,
pengarang melengkapinya ke dalam cerita yang dibuat baru. Ratna (2013:177) menyatakan
bahwa kehadiran suatu teks tidak ada yang benar-benar asli, tanpa dipengaruhi kehadiran
teks-teks yang lain. Pengarang akan mengambil komponen-komponen dari karya sastra yang
sudah ada tersebut, kemudian ketika menyusun suatu lirik pengarang akan memasukkannya
ke dalam lirik yang ia tulis. Dengan diberi balutan warna yang lebih menarik maka akan
menjadikan suatu karya terlihat utuh yang berbeda dengan karya yang sudah ada sebelumnya.
Karena tidak dan belum tentu semua pengarang terinspirasi dari karya sastra yang sudah ada.

METODE

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode perbandingan, metode ini


membandingkan dua karya sastra berbeda untuk menemukan persamaan dan perbedaan dari

4
Aziz, Abdul. 1405. Al-Adab al-Arabiy wa Ta>ri>khuhu. Arb Saudi: Wizarah al-Ta‘lim.h.9

3
dua karya sastra tersebut. Pada penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data primer.
Data primer adalah data yang berkaitan langsung dengan karya yang dikaji, yaitu salah satu
judul antologi cerpen Najib Kailani ―Qolbu Imro‘atin‖ (dari buku antologi cerpen berjudul Al
Kabuus atau Halusinasi) berjumlah 181 halaman namun cerpen yang dipilih berjumlah 9
halaman. Data primer kedua lirik lagu Rossa – Hati Yang Kau sakiti pada albumnya yang
dirilis pada tahun 2009 diamil dari youtube.

.Kegiatan awal yang dilakukan yaitu membaca cerpen dan lirik lagu secara heuristik
setelah itu membaca secara hermeneutik. Langkah ini bertujuan untuk mengungkap makna
tersirat secara keseluruhan dibalik kedua objek tersebut. Kemudian langkah yang terakhir
yaitu membandingkan gaya bahasa dan ungkapan antara kedua objek tersebut. Penyajian data
akan dilakukan dalam bentuk deskriptif atau uraian (baik persamaan maupun perbedaannya).

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Cerpen Qolbu Imro‘atin (‗Hati Perempuan‘ dialihbahaskan oleh Prof. Zuriyati)

Cuaca duka dan murung menyelimuti rumah itu.

Sebuah rumah yang semula tenang dan nyaman. Kehidupan

yang indah yang selalu membukakan lembaran cinta dan

harapan, tawa dan canda. Hari itu, Salim datang sambil

berteriak dengan nada marah. Dia dekati istrinya "Laila"

lalu dikritik dan dihina dengan kata-kata yang pahit. Pada

hal selama ini, sudah lebih setahun mereka bersama-sama

menjalani hidup dengan penuh kemesraan, mimpi-mimpi

indah, kerinduan, cinta dan kenangan manis. Mereka punya

yang berlimpah, punya villa yang megah, pendingin

ruangan, perabotan rumah yang serba mewah dan tiga

orang pembantu. Tapi dengan sekejap mata tragedi datang

merenggut kemesraan mereka karena ada sesuatu yang

harta tidak mereka miliki yaitu..., anak. Sore itu Salim berkata

dengan wajah cemberut.

―Kita seperti bumi yang mau rubuh‖.

"Oh..., dalam masalah itu kita tidak berdaya sedikitpun.

Dokter mengatakan bahwa kau dan aku tidak apa-apa.

2
Tidak ada di antara kita yang perlu diobati".

Salim langsung berdiri dan berteriak histeris seperti orang

tertusuk panah beracun.

"Hasil pemerikasaan dokter menyalahkan aku".

"Kita harus sabar, ya Salim".

"Aku tidak mau dikatakan seorang laki-laki lemah. Selama

ini aku mampu mendapatkan apa saja yang aku inginkan.

Selalu".

Dia berusaha menentramkan kekesalan Salim sebagaimana

dia berusaha membangkitkan harapan yang telah mati di

hatinya. Dia berpikir bahwa persoalan itu mudah selama

belum ada larangan untuk melahirkan. Semuanya perlu

proses dan waktu. Sejenak dia betul-betul berpikir tentang

proses hujan yang turun dari langit yang ditutupi awan

hitam. Bagaimana hujan itu bisa membasahi bumi yang

gersang, bagaimana air merambat keseluruh permukaan

tanah, lalu menguap dan membangunkan aneka tumbuh-

tumbuhan. Tidak lupa pula bunga-bunga tersenyum,

berkembang menyemarakkan seluruh alam. Dia tersentak

dari lamunannya dan berkata:

"Ketika padang pasir menghijau ya Salim, aku merasa

benar-benar hidup, harapan yang indah bernyanyi di

kalbuku dan kegembiraan mengusir airmata duka".

Salim menyangkal apa yang dimaksd oleh isterinya.

Dia memalingkan tubuhnya untuk mengisi gelas kemudian

langsung meminumnya sekali teguk. Kemudian kembali ke

3
arah isterinya sambil berkata.

"Aku harus punya anak, harus".

"Dan bagimana dengan aku? Terus terang, aku hanya

mencintaimu sementara kau masih memikirkan perempuan lain".

[12.53, 26/12/2022] Hanis: Dia kembali meneguk air dan berkata dengan marah.

"Perempuan mandul tak obahnya pohon yang tak berbuah.

Hanya api yang pantas untuknya. Dia harus dibakar".

Hatinya hancur mendengar kata-kata suaminya yang tak

wajar ditujukan kepada seorang istri.

"Kalau begini, berarti bahtera hidup kita selama ini hanya

merupakan suatu kebohongan".

"Aku tidak tahu. Yang aku tahu Natur hamil bahkan setiap

tahun memperoleh anak. Aku bisa gila. Di mana keadilan?

Aku harus lepas dari belenggu ini".

Laila tidak bodoh menangkap ujung pembicaraan

suaminya. Memang demikian tabiat laki-laki pada

umumnya. Dia pasti memikirkan perempuan lain.

Dugaannya tepat sehingga kemarahan pun memaksa dia

untuk berkata.

"Hal ini bukan tanggung jawabku sendiri, Salim".

"Kenapa tidak? Bukankah kau yang hamil dan melahirkan.

Mustahil aku bisa menggantikannya", jawab suaminya.

Dia mencoba menyembunyikan protes, bahkan dia

tidak ingin mengatakan apa-apa. Dengan perasaan terhina

dia pergi ke dapur. Demikianlah hari-hari yang berat dan

melelahkan berlalu dan sekian lama pula dia seperti anak

4
kecil yang tak berdaya. Dia dituduh berbuat dosa yang sama

sekali tidak pernah dilakukannya. Tak obahnya orang yang

suci digantung di tiang gantungan. Tekanan batinnya makin

hari, makin parah.

Suaminya menghabiskan harinya di kantor. Sepulang

dari kantor, dia menghempaskan badan ke kasur dan

tenggelam dalam tudur nyenyaknya sampai pagi. Bahkan

sering pula dia pulang ke rumah sudah larut malam dalam

keadaan mabuk dan bicara tak karuan. Hampir setiap

malam dia begadang. Caci makinya pun sudah menyimpang

kian kemari. Apa saja yang dilakukan Laila selalu jadi objek

kemarahannya mulai dari baju tidur, ikat rambut sampai dandan wajahnya.

Pada hal dulu, semuanya itu membuat

dia terpesona dan senang.

Bukan hanya rasa sepi dan hampa yang

ditanggungnya, tapi perlakuan zalim dan hina yang lebih

membunuhnya. Tapi apapun yang terjadi, Laila selalu

berupaya mati-matian untuk membunuh semua perasaan

marahnya. Dia ingin menjaga betul-betul kesucian hati dan

cinta kepada suaminya. Caranya adalah dengan selalu

mengingat kenangan manis dan kemesraan yang pernah

mengisi hidup mereka. Dia senantiasa menanamkan dalam

dirinya bahwa suaminya tidak bersalah dalam kasus ini.

Wajar saja bila setiap laki-laki mendambakan punya anak

apa lagi keberadaan anak merupakan sunnah kehidupan.

Anak merupakan sumber kebahagiaan dan kepuasan jiwa.

5
―Malang nasib Salim. Aku harus memaafkannya. Aku harus

menutupi kesalahannya", kata Laila dalam hati.

Air matanya berlinang. Ditatapnya langit-langit

kamar dengan sedih dan bisu sambil membisikkan seribu

doa. Kemudian dia melihat ke luar jendela untuk menatapi

langit yang tinggi, padang pasir, hujan sambil menghirup

udara yang segar dan harum.

Suatu pagi Salim mengatakan bahwa dia akan pergi

ke Syiraz selama dua minggu untuk urusan bisnis. Laila

melepasnya dengan doa selamat. Dia sangat bahagia dengan

kesempatan emas ini. Dia akan berkonsultasi dengan semua

dokter selama suaminya pergi. Dia mau melakukan

bahkan sesuatu yang mustahil sekalipun. Rencananya itu

adalah demi mendapatkan anak dan demi kebahagiaan sang

suami. Dia ingin agar hidup yang gelap ini kembali indah

sebagaimana yang dialami oleh penganten remaja. Dia sibuk

apa saja kian kemari, dari satu klinik ke klinik lain, dari

yang benar-benar dokter sampai ke dokter palsu. Semua pintu dokter

sudah di ketuknya. Terakhir dia pergi ke dokter tempat

suaminya berkonsultasi juga. Dokter itu tidak tahu

sedikitpun bahwa perempuan yang sedang diperiksanya

adalah istri Salim. Setelah melakukan beberapa jenis

pemeriksaan yang berhubungan dengan kehamilan, dokter

itu berkata:

"Saya pastikan anda sehat dan tidak mandul. Tinggal

pemeriksaan suami anda".

6
"Tapi anda sudah memeriksanya, Dok", jawab Laila.

"Siapa suamimu"?

"Salim".

Wajah dokter pucat seketika. Dengan sedikit gemetar dan

heran dokter berkata, "Tapi dia tahu"?

Perasaan Laila bukan main sedihnya. Dia bangkit

dari tempat duduknya dan sambil memegang tangan dokter

dia meratap sambil bertanya.

"Tahu apa"?

"Dia tidak bercerita padamu"?

"Dia bercerita bahwa..."

Dokter memotong ucapannya, "Dari hasil pemeriksaan, dia

yang mandul dan tipis harapan untuk bisa diobati".

Laila terhenyak kembali di kursinya. Keringat mengalir di

keningnya dan dia terus menangis".

"Mustahil... mustahil".

Dokter mengusap punggungnya dengan terharu,

sementara tangannya yang satu lagi mengusap jambangnya

yang putih sambil berkata:

"Kita harus ridha dengan ketentuan Allah. Kau tidak

bersalah, suamimu pun tidak bersalah".

Laila berkata sambil menghapus air matanya.

"Tapi dia ingin menikah lagi dengan perempuan lain".

Dokter tersenyum dan berkata:

―Saya ingin bertanya sejujurnya. Mengapa kau harus

berbuat zalim dan hina kepada suamimu dengan perasaan

7
cemburumu itu? Pada hal kau adalah perempuan yang

berhati tulus selama ini. Rahasiakan kata-kataku ini".

Laila sedikit merasa lega mendengan ucapan dokter.

Apakah memang ini hanya suatu kecemburuan yang tidak

beralasan? Dia berusaha mengembalikan ke dalam jiwan

rasa kepercayaannya yang telah hilang. Beban berat seperti

hilang dari punggungnya. Dia kasihan kepada suaminya

yang senantiasa menyembunyikan kekurangannya di balik

gelas dusta dan api kemarahan. Kemudian tergambar

kembali dalam ingatannya kisah hujan di musim semi.

Hujan turun menyirami tanah yang gersang membuat

bunga-bunga tersenyum riang dan dedaunan hijau

membentang. Air matanya terus berderai.

Dua minggu kemudian Salim pulang. Laila

menerima kedatangan suaminya dengan penuh kerinduan

dan cinta. Ketulusan hati dan hangatnya pertemuan ternyata

juga dirasakan oleh sang suami sehingga dia berkata:

"Jangan sedih! Sesuatu harus terjadi Aku telah menikah dan

sekarang kau boleh pilih, tetap bersamaku atau"?

Dengan perasaan sangat terkejut namun dengan

wajah tenang dihadapinya kenyataan pahit itu tanpa

gemetar. Ketegarannya semakin nyata

tatkala dia

memberikan jawaban, "Aku akan tetap bersamamu"!

Jawaban Laila itu justru membuat Salim kembali marah.

Bukan jawaban itu yang diinginkannya. Dia menginginkan

8
agar istrinya segera keluar rumah dan meninggalkannya

selama-lamanya. Tapi jauh di lubuk hati Salim, ada rasa

kagum terhadap sikap istrinya yang luar biasa itu. Dia tahu

bahwa istrinya masih bangga dengan keangkuhan-

keangkuhan dan keperibadiannya. Di samping itu dia juga

tahu bahwa istrinya tidak menginginkan ada perempuan

lain dalam kehidupannya. Begitulah, meski pun dia

merupakan perempuan asing di hati suaminya, namun tidak

terbersit dalam benaknya untuk membunuh atau untuk

mengobarkan api dendam. Salim masih berteriak seperti

orang bodoh:

"Baik. Trimalah kenyataan yang pahit ini dengan ikhlas

tanpa gelisah".

"Aku akan setia padamu selama-lamanya", jawab Laila.

"Itu tidak penting. Itu sudah jelas. Tak mungkin kau mampu

menolaknya karena kau perempuan", kata selim dengan

lantang.

Ucapan Salim yang terakhir ini kembali membakar

relung hatinya. Dia merasa dirinya hanya seekor nyamuk

yang tak berdaya atau sosok makhluk yang tak berharga.

Tapi tetap saja dia memilih kepasrahan dan kesabaran.

Biarlah suaminya berbuat kegilaan dengan menginjak-injak

harga dirinya, benci dan jijik melihatnya, akan tetap

diterimanya dengan rendah hati. Ikhlas adalah jalan terbaik,

karena memang itulah yang diinginkan setiap laki-laki.

Selanjutnya Salim bebicara dengan suara rendah tapi isinya

9
tetap saja menyakitkan.

"Saya belum putus asa. Untuk mendapatkan anal tidaklah

sulit. Banyak manusia di dunia ini yang telah

melakukannya".

Untuk kesekian kalinya hatinya kembali tersayat-

sayat. Yang dia rindukan adalah kata-kata penyesalan yang

keluar dari mulut suaminya, bukan kata-kata kasar dan

prilaku yang menyakitkan. Dengan air mata berlinang, dia

dekati suaminya, dia rangkul dengan penuh kemesraan.

Dengan pandangan yang dalan dan tajam, suaminya

berkata:

"Aku tak henti-hentinya mengujimu"

"Aku tidak merasa diuji".

Dipegangnya suaminya erat-erat dan bergantung dibahunya

sambil melanjutkan kata-katanya,

"Aku sudah tahu semuanya".

"Apa", kata Salim dengan heran.

"Kau bagiku adalah sebagai suami, saudara dan anak".

Hati Salim berdebar gelisah dan mukanya terlihat

pucat:

"Apa maksudmu"?

Laila ingin meneriakkan kebenaran tapi tidak tega

membeberkan keangkuhan laki-laki, suka minuman keras

dan tabiat suaminya yang tidak pantas selama in. Sekarang

di depan matanya yang terlihat adalah seorang suami

merana, sedih, putus asa dan tak berdaya. Dengan jujur dia

10
ikrarkan kata hatinya sebagai bukti cintanya yang murni.

"Meskipun kau mau menikahi perempuan yang ketiga atau

keempat aku tidak akan keluar dari sini. Semoga pada suatu

hari kelak, Allah mengobati penyakit mandul di antara kita".

Salim mendekap istrinya untuk memberikan ciuman

dan saat itulah ketentraman mengisi hatinya. "Apa kau kira

aku bisa menikah dengan orang lain? Ini hanya menguji

sejauh mana kesetiaanmu setelah kau tahu bahwa akulah

yang mandul". Laila tertawa dalam linangan air mata...

Lirik Lagu Rossa – Hati Yang Kau Sakiti

Jangan pernah katakan bahwa cintamu hanyalah untukku

Karena kini kau telah membaginya

Maafkan jika memang kini harus kutinggalkan dirimu

Karena hatiku slalu kau lukai

Tak ada lagi yang bisa ku lakukan tanpamu

Ku hanya bisa mengatakan apa yg kurasa

Ku menangis... membayangkan

Betapa kejamnya dirimu atas diriku

Kau duakan cinta ini

Kau pergi bersamanya

Ku menangis... melepaskan

Kepergian dirimu dari sisi hidupku

Harus slalu kau tahu

11
Akulah hati yg telah disakiti

Maafkan jika memang kini harus kutinggalkan dirimu

Karena hatiku slalu kau lukai

Tak ada lagi yang bisa ku lakukan tanpamu

Ku hanya bisa mengatakan apa yg kurasa

Ku menangis... membayangkan

Betapa kejamnya dirimu atas diriku

Kau duakan cinta ini

Kau pergi bersamanya

Ku menangis... melepaskan

Kepergian dirimu dari sisi hidupku

Harus slalu kau tahu

Akulah hati yg telah kau sakiti

Ku menangis...

Harus slalu kau tahu

Akulah hati yang telah....

Kau sakiti...

12
Pembahasan menjadi aspek terpenting dari keseluruhan bagian penelitian dan
selayaknya diberi ruang paling besar. Pembahasan berisi pemaknaan hasil penelitian yang
telah diuraikan. Apa makna analisis data yang telah dihasilkan pada bagian hasil? Bagian
pembahasan ini merupakan bagian terpenting dari artikel sehingga penulis diminta
memberikan pembahasan yang lengkap dan jelas.
Pembahasan harus menunjukkan kebaruan dan temuan signifikan dari penelitian yang
dilakukan. Pembahasan dilakukan dengan (1) menafsirkan temuan-temuan penelitian, (2)
mengintegrasikan temuan dalam struktur ilmu pengetahuan, (3) mengungkap temuan-temuan
baru (teori baru atau modifikasi teori yang sudah ada), dan (4) penjelasan implikasi temuan
secara teori dan praktis.
Gunakan hasil penelitian terbaru dari sumber jurnal terutama dari Mahadaya: Jurnal
Bahasa, Sastra, dan Budaya edisi sebelumnya maupun jurnal yang lain untuk membahas
temuan penelitian. Panjang paparan hasil penelitian dan pembahasan antara 50—60 % total
panjang artikel. Bagian pembahasan ditulis dengan Times New Roman 12.
Hal lain dalam penulisan naskah yang hendaknya dicermati.
Tata cara penyajian kutipan, tabel, gambar, ilustrasi, statistik, dan daftar pustaka
mengacu kepada Publication Manual of the American Psychological Association (edisi 6) dan
APA Style Guide to Electronic References. Manuscript berbahasa Indonesia ditulis dengan
mengacu kepada tata tulis dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

SIMPULAN
Bagian simpulan berisi temuan penelitian dan intisari hasil pembahasan. Tuliskan secara
padat temuan subtansial penelitian yang dilakukan. Kesimpulan harus didukung data dan
tidak bersifat spekulatif. Simpulan konsisten dengan tujuan/masalah yang dikaji.
Berikan rekomendasi tindak lanjut hasil penelitian dan penelitian lanjutan yang
diperlukan. Saran yang besifat common sense tidak perlu dituliskan. Jika diperlukan saran,
tuliskan secara spesifik.
Kesimpulan dipaparkan dalam bentuk paragraf. Panjang simpulan antara 5—10% total
panjang naskah.

REFERENSI
Sumber rujukan menggunakan pustaka mutakhir. Sumber rujukan minimal 80 % terbitan 10
tahun terakhir. Tuliskan hanya daftar pustaka yang dirujuk di sini dan pastikan semua
yang dirujuk di naskah terdaftar di daftar pustaka.
Rujukan yang diutamakan adalah sumber primer berupa manuscript dalam jurnal dan hasil
penelitian, termasuk skripsi, tesis, dan disertasi. Manuscript yang dimuat di jurnal
nasional terakreditasi atau jurnal internasional sangat disarankan/diprioritaskan untuk
dijadikan rujukan.
Tata cara penulisan daftar pustaka mengacu kepada Publication Manual of the American
Psychological Association (edisi 7) dan APA Style Guide to Electronic References.
Daftar pustaka ditulis dengan Times New Roman 12.
Penulis sangat disarankan untuk menggunakan perangkat lunak manajemen referensi untuk
menulis kutipan dan referensi seperti Mendeley, End Note, atau Zotero.

13

Anda mungkin juga menyukai