Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hubungan antara karya sastra dan manusia tidak


dapat dipisahkan. Kondisi manusia hingga fenomena
sosial yang terjadi di masyarakat menjadi bagian dari
bahasan karya sastra. Dari fenomena sosial yang terjadi,
mempengaruhi banyak pengarang, penulis, maupun
penyair menelaah beberapa aspek perubahan sosial yang
dialami masyarakat. Berbagai fakta yang ditemukan oleh
penyair dari beberapa persoalan sosial tersebut kemudian
dikaitkan pada sebuah karya sastra, salah satunya puisi.
Karya sastra berasal dari pemikiran, pengalaman,
perasaan, ide, hingga imajinasi seorang sastrawan yang
dapat merepresentasikan nilai estetika kemudian
dituangkan dalam bentuk tulisan. Media (alat
penyampaian) karya sastra merupakan bahasa, dalam
artian lain fungsi bahasa dalam karya sastra tulis maupun
lisan tidak dapat dipisahkan. Karya sastra dibagi menjadi
dua, yakni karya sastra tulis dan karya sastra lisan. Media
penyampaian karya sastra lisan berbentuk tuturan yang
disampaikan dari mulut ke mulut. Sedangkan media
penyampaian karya sastra tulis berbentuk tulisan seperti,
puisi, prosa, cerpen, dan lain sebagainya.
Puisi ialah salah satu wujud karya sastra tulis
yang mengekspresikan perasaan serta pemikiran seorang
penyair secara imajinatif. Style bahasa dan diksi yang
digunakan penyair dalam puisi mempunyai nilai estetika
2

yang bermacam-macam. Karya sastra berupa puisi


mempunyai perbandingan dengan tipe karya sastra yang
lain disebabkan puisi mempunyai struktur kaidah-kaidah
yang menyusun larik dalam bait.
Unsur estetika dalam sebuah puisi tidak hanya
dilihat dari irama dan rimanya saja tetapi dari
penggunaan bahasanya. Penggunaan bahasa dalam puisi
biasa disebut dengan majas. Majas (gaya bahasa)
merupakan suatu unsur pembangun nilai keindahan
dalam suatu karya sastra, khususnya puisi. Salah satu
cara seorang penyair dalam menggambarkan suatu hal
dengan menyamakan ataupun membandingkannya
dengan yang lain ialah dapat dilihat dari pemakaian
majas di dalamnya.
Pemakaian gaya bahasa (majas) dalam karya
sastra khususnya puisi memiliki tujuan untuk
memberikan kesan indah, menarik, dan memperkaya
makna yang disampaikan dalam masing-masing baitnya.
Majas pada umumnya bermacam-macam serta dibagi
dalam empat kelompok, antara lain majas penegasan,
perbandingan, pertentangan, serta sindiran. Keempat
jenis majas tersebut diklasifikasikan menjadi beberapa
macam majas. Majas penegasan terdiri atas majas
aferesis, aforisme, alonim, anagram, antiklimaks,
apofasis, aposiopesis, bombastis, elipsis, enumerasi,
interupsi, inversi, klimaks, kolokasi, paralelisme,
pleonasme, repetisi, retoris, sindeton, sinkope, tautologi,
zeugma.
3

Majas perbandingan terdiri atas majas alegori,


antonomasia, epitet, eponim, eufemisme, hiperbola,
litotes, metafora, metonimia, onomatope, paronomasia,
personifikasi, simile, sinestesia. Majas pertentangan
terdiri atas majas anakronisme, antitesis, kontradiksio,
oksimoron, okupasi, paradoks, prolepsis. Terakhir majas
sindiran yang terdiri atas majas anifrasis, inuendo, ironi,
sarkasme, serta sinisme Keraf dalam (Ratna, 2013: 439).
Majas perbandingan terdiri atas majas alegori,
antonomasia, epitet, eponim, eufemisme, hiperbola,
litotes, metafora, metonimia, onomatope, paronomasia,
personifikasi, simile, sinestesia. Majas pertentangan
terdiri atas majas anakronisme, antitesis, kontradiksio,
oksimoron, okupasi, paradoks, prolepsis. Terakhir majas
sindiran yang terdiri atas majas anifrasis, inuendo, ironi,
sarkasme, serta sinisme Keraf dalam (Ratna, 2013: 439).
Buku antologi puisi Perjamuan Khong Guan
(PKG, JP) diterbitkan awal tahun 2020 oleh PT Gramedia
Pustaka Utama. Sampul buku kumpulan puisi tersebut
merepresentasikan kaleng biskuit Khong Guan yang
identik dengan foto keluarga terdiri dari seorang ibu serta
dua orang anak. Dalam bukunya, Joko Pinurbo mampu
merepresentasikan kaleng biskuit Khong Guan secara
kompleks dengan keadaan sosial masyarakat, dari aspek
agama, budaya, tradisi, hingga kejadian-kejadian di
sekitar. Kumpulan puisi dalam buku tersebut terdiri dari
empat kaleng pembagi, dengan jumlah keseluruhan 80
puisi.
4

Adapun korelasi antara karya sastra yang berjudul


Perjamuan Khong Guan dengan keadaan masyarakat
dewasa ini terdapat pada tiap-tiap kaleng pembagi,
diantaranya pada kaleng pertama membahas tentang
kehidupan sehari-hari manusia, rasa kemanusiaan, serta
tradisi yang seringkali dilakukan masyarakat luas ketika
pulang kampung karena liburan akhir tahun untuk
merayakan tahun baru dan hari besar lainnya, sebagian
besar kumpulan puisi pada kaleng pertama ini ditulis
pada tahun 2018.
Pada kaleng kedua, Joko Pinurbo menggunakan
gaya bahasa yang unik dan tidak terlepas dari tulisan-
tulisan satir, sebagian besar kumpulan puisi pada kaleng
kedua ini ditulis pada tahun 2017. Sebagai contoh puisi
berjudul “Kembang Susu” bait pertama; “Kau sudah
mabuk puisi sejak kau menyusu pada ibumu” (Pinurbo,
2020:38). Pada bait tersebut Jokpin menggunakan majas
penegasan praterio dimana majas tersebut tidak
menjelaskan maksud yang sesungguhnya berdasarkan
hubungan antara kata “mabuk puisi” dengan “menyusu
pada ibumu”. Pada bait kedua; “Bila kini kau pandai
merangkai kata, benih bahasamu sudah tertanam lama di
susu ibumu” (Pinurbo, 2020:38). Pada bait tersebut
Jokpin juga menggunakan majas penegasan praterio
dimana majas tersebut tidak menjelaskan maksud yang
sesungguhnya. Pada bait keempat; “Ia bicara padamu
dengan bahasa sunyi ketika kau mengisap sari kembang
cinta pada puting susu yang kenyal dan sakral” (Pinurbo,
2020:39). Pada bait tersebut Jokpin menggunakan majas
5

perbandingan perifrasis dimana majas tersebut berfungsi


untuk memperluas suatu kata atau suku kata dengan
ungkapan.

Kaleng ketiga berisi hubungan seseorang dengan


buku yang diwujudkan dalam sosok Minnah seorang
perempuan yang masih belajar tentang kehidupan, dan
belajar menanggung berbagai beban yang dimiliki.
Kumpulan puisi pada kaleng ketiga ini ditulis pada tahun
2019. Kaleng terakhir atau keempat berisi segala hal
yang berkaitan dengan Khong Guan, seperti pertanyaan
masyarakat mengenai sosok ayah yang tidak ada dalam
kaleng biskuit tersebut, yang ditulis dalam rentang waktu
dua bulan sejak September 2019.
Joko Pinurbo ataupun akrab dipanggil Jokpin
lahir pada 11 Mei 1962 di Sukabumi, Jawa Barat. Joko
Pinurbo ialah seorang penyair populer di Indonesia,
berbagai macam karya yang lahir dari buah pemikirannya
memberikan gaya serta warna tertentu dalam dunia
sastra, khususnya puisi. Puisi-puisi Jokpin mempunyai
keunikan dalam wujudnya yang dikemas secara naratif,
humoristis, dan cenderung mengulas kehidupan yang
dirasakan manusia. Joko Pinurbo menggambarkan
kenyataan yang biasa ditemui serta dirasakan dalam
kehidupan sehari-hari lewat karya tulis puisi, hal tersebut
membuat pembaca serta pendengarnya dengan mudah
menafsirkan makna-makna yang terdapat di dalamnya.
Bersumber dari penjelasan diatas, lingkup
masalah penelitian ini merupakan bagaimana bentuk-
6

bentuk penggunaan majas dalam antologi puisi


Perjamuan Khong Guan karya Joko Pinurbo
menggunakan kajian stilistika.
7

Pada tataran analisis style, style bahasa, serta majas ialah objek, sementara itu
stilistika merupakan ilmu untuk memecahkan objek tersebut (Ratna, 2013: 169). Stilistika
ialah ilmu yang mengkaji style bahasa dalam suatu karya sastra. Dengan kata lain kajian
stilistika dapat menganalisis hakikat penggunaan bahasa terhadap karya sastra. Salah satu
objek yang sesuai dengan kajian stilistika, ialah antologi puisi (PKG, JP).
Menurut Gorys Keraf (2009:112), majas atau gaya bahasa merupakan cara dalam
menyampaikan suatu pikiran melalui bahasa yang khas seorang penyair. Dikatakan sebagai
bahasa yang baik apabila disampaikan secara menarik, jujur, dan sopan santun.
Alasan peneliti memilih karya sastra puisi sebagai objek penelitian ini karena puisi
memiliki macam-macam aspek yang dapat dikaji salah satunya terdapat dalam bentuk gaya
bahasa yang digunakan penyair dalam tulisannya. Adapun antologi puisi karya Joko Pinurbo
dengan judul Perjamuan Khong Guan dipilih sebagai objek kajian karena dalam kumpulan
puisi tersebut terdapat berbagai macam bentuk majas yang menarik untuk dideskripsikan.
Penelitian terhadap objek (PKG, JP) sudah pernah dilakukan sebelumnya, akan tetapi
penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya berdasarkan kajian yang
digunakan yakni stilistika. Dengan demikian penelitian ini penting untuk dilakukan.
Alasan peneliti mengangkat judul Penggunaan Majas dalam Antologi Puisi
Perjamuan Khong Guan Karya Joko Pinurbo (Sebuah Kajian Stilistika). Karena di dalamnya
terdapat berbagai variasi majas di antaranya: majas penegasan, perbandingan, pertentangan,
serta majas sindiran.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat oleh peneliti dalam penelitian ini meliputi:
1. Bagaimana bentuk majas penegasan dalam antologi puisi Perjamuan Khong Guan karya
Joko Pinurbo?
2. Bagaimana bentuk majas perbandingan dalam antologi puisi Perjamuan Khong Guan
karya Joko Pinurbo?
3. Bagaimana bentuk majas pertentangan dalam antologi puisi Perjamuan Khong Guan
karya Joko Pinurbo?
4. Bagaimana bentuk majas sindiran dalam antologi puisi Perjamuan Khong Guan karya
Joko Pinurbo?
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis penggunaan majas dalam
antologi puisi yang berjudul Perjamuan Khong Guan karya Joko Pinurbo menggunakan
kajian stilistika.
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan bentuk majas penegasan dalam antologi puisi Perjamuan Khong
Guan karya Joko Pinurbo.
2. Mendeskripsikan bentuk majas perbandingan dalam antologi puisi Perjamuan
Khong Guan karya Joko Pinurbo.
8

3. Mendeskripsikan bentuk majas pertentangan dalam antologi puisi Perjamuan Khong


Guan karya Joko Pinurbo.
4. Mendeskripsikan bentuk majas sindiran dalam antologi puisi Perjamuan Khong
Guan karya Joko Pinurbo.
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis
Manfaat dari penelitian ini secara teori antara lain, sebagai media pengembangan
ilmu sastra dalam bentuk puisi dengan kajian penggunaan majas dalam studi stilistika di
antaranya menurut Gorys Keraf, ada empat macam majas, yaitu majas penegasan,
perbandingan, pertentangan dan sindiran, dengan klasifikasi yang beragam.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi instrumen pertama, penelitian ini dapat memberikan pengalaman dalam
menganalisis karya sastra khususnya puisi, serta mampu menambah ilmu
pengetahuan dalam menganalisis suatu karya sastra.
2. Bagi dunia pendidikan, penelitian dengan objek kajian sastra ini dapat dijadikan
media dalam proses pembelajaran apresiasi sastra, khususnya karya sastra berupa
puisi.
E. Definisi Istilah

Stilistika : stilistika adalah ilmu yang berkaitan dengan penggunaan bahasa dalam suatu
karya sastra.
Majas : majas adalah ragam gaya bahasa kiasan dalam karya sastra yang bertujuan
untuk memperindah dan menghidupkan kalimat serta memberikan kesan
imajinatif bagi pembaca dan pendengarnya.
Majas Penegasan: majas penegasan adalah majas dengan menegaskan suatu pernyataan yang
bertujuan untuk memberikan kesan serta pemahaman bagi pembaca maupun
pendengarnya.
Majas Perbandingan: majas perbandingan adalah majas dengan style bahasa menyandingkan
atau menganalogikan suatu objek dengan objek lainnya melalui beberapa
proses diantaranya, penambahan atau penggantian, dan penyamaan.
Majas Pertentangan: majas pertentangan adalah majas yang maknanya berlawanan dengan
makna asli.
Majas Sindiran: majas sindiran adalah majas dengan makna sindiran terhadap suatu peristiwa
maupun seseorang.

Anda mungkin juga menyukai