Anda di halaman 1dari 13

CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL AIR MATA CINTA KARYA SHINEEMINKA

Oleh

Wa Ode Fita1 dan Aris Badara2


pbsi.fkip.uho@gmail.com

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Halu Oleo
Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu, Kendari,

ABSTRAK

Citra Perempuan dalam novel Air Mata Cinta karya Shineeminka. Tujuan penelitian ini
adalah mendeskripsikan citra perempuan dalam novel Air Mata Cinta karya Shineeminka
berdasarkan pandangan feminisme. Jenis penelitian ini tergolong penelitian kepustakaan. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini
adalah data tertulis berupa teks novel yang memuat citra perempuan dalam novel Air Mata Cinta
karya Shineeminka. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan dua cara yakni teknik baca dan teknik catat. Data penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan tinjauan feminisme. Hasil penelitian dalam novel Air Mata Cinta karya Shineemika
yaitu citra diri dan citra sosial. Citra diri meliputi citra fisik dan citra psikis, sedangkan citra sosial
meliputi citra perempuan dalam keluarga dan citra perempuan dalam masyarakat. Gambaran Citra
ditinjau dari aspek fisik dalam novel ini digambarkan sebagai gadis yang cantik dan gadis dewasa.
Gambaran Citra ditinjau dari aspek psikis yaitu sebagai makhluk berperasaan dan berpikir. Citra
perempuan sebagai ibu rumah tangga mampu menjadi sebagai seorang ibu yang penyayang,
pekerja keras, serta mampu merawar anak-anaknya. Sebagai anak yang tidak terbatasi dan anak
yang menuruti keinginan orang tua walaupun sempat menolak. Sebagai istri yang bertanggung
jawab, istri yang menyayangi suami, istri yang baik. Citra perempuan dalam masyarakat yaitu
memiliki rasa peduli terhadap sesama, memiliki hubungan yang baik. Citra perempuan dalam
berpendidikan yaitu mampu menempuh pendidikan tanpa tekanan orang tua dan perempuan yang
mampu bersaing sebagai perempuan yang cerdas.

Kata Kunci: citra perempuan, novel, feminis

58 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 6 No.1, Edisi Januari 2021/e-ISSN: 2503-
3875/ http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
ABSTRACT

Citra Perempuan in Shineeminka's novel Air Mata Cinta. The purpose of this research is
to describe the image of women in the novel Air Mata Cinta by Shineeminka based on the view of
feminism. This type of research is classified as library research. The method used in this research
is descriptive qualitative method. The data in this study were written data in the form of novel
texts containing images of women in the novel Air Mata Cinta by Shineeminka. The data
collection used in this study was carried out using two methods, namely the reading technique and
the note taking technique. The research data were analyzed using feminism review. The results of
research in the novel Air Mata Cinta by Shineemika are self-image and social image. Self-image
includes physical images and psychological images, while social images include images of women
in the family and images of women in society. Image description in terms of physical aspects in
this novel is described as a beautiful girl and adult girl. Image description in terms of psychic
aspects, namely as feeling and thinking creatures. The image of a woman as a housewife is capable
of being a loving, hardworking mother and able to bargain for her children. As a child who is not
limited and a child who obeys the wishes of their parents even though they have refused. As a
responsible wife, a wife who loves her husband, a good wife. The image of women in society is
that they care about others, have good relationships. The image of women in education is that they
are able to take education without the pressure of their parents and women who are able to
compete as smart women.

Keywords: female image, feminist and novel,

59 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 6 No.1, Edisi Januari 2021/e-ISSN: 2503-
3875/ http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
1. PENDAHULUAN Dewasa ini sukar memberikan suatu
Kemajuan zaman yang semakin hari „‟gambaran‟‟ perempuan dan kepribadiannya
semakin pesat mem,buat manusia semakin secara bulat, karena sejak dahulu perempuan
menghadapi daya saing yang tinggi termaksud telah menampilkan dirinya dalam berbagai
perbedaan perempuan dan laki-laki yang cara. Terlebih-lebih penampilan itu ditujukan
bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan dan dalam sifat dan sikap terhadap masalah yang
yang bersifat bentukan budaya yang dipelajari dihadapinya antara lain perannya sebagai istri,
dan disosialisasikan sejak kecil. Pembedaan ini ibu, maupun sebagai anggota masyarakat.
sangat penting, karena selama ini sering sekali Salah satu ciri perbedaan perempuan pada
mencampur adukan ciri-ciri manusia yang masa kini dengan perempuan pada zaman
bersifat kodrati dan yang bersifat bukan Kartini adalah perempuan masa kini ingin,
kodrati (gender). Perbedaan peran gender ini bersedia, boleh dan bahkan diarahkan mengisi
sangat membantu kita untuk memikirkan dua perananya yaitu (1) berperan dalam rumah
kembali tentang pembagian peran yang selama tagga sebagai istri dan ibu, (2) berperan di luar
ini dianggap telah melekat pada manusia rumah. Namun, pada umumnya perempuan
khususnya perempuan dan laki-laki dalam digambarkan memiliki sifat pasrah, halus,
membangun gambaran relasi gender yang sabar, setia, berbakti, dan sifat yang lain,
dinamis dan tepat serta cocok dengan misalnya kritis, cerdas, berani menyatakan
kenyataan yang ada di masyarakat. Perbedaan pendiriannya.
konsep gender secara sosial telah melahirkan Novel Air Mata Cinta di terbitkan di Jawa
perbedaan peran perempuan dan laki-laki Barat oleh Bintang Media, cetakan pertama
dalam masyarakat. Secara umum “gender” pada November tahun 2018 dengan jumlah
diartikan sebagai perbedaan peran, tanggung halaman sebanyak 468 halaman. Novel Air
jawab, fungsi dan bahkan ruang tempat Mata Cinta ini adalah novel pertama dari
dimana manusia beraktivitas. Sedemikian sosok penulis Shineeminka. Perempuan yang
rupanya gender ini melekat pada cara pandang lahir di daerah Bogor, penulis ini sangat
kita, sehingga kita sering lupa seakan-akan hal mengidolakan Tereliye karena hampir semua
itu merupakan sesuatu yang permanen dan karya Tere Liye selalu berhasil membuat dia
abadi sebagaimana permanen dan abadinya termehek-mehek. Selain menulis novel Air
ciri biologis yang dimiliki oleh perempuan dan Mata Cinta Shineeminka juga menulis novel
laki-laki. lainya yang masih berkaitan dengan
Citra perempuan adalah gambaran atau perempuan. Setelah menjalani rute yang cukup
cerminan sosok perempuan yang merupakan panjang. Alasan peneliti memilih judul ini
makhluk yang sangat menarik. Citra yaitu karena kelaziman novel indonesia
perempuan sangat berkaitan erat dengan karya moderen tokoh perempuan selalu dicitrakan
sastra, secara gamblang banyak karya sastra sebagai perempuan yang tertindas terus-
yang menuliskan cerita tentang citra menerus oleh laki-laki atau tidak
perempuan sebab, perempuan merupakan diperbolehkan menjadi seorang pemimpim
aspek yang unik dan menarik untuk dibahas dalam berumah tangga, sedangkan dalam
dan ditulis dalam karya sastra. Karya sastra novel ini berbeda dalam novel ini perempuan
selalu menyediakan ruang terbuka pada setiap dicitrakan sebagai perempuan yang dibebaskan
objek yang diperbincangkan salah satunya menjadi seorang pemimpin dalam rumah
melalui novel. Novel merupakan salah satu tangga, perempuan yang menempuh
diantara bentuk sastra yang paling peka pendidikan, perempuan yang bisa berdiri
terhadap cerminan dan pencitraan bagi sendiri sehingga peneliti mengambil judul atau
masyarakat. Karya sastra banyak novel ini.
mengungkapkan persoalan kehidupan. Berdasarkan uraian latar belakang yang
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam telah dipaparkan sebelumnya, maka yang
kehidupan, baik yang menyenangkan maupun menjadi fokus permasalahan dalam penelitian
yang menyedihkan terungkap dalam karya ini adalah bagaimanakah citra perempuan
sastra. dalam novel Air Mata Cinta Karya

60 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 6 No.1, Edisi Januari 2021/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
Shineeminka berdasarkan pandangan berdasarkan aspek kebahasaan maupun aspek
feminisme? Tujuan dari penelitian ini makna. Estetik bahasa biasanya diugkapkan
adalah untuk mendeskripsikan tentang citra melalui aspek puitik atau poetic fungtion
perempuan dalam novel Air Mata Cinta Karya (surface structure), sedangkan estetik makna
Shineeminka yang berdasarkan pandangan dapat terungkap melalui aspek deep structure.
feminisme. Manfaat yang ingin dicapai dalam Novel adalah genre sastra dari eropa yang
penelitian ini seperti yang dikemukakan muncul dilingkungan kaum borjuasi di Inggris
sebagai berikut. dalam abad 18. Novel adalah produk
a. Sebagai bahan informasi bagi para peneliti masyarakat kota yang terpelajar, mapan, kaya,
lain yang akan melakukan penelitian lain cukup waktu luang untuk menikmatinya. Di
yang relevan. indonesia, masa subur novel terjadi tahun
b. Sebagai tambahan wawasan bagi para 1970-an, yakni ketika cukup banyak golongan
pembaca atau penikmat sastra mengenai pembaca wanita dari lingkungan menengah-
sosok seorang perempuan. atas terpelajar (Sumardjo, 1999: 12).
c. Sebagai sumbangan pemikiran tentang Waluyo (dalam Wicaksono, 2014: 68)
unsur feminisme bagi para peneliti yang novel merupakanbagian dari gendre prosa
relevan. fiksi. Berkaitan dengan pengertian pengertian
Sastra adalah ekspresi pengalaman mistis novel sebagai karya sastra berbentuk prosa
dan estesis manusia melalui media bahasa fiksi,. Novel termasuk fiksi (fiction) karena
sebagai kreativitasnya yang bersifat imajinatif novel merupakan hasil khayalan atau sesuatu
(Sehandi, 2016: 6). Aristoteles (dalam yang sebenarnya tidak ada. Selain novel ada
Pradotokusumo, 2005 :5) menyatakan bahwa pula roman dan cerita pendek.
bersastra merupakan kegiata utama manusia Membaca sebuah novel, untuk sebagian
untuk menemukan dirinya di samping kegiatan besar orang hanya ingin menikmati cerita yang
lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan, dan disuguhkan. Mereka hanya akan mendapat
filsafat. Karya sastra yang termasuk karya seni kesan secara umum dan samar tentang plot dan
peka tanggap terhadap kebenaran universal. bagian cerita tertentu yang menarik. Membaca
Fungsi penyair atau pengarang sastra bukan novel yang panjang yang baru dapat
untuk melukiskan apa-apa yang sungguh- diselesaikan setelah berkali-kali baca, dan
sungguh terjadi, melainkan apa yang mungkin setiap kali baca selesai beberapa episode, akan
terjadi. memaksa kita untuk senantiasa mengingat
Luxemburg (dalam Wicaksono, 2014: 8) kembali cerita yang telah dibaca sebelumnya.
menjelaskan beberapa ciri yang selalu muncul Pemahaman secara keseluruhan cerita novel,
dari defenisi-defenisi yang pernah dengan demikian, seperti terputus-putus,
diungkapkan, yaitu : dengan cara mengumpulkan sedikit demi
a. Sastra merupakan ciptaan atau kreasi sedikit per episode.
bukan pertama-tama imitasi. Novel merupakan sebuah totalitas yang
b. Sastra bersifat otonom (menciptakan bersifat artistik. Sebagai sebuah totalitas, novel
dunia sendiri), terlepas dari dunia nyata. mempunyai bagian-bagian, unsur-unsur, yang
c. Sastra mempunyai ciri koherensi atau saling berkaitan satu dengan yang lain secara
keselarasan antara bentuk dan isinya. erat dan saling mengganungkan. Secara umum
d. Sastra menghidangkan sintesa (jalan unsur-unsur tersebut terbagi dalam dua
tengah) antara hal-hal yang saling kelompok, yakni unsur instrinsik dan unsur
bertentangan. ekstrinsik (Nurgiyantoro, 2015: 29).
e. Sastra berusaha mengungkapkan hal yang Tema merupakan gagasan dasar umum
tidak terungkapkan. yang menopang sebuah karya sastra dan yang
Fananie (dalam Wicaksono, 2014: 10) terkandung di dalam teks sebagai struktur
merumuskan pengertian sastra adalah karya semantik dan yang menyangkut persamaan-
fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan persamaan atau perbedaan-perbedaan
luapan emosi yang spontan yang mampu (Nurgiyantoro 2013: 115). Kenny (dalam
mengungkapkan aspek estetik, baik yang Nurgiyantoro, 2013: 167) berpendapat bahwa

61 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 6 No.1, Edisi Januari 2021/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
alur sebagai peristiwa-peristiwa yang Booth (dalam Nurgiyantoro, 2015: 339)
ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat mengemukakan bahwa sudut pandang
sederhana karena pengarang menyusun merupakan teknik yang dipergunakan
peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan pengarang untuk menemukan dan
sebab-akibat. menyampaikan makna karya artistiknya, untuk
a. Tahap Penyituasian (Situasion) dapat sampai dan berhubungan dengan
Tahap penyituasian adalah tahapan yang pembaca. Dengan teknik yang dipilihnya itu
berisi pelukisan dan pengenalan latar dan diharapkan pembaca dapat menerima dan
tokoh cerita. Tahap ini merupakan tahap menghayati gagasan-gagasannya dan
pembukaan cerita. karenanya teknik itu boleh dikatakan efektif.
b. Tahap Pemunculan Konflik (Generating Didalam menelaah unsur instrinsik sebuah
Circumstances) novel, bahasa sebagai medium karya sastra
Tahap pemunculan konflik adalah suatu tidak dapat diabaikan. Karya sastra pada
tahap dimana masalah-masalah dan dasarnya adalah peristiwa bahasa. Ragam
peristiwa yang menyangkut terjadinya bahasa dalam novel bersifat khas, yaitu raam
konflik itu akan berkembang dan atau bahasa sastra Sugihastuti (dalam Rahima,
dikembangkan menjadi konflik-konflik 2015: 13). Gaya bahasa dapat ditinjau dari
pada tahap berikutnya. bermacam-macam sudut pandanganya. Ada
c. Tahap Peningkatan Konflik (Rising yang melihatnya berdasarkan non bahasa dan
Action) ada pula yang melihatnya dari segi bahasa itu
Tahap peningkatan konflik adalah tahap sendiri. Berdasarkan pengarang, masa,
konflik yang telah dimunculkan pada medium, subjek (pokok pembicaraan), tempat,
tahap sebelumnya semakin berkembang hadirin atau pembaca, dan tujuanya.
dan dikembangkan kadar intensitasnya. Sementara itu, berdasarkan segi bahasa, gaya
Peristiwa-peristiwa dramatis yang menjadi bahasa dapat dibedakan menurut pilihan kata,
inti cerita makin mencekam dan nada yang terkandung dalam wacana, struktur
menegangkan. Konflik terjadi secara kalimat dan langsung tidaknya makna.
internal, eksternal, ataupun keduanya. Penilaian adalah usaha menentukan kadar
d. Tahap Klimaks (Klimax) keindahan (keberhasilan) karya sastra yang
Tokoh adalah pelaku atau pemeran yang dikritik. Penentuan nilai suatu karya sastra
memerankan cerita. Watak atau karakter tokoh tidak dapat dilakukan secara semena-mena,
dilukiskan pengarang dengan cara langsung tetapi harus berdasarkan pada fenomena yang
maupun tidak langsung. Dalam cerita prosa, ada dalam karya yang akan dinilai, kriteria dan
ada bermacam-macam tokoh yang bertindak standar penilaian, serta pendekatan yang
sebagai pemeran cerita, antara lain tokoh digunakan, (Wiyatmi, 2012: 4)
utama, tokoh pembantu, tokoh protagonis, Secara etimologis feminis berasal dari
tokoh antagonis dan sejumlah jenis tokoh lain kata famme(women), berarti perempuan
yang mendukung cerita. Ada tokoh yang (tunggal) yang berjuang untuk
berperan penting ada yang sekadar berperan memperjuangkan hak-hak kaum perempuan
sebagai pelengkap cerita (Sehandi, 2018: 51). (jamak), sebagai kelas sosial. Dalam hubungan
Latar atau setting adalah tempat atau ini perlu dibedakan antara maled dan famel
waktu terjadinya cerita. Suatu cerita (sebagai aspek perbedaan pisikologis dan
hakikatnya tidak lain ialah lukisan peristiwa kultural).
atau kejadian yang menimpa atau dilakukan Ratna (dalam Sehandi, 2016: 191) Istilah
oleh satu atau beberapa orang tokoh pada feminisme berasal dari femme, femina, femella
suatu waktu disuatu tempat. Latar perlu (Latin) yang berarti perempuan. Istilah lain
dimunculkan dalam sebuah cerita karena untuk feminisme, antara lain gynotext (karya
peristiwa atau kejadian yang dialami oleh yang ditulis kaum perempuan), gynocritik
seorang tokoh cerita akan terjadi pada tempat, (kritik yang dilakukan kaum perempuan),
waktu, situasi dan keadaan tertentu pula. philogynia (kebencian kaum perempuan
terhadap kaum laki-laki). Faham feminisme

62 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 6 No.1, Edisi Januari 2021/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
lahir pada awal abad ke-20 yang dipelopori dengan sifat, status, posisi dan peranannya
oleh virginia woolf (1882-1941) melalui dalam masyarakat.
bukunya yang berjudul A Room For One‟s Djajanegara ( 2000: 51-52) mengatakan
Own (1929). bahwa sastra dengan pendekatan kritik sastra
Feminisme liberal menekankan feminis dapat dilakukan sebagai berikut:
pemikirannya pada individu, yaitu pentingnya a. Peneliti mengidentifikasi satu atau
kebebasan dan otonomi individu. Feminisme beberapa tokoh perempuan di dalam
ini menyuarakan persamaan hak antara pria sebuah karya yang dilanjutkan dengan
dan wanita. Feminisme ini beranggapan bahwa mencari kedudukan tokoh-tokoh tersebut
subordinasi wanita berakar dari keterbatasan di dalam keluarga atau masyarakat.
hukum dan adat yang menghalangi wanita b. Peneliti mencari tahu tujuan hidup tokoh
masuk ke dalam lingkungan publik. perempuan dari gambaran langsung yang
Feminisme radikal menganggap bahwa diberikan penulis.
perbedaan gender bisa di jelaskan melalui c. Peneliti harus mempehatikan pendirian
perbedaan bilogis dan psikologis laki-laki dan serta ucapan tokoh perempuan yang
perempuan. Feminis ini bertumpu pada bersangkutan. Apa yang dipikirkan,
pandangan bahwa penindasan terhadap dilakukan dan dikatakan. Akan banyak
perempua terjadi akibat sistem patriarki. memberikan keterangan tentang tokoh
Tubuh perempuan merupakan objek utama laki-laki yang memiliki keterkaitan
penindasan oleh laki-laki (Sugihastuti dan dengan tokoh perempuan yang sedang
Saptiawan dalam Diana, 2018: 82). diamati.
Feminisme marxis berpendapat bahwa Kajian citra perempuan merupakan suatu
ketertinggalan yang dialami wanita bukan jenis sosiologis yang menganggap teks sastra
disebabkan oleh tindakan individu secara dapat digunakan sebagai bukti adanya
sengaja, tetapi disebabkan oleh struktur sosial, berbagai jenis peranan perempuan. Perempuan
politik, dan ekonomi yang erat kaitanya di dalam kritik image of women, tidak
dengan sistem kapitalisme (Amal dalam dibicarakan sebagai subjek saja, melainkan
Rahima, 2015: 27). hubungannya dalam dunia medis, hukum,
Feminisme sosial muncul karena biologi, psikoanalitik, dan sebagainya (Udu,
ketidakpuasan terhadap feminisme marxis 2009: 36). Dengan demikian, kajian image of
yang mempermasalahkan kelas sosial tetapi women merupakan usaha interdisipliner yang
melupakan masalah gender yang hidup dalam menempatkan perempuan sebagai interteks
masyarakat. yang ditulis dalam hubungannya dengan
Analisis gender adalah suatu metode atau berbagai hal. Oleh karena itu, pembicaraan
alat untuk mendeteksi kesenjangan atau yang baik dalam mencitrakan perempuan
disparitasi gender melalui penyediaan data dan tergantung pada representasi yang dipilih
fakta serta informasi tentang gender yaitu data untuk mewakilinya. Pembicaraan ini
yang terpilih antara laki-laki dan perempuan menggunakan pemikiran feminis yang
dalam aspek akses, peran, kontrol dan mengklasifikasikan beberapa citra (Ruthuven
manfaat. Pengertian gender menurut Muhtar dalam Udu, 2009: 36).
(200), bahwa gender dapat diartikan sebagai Kajian mengenai fisik atau tubuh
jenis kelamin sosial atau konotasi masyarakat perempuan akan didasarkan pada pendapat
untuk menentukan peran sosial berdasarkan Foncault dan Goffman bahwa arti penting
jenis kelamin. Sementara Fakih (2008: 8) tubuh ditentukan oleh struktur sosial yang ada
mendefinisikan gender sebagai suatu sifat diluar jangkauan individu (Udu, 2009: 76)
yang melekat pada kaum laki-laki maupun artinya bahwa citra tubuh didalam masyarakat
perempuan yang dikontruksi secara sosial dan tertentu berhubungan erat dengan idiologi
kultural. yang dimiliki oleh masyarakat tersebut, karena
Istilah gender merujuk kepada perbedaan keberadaan tubuh diproduksi oleh wacana.
karakter laki-laki dan perempuan berdasarkan Sebagai makhluk individu, selain
kontruksi sosial budaya, yang berkaitan terbentuk dari aspek fisik, perempuan juga

63 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 6 No.1, Edisi Januari 2021/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
terbangun oleh aspek psikis. Ditinjau dari mampu memberikan pendidikan yang
aspek psikisnya, perempuan merupakan memadai secara intelektual dan karakter
makhluk psikologis, makhluk yang berfikir, (Yuwanto, 2014:2).
berperasaan dan beraspirasi (Sugihastuti dalam Jenis penelitian yang digunakan dalam
Udu, 2009: 92 penelitian ini adalah penelitian kepustakaan
Perempuan tidak bisa lepas dari (library research). Dikatakan penelitian
lingkungan sosial sekitarnya sebab perempuan kepustakaan karena kajian berupa data tertulis
tidak dapat lepas dari peran untuk melakukan dan kegiatan dalam mencari, mengunpulkan,
kegiatan di luar rumah yang biasanya disebut dan mendapatkan data-data yang diperlukan,
sektor publik. Peranan seseorang dalam umumnya dengan cara menelaah dan
masyarakat antara lain terwujud dalam menganalisis citra perempuan dalam novel Air
profesinya. Peran adalah bagian yang Mata Cinta Karya Shineeminka.
dimainkan oleh seseorang pada setiap keadaan
dan cara bertingkah laku untuk menyelaraskan 2. Metode Penelitian
diri dengan keadaan (Wolfman dalam Udu,
2009: 108). Metode yang digunakan dalam penelitian
Citra sosial wanita merupakan citra ini adalah metode deskriptif kualitatif.
wanita yang erat hubungannya dengan norma Dikatakan deskriptif karena dalam penelitian
dan sistem nilai yang berlaku dalam satu ini mendeskripsikan data berdasarkan
kelompok masyarakat, tempat wanita menjadi kenyataan-kenyataan secara objektif, sesuai
anggota dan berhasrat mangadakan hubungan dengan data yang ditemukan. Dikatakan
antarmanusia. Kelompok itu adalah kelompok kualitatif karena dalam penjelasan konsep-
keluarga dan kelompok masyarakat luas. konsep yang berkaitan satu sama lain
Dalam keluarga, misalnya wanita berperan dilakukan dengan menggunakan kata-kata atau
sebagai istri, ibu, dan sebagai anggota keluarga kalimat,
yang masing-masing peran mendatangkan bukan menggunakan angka-angka statistik.
konsekuensi sikap sosial, yaitu satu dengan Data yang digunakan dalam penelitian ini
lainnya saling berkaitan. Citra sosial wanita adalah data tertulis berupa teks novel, yang
juga merupakan masalah pengalaman diri, memuat citra perempuan dalam novel Air
seperti dicitrakan dalam citra diri wanita dan Mata Cinta Karya Shineeminka
citra sosialnya, pengalaman-pengalaman inilah Sumber data dalam penelitian ini adalah
yang menentukan interaksi sosial wanita sumber data tertulis dalam novel Air Mata
dalam masyarakat atas pengalaman diri itulah Cinta Karya Shineeminka yang diterbitkan
maka wanita bersikap termasuk kedalam oleh Bintang Media cetakan pertama tahun
sikapnya terhadap laki-laki. 2018 dan terdiri dari 468 halaman. Dalam hal
Citra perempuan dalam masyarakat ini, peneliti tidak terlepas dari buku-buku atau
tercakup pada citra perempuan dalam aspek literatur yang dianggap menunjang dan relevan
sosial, yaitu sikap yang mengekspresikan dalam penelitian ini.
kehidupan sosial perempuan. Sikap sosial Teknik pengumpulan data yang
adalah konsistensi individu dalam memberikan digunakan dalam peneltian ini yaitu
respon terhadap objek-objek sosial termasuk menggunakan teknik baca dan catat karena
terhadap laki-laki sebagai pasangannya (Udu, datanya yang berupa teks. Adapun langkah-
2009: 128). langkahnya yaitu membaca isi, keseluruhan
Feminisme mengajarkan kita betapa novel Air Mata Cinta karya Shineeminka
pendidikan merupakan suatu hal yang amat secara teliti dan berulang-ulang untuk
sangat penting bagi kaum perempuan. mengetahui isi keseluruhan novel dan hal-hal
Pendidikan yang dimiliki kaum perempuan yang berkaitan dengan citra perempuan pada
dapat dipergunakan sebagai modal dalam novel Air Mata Cinta karya Shineeminka.
mendidik anak-anaknya di dalam keluarganya Kemudian mencatat data-data yang diperoleh
kelak. Perempuan harus berpendidikan secara dari hasil bacaan citra perempuan.
intelektual dan juga secara karakter sehingga

64 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 6 No.1, Edisi Januari 2021/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
Data penelitian ini dianalisis berdasarkan ia kenal. Begitupun dengan Danang yang
pendekatan feminisme yaitu suatu pendekatan sudah menikahi perempuan lain bernama Inara
dalam studi sastra yang mengarahkan fokus Adinda Citra. Setelah resepsi, Danang
analisis pada perempuan. Adapun analisis dipersilahkan untuk menjemput istrinya tanpa
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berpikir panjang Danang langsung menuju
berikut: kekamar calon istrinya. Danang selalu dihantui
a. Mengidentifikasi data yang berhubungan oleh wajah Citra yang dicintai secara Diam-
dengan peran perempuan terdapat dalam diam, Danang membuka pintu dan sangat
novel Air Mata Cinta karya Shineeminka. terkejut setelah melihat pengantin
b. Klasifikasi, yaitu mengklasifikasi perempuanya ternyata Inara Adinda Citra
(mengelompokan data) peran perempuan wanita yang selama ini Danang cintai secara
berdasarkan jenis citranya. diam-diam. Keduanya saling terdiam tanpa
c. Mengkaji atau menganalisis, yaitu mengeluarkan suara Citra segera mencium
menafsirkan isi cuplikan yang diambil tangan Danang yang menjadi pengantin laki-
dari novel yang telah diidentifikasi dengan lakinya. Meraka dikaruniai tiga orang anak
kaitannya atau hubungannya dengan citra yang dimana anak laki-laki pertamanya
perempuan. meninggal dunia dan digantikan oleh
d. Interpretasi data, yaitu memberikan kehadiran anak laki-laki yang sedang Citra
gambaran secara umum tentang hasil kandung. Citra yang dulunya jauh dari kata
penelitian yang diperoleh, hal tersebut soleha setelah menikah dengan seorang Dokter
tampak pada kesimpulan peneliti. Danang ia tidak pernah meninggalkan aturan
islam. Citra sangat menikmati dirinya sebagai
3. HASIL PENELITIAN ibu rumah tangga dan masih berstatus pelajar.
Novel Air Mata Cinta karya Shineeminka Citra mencapai apa yang ia idamkan selama
merupakan novel yang mengambil latar di hidupnya, menjadi seorang Dokter dan seorang
Bandung. Novel Air Mata Cinta ditulis oleh penulis atas dorongan dari suami juga karena
pengarang bernama Shineeminka. Novel ini hobi membacanya. Novel Air Mata Cinta
menceritakan tentang kehidupan perempuan karya Shineeminka ini keseluruhannya
yakni Citra, Zahra, Salma, Umi, Uni rere, mengajarkan kita bagaimana arti dari sebuah
Aisyah, Neli, Desi, Riani, Flora, Bela, Nurul, perjuangan, kehidupan, dan keikhlasan dalam
Ayana, Mirna, Alia, Dela, Naila, Sari, hidup demi keluarga yang harmonis. Bahkan
Nathaniel, Naya, Weni, Laras, Nati, Delisha. dalam novel Air Mata Cinta karya
Tokoh yang difokuskan atau yang lebih Shineeminka digambarkan bagaimana tokoh
berperan aktif dalam novel Air Mata Cinta Citra tetap mejalani kisah hidupnya bersama
karya Shineeminka ini adalah Citra, Zahra, dengan lelaki yang ia cintai dengan sepenuh.
Naila, Desi, Nurul, Riani dan uak. Tokoh Gambaran tokoh Citra dari segi fisik
utama dalam novel ini adalah Citra. Novel air dapat dilihat dari segi penampilan (
mata menceritakan kisah seorang perempuan penampilan yang dapat dilihat secara kasat
yang tinggal di Jakarta untuk menyelesaikan mata) mulai dari gaya berpakaian, postur
studi kuliahnya. Di sisi lain, ada juga tubuh, dan penampilan secara keseluruhan
permasalahan yang harus dihadapi Citra dalam yang merupakan gambaran nyata bisa dilihat
menjalin sebuah hubungan. Citra merasa dari luar. Berdasarkan citra diri perempuan
tersakiti ketika mengetahui kekasihnya (Dion) dalam novel Air Mata Cinta karya
menghamili perempuan lain, yang merupakan Shineeminka difokuskan pada gambaran tokoh
teman kosnya sendiri. Hingga menyebabkan Citra.
sebuah pertengkaran antara Citra dan Dion Secara fisik Citra digambarkan sebagai
yang berakhir dengan kata pisah. gadis cantik. Hal ini terlihat dalam kutipan
Dengan seiring berjalanya waktu Citra berikut:
telah dijodohkan oleh orang tuanya tanpa “ Cantikan pake jilbab tahu, Cit. Muka
sepengetahuan dia, yang tanpa disadari kamu jadi terlihat lebih bercahaya.
ternyata calon suaminya adalah laki-laki yang Aurahnya keluar.‟‟ Pujian itu citra

65 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 6 No.1, Edisi Januari 2021/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
dapatkan dari Dela, sang pengantin yang kehidupan dalam keluarga. Hal ini disebabkan
sudah duduk manis disamping lelaki karena keluarga merupakan salah satu institusi
yang baru 3 hari lalu resmi jadi yang tidak terlepas dari institusi yang lebih
suaminya. besar. Oleh karena itu, perempuan dalam
“ Masa sih, mbak? Bukannya mukaku eksistensinya sebagai anggota keluarga dapat
malah aneh, ya, kalau make jilbab?” berperan aktif bagi terwujudnya keluarga yang
“Kata siapa?” harmonis.
“ Kata aku barusan,” Jawab Citra asal. Citra perempuan sebagai ibu rumah
Dela tertawa “Di antara semua pagar ayu, tangga yang akan dibahas adalah gambaran
kamu yang paling cantik. Saking mengenai tokoh Citra sebagai seorang ibu
cantiknya sampe beberapa temen Mas rumah tangga yang sangat menyayangi anak-
Ikhsan nanyain nama kamu ke Mbak,” anaknya. Hal ini terlihat pada kutipan.
bisiknya. Citra hanya tertawa mendengar “Tangisan Ibrahim membangunkan Citra
penuturan Dela. Setelahnya, ia berjalan dari tidurnya. Meskipun mata terasa
menghampiri saudara-saudaranya yang begitu berat, ia berusaha untuk tetap
lain. (Shineeminka, 2018: 66). terjaga. Dengan penuh kasih sayang, ia
Dari kutipan tersebut menggambarkan menyusui Ibrahim. Tangan sang putra
bahwa secara fisik Citra di gambarkan sebagai yang sudah sudah dapat mengepal,
gadis yang sangat cantik dilihat dari paras menggenggam jari telunjuk Citra. Rasa
wajahnya. Dari semua pujian yang Citra kantuk Citra sirna saat melihat mata
dapatkan tentunya berharap bisa membuat Ibrahim yang berbinar cemerlang
Citra termotivasi agar tetap terus mengenakan menatapnya. Wajah Ibrahim mirip sekali
jilbab sama seperti sepupu-sepupunya sampai dengan Danang, apalagi matanya. Kalau
seterusnnya. Namun, ia hanya membalasnya Citra memandang mata putra kecilnya
dengan senyuman tipis. itu, ia merasa sedang menatap mata
Perempuan sebagai makhluk individu, danang.
selain terbentuk dari aspek fisik, juga “Sudah kenyang sayang,?” tanya Citra. Ia
terbangun oleh aspek psikis. Ditinjau dari ikut tersenyum saat Ibrahim tersenyum,
aspek psikisnya, Citra digambarkan sebagai “Tidur lagi, ya, sama Kakak dan Abi.
makhluk yang berperasaan dapat dilihat pada Lihat Kakak sama Abi masih tidur.” Ia
kutipan berikut. melihat Danang dan Delisha yang masih
Citra terkekeh geli mendengar pertanyaan terlelap di tempat tidur. (Shineeminka,
Danang. Ia mematikan kompor lalu 2018:374).
berbalik sehingga bisa Dari kutipan tersebut menjelaskan peran
memandangnwajah kekasih halalnya Citra sebagai ibu rumah tangga yang
dengan jelas. menyayangi anaknya. Citra terbangun dari
“Kata sayang tidak akan cukup untuk tidurnya pada saat tengah malam walaupun
menggabarkan perasaanku padamu, matanya sangat kantuk dan Citra harus
Mas,” ucap Citra lembut. terbangun karena harus menyusui anaknya
Senyuman menghiasi wajah tampan yang tengah bangun walaupun mata terasa
Danang. Jawaban sang istri sungguh berat namun rasa kantuk Citra hilang seketika
membuat hatinya terasa begitu damai. melihat mata anaknya yang berbinar telah
(Shineeminka, 2018: 378). menatapnya.
Dari kutipan tersebut juga Masa depan seorang anak banyak
menggambrakan bahwa perempuan yang ditentukan lingkungan keluarga tempat ia
berperasaan. Citra yang memiliki rasa sayang dilahirkan dan dibesarkan streotipe-streotipe
terhadap suaminya sangatlah besar, rasa gender yang telah diperkenalkan sejak kecil
sayang Citra terhadap suaminya sudah tidak oleh masyarakat sekitarnya. Anak dapat
bisa diungkapkan dengan kata-kata. berperan dengan baik dalam masyarakat di
Sebagai seorang perempuan dewasa masa depan apabila ia mendapatkan dukungan
pemikiran perempuan tidak terlepas dari keluarga, ia besar dalam cinta dan kasih

66 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 6 No.1, Edisi Januari 2021/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
sayang. Pada masa kini seorang anak dituntut masyarakat dimulai dari hubungan antar
untuk sekolah setingggi mungkin, seperti yang pribadi, hubungan pribadi dengan masyarakat,
tergambar dalam novel Air Mata Cinta karya termasuk anggapan seorang perempuan
Shineeminka. Citra berperan sebagai anak terhadap kampungnya.
yang sedang menempuh pendidikan dan yang Hubungan antara Citra dan Zahra
dibebaskan oleh orang tuanya agar menempuh sangatlah baik. Zahra adalah istri dari seorang
pendidikan setinggi mungkin. Hal ini terlihat Dokter Ali sahabat Danang yang sama-sama
pada kutipan berikut. berjuang di salah satu kampus Jakarta. Zahra
“Jakarta makin panas aja, yah? Kok yang selalu ada untuk Citra pada saat senang
kamu betah sih tinggal di sini?” maupun sedih. Bahkan pada saat Citra putus
“Tuntutan hidup, ma. Kalau aja UI ada di dengan kekasihnya Zahra berusaha untuk
Bandung, bukan di Jakarta, aku menenangkan Citra. Hal ini terlihat dalam
pastikakan tetap tinggal di Bandung. kutipan berikut.
Kota indah sejuk nyaman, bukan kota Zahra menyeka pipi Citra. “Sudah,
balatak lagi panas,” jawabnya asal jangan nangis. Sayang air mata kamu
serauya meletakkan segelas air ves yang kebuang Cuma-Cuma. Dion nggak pantes
sudah dicampur dengan sirop rasa melon buat kamu tangisin.”
(Shineeminka, 2018: 97). “Tapi kamu juga nangis,” gerutu Citra. Ia
Dari kutipan tersebut menjelaskan bahwa pun menyeka pipi Zahra yang juga basah
Citra tidak terbatasi kehidupanya terutama oleh air mata.
untuk menempuh pendidikan setinggi “Kalau aku nggak apa-apa. Toh ini
mungkin, Citra tinggal hanya di indekos tangisan seorang sahabat untuk sahabat
walaupun susananya sangat panas dan jauh yang ia sayangi,” jawab zahra sambil
dari orang tua. tertawa>
Selain sebagai istri, perempuan juga “Makasih bangat, Ra. Kamu memang
dapat menjalankan peranannya sebagai sahabat terbaik aku.” (Shineeminka,
pendamping hidup suami dan anak-anaknya 2018: 40).
walaupun sedang dengan menempuh Dari kutipan tersebut menjelaskan bahwa
pendidikan, sebagai juru masak masak, hubungan antarpribadi Citra dan Zahra
sebagai guru untuk anak-anaknya di rumah. sangatlah baik. Zahra sangat baik dan sangat
Adapun peran Citra sebagai istri dalam novel peduli pada Citra. Ketika Citra menangis
Air Mata Cinta karya Shineeminka dapat Zahra juga ikut menangis karena tidak bisa
dilihat dalam kutipan berikut. melihat sahabatnya disakitin oleh laki-laki.
“Mas mau minum apa?” Zahra sangat sayang sama Citra sehingga ia
“Apa saja.? tidak bisa melihatnya bersedih, mereka selalu
“Marjan rasa melon mau?” saling menguatkan satu sama lainnya.
“Apa saja, sayang.” (Shineeminka, 2018: Selain pada Zahra Citra juga memiliki
195). hubungan yang baik kepada Nurul. Hal ini
Dari kutipan tersebut Citra menunjukan terlihat pada kutipan.
dan memperlihatkan tanggung jawabnya “Siapa Dokter Danang, Ra?” tanya
sebagai seorang istri untuk menjalankan Nurul.
perannya dalam rumah tangga yaitu dengan “Itu.... sahabatnya Mas Ali yang pernah
menyiapkan minuman untuk suaminya. Citra aku kenalin ke kamu dulu.”
mebuatkan air minum marjan rasa melon “Oh, yang orangnya sopat banget, ya?
untuk suaminya. Terus kalau ngomong bikin hati adem
Sebagai makhluk sosial, seseorang dengernya,” puji Nurul, mengingat
membutuhkan manusia lain. Demikian juga kembali sosok Danang.
dengan perempuan. Hubunganya dengan Citra menatap Nurul dengan pandangan
manusia lain dapat bersifat khusus maupun sulit untuk dimengerti. “Tumben kamu
umum. Tergantung pada sifat hubungan muji lelaki.”
tersebut. Hubungan manusia dengan

67 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 6 No.1, Edisi Januari 2021/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
Wajah Nurul bersemu merah. “Di-dia Citra perempuan dalam masyarakat novel
emang baik, Cit. A-ku ngomong apa ini berbicara tentang eksistensi perempuan
adanya.” yaitu Citra dilingkungan masyarakat. Dalam
“Eh kok kamu malah gugup sih?” goda novel Air Mata Cinta karya Shineeminka
Citra, membuat wajah Nurul semakin tokoh Citra yang terlihat kasihan pada nenek
memerah. “Kayaknya dia ada rasa nih yang menjual gorengan, Citra membayangkan
sama Dokter Danang.” (Shineeminka, pada dirinya sendiri bagaimana rasanya pada
2018: 91). saat ia menjual mulai dari pagi sampai sore
Dari kutipan tersebut menjelaskan bahwa namun, pembeli hanya sedikit apalagi sama
selain kepada Zahra Citra juga berhubungan sekali tidak laku. Hal ini terdapat pada
sangat baik dengan Nurul. Citra dan Nurul kutipan.
sedang mengombrol disuatu tempat, Citra “Nenek aku beli bakwannya tiga,
membuat Nurul merasa sangat malu oleh tempenya tiga, sama lontongnya empat ya.”
tingkahnya dengan membawa-bawa nama “Iya, Neng.” Dengan wajah penuh ramah,
Danang. nenek itu memasukkan bakwan, tempe,
Hubungan antara Citra dan Ali sangatlah dan lontong ke kantong kertas.
baik. Ali memiliki profesi seorang Dokter. Citra memberi selembar uang Rp50.000
Dokter Ali menegur Citra pada saat ketika pada nenek itu.
melihat sahabat istrinya sedang menuju pintu “Maaf, neng, ada uang kecil tidak?”
belakang. Hal ini terdapat pada kutipan Citra menggeleng
berikut. “neng, tunggu dulu, ya. Coba Nenek
“Citra, kamu mau kemana?” tukerin dulu uangnya ke tukang bubur
Langkah Citra terhenti saat berpapasan yang ada diseblah.”
dengan Ali, suami Zahra yang merangkap Citra mencegah nenek itu pergi. “Tidak
juga sebagai dosennya. usah, Nek. Kembalinyya buat Nenek
“Ma-mau beli siomay, Dok,” celetuk saja.”
Citra gugup. Ia merutuki kebodohannya. “Tapi Neng?”
Kenapa mesti bohong? Padahal jujur saja “Sudah, tidak apa-apa. Makasih ya, nek.”
kalau ia ingin pulang. Citra bergegas kembali naik dalam mobil
“Kamu lapar? Ini ada snack.” Ali (Shineeminka, 2018: 226).
menyodorkan kotak berisi snack yang Dari kutipan tersebut menjelaskah bahwa
memang disediakan untuk para ibu Citra yang berbuhungan dengan masyarakat
pengajian. sangatlah baik. Citra merasa kasihan pada
“Tidak, Dok, saya maunya makan nenek yang menjual gorengan dan Citra
siomay!” tolak Citra. “Kalau kamu mau membeli dengan tidak mengambil uang
siomay, tunggu saja. Kebetulan teman kembaliaanya. Nenek itu sempat mau
saya lagi beli siomay. Sebentar lagi pasti menukarkan uang Citra untuk kembalianya,
balik..” namun Citra mengahalangi nenek itu dan
“Tidak usah, Dok, biar saya beli sendiri.” pamit untuk pergi tanpa meminta uang
Citra menolak dengan sopan. kembalian.
“Ya sudah,” jawab Ali, akhirnya Dalam novel Air Mata Cinta karya
membiarkan Citra pergi. Citra tersenyum Shineeminka digambarkan pula perempuan
lebar lantas meninggalkan rumah Ali. dalam bidang pendidikan. Dimana perempuan
(Shineeminka, 2018: 8). mampu bersaing sebagai perempuan yang
Kutipan tersebut menjelaskan hubungan cerdas dan mampu menunjukan dirinya
Citra dan Ali sangatlah baik. Ali suami Zahra sebagai perempuan yang rela jauh dari
yang merupakan sahabat dekat Citra sendiri. keluarga demi mencapai pendidikan yang
Dokter Ali juga sahabat Danang yang sama- mereka inginkan. Citra dapat menyeselesaikan
sama menjalani tugas disalah satu kampus studi kuliahnya dan telah menjadi seorang
Jakarta. Dokter sekaligus sebagai seorang penulis. Hal
ini terdapat pada kutipan berikut.

68 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 6 No.1, Edisi Januari 2021/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
Beneran naskaku diterima, Mas?” tanya c. Citra perempuan dalam masyarakat pada
Citra. Ia tidak percaya saat membaca novel Air Mata Cinta karya Shineeminka
surel yang isinya tentang pemberitahuan memperlihatkan di dalam masyarakat
kalau naskanya diterima. tokoh utama Citra yang memiliki
Perjuangan dan kesabaran berujung hubungan baik dengan orang yang ada
manis. disekitrnya. Dia sangat peduli terhadap
Setelah itu, resmi sudah Citra memiliki orang lain.
dua profesi. Sebagai dokter dan d. Citra perempuan yang terakhir yaitu citra
penulis.Tiga tahun berlalu, sudah empat perempuan dalam pendidikan. Pada novel
karyanya yang dibukukan. Walaupun Air Mata Cinta karya Shineeminka
tidak best seller, itu sudah cukup untuk memperlihatkan menempuh sebuah
membagikan sebuah pemahaman yang pendidikan tanpa tekanan orang tua dan
baik bagi para pembaca yang setia perempuan yang mampu bersaing sebagai
menunggu setiap karyanya (Shineeminka, perempuan yang cerdas.
2018: 467). Berdasarkan hasil penelitian mengenai
Dari kutiapn tersebut Citra adalah wanita citra perempuan dalam novel Air Mata Cinta
yang mampu meraih dua profesi tanpa ada karya Shineeminka, dapat ditemukan beberapa
kata lelah yang ia jalani. Citra melanjutkan saran bagi berbagai pihak:
studi kuliahnya hingga meraih profesi seorang a. Bagi peneliti lebih lanjut
dokter setelah menikah. Citra melanjutkan Peneliti ini hanya dibatasi pada masalah
studi kuliahnya setelah menikah dan citra perempuan dalam novel Air Mata
mempunyai anak, namun tidak jadi Cinta karya Shineeminka menggunakan
penghalang buat Citra untuk tetap berkarya. Di kajian feminisme. Dalam peneliti ini
sisi lain Citra memiliki hobi membaca hanya membahas citra perempuan yang
sehingga mampu membuatnya sebagai dilihat dari citra diri perempuan, dalam
seorang penulis. keluarga, masyarakat, dan pendidikan.
Oleh karena itu, disarankan agar peneliti
4. SIMPULAN selanjutnya ruang lingkup kajian lebih
Berdasarkan dari uraian hasil penelitian diperluas lagi.
dapat diperoleh kesimpulan, yakni citra b. Bagi penikmat satra
perempuan dalam novel Air Mata Cinta karya Pembaca sastra dapat mengambil nilai-
Shineeminka sebagai berikut: nilai positif yang terdapat pada novel
a. Citra perempuan yang dikaji adalah citra untuk diaplikasikan dalam kehidupan
diri perempuan dari aspek fisik dan psikis. sehari-hari.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa secara fisik tokoh Citra REFERENSI
digambarkan sebagai gadis sebagai gadis Adi, Ida Rochani. 2011. Fiksi Populer:Teori
yang cantik dan gadis yang sudah dewasa. dan Metode Kajian. Yogyakarta: Pustaka
Dari segi psikis Citra digambarkan Pelajar
sebagai makhluk yang berperasaan dan Apriliyanti, Yuniar, dkk. (2018). Citra
berpikir. Perempuan dalam Kabanti Ajonga Yinda
b. Citra perempuan dari segi keluarga yang Malusa. Jurnal Pendidikan Bahasa
terdapat dalam novel Air Mata Cinta Indonesia Volume 7, Nomor 1.
yaitu dalam novel tersebut Citra telah Faruk. 2014. Metode Penelitian Sastra:
memposisikan dirinya sebagai mana Sebuah Penjelajahan Awal. Yogyakarta:
mestinya. Ia memperhatikan keluarganya, Pustaka Pelajar.
perempuan yang sadar akan tanggung Faruk. 2014. Pengantar Sosiologi Sastra.
jawabnya apakah ia sebagai seorang Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
anak, sebagai ibu rumah tangga dan Humm, Maggie. 2002. Ensiklopedia
sebagai istri dalam lingkungan Feminisme. Yogyakarta: Fajar Pustaka
keluarganya. Baru.

69 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 6 No.1, Edisi Januari 2021/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
Indijati, Harlina. 2004. Tokoh Wanita dalam Wiyatmi. 2012. Kritik Sastra Feminis: Teori
Novel-novel. Jakarya : Pusat Bahasa. dan Aplikasinya dalam Satra Indonesia.
Nurgiyantoro, Burhan. 2015. Teori Pengkajian Yogyakarta: Ombak.
Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada Yunus, Bakhrum, dkk. 1998. Struktur Sastra
University Press. Lisan Kluet: Jakarta. Pusat Pembinaan
Puspitawati, Harien. 2013. Konsep, Teori dan dan Pengembangan.
Analisis Gender. Jurnal PT IPB Press.
Bogor.
Pradotokusumo, Partini Sardjono. 2005.
Pengkajian sastra. Jakarta Pt Gramedia
Pustaka Utama.
Poerwardarminta. 2011. Kamus Umum Bahasa
Indonesia. Jakarta Timur: PT Balai
Pustaka (Persero).
Wa Rahima. 2015. Skripsi: Citra Perempuan
Dalam Novel Perempuan Batih Karya
A.R Rizal. Kendari: Universitas Halu
Oleo.
Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Sastra Cultural
Studies: Prepesentasi Fiksi dan Fakta.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ratna, Nyoman Kutha. 2008. Teori, Metode,
dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Antropologi
Sastra: Peranan Unsur-unsur
Kebudayaan dalam Proses Kreatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sehandi, Yohanes. 2016. Mengenal 25 Teori
Sastra. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Sugihastuti dan Saptiawan Itsna Hadi.
2010.Gender & Inferioritas Perempuan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugihastuti dan Suharto. 2005. Kritrik Satra
Feminis: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sugihastuti dan Suharto. 2015. Kritrik Satra
Feminis: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sumardjo, Jakob. 1999. Kontesks Sosial Novel
Indonesia 1920-1977. Bandung: Alumni.

Udu, Sumiman. 2009. Perempuan dalam


Kabanti Tinjauan Sosiofeminis.
Yogyakarta: Penerbit Diandra.
Wellek, Rene dan Warren Austin. 1995: Teori
Kesusastraan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Pelajar.
Wicaksono, Andri. 2014. Pengkajian Prosa
Fiksi. Yogyakarta: Garudhawaca.

70 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 6 No.1, Edisi Januari 2021/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA

Anda mungkin juga menyukai