Anda di halaman 1dari 12

ll;

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2018

Gaya Bahasa Retoris pada Kumpulan Puisi Malam


Stanza dan Rancangan Pembelajarannya

Oleh
Winda Liahani
Kahfie Nazaruddin
Munaris
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
e-mail: liahaniwinda@gmail.com

Abstract

The aimed of this research were to describe the rhetorical devices in poems collected in Malam
Stanza by W.S Rendra and to design its learning. The research method was descriptive
qualitative model. The data source was all poems in Malam Stanza while the data were the
usage of rhetorical devices. It was found that the rhetorical devices used in Malam Stanza were
alliteration, assonance, apostrophe, asyndeton, polysyndeton, chiasmus, litotes, pleonasm,
erotesis, syllepsis, zeugma and hyperbole. Using the above finding, the present researcher has
designed a teaching plan for students of grade X with a learning objective to enable them to
analyze rhetorical devices in poems.

Keywords: rhetorical devices, poems, learning design.

Abstrak

Tujuan penelitian ini mendeskripsikan gaya bahasa retoris dalam kumpulan puisi Malam Stanza
karya W.S Rendra dan menyusun rancangan pembelajarannya. Metode penelitian yang
dipergunakan adalah model deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah puisi
dalam kumpulan puisi Malam Stanza. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah larik-
larik pada bait dalam puisi dan rancangan pembelajarannya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa gaya bahasa retoris yang terdapat dalam kumpulan puisi Malam Stanza adalah aliterasi,
asonansi, apostrof, asindeton, polisindeton, kiasmus, litotes, pleonasme, erotesis, silepsis,
zeugma, dan hiperbol. Berdasarkan temuan itu, peneliti menyusun rancangan pembelajaran
bagimurid kelas X semester genap dengan tujuan pembelajaran memampukan mereka
menganalisis sarana retorika dalam puisi.

Kata kunci: gaya bahasa retoris, puisi, rancangan pembelajarannya

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 1
ll;
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2018

1. PENDAHULUAN secara khas yang memperhatikan ciri dan


Bahasa merupakan sarana dalam kepribadian penulis (pemakai bahasa). Gaya
berinteraksi satu sama lain. Sebagai bahasa berkaitan dengan bentuk retorik yaitu
makhluk sosial manusia tidak bisa hidup pembentukan kata-kata dalam berbicara untuk
seorang diri. Tidak hanya itu, bahasa meyakinkan atau mempengaruhi penyimak.
memiliki peranan yang sangat penting. Gaya bahasa dan kosa kata mempunyai
Halnya seperti kita menemukan seseorang hubungan erat, hubungan timbal balik. Semakin
yang ketika mengungkapkan ide serta kaya kosakata seorang, semakin beragam pula
gagasannya, kita mengerti apa yang ia gaya bahasa yang dipakainya. Itulah sebabnya
maksud. Begitu pula sebaliknya ada kalanya dalam pengajaran bahasa, pengajaran gaya
berjumpa dengan seseorang yang ketika bahasa merupakan teknik penting untuk
berbicara membuat bingung dan perlu mengembangkan kosakata siswa (Tarigan, 2013:
memahami benar-benar baru kemudian 5).
paham apa yang dimaksudkan. Komunikasi
yang baik adalah ketika bahasa yang Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya
digunakan menggunakan bahasa yang baik makna, dikelompokan lagi menjadi dua yaitu
dan benar. gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan.
Gaya bahasa retoris yaitu gaya bahasa yang
Puisi adalah salah satu cabang sastra semata- mata merupakan penyimpangan dari
yang menggunakan kata-kata sebagai media konstruksi biasa untuk mencapai efek tertentu,
penyampaian untuk membuahkan ilusi dan dan gaya bahasa kiasan merupakan
imajinasi, seperti halnya lukisan yang penyimpangan yang lebih jauh khususnya dalam
menggunakan garis dan warna dalam bidang makna. Hal yang mencirikan kedua gaya
menggambarkan gagasan pelukisnya. bahasa ini adalah sejauh mana penyimpangan
(Aminuddin, 2014: 134). yang terjadi dan seberapa besar efek tertentu
yang dihasilkan dari penyimpangan tersebut; ini
Menurut Ratna (2016 : 57) gaya bahasa juga yang membedakan antara gaya bahasa
paling dominan terdapat dalam puisi. Puisi retoris dan gaya bahasa kiasan.
merupakan sebuah karya sastra yang
mempunyai gaya bahasa menarik. Puisi Gaya bahasa retoris merupakan bagian dari
umumnya berisi pesan moral tertentu yang gaya bahasa yang didasarkan pada langsung
hendak disampaikan kepada pembaca dalam tidaknya makna. Hal yang mendasari gaya
bentuk bahasa yang kaya makna. bahasa ini adalah makna yang terbentuk karena
adanya penyimpangan konstruksi (kata, frasa,
Gaya bahasa berdasarkan langsung klausa dan kalimat) dalam bahasa dengan
tidaknya makna biasanya disebut sebagai tujuan tertentu seperti estetika, menekankan,
trope atau figure of speech, artinya memiliki menjelaskan, memperkuat, atau hanya sebagai
bermacam-macam fungsi: menjelaskan, hiasan bahasa saja.
memperkuat, menghidupkan obyek mati,
menstimulasi asosiasi, menimbulkan gelak Peneliti menggunakan kumpulan puisi
tawa, atau untuk hiasan. Selain itu, apakah Malam Stanza karya W.S Rendra sebagai
acuan yang yang dipakai masih bahan penelitian karena kumpulan puisi
mempertahankan makna denotatifnya atau Malam Stanza terdapat banyak gaya bahasa
sudah ada penyimpangan (Keraf, 2010: retoris latar yang mewakili sebuah larik puisi
129). yang ada dalam kumpulan puisi tersebut
banyak menggunakan bahasa yang puitis dan
Gaya bahasa merupakan cara imajinasi sehingga pembaca seolah-olah ikut
mengungkapkan pikiran melalui bahasa terjun dalam puisi tersebut dan cocok untuk

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 2
ll;
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2018

diteliti karena sesuai dengan tujuan pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
penelitian yaitu termuatnya gaya bahasa SMA. Hal ini juga dipertegas dengan
retoris sebagai atmosfir, dan gaya bahasa kompetensi inti dan kompetensi dasar yang
retoris sebagai efek tertentu. Selain itu, terdapat di dalam Kurikulum 2013 mata
W.S Rendra adalah seorang Sastrawan pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas
yang terkenal dengan ciptaannya. Hasil X. Kurikulum 2013 yang menekankan
karyanya dalam kumpulan puisi sangat pentingnya keseimbangan kompetensi sikap,
beragam seperti balada, romantis sampai pengetahuan, dan keterampilan.
berbau sosial budaya. yang mampu
menyihir para pembaca dengan kata- Pembelajaran sastra pada mata pelajaran
katanya yang sederhana dan penuh makna Bahasa Indonesia tingkat Sekolah
diketahui efek apa yang muncul karena Menengah Atas kaitannya yaitu dengan
penyimpangan konstruksi kebahasaan silabus pada kurikulum 2013 (edisi revisi
tersebut. 2016), 3.17 Menganalisis unsur pembangun
puisi. Unsur-unsur pembangun puisi, diksi,
Dalam hal ini gaya bahasa retoris imaji kata konkret, gaya bahasa, rima/irama,
sebagai unsur yang terdapat di dalam tipografi, tema/makna (sense), rasa (feeling),
sebuah puisi, penelitian yang serupa juga nada (tone), dan amanat/tujuan/maksud
pernah dilakukan oleh Vili Yanthi (2014) (itention). Mendata kata-kata yang
dengan judul “Gaya Bahasa Retoris dan menunjukkan diksi, imaji, diksi, kata
Kiasan dalam Novel Di Ujung Tanduk konkret, gaya bahasa, rima/irama, tipografi,
Karya Tere Liye dan Kelayakannya sebagi tema/makna (sense); rasa (feeling), nada
Bahan Ajar Sastra Indonesia di Sekolah (tone), dan amanat/tujuan/maksud (itention)
Menengah Atas (SMA)”. Hasil dari dalam puisi. Seperti tertera dalam KD
penelitian tersebut mengungkapkan bahwa tersebut adalah adanya gaya bahasa yang
gaya bahasa retoris dan kiasan dalam novel dipelajari oleh siswa sebagai bagian unsur
tersebut dideskripsikan dengan pembangun puisi. Berdasarkan hal yang
menggunakan semua jenis gaya bahasa telah diuraikan di atas, penulis merasa
yang unik, baru, dan orisinil membuat penting untuk meneliti gaya bahasa retoris
maksud yang ingin disampaikan penulis yang ada dalam kumpulan puisi Malam
menjadi lebih jelas dan konkret. Stanza yang ditulis oleh W.S Rendra dan
merancang pembelajarannya di SMA.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan
Priyatni juga (2014: 161) mengemukakan
oleh Nanda Puspitasari (2017) dengan judul
bahwa, RPP adalah sebuah rancangan untuk
“Gaya Bahasa Kiasan dalam Kumpulan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar tatap
Cerpen BH Karya Emha Ainun Nadjib dan muka. RPP dikembangkan untuk satu kegiatan
Kelayakannya sebagai Bahan Ajar Sastra tatap muka atau lebih. Berikut merupakan
di SMA”. Hasil penelitian tersebut komponen rencana pelaksanaan pembelajaran.
mengungkapkan bahwa pendeskripsian
gaya bahasa hanya terfokus pada kajian
2. METODE
gaya bahasa kiasannya saja. Gaya bahasa
Penelitian dengan judul gaya bahasa retoris
kiasan yang dibentuk berdasarkan dalam kumpulan puisi Malam Stanza karya W.S
persamaan dan perbandingan secara detail. Rendra dan rancangan pembelajarannya di SMA
ini menggunakan metode desktiptif kualitatif.
Kajian yang penulis lakukan ini
terdapat di dalam Kurikulum 2013 mata Penelitian yang deskriptif dapat diartikan

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 3
ll;
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2018

sebagai prosedur pemecahan masalah yang apiko alveolar [d], [l], [n], [r], dan [t], aliterasi
diselidiki dengan menggambarkan atau dorso velar [k] dan [ŋ], dan aliterasi faringal [h].
melukiskan keadaan subjek atau objek
penelitian (novel, drama, cerita pendek, a) Aliterasi Konsonan Bilabial
puisi) pada saat sekarang berdasarkan fakta- Aliterasi konsonan bilabial merupakan
fakta yang tampak (Nawawi dalam aliterasi yang mana konsonannya huruf bilabial,
Siswantoro, 2016: 56). yaitu konsonan yang dihasilkan oleh titik
artikulasi kedua bibir- bibir atas dan bibir
Penelitian kualitatif adalah penelitian bawah. Konsonan yang dihasilkan dari bilabial
dengan riset yang bersifat dekripstif dan yaitu[m] dan [p] Gaya bahasa retoris aliterasi
cenderung menggunakan analisis. Penelitian konsonan bilabial pada puisi-puisi Malam
kualitatif lebih sesuai untuk penelitian fhal- Stanza karya W.S Rendra ditemukan sejumlah 3
hal yang bersangkut paut dengan masalah penggunaan, dengan konsonan [m] 1
kultur,dan nilai nilai seperti sastra. penggunaan, konsonan [p] 2 penggunaan. Hal
Dikatakan penelitian sastra sebagaimana tersebut akan dibahas berikut ini.
penelitian disiplin lainnya. Bersandar pada
metode yang sistematis, hanya saja Dua mata hitam adalah rumah yang
penelitian sastra bersifat deskriptif, karena termaram
itu metodenya juga digolongkan ke dalam Secangkir kopi sore hari dan kenangan yang
metode deskriptif. terpendam
(Mth/Ret/Al/7-8/1)
3. PEMBAHASAN
Pembahasan ini diuraiakan berdasarkan Kutipan di atas merupakan penggunaan
hasil penelitian yang diperoleh melalui aliterasi konsonan [m]. Pada kutipan tersebut
kegiatan analisis gaya bahasa retoris. Setelah terlihat pengulangan konsonan [m], yaitu pada
melakukan analisis tersebut pada puisi-puisi kata hitam, temaram dan terpendam terletak di
kumpulan puisi Malam Stanza karya W.S akhir kata. Pengarang dengan sengaja
Rendra diperoleh hasil penelitian sebagai menciptakan hal tersebut untuk penekanan.
berikut. Selanjutnya pada kutipan berikut.

Dari tiga puluh puisi pada kumpulan Kami masuk serdadu dan dapat senapang
puisi Malam Stanza karya W.S Rendra, Ibu kami nangis tapi elang toh harus
ditemukan sebelas penggunaan yaitu gaya terbang
bahasa aliterasi, asonansi, apostrof, Yoho, darah kami campur arak!
asindeton, polisindeton, kiasmus, litotes, Yoho, mimpi kami patung-patung dari perak
pleonasme, erotesis, silepsis dan zeugma (LSd/Ret/Al/4/1)
serta hiperbola. Sedangkan kumpulan puisi
Malam Stanza karya W.S Rendra yang tidak Kutipan ini menunjukan penggunaan
ditemukan sepuluh penggunaan yaitu gaya konsonan [p] yang terdapat pada kata, patung-
bahasa anastrof, apofasis, elipsis, patung dan perak Dari keempat kata tersebut,
eufemisme, perifrasis, prolepsis, koreksio, penggunaan konsonan [p] kesemuanya
paradoks, dan oksimoron. pengarang gunakan pada awal kata. Pengarang
dengan sengaja menciptakan hal tersebut untuk
1) Gaya Bahasa Aliterasi kemerduaan.
Dalam penelitian gaya bahasa retoris
pada kumpulan puisi Malam Stanza karya b) Aliterasi Konsonan Apiko Alveolar
W.S Rendra yaitu aliterasi ditemukan berupa Aliterasi ini merupakan aliterasi dengan
aliterasi bilabial [b], [m], dan [p], aliterasi penggunaan konsonan yang dihasilkan dari titik

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 4
ll;
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2018

artikulasi ujung lidah dan gusi. Huruf perempuan


konsonan yang dihasilkan adalah [d], [l], Kawanan arus sedih dalam pusaran
[n], [r], dan [t]. Penggunaan aliterasi apiko Ditumbukinya padas dan batu-batuan
alveolar pada puisi-puisi Malam Stanza Tahu kefanaan, ia pergi tanpa ketinggalan
karya W.S Rendra ditemukan sejumlah 19 (LI/Ret/Al/3-6/1)
penggunaan. Pada konsonan [d] 2
penggunaan, konsonan [l] 3 penggunaan, Pada kutipan puisi di atas merupakan salah
konsonan [n] 8 penggunaan, konsonan [r] 3 satu aliterasi apiko alveolar konsonan [n].
penggunaan, dan konsonan [t] 3 Perulangan konsonan tersebut diulang sebanyak
penggunaan. Adapun penggunaan aliterasi empat kali dan terletak di akhir kata. Perulangan
jenis ini akan dibahas berikut. konsonan [n] terdapat pada kata perempuan,
pusaran, batu-batuan,dan ketinggalan. Hal
Engkau lelap tidur dihatiku. tersebut bisa saja terjadi apabila pengarang
Oleh sepi diriku dirampas jalan raya sengaja menciptakannya untuk memberikan efek
Semua didingini kelam dan kedinginan. penekanan pada puisi tersebut. Berbeda hal
Maut atau ribamu di ujung jalan itu. dengan perulangan konsonan [r] berikut.
Digenangi air adalah racun duka adalah
wajahmu. Kali yang terbagi menjulur ke barat
(Trp/Ret/Al/6-10/2) dan ke timur
Betapa lembut ia ngluncur tanpa tidur
Pada kutipan puisi di atas terlihat Ah, Kali Hitam tanpa buih dan sinar
perulangan konsonan [d] pada kata dihatiku, Begitu tohor tapi tak berdasar
didiriku, dirampas, didingini, di ujung dan (LSs/Ret/Al/5-8/2)
digenangi. Kata digenangi terdapat
konsonan [d] pada awal kata. Pada kata Pada kutipan di atas pengarang memberikan
dihatiku, dirampas, didingini, diujung pengulangan konsonan [r] sebanyak sembilan
terdapat tengah kata. Pengulangan konsonan kali pada kata timur, ngluncur, tidur sinar dan
tersebut ditunjukkan oleh pengarang untuk berdasar. Penggunaan pengulangan konsonan
memberikan efek estetis. Selain itu, dapat [r] hanya terdapat di akhir kata. Pengarang
dilihat juga perulangan konsonan [l] pada dengan sengaja ingin memberikan efek estetis
kutipan berikut. (keindahan) agar pembaca dapat menikmati
karyanya tersebut.
Rindu bukanlah milik perempuan melulu
Dan keduanya sama tahu, dan keduanya Batu hitam di kali berdiri tanpa mimpi
tanpa malu. Arus merintih oleh anak tak berhati
(MtH/Ret/Al/3-4/1) Betapa tegar tanpa rindu dan damba
Betapa sukar hancur anak tak berbunda
Perulangan konsonan [l] pada kutipan (BtH/Ret/Al/2/1)
tersebut terdapat pada kata melulu dan malu.
Pada kata melulu dan malu perulangannya Kutipan puisi di atas menunjukkan
terdapat pada tengah kata. Pengulangan pengulangan konsonan [t]. Adanya pengulangan
konsonan tersebut ditunjukkan oleh bunyi konsonan tersebut terdapat pada merintih
pengarang untuk mencapai efek keindahan dan berhati. Perulangan tersebut terjadi
sehingga pembaca dapat menikmati sebanyak dua kali pada kata merintih dan
karyanya. Selanjutnya perulangan konsonan berhati berada di tengah kata.
[n] dapat dilihat pada kutipan berikut.
c) Aliterasi Konsonan Dorso Velar
Bagai kawanan lembu langit tanpa Aliterasi dorso velar merupakan

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 5
ll;
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2018

penggunaan konsonan yang dihasilkan Aliterasi ini merupakan aliterasi yang


oleh pangkal lidah dan langit-langit lunak. dihasilkan dari tenggorokan, konsonan
Data ditemukan penggunaan aliterasi dorso tersebut adalah konsonan [h]. Pada puisi
velar pada puisi Malam stanza karya W.S Malam Stanza karya W.S Rendra ditemukan
Rendra sejumlah 10 penggunaan, yaitu penggunaan aliterasi konsonan faringal
konsonan [k] sebanyak 3penggunaan dan sebanyak dua penggunaan. Penggunaan tersebut
konsonan [ŋ] sebanyak 7 penggunaan. dapat dilihat pada kutipan berikut.
Penggunaan aliterasi jenis ini dapat dilihat
pada kutipan puisi berikut. Telah putih tangan-tangan jiwaku berdebu
kausiram air mawar dari lukamu
kesepian adalah ketakutan dalam Burung malam lari dari subuh
kelumpuhan Kijang yang lumpuh butuberteduh
(K/Ret/Al/6/1) Di langit tangan-tangan tembaga tertulur
memanjang barat-timur bukit-bukit kapur
Perulangan konsonan pada Tuhan adalah bunga-bunga mawar yang
kutipan di atas adalah ramah
konsonan [k]. Pengarang mengulang Tuhan adalah burung kecil berhati merah
konsonan [k] pada kata kesepian, ketakutan (SPD/Ret/Al/3-4/1)
dan kulumpuhan. Perulangan tersebut
semuanya terdapat di tengah kata. Pengarang Pada kutipan tersebut terlihat pengulangan
bermaksud untuk memberikan efek konsonan [h] pada kata subuh, lumpuh, butuh
penekanan sehingga pembaca merasa ada dan berteduh. Penggunaan konsonan [h]
suatu penekanan makna dalam puisi terdapat pengulangan empat kali semua terdapat
tersebut. Selain kutipan di atas, penggunaan di tengah dan akhir kata.
aliterasi dorso velar dapat dilihat pada
kutipan puisi berikut. 2) Gaya Bahasa Retoris Asonansi
Dalam penelitian gaya bahasa retoris pada
Ia telah pergi kumpulan puisi Malam Stanza karya W.S
Lewat jalannya kali Rendra yaitu asonansi yang ditemukan dalam
Ia telah pergi penelitian hanya vokal [a], vokal [i], dan vokal
Searah dengan mentari [u].
Semua lelaki tinggalkan ibu
Dan ia masuk serdadu a) Asonansi Vokal [a]
Kemudian ia kembang di perang; Asonansi vokal [a] pada puisi Malam Stanza
Dan terlentang. Bagi lain orang. karya W.S Rendra ditemukan berjumlah 15
(ItP/Ret/Al/7-8/1) penggunaan. Penggunaan asonansi vokal [a]
tersebut dapat dilihat pada kutipan puisi berikut.
Kutipan puisi di atas merupakan
kutipan yang di dalamnya terdapat gaya Mengalir ia. Mengalir. Entah dari mana
bahasa retoris aliterasi dorso velar dengan Rahasia pertapa dan nestapa
pengulangan konsonan [ŋ]. Pada kutipan Sunyi yang lahir dari Tanya
tersebut terjadi sebanyak empat kali Betapa menjalar ia, lidah yang berbisa
pengulangan pada kata kembang, perang, (KH/Ret/Asn/5-8/2)
terlentang dan orang. Dari keempat kata
tersebut, konsonan [ŋ] terletak di tengah dan Pada kutipan puisi di atas terlihat
akhir kata. pengulangan bunyi vokal [a] yang sama terdapat
pada kata mana, nestapa, tanya dan berbisa.
d) Aliterasi Konsonan Faringal Dari empat kata tersebut, penggunaan vokal [a]

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 6
ll;
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2018

keseluruhan terletak pada akhir kata. Hal untuk memberikan efek penekanan.
tersebut bisa jadi unsur kesengajaan atau
ketidaksengajaan pengarang dalam 3) Gaya Bahasa Retoris Apostrof
menciptakannya. Penggunaan gaya bahasa retoris apostrof
dalam puisi Malam Stanza karya W.S Rendra
b) Asonansi Vokal [i] terdapat lima penggunaan. Pada penggunaan
Kutipan di atas penggunaan asonansi apostrof tersebut, pengarang menggunakannya
vokal [i] lainnya dapat dilihat pada kutipan dalam mengalihkan amanat kepada sesuatu
berikut. yang tidak nyata. Hal tersebut dapat dilihat pada
kutipan berikut.
Kuciumi wajahmu wangi kopi
Dan juga kuinjaki sambil pergi Wahai, sayap terbakar dan gulita pada mata
Kerna wajah bunda adalah bumi Orang buangan tak bisa lunak oleh kata
Cinta dan korban tak bisa dibagi sayap terbakar dan sakit hati tak terduga
(I/Ret/Asn/5-8/2) si burung yang malang terbang di
sini: di dada!
Pada kutipan puisi di atas pengarang (BT/Ret/Apo/5/2)
menunjukkan keinginannya untuk
memberikan efek keindahan pada Pada kutipan di atas terlihat bahwa penyair
karangannya sehingga terlihat menarik. sengaja mengalihkan pembicaraannya kepada
Perulangan vokal [i] pada kutipan tersebut sesuatu yang tidak nyata. Pada puisi tersebut
terdapat pada kata kuciumi, wangi, kopi, penyair menggunakan kata sayap terbakar yang
pergi, bumi dan dibagi. Pengulangan vokal memang benar-benar tidak nyata. Sayap
[i] semua terletak di akhir kata. terbakar dalam makna yang sesungguhnya
adalah kecintaanya yang sudah berkobar, tetapi
c. Asonansi Vokal [u] penyair menggunakan kata tersebut. Kemudian
Asonansi vokal [u] pada puisi Malam Stanza dilanjutkan dengan kalimat orang buangan
karya W.S Rendra ditemukan hanya memiliki makna orang yang dijatuhi hukuman,
berjumlah delapan penggunaan. dihadirkan oleh penyair dalam karyanya.
Penggunaan gaya bahasa retoris asonansi Penggunaan gaya bahasa retoris tersebut
vokal [u] dapat dilihat pada kutipan puisi diciptakan penyair untuk menimbulkan adanya
berikut. tanggapan indera perasaan.

Dua mata hitam adalah mata hati 4) Gaya Bahasa Retoris Asindeton
yang biru Gaya bahasa retoris asindeton merupakan
dua mata hitam sangat kenal sebuah acuan yang mana beberapa kata, frasa,
bahasa rindu atau klausa yang sederajat tetapi tidak
Rindu bukanlah milik perempuan dihubungkan dengan kata sambung, biasanya
Melulu hanya dihubungkan dengan tanda koma saja.
dan keduanya sama tahu, dan Dalam puisi Malam Stanza ditemukan adanya
keduanya tanpa malu penggunaan asindeton sebanyak 8 penggunaan.
(MtH/Ret/Asn/1-4/1) Dari hasil analisis yang telah dilakukan,
penggunaan asindeton pada puisi Malam Stanza
Kutipan puisi tersebut menunjukkan keseluruhannya adalah penggunaan tanda koma.
adanya pengulangan bunyi vokal [u] dan Penggunaan asindeton tersebut dapat dilihat
kata yang sama yang terdapat pada kata biru, pada kutipan berikut.
rindu, melulu, dan malu. Hal tersebut bisa
jadi sebagai unsur kesengajaan penagarang Malam tiba, angin tiba, ia pun tiba pula

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 7
ll;
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2018

Adikku lanang, senyumlah bila bangun konjungsi dan di atas digunakan pengarang
pagi-pagi untuk menghubungkan kata angkuh dan dingin.
kerna pahlawan telah berkunjung di tiap Pengarang dengan sengaja menggunakan
hati konjungsi dan tersebut untuk menghubungan
(BT/Ret/Apo/5/2) kedua kata tersebut sama-sama masuk ke dalam
bentuk kata sifat. Selain itu, apabila kedua kata
Kutipan puisi di atas dapat dilihat tersebut tidak dihubungkan menggunakan
adanya penggunaan asindeton. Penggunaan konjungsi, maka akan terjadi keambiguan
asindeton tersebut terletak pada kalimat makna dan kalimat tersebut menjadi tak utuh.
Malam tiba, angin tiba, ia pun tiba pula.
Pada kalimat tersebut terlihat jelas bahwa
antara kata Malam tiba, angin tiba, ia pun 6) Gaya Bahasa Retoris Kiasmus
tiba pula tidak dihubungkan dengan kata Gaya bahasa retoris kiasmus merupakan
sambung atau konjungsi melainkan hanya semacam acuan atau gaya bahasa yang terdiri
dihubungkan menggunakan tanda koma. dari dua bagian, baik frasa atau klausa, yang
sifatnya berimbang, dan dipertentangkan satu
5) Gaya Bahasa Retoris Polisindeton sama lain, tetapi susunan frasa atau klausanya
Polisindenton merupakan gaya bahasa itu terbalik bila dibandingkan dengan frasa atau
retoris yang berbanding terbalik dengan klausa lainnya. Penggunaan kiasmus pada puisi
asindeton. Apabila asindeton merupakan Malam Stanza karya W.S Rendra ditemukan
beberapa kata, frasa dan klausa yang sebanyak satu penggunaan. Penggunaan kiasmus
sederajat tidak dihubungkan dengan kata tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.
sambung, maka polisindeton merupakan
sebuah acuan yang mana beberapa kata, Dua mata hitam adalah mata hati yang biru
frasa, dan klausa yang berurutan dan mata hitam sangat kenal bahasa rindu
dihubungkan satu dengan yang lainnya Rindu bukanlah milik perempuan melulu
menggunakan kata sambung. Penggunaan dan keduanya sama tahu, dan keduanya
gaya bahasa retoris polisindeton pada puisi tanpa malu
Malam Stanza ditemukan sejumlah tiga (MtH/Ret/Ksm/1/1)
penggunaan. Hasil analisis yang telah
dilakukan, keseluruhan penggunaan Kutipan puisi di atas dapat dilihat adanya
polisindeton menggunakan kata sambung penggunaan kiasmus. Penggunaan kiasmus
‘dan’. Penggunaan polisindeton tersebut tersebut terletak pada kalimat dua mata hitam
dapat dilihat pada kutipan puisi berikut. adalah mata hati yang biru. Penggalan di atas
terlihat penyair menggunakan gaya bahasa yang
Angin Agustus tiba dan bulan senyum terdiri dari dua bagian baik frasa maupun kalusa
padanya yang sifatnya berimbang dan dipertentang satu
Tapi anak tak berhati tak berjantung sama lain terligat pada kata mata hitam dan
pula mata hati. Keduanya memiliki makna yang
Angkuh dan dingin si batu hitam berbeda. Mata hitam memiliki makna mata yang
Beku dan lumutan dendamnya berwarna hitam sedangkan mata hati memiliki
terpendam makna perasaan yang mendalam. Pengarang
(BtH/Ret/Pls/7/2) sengaja menciptakan kalimat tersebut dengan
tujuan memberikan efek style bagi pembaca.
Kutipan puisi di atas menunjukan adanya
penggunaan polisindeton pada baris 7) Gaya Bahasa Retoris Litotes
pertama, ketiga dan keempat dengan Gaya bahasa retoris litotes merupakan
menggunakan konjungsi dan. Penggunaan semacam gaya bahasa yang dipakai untuk

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 8
ll;
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2018

menyatakan sesuatu dengan tujuan Angin kencang mengandung pedas mrica


merendahkan diri. Sesuatu hal dinyatakan Bagai kawanan lembu langit tanpa
kurang dari keadaan sebenarnya atau suatu perempuan
pikiran dinyatakan dengan menyangkal (LI/Ret/Pln/2/1)
lawan katanya. Penggunaan litotes pada
kumpulan puisi Malam Stanza karya W.S Pada kutipan di atas terdapat kata pedas pada
Rendra hanya ditemukan satu penggunaan larik ke dua. Apabila kata pedas dihilangkan
saja yang terdapat pada judul puisi Kangen. maka acuan tersebut tetap utuh pada makna
Penggunaannya dapat dilihat pada kutipan yang sama. Pembaca pun dapat memahami
berikut. maksud dan pesan yang ingin disampaikan
pengarang.
Kau tak akan mengerti bagaimana
kesepianku 9) Gaya Bahasa Retoris Erotesis atau
menghadapi kemerdekaan tanpa cinta Pertanyaan Retoris
kau tak akan mengerti segala lukaku Erotesis atau pertanyaan retoris merupakan
karena cinta telah sembunyikan pertanyaan yang digunakan dengan tujuan
pisaunya mencapai efek yang mendalam dan
Membayangkan wajahmu adalah siksa penekanan dan sama sekali tidak
kesepian adalah ketakutan dalam menghendaki adanya jawaban. Ditemukan
Kelumpuhan sebanyak satu penggunaan gaya bahasa retoris
Engkau telah menjadi racun bagi erotesis atau pertanyaan retoris pada kumpulan
darahku puisi Malam Stanza karya W.S. Rendra.
Apabila aku dalam kangen dan sepi Penggunaan tersebut dapat dilihat pada kutipan
itulah berarti aku tungku tanpa api berikut.
(K/Ret/Lts/9/1)
Di bumi yang hangus hati selalu bertanya
Pada kutipan puisi di atas terlihat Apalagi kita punya? Berapakah harga
penggunaan litotes pada baris kesembilan cinta?
kalimat itulah berarti aku tungku tanpa api. Di bumi yang hangus hati selalu bertanya
Pembaca pun dapat memahami maksud dan Kita harus pergi ke mana, di mana rumah
pesan yang ingin pengarang sampaikan. kita?
Penyair menggunakan penanda yang jelas Di bumi yang hangus hati selalu bertanya
pada kata ganti Kau dengan membubuhkan Bimbang kalbu oleh cedera
huruf besar dan kecil. Hal tersebut Di bumi yang hangus hati selalu bertanya
memberikan efek keindahan pada puisi yang Hari ini maut giliran siapa?
diciptakannya. (BmH/Ret/Ero/2-8/1)

8) Gaya Bahasa Retoris Pleonasme Kutipan tersebut terlihat jelas adanya


Gaya bahasa retoris yang merupakan penggunaan erotesis. Pada kutipan di atas
acuan dalam mempergunakan kata-kata pertanyaan yang terdapat pada baris terakhir
lebih banyak dari yang diperlukan untuk tidak perlu dijawab atau dengan kata lain
menyatakan satu pikiran atau gagasan. Pada pembaca sudah mengetahui jawabannya. Dilihat
kumpulan puisi Malam Stanza karya W.S dari konteks kalimat yang mendahului sebelum
Rendra ditemukan sebanyak lima pertanyaan yaitu hati menanyakan apalagi yang
penggunaan. Penggunaan pleonasme kita punya di saat bumi yang hangus.
tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut. Pertanyaan yang menyusul merupakan
menanyakan kita harus pergi ke mana, di mana
Angin kencang datang tak terduga rumah kita. Kemudian pertanyaan yang

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 9
ll;
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2018

menyusul lagi menanyakan hari ini maut dan secara semantik tidak benar. Pengarang
giliran siapa. Pertanyaan untuk menyandingkan kata tersebut untuk memberikan
mempertegas atau menekankan mengenai efek keindahan bagi pembaca agar lebih
kematian. Pengarang dengan pandai merasakan dan masuk ke dalam apa yang akan
menciptakan kalimat tersebut agar disampaikan oleh pengarang. Penggunaan
terciptanya penekanan dan adanya atsmosfer tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.
dramatis.
Kali yang terbagi menjulur ke barat dan ke
10) Gaya Bahasa Retoris Silepsis dan timur
Zeugma Betapa lembut ia ngeluncur tanpa tidur
Gaya bahasa retoris silepsis dan zeugma Ah, Kali Hitam tanpa buih dan sinar
merupakan gaya di mana orang Begitu tohor tapi tak berdasar
mempergunakan dua konstruksi ratapan (LSs/Ret/Zgm/5/5)
dengan menghubungkan sebuah kata
dengan dua kata lain yang sebenarnya Pada kutipan puisi di atas terlihat jelas
hanya salah satunya mempunyai hubungan adanya penggunaan gaya bahasa retoris zeugma.
dengan kata pertama. Ditemukan silepsis Penggunaan terlihat pada larik kelima pada kata
dua penggunaan dan zeugma dua barat dan timur. Pengarang sengaja untuk
penggunaan gaya bahasa retoris pada menghubungkan kedua kata tersebut karena kata
kumpulan puisi Malam Stanza karya W.S. barat dan timur memiliki kelogisan secara
Rendra. Penggunaan tersebut dapat dilihat gramatikalnya. Kemudian kata barat memiliki
pada kutipan berikut. Dalam silepsis, makna mata angin yang arahnya antara barat dan
konstruksi yang dipergunakan itu secara selatan dan kata timur memiliki makna arah
gramatikal benar, tetapi secara semantik mata angin yang berlawanan dengan barat.
tidak benar. Penggunaan tersebut dapat Pengarang dengan pandai menambahkan kata
dilihat pada kutipan berikut. tersebut guna memberikan kesan estetis bagi
pembaca.
Kau tak akan mengerti bagaimana
kesepianku 11) Gaya Bahasa Retoris Hiperbol
menghadapi kemerdekaan tanpa cinta Hiperbola merupakan suatu acuan yang
kau tak akan mengerti segala lukaku mengandung pernyataan yang berlebihan atau
karena cinta telah sembunyikan membesar-besarkan sesuatu hal. Penggunaan
pisaunya gaya bahasa retoris hiperbola pada kumpulan
Membayangkan wajahmu adalah siksa puisi Malam Stanza karya W.S Rendra
kesepian adalah ketakutan dalam ditemukan berjumlah empat penggunaan.
kelumpuhan Penggunaan hiperbola tersebut dapat dilihat
Engkau telah menjadi racun bagi pada kutipan berikut.
darahku
Apabila aku dalam kangen dan sepi Bila malam telah datang
itulah berarti aku tungku tanpa api Kisahkan padanya
(K/Ret/Slp/8/1) Riwayat para leluhur kita
Yang pertama dan perkasa
Kutipan di atas terlihat jelas adanya Dan biarkan ia nanti
penggunaan gaya bahasa retoris silepsis. Tidur di sampingmu
Penggunaan terlihat pada larik delapan pada (SkBtCM/Ret/Hpb/49/6)
kalimat apabila aku dalam kangen dan sepi.
Penggalan kalimat di atas terjadi konstruksi Pada kutipan tersebut terlihat adanya
yang dipergunakan secara gramatikal benar penggunaan gaya bahasa retoris hiperbola pada

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 10
ll;
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2018

kalaimat yang pertama dan perkasa. Kata karakteristik peserta didik, dan alokasi waktu
Perkasa memiliki makna kuat dan tangguh adalah sebagai berikut.
serta berani. Pengarang dengan pandai 1. Pengertian gaya bahasa;
menambahkan kata tersebut guna 2. Macam-macam gaya bahasa;
memberikan kesan tangguh yang mendalam 3. Cara menemukan gaya bahasa
bagi pembaca. yang terkandung dalam puisi;
4. Menganalisis gaya bahasa dalam
C. Rancangan Pembelajaran puisi.
Hasil penelitian tentang gaya bahasa
retoris dalam kumpulan puisi Malam Stanza Pada pembelajaran memahami puisi
karya W.S Rendra dapat dirancang Malam Stanza karya W.S Rendra
pembelajarannya dengan menggunakan KD metode yang tepat untuk digunakan
3.17 Menganalisis unsur pembangun puisi. dalam pembelajaran adalah metode
Unsur-unsur pembangun puisi, diksi, imaji diskusi, tanya jawab dan penugasan.
kata konkret, gaya bahasa, rima/irama, Model pembelajaran tersebut
tipografi, tema/makna (sense), rasa merupakan metode pembelajaran
(feeling), nada (tone), dan kognitif yang menuntut peserta didik
amanat/tujuan/maksud (itention). lebih kreatif bertanya untuk
Mendata kata-kata yang menunjukkan menciptakan situasi yang dapat
diksi, imaji, diksi, kata konkret, gaya membuat peserta didik satu sama lain
bahasa, rima/irama, tipografi, tema/makna belajardan berpikir aktif menemukan
(sense); rasa (feeling), nada (tone), dan pengetahuan dari saling bertanya dan
amanat/tujuan/maksud (itention) dalam diskusi.
puisi.
4. SIMPULAN DAN SARAN
Dari teks puisi tersebut Kompetensi A. Simpulan
Dasar (KD) dikembangkan menjadi Berdasarkan hasil penelitian gaya bahasa
indikator pencapaian kompetensi. retoris pada kumpulan puisi Malam Stanza
Indikator ketercapaian kompetensi dari karya W.S Rendra, peneliti menyimpulkan
Kompetensi Dasar tersebut adalah beberapa hal sebagai berikut.
1. Peserta didik diharapkan mampu 1. Wujud gaya bahasa retoris yang terdapat
mengidentifikasi teks puisi yang kumpulan puisi Malam Stanza karya W.S
mengandung gaya bahasa retoris Rendra yang paling banyak secara berturut-
dalam puisi; turut adalah aliterasi, asonansi, asindeton,
2. Peserta didik diharapkan mampu apostrof, hiperbol, pleonasme, polisindeton,
membandingkan berbagai gaya bahasa zeugma, kiasmus, litotes, erotesis dan
yang telah ditemukan pada teks puisi; silepsis.
3. Peserta didik diharapkan dapat 2. Gaya bahasa retoris yang paling dominan
menyimpulkan hasil analisis gaya dan cenderung dalam kumpulan puisi Malam
bahasa retoris dalam puisi. Stanza karya W.S Rendra adalah gaya
bahasa aliterasi. Pada gaya bahasa aliterasi
Tujuan pembelajaran pada rancangan terdapat penggunaan aliterasi konsonan
pembelajaran ini adalah siswa mampu bilabial [m] dan [p], konsonan apiko alveolar
memahami gaya bahasa retoris yang [d], [l], [n], [r] dan [t], konsonan dorso velar
terdapat pada puisi. [k] dan [ɳ] dan konsonan faringal [h].
3. Fungsi gaya bahasa pada kumpulan puisi
Adapun materi pembelajaran yang akan Malam Stanza karya W.S Rendra adalah
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, membangkitkan suasana sepi, suasana rindu,

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 11
ll;
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2018

suasana jatuh cinta, suasana kematian, memperkaya khasanah sastra Indonesia.


suasana peperangan, kesan marah, kesan
gembira, kesan sedih, kesan gelisah, DAFTAR PUSTAKA
kesan benci, dan menimbulkan adanya Aminuddin. 2014. Pengantar
tanggapan indera perasaan. Apresiasi Karya Sastra.
4. Hasil penelitian gaya bahasa retoris Bandung: Sinar Baru Algensindo.
dalam kumpulan puisi Malam Stanza Keraf, Gorys. 2010. Diksi dan Gaya
karya W.S Rendra dapat dirancang Bahasa. Jakarta: Gramedia
sebagai pembelajaran sastra di SMA Pustaka Utama.
sesuai dengan KD 3.17 Menganalisis Priyatni,Endah Tri. 2014. Desain
unsur pembangun puisi. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
pembelajaran dalam pembelajaran ini dalam Kurikulum 2013. Jakarta:
yaitu siswa mampu memahami gaya Bumi Aksara.
bahasa retoris yang terdapat pada puisi. Puspitasari, Nanda.2017.Gaya Bahasa
Rancangan pembelajaran ini Kiasan dalam Kumpulan Cerpen BH
menggunakan Metode diskusi, tanya Karya Emha Ainun Nadjib. Jurnal
jawab, penugasan dengan alokasi waktu Kata (Bahasa, Sastra, dan
2 jam pelajaran 1x pertemuan. Pembelajarannya): Universitas
Rancangan pembelajaran ini Lampung.
menggunakan bahan ajar teks kumpulan Ratna, Nyoman Kutha. 2016.
puisi yang berjudul Malam Stanza pada Stilistika Kajian Puitika Bahasa,
siswa kelas X semester genap. Sastra, dan Budaya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Siswantoro, 2016. Metode
B. Saran Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian Pustaka Pelajar.
yang telah disajikan pada bagian Tarigan, Henry Guntur. 2013.
sebelumnya, peneliti menyarankan hal-hal Pengajaran Gaya Bahasa.
sebagai berikut. Bandung: Angkasa.
1. Guru bidang studi mata pelajaran Bahasa Yanthi, Vili.2014.Gaya Bahasa Retoris dan
Indonesia Bagi guru Bahasa Indonesia Kiasan dalam Novel Di Ujung Tanduk
hendaknya dapat menggunakan rancangan Karya Tere Liye. Jurnal Kata (Bahasa,
pembelajaran yang ada pada penelitian ini Sastra, dan Pembelajarannya):
dalam pembelajaran menganalisis gaya Universitas Lampung.
bahasa retoris pada puisi dengan
menggunakan metode diskusi, tanya
jawab dan penugasan dengan tujuan
pembelajaran siswa mampu memahami
ragam gaya bahasa retoris pada puisi.
2. Bagi peneliti selanjutnya jika tertarik
untuk meneliti kumpulan puisi Malam
Stanza karya W.S Rendra agar meneliti
dengan fokus penelitian yang berbeda,
tidak hanya terbatas pada kumpulan puisi
saja, tetapi dapat mengkaji gaya bahasa
kiasan pada karya sastra lainnya, seperti
cerita pendek ataupun novel. Sehingga
akan diperoleh hasil yang bervariasi dan

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 12

Anda mungkin juga menyukai