Anda di halaman 1dari 18

Kajian Stilistika Majas dan Citraan Dalam Antologi Puisi Selamat Menunaikan Ibadah Puisi

KAJIAN STILISTIKA MAJAS DAN CITRAAN DALAM ANTOLOGI PUISI SELAMAT


MENUNAIKAN IBADAH PUISI KARYA JOKO PINURBO

Nurmutiah Arindatama
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
nurmutiah.18015@mhs.unesa.ac.id

Heny Subandiyah
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
henysubandiyah@unesa.ac.id

Abstrak

Tujuan penelitian ini mendeskripsikan dan menginterpretasi majas serta citraan dalam antologi puisi
Selamat Menunaikan Ibadah Puisi karya Joko Pinurbo. Penelitian ini menggunakan pendekatan stilistika
untuk menelaah gaya bahasa dalam puisi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
kualitatif. Data penelitian ini adalah berupa kata, frasa, baris, dan bait puisi. Sumber data yang digunakan
yaitu 86 judul antologi puisi. Teknik pengumpulan data yang digunakan studi pustaka dan analisis data
yang digunakan adalah teknik analisis isi (content analysis) berupa pembacaan, pencatatan,
pengelompokan, dan pengkodean data puisi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat majas dan
citraan yang meliputi majas simile, majas personifikasi, majas metafora, majas alegori, citraan penglihatan,
citraan pendengaran, citraan gerak, citraan perabaan, dan citraan penciuman. Majas personifikasi dan
citraan perabaan merupakan unsur yang paling dominan dalam puisi. Majas personifikasi dengan jumlah
27 buah dan citraan perabaan 34 buah.

Kata Kunci: puisi, majas, citraan, dan stilistika

Abstract

The purpose of this study is to describe the figure of speech and imagery in the anthology of the poem
Selamat Carrying Out the Worship of Poetry by Joko Pinurbo. This study uses a stylistic approach to
examine the style of language in poetry. The research method used is descriptive qualitative research.
The data of this research are in the form of words, phrases, lines, and stanzas of poetry. The data sources
used are 86 poetry anthologies. The data collection technique used was literature study and the data
analysis used was content analysis technique in the form of reading, recording, grouping, and coding
poetry data. The results of this study indicate that there are figure of speech and imagery which include
simile figure of speech, personification figure of speech, metaphorical figure of speech, allegory figure of
speech, visual imagery, auditory imagery, motion imagery, tactile imagery, and olfactory imagery.
Personification figure of speech and tactile imagery are the most dominant elements in poetry.
Personification figure of speech with a total of 27 pieces and 34 pieces of tactile imagery.

Keywords: poetry, figure of speech, imagery, and stylistics

Sastrawan tersebut bernama Joko Pinurbo


PENDAHULUAN
yang lahir tanggal 11 Mei 1962 di Sukabumi Provinsi
Puisi dapat terbentuk karena adanya proses Jawa Barat. Beliau merupakan penyair terkemuka di
aktivitas pencurahan jiwa menggunakan bahasa yang Indonesia yang banyak membuat karya berupa puisi
padat (Pradopo 2018: 12). Salah satunya yaitu (Riswari, 2018). Hasil kerja kerasnya dalam
antologi puisi yang berjudul Selamat Menunaikan membuat puisi Joko Pinurbo memperoleh berbagai
Ibadah Puisi merupakan 121 puisi pilihan pada penghargaan antara lain Penghargaan Buku Puisi
kurun waktu 1992-2012 yang disunting Joko Pinurbo Dewan Kesenian Jakarta (2001), Sih Award (2001),
dan diterbitkan tahun 2016 oleh PT Gramedia Hadiah Sastra Lontar (2001), Tokoh Sastra Pilihan
Pustaka Utama. Puisi itu berisi tentang realitas sosial Tempo (2001 dan 2012), Penghargaan Sastra Badan
kehidupan masyarakat sehari-hari seperti adanya Bahasa (2002 dan 2014) (Kholifah, 2021). Sejak di
tindakan kriminalitas, kemiskinan, dan kesenjangan bangku Sekolah Menengah Atas ia gemar menulis
sosial. puisi dengan gaya bahasa yang unik.

124
Bapala Volume 9, Nomor 6 Tahun 2022, hlm. 124-141

Joko Pinurbo ketika menulis puisi selalu 179) yang mengemukakan bahwa puisi itu tidak
menggunakan kosakata bahasa yang digunakan hanya dibuat menggunakan bunyi-bunyian murni
dalam kehidupan sehari-hari (Bachtiar dan Risna, tetapi harus menampilkan warna emosi tertentu.
2021). Menurutnya, penggunaan bahasa sehari-hari Emosi warna tertentu berhubungan dengan cara yang
ini sangat mengasyikkan untuk bahan dalam ditunjukkan oleh pengarang dalam penggunaan kata
membuat puisi karena menggambarkan fakta atau yang indah. Selaras dengan pendapat (Alfari, 2021)
fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Ketika mengungkapkan bahwa keindahan kata merupakan
membaca karyanya puisi-puisi itu seolah-olah unsur yang penting untuk mengungkapkan maksud.
bercerita melalui pilihan-pilihan katanya (Yulianto, Ekspresif penggunaan kata dalam teks puisi akan
2017). Banyak permainan kata dalam puisi sehingga memperjelas maksud yang ingin disampaikan.
menimbulkan rasa keingintahuan pembaca untuk Proses gambaran (angan) dalam pikiran
memahami apa sebenarnya makna yang terkandung yang melibatkan panca indra manusia disebut dengan
di dalamnya. Oleh karena itu penelitian ini memilih citraan. Citraan berfungsi untuk memperjelas
antologi puisi yang berjudul Selamat Menunaikan gambaran agar menimbulkan suasana khusus untuk
Ibadah Puisi karena dari segi isi puisi banyak menarik perhatian.
menggunakan berbagai macam objek sebagai bentuk Stilistika merupakan pendekatan yang
gaya bahasa. digunakan untuk meneliti fungsi keindahaan dalam
Gaya bahasa naratif, ironi, dan humor penggunaan bentuk kebahasaan karya sastra
terlihat jelas dalam teks puisi. Sebagai contoh pada (Nurgiyantoro 2014: 75). Artinya, bahwa aspek
trilogi puisi yang berjudul celana 1, celana 2, dan kebahasaan dalam karya sastra itu menjadi hal yang
celana 3 nampak adanya realitas sosial masyarakat sangat penting untuk menghasilkan karya yang dapat
yang memiliki kesinambungan. Jika dipahami puisi menarik hati pembaca.
tersebut merujuk adanya seorang anak yang sedang Ambiguitas masih kerap terjadi apakah
mencari celananya dan berhasil mendapatkan celana stilistika bagian dari seni atau linguistik (bahasa).
itu. Apabila diartikan lebih mendalam lagi konsep Hal tersebut harus diatasi untuk menimbulkan
celana bukan mengarah pada hal yang bersifat negatif kepastian. Secara umum terdapat persamaan antara
melainkan terdapat makna positif tentang pencarian stilisitika sebagai seni dan stilistika sebagai
jati diri seseorang yang tidak mempunyai tujuan liinguistik yakni keduanya sama-sama menggunakan
untuk mengatur kehidupannya. Oleh karena itu objek stile atau bahasa.
penyusunan bait-bait puisi harus menciptakan sebuah Dalam antologi puisi Selamat Menunaikan
karya yang dapat dinikmati oleh pembaca perlu Ibadah Puisi ini banyak memuat fenomena sosial
adanya penyusunan kata dengan bahasa yang indah yang ditulis menggunakan berbagai macam gaya
(Rokhmansyah 2014: 14). bahasa seperti majas dan citraan. Objek kajian puisi
Keindahan bahasa dalam teks kesastraan yang digunakan ditulis berdasarkan fakta kehidupan
harus menyentuh hati, menggetarkan perasaan, dan sehari-hari.
memberikan kepuasan bagi pembacanya antara lain Terdapat tiga penelitian terdahulu yang
(1) penggunaan bahasa dalam teks sastra harus digunakan membahas majas dan citraan dalam puisi.
mencerminkan karakteristik bahasa sastra. Sastra Penelitian pertama yang dilakukan Agung (2021)
berarti berhubungan dengan khayalan atau angan, (2) berjudul “Majas Dalam Puisi Nikmat Hidup, Hati
adanya kreativitas memilih aspek bahasa secara tepat, Sanubari, dan Hanya Hati Karya Buya Hamka:
(3) terdapat penyimpangan (deviasi) tertentu yang Kajian Stilistika” dianggap relevan karena sama-
memiliki efek tertentu, (4) penulisan tidak harus sama mengkaji puisi dengan pendekatan stilistika dan
sesuai dengan kaidah kebahasaan (gramatikal) untuk membahas majas. Perbedaannya dengan penelitian
mendapatkan kata-kata yang indah, (5) ada efek ini adalah penelitian tersebut mengkaji majas
estetis atau keindahan yang diutamakan, (6) terdapat perulangan (anafora, aliterasi, mesodilopis dan
makna yang ditambahkan agar tidak menjadi karya asonansi), majas perbandingan (perumpamaan/simile
yang monoton, dan (7) keseimbangan unsur bentuk dan alegori), majas pertentangan (sinisme), dan
dan isi untuk menyampaikan isi gagasan majas pertautan, namun dalam penelitian ini hanya
(Nurgiyantoro 2013: 378-379). mengkaji majas simile, personifikasi, metafora, dan
Keindahan penggunaan bahasa dalam teks alegori.
puisi melalui kata kiasan dapat membangkitkan Penelitian kedua yang dilakukan oleh
emosi bagi para pembaca. Pernyataan tersebut sesuai Sugiyo (2021) berjudul “Majas dan Citraan Cerpen
dengan pendapat (Wellek dan Warren 2016: 178- Langit Mengaga Karya Danarto” dianggap relevan

125
Kajian Stilistika Majas dan Citraan Dalam Antologi Puisi Selamat Menunaikan Ibadah Puisi

karena sama-sama mengkaji stilistika. Perbedaannya


dengan penelitian ini adalah penelitian tersebut METODE
menggunakan sumber data cerpen dengan Jenis penelitian yang digunakan adalah
membahas penggunaan majas repetisi, paralelisme, deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan
polisidenton dan asindenton, hiperbola, paradoks, penelitian yang bertujuan untuk memberikan
ironi dan sarkasme, namun penelitian ini gambaran secara akurat dan jelas terhadap objek
menggunakan sumber data antologi puisi yang sesuai dengan fakta (Abdullah 2018: 9). Pendekatan
membahas majas simile, personifikasi, metafora, dan kualitatif juga digunakan dalam penelitian ini karena
alegori. data yang digunakan berupa kata-kata bukan angka
Penelitian ketiga dilakukan Virgiawan (Abdullah 2018: 208). Oleh karena objek penelitian
(2020) berjudul “Analisis Majas dan Citraan Pada ini adalah karya sastra maka pendekatan yang
Kumpulan Lirik Lagu Grup Band Mocca Album digunakan stilistika berdasarkan teori Rachmat Djoko
Lima” dianggap relevan karena sama-sama Pradopo tentang gaya bahasa.
membahas majas dan citraan. Perbedaannya dengan Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian tersebut penelitian ini adalah antologi puisi Selamat
menggunakan sumber data kumpulan lirik lagu Menunaikan Ibadah Puisi karya Joko Pinurbo yang
dengan membahas penggunaan majas anafora, memuat 121 puisi namun yang digunakan hanya 86
antitesis, hiperbola, paralelisme, tautologi, judul saja. Data yang digunakan berupa kata, frasa,
pleonasme, personifikasi, epifora, namun penelitian atau bait teks puisi.
ini menggunakan sumber data antologi puisi yang Teknik pengumpulan data yang digunakan
membahas majas alegori, personifikasi, metafora, dalam penelitian ini adalah studi pustaka dengan
dan simile. langkah-langkah sebagai berikut:
Bahasa kiasan (majas) dan citraan dapat (1) Membaca intensif dan cermat antologi puisi
dianalisis menggunakan pendekatan stilistika. (2) Menandai (memberi kode) data sesuai
Pendekatan stilisitika merupakan penggunaan gaya dengan topik majas atau citraan
bahasa seseorang untuk mengekspresikan perasaan Contoh Majas:
(Ma’ruf 2010: 8). Selaras dengan pendapat (Ratna 1) Puisi berjudul “Bayi di Dalam Kulkas”
2013: 161) yang mengemukakan bahwa proses diberi tanda Mp1S
penciptaan gaya bahasa secara jelas disadari oleh Keterangan:
penulisnya untuk memperoleh aspek keindahan. M = Majas
Selaras pula dengan pendapat (Hikmat, dkk 2016: p1= Puisi ke-1
22) yang mengemukakan bahwa karya sastra yang S = Jenis Majas Simile
baik itu dapat memberikan efek estetik atau Contoh Citraan:
keindahan. Oleh karena itu gaya bahasa yang 1) Puisi berjudul “Pulang Malam” diberi
digunakan dalam puisi harus mampu memberikan tanda Cp1Pl
ketertarikan bagi membaca. Keterangan:
Stilistika memiliki beberapa unsur stile C = Citraan
antara lain arti denotatif dan konotatif, p1= Puisi ke-1
perbendaharaan kata (kosa kata), pemilihan kata S = Jenis Citraan Penglihatan
(diksi), bahasa kiasan (majas), citraan, sarana (3) Menyusun tabel data untuk
retorika, dan faktor-faktor kebahasaan dalam mengelompokkan data
membuat karya (Pradopo 2018: 49). Denotasi Analisis data yang digunakan dalam
berkaitan dengan arti sebenarnya dan konotasi penelitian ini disebut content analysis yakni
memiliki arti tidak sebenarnya. Perbendaharaan kata menganalisis isi sesuai topik permasalahan
(kosa kata) meliputi kata-kata kuno, kata-kata kuno, menggunakan pemaknaan, pengelompokan data
kata-kata bahasa daerah, atau kata-kata dengan istilah majas atau citraan berdasarkan judul puisi.
asing.
Berdasarkan latar belakang di atas timbul HASIL DAN PEMBAHASAN
dua rumusan masalah yaitu (1) Bagaimana bentuk Hasil penelitian ini diuraikan sebagai
majas dalam antologi Selamat Menunaikan Ibadah berikut.
Puisi karya Joko Pinurbo? (2) Bagaimana bentuk Menurut teori gaya bahasa Pradopo majas
citraan dalam antologi Selamat Menunaikan Ibadah dibagi menjadi 7, namun dalam penelitian ini hanya
Puisi karya Joko Pinurbo?
Bapala Volume 9, Nomor 6 Tahun 2022, hlm. 124-141

ditemukan 4 jenis majas sebagaimana dijelaskan Majas alegori merupakan bahasa


berikut: kiasan berisi tentang cerita yang
A. Hasil Penelitian mengandung arti tidak sebenarnya
1. MAJAS (kiasan).
1.1 Majas Simile (MS) Sebagai contoh terdapat pada puisi
Majas simile merupakan bahasa “Surat Malam untuk Paska” seperti data
kiasan yang digunakan untuk berikut:
menyamakan satu hal dengan hal lain “sepanjang malam hujan meracau di
menggunakan kata-kata pembanding kepalamu”(SMIP: 39)
bak, laksana, bagai, sebagai, se, semisal, Ungkapan dalam kepalamu ada
dan seumpama. hujan merupakan simbolisasi untuk
Sebagai contoh terdapat pada puisi membandingkan sesuatu karena
berjudul “Kepada Uang” seperti mengiaskan seseorang yang memiliki
databerikut: banyak ide di sepanjang malam selalu
“seperti jendela matamu yang buat bermunculan.
senja-senjaku teduh” (SMIP: 140)
Pembandingan keinginan yang 2. CITRAAN
dilakukan oleh seseorang dilukiskan 2.1 Citraan Penglihatan (CPl)
dengan kata pembanding langsung Citraan penglihatan merupakan
seperti. penggambaran angan melalui indra
1.2 Majas Personifikasi (MP) penglihatan.
Majas personifikasi merupakan Sebagai contoh terdapat pada puisi
bahasa kiasan untuk menyamakan benda “Pulang Malam” seperti data berikut:
mati menjadi benda hidup yang seolah- “di seluruh kamar api menjalar dan
olah memiliki sifat dan perilaku seperti ranjang terbakar” (SMIP: 21)
manusia. Kata-kata ranjang terbakar, api
Sebagai contoh terdapat pada puisi menjulur, seluruh kamar
berjudul “Kisah Senja” seperti data kehadirannya dapat dibayangkan
berikut: kehadirannya di dalam imajinasi
“lelaki itu ke kamar mandi ketika pembaca.
senja sudah menunggu” (SMIP: 6) 2.2 Citraan Pendengaran (CPd)
Benda mati senja itu tidak Citraan pendengaran merupakan
bernyawa, digunakan sebagai penggambaran angan melalui bunyi atau
pembanding eksplisit untuk melakukan suara dari objek yang di dengar.
aktivitas: menungguku/lelaki bergegas Sebagai contoh terdapat pada puisi
mandi/bersiul-siul sebagaimana yang “Malam Insomnia” seperti data berikut:
dilakukan oleh manusia. “terdengar suara bocah menjerit-
1.3 Majas Metafora (MM) jerit ketakutan” (SMIP:128 )
Majas metafora merupakan bahasa Kata menjerit-jerit dapat
kiasan yang digunakan untuk menghadirkan suasana yang menakutkan
membandingkan sesuatu secara tidak diiringi dengan suara bernada tinggi
langsung (implisit). sercara berulang-ulang.
Sebagai contoh terdapat pada puisi 2.3 Citraan Gerak (CGr)
“Sepasang Tamu” seperti data berikut: Citraan gerak merupakan citraan
yang berkaitan juga dengan indra
“dengan penuh ketakutan anak muda
itu angkat kaki” (SMIP: 64) pengihatan seolah-olah objek tersebut
Ungkapan angkat kaki tersebut dapat bergerak.
dapat dimaknai sebagai situasi yang Sebagai contoh terdapat pada puisi
“Kucing Hitam” seperti kutipan data
menegangkan karena tanpa banyak
berikut:
bicara si aku lirik meminta anak muda
“ranjang di obrak-abrik si hitam”
yang sedang kelaparan tersebut untuk (SMIP:46)
meninggalkan tempat.
1.4 Majas Alegori (MA)

127
Kajian Stilistika Majas dan Citraan Dalam Antologi Puisi Selamat Menunaikan Ibadah Puisi

Kata obrak-abrik ranjang memberitahukan bahwa ketika mereka tidur itu


termasuk ke dalam citraan gerak karena terlihat bodoh seperti baka. Kata “baka”
aktivitasnya dapat dibayangkan dalam merupakan salah satu kosakata bahasa Jepang
imajinasi pembaca. yang berarti bodoh.
2.4 Citraan Perabaan (CPr) 1.3 Majas Simile Pada Puisi “Kucing Hitam”
Citraan perabaan merupakan “seperti mangsa dihisapnya darah itu”
citraan yang dapat dirasakan oleh indra (SMIP: 46)
perabaan (kulit). Ungkapan simile tersebut menjelaskan
Sebagai contoh terdapat pada puisi bahwa lelaki perkasa yang tanggguh itu
“Usia 44” seperti data berikut: disamakan dengan adanya target. Kondisi itu
“di atas kursi sapi menggigil” memberitahukan bahwa pada setiap malam lelaki
(SMIP:144)
yang tangguh itu harus dituntaskan atau dibantai
Kata menggigil termasuk citraan
jikamelakukan sesuatu yang tidak baik.
perabaan karena dapat digambarkan
1.4 Majas Simile Pada Puisi “Pacar Senja”
seolah-olah dapat dirasakan oleh indra
“cinta itu seperti penyair berdarah dingin”
perabaan (kulit) di imajinasi pembaca.
(SMIP: 110)
2.5 Citraan Penciuman (CPc)
Ungkapan simile tersebut menjelaskan
Citraan penciuman adalah citraan
bahwa cinta merupakan suatu sikap yang
penggambaran angan terkait objek yang
ditujukkan untuk seseorang ayang dianggap
dapat dirasakan oleh indra penciuman.
paling istimewa sehingga timbul keinginan untuk
Sebagai contoh terdapat pada puisi
terus menyayanginya.
“Di Atas Meja” seperti data berikut:
1.5 Majas Simile Pada Puisi “Penjual Bakso”
“di halaman-halaman buku “Seperti suara mangkok dan piring
tercium harum darahmu” (SMIP: terdengar bunyi ting-ting” (SMIP: 125)
3)
Kata harum termasuk citraan Ungkapan simile tersebut menjelaskan
penciuman karena menggambarkan bahwa ketika hujan datang terdengar penjual
tentang kerinduan terhadap seseorang bakso yang sedang berjualan seperti suara
yang sudah tiada. mangkok peninggalan ibuku.
1.6 Majas Simile Pada Puisi “Seperti Apa
B. Pembahasan Terbebas dari Dendam Derita?”
1. MAJAS “cengekeraman luka itu seperti sayatan
1.1 Majas Simile Pada Puisi “Bayi di Dalam pisau” (SMIP: 127)
Kulkas” Ungkapan simile tersebut menjelaskan
“seperti gumpalan jantung, ibu menjamah bahwa ketika seseorang tersebut sedang
tubuh bayi yang ranum” (SMIP: 12) mendapatkan masalah itu seperti pisau yakni
Ungkapan simile seperti tersebut perasaannya tidak karuan atau memilukan yang
menjelaskan bahwa bayi yang sedang tersenyum meskipun sudah hilang lukanya masih membekas.
itu disamakan dengan gumpalan jantung yang Sekuat apapun ia mencoba untuk menghilangkan
pada kenyataan dua hal yang berbeda. Kondisi itu itu tidak akan bisa.
juga menekankan bahwa seorang bayi yang baru 1.7 Majas Simile Pada Puisi “Rambutku
dilahirkan itu seperti gumpalan jantung yang adalah Jilbabku”
memerlukan kasih sayang untuk merawat agar
“tersentuh waktu, rambutnya serupa
menjadi anak yang memiliki perkembangan
rumpun putri malu” (SMIP: 133)
tubuh baik.
1.2 Majas Simile Pada Puisi “Di Bawah Ungkapan simile tersebut menjelaskan
Kibaran Sarung” bahwa ada seseorang yang sedang berada di salon
“seperti tidur baka yang dijaga lelaki kurus” untuk potong rambut. Rambut itu menjadi
(SMIP: 43) mahkota berharga bagi perempuan serupa
Ungkapan simile tersebut menjelaskan rumpun putri malu. Serupa rumpun putri malu
bahwa mereka yang sedang tidur itu disamakan maksudnya rambut itu sensitif jadi harus dirawat
dengan seseorang yang selalu datang ke dalam dengan baik.
mimpi mereka untuk menjaga, menyambangi, 1.8 Majas Simile Pada Puisi “Mobil Merah di
dan melihat keadaannya. Keadaan itu Pojok Kuburan”
“mobil-mobilan itu hilang serupa mobil merah
disana” (SMIP: 134)
Bapala Volume 9, Nomor 6 Tahun 2022, hlm. 124-141

menggambarkan bahwa bertingkah laku seperti


manusia yaitu mencari tahu apa penyebab
Ungkapan simile tersebut menjelaskan seseorang menyisakan ingatan atas kejadian
bahwa ada seseorang sedang berada di suatu memilukan yang terlihat jelas pada tinggal
tempat kemudian tiba-tiba teringat dengan ranting dan daun kering berserakan.
mobilnya yang dulu hilang. Kejadian itu dapat “waktu itu tengah malam” “kau
terjadi karena kelalaian dirinya sendiri yang menangis. Tapi ranjang
kurang memperhatikannya. Rasa bersalah mendengarkan suramu sebagai
menghantui pikirannya. nyanyian” (SMIP: 1)
1.9 Majas Simile Pada Puisi “Pasien” Data kata ranjang digunakan untuk
“jejak suara itu seperti pasien rumah menggambarkan seolah-olah ada kegiatan yang
sakit jiwa” (SMIP: 141) dilakukan oleh manusia yaitu mendengar suara
Ungkapan simile tersebut menjelaskan tangisan secara terus menerus menggunakan
bahwa seseorang dapat mengenali suara orang telinga. Jika diteliti arti kata ranjang yang
lain karena sering terlibat dengan komunikasi sebanarnya adalah tempat yang digunakan oleh
setiap hari yang diibaratkan seperti pasien rumah seseorang untuk tidur.
sakit jiwa tidak bosan berada di lingkungan itu. 1.14 Majas Personifikasi Pada “Puisi
1.10 Majas Simile Pada Puisi “Kepada Cium” Desember”
“di musim yang rusuh ini, di
“seperti di celah karang air
musim yang resah ini hangatkan
ditemukan” (SMIP: 142)
hari yang sebentar lagi tanggal”
Ungkapan simile tersebut menjelaskan (SMIP: 4)
bahwa ketika sedang berada dalam situasi yang Data kata musim pada kutipan larik puisi di
sulit seseorang harus berusaha untuk menemukan atas termasuk ke dalam majas personifikasi
solusi seperti anak rusa yang menemukan air. Arti karena kata musim digunakan untuk
ungkapan itu menjelaskan seseorang harus kiat menggambarkan bahwa tedapat bentuk kegiatan
untuk mengatasi masalahnya sendiri. manusia yang menginginkan semua akan kekal
1.11 Majas Simile Pada Puisi “Tahilalat” abadi.
“seperti cinta mata betah berjaga” 1.15 Majas Personifikasi Pada Puisi “Di Salon
(SMIP: 176) Kecantikan”
Ungkapan simile tersebut menjelaskan “wajah di dalam kaca diobrak-abrik
bahwa kasih sayang seorang ibu tidak akan hilang warna” (SMIP :9)
karena seperti cinta yang betah terjaga. Cinta Data kata kaca merupakan benda tembus
yang diberikan oleh ibu untuk anaknya itu akan pandang yang dapat menggambarkan bahwa
kekal dan selalu tulus tidak pamrih meminta seiring dengan waktu raut wajah itu mengalami
balasan apapun. akan mengalami perubahan, begitu pula
1.12 Majas Simile Pada Puisi “Pada Matanya” kehidupan.
“pada matanya aku melihat kerlap-kerlip
cahaya lampu kota kecil seperti bisikan “di ujung kecantikan jarum jam
hati yang lembut memanggil”(SMIP: mulai mengukur irama jantungnya”
189) (SMIP: 10)
Ungkapan simile tersebut menjelaskan Data kata jarum jam menggambarkan ada
bahwa ketika menatap seseorang tersebut aktivitas yang dilakukan secara berulang-ulang
terpancar harapan yang banyak seperti bisikan yang menyatakan bahwa manfaatkan waktu
hati lembut. Ungkapan bisikan hati yang lembut sebaik mungkin untuk mengerjakan sesuatu.
itu menandakan bahwa saat harapan muncul “ketika cermin hendak mengurung
maka secara tidak langsung seseorang itu harus tubuhnya ia tabah” (SMIP: 11)
berani untuk mewujudkannya. Data kata cermin menggambarkan takdir
1.13 Majas Personifikasi Pada Puisi “Tengah yang ditentukan oleh Tuhan kepada manusia. Saat
Malam” seseorang itu berada di situasi yang menyulitkan
“di kaca jendela musim mengedap”(SMIP: sekali pun ia harus menghadapinya dengan
1) penuh kesabaran dan tidak boleh menyalahkan
Data kata musim pada kutipan larik puisi di garis ketentuan takdir.
atas termasuk ke dalam majas personifikasi
karena kata musim digunakan untuk

129
Kajian Stilistika Majas dan Citraan Dalam Antologi Puisi Selamat Menunaikan Ibadah Puisi

1.16 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Kisah Data kata peta menggambarkan bahwa
Semalam” kesuksesan akan tertunda jika manusia tidak
“sisa-sisa kecantikan akan memiliki rasa inisiatif untuk melakukan
direbut cermin” (SMIP: 19) perubahan dengan kerja keras maksimal.
Data kata cermin menggambarkan bahwa 1.22 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Kebun
ada aktivitas manusia yang berupa merampas hal Hujan”
yang bukan menjadi hak nya. Seperti mengambil “mayat-mayat hujan dikubur
barang milik orang lain yang bukan miliknya matahari” (SMIP: 57)
sendiri. Data kata matahari pada kutipan larik puisi
1.17 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Pulang di atas termasuk ke dalam majas personifikasi
Malam karena kata matahari yang menggambarkan
seolah-olah bertingkah laku seperti manusia.
“di atas puing-puing mimpi dan
reruntuhan waktu tubuh kami hangus dan 1.23 Majas Personifikasi Dalam Puisi
membangkai dan api siap-siap “Penumpang Terakhir “
melumatnya menjadi asap dan abu” “batuknya mengamuk” (SMIP: 74)
(SMIP:21) Data kata batuk pada kutipan larik puisi di
atas termasuk ke dalam majas personifikasi
Data kata api pada kutipan larik puisi di atas
karena kata batuk diibaratkan sebagai objek yang
termasuk ke dalam majas personifikasi karena
menggambarkan adanya tingkah laku manusia.
api menggambarkan bahwa dalam kehidupan
1.24 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Gadis
pasti akan dihadapkan dengan masalah yang
membara atau mengguncang perasaan. Enam Puluh Tahun”
1.18 Majas Personifikasi Dalam Puisi “wajahnya digerayangi sorot
senja” (SMIP: 80)
“Keranda”
“tubuh diminta kembali ranjang” Data kata senja diibaratkan objek yang
(SMIP: 22) meggambarkan adanya bentuk tindakan manusia.
Data kata ranjang menggambarkan tentang Senja memiliki makna sebenanarnya
kerinduan ibu kepada sang anak yang sedang berhubungan dengan waktu menjelang maghrib
bekerja merantau ke daerah lain dan yang ditandai dengan langit berwarna jingga.
menggambarkan bahwa semua yang pergi pasti 1.25 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Laki-
akan kembali ke tempat asalnya. laki Tanpa Celana”
1.19 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Minggu “ini bulan Januari, bulan yang rajin mandi
saya bertemu perempuan muda wajahnya
Pagi di Sebuah Puisi”
milik trauma” (SMIP: 91)
“kata-kata telah pulang dari
Data kata bulan pada kutipan larik puisi di
makam,iring-iringan demonstran makin
panjang, para serdadu berebutan kain atas termasuk ke dalam majas personifikasi
kafan” (SMIP: 29) karena menggambarkan adanya tingkah laku
manusia sehari-hari. Bulan dalam arti sebenarnya
Data kata kata-kata adalah objek yang
merupakan salah satu satelit yang dimiliki oleh
menggambarkan aktivitas manusia sebagai
bumi.
bentuk protes dilakukan oleh sekumpulan orang
1.26 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Lupa”
untuk menyampaikan pendapatnya.
“lupa: mata waktu yang tidur
1.20 Majas Personifikasi Dalam Puisi sementara” (SMIP: 101)
“Tahanan Ranjang” Data kata lupa pada kutipan larik puisi di
“ranjang memang sering rusuh dan atas termasuk ke dalam majas personifikasi
rawan” (SMIP: 35) karena kata lupa itu menggambarkan perilaku
Data kata ranjang pada kutipan larik puisi manusia yang dibandingkan dengan aktivitas
di atas termasuk ke dalam majas personifikasi manusia..
karena kata ranjang menggambarkan aktivitas 1.27 Majas Personifikasi Puisi “Sudah
manusia yang melakukan tindakan kekerasan atas Saatnya”
ketidakadilan. “sudah saatnya kita hamili kata-kata
1.21 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Naik yang mandul” (SMIP: 103)
Bus di Jakarta” Data kata kata-kata pada kutipan larik puisi
“keningnya kerut seperti gambar di atas termasuk ke dalam majas personifikasi
peta yang ruwet” (SMIP: 42)
Bapala Volume 9, Nomor 6 Tahun 2022, hlm. 124-141

karena menggambarkan adanya sikap manusia “senja sedang bingung mondar


yang dapat digambarkan secara nyata. mandir di atas keningnya”
1.28 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Cita- (SMIP:133)
cita” Data kata senja menggambarkan sebuah
“uang makin hari banyak maunya” objek yang ketika kebingungan menghampiri
(SMIP: 113) dapat membuat pikiran kacau menyebabkan
Data kata uang menggambarkan seolah- pekerjaan lain terhambat.
olah objek tersebut dapat melakukan aktivitas 1.33 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Usia
yang dapat dilihat secara nyata, akan tetapi dalam 44”
“dua kursi duduk gelisah”
arti sebenarnya uang adalah alat yang digunakan (SMIP:143)
untuk melakukan transaksi jual beli.
Data kata kursi menggambarkan sebuah
“senja sedang berhangat-hangat di
objek yang menunjukkan ada aktivitas manusia
dalam sarangnya” (SMIP: 113)
secara nyata menjelaskan bahwa ada seseorang
Data kata senja menggambarkan seolah-
yang sedang cemas karena sedang menunggu
olah objek tersebut dapat melakukan aktivitas
sesuatu.
secara nyata yang menjelaskan bahwa seorang
1.34 Majas Personifikasi Dalam Puisi
anak yang sedang menikmati hasil kerjanya
dengan menempati rumah baru tersebut bersama “Maghrib”
“di merah matamu senja berlabuh”
keluarganya. (SMIP: 146)
1.29 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Baju Data kata senja menggambarkan sebuah
Bulan” objek yang menunjukkan ada aktivitas manusia
“bulan rela telanjang di langit”
secara nyata menjelaskan bahwa tampak ada yang
(SMIP: 114)
sedang jatuh cinta.
Data kata bulan menggambarkan seolah-
olah objek dapat melakukan kegiatan yang dapat 1.35 Majas Personifikasi Dalam Puisi
“Liburan Sekolah”
dilihat secara nyata yang menjelaskan bahwa
“di bawah matahari yang gondrong
seorang ibu rela berjuang untuk memenuhi rambutnya, aku dan sepedaku pergi
kebutuhan anaknya. melancong ke hutan” (SMIP: 161)
1.30 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Dua Data kata matahari menggambarkan
Orang Peronda” sebuah objek yang menunjukkan ada aktivitas
“hujan mengoceh sendiri” (SMIP: manusia secara nyata menjelaskan bahwa di
117) bawah teriknya sinar matahari si tokoh aku
Data kata hujan menggambarkan sebuah tersebut pergi bermain ke hutan.
objek yang memperlihatkan bentuk aktivitas “hujan tak berhenti mengamuk”
manusia secara nyata yang menjelaskan bahwa (SMIP: 162)
ada sesuatu pendapat berkecamuk mengitari Data kata hujan menggambarkan sebuah
pikiran yang dibiarkan saja supaya tidak objek yang menunjukkan ada kegiatan manusia
menimbulkan pertikaian. secara nyata menjelaskan bahwa si tokoh aku
1.31 Majas Personifikasi Dalam Puisi tersebut batal untuk pergi menjenguk temannya
“Winternachten” karena daerah di rumahnya sedang diguyur hujan.
“maghrib meresap ke sumsum
tulang” (SMIP: 132) “di malam hari bawah pohon
Data kata maghrib menggambarkan seolah- rambutan kami dibimbing
malam”(SMIP: 163)
olah objek tersebut dapat melakukan aktivitas
Data kata malam menggambarkan objek
yang dapat dilihat secara nyata yakni sebagai
yang menunjukkan ada aktivitas manusia secara
pengingat akan waktu
nyata menjelaskan bahwa si tokoh aku tersebut
1.32 Majas Personifikasi Dalam Puisi
mengajak untuk melanjutkan perbincangan di
“Rambutku adalah Jilbabku”
pohon rambutan supaya lebih menyenangkan.
“di atas rambutnya gunting
menari” SMIP: 133) berdua dengan saling bertukar cerita.
Data kata gunting menggambarkan sebuah 1.36 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Ibu
objek yang menunjukkan ada aktivitas manusia Hujan”
secara nyata bahwa ada seseorang kebingungan “di perkampungan puisi ayah di
cari hujan” (SMIP: 182)
untuk menentukan pilihan.

131
Kajian Stilistika Majas dan Citraan Dalam Antologi Puisi Selamat Menunaikan Ibadah Puisi

Data kata hujan menggambarkan sebuah kepada sang pencipta. Keadaan tersebut
objek yang menunjukkan ada kegiatan manusia menjelaskan bahwa kecantikan itu akan berubah
secara nyata menjelaskan bahwa si tokoh sedang seiring dengan perjalanan waktu.
mencari kebaradaan ayahnya karena rindu 1.40 Majas Metafora Dalam Puisi “Atau”
kehadirannya. “ia mengakak, “kau pintar,” katanya
kemudian ia mencium leher saya dan
“ibu hujan ditinggal anak-anak
berkata, tidurlah tenang, dukacintaku,
hujan” (SMIP:182)
aku akan kembali ke dalam mimpi-
Data kata hujan menggambarkan sebuah
mimpimu” (SMIP: 55)
objek yang menunjukkan ada kegiatan secara
Data kata duka cintaku pada bait puisi itu
nyata yang seolah olah dilakukan oleh manusia
menggambarkan bahwa ada seseorang yang
yakni menjelaskan bahwa si anak sedang pergi ke
sedang dilanda peristiwa yang menyedihkan.
tempat yang lain untuk mencari keberadaan ayah.
Duka cinta berhubungan dengan hal seseorang
1.37 Majas Personifikasi Dalam Puisi
sedang ada dalam kondisi yang memilukan.
“Sungai”
1.41 Majas Metafora Dalam Puisi “Kepada
“garis nasibku ditelusuri sungai”
Puisi”
(SMIP: 184)
“di mata kau ada aku” (SMIP:105)
Data kata sungai menggambarkan sebuah
Data kata tersebut menggambarkan ada
objek yang menunjukkan bahwa pada saat tidur
seseorang yang sedang membuat sebuah karya.
manusia secara tidak sadar ada mimpi yang
Karya itu diibaratkan mata yang digunakan
mencoba untuk menghampiri memberitahukan
sebagai penunjuk atau acuan dalam menjalani
perihal yang berkaitan dengan hidup.
kehidupan ini.
1.38 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Mata
1.42 Majas Metafora Dalam Puisi “Dua Orang
Waktu”
Peronda”
“di atas daun mata ditemukan pagi ”
“wajah berapi-api mereka bercerita”
(SMIP: 190)
Data kata pagi menggambarkan kegiatan (SMIP:117 )
manusia secara nyata menjelaskan bahwa si tokoh Data kata wajah berapi-api memiliki arti
sudah menemukan kembali keyakinan dalam diri murka atau marah. Kondisi tersebut menjelaskan
untuk mewujudkan harapan. bahwa masing-masing dari mereka dengan penuh
“di gigir cangkir mata di temukan antusias menceritakan kelebihan kekasihnya.
malam (SMIP: 190) Mereka bangga dapat menceritakan sosok sang
Data kata malam menggambarkan sebuah kekasih.
objek yang menunjukkan ada kegiatan manusia 1.43 Majas Alegori Dalam Puisi “Di Sebuah
secara nyata menyatakan langkah awal yang Mandi”
dilakukan oleh si tokoh tersebut yakni berani “api sangat mencintaimu, Mei. ”
mulai untuk menggapai keinginannya dengan (SMIP: 48)
semangat membara. Data kata api adalah sumber tenaga yang
“di atas buku mata ditemukan subuh digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
(SMIP: 191) Api diibaratkan sebagai perasaan seseorang yang
Data kata subuh pada kutipan larik puisi di sedang membara. Mei adalah sosok wanita yang
atas termasuk ke dalam majas personifikasi beruntung karena dapat dicintai oleh seorang laki-
karena kata hujan menggambarkan sebuah objek laki yang sangat tulus.
yang menunjukkan bahwa si anak dengan gigih
memanfaatkan waktunya yang tidak bisa tidur 2. CITRAAN
untuk menyelesaikan pekerjaannya yakni 2.1 Citraan Penglihatan Dalam Puisi “Kebun
membuat sebuah tulisan. Hujan”
1.39 Majas Metafora Dalam Puisi “Di Salon “pagi hari kulihat jasad-jasad hujan
Kecantikan” berserakan di kebun hujan”
“kecantikan dan kematian bagai (SMIP: 57)
saudara kembar yang pura-pura Pada kata kulihat jasad dan kebun hujan
tak saling kenal” (SMIP: 9) dapat dengan jelas jika dibayangkan
Data kata saudara kembar itu dapat kehadirannya dalam imajinasi pembaca. Kondisi
menggambarkan keadaan bahwa dalam hidup tersebut menggambarkan bahwa si tokoh aku
tentu seseorang nantinya juga akan kembali sedang melihat jasad berserakan di kebun pada
Bapala Volume 9, Nomor 6 Tahun 2022, hlm. 124-141

saat pagi hari dengan cuaca yang hujan. Oleh seperti itu dapat menghadirkan suara-suara
karena itu, ungkapan pagi hari kulihat jasad-jasad imajinatif yang diinginkan.
hujan dapat membangkitkan gambaran secara 2.7 Citraan Pendengaran Dalam Puisi “Kisah
keseluruhan di dalam angan pembaca. Semalam”
2.2 Citraan Penglihatan Dalam Puisi “Laki- “hanya ada suara cekikikan”
laki Tanpa Celana” (SMIP: 19)
“melihat ia bercakap-cakap Kata cekikikan sebagai bunyi suara yang
dengan senja di jendela” kecil dan berulang-ulang dapat menghadirkan
(SMIP: 94) suara-suara imajinatif yang timbul dalam ruang
Dalam sepenggal larik puisi tersebut kata- imajinasi pembacanya
kata semacam saya melihat, berdiri, jendela, 2.8 Citraan Pendengaran Dalam Puisi
dan senja secara jelas dapat dengan mudah “Korban”
dibayangkan kehadirannya di imajinasi pembaca. “terdengar jerit lengking
Keadaan tersebut menggambarkan bahwa tokoh perempuan yang terluka” (SMIP:
aku itu terkadang melihat seseorang yang sedang 23)
berdiri dan terlibat percakapan seru saat langit Pada data kata lengking bunyi kecil dengan
sore tiba. nada tinggi dapat menghadirkan suara yang
2.3 Citraan Penglihatan Dalam Puisi “Lupa” cenderung dapat membuat kerusakan pada organ
“daun-daun dipetik hujan dan pendengaran (telinga) menggambarkan bahwa
becaknya ngeloyor” (SMIP: 100) tidak sengaja mendengar ada suara perempuan
Dalam sepenggal larik puisi tersebut kata- yang sedang kesakitan.
kata semacam daun-daun, hujan, dan becaknya 2.9 Citraan Pendengaran Dalam Puisi
kehadirannya dapat dengan mudah dibayangkan “Topeng Bayi untuk Zela”
secara jelas di imajinasi pembaca. Kondisi “topengnya menjerit-jerit” (SMIP:
tersebut menggambarkan si tokoh aku sedang 41)
memperhatikan pengemudi becak yang lewat di Dalam sepenggal larik puisi tersebut kata
depan rumahnya saat hujan sedang melanda. menjerit-jerit cenderung akan menghadirkan
2.4 Citraan Penglihatan Dalam Puisi “Ulang suara dengan bunyi yang keras dan dapat
Tahun” membuat seseorang yang mendengarkan
“saya duduk membaca di bawah langsung merasa kasihan.
jendela, matahari sedang mekar 2.10 Citraan Pendengaran Dalam Puisi “Di
berbunga” (SMIP: 180) Bawah Kibaran Sarung”
Kata jendela dan matahari dapat “merdu batukmu merdu
menimbulkan gambarkan tokoh saya sedang sepanjang malam” (SMIP:43 )
melakukan ruitinitas dengan membaca buku di Pada kata merdu akan menghadirkan suara
dekat jendela setiap pagi hari diiringi matahari yang dapat membuat pembaca terpesona yakni
yang cerah. menimbulkan bunyi yang merdu dan bagus
2.5 Citraan Pendengaran Dalam Puisi sehingga dapat dinikmati.
“Tengah Malam” 2.11 Citraan Pendengaran Dalam Puisi
“di ruang tidurmu ada ledakan “Kucing Hitam”
gemuruh badai” (SMIP: 1) “hore, aku menang! Teriaknya
Kata gemuruh merupakan bunyi besar lantang” (SMIP: 47)
seperti ombak di pantai yang dapat menghadirkan Dalam kata lantang menghadirkan suara
suara tertentu secara imajinatif. Selain itu, dengan teriakan yang keras. untuk
terdapat pula kata ledakan yang artinya sama membayangkan apa saja bunyi yang hadir.
dengan menggemuruh. 2.12 Citraan Pendengaran Dalam Puisi “Pacar
2.6 Citraan Pendengaran Dalam Puisi “Di Kecilku”
Kulkas: Namamu” “aku hanya berjaga di samping
“di kulkas masih ada bisikan- tidurnya agar dapat melihat
bisikan rahasiamu bagaimana azan pelan-pelan
tersimpan dalam botol-botol membuka matanya” (SMIP: 62)
waktu” (SMIP: 5) Pada kalimat azan pelan-pelan membuka
Data kata bisikan-bisikan, bunyi kecil yang matanya dapat menghadirkan suara yang
tersempan secara rahasia. Penggambaran kata memberikan peringatan untuk melaksanakan

133
Kajian Stilistika Majas dan Citraan Dalam Antologi Puisi Selamat Menunaikan Ibadah Puisi

ibadah. Kondisi itu menggambarkan si tokoh aku menggambarkan bahwa terdapat anak kecil yang
yang dengan setia menunggu seseorang sedang bersedih.
terbangun dari tidurnya ketika azan sedang 2.17 Citraan Pendengaran Dalam Puisi
berkumandang. “Panggilan Pulang”
2.13 Citraan Pendengaran Dalam Puisi “azan subuh berkumandang. Penuh
“Sepasang Tamu” hujan” (SMIP: 90)
“suara lantang terjadi berulang- Pada sepenggal larik puisi tersebut kata
ulang” (SMIP: 65) azan berkumandang akan menghadirkan suara
Kata lantang menghadirkan suara dengan dengan nada yang agak keras. Kondisi tersebut
nada teriakan keras yang menggambarkan bahwa menggambarkan adanya azan itu sebagai penanda
ia akan bersedia bertemu ketika dipanggil waktu untuk segera melakukan ibadah tanpa
menggunakan suara yang bernada keras. harus menundanya.
2.14 Citraan Pendengaran Dalam Puisi 2.18 Citraan Pendengaran Dalam Puisi
“Mudik” “Kecantikan Belum Selesai”
“terdengar suara riuh anak-anak “konser dimulai, hadirin bersorak-
sedang bernyanyi” (SMIP: 69) sorai” (SMIP: 97)
Pada sepenggal larik puisi tersebut kata riuh Dalam sepenggal larik puisi tersebut
akan menghadirkan suara yang merdu dan dapat katabersorak-sorai menghadirkan suara yang
dinikmati oleh pendengar. Suara-suara dengan keras secara berulang-ulang. Penggambaran
memperhatikan penggunaan nada yang baik dapat angan melewati kata itu dapat membangkitkan
dinikmati banyak orang. Situasi itu daya imajinasi pembaca.
menggambarkan ada anak-anak yang sedang 2.19 Citraan Pendengaran Dalam Puisi
gembira bernyayi untuk menyenangkan hati. “Ranjang Ibu”
2.15 Citraan Pendengaran Dalam Puisi “gemeretak suara tulang ibunya
terdengar”(SMIP: 124)
“Bunga Kuburan”
Kata gemeretak akan menimbulkan suara
“gadis kecil itu menangis tersedu-
sedu; ia sangat mencintai bunga itu dengan nada pelan yang menggambarkan bahwa
sebab, bunga ini secantik sosok ibu akan melakukan perjuangan apapun
ibu”(SMIP: 78) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dalam kata tersedu-sedu menghadirkan 2.20 Citraan Pendengaran Dalam Puisi “Mobil
suara yang dapat membuat seseorang yang Merah di Pojok Kuburan”
mendengarnya sedih. Kondisi tersebut “ malam disambut mobil merah
menggambarkan kerinduan sang anak kepada yang menderam-deram” (SMIP:
134)
ibunya. Baginya ibu adalah sosok wanita yang
paling cantik di dunia seperti bunga. Kata menderam-deram menimbulkan
2.16 Citraan Pendengaran Dalam Puisi suara yang kuat dan besar. Situasi tersebut
“Telepon Genggam” menggambarkan ketika malam hadir akan
“burung berkicau tak henti-hentinya. disambut dengan suara mobil merah itu.
Suara burung yang dulu sering ia Penggambaran melalui kata itu yang dapat
dengar dari rerimbun pohon sawo” menimbulkan daya angan imajinasi pembaca
(SMIP: 88) secara keseluruhan.
Pada sepenggal larik puisi tersebut kata 2.21 Citraan Pendengaran Dalam Puisi “Usia
berkicau akan menimbulkan suara dengan bunyi 44”
kecil yang menggambarkan seseorang sedang “sepanjang petang sepi berkicau”
menyaksikan burung-burung berkicau terus (SMIP: 144 )
menerus itu mengingatkannya pada burung- Pada sepenggal larik puisi tersebut kata
burung di masa lalu yang di dengar dari bawah berkicau akan menimbulkan suara dengan bunyi
pohon sawo. yang kecil. Kegiatan tersebut menggambarkan
“terdengar nyaring dan lengking bahwa ada seorang yang sedang kesepian duduk
suara tangisan itu” (SMIP: 89)
di sebuah kursi. Setiap malam ia selalu
Dalam kata nyaring dan lengking akan
berbincang-bincang dengan dirinya sendiri untuk
menimbulkan suara dengan nada yang keras yang
merenungi apa saja peristiwa yang telah terjadi.
hadir dalam imajinasi pembaca. Keadaan tersebut
Bapala Volume 9, Nomor 6 Tahun 2022, hlm. 124-141

2.22 Citraan Pendengaran Dalam Puisi “maka ia pun lekas berdiri dan
“Sungai” dengan berani melangkah ke kamar
“terdengar gemercik dan gemuruh mandi” (SMIP:18)
malam” (SMIP: 184) Kata melangkah dalam sepenggal puisi
Pada sepenggal larik puisi tersebut kata tersebut dapat menimbulkan kegiatan yang
berasal dari citraan gerak.
gemercik dan gemuruh akan menghadirkan
2.28 Citraan Gerak Dalam Puisi “Korban”
suara yang kencang dna selalu datang di malam
“jejak-jejak kaki pemburu membawa
hari. Kata-kata yang ditulis dapat membangkitkan kami tersesat di tengah hutan”
daya pikir atau imajinasi pembaca untuk lebih (SMIP: 23)
mengetahui suara-suara tertentu yang di maksud. Kata membawa dalam sepenggal puisi
2.23 Citraan Gerak Dalam Puisi “Hutan tersebut menimbulkan aktivitas yang berasal dari
Karet” citraan gerak. Para pemburu membawa kami
“di pucuk-pucuk ilalang secara paksa dan meninggalkan di tengah hutan
belalang berloncatan di semak- sehingga tidak ke tempat semula.
semak rindu (SMIP: 2)
2.29 Citraan Gerak Dalam Puisi “Di Bawah
Kata berloncatan merupakan Kibaran Sarung”
penggambaran mengenai adanya aktivitas yang
“ku tuliskan puisimu, ku lepaskan
ditimbulkan dari citraan gerak yang ke seberang” (SMIP: 45)
menggambarkan bahwa belalang dapat Kata lepaskan dalam sepenggal puisi
diibaratkan sebagai kenangan. tersebut menimbulkan aktivitas yang berasal dari
2.24 Citraan Gerak Dalam Puisi “Kisah citraan gerak. Kata lepaskan tersebut
Senja” menggambarkan ide yang timbul dituliskan oleh
“ia membuka pintu, melemparkan
pengarang ke dalam karyanya.
ransel, jaket, dan sepatu” (SMIP:
6) 2.30 Citraan Gerak Dalam Puisi “Kecantikan
Kata dibuka dan di lempar memberikan Belum Selesai”
“iaberjalan pelan ke arah panggung”
gambaran adanya gambaran tentang aktivitas
(SMIP: 97)
yang ditimbulkan dari citraan gerak secara jelas. Kata berjalan dalam sepenggal puisi
“di depan cermin istrinya tersebut menimbulkan aktivitas yang berasal dari
berlenggak-lenggok” (SMIP: 6) citraan gerak.
Pada kata berlenggak-lenggok juga 2.31 Citraan Gerak Dalam Puisi “Perjamuan
memberikan penggambaran adanya kegiatan yang Petang”
hadir dalam citraan gerak. Kondisi tersebut “ibunya segera membimbingnya ke
menggambarkan ada seorang istri yang sedang meja perjamuan” (SMIP: 111)
merias diri di depan cermin. Kata membimbing dalam sepenggal puisi
2.25 Citraan Gerak Dalam Puisi “Di Salon tersebut menimbulkan aktivitas yang berasal dari
Kecantikan” citraan gerak.
“keningnya ia rapatkan pada kaca” 2.32 Citraan Gerak Dalam Puisi “Harga Duit
(SMIP:11 ) Turun Lagi”
Pada kata rapatkan dapat menimbulkan
“ibu cinta terlonjak bangkit dari sakitnya”
aktivitas dari citraan gerak. Kondisi tersebut (SMIP: 135)
menggambarkan bahwa ada seseorang yang Kata terlonjak dalam sepenggal puisi
sedang mendekatkan kening ke kaca untuk tersebut menimbulkan aktivitas yang berasal dari
intropeksi diri. citraan gerak.
2.26 Citraan Gerak Dalam Puisi “Celana 1” 2.33 Citraan Gerak Dalam Puisi “Trompet
“lalu ia ngacir, tanpa celana dan Tahun Baru”
berkelana” (SMIP: 15)
“aku memungutnya dengan ujung bajuku”
Kata ngacir dalam sepenggal puisi tersebut (SMIP: 147)
dapat menimbulkan kegiatan yang berasal dari Kata memungutnya dalam sepenggal puisi
citraan gerak. Ngacir artinya adalah pergi atau tersebut menimbulkan aktivitas yang berasal dari
berpindah untuk mencari tempat. citraan gerak.
2.27 Citraan Gerak Dalam Puisi “Kisah 2.34 Citraan Gerak Dalam Puisi “Puasa”
Semalam” “setiap hari saya mencuci kata-kata
dengan keringat” (SMIP: 152)

135
Kajian Stilistika Majas dan Citraan Dalam Antologi Puisi Selamat Menunaikan Ibadah Puisi

manusia yang tidak lemah ketika menghadapi


Kata mencuci dalam sepenggal puisi keadaan.
tersebut menimbulkan aktivitas yang berasal dari 2.39 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Toilet”
citraan gerak. “ia lebih mencintai toilet” (SMIP: 36)
2.35 Citraan Gerak Dalam Puisi “Tukang Data kata mencintai mengandung
Potret Keliling” gambaran perasaan yang dialami seseorang
“ia mencuri wajah penyair itu” berupa keinginan untuk terus memiliki.
(SMIP: 157) Mencintai dapat merujuk pada orang atau benda
Kata mencuri dalam sepenggal puisi bergantung dengan konteks yang sedang di
tersebut menimbulkan aktivitas yang berasal dari maksud.
citraan gerak. “dalam gelisah ia terbangun dari
2.36 Citraan Perabaan Pada Puisi “Di Salon tidurnya”(SMIP: 37)
Kecantikan” Data kata gelisah pada kutipan larik puisi di
“angin itu sayup, gerimis itu lembut ” atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena
(SMIP: 9) kata gelisah memberikan gambaran mengenai
Data pada kata lembut pada kutipan larik kondisi yang tidak tenang atau sedang ketika
puisi di atas termasuk ke dalam citraan perabaan mengalami masalah yang memberatkan.
karena kata lembut menggambarkan sifat 2.40 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Surat
manusia yang memiliki ketulusan hati dalam Malam untuk Paska”
bertindak. Kata lembut dalam arti sebenarnya “jangan bawakan saya
adalah lunak. kecemasan”(SMIP: 39)
“suara itu letih” (SMIP:10) Data kata cemas pada kutipan larik puisi di
Data kata letih pada kutipan larik puisi atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena
tersebut termasuk ke dalam citraan perabaan kata cemas memiliki gambaran perasaan
karena kata letih menggambarkan kondisi yang seseorang yang sedang mengkhawatirkan suatu
tidak baik karena telah melakukan aktivitas yang hal. Ketika cemas datang biasanya perasaan takut
menguras tenaga. seketika menghampiri.
“aku minta sedikit waktu lagi buat 2.41 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Topeng
tamasya ke dalam cemas” (SMIP: 10) Bayi untuk Zela”
Data kata cemas pada kutipan larik puisi di “rasa perih tak mampu saya tahan”
atas dikategorikan sebagai citraan perabaan (SMIP: 41)
karena kata cemas menggambarkan kondisi Data kata perih mengandung gambaran
seseorang yang sedang mengalami kegelisahan perasaan yang sedang tidak baik karena
ketika menghadapi segala situasi. merasakan ssuatu yang terjadi tidak sesuai apa
2.37 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Kisah yang diinginkan sehingga timbul perasaan pedih
Semalam” tersebut. Terkadang perasaan perih itu terjadi
“belum sudah ia bereskan resahnya dan pada hal yang menyedihkan.
malam buru-buru mengingatkan” (SMIP: “aku sangat kesepian setiap melihat
18) kau asyik bercanda dengan topeng
Data kata resah pada kutipan larik puisi bayimu”(SMIP: 41)
tersebut termasuk ke dalam citraan perabaan Data kata sepi pada kutipan larik puisi di
karena kata resah menggambarkan perasaan yang atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena
tidak tenang atau banyak peristiwa dalam ingatan kata sepi mengandung gambaran mengenai
seketika datang sehingga membuat pikiran kondisi perasaan yang sama sekali hampa atau
menjadi tidak fokus. tidak dapat merasakan
2.38 Citraan Perabaan Dalam Puisi 2.42 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Antar
“Keranda” Aku ke Kamar Mandi”
“ranjang yang demikian tegar lagi “gelap dan sunyi kamar mandi
penyabar memeluknya erat: aku rela jadi membuatnya takut” (SMIP: 51)
keranda untukmu” (SMIP: 22) Data kata takut pada kutipan larik puisi di
Data kata tegar pada kutipan larik puisi di atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena
atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena kata takut mengandung gambaran bahwa
kata tegar mengandung gambaran perasaan sifat mengenai bentuk ungkapan emosi ketika sedang
merasakan sesuatu tertentu.
Bapala Volume 9, Nomor 6 Tahun 2022, hlm. 124-141

“terdengar suara dari kamar mandi 2.48 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Koran
yang gelap gulita (SMIP: 51) Pagi”
Data kata gelap gulita pada kutipan larik “tahun-tahun memutih pada uban
puisi di atas termasuk ke dalam citraan perabaan yang letih”(SMIP: 108)
karena kata gelap gulita mengandung gambaran Data kata letih pada kutipan larik puisi di
suasana yang gelap karena ruangan tidak atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena
dipenuhi oleh cahaya apapun. kata letih mengandung gambaran kondisi tubuh
2.43 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Di yang tidak memiliki tenaga.
Tengah Perjalanan” 2.49 Citraan Perabaan Dalam Puisi
“lolong anjing bersahutan, jam dinding “Perjamuan Petang”
menggigil kedinginan” (SMIP: 53) “ibunya sering menangis memikirkan
Data kata dingin pada kutipan larik puisi di nasibnya” (SMIP: 111)
atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena Data kata menangis mengandung gambaran
kata dingin mengandung gambaran karena kondisi perasaan manusia untuk mengurangi
berada pada situasi yang membuat mendebarkan. perasaan sedihnya. Ketika seseorang menangis
2.44 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Penyair pasti semuanya akan menjadi lebih mmelegakan.
Kecil” 2.50 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Baju
“kau tertawa melihat penyair kecilmu Bulan”
tertidur kedinginan di teras “baju kuno yang itu membuat bulan
rumahnya”(SMIP: 82) haru” (SMIP: 114)
Data kata dingin pada kutipan larik puisi di Data kata haru pada kutipan larik puisi di
atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena
kata dingin mengandung gambaran perasaan kata haru mengandung gambaran perasaan saat
kasihan ibu yang rela melihat anaknya berkorban manusia merasakan sesuatu yang mengandung
demi membahagiaan ibunya. kesedihan atau keibaan.
2.45 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Anak 2.51 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Batuk”
Seorang Perempuan” “lembut batuk menggemparkan waktu”
“ia menjawab dengan hangat” (SMIP: (SMIP: 119)
85) Data kata lembut mengandung gambaran
Data kata hangat pada kutipan larik puisi di
perasaan sifat yang tidak lemah ketika
atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena
menghadapi situasi apapun baik di situasi yang
kata hangat mengandung gambaran seorang ibu
menyenangkan atau bahkan menyedihkan.
yang berusaha menjawab pertanyaan anaknya
2.52 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Telepon
dengan penuh kasih sayang tanpa melibatkan rasa
Tengah Malam”
murka.
“malam ini sakitku akan nyenyak
2.46 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Telepon tidurnya”(SMIP: 120)
Genggam” Data kata sakit mengandung gambaran
“raut bisu seorang anak perempuan kondisi kesehatan tubuh sedang buruk. Sakit
(SMIP: 89)
tersebut menjelaskan bahwa terdapat sebuah
Data kata bisu pada kutipan larik puisi di
kepastian yang sedari lama menjadi hal yang
atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena
dinantikan untuk menunggu sesuatu.
kata bisu memberikan gambaran keadaan seorang
2.53 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Penjual
anak yang ingin bertemu ayahnya tapi tidak tahu
Bakso”
dimana dan ia hanya bisa diam bingung harus “semua sibuk menghangatkan waktu”
melakukan apa. (SMIP: 125)
2.47 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Sudah Data kata hangat merupakan gambaran
Saatnya” kondisi diantara tidak panas dan tidak pula
“sudah saatnya kata-kata lapuk di beri merasa kedinginan yang menjelaskan bahwa
birahi” (SMIP: 103) orang-orang sedang tidak dapat diganggu karena
Data kata lapuk pada kutipan larik puisi di
sedang memanfaatkan waktu untuk melepaskan
atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena
penat kala banyak pekerjaan yang menumpuk.
kata lapuk mengandung gambaran atas sifat
2.54 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Dengan
manusia yang telah mengalami banyak
Kata Lain”
perubahan. “koran tampak capek dibaca ayah”
(SMIP: 126)

137
Kajian Stilistika Majas dan Citraan Dalam Antologi Puisi Selamat Menunaikan Ibadah Puisi

2.60 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Sehabis


Data kata capek mengandung gambaran Sakit”
kondisi seseorang lelah karena selesaikan “bilur-bilur tatu telah membiru pada tubuh
melakukan pekerjaan. Jika dikaitkan dengan puisi yang dicambuki waktu
maka kata capek menjelaskan bahwa terlihat dan tubuhku yang haus terus menari
seorang ayah yang nampak sedang ingin sampai kuyup ia sebelum mandi” (SMIP:
memberitahukan kepada anaknya agar memahami 145)
bahwa segala sesuatu itu tidak dapat dibayar Data kata tatu mengandung gambaran
dengan uang. perasaan kondisi seseorang yang mengalami luka
2.55 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Pesan akibat terlalu memaksakan diri untuk bekerja.
dari Ayah” “tubuhku kenangan yang sedang
“sepi semakin modern” (SMIP: 129) menyembuhkan lukanya sendiri” (SMIP:
Data kata sepi menjelaskan bahwa terlihat 145)
Data kata luka pada kutipan larik puisi di
seorang ayah yang nampak sedih ketika anaknya
atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena
sedang bekerja di perantauan. Situasi di berbeda
kata luka mengandung gambaran keadaan
dari yang sebelumnya ramai karena ia dan
perasaan seseorang yang menyatakan pengalaman
anaknya sering kali bertukar cerita kini tinggal
menyedihkan itu akan hilang dengan sendirinya.
sepi yang di rasakan semakin jelas .
2.61 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Memo”
2.56 Citraan Dalam Puisi “Winternachten”
“hangat kecup kenyal bibirmu”(SMIP: “puisi dipilih celah sunyi”(SMIP: 149)
132) Data kata sunyi mengandung gambaran
Data kata hangat mengandung gambaran bahwa ketika dihadapkan dengan situasi yang
kondisi tubuh manusia yang tidak panas dan tidak kurang mendukung harus tetap mengerjakan
pula dingin. Hangat tersebut menunjukkan sesuatu dengan penuh keyakinan
bahwa ia ingin menjadi seseorang yang berguna 2.62 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Mas”
bagi orang lain “pantai dan bangku mulai hampa”
(SMIP: 156)
2.57 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Mobil
Data kata pantai dan bangku mengandung
Merah di Pojok Kuburan”
gambaran perasaan sifat yang tidak lemah ketika
“tiba-tiba ia terpana, pandangannya
menghadapi situasi apapun baik di situasi yang
heran” (SMIP:134)
Data kata terpana mengandung gambaran menyenangkan atau bahkan menyedihkan.
keadaan seseorang terpikat suatu hal yang 2.63 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Tukang
menjelaskan bahwa terlihat seorang karyawan Potret Keliling”
atau bos sedang mengedarkan pandangannya “dengan haru ibu mengusap foto
itu”
untuk mencari tahu lebih banyak kekurangan
(SMIP: 158)
dalam hal pekerjaan sebagai bahan perbaikan Data kata haru mengandung gambaran
(evaluasi). perasaan seseorang yang merasa bangga terhadap
2.58 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Harga perjuangan tukang potret keliling tersebut karena
Duit Turun Lagi” berhasil mewujudkan keinginannya sebelum
“dari kelopak matanya ia menangis” pergi selamanya.
(SMIP: 135)
2.64 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Dua
Data kata menangis mengandung gambaran
Orang Pesolek”
perasaan sifat yang tidak lemah ketika
“taburkan hitam pada rambutku yang
menghadapi situasi apapun baik di situasi yang suram”(SMIP: 159)
menyenangkan atau bahkan menyedihkan. Data kata suram mengandung gambaran
2.59 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Malam perasaan yang kurang kuat. Jika dikaitkan dengan
Suradal” puisi maka seseorang meminta untuk diberikan
“petugas ronda merinding mencegatnya” kekuatan atau semangat agar kuat untuk
(SMIP: 137)
menjalani hidup.
Data kata merinding mengandung
“hangatkan merah pada bibirku yang resah”
gambaran kondisi manusia ketika otot-otot kecil (SMIP: 159)
di kulit menegang yang terlihat ada seorang Data kata resah pada kutipan larik puisi di
petugas sedang menyapa tukang becak tersebut atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena
tentang mengapa belum membawa penumpang.
Bapala Volume 9, Nomor 6 Tahun 2022, hlm. 124-141

kata resah mengandung gambaran seseorang PENUTUP


yang mengalami kegelisahan Simpulan
2.65 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Liburan Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat
Sekolah” disimpulkan bahwa terdapat majas dan citraan
“liburan sekolah sudah tiba, sepeda sebagai berikut. Majas yang ditemukan dalam
merahku melonjak gembira” (SMIP: 161) antologi puisi tersebut antara lain majas simile, majas
Data kata gembira mengandung ungkapan personifikasi, majas metafora, dan majas alegori.
perasaan bahagia si tokoh aku yang tidak sabar Majas yang paling dominan adalah majas
ingin segera memanfaatkan waktu liburan dengan personifikasi dengan jumlah 27 buah karena banyak
berkeliling menggunakan sepeda. membandingkan objek sekitar sebagai perumpamaan
“nenek rindu kakekmu” (SMIP: 162) seolah-olah benda tersebut dapat beraktivitas seperti
Data kata rindu mengandung gambaran
manusia.
perasaan keinginan yang kuat untuk bertemu
Unsur citraan yang ditemukan dalam
suaminya yang sudah meninggal.
antologi puisi tersebut antara lain citraan penglihatan
“rambut ibu berdenyit-denyit ketika
(visual), citraan pendengaran (auditoris), citraan
adiknya datang”(SMIP: 165)
gerak (kinaesthethic), citraan perabaan (tactile), dan
Data kata berdenyit-denyit menyatakan
citraan penciuman. Citraan perabaan dengan jumlah
gambaran seorang ibu melihat tingkah laku
34 buah adalah unsur yang paling dominan dalam
anaknya yang sedang berlaku seenaknya saja
antologi puisi tersebut.
sehingga membuat kepala ibu menjadi pusing.
Saran
2.66 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Bulan”
Penelitian yang membahas tentang majas
“kepadamu, bulan yang dingin berbisik”
(SMIP: 171) dan citraan dalam antologi puisi yang berjudul
Data kata dingin pada kutipan larik puisi di Selamat Menunaikan Ibadah Puisi karya Joko
atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena Pinurbo menggunakan pendekatan stilisitika ini dapat
kata dingin menunjukkan adanya penggambaran diteliti kembali secara lebih rinci karena isi puisi
perasaan yang kurang semangat. tersebut sangat menggambarkan bagaimana situasi
2.67 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Jendela” dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini
“sesaat mereka bisu. Gigil malam diharapkan dapat menambah wawasan dan
mencengkeram bahu” (SMIP: 172) pengalaman bagi pembaca mengenai puisi yang
Data kata bisu pada kutipan larik puisi di dianalisis menggunakan pendekatan stilisitika
atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena terutama mengenai majas dan citraan.
kata bisu tersebut menjelaskan bahwa sang anak Penelitian ini masih terfokus pada majas dan
dan ibu terdiam karena ingin merasakan waktu. citraan Oleh karena itu, diharapkan ada penelitian
2.68 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Ibu lain yang mengkaji untuk menemukan unsur-unsur
Hujan” lain dalam kajian stilistika terutama pada karya sastra
“girang menemukan ayah hujan puisi.
ditemukan” (SMIP: 182)
Data kata girang pada kutipan larik puisi di DAFTAR PUSTAKA
atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena
kata girang mengandung gambaran perasaan Abdullah. 2018. Berbagai Metodologi dalam
Penelitian Pendidikan dan Manajemen. Samata
situasi yang menyenangkan karena berhasil
Gowa: Gunadarma Ilmu
mencari ayahnya yang memikul banyak beban.
2.69 Citraan Penciuman Dalam Puisi “Malam Agung, Giovanni. 2021. Majas Dalam Puisi Nikmat
Pertama” Hidup, Hati Sanubari, dan Hanya Hati Karya
“merebaklah bau masam dari ketiakmu. Buya Hamka: Kajian Stilistika. Yogyakarta:
Aku gugup membaca halaman-halaman Universitas Sanata Dharma
tubuhmu” (SMIP: 106) Alfari, Shabrina. 2021. Pengertian Puisi, Jenis,
Struktur, dan Unsur Pembentuknya Bahasa
Masam merupakan kata ungkapan yang
Indonesia Kelas 8 .Ruang Guru.
berkaitan dengan indra perasa. karena
menggambarkan bahwa ada seorang anak yang Bachtiar dan Risna. 2021. Penyair Joko Pinurbo:
sedang membaca beberapa sumber-sumber Bahasa Sehari-Hari Bisa Jadi Bahan Menulis
Puisi.
referensi untuk membuat karya.
https://www.suara.com/lifestyle/2021/09/23/194
338/penyair-joko-pinurbo-bahasa-sehari-hari-

139
Kajian Stilistika Majas dan Citraan Dalam Antologi Puisi Selamat Menunaikan Ibadah Puisi

bisa-jadi-bahan-menulis-puisi?page=2 diakses Wellek, Rene, dan Warren. 2016. Teori


pada 10 Juni 2022 Kesusteraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Buku kita. 2018. Selamat Menunaikan Ibadah Puisi.
Diakses pada 28 April 2022. Yulianto, Dion. 2018. Review Selamat Menunaikan
(https://www.bukukita.com/Sastra-dan- Ibadah Puisi. Diakses pada 28 April 2022
Filsafat/Filsafat/144268-Selamat-Menunaikan-
Ibadah-Puisi.html)
Hikmat, dkk. 2016. Kajian Puisi. Jakarta:
Universitas Muhammadiyah
Joko Pinurbo. (2021). Diakses pada 28 April 2022
(https://id.wikipedia.org/wiki/Joko_Pinurbo)
Ma’ruf, Ali. 2010. Stilistika: Teori, Metode, dan
Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Surakarta:
Cakra Books Solo
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian
Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Stilistika. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Pradopo, Rachmat. 2018. Pengkajian Puisi. Jakarta:
PT Gramedia
Pinurbo, Joko. 2016. Selamat Menunaikan Ibadah
Puisi. Jakarta: PT Gramedia
Ratna, Nyoman. 2013. Stilistika: Kajian
PuitikaBahasa, Sastra. Dan Budaya.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
Riswari, A. (2018). Merayakan Hari Buku Nasional
Melalui Selamat Menunaikan Ibadah Puisi
Karya Joko Pinurbo. Dikses pada 28 April 2022.
(https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/0
5/17/merayakan-hari-baca-melalui-selamat-
menunaikan-ibadah-puisi-karya-joko-
pinurbo/amp)
Rokhmasnyah, Alfian. 2014. Studi dan Pengkajian
Sastra; Perkenalan Awal Terhadap Ilmu Sastra.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta cv
Sugiyo. 2021. “Majas dan Citraan Cerpen Langit
Mengaga Karya Danarto Kajian Stilsitika”
Jurnal Sasindo Unpam, Jilid 9,No. 2,
(http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/Sasind
o/article/download/15292/8350) diakses pada 17
Mei 2022
Virgiawan, Tania. 2020. “Analisis Majas dan
Citraan Pada Kumpulan Lirik Lagu Grup Band
Mocca Album Lama” Jurnal of Humanities, Jilid
2, No. 1,
(http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/PTL/a
rticle/viewFile/6330/4182) diakses pada 17 Mei
2022
Bapala Volume 9, Nomor 6 Tahun 2022, hlm. 124-141

141

Anda mungkin juga menyukai