Nurmutiah Arindatama
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
nurmutiah.18015@mhs.unesa.ac.id
Heny Subandiyah
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
henysubandiyah@unesa.ac.id
Abstrak
Tujuan penelitian ini mendeskripsikan dan menginterpretasi majas serta citraan dalam antologi puisi
Selamat Menunaikan Ibadah Puisi karya Joko Pinurbo. Penelitian ini menggunakan pendekatan stilistika
untuk menelaah gaya bahasa dalam puisi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
kualitatif. Data penelitian ini adalah berupa kata, frasa, baris, dan bait puisi. Sumber data yang digunakan
yaitu 86 judul antologi puisi. Teknik pengumpulan data yang digunakan studi pustaka dan analisis data
yang digunakan adalah teknik analisis isi (content analysis) berupa pembacaan, pencatatan,
pengelompokan, dan pengkodean data puisi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat majas dan
citraan yang meliputi majas simile, majas personifikasi, majas metafora, majas alegori, citraan penglihatan,
citraan pendengaran, citraan gerak, citraan perabaan, dan citraan penciuman. Majas personifikasi dan
citraan perabaan merupakan unsur yang paling dominan dalam puisi. Majas personifikasi dengan jumlah
27 buah dan citraan perabaan 34 buah.
Abstract
The purpose of this study is to describe the figure of speech and imagery in the anthology of the poem
Selamat Carrying Out the Worship of Poetry by Joko Pinurbo. This study uses a stylistic approach to
examine the style of language in poetry. The research method used is descriptive qualitative research.
The data of this research are in the form of words, phrases, lines, and stanzas of poetry. The data sources
used are 86 poetry anthologies. The data collection technique used was literature study and the data
analysis used was content analysis technique in the form of reading, recording, grouping, and coding
poetry data. The results of this study indicate that there are figure of speech and imagery which include
simile figure of speech, personification figure of speech, metaphorical figure of speech, allegory figure of
speech, visual imagery, auditory imagery, motion imagery, tactile imagery, and olfactory imagery.
Personification figure of speech and tactile imagery are the most dominant elements in poetry.
Personification figure of speech with a total of 27 pieces and 34 pieces of tactile imagery.
124
Bapala Volume 9, Nomor 6 Tahun 2022, hlm. 124-141
Joko Pinurbo ketika menulis puisi selalu 179) yang mengemukakan bahwa puisi itu tidak
menggunakan kosakata bahasa yang digunakan hanya dibuat menggunakan bunyi-bunyian murni
dalam kehidupan sehari-hari (Bachtiar dan Risna, tetapi harus menampilkan warna emosi tertentu.
2021). Menurutnya, penggunaan bahasa sehari-hari Emosi warna tertentu berhubungan dengan cara yang
ini sangat mengasyikkan untuk bahan dalam ditunjukkan oleh pengarang dalam penggunaan kata
membuat puisi karena menggambarkan fakta atau yang indah. Selaras dengan pendapat (Alfari, 2021)
fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Ketika mengungkapkan bahwa keindahan kata merupakan
membaca karyanya puisi-puisi itu seolah-olah unsur yang penting untuk mengungkapkan maksud.
bercerita melalui pilihan-pilihan katanya (Yulianto, Ekspresif penggunaan kata dalam teks puisi akan
2017). Banyak permainan kata dalam puisi sehingga memperjelas maksud yang ingin disampaikan.
menimbulkan rasa keingintahuan pembaca untuk Proses gambaran (angan) dalam pikiran
memahami apa sebenarnya makna yang terkandung yang melibatkan panca indra manusia disebut dengan
di dalamnya. Oleh karena itu penelitian ini memilih citraan. Citraan berfungsi untuk memperjelas
antologi puisi yang berjudul Selamat Menunaikan gambaran agar menimbulkan suasana khusus untuk
Ibadah Puisi karena dari segi isi puisi banyak menarik perhatian.
menggunakan berbagai macam objek sebagai bentuk Stilistika merupakan pendekatan yang
gaya bahasa. digunakan untuk meneliti fungsi keindahaan dalam
Gaya bahasa naratif, ironi, dan humor penggunaan bentuk kebahasaan karya sastra
terlihat jelas dalam teks puisi. Sebagai contoh pada (Nurgiyantoro 2014: 75). Artinya, bahwa aspek
trilogi puisi yang berjudul celana 1, celana 2, dan kebahasaan dalam karya sastra itu menjadi hal yang
celana 3 nampak adanya realitas sosial masyarakat sangat penting untuk menghasilkan karya yang dapat
yang memiliki kesinambungan. Jika dipahami puisi menarik hati pembaca.
tersebut merujuk adanya seorang anak yang sedang Ambiguitas masih kerap terjadi apakah
mencari celananya dan berhasil mendapatkan celana stilistika bagian dari seni atau linguistik (bahasa).
itu. Apabila diartikan lebih mendalam lagi konsep Hal tersebut harus diatasi untuk menimbulkan
celana bukan mengarah pada hal yang bersifat negatif kepastian. Secara umum terdapat persamaan antara
melainkan terdapat makna positif tentang pencarian stilisitika sebagai seni dan stilistika sebagai
jati diri seseorang yang tidak mempunyai tujuan liinguistik yakni keduanya sama-sama menggunakan
untuk mengatur kehidupannya. Oleh karena itu objek stile atau bahasa.
penyusunan bait-bait puisi harus menciptakan sebuah Dalam antologi puisi Selamat Menunaikan
karya yang dapat dinikmati oleh pembaca perlu Ibadah Puisi ini banyak memuat fenomena sosial
adanya penyusunan kata dengan bahasa yang indah yang ditulis menggunakan berbagai macam gaya
(Rokhmansyah 2014: 14). bahasa seperti majas dan citraan. Objek kajian puisi
Keindahan bahasa dalam teks kesastraan yang digunakan ditulis berdasarkan fakta kehidupan
harus menyentuh hati, menggetarkan perasaan, dan sehari-hari.
memberikan kepuasan bagi pembacanya antara lain Terdapat tiga penelitian terdahulu yang
(1) penggunaan bahasa dalam teks sastra harus digunakan membahas majas dan citraan dalam puisi.
mencerminkan karakteristik bahasa sastra. Sastra Penelitian pertama yang dilakukan Agung (2021)
berarti berhubungan dengan khayalan atau angan, (2) berjudul “Majas Dalam Puisi Nikmat Hidup, Hati
adanya kreativitas memilih aspek bahasa secara tepat, Sanubari, dan Hanya Hati Karya Buya Hamka:
(3) terdapat penyimpangan (deviasi) tertentu yang Kajian Stilistika” dianggap relevan karena sama-
memiliki efek tertentu, (4) penulisan tidak harus sama mengkaji puisi dengan pendekatan stilistika dan
sesuai dengan kaidah kebahasaan (gramatikal) untuk membahas majas. Perbedaannya dengan penelitian
mendapatkan kata-kata yang indah, (5) ada efek ini adalah penelitian tersebut mengkaji majas
estetis atau keindahan yang diutamakan, (6) terdapat perulangan (anafora, aliterasi, mesodilopis dan
makna yang ditambahkan agar tidak menjadi karya asonansi), majas perbandingan (perumpamaan/simile
yang monoton, dan (7) keseimbangan unsur bentuk dan alegori), majas pertentangan (sinisme), dan
dan isi untuk menyampaikan isi gagasan majas pertautan, namun dalam penelitian ini hanya
(Nurgiyantoro 2013: 378-379). mengkaji majas simile, personifikasi, metafora, dan
Keindahan penggunaan bahasa dalam teks alegori.
puisi melalui kata kiasan dapat membangkitkan Penelitian kedua yang dilakukan oleh
emosi bagi para pembaca. Pernyataan tersebut sesuai Sugiyo (2021) berjudul “Majas dan Citraan Cerpen
dengan pendapat (Wellek dan Warren 2016: 178- Langit Mengaga Karya Danarto” dianggap relevan
125
Kajian Stilistika Majas dan Citraan Dalam Antologi Puisi Selamat Menunaikan Ibadah Puisi
127
Kajian Stilistika Majas dan Citraan Dalam Antologi Puisi Selamat Menunaikan Ibadah Puisi
129
Kajian Stilistika Majas dan Citraan Dalam Antologi Puisi Selamat Menunaikan Ibadah Puisi
1.16 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Kisah Data kata peta menggambarkan bahwa
Semalam” kesuksesan akan tertunda jika manusia tidak
“sisa-sisa kecantikan akan memiliki rasa inisiatif untuk melakukan
direbut cermin” (SMIP: 19) perubahan dengan kerja keras maksimal.
Data kata cermin menggambarkan bahwa 1.22 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Kebun
ada aktivitas manusia yang berupa merampas hal Hujan”
yang bukan menjadi hak nya. Seperti mengambil “mayat-mayat hujan dikubur
barang milik orang lain yang bukan miliknya matahari” (SMIP: 57)
sendiri. Data kata matahari pada kutipan larik puisi
1.17 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Pulang di atas termasuk ke dalam majas personifikasi
Malam karena kata matahari yang menggambarkan
seolah-olah bertingkah laku seperti manusia.
“di atas puing-puing mimpi dan
reruntuhan waktu tubuh kami hangus dan 1.23 Majas Personifikasi Dalam Puisi
membangkai dan api siap-siap “Penumpang Terakhir “
melumatnya menjadi asap dan abu” “batuknya mengamuk” (SMIP: 74)
(SMIP:21) Data kata batuk pada kutipan larik puisi di
atas termasuk ke dalam majas personifikasi
Data kata api pada kutipan larik puisi di atas
karena kata batuk diibaratkan sebagai objek yang
termasuk ke dalam majas personifikasi karena
menggambarkan adanya tingkah laku manusia.
api menggambarkan bahwa dalam kehidupan
1.24 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Gadis
pasti akan dihadapkan dengan masalah yang
membara atau mengguncang perasaan. Enam Puluh Tahun”
1.18 Majas Personifikasi Dalam Puisi “wajahnya digerayangi sorot
senja” (SMIP: 80)
“Keranda”
“tubuh diminta kembali ranjang” Data kata senja diibaratkan objek yang
(SMIP: 22) meggambarkan adanya bentuk tindakan manusia.
Data kata ranjang menggambarkan tentang Senja memiliki makna sebenanarnya
kerinduan ibu kepada sang anak yang sedang berhubungan dengan waktu menjelang maghrib
bekerja merantau ke daerah lain dan yang ditandai dengan langit berwarna jingga.
menggambarkan bahwa semua yang pergi pasti 1.25 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Laki-
akan kembali ke tempat asalnya. laki Tanpa Celana”
1.19 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Minggu “ini bulan Januari, bulan yang rajin mandi
saya bertemu perempuan muda wajahnya
Pagi di Sebuah Puisi”
milik trauma” (SMIP: 91)
“kata-kata telah pulang dari
Data kata bulan pada kutipan larik puisi di
makam,iring-iringan demonstran makin
panjang, para serdadu berebutan kain atas termasuk ke dalam majas personifikasi
kafan” (SMIP: 29) karena menggambarkan adanya tingkah laku
manusia sehari-hari. Bulan dalam arti sebenarnya
Data kata kata-kata adalah objek yang
merupakan salah satu satelit yang dimiliki oleh
menggambarkan aktivitas manusia sebagai
bumi.
bentuk protes dilakukan oleh sekumpulan orang
1.26 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Lupa”
untuk menyampaikan pendapatnya.
“lupa: mata waktu yang tidur
1.20 Majas Personifikasi Dalam Puisi sementara” (SMIP: 101)
“Tahanan Ranjang” Data kata lupa pada kutipan larik puisi di
“ranjang memang sering rusuh dan atas termasuk ke dalam majas personifikasi
rawan” (SMIP: 35) karena kata lupa itu menggambarkan perilaku
Data kata ranjang pada kutipan larik puisi manusia yang dibandingkan dengan aktivitas
di atas termasuk ke dalam majas personifikasi manusia..
karena kata ranjang menggambarkan aktivitas 1.27 Majas Personifikasi Puisi “Sudah
manusia yang melakukan tindakan kekerasan atas Saatnya”
ketidakadilan. “sudah saatnya kita hamili kata-kata
1.21 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Naik yang mandul” (SMIP: 103)
Bus di Jakarta” Data kata kata-kata pada kutipan larik puisi
“keningnya kerut seperti gambar di atas termasuk ke dalam majas personifikasi
peta yang ruwet” (SMIP: 42)
Bapala Volume 9, Nomor 6 Tahun 2022, hlm. 124-141
131
Kajian Stilistika Majas dan Citraan Dalam Antologi Puisi Selamat Menunaikan Ibadah Puisi
Data kata hujan menggambarkan sebuah kepada sang pencipta. Keadaan tersebut
objek yang menunjukkan ada kegiatan manusia menjelaskan bahwa kecantikan itu akan berubah
secara nyata menjelaskan bahwa si tokoh sedang seiring dengan perjalanan waktu.
mencari kebaradaan ayahnya karena rindu 1.40 Majas Metafora Dalam Puisi “Atau”
kehadirannya. “ia mengakak, “kau pintar,” katanya
kemudian ia mencium leher saya dan
“ibu hujan ditinggal anak-anak
berkata, tidurlah tenang, dukacintaku,
hujan” (SMIP:182)
aku akan kembali ke dalam mimpi-
Data kata hujan menggambarkan sebuah
mimpimu” (SMIP: 55)
objek yang menunjukkan ada kegiatan secara
Data kata duka cintaku pada bait puisi itu
nyata yang seolah olah dilakukan oleh manusia
menggambarkan bahwa ada seseorang yang
yakni menjelaskan bahwa si anak sedang pergi ke
sedang dilanda peristiwa yang menyedihkan.
tempat yang lain untuk mencari keberadaan ayah.
Duka cinta berhubungan dengan hal seseorang
1.37 Majas Personifikasi Dalam Puisi
sedang ada dalam kondisi yang memilukan.
“Sungai”
1.41 Majas Metafora Dalam Puisi “Kepada
“garis nasibku ditelusuri sungai”
Puisi”
(SMIP: 184)
“di mata kau ada aku” (SMIP:105)
Data kata sungai menggambarkan sebuah
Data kata tersebut menggambarkan ada
objek yang menunjukkan bahwa pada saat tidur
seseorang yang sedang membuat sebuah karya.
manusia secara tidak sadar ada mimpi yang
Karya itu diibaratkan mata yang digunakan
mencoba untuk menghampiri memberitahukan
sebagai penunjuk atau acuan dalam menjalani
perihal yang berkaitan dengan hidup.
kehidupan ini.
1.38 Majas Personifikasi Dalam Puisi “Mata
1.42 Majas Metafora Dalam Puisi “Dua Orang
Waktu”
Peronda”
“di atas daun mata ditemukan pagi ”
“wajah berapi-api mereka bercerita”
(SMIP: 190)
Data kata pagi menggambarkan kegiatan (SMIP:117 )
manusia secara nyata menjelaskan bahwa si tokoh Data kata wajah berapi-api memiliki arti
sudah menemukan kembali keyakinan dalam diri murka atau marah. Kondisi tersebut menjelaskan
untuk mewujudkan harapan. bahwa masing-masing dari mereka dengan penuh
“di gigir cangkir mata di temukan antusias menceritakan kelebihan kekasihnya.
malam (SMIP: 190) Mereka bangga dapat menceritakan sosok sang
Data kata malam menggambarkan sebuah kekasih.
objek yang menunjukkan ada kegiatan manusia 1.43 Majas Alegori Dalam Puisi “Di Sebuah
secara nyata menyatakan langkah awal yang Mandi”
dilakukan oleh si tokoh tersebut yakni berani “api sangat mencintaimu, Mei. ”
mulai untuk menggapai keinginannya dengan (SMIP: 48)
semangat membara. Data kata api adalah sumber tenaga yang
“di atas buku mata ditemukan subuh digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
(SMIP: 191) Api diibaratkan sebagai perasaan seseorang yang
Data kata subuh pada kutipan larik puisi di sedang membara. Mei adalah sosok wanita yang
atas termasuk ke dalam majas personifikasi beruntung karena dapat dicintai oleh seorang laki-
karena kata hujan menggambarkan sebuah objek laki yang sangat tulus.
yang menunjukkan bahwa si anak dengan gigih
memanfaatkan waktunya yang tidak bisa tidur 2. CITRAAN
untuk menyelesaikan pekerjaannya yakni 2.1 Citraan Penglihatan Dalam Puisi “Kebun
membuat sebuah tulisan. Hujan”
1.39 Majas Metafora Dalam Puisi “Di Salon “pagi hari kulihat jasad-jasad hujan
Kecantikan” berserakan di kebun hujan”
“kecantikan dan kematian bagai (SMIP: 57)
saudara kembar yang pura-pura Pada kata kulihat jasad dan kebun hujan
tak saling kenal” (SMIP: 9) dapat dengan jelas jika dibayangkan
Data kata saudara kembar itu dapat kehadirannya dalam imajinasi pembaca. Kondisi
menggambarkan keadaan bahwa dalam hidup tersebut menggambarkan bahwa si tokoh aku
tentu seseorang nantinya juga akan kembali sedang melihat jasad berserakan di kebun pada
Bapala Volume 9, Nomor 6 Tahun 2022, hlm. 124-141
saat pagi hari dengan cuaca yang hujan. Oleh seperti itu dapat menghadirkan suara-suara
karena itu, ungkapan pagi hari kulihat jasad-jasad imajinatif yang diinginkan.
hujan dapat membangkitkan gambaran secara 2.7 Citraan Pendengaran Dalam Puisi “Kisah
keseluruhan di dalam angan pembaca. Semalam”
2.2 Citraan Penglihatan Dalam Puisi “Laki- “hanya ada suara cekikikan”
laki Tanpa Celana” (SMIP: 19)
“melihat ia bercakap-cakap Kata cekikikan sebagai bunyi suara yang
dengan senja di jendela” kecil dan berulang-ulang dapat menghadirkan
(SMIP: 94) suara-suara imajinatif yang timbul dalam ruang
Dalam sepenggal larik puisi tersebut kata- imajinasi pembacanya
kata semacam saya melihat, berdiri, jendela, 2.8 Citraan Pendengaran Dalam Puisi
dan senja secara jelas dapat dengan mudah “Korban”
dibayangkan kehadirannya di imajinasi pembaca. “terdengar jerit lengking
Keadaan tersebut menggambarkan bahwa tokoh perempuan yang terluka” (SMIP:
aku itu terkadang melihat seseorang yang sedang 23)
berdiri dan terlibat percakapan seru saat langit Pada data kata lengking bunyi kecil dengan
sore tiba. nada tinggi dapat menghadirkan suara yang
2.3 Citraan Penglihatan Dalam Puisi “Lupa” cenderung dapat membuat kerusakan pada organ
“daun-daun dipetik hujan dan pendengaran (telinga) menggambarkan bahwa
becaknya ngeloyor” (SMIP: 100) tidak sengaja mendengar ada suara perempuan
Dalam sepenggal larik puisi tersebut kata- yang sedang kesakitan.
kata semacam daun-daun, hujan, dan becaknya 2.9 Citraan Pendengaran Dalam Puisi
kehadirannya dapat dengan mudah dibayangkan “Topeng Bayi untuk Zela”
secara jelas di imajinasi pembaca. Kondisi “topengnya menjerit-jerit” (SMIP:
tersebut menggambarkan si tokoh aku sedang 41)
memperhatikan pengemudi becak yang lewat di Dalam sepenggal larik puisi tersebut kata
depan rumahnya saat hujan sedang melanda. menjerit-jerit cenderung akan menghadirkan
2.4 Citraan Penglihatan Dalam Puisi “Ulang suara dengan bunyi yang keras dan dapat
Tahun” membuat seseorang yang mendengarkan
“saya duduk membaca di bawah langsung merasa kasihan.
jendela, matahari sedang mekar 2.10 Citraan Pendengaran Dalam Puisi “Di
berbunga” (SMIP: 180) Bawah Kibaran Sarung”
Kata jendela dan matahari dapat “merdu batukmu merdu
menimbulkan gambarkan tokoh saya sedang sepanjang malam” (SMIP:43 )
melakukan ruitinitas dengan membaca buku di Pada kata merdu akan menghadirkan suara
dekat jendela setiap pagi hari diiringi matahari yang dapat membuat pembaca terpesona yakni
yang cerah. menimbulkan bunyi yang merdu dan bagus
2.5 Citraan Pendengaran Dalam Puisi sehingga dapat dinikmati.
“Tengah Malam” 2.11 Citraan Pendengaran Dalam Puisi
“di ruang tidurmu ada ledakan “Kucing Hitam”
gemuruh badai” (SMIP: 1) “hore, aku menang! Teriaknya
Kata gemuruh merupakan bunyi besar lantang” (SMIP: 47)
seperti ombak di pantai yang dapat menghadirkan Dalam kata lantang menghadirkan suara
suara tertentu secara imajinatif. Selain itu, dengan teriakan yang keras. untuk
terdapat pula kata ledakan yang artinya sama membayangkan apa saja bunyi yang hadir.
dengan menggemuruh. 2.12 Citraan Pendengaran Dalam Puisi “Pacar
2.6 Citraan Pendengaran Dalam Puisi “Di Kecilku”
Kulkas: Namamu” “aku hanya berjaga di samping
“di kulkas masih ada bisikan- tidurnya agar dapat melihat
bisikan rahasiamu bagaimana azan pelan-pelan
tersimpan dalam botol-botol membuka matanya” (SMIP: 62)
waktu” (SMIP: 5) Pada kalimat azan pelan-pelan membuka
Data kata bisikan-bisikan, bunyi kecil yang matanya dapat menghadirkan suara yang
tersempan secara rahasia. Penggambaran kata memberikan peringatan untuk melaksanakan
133
Kajian Stilistika Majas dan Citraan Dalam Antologi Puisi Selamat Menunaikan Ibadah Puisi
ibadah. Kondisi itu menggambarkan si tokoh aku menggambarkan bahwa terdapat anak kecil yang
yang dengan setia menunggu seseorang sedang bersedih.
terbangun dari tidurnya ketika azan sedang 2.17 Citraan Pendengaran Dalam Puisi
berkumandang. “Panggilan Pulang”
2.13 Citraan Pendengaran Dalam Puisi “azan subuh berkumandang. Penuh
“Sepasang Tamu” hujan” (SMIP: 90)
“suara lantang terjadi berulang- Pada sepenggal larik puisi tersebut kata
ulang” (SMIP: 65) azan berkumandang akan menghadirkan suara
Kata lantang menghadirkan suara dengan dengan nada yang agak keras. Kondisi tersebut
nada teriakan keras yang menggambarkan bahwa menggambarkan adanya azan itu sebagai penanda
ia akan bersedia bertemu ketika dipanggil waktu untuk segera melakukan ibadah tanpa
menggunakan suara yang bernada keras. harus menundanya.
2.14 Citraan Pendengaran Dalam Puisi 2.18 Citraan Pendengaran Dalam Puisi
“Mudik” “Kecantikan Belum Selesai”
“terdengar suara riuh anak-anak “konser dimulai, hadirin bersorak-
sedang bernyanyi” (SMIP: 69) sorai” (SMIP: 97)
Pada sepenggal larik puisi tersebut kata riuh Dalam sepenggal larik puisi tersebut
akan menghadirkan suara yang merdu dan dapat katabersorak-sorai menghadirkan suara yang
dinikmati oleh pendengar. Suara-suara dengan keras secara berulang-ulang. Penggambaran
memperhatikan penggunaan nada yang baik dapat angan melewati kata itu dapat membangkitkan
dinikmati banyak orang. Situasi itu daya imajinasi pembaca.
menggambarkan ada anak-anak yang sedang 2.19 Citraan Pendengaran Dalam Puisi
gembira bernyayi untuk menyenangkan hati. “Ranjang Ibu”
2.15 Citraan Pendengaran Dalam Puisi “gemeretak suara tulang ibunya
terdengar”(SMIP: 124)
“Bunga Kuburan”
Kata gemeretak akan menimbulkan suara
“gadis kecil itu menangis tersedu-
sedu; ia sangat mencintai bunga itu dengan nada pelan yang menggambarkan bahwa
sebab, bunga ini secantik sosok ibu akan melakukan perjuangan apapun
ibu”(SMIP: 78) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dalam kata tersedu-sedu menghadirkan 2.20 Citraan Pendengaran Dalam Puisi “Mobil
suara yang dapat membuat seseorang yang Merah di Pojok Kuburan”
mendengarnya sedih. Kondisi tersebut “ malam disambut mobil merah
menggambarkan kerinduan sang anak kepada yang menderam-deram” (SMIP:
134)
ibunya. Baginya ibu adalah sosok wanita yang
paling cantik di dunia seperti bunga. Kata menderam-deram menimbulkan
2.16 Citraan Pendengaran Dalam Puisi suara yang kuat dan besar. Situasi tersebut
“Telepon Genggam” menggambarkan ketika malam hadir akan
“burung berkicau tak henti-hentinya. disambut dengan suara mobil merah itu.
Suara burung yang dulu sering ia Penggambaran melalui kata itu yang dapat
dengar dari rerimbun pohon sawo” menimbulkan daya angan imajinasi pembaca
(SMIP: 88) secara keseluruhan.
Pada sepenggal larik puisi tersebut kata 2.21 Citraan Pendengaran Dalam Puisi “Usia
berkicau akan menimbulkan suara dengan bunyi 44”
kecil yang menggambarkan seseorang sedang “sepanjang petang sepi berkicau”
menyaksikan burung-burung berkicau terus (SMIP: 144 )
menerus itu mengingatkannya pada burung- Pada sepenggal larik puisi tersebut kata
burung di masa lalu yang di dengar dari bawah berkicau akan menimbulkan suara dengan bunyi
pohon sawo. yang kecil. Kegiatan tersebut menggambarkan
“terdengar nyaring dan lengking bahwa ada seorang yang sedang kesepian duduk
suara tangisan itu” (SMIP: 89)
di sebuah kursi. Setiap malam ia selalu
Dalam kata nyaring dan lengking akan
berbincang-bincang dengan dirinya sendiri untuk
menimbulkan suara dengan nada yang keras yang
merenungi apa saja peristiwa yang telah terjadi.
hadir dalam imajinasi pembaca. Keadaan tersebut
Bapala Volume 9, Nomor 6 Tahun 2022, hlm. 124-141
2.22 Citraan Pendengaran Dalam Puisi “maka ia pun lekas berdiri dan
“Sungai” dengan berani melangkah ke kamar
“terdengar gemercik dan gemuruh mandi” (SMIP:18)
malam” (SMIP: 184) Kata melangkah dalam sepenggal puisi
Pada sepenggal larik puisi tersebut kata tersebut dapat menimbulkan kegiatan yang
berasal dari citraan gerak.
gemercik dan gemuruh akan menghadirkan
2.28 Citraan Gerak Dalam Puisi “Korban”
suara yang kencang dna selalu datang di malam
“jejak-jejak kaki pemburu membawa
hari. Kata-kata yang ditulis dapat membangkitkan kami tersesat di tengah hutan”
daya pikir atau imajinasi pembaca untuk lebih (SMIP: 23)
mengetahui suara-suara tertentu yang di maksud. Kata membawa dalam sepenggal puisi
2.23 Citraan Gerak Dalam Puisi “Hutan tersebut menimbulkan aktivitas yang berasal dari
Karet” citraan gerak. Para pemburu membawa kami
“di pucuk-pucuk ilalang secara paksa dan meninggalkan di tengah hutan
belalang berloncatan di semak- sehingga tidak ke tempat semula.
semak rindu (SMIP: 2)
2.29 Citraan Gerak Dalam Puisi “Di Bawah
Kata berloncatan merupakan Kibaran Sarung”
penggambaran mengenai adanya aktivitas yang
“ku tuliskan puisimu, ku lepaskan
ditimbulkan dari citraan gerak yang ke seberang” (SMIP: 45)
menggambarkan bahwa belalang dapat Kata lepaskan dalam sepenggal puisi
diibaratkan sebagai kenangan. tersebut menimbulkan aktivitas yang berasal dari
2.24 Citraan Gerak Dalam Puisi “Kisah citraan gerak. Kata lepaskan tersebut
Senja” menggambarkan ide yang timbul dituliskan oleh
“ia membuka pintu, melemparkan
pengarang ke dalam karyanya.
ransel, jaket, dan sepatu” (SMIP:
6) 2.30 Citraan Gerak Dalam Puisi “Kecantikan
Kata dibuka dan di lempar memberikan Belum Selesai”
“iaberjalan pelan ke arah panggung”
gambaran adanya gambaran tentang aktivitas
(SMIP: 97)
yang ditimbulkan dari citraan gerak secara jelas. Kata berjalan dalam sepenggal puisi
“di depan cermin istrinya tersebut menimbulkan aktivitas yang berasal dari
berlenggak-lenggok” (SMIP: 6) citraan gerak.
Pada kata berlenggak-lenggok juga 2.31 Citraan Gerak Dalam Puisi “Perjamuan
memberikan penggambaran adanya kegiatan yang Petang”
hadir dalam citraan gerak. Kondisi tersebut “ibunya segera membimbingnya ke
menggambarkan ada seorang istri yang sedang meja perjamuan” (SMIP: 111)
merias diri di depan cermin. Kata membimbing dalam sepenggal puisi
2.25 Citraan Gerak Dalam Puisi “Di Salon tersebut menimbulkan aktivitas yang berasal dari
Kecantikan” citraan gerak.
“keningnya ia rapatkan pada kaca” 2.32 Citraan Gerak Dalam Puisi “Harga Duit
(SMIP:11 ) Turun Lagi”
Pada kata rapatkan dapat menimbulkan
“ibu cinta terlonjak bangkit dari sakitnya”
aktivitas dari citraan gerak. Kondisi tersebut (SMIP: 135)
menggambarkan bahwa ada seseorang yang Kata terlonjak dalam sepenggal puisi
sedang mendekatkan kening ke kaca untuk tersebut menimbulkan aktivitas yang berasal dari
intropeksi diri. citraan gerak.
2.26 Citraan Gerak Dalam Puisi “Celana 1” 2.33 Citraan Gerak Dalam Puisi “Trompet
“lalu ia ngacir, tanpa celana dan Tahun Baru”
berkelana” (SMIP: 15)
“aku memungutnya dengan ujung bajuku”
Kata ngacir dalam sepenggal puisi tersebut (SMIP: 147)
dapat menimbulkan kegiatan yang berasal dari Kata memungutnya dalam sepenggal puisi
citraan gerak. Ngacir artinya adalah pergi atau tersebut menimbulkan aktivitas yang berasal dari
berpindah untuk mencari tempat. citraan gerak.
2.27 Citraan Gerak Dalam Puisi “Kisah 2.34 Citraan Gerak Dalam Puisi “Puasa”
Semalam” “setiap hari saya mencuci kata-kata
dengan keringat” (SMIP: 152)
135
Kajian Stilistika Majas dan Citraan Dalam Antologi Puisi Selamat Menunaikan Ibadah Puisi
“terdengar suara dari kamar mandi 2.48 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Koran
yang gelap gulita (SMIP: 51) Pagi”
Data kata gelap gulita pada kutipan larik “tahun-tahun memutih pada uban
puisi di atas termasuk ke dalam citraan perabaan yang letih”(SMIP: 108)
karena kata gelap gulita mengandung gambaran Data kata letih pada kutipan larik puisi di
suasana yang gelap karena ruangan tidak atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena
dipenuhi oleh cahaya apapun. kata letih mengandung gambaran kondisi tubuh
2.43 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Di yang tidak memiliki tenaga.
Tengah Perjalanan” 2.49 Citraan Perabaan Dalam Puisi
“lolong anjing bersahutan, jam dinding “Perjamuan Petang”
menggigil kedinginan” (SMIP: 53) “ibunya sering menangis memikirkan
Data kata dingin pada kutipan larik puisi di nasibnya” (SMIP: 111)
atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena Data kata menangis mengandung gambaran
kata dingin mengandung gambaran karena kondisi perasaan manusia untuk mengurangi
berada pada situasi yang membuat mendebarkan. perasaan sedihnya. Ketika seseorang menangis
2.44 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Penyair pasti semuanya akan menjadi lebih mmelegakan.
Kecil” 2.50 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Baju
“kau tertawa melihat penyair kecilmu Bulan”
tertidur kedinginan di teras “baju kuno yang itu membuat bulan
rumahnya”(SMIP: 82) haru” (SMIP: 114)
Data kata dingin pada kutipan larik puisi di Data kata haru pada kutipan larik puisi di
atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena
kata dingin mengandung gambaran perasaan kata haru mengandung gambaran perasaan saat
kasihan ibu yang rela melihat anaknya berkorban manusia merasakan sesuatu yang mengandung
demi membahagiaan ibunya. kesedihan atau keibaan.
2.45 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Anak 2.51 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Batuk”
Seorang Perempuan” “lembut batuk menggemparkan waktu”
“ia menjawab dengan hangat” (SMIP: (SMIP: 119)
85) Data kata lembut mengandung gambaran
Data kata hangat pada kutipan larik puisi di
perasaan sifat yang tidak lemah ketika
atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena
menghadapi situasi apapun baik di situasi yang
kata hangat mengandung gambaran seorang ibu
menyenangkan atau bahkan menyedihkan.
yang berusaha menjawab pertanyaan anaknya
2.52 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Telepon
dengan penuh kasih sayang tanpa melibatkan rasa
Tengah Malam”
murka.
“malam ini sakitku akan nyenyak
2.46 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Telepon tidurnya”(SMIP: 120)
Genggam” Data kata sakit mengandung gambaran
“raut bisu seorang anak perempuan kondisi kesehatan tubuh sedang buruk. Sakit
(SMIP: 89)
tersebut menjelaskan bahwa terdapat sebuah
Data kata bisu pada kutipan larik puisi di
kepastian yang sedari lama menjadi hal yang
atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena
dinantikan untuk menunggu sesuatu.
kata bisu memberikan gambaran keadaan seorang
2.53 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Penjual
anak yang ingin bertemu ayahnya tapi tidak tahu
Bakso”
dimana dan ia hanya bisa diam bingung harus “semua sibuk menghangatkan waktu”
melakukan apa. (SMIP: 125)
2.47 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Sudah Data kata hangat merupakan gambaran
Saatnya” kondisi diantara tidak panas dan tidak pula
“sudah saatnya kata-kata lapuk di beri merasa kedinginan yang menjelaskan bahwa
birahi” (SMIP: 103) orang-orang sedang tidak dapat diganggu karena
Data kata lapuk pada kutipan larik puisi di
sedang memanfaatkan waktu untuk melepaskan
atas termasuk ke dalam citraan perabaan karena
penat kala banyak pekerjaan yang menumpuk.
kata lapuk mengandung gambaran atas sifat
2.54 Citraan Perabaan Dalam Puisi “Dengan
manusia yang telah mengalami banyak
Kata Lain”
perubahan. “koran tampak capek dibaca ayah”
(SMIP: 126)
137
Kajian Stilistika Majas dan Citraan Dalam Antologi Puisi Selamat Menunaikan Ibadah Puisi
139
Kajian Stilistika Majas dan Citraan Dalam Antologi Puisi Selamat Menunaikan Ibadah Puisi
141