Anda di halaman 1dari 20

JENIS-JENIS DAN MAKNA HURUF JAR DALAM KITAB TAYSIRUL

KHOLAQ KARYA HAFIDZ HASAN AL MASUDI (KAJIAN NAHWU)

PROPOSAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Proposal


pada Jurusan Bahasa dan Sastra Arab
Fakultas Adab dan Humaniora

Oleh:

Hilal 1165020062

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kitab secara umum merupakan ungkapan pribadi manusia yang
berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam
suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona
dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. Jakop Sumardjo
dalam bukuya yang berjudul “Apresiasi kesusastraan” mengatakan bahwa
sastra adalah usaha merekam isi jiwa sastrawannya. Rekaman ini
menggunakan alat bahasa. Sastra adalah bentuk rekaman dengan bahasa
yang akan disampaikan kepada orang lain.

Pembagian kitab dapat digolongkan menjadi 2 genre (jenis) yakni


karya sastra nonimajinatif dan karya sastra imajinatif. Genre atau jenis
karya sastra dari dulu sampai sekarang bersifat konvensional dan tidak
mengalami perubahan yang sangat signifikan. Secara umum, karya sastra
terbagi empat: prosa fiksi, puisi, drama, dan prosa nonfiksi.

Penjelassan kitab ahlaq nonfiksi atau nonimajinatif adalah karya


sastra yang lebih banyak unsure faktualnya daripada khayalinya.
Cenderung menggunakan bahasa denotatif, dan tetap memenuhi syarat-
syarat estetika seni. Sedangkan karya sastra fiksi atau imajinatif adalah
karya sastra yang menonjolkan sifat khayali, menggunakan bahasa yang
konotatif , dan memenuhi syarat-syarat estetika seni. Sastra imajinatif
biasanya berupa puisi, drama, dan fiksi atau prosa naratif. Fiksi atau prosa
naratif merupakan sebuah karangan yang bersifat menjelaskan secara
terurai mengenai suatu masalah atau hal atau peristiwa dan lain-lain. Karya
fiksi biasanya berpusat pada satu atau beberapa karakter dan berkembang
dan berubah, karena kemampuan mereka dalam membuat keputusan,
kesadaran atau pengetahuan, sikap dan sensitivitas mereka terhadap orang
lain, dan kapasitas moral mereka, sebagai akibat dari bagaimana mereka
berhubungan dengan karakter lain dan menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi. Meskipun karya fiksi, seperti karya imajinasi lainnya, bisa
menjelaskan peristiwa atau sejarah secara mendetail, apa yang terkandung
dalam karya sastra tersebut sebenarnya bukan sejarah nyata karena tujuan
utama karya tersebut adalah untuk menarik perhatian, membuat
rangsangan dan instruksi, dan mengajak orang untuk melakukan sesuatu,
bukan untuk menciptakan catatan sejarah yang sebenarnya. Fiksi pada
dasanya terbagi menjadi roman , cerpen (cerita pendek) dan novel.

Kitab taysirul ahlaq adalah adalah suatu karangan prosa yang


bersifat cerita, yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari
kehidupan orang-orang (tokoh cerita). Dikatakan sebagai kejadian luar
biasa karena dari kejadian ini lahir suatu konflik, suatu pertikaian yang
mengalihkan jurusan nasib para tokoh. Novel hanya menceritakan salah
satu segi kehidupan sang tokoh yang benar-benar istimewa, yang
mengakibatkan perubahan nasib.

Novel merupakan buah pikiran pengarang yang sengaja direka


yang menyatakan buah pikiran atau ide, diolah penulis yang dihubungkan
dengan kejadian atau peristiwa disekelilingnya, bisa juga merupakan
pengalaman orang lain maupun pengalaman penulis, pola penulisan
mengalir secara bebas yang tida terikat oleh kaidah seperti yang terdapat
pada puisi.

Di dalam kitab taysirul akhlaq menjelaskan tentang segala macam


ahlaq dengan menggunakan beberapa kaidah ilmu nahwu. Ilmu nahwu
adalah … Karya sastra novel dan roman merupakan bagian dari prosa yang
dekat dengan masyarakat karena jalan ceritanya tidak jauh dari realitas
kehidupan masyarakat. Novel memiliki cerita yang mengemukakan suatu
cerita atau narasi secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak,
lebih rinci, lebih detail dan lebih banyak melibatkan berbagai
permasalahan yang lebih kompleks. Biasanya juga melukiskan suka, duka,
cinta dan adat istiadat.

Ilmu nahwu terbagi menjadi 3 isim, fiil, harfu. Dalam


pengkajiannya, naratologi diberikan kebebasan, yaitu naratologi tidak
membatasi diri pada teks sastra, melainkan keseluruhan teks sebagai
rekaman aktivitas manusia. Sebuah novel dianggap sebagai sebuah
totalitas suatu karya yang secara menyeluruh bersifat atristik sebagai teks
naratif. Chatman membagi unsur struktur naratif menjadi dua bagian yaitu
cerita dan wacana. Unsur cerita adalah apa yang ingin dilukiskan dalam
teks naratif itu, sedang wacana adalah bagaimana cara melukiskanya
(Nurgiyantoro, 2002: 26). Unsur cerita terdiri dari peristiwa dan wujud
keberadaanya, eksistensinya. Peristiwa itu sendiri dapat berupa aksi
(peristiwa yang berupa tindakan manusia) dan kejadian (peristiwa yang
bukan hasil tindakan manusia). Dalam wujud eksisteninya unsur cerita
terdiri dari tokoh dan latar. Wacana dipihak lain, merupakan saran untuk
mengungkapkan isi.

Harf dalam ilmu nahwu mencakup beberapa huruf misalnya..


Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai konsep
naratologi, yakni naratologi merupakan cabang dari strukturalisme yang
mempelajari struktur naratif dan bagaimana struktur tersebut
mempengaruhi persepsi pembaca. Kajian naratologi dapat digunakan
untuk mengkaji karya sastra, seperti novel, roman, cerita pendek, puisi
naratif, dongeng, biografi, lelucon, mitos, epik, catatan harian, dan
sebagainya. Naratologi berasumsi bahwa, cerita adalah tulang punggung
karya sastra. Di sisi lain, cerita juga berfungsi untuk mendokumentasikan
seluruh aktivitas manusia sekaligus mewariskannya kepada generasi
berikutnya.

Adapun objek pada penelitian ini adalah kitab taysirul kholaq


karya hafidz hasan al mas’udi. hafidz hasan al mas’udi adalah seorang …
Karya sastra yang ditulis oleh seorang dokter bangsa Arab yang terkenal di
seluruh dunia sebagai novelis dan penulis wanita pejuang hak-hak wanita
ini sangatlah kental oleh unsur feminisme di dalamnya. Nawal El-Sadawi
dilahirkan disebuah desa bernama Kafr Tahia di tepi Sungai Nil, Ia
memulai prakteknya di daerah pedesaan, kemudian di rumah sakit- rumah
sakit di Kairo, dan terakhir menjadi Direktur Kesehatan Masyarakat Mesir.
Tahun 1972, sebagai akibat terbitnya buku non fiksinya yang pertama,
Women and Sex, Ia dibebastugaskan dari jabatannya sebagai direktur dan
juga sebagai Pemimpin Redaksi Majalah Health. Tapi Saadawi tidak dapat
dihalangi, ia melanjutkan menerbikan buku-buu tentang status, psikologi,
dan seksualitas wanita. Karya-karyanya, yang disensor oleh badan sensor
Mesir dan dilarang di Saudi Arabia dan Libya. Sekarang diterbitkan di
Lebanon. The Hidden Face of Eve adalah bukunya yang pertama
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Karya-karyanya antara lain :
Women and Sex, Women and Psychological Conflict (buku-buku
mengenai wanita); The Chant of the Children Circle, Two Women in Love,
Cod Dies by he Nile, Memoirs of a Lady Doctor (novel); A Moment of
Thruth, Litte Sympathy (cerita pendek).

Kitab itu mencceritakan beberapa akhlak tentang kehidupan..


Novel Al-Hubb Fii Zamani Nafthi karya Nawal El-Saadawi ini bergenre
satie surealis. Premis ceritanya ialah seorang perempuan yang bekerja dib
alai arkeologi menghilang tanpa jejak, atau diduga cuti dengan alasan yang
tak jelas. Para pembaca diajak mengalami alur cerita yang dialami
perempuan tersebut secara tak lazim. Beragam pertanyaan menghinggapi
benak kepolisian yang menyelidiki kasus ini : Apakah perempuan ini tipe
pemberontak ? Apakah ia sedang mengalami dilema moral ? Tak seorang
pun memahami bagaimana perempuan tersebut lenyap begitu saja,
meninggalkan suami dan rumahnya.

Dalam kitab taysirul holaq halaman … di temukan harrfu jar


anntara lain …..Hubungan dengan semua laki-laki selalu diakhiri dengan
guci minyak yang harus perempuan itu bawa diatas kepala. Pada alur
cerita lain, kita menjumpai komisaris polisi mengintrogasi suami dan
atasan tempat ia bekerja. Ketika perempuan itu muncul kembali, pembaca
dihadapkan pada kaburnya jarak para laki-laki dalam hidupnya. Ia
berganti-ganti suami hingga akhirnya kembali ke suami pertama yang
ternyata telah memiliki istri baru.

Digambarkan konflik dalam novel bermula dari kepergian


Perempuan dan menggemparkan semua orang di kerajaan:

‫خرجت امرأة في إجازة ولم تعد‬

“seorang perempuan pergi cuti dan tidak kembali”(hal 13)

Penjelasan tentah contoh harrfunn jar, kedudukan, makna,…


Dalam skema aktan diatas, dapat dijabarkan bahwasannya pengirim pesan
atau sebagai penggerak cerita adalah si Perempuan yang memiliki cita-cita
aau keinginan mencari peninggalan dewa-dewa (arkeologi). Objek dalam
aktan tersebut adalah berupa keinginan si Perempuan untuk mencari
arkeologi dan membuatnya begitu nekad pergi dari rumah meninggalkan
suaminya dan melanggar aturan yang ada. Penerima pesan dalam aktan
tersebut adalah suami si Perempuan, Ia merasa bahwa yang dilakukan
istrinya adalah salah besar dan akan menjadi sejarah penghianatan pada
masa itu. Subjek atau tokoh dalam aktan ini adalah si Perempuan dengan
keinginan mencari arkeologi nya. Ia yang meninggalka rumah dan
suaminya juga tidak mengikuti titah Raja yang menginginkan semua
perempuan berada dibawah kuasa suaminya. Pendukung dalam aktan ini
adalah seorang atau sesuatu yang berperan mendukung dan membantu apa
yang dilakukan si Perempuan dlam mencapai keinginannya (objek) yakni
Bos si Perempuan ditempatnya bekerja (kantor arkeologi). Penghalang
dalam aktan ini adalah mereka yang berusaha sekuat tenaga menggagalkan
cita-cita subjek (si Perempuan) yakni yang pertama ada Polisi yang
melakukan penyidikan terhadap kasus hilangnya si Perempuan yang
menggemparkan kerajan. Kedua adalah Raja, yang memiliki otoritas
penuh dalam kehidupan kerajaan dan para rakyatnya. Ia merasa kejadian
ini memalukan kerajaan dan tidak pantas, sehingga ia selalu mencoba
mencari si Perempuan dan ditangkapnya.

Maka dapat disimpulkan bahwa keinginan kuat si Perempuan lah


yang mendorongnya berani melangkah pergi dari rumah, meninggalkan
suami dan tanggung jawabnya sebagai istri dan aturan dari Raja yang
belum pernah ada yang berani melanggarnya.

Pada situasi awal akan dipaparkan bagaimana kehidpan yang aman


dan sesuai kebiasaan dalam sebuah cerita tersebut. Seperti kehidupan
masyarakat yang dipimpin oleh Raja yang memiliki kekuasaan penuh.

Kemudian ada tahap transformasi yang terdiri dari tahap uji


kecakapan, tahap utama, tahap kegemilangan. Dalam tahap uji kecakapan
mulai diperkenalkan terhadap masalah, atau pemicu masalah dalam sebuah
cerita. Dalam cerita ini, tahap uji kecakapan berupa keinginan si
Perempuan untuk mencari benda-benda arkeologi dan berkelna
meninggalkan rumah dan suami.

Tahap setelah uji kecakapan adalah tahap utama, dalam tahap


utama terkandung masalah-masalah yang dijumpai oleh pemeran utama
dalam menghadapi kehidupannya. Dalam cerita ini, tahap utama yang
dihadapi pemeran si Perempuan adalah ketika dia berkelana mencari
arkeologi Ia menjumpai beberapa lelaki yang menjadi suaminya dan Ia
mulai menghadapi masalah-masalah berat bersama suami-suaminya.
Selanjutnya adalah tahap kegemilangan yang menjadi tahap terakhir dalam
transformasi. Dalam tahap ini pemeran si Perempuan mulai menemukan
apa yang Ia cari selama ini. Hal yang menjadi suatu yang Ia impikan dan
inginkan yang Ia tukar dengan rasa patuhnya pada suami.

Tahap terakhir dalam skema fungsional ini adalah tahap akhir,


tahaa lakukan dan menyesal meninggalkan suaminya. Ia banyak
diberitakan di Koran dan banyak dicari oleh masyarakat dan Raja sendiri
pun mencari si Perempuan. Namun penyesalan tiada arti, karena ketika Ia
kembali kepada suaminya, ternyata suaminya telah menikah lagi dengan
perempuan lain.

Penulis akan mengkaji novel ini dengan teori naratologi A.J


Greimas. Pemaparan tentag tokoh dan konflik akan ditampilkan dibagian
awal. Bagian yang akan difokuskan adalah bagaimana alur yang terdapat
dalam novel tersebut yang lumayan sulit untuk dibaca oleh pembaca.
Selain itu, ada situasi batin tokoh yang akan mempermudah pembaca
dalam memahami isi cerita atau narasi dari novel Al-Hubb Fii Zamani
Nafthi karya Nawal El-Saadawi ini.

Dari penjelasan tersebut, peneliti mengangkat Al-Hubb Fii Zamani


Nafdzi karya Nawal El-Saadawi sebagai objek penelitian dengan
mengguanakan teori struktur naratif A.J Greimas sebagai pisau
analisisnya. Maka, judul untuk penelitian ini adalah: “AL-HUBB FII
ZAMANI NAFTHI KARYA NAWAL EL SADAWI DALAM
PERSPEKTIF SEMIOTIKA NARATOLOGI A.J GREIMAS”.

B. Rumusan Masalah
Penelitian ini lebih difokuskan pada struktur naratif A.J Greimas
yang ada pada novel Al Hubb fii Zamani Nafthi karya Nawa El-Saadawi.
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan struktur
naratif, lebih tepatnya adalah skema aktan dan model fungsional yang
terdapat dalam teori struktur naratif A.J Greimas.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti menemukan beberapa


masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, sebagai berikut:

1. Bagaimana jenis-jenis harfun jar dalam kitab taysirul kholaq karya


hafidz hasan al mas’udi ?
2. Bagaimana makna harfun jar yang terdapat dalam kitab taysirul kholaq
karya hafidz hasan al mas’udi?
C. Tujuan Penelitian
Meninjau dari latar belakang masalah, maka penelitian bertujuan
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui skema aktan yang terdapat dalam novel Al Hubb fii
Zamani Nafthi karya Nawal El-Saadawi menurut teori A.J Greimas.
2. Untuk mengetahui model fungsional yang terdapat dalam novel Al
Hubb fii Zamani Nafthi karya Nawa El-Saadawi menurut teori A.J
Greimas.

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, adapun manfaat atau nilai
guna yang diharapkan dari penelitian ini untuk :

1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan:
a. Dapat bermanfaat bagi penelitian sastra terutama dalam bidang
pendidikan.
b. Dapat dijadikan sebagai motivasi dan acuan bagi peneliti
lanjutan, sehingga memperoleh konsep baru yang akan
memperkaya wawasan dan pengetahuan kita dalam bidang
sastra.
c. Dapat digunakan untuk mengembangkan teori strukturalisme,
khususnya strukturalisme naratologi A.J Greimas serta
menambah dan memperkuat teori-teori sastra dan
mengapresiasikan karya sastra dengan kajian lainnya .
2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan


informasi bagi pembaca untuk menambah pengetahuan tentang
strukturalisme naratologi AJ Greimas dalam novel Al Hubb fii Zamani
Nafthi karya Nawa El-Saadawi.
E. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian berjudul Insya Thalabii dalam novel “Al Hubb Fii Zamani

Nafthi” karya Nawal El Saadawi karya Zatera Putri pada tahun 2018

diploma Thesis UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Penelitian yang menjelaskan tentang kaidah bahasa Arab yang

terkandung dalam novel novel Al Hubb fii Zamani Nafthi karya Nawa

El-Saadawi yakni ilmu Balaghah berupa shigot Amr, Nahyi dan

Istifham. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif Analitik.

2. Skripsi berjudul Skema Aktan Dan Model Fungsional Dalam Novel

Maryamah Karpov: Kajian Naratologi A.J.Greimas karya Nurfhadilah

Sakahuddin pada tahun 2018. Program Studi bahasa dan sastra

Indonesia, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar.

Penelitian ini berisi tentang Skema Aktan dan model fungsional

Dalam Novel Madah Cinta Shalihah Karya Vanny Chrisma. Penelitian

ini memiliki persamaan dengan penelitian yang akan diteliti penulis

yakni dengan pendekatan semiotika, Skema Aktan dan model

fungsional. Perbedaannya adalah terletak pada objek yang diambil.

penelitian Nurfhadilah Sakahuddin adalah Novel Maryamah Karpov

sedangkan peneliti menggunakan Novel Al Hubb fii Zamani Nafthi

karya Nawa El-Saadawi.

3. Skripsi yang berjudul Perempuan dan Profesi dalam Novel Al Hubb fii

Zamani Nafthi/ Al-Hubb fi mamluki Az Zaitun karya Nawa El-Saadawi

(analisis Feminisme) oleh Ikhsan Ali Fauzi tahun 2014. Program studi
bahasa dan sastra arab, Adab dan ilmu budaya UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

Penelitian ini memaparkan tentang bagaimana kodrat perempuan dan

profesi perempuan (feminism) yang terkandung dalam novel terebut.

Persamaan penelitian yang dilakukan Ikhsan Ali Fauzi ini sama dalam

objeknya, yakni Al Hubb fii Zamani Nafthi/ Al-Hubb fi mamluki Az

Zaitun karya Nawa El-Saadawi. Perbedaan nya terletak pada

pendekatannya. Pendekatan yang diambil oleh Ikhsan Ali Fauzi adalah

Feminisme, sedangkan yang diambil peneliti adalah Naratologi.

4. Skripsi yang berjudul struktural skema aktan dan model fungsional

greimas pada cerpen Yabu No Naka karya Akutagawa Ryuunosuke :

tahun 2012.

Penelitian ini Penelitian ini membahas skema aktan dan model

fungsional Greimas yang diterapkan pada cerpen Yabu no Naka.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tindakan-tindakan tokoh

dalam cerpen dengan menggunakan teori aktan Greimas. Persamaan

dengan penelitian ini adalah objek yang diambil yakni skema aktan

dan fungsional. Perbedaannya terletak pada objek yang dianalisis.

Berdasarkan beberapa tinjauan pustaka diatas, dapat diambil


kesimpulan bahwa peneliti belum menemukan penelitian yang sama
dengan objek dan pendekatan yang akan dilakukan peneliti.

Dalam novel Al Hubb fii Zamani Nafthi karya Nawa El-Saadawi,


peneliti memiliki kesempatan meneliti bagaimana naratologi yang
terkandung dalamnya, serta konflik dan kebudayaan yang dikisahkan
dalam novel.

F. Kerangka Pemikiran

Strukturalisme Naratologi A.J Greimas


Struktural Naratif A. J Greimas merupakan suatu konsep
penelitian yang mengemukakan bahwa karya sastra merupakan suatu
struktur yang otonom yang dapat dipahami suatu kesatuan yang bulat
dengan unsur-unsur pembangun yang saling berjalinan. Oleh karena itu,
untuk memahami maknanya, karya sastra harus dikaji berdasarkan
strukturnya sendiri, lepas dari latar belakang, lepas dari diri niat penulis,
dan lepas pula pada efeknya pada pembaca.

Teori naratif dapat digunakan untuk mengkaji semua karya sastra


yang berbentuk naratif terutama prosa. Analisis naratif terdapat dalam
berbagai varian metodologis, yang berbeda satu sama lain ditilik dari
tingkat formalisasi dan prosedur deduktif dan induktifnya.

Menurut Silverman, komponen naratif pada metode Greimas


berasal dari Formalisme Rusia , Roman Jakobson, Viktor Sklovskj, dan
terutama dari analisis cerita dongengnya Vladimir Propp (1958), yang
ddalamnya terdapat penekanan pada peranan bentuk dalam transmisi
makna. Cerita dongeng menciptakan sruktur naratif yang merupakan
sesuatu hal utama bagi semua cerita. Dibandingkan dengan naratologi
Propp, objek semiotika naratif greimas tidak terbatas pada genre tertentu,
yaitu dongeng, tapi diperluas pada mitos. Dengan memanfaatkan fungsi-
fungsi yang hampir sama, greimas memberikan perhatian pada relasi
menawarkan konsep yang lebih tajam dengan tujuan yag lebih umum,
yaitu tata bahasa naratif universal. Dengan menolak aturan strukturalisme
awal yang kaku, Greimas lebih menekankan aksi daripada pelaku. Ratna
dalam bukunya memaparkan bahwa menurut Greimas, tidak ada subjek
dibalik wacana, yang ada hanyalah subjek berupa manusia semu yang
dbentuk oleh tindakan, yang disebut dengan actans atau acteurs. Actans
atau acteurs tersebut bisa berupa suatu tindakan, tidak selalu harus
manusia. (Wildan Taufiq, 2015:105-106)

Menurut Greimas aktan adalah sesuatu yang abstrak, seperti cinta,


kebebasan, atau sekelompok tokoh. Menurutnya juga, aktan adalah satuan
naratif terkecil. Dikaitkan dengan satuan sintaksis naratif, aktan berarti
unsur sintaksis yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Fungsi adalah
satuan dasar cerita yang menerangkan tindakan logis dan bermakna yang
membentuk naratif. Dengan kata lain, skema aktan tetap mementingkan
alur sebagai energi terpenting yang menggerakkan cerita sehingga menjadi
penceritaan, dengan episode terpenting yang terdiri atas permulaan,
komplikasi dan penyelesaian. (Jabrohim, 1996:13)

Teori Aktan yang dikembangkan oleh A.J. Greimas merupakan


model pendekatan alur. Teori model A.J. Greimas digunakan untuk
meneliti tindakan-tindakan tokoh yang dianggap sentral dalam cerita,
berikut obsesi dan motivasinya, yang mewakili peristiwa-peristiwa utama
di dalam alur cerita.

Greimas mengungkapkan bahwa dalam aktan memiliki enam peran


yang sangat penting yang menjadi karakteristik suatu teks dalam semiotik
naratif yaitu (a) Destinator : destinator (yang menentukan arah dimulainya
sebuah konflik) merepresentasikan ideologi tekas, dan memberlakukan
aturan dan nilai dalam sebuah cerita. (b) Receiver : receiver (penerima)
yang mempunyai fungsi membawa nilai dari destinator. Dengan istilah ini,
receiver mengacu pada objek tempat destinator menempatkan nilai yang
ada dalam sebuah konfilk. (c) Subject : Subjek yaitu orang yang
mempunyai nilai utama dalam sebuah narasi menduduki peran penting.
(d) Object : Objek merupakan sebuah narasi yang terdapat sesuatu atau hal
yang dikemukakan oleh subjek. (e) Adjuvant : Pendukung yang fungsinya
untuk membantu subjek yang menginginkan tercapainya suatu objek. (f)
Traitor : penentang atau penghambat yaitu sesuatu yang menginginkan
tujuan subjek itu tidak dicapai. ( Wildan, 2015: 108).

Seperti bagan berikut :

Pengirim Objek Penerima

(sender) (Object) (receiver)

Penolong Subjek Penentang


(Adjuvant) (Subject) (Traitor)

Gambar 1: Skema Aktansial naratologi A.J. Greimas

Dalam skema aktan dapat dijabarkan, bahwa tanda panah dalam


skema menjadi unsur penting yang menghubungkan fungsi sintaksis
naratif asing-masing aktan. Sender ‘pengirim’ adalah seseorang atau suatu
yang menjadi sumber ide dan berfungsi sebagai penggerak cerita.
Pengirimlah yang menimbulkan karsa atau keinginan bagi subjek atau
pahlawan untuk mencapai objek. Objek adalah seseorang atau sesuatu
yang diingini, dicari, dan diburu oleh pahlawan atau ide pengirim. Subjek
atau pahlawan adalah seseorang atau sesuatu yang ditugasi oleh pengirim
untuk mendapatkan objek. Helper ‘penolong’ adalah seseorang atau
sesuatu yang membantu atau mempermudah usaha pahlawan dalam
mencapai objek. Receiver ‘penerima’ adalah sesuatu yang menerima objek
hasil buruan subjek. Opposant ‘penentang’ adalah seseorang atau sesuatu
yang menghalangi usaha pahlawan dalam mencapai objek.

Selain skema aktan, Greimas pun mengemukakan model cerita


yang tetap sebagai alur atau yang sering disebut dengan model fungsional.
Model fungsional ini mempunyai tugas untuk menguraikan peran subjek
dalam rangka melaksanakan tugas sender sebagai pengirim. Adapun
operasi struktur model fungsional terdapat tiga bagian, yaitu 1) situasi
awal, 2) tahap transformasi yang terbagi kedalam tiga tahap; tahap uji
kecakapan, tahap utama, dan tahap kegemilangan, 3) situasi akhir.

1. Situasi awal yang menggambarkan keadaan sebelum ada suatu


peristiwa yang mengganggu keseimbangan (harmoni). Dalam
tahap ini, subjek mulai mencari objek. Pada tahap ini, terdapat
berbagai rintangan dan disitulah subjek mengalami uji
kecakapan.
2. Transformasi meliputi tiga tahap cobaan. Ketiga tahapan
cobaan ini menunjukkan usaha subjek untuk mendapatkan
objek. Dalam tahap ini pula muncul pembantu dan penentang.
Tahap utama berisi gambaran hasil usaha subjek dalam
mendapatkan objek. Dalam tahap utama ini sang pahlawan
berhasil mengatasi tantangan dan melakukan perjalanan
pulang.
3. Tahap cobaan membawa kegemilangan merupakan bagian
subjek dalam menghadapi pahlawan palsu. Misalnya, musuh
dalam selimut atau seseorang yang berpura-pura baik padahal
jahat, tabir pahlawan palu terbongkar. Bila tidak ada pahlwan
palsu, maka subjek adalah pahlawan. Sementara itu, situasi
akhir berarti keseimbangan, situasi telah kembali ke keadaan
semula. Semua konflik telah berakhir. Di sinilah cerita berakhir
dengan subjek yang berhasilatau gagal mencapai.
(sawerigading, 2017: 208). Jika dibagankan maka sebagai
berikut:

Bagian Bagian
Bagian kedua
pertama ketiga
Transformasi
Tahap uji Tahap Tahap Situasi
Situasi awal
kecakapan utama kegemilangan akhir
Teori Aktan yang dikembangkan oleh A.J. Greimas merupakan
model pendekatan alur. Teori model A.J. Greimas digunakan untuk
meneliti tindakan-tindakan tokoh yang dianggap sentral dalam cerita,
berikut obsesi dan motivasinya, yang mewakili peristiwa-peristiwa utama
di dalam alur cerita.

Penelitian ini menganalisis skema aktan dan model fungsional


Novel Al Hubb fii Zamani Nafthi karya Nawa El-Saadawi, dengan
menggunakan teori naratologi Algirdas Julius Greimas pada masing-
masing konflik yang ditemukan. Temuan pada penelitian ini bersifat
dekriptif. Beradasarkan penjelasan tersebut, maka disusunlah bagan
kerangka pikir dalam penelitian ini, seperti digambarkan pada bagan
sebagai berikut:

Bagan kerangka berfikir

Novel Al Hubb fii Zamani Nafdzi


karya Nawa El-Saadawi

Naratologi Al-girdas Julius Greimas

Skema Aktan Model Fungsional

Analisis

Temuan
G. Metode dan langkah-langkah penelitian
1. Metode penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang


bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan tidak
mengutamakan pada angka-angka tetapi mengutamakan kedalaman
peghayatan terhadap interaksi antara konsep yang sedang dikaji secara
empiris. Metode ini memberikan perhatian terhadap data alamiah data
dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya (Rohanda WS,
2016:66). Menurut Travels (1978) Tujuan utama menggunakan metode
ini untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan
pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu
gejala tertentu. (Mahi 2011:44).

Metode ini memberikan perhatian utama pada makna dan pesan,


sesuai dengan hakikat objek, yaitu sebagai studi struktural. (Ratna,
2015 : 47). Metode ini cocok untuk menjawab pertanyaan dari
rumusan masalah nomor yakni bagaimanakah skema aktan dan model
fungsional yang ada dalam novel Al Hubb fii Zamani Nafthi karya
Nawal El-Saadawi menurut teori A.J Greimas.

2. Langkah-langkah penelitian
a. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah Novel Al Hubb fii


Zamani Nafthi karya Nawa El-Saadawi atau dengan ketebalan
buku 252 hal ; 11x17 cm cetakan I diterbitkan oleh Yayasan
Pustaka Obor Indonesia Anggota IKAPI DKI Jakarta.

b. Jenis data
Adapun jenis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menganalisis kata, paragraf atau pernyataan mengenai konflik dan
faktor penyebab dalam Novel Al Hubb fii Zamani Nafthi karya
Nawa El-Saadawi yang terdapat skema aktan dan fungsional.

c. Teknik pengumpulan data

Dalam pengumpulan data berupa kata atau paragraf dalam


Novel Al Hubb fii Zamani Nafthi karya Nawa El-Saadawi, peneliti
menggunakan teknik penelitian pustaka. Dari penelitian ini akan
dilakukan proses pencatatan data berupa narasi skema aktan dan
fungsional yang berkaitan dengan struktural naratif A.J Greimas.

d. Analisis data penelitian

Dalam penelitian ini, digunakan teknik analisis data atau


sampling. Data yang sudah terkumpul sesuai dengan kebutuhan
peneliti kemudian dideskripsikan kedalam bentuk uraian. Dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktural naratif A.J
Greimas berupa skema akan dan fungsional dalam Novel Al Hubb
fii Zamani Nafthi karya Nawa El-Saadawi .

e. Penarikan kesimpulan

Selanjutnya adalah menentukan simpulan tentang penelitian


struktural naratif A.J Greimas berupa skema aktan dan fungsional
dalam Novel Al Hubb fii Zamani Nafthi karya Nawa El-Saadawi.
Simpulan ini merupakan jawaban atas rumusan masalah yang
didasarkan pada data-data yang diperoleh dari objek penelitian.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :


a. Bab pertama, yaitu pendahuluan. Bab pertama meliputi latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,tinjauan

pustaka,manfaat penelitian,kerangka pemikiran, metode dan

langkah penelitan, serta sistematika penulisan.

b. Bab kedua, yaitu landasan teori yang membahas tentang struktur

naratif dalam Novel Al Hubb fii Zamani Nafthi karya Nawa El-

Saadawi.

c. Bab ketiga yaitu tenang hasil penelitian mengenai struktural naratif

dalam Novel Al Hubb fii Zamani Nafthi karya Nawa El-Saadawi.

d. Bab keempat, yaitu tentang kesimpulan struktur naratif dalam

Novel Al Hubb fii Zamani Nafthi karya Nawa El-Saadawi.


DAFTAR PUSTAKA

El-Saadawi,Nawal. (2012).Love in the Kingdom Oil (1 ed.). (Masri Maris, Ed.)


Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

M. Hikmat, Mahi. 2011. Metode Penelitian dan Perspektif Ilmu Komunikasi dan
Sastra. Yogyakarta. Graha Ilmu

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta. Gadjah Mada


University Press

Prasetyo Adiluhung, Bagus. 2011. Sirwenda Danurwenda dalam Kajian


Strukturalisme Greimas. Semarang. Uniiversitas Negeri Semarang.

Pangestika Putri Bahari, Widya. 2017. Novel Mudzakkarat Tabibah Karya Nawal
El Saadawi (Analisis Strukturalisme Naratologi A.J. Greimas).
Yogyakarta. UIN Sunan Kalijaga.

Rokhmansyah, A. (2014). Studi dan Pengkajian Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Taufiq, Wildan. 2016. Semiotika Untuk Kajian Sastra dan Al-Quran. Bandung.
Yrama Widya

WS., R. (2016). Metode Penelitian Sastra . Bandung: LP2M UIN Bandung.

Vera Salverosari,Chrestovora.2018. Analisis Struktur Naratif Serial Petualangan


di Negeri Awan Karya Eddy Supangkat : perspektif AJ Greimas. Skripsi Sanata
Dharma Yogyakarta

)2017 , ‫ هنداوي‬: ‫ الحب في زمن النفط (بتاريخ‬,‫نوال السعداوي‬

Anda mungkin juga menyukai