GUNAWAN MARYANTO
(Stilistic Study In The Collection Of Gunawan Maryanto Flower Poetry A Pair of Works)
Anisa Lestari
Universitas PGRI Palembang
Jl. Ahmad Yani, Palembang, Sumatera Selatan
Pos-el : lestarianisa699@gmail.com
Achmad Wahidy
Universitas PGRI Palembang
Jl. Ahmad Yani, Palembang, Sumatera Selatan
Pos-el : achmadwahidy@gmail.com
Liza Murniviyanti
Universitas PGRI Palembang
Jl. Ahmad Yani, Palembang, Sumatera Selatan
Pos-el : murniviyantiliza@gmail.com
Abstract
The problem in this research is how the language style and imagery in the collection of poems Flower
Poetry by Gunawan Maryanto. The purpose of this research in general is to find out and describe the
stylistics, especially the style and imagery in the collection of poetry Flower Poetry by Gunawan
Maryanto. The research method used is descriptive qualitative method. The data analysis technique
used content analysis. The results of the analysis obtained by the researcher are in the form of 20
styles of language according to their meaning and use, namely, alliteration, assonance, epizeukis,
anaphora, mesodilopsis, simile, metaphor, personification, depersonification, anithesis, pleonasm,
tautology, metonymy, synecdoche, eponym, erothesis , ellipsis, hyperbole, oxymoron, climax. While
the imagery in the collection of poems Flower Poetry consists of 5 images, namely visual imagery,
auditory imagery, motion imagery, tactile imagery, and olfactory imagery.
Abstrak
Masalah pada penelitian ini bagaimanakah gaya bahasa dan citraan pada kumpulan puisi Kembang
Sepasang karya Gunawan Maryanto. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui dan
mendeskripsikan stilistika khususnya gaya bahasa dan citraan pada kumpulan puisi Kembang
Sepasang karya Gunawan Maryanto. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif. Teknik analisis data menggunakan analisis isi. Hasil analisis yang didapatkan oleh peneliti
adalah berupa gaya bahasa berjumlah 20 sesuai dengan pengertian dan kegunaanya yaitu, aliterasi,
asonansi, epizeukis, anafora, mesodilopsis, simile, metafora, personifikasi, depersonifikasi, anitesis,
pleonasme, tautologi, metonimia, sinekdoke, eponim, erotesis, ellipsis, hiperbola, oksimoron,
klimaks. Sedangkan citraan pada kumpulan puisi Kembang Sepasang berjumlah 5 citraan, yaitu
citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan gerak, citraan perabaan, citraan penciuman.
Diantara tanah retak dan angin layu Tapi lading yang sepi mesti kau isi
Hanya daun-daun yang tumbuh ditubuh Sesuatu mesti kau tanam di sini
Dari luka yang ku tanam bulan lalu Agar kelak ada yang bisa kau inget
Selain angin dingin yang cepat lewat
Berdasarkan kutipan puisi
di atas terdapat gaya bahasa Berdasarkan puisi di atas
asonansi karena terdapat terdapat gaya bahasa mesodilopsis
pengulangan bunyi vokal yang karena pada penggalan puisi
sama, penyair menggunakan tersebut terdapat pengulangan kata
pengulangan vokal “u” yang di tengah baris secara berurutan.
sebenarnya tidak memiliki makna Penyair menggunakan
apapun tetapi diharapkan dapat pengulangan kata yakni pada kata
memberikan kesan estetik kepada meski dan yang secara dua kali
pembaca. berturut-turut. Penggulangan di
tengah baris dilakukan oleh penulis
3.3 Gaya Bahasa Epizeukis sebagai upaya penegasan untuk
memberikan kesan yang indah
Kupanggil namamu. Kupanggil namamu ketika dibaca.
Lewat nyanyi tonggeret di pohon randu
3.6 Gaya Bahasa Simile
Berdasarkan kutipan puisi
di atas terdapat gaya bahasa Ia tak akan pernah terbang
epizeukis karena bahasanya Sebagaimana burung-burung
bersifat langsung dengan
mengulang setiap kata yang Berdasarkan kutipan puisi
dianggap penting secara berturut- di atas terdapat gaya bahasa simile
turut. Pada kata kupanggil namamu karena pada kata Ia tak akan pernah
terdapat kata kupanggil dan kata terbang
namamu yang digunakan oleh Sebagaimana burung-burung pengarang
penyair secara dua kali dalam satu mengibaratkan seseorang memiliki
baris. Hal tersebut digunakan persamaan dengan burung-burung.
untuk mempertegas apa yang ingin
menjadi maksud penyair. 3.7 Gaya Bahasa Metafora