Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)

IMAJI DALAM KUMPULAN HUJAN BULAN JUNI


KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO DAN IMPLIKASINYA

Oleh

Margareta Finasehati
Munaris
Kahfie Nazaruddin
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
e-mail: margaretafina7@gmail.com

ABSTRACT

The aim of this research is to describe images in Hujan Bulan Juni by Sapardi
Djoko Damono and its implications on literature teaching and learning at high
school grade X. This study used a descriptive qualitative method. Data sources of
the study in total were 21 poetry contained in Hujan Bulan Juni. The results
showed that the images in the poems by Sapardi Djoko Damono used all kinds of
images. Kind of images that often used is visual images, whereas the images that
is rarely used is gustatory images. The results could be implicated in literature
teaching and learning at senior high school grade X with the subject is poetry.

Keywords: Images, implications, poetry

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan imaji dalam kumpulan puisi Hujan
Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono dan implikasinya terhadap pembelajaran
sastra di SMA kelas X. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Sumber data penelitian ini berjumlah 21 puisi yang termuat dalam kumpulan puisi
Hujan Bulan Juni. Hasil penelitian menunjukan bahwa imaji dalam puisi-puisi
karya Sapardi Djoko Damono menggunakan semua jenis imaji. Imaji yang sering
digunakan yakni imaji visual, sedangkan imaji yang jarang digunakan imaji
pencecapan. Hasil penelitian ini dapat diimplikasikan terhadap pembelajaran
sastra di SMA kelas X pada materi puisi.

Kata kunci: imaji, implikasi, puisi

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 1
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)

PENDAHULUAN

Karya sastra merupakan sebuah karya yakni karya sastra puisi. Saat
seseorang yang cara mengungkapkan membaca puisi, seseorang tidak akan
gagasan pokoknya tidak secara langsung mengetahui isi
langsung. Artinya, karya ini juga kandungannya jika puisi itu hanya
melihat segi yang lain, seperti dari dibaca sekilas saja. Dengan kata lain
segi keindahan. Unsur-unsur karya jika ingin mengetahui kandungann
sastra tersebut yang mendukung dan sebuah puisi, pembaca harus
mejadikan sebuah karya sastra membaca puisi tersebut secara cermat
menjadi lebih indah. Oleh karena itu, dan teliti karena telah dijelaskan di
yang masih menjadi persoalan atas bahwa bahasa sastra itu khas.
pembaca sampai saat ini yakni
pembaca dapat mengetahui unsur- Membaca puisi adalah suatu proses
unsur yang terdapat dalam karya komunikasi yang agak rumit. Ada
sastra tersebut dan mengetahui komunikasi langsung antara pembaca
maknanya. dan puisi, tetapi belum tentu ada
komunikasi langsung antara pembaca
Menurut Teeuw seorang kritikus dan si penyair. Lewat puisinya itulah
sastra asal belanda, sastra adalah penyair „berkomunikasi‟ dengan
penggunaan bahasa yang khas, yang pembaca, tetapi karena puisi disusun
hanya dapat dipahami dengan dalam bahasa, bisa saja apa yang
pengertian, konsepsi bahasa yang diniatkan penyair tidak sampai ke
tepat (dalam, Sudjiman 1993: 2). pembaca (Damono, 2016: 33).

Pengarang sastra dapat Teori semiotika puisi Reffaterre


mengungkapkan pesan atau informasi memberi jalan sampai pada
dengan menggunakan tanda atau penghubungan aspek intrinsik dengan
lambang yang dapat dilihat (huruf) ekstrinsik (Rokhmansyah, 2014: 104-
atau didengar (bunyi bahasa) itu 105). Teori Reffaterre ini
sendiri. Oleh karena itu, menjelaskan bahwa ada dua jenis
sesungguhnya kegiatan yang berbau pembacaan puisi, yaitu yang pertama
sastra itu sangat menyenangkan, pembacaan heuristik (bahasa
karena bahasa yang digunakan karya dimaknai secara referensial) dan yang
sastra itu sangat khas. Namun berbeda kedua pembacaan hermeneuitik (puisi
kenyataan dalam pembelajaran, dilihat sebagai satu kesatuan). Kedua
pembelajaran sastra di sekolah- jenis pembacaan puisi ini menurut
sekolah khususnya di sekolah teori Reffaterre adalah tahapan
menengah atas (SMA) ternilai kurang membaca puisi yang tidak dapat
menarik minat peserta didik atau terpisahkan. Tahap heuristik disebut
siswanya. Seharusnya pendidiklah tahap pertama dan tahap hermeneutik
yang dapat menciptakan adalah tahap kedua. Pada tahap
pembelajaran yang baik. Belajar heuristik ini terjadi penghubungan
sastra memang bukanlah hal yang antara aspek intrinsik dan aspek
mudah, pebelajar akan mendapat ektrinsik yang dapat mengungkapkan
kesulitan saat belajar sastra. Seperti latar belakang atau sosial budaya
yang dibahas dalam penelitian ini puisi yang ditulis oleh pengarang.

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 2
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)

Oleh karena itu, jika diterapkan pada perasaan jasmaniah tersebut (Tarigan,
saat membaca puisi, seorang pembaca 1986: 30).
akan mengetahui unsur yang
terkandung dan mengetahui makna
puisi tersebut. Melalui penelitian ini, penulis
meneliti imaji dalam puisi-puisi
Dick Hartoko (dalam Waluyo, 1987: Sapardi Djoko Damono pada buku
27) menyebutkan adanya dua unsur kumpulan puisi Hujan Bulan Juni
penting dalam puisi, yakni unsur karya Sapardi Djoko Damono. Puisi-
tematik atau unsur semantik puisi puisi pada buku Hujan Bulan Juni
dengan unsur sintatik puisi. Unsur karya Sapardi Djoko Damono ini
tematik atau semantik menunjuk ke dapat dijadikan bahan ajar untuk
arah struktur batin, sedangkan unsur rancangan pembelajaran pada
sintatik menunjuk ke struktur fisik. kurikulum 2013 mata pelajaran
Bahasa Indonesia untuk SMA kelas X
Kenyataannya yang terjadi pada saat dengan KD 3.17 Menganalisis unsur
ini belajar sastra khususnya puisi pembangun puisi pada materi puisi.
masih saja hanya sedemikian rupa.
Seperti biasanya, pendidik hanya Berdasarkan latar belakang tersebut,
menjelaskan konsep-konsep peneliti merasa perlu melakukan
mengenai puisi tanpa mengajak penelitian dengan judul “Imaji dalam
peserta didik untuk terjun langsung kumpulan puisi Hujan Bulan Juni
dalam pembelajaran yang aktif. karya Sapardi Djoko Damono dan
Seharusnya pembelajaran puisi Implikasinya terhadap Pembelajaran
diarahkan kepada pembinaan Sastra di SMA Kelas X”.
apresiasi puisi.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan beberapa hal di atas,
penulis bermaksud meneliti imaji Metode yang digunakan dalam
dalam kumpulan puisi sebagai bentuk penelitian menganalisis unsur imaji
apresiasi terhadap karya sastra. dalam kumpulan puisi Hujan Bulan
Menurut Rokhmansyah (2014: 18) Juni karya Sapardi Djoko Damono ini
imaji adalah susunan kata-kata yang adalah metode deskriptif kualitatif.
dapat mengungkapkan pengalaman Metode kualitatif pada dasarnya sama
sensoris di mana pembaca seolah-olah dengan metode hermeneutika.
dapat melihat, mendengar, Artinya, baik hermeneutika, kualitatif,
merasakan, seperti apa yang dilihat, dan analisis isi secara khusus
didengar, dan dirasakan penyair memanfaatkan cara-cara penafsiran
dalam puisinya secara imajinatif dengan menyajikannya dalam bentuk
melalui pengalaman dan rasa kita. deskripsi. Metode kualitatif
Penjelasan yang sejalan juga memberikan perhatian terhadap data
disampaikan oleh Tarigan, Imaji alamiah, data dalam hubungannya
adalah usaha sang penyair dengan dengan konteks keberadaanya (Ratna,
penggunaan kata-kata yang tepat 2000: 46-47).
untuk membangkitkan pikiran dan
perasaan para penikmat puisi Penelitian ini menggunakan metode
sehingga mereka menganggap bahwa deskriptif kualitatif karena dalam
merekalah yang mengalami peristiwa penelitian ini, peneliti akan meneliti

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 3
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)

sastra. Sastra yang merupakan bentuk penulis untuk mengumpulkan dan


karya yang tidak dapat diteliti dengan menganalisis data adalah sebagai
cara penghitungan kuantitaif, berikut.
melainkan membutuhkan interpretasi,
penafsiran, atau apresiasi untuk 1. Membaca secara keseluruhan pada
mengetahui isi kandungannya. buku kumpulan puisi Hujan Bulan
Penelitian ini bertujuan untuk Juni karya Sapardi Djoko Damono
mendeskripsikan imaji dari beberapa dengan cermat.
puisi dalam kumpulan puisi Hujan 2. Memilih puisi yang mengandung
Bulan Juni karya Sapardi Djoko imaji dan layak digunakan sebagai
Damono dan implikasinya terhadap bahan ajar di SMA.
pembelajaran sastra di SMA. Dengan 3. Mengidentifikasi data berdasarkan
metode ini, data akan dipaparkan jenis imaji yang terdapat dalam
secara rinci menggunakan kata-kata puisi yang digunakan sebagai
secara deskriptif. sumber data yang terdapat pada
buku kumpulan puisi Hujan Bulan
Data penelitian ini adalah kata-kata Juni karya Sapardi Djoko
atau ungkapan dalam beberapa puisi Damono.
pada buku kumpulan puisi Hujan 4. Mengelompokkan atau
Bulan Juni karya Sapardi Djoko mengklasifikasikan data
Damono yang mengandung imaji. berdasarkan jenis-jenis imaji.
Sumber data penelitian ini adalah 5. Mengidentifikasi dan
kumpulan puisi pada buku puisi mengklasifikasi berdasarkan
Hujan Bulan Juni karya Sapardi kategori-kategori pada data-data
Djoko Damono. Judul-judul puisi yang ditemukan.
yang digunakan sebagai sumber data 6. Menganalisis data berdasarkan
yakni Tangan Waktu, Sajak identifikasi dan klasifikasi.
Desember, Suara, Kita Saksikan, 7. Mendeskripsikan rancangan
Dalam Doa: 1, Kupandang Kelam pembelajaran puisi karya Sapardi
yang Merapat ke Sisi Kita, Kartu Pos Djoko Damono dalam
Bergambar: (Jembatan Golden Gate, pembelajaran sastra di SMA.
San Francisco), Mata Pisau, Berjalan 8. Menyimpulkan hasil analisis
ke Barat Waktu Pagi Hari, Cahaya mengenai unsur imaji dalam
Bulan Tengah Malam, Catatan Masa kumpulan puisi pada buku puisi
Kecil 1, Catatan Masa Kecil 3, Di Hujan Bulan Juni karya Sapardi
Kebun Binatang, Sepasang Sepatu Djoko Damono dan implikasinya
Tua, Bunga 1, Bunga 3, Di atas Batu, terhadap pembelajaran sastra di
Angin 3, Hujan Bulan Juni, Di SMA.
Restoran, dan Dalam Doaku.
PEMBAHASAN
Teknik pengumpulan dan analisis
data dalam penelitian ini adalah Sumber data yang digunakan yakni
teknik analisis teks. Teknik 21 puisi yang termuat dalam
pengumpulan data yang digunakan kumpulan puisi Hujan Bulan Juni.
dalam penelitian ini adalah penelitian Dari 21 sumber data yang diteliti
kepustakaan yang difokuskan pada telah ditemukan 60 data yang
teks karya sastra berupa puisi. menunjukan imaji. 60 data imaji
Langkah-langkah yang dilakukan tersebut terdiri atas 28 imaji visual,

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 4
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)

14 imaji auditori, 4 imaji penciuman,


1 imaji rasaan/pencecapan, 4 imaji
taktil, dan 9 imaji kinestetik. Artinya,
puisi-puisi karya Sapardi Djoko
Damono dalam buku kumpulan puisi “Ada yang terbaring
Hujan Bulan Juni ini telah di kursi letih sekali”
menggunakan semua jenis imaji. (HBJ. Hlm. 02, Kode Data
Selanjutnya dari data imaji tersebut, SD/Kd/IL/IVHBJ. 02/04)
ditemukan bahwa data imaji dapat
dikelompokkan ke dalam 6 kategori Data di atas ditemukan dalam puisi
yaitu kategori jarak, arah, Sajak Desember. Data imaji visual
pemandangan, tempo, volume, dan dalam puisi ini memberikan daya
keadaan berdasarkan sifat yang sama saran indra penglihatan pembacanya.
pada data itu. Hasil penelitian imaji Dengan imaji visual ini, pembaca
dalam puisi-puisi karya Sapardi seolah-olah dapat melihat ada sesuatu
Djoko Damono tersebut berimplikasi yang terbaring di kursi yang terlihat
dengan pembelajaran sastra di SMA sangat letih. Pemandangan melihat
yakni dapat digunakan sebagai bahan sesuatu yang letih ini, memberikan
ajar pembelajaran sastra dalam penjelasan bahwa data ini termasuk
perancangan Rencana Pelaksanaan ke dalam kategori keadaan karena
Pembelajaran (RPP) di SMA kelas X. pemandangan yang digambarkan
menggambarkan suatu keadaan yang
tidak nyaman.
A. Jenis Imaji dalam Kumpulan
Hujan Bulan Juni 2. Imaji Auditori
1. Imaji Visual “Ini, kubisikan sesuatu pada-Mu;
nah, Kau-dengar sekarang, itu bukan
“selalu terulur ia lewat jendela suaraku. Ada yang telah berbisik
yang panjang dan menakutkan” mengenai hari itu.
(HBJ. Hlm 01, Kode Data Kau takut, tanyamu. Aku merapat
TW/Jr/IV/HBJ. 01/01) padamu suara siapa
gerangan telah terucap lewat mulut
Data di atas ditemukan dalam puisi serta dua belah mataku”
Tangan Waktu. Data imaji visual (HBJ. Hlm. 4, Kode Data
dalam puisi ini memberikan daya Sr/Vol/IA/HBJ. 04/30)
saran indra penglihatan pembacanya.
Dengan imaji visual ini, pembaca Data di atas ditemukan dalam puisi
seolah dapat melihat tangan waktu Suara. Data imaji auditori dalam puisi
yang terulur lewat jendela. Tangan ini memberikan daya saran indra
waktu itu terlihat panjang dan pendengaran pembacanya. Dengan
menakutkan. Oleh karena itu, imaji auditori ini, pembaca seolah
pemandangan yang digambarkan dapat mendengar bisikan yang
seolah nampak jelas. Berdasarkan hal dibisikan aku kepada mu puisi.
tersebut, data ini termasuk ke dalam Penggambaran bisikan yang tidak
kategori jarak. Jarak yang dekat yang diketahui identitasnya ini
menyebabkan pemandangan itu memberikan bayangan pembaca
nampak jelas. bahwa suara itu benar ada. Melalui

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 5
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)

penggambaran tersebut, juga dapat demikian, data ini termasuk ke dalam


ditafsirkan bahwa bisikan itu pelan kategori keadaan.
sehingga data ini termasuk ke dalam
kategori volume.
“wanginya mengeras di
“kenalkah ia padamu, desakmu empat penjuru dan menjelma kristal-
(kemudian sepi kristal di udara”
terbata-bata menghardik berulang (HBJ. Hlm. 78, Kode Data Bg
kali)” 3/Kd/IC/HBJ. 78/45)
(HBJ. Hlm. 30, Kode Data KKMSK/
Tp/IA/HBJ. 30/32) Data di atas ditemukan dalam puisi
Bunga, 3. Data imaji penciuman
Data di atas ditemukan dalam puisi dalam puisi ini memberikan daya
Kupandang Kelam Yang Merapat Ke saran indra penciuman pembacanya.
Sisi Kita. Data imaji auditori dalam Dengan imaji ini, pembaca seolah
puisi ini memberikan daya saran indra dapat mencium wangi yang sangat
pendengaran pembacanya. Dengan tajam. Melalui penggambaran pada
imaji auditori ini, pembaca seolah data juga dapat ditafsirkan bahwa
dapat mendengar sepi yang keadaan saat mencium bau wangi
menghardik berungkali. Melalui akan menyebabkan keadaan yang
penggambaran pada data, pembaca nyaman. Dengan demikian, data ini
membayangkan sepi yang tidak dapat termasuk ke dalam kategori keadaan.
bersuara kini dapat mengharadik
berulang kali. Berdasarkan hal 4. Imaji Rasaan/Pencecapan
tersebut, dapat ditafsirkan juga bahwa
hardikan sepi itu seolah cepat-cepat “Aku memesan rasa sakit
dengan nada tinggi. Dengan demikian yang tak putus dan nyaring
data ini termasuk ke dalam kategori lengkingnya,
tempo. memesan rasa lapar yang asing itu.”
(HBJ. Hlm. 108, Kode Data
3. Imaji Penciuman DR/Kd/IRP/HBJ. 108/47)

“malamnya menyadari bahwa tak Data di atas ditemukan dalam puisi Di


nampak apa pun dalam gua itu dan Restoran. Data imaji pencecapan
udara ternyata sangat pekat dan dalam puisi ini memberikan daya
tercium bau sisa bangkai” saran indra pencecapan pembacanya.
(HBJ. Hlm. 76, Kode Data Bg Dengan imaji ini, pembaca seolah
1/Kd/IC/HBJ. 76/43) dapat merasakan rasa makanan yang
di pesan itu. Dari penggambaran pada
Data di atas ditemukan dalam puisi data, juga dapat ditafsirkan bahwa
Bunga, 1. Data imaji penciuman keadaan pada saat itu tidak nyaman.
dalam puisi ini memberikan daya Gagasan mengenai aku puisi yang
saran indra penciuman pembacanya. memesan rasa sakit dan lapar
Dengan imaji ini, pembaca seolah mendukung gambaran keadaan seolah
dapat mencium seperti bau bangkai. tidak nyaman. Dengan demikian, data
Melaui gambaran pada data, bau ini termasuk ke dalam kategori
bangkai itu dapat menyebabkan keadaan.
keadaan yang tidak nyaman. Dengan

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 6
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)

5. Imaji Taktil 6. Imaji Kinestetik

“di tengah malam itu ia nampak “waktu aku berjalan ke barat di


begitu dingin waktu pagi matahari mengikutiku
dan fana” di belakang”
(HBJ. Hlm 56, Kode Data (HBJ. Hlm. 55, Kode Data
CBTM/Pd/IT/HBJ. 56/49) BBWPH/Ar/IK/HBJ. 55/55)

Data di atas ditemukan dalam puisi Data di atas ditemukan dalam puisi
Cahaya Bulan Tengah Malam. Data Berjalan ke Barat Waktu Pagi Hari.
imaji taktil dalam puisi ini Data imaji kinestetik dalam puisi ini
memberikan daya saran indra raba memberikan daya saran indra gerak
pembacanya. Dengan imaji ini, kulit pembacanya. Dengan imaji ini,
pembaca seolah dapat merasakan asosiasi-asosiasi pembaca mengenai
dingin. Secara visual, koran itu benda mati dapat bergerak sangat
nampak dingin sehingga pembaca tajam. Dengan imaji kinestetik pada
membayangkan dan merasakan data ini, matahari digambarkan seolah
dingin juga. Data ini menggambarkan bergerak mengikuti kita. Melalui data
adanya pemandangan yang tidak ini juga dapat ditafsirkan bahwa
indah. Oleh karena itu, data ini matahari bergerak mengikuti manusia
termasuk ke dalam kategori di depanya yang berarti matahari itu
pemandangan. bergerak maju. Dengan demikian,
data ini termasuk ke dalam kategori
“dalam doa malamku kau menjelma arah.
denyut jantungku, yang
dengan sabar bersitahan terhadap “aku terjaga di kursi ketika cahaya
rasa sakit yang entah bulan jatuh di wajahku dari genting
batasnya, yang setia mengusut kaca.
rahasia demi rahasia, yang (HBJ. Hlm. 56, Kode Data
tak putus-putusnya bernyanyi bagi CBTM/Ar/IK/HBJ. 5/57)
kehidupanku”
(HBJ. Hlm. 110, Kode Data Data di atas ditemukan dalam puisi
Dadu/Kd/IT/HBJ. 110/51) Cahaya Bulan Tengah Malam. Data
imaji kinestetik dalam puisi ini
Data di atas ditemukan dalam puisi memberikan daya saran indra gerak
Dalam Doaku. Data imaji taktil dalam pembacanya. Dengan imaji ini,
puisi ini memberikan daya saran indra asosiasi-asosiasi pembaca mengenai
raba pembacanya. Dengan imaji ini, benda mati dapat bergerak sangat
salah satu organ tubuh pembaca tajam. Dengan imaji kinestetik pada
seolah dapat merasakan rasa sakit. data menggambarkan cahaya yang
Melalui gambaran itu, keadaan yang bergerak dari atas yakni genting kaca
tidak nyaman nampak pada data itu. ke bawah mengenai wajah manusia.
Dengan demikian, data ini termasuk Berdasarkan hal itu, dapat diketahui
ke dalam kategori keadaan. bahwa cahaya itu bergerak dari atas

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 7
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)

ke bawah. Oleh karena itu, data ini mencakup 5 M yakni mengamati,


temasuk ke dalam kategori arah. menanya, mengumpulkan informasi,
mengolah informasi, dan
B. Implikasi Hasil Penelitian pada mengomunikasikan. Dengan
Pembelajaran Sastra di SMA demikian, tujuan dari pembelajaran
Kelas X tersebut dapat tercapai.

Hasil penelitian imaji ini dapat PENUTUP


diimplikasikan pada pembelajaran
sastra di SMA kelas X sebagai bahan Simpulan
ajar pembelajaran dengan KD 3.17.
Menganalisis unsur pembangun puisi. Berdasarkan hasil penelitian pada
Melalui pembelajaran ini, pendidik beberapa puisi yang termuat dalam
dapat membantu perkembangan buku kumpulan puisi yang berjudul
peserta didik dalam mengembangkan Hujan Bulan Juni, peneliti
pengetahuan dan sikap dengan baik. menyimpulkan sebagai berikut.
Oleh karena itu, Kompetensi Inti (KI) 1. Jenis imaji yang digunakan dalam
juga sangat penting dalam melakukan puisi-puisi karya Sapardi Djoko
sebuah pembelajaran. Kompetensi Damono yang termuat dalam buku
Inti (KI) yang berkaitan dengan kumpulan puisi Hujan Bulan Juni
penelitian ini yakni KI 3 yakni ini lengkap. Artinya, semua jenis
Memahami, menerapkan, imaji telah ditemukan dalam puisi-
menganalisis pengetahuan faktual, puisi karya Sapardi Djoko
konseptual, prosedural berdasarkan Damono.
rasa ingintahunya tentang ilmu 2. Imaji yang sering digunakan oleh
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, Sapardi Djoko Damono adalah
dan humaniora dengan wawasan imaji visual, sedangkan imaji yang
kemanusiaan, kebangsaan, jarang digunakan yakni imaji
kenegaraan, dan peradaban terkait rasaan atau sering dikenal dengan
penyebab fenomena dan kejadian, imaji pencecapan.
serta menerapkan pengetahuan 3. Puisi-puisi yang dipilih dari buku
prosedural pada bidang kajian yang kumpulan puisi Hujan Bulan Juni
spesifik sesuai dengan bakat dan ini layak dijadikan sebagai bahan
minatnya untuk memecahkan ajar dalam perancangan Rencana
masalah. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
khususnya di SMA kelas X.
Pembelajaran menganalisis imaji
dalam puisi-puisi karya Sapardi
Djoko Damono perlu didukung DAFTAR PUSTAKA
dengan adanya skenario pembelajaran
yang baik dan sesuai. Oleh karena hal Damono, Sapardi Djoko. 2016.
itu, perancangan Rencana Bilang Begini Maksudnya Begitu.
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Jakarta: PT Gramedia Pustaka
yang dibuat oleh pendidik haruslah Utama.
dirancang dengan sebaik mungkin.
Seperti yang telah diketahui bahwa Ratna, Kutha Nyoman. 2015. Teori,
pembelajaran pada kurikulum 2013 Metode, dan Teknik Penelitian
edisi revisi ini, pembelajaran harus

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 8
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)

Sastra. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.
Rokhmansyah, Alfian. 2014. Teori
dan Pengkajian Sastra.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudjiman, Panuti. 1993. Bunga
Rampai Stilistika. Jakarta:
Grafiti.
Tarigan, Henry Guntur. 1986.
Prinsip-Prinsip Dasar Sastra.
Bandung: Angkasa.
Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan
Apresiasi Puisi. Jakarta:
Erlangga.

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 9

Anda mungkin juga menyukai