Anda di halaman 1dari 10

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Pasundan University Journal

Peningkatakan Kemampuan … 36

KAJIAN STILISTIKA TERHADAP DIKSI DALAM


KUMPULAN PUISI MALU (AKU) JADI ORANG INDONESIA
KARYA TAUFIQ ISMAIL SERTA PEMANFAATANNYA
SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI SMK

Tenti Yuliantini

Diterima Januari 2018 Disetujui Februari 2018 Dipublikasikan Maret 2018

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi sulitnya memahami puisi karena penggunaan diksi
serta minimnya bahan ajar sastra sehingga pembelajaran sastra tidak variatif. Tujuan
penelitian ini adalah mendeskripsikan hasil kajian stilistika terhadap penggunaan diksi
dalam kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia karya Taufiq Ismail dan
pemanfaatannya sebagai bahan ajar modul di SMK. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu analisis deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan
telaah pustaka dan teknik observasi. Hasil dari penelitian bahwa stilistika merupakan pisau
kajian yang dapat digunakan untuk menemukan cara pengarang menggunakan diksi dalam
mengungkapkan gagasannya melalui puisi. Penggunaan diksi dalam puisi Malu (Aku) Jadi
Orang Indonesia didominasi kata konkret yang dapat membangkitkan imaji visual
pembaca dengan memanfaatkan majas, ungkapan dan pengimajian. Hasil kajian dapat
dimanfaatkan sebagai bahan ajar bahasa dan sastra Indonesia dalam bentuk modul di
jenjang SMK.

Kata Kunci: modul, diksi, puisi, stilistika

STILISTICS STUDY ON THE DIRECTORS IN POETRY POINT (ME) SO


THE INDONESIAN PEOPLE WORK TAUFIQ ISMAIL AND ITS
UTILIZATION AS INDONESIAN LANGUAGE TEACHING IN
VOCATIONAL SCHOOL

Abstract: This research is motivated by the difficulty of understanding poetry because of


the use of diction and the lack of literary teaching materials so that literary learning is not
varied. The purpose of this study is to describe the results of the stylistic study of the use
of diction in a collection of poems of Malu (I) Become Indonesian people by Taufiq Ismail
and their use as module teaching materials in Vocational Schools. The method used in this
research is qualitative descriptive analysis. Data collection techniques use literature review
and observation techniques. The results of the study that the stylist is a study knife that can
be used to find ways for authors to use diction in expressing their ideas through poetry. The
use of diction in poetry Shame (Me) So Indonesian people are dominated by concrete words
that can evoke the visual image of the reader by utilizing the majas, expressions and
pengimajian. The results of the study can be used as teaching materials for Indonesian
language and literature in the form of modules at the level of SMK.

Keyword: module, diction, poetry, stylistics


37 Wistara, Vol. II, No. 1 Maret 2019

PENDAHULUAN selalu muncul dalam karakter jenis


Karya sastra merupakan hasil sastra yang dipilih pengarangnya.
ciptaan manusia berupa sastra. Dalam
sastra terkandung gaya (style) dan Didasari oleh konsep di atas,
keindahan (esthetic). Antara stilistika maka suatu karya sastra lahir dengan
dan estetika saling melengkapi bahasa yang imajinatif, hasil kreatif
keberadaannya. Seluruh aspek manusia, dan emosional. Sebagai
keindahan dalam karya sastra suatu yang imajinatif, membaca atau
terkandung melalui unsur-unsur gaya melihat karya sastra tidak hanya
bahasanya. Dalam periodisasi sastra sebatas untuk menikmati
Indonesia, karya sastra yang keindahannya saja, namun juga dapat
dihasilkan relatif mengalami mengambil manfaatnya dan
perubahan dari masa ke masa masing- diterapkan dalam kehidupan. Senada
masing memiliki ciri tersendiri, untuk dengan pendapat Horace (dalam
itulah kajian stistika ini menjadi Wellek dan Warren, 1989:25) bahwa
penting. Kajian stilistika tidak hanya puisi itu dulce and utile puisi itu indah
sebagai kajian ilmu bahasa (linguistik) dan berguna. Dari pernyataan tersebut
tetapi juga menjadi kajian ilmu sastra dapat disimpulkan, bahwa puisi
yang menjadi penghubung antara ilmu menggunakan bahasa yang indah.
bahasa dan ilmu sastra sebagai satu Bahasa yang indah tersebut diperoleh
kesatuan yang menjadikan bahasa melalui kata-kata yang menarik,
sebagai alat komunikasi lisan maupun berkesan, dan menggunakan diksi
tulisan. Sastra merupakan wujud yang tepat. Dalam hal ini puisi sebagai
kreativitas manusia yang bermediakan karya sastra mengandung nilai-nilai
bahasa. Sekaitan dengan hal tersebut didaktis yang bermanfaat bagi
di bawah ini dikemukakan beberapa kehidupan manusia. Pengarang
pendapat tentang sastra. menyampaikan maksudnya melalui
Menurut Hidayati (2009:3) bahasa yang khas untuk memeroleh
pengertian mengenai karya sastra keindahan dalam karyanya.
sebagai berikut. Pemahaman terhadap gaya bahasa
dalam karya sastra dapat dilakukan
Pertama, karya sastra merupakan dengan kajian stilistika. Menurut
suatu teks yang mempunyai ciri Pradopo (2005:3-8) “Ilmu tentang
penggunaan bahasa yang tersendiri gaya bahasa disebut sebagai ilmu
(artistik) dalam upaya menyuguhkan stilistika.” Gaya bahasa itu merupakan
kebulatan makna yang terkandung di penggunaan bahasa secara khusus
dalamnya. Kedua, karena teks sastra untuk mendapat efek tertentu yaitu
menonjolkan isi (adanya unsur
efek estetis dan kepuitisan. Stilistika
bahwa sastra memandang sesuatu
secara koheren) maka teks sastra (stylistic) adalah ilmu tentang gaya.
cenderung bersifat “transaksional” Semua jenis komunikasi yang
antara pengarang dan pembacanya. menggunakan bahasa baik lisan
Ketiga, teks sastra dari waktu ke maupun tulisan.
waktu cenderung menunjukkan Gaya bahasa berkaitan dengan
perubahan. Keempat, teks sastra penggunaan bahasa, khususnya dalam
berkaitan erat dengan sosio-budaya karya sastra. Masalah bentuk sastra
yang melingkupinya, serta publik yang pantas diteliti dengan stilistika
penikmatnya. Setiap karya sastra yaitu puisi, prosa, dan drama. Dari
Peningkatakan Kemampuan … 38

ketiga genre sastra tersebut, penulis puisi. Hasil kajian stilistika terhadap
tertarik untuk meneliti puisi karena suatu karya sastra diharapkan dapat
puisilah yang menggunakan bahasa dikembangkan menjadi bahan ajar di
secara khas. Salah satu ciri khas puisi sekolah. Selain itu kajian terhadap
adanya pemadatan pemakaian bahasa, penggunaan diksi dalam puisi
sehingga paling besar diharapkan juga dapat dimanfaatkan
kemungkinannya untuk menampilkan oleh guru dalam menemukan kata-kata
ciri-ciri stilistika. Puisi merupakan yang menunjukkan diksi sebagai ciri
salah satu genre sastra dengan khas pengarang dalam karyanya.
menggunakan bahasa secara khas. Berdasarkan pengalaman dan
Menurut Ratna (2014:16) di melihat fakta yang ada, proses
antara genre sastra puisilah yang keberhasilan pembelajaran sastra di
dianggap sebagai objek utama sekolah khususnya puisi dipengaruhi
stilistika. Alasannya di antaranya oleh beberapa faktor di antaranya:
puisilah yang menggunakan bahasa guru, siswa, kurikulum, buku paket,
secara khas. Puisi memiliki medium serta keberadaan buku karya sastra
terbatas, sehingga dalam sebagai penunjang pembelajaran
keterbatasannya sebagai totalitas puisi sastra di sekolah. Pertama, sebagian
yang terdiri atas beberapa baris harus guru masih cenderung menggunakan
mampu menyampaikan pesan sama bahan ajar yang terdapat dalam buku
dengan sebuah cerpen atau novel. Di paket, tidak mengenalkan buku
sinilah diperlukan bahasa yang padat kumpulan puisi, guru mengenalkan
dan pekat. puisi dengan diksi yang sulit dipahami
Jadi ciri khas puisi adalah oleh siswa, sebagian guru kurang
pemadatan pemakaian bahasa. Tujuan tertarik untuk membahas puisi lebih
kajian stilistika adalah menemukan dalam lagi terutama penggunaan diksi
fungsi estetis penggunaan bentuk- sebagai ciri khas penyair yang
bentuk bahasa yang mendukung teks. membedakan penyair yang satu
Nurgiyantoro (2014:101) dengan yang lainnya, selain itu guru
mengungkapkan, bahwa aspek yang kurang memotivasi siswanya untuk
dikaji untuk teks sastra adalah membaca, mencintai, dan menghargai
berbagai tanda linguistik (linguistic: karya sastra khususnya puisi. Kedua,
features) yang meliputi aspek bunyi, sebagian siswa sulit memahami kata-
diksi, struktur, bahasa figuratif kata dalam puisi sehingga sulit untuk
(pemajasan) sarana retorika menafsirkan isi puisi secara
(penyiasatan struktur), serta konteks keseluruhan. Selain itu siswa sulit
dan kohesi. Dari semua aspek tersebut menemukan kata-kata yang
penulis memfokuskan penelitian menunjukkan diksi dalam sebuah
terhadap penggunaan diksi atau puisi. Akhirnya siswa kurang tertarik
pilihan kata pada puisi. Karena diksi dalam pembelajaran puisi. Ketiga,
atau pilihan kata sangat erat kaitannya dalam kurikulum 2013 kurang
dengan gaya bahasa sebagai khas memadai untuk materi pembelajaran
seorang pengarang dalam memilih sastra khususnya puisi. Keempat
kata yang tepat untuk mencapai dalam buku paket kurang membahas
keindahan dalam puisi. lebih dalam tentang penggunaan diksi
Dalam dunia pendidikan, kajian dalam puisi. Kelima, kurangnya buku
stilistika merupakan hal yang penting karya sastra khususnya buku
pada pembelajaran sastra khususnya
39 Wistara, Vol. II, No. 1 Maret 2019

kumpulan puisi sebagai penunjang me-maparkan aspek-aspek gaya.


pembelajaran sastra di SMK. Menurut Nurgiyantoro (2014:18)
Berdasarkan permasalahan “Kajian tekstualitas stile meliputi
tersebut, penulis bermaksud untuk berbagai unsur gaya. Untuk teks puisi,
meneliti penggunaan diksi dalam unsur-unsur itu meliputi unsur bunyi,
kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi aspek leksikal, aspek struktur, bahasa
Orang Indonesia karya Taufiq Ismail figuratif, sarana retorika. Penggunaan
dengan kajian stilistika. Dasar secara khas berbagai aspek stile
pertimbangan penulis memilih puisi tersebut akan menghasilkan efek
tersebut karena menggunakan diksi estetis untuk bahasa sastra.” Dari
yang mudah dipahami, namun sarat pernyataan di atas dapat disimpulkan,
akan makna. Mudah dipahami di sini bahwa kajian stilistika erat kaitannya
menggunakan kata-kata untuk dengan penggunaan diksi sebagai gaya
menjelaskan semaksimal mungkin khas pengarang. Selanjutnya Keraf
perasaan, pengamatan, pengalaman, (1991:22) mengemukakan, bahwa
dan pemikirannya dalam bentuk puisi, diksi atau pilihan kata jauh lebih luas
sehingga puisi tersebut dapat dari apa yang dipantulkan oleh jalinan
dikatakan puisi yang panjang dan lebih kata-kata itu. Istilah ini bukan saja
terurai. Dalam hal ini kepekaan dipergunakan untuk menyatakan kata-
terhadap masalah sosial, politik, dan kata mana yang dipakai untuk
budaya yang dimiliki Taufiq Ismail, mengungkapkan suatu ide atau
berlatar belakang pada riwayat hidup gagasan, tetapi juga meliputi
pribadinya yang kental sekali dengan fraseologi, gaya bahasa dan ungkapan.
sejarah Indonesia. Tema dalam Lebih lanjut Keraf (1991:24)
kumpulan puisi tersebut tentang menyatakan, bahwa tiga simpulan
kondisi sosial yang terjadi di utama mengenai diksi. Pertama,
masyarakat sebagai protes terhadap pilihan kata atau diksi mencakup
pemerintah saat itu. Sementara puisi pengertian kata-kata mana yang
yang sulit dipahami menurut siswa dipakai untuk menyampaikan suatu
adalah puisi yang banyak gagasan. Kedua, pilihan kata atau diksi
menggunakan diksi bermakna kias adalah kemampuan membedakan
sehingga sulit menafsirkan makna secara tepat nuansa-nuansa makna.
puisi secara keseluruhan. Ketiga, penguasaan sejumlah besar
Menurut Tirtawirya (1980:36) kosa kata.
“Puisi-puisi Taufiq Ismail Pada kajian stilistika ini, penulis
digolongkan sebagai puisi diaphan memilih objek kajian yaitu puisi.
yaitu puisi yang menggunakan kata- Penulis memfokuskan penelitian
kata untuk menjelaskan semaksimal terhadap penggunaan diksi dalam
mungkin beban-beban yang puisi. Menurut Tjahjono (2003:3)
ditumpangkan dalam puisi tersebut, memahami puisi ibarat menembus
akibatnya penggunaan kata-katanya kabut pagi. Kabut pagi yang indah itu
lebih kendor bahkan sangat royal.” selalu menghadirkan kesamaran,
Dari pendapat di atas dapat penulis keremang-remangan. Tidak bisa
simpulkan, bahwa puisi Taufiq Ismail secara mudah kita menebak apa atau
tergolong ke dalam puisi yang mudah siapa yang berada di wilayah samar
dipahami. itu. Bahkan, jika kita tidak berhati-hati
Penulis memilih kajian stilistika bisa jadi akan menabrak sana sini.
karena kajian stilistika bertujuan untuk Kabut yang indah itu acap kali juga
Peningkatakan Kemampuan … 40

membahayakan. Oleh karena itu Pertama, dalam pembelajaran


betapa pentingnya kita membangun apresiasi sastra para siswa tidak
kepekaan kita, membangun perasaan diajak memahami dan mengapresiasi
kita, dan membangun keterampilan (memahami dan menikmati) teks-
kita dalam mengurai kabut itu. teks sastra yang sesungguhnya. Apa
yang disampaikan guru dalam
Karya sastra khususnya puisi pembelajaran sastra barulah kulit
perlu dijadikan sebagai bahan ajar luarnya saja, sehingga peserta didik
bahasa dan sastra Indonesia karena gagal menikmati “lezat”-nya isi dan
tercantum dalam Kurikulum 2013 aroma kandungan dalam karya
kelas x SMK. Dalam kurikulum sastra: kedua, kemauan politik
tersebut bahan ajar puisi terdapat pengambil kebijakan kalau
dalam kompetensi dasar 3.17 yaitu kepedulian mereka terhadap karya
menganalisis unsur pembangun puisi. sastra kurang, maka peserta didik
Materi pembelajarannya yaitu unsur tidak akan bersentuhan langsung
pembangun puisi di antaranya diksi. dengan teks-teks sastra; ketiga,
Pembelajaran bahasa dan sastra di minimnya buku-buku sastra yang
berkualitas di perpustakaan sekolah.
sekolah dalam setiap jenjang
pendidikan dari sekolah dasar sampai
Apabila hal ini terus dilakukan,
tingkat lanjutan terdapat materi
maka selamanya pembelajaran puisi
pembelajaran sastra meliputi puisi,
akan dimusuhi oleh para siswa. Para
prosa, dan drama. Di antara ketiga
siswa akan menganggap, bahwa
jenis karya sastra, puisilah yang
membaca puisi merupakan sesuatu
dianggap paling sulit untuk dipahami
yang sangat memberatkan dan
oleh siswa. Menurut Pradopo (2014:
manfaat yang dapat diperoleh pun
vi) dari dulu hingga sekarang, puisi
menjadi sesuatu yang sulit dicapai.
digemari oleh semua lapisan
Bukan mustahil bagi siswa
masyarakat. Karena kemajuan
pembelajaran puisi itu bukan hal yang
masyarakat dari waktu ke waktu selalu
membawa kesenangan, melainkan
meningkat, maka corak sifat dan
sebuah pengalaman yang
bentuk dalam puisi selalu berubah dan
kemajuan intelektual yang selalu memberatkan dan membosankan.
meningkat. Karena itu pada waktu Berdasarkan fenomena tersebut,
sekarang wujud puisi semakin maka penulis bermaksud untuk
kompleks dan semakin terasa sukar, meneliti puisi dengan kajian stilistika
sehingga lebih menyukarkan terhadap penggunaan diksi dalam
pemahaman. kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi
Pembelajaran sastra yang Orang Indonesia karya Taufiq Ismail
dilakukan oleh guru hanya sebatas serta hasil kajian tersebut dapat
pengetahuan tentang puisi tidak dimanfaatkan sebagai bahan ajar
sampai mengajak para siswa untuk bahasa dan sastra Indonesia di SMK.
mengapresiasi puisi. Artinya tidak Alasan penulis memilih puisi tersebut
mengajak siswa untuk melihat, sebagai bahan ajar yang menjadi
mendengar, menghayati, menilai, pertimbangan penulis yaitu
menjiwai, dan membandingkan atau disesuaikan dengan usia dan psikologi
menghargai suatu karya sastra siswa SMK.
khususnya puisi. Senada dengan Berdasarkan latar belakang
pendapat Baksim (2008:6-12) bahwa: masalah di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul
“Kajian Stilistika Terhadap Diksi
41 Wistara, Vol. II, No. 1 Maret 2019

dalam Puisi Malu (Aku) Jadi Orang memanfaatkan kata konkret yang
Indonesia karya Taufiq Ismail serta terdapat pada setiap larik puisi.
Pemanfaatanya sebagai Bahan Ajar Menurut Pradopo (2014:55) “Pilihan
Bahasa dan Sastra Indonesia Di kata dalam sajak disebut diksi.” Diksi
SMK.” Hasil kajian tersebut merupakan pilihan kata yang
dimanfaatkan sebagai bahan ajar dilakukan penyair dengan tujuan agar
dalam bentuk modul. yang diungkapkannya bermakna, lebih
tepat, dan selaras. Penyair dalam
METODE mengungkapkan gagasannya memilih
Metode penelitian yang kata yang setepat-tepatnya, ketepatan
digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan diksi dalam puisi untuk
metode deskriptif kualitatif. Adapun memperoleh efek keindahan.
data yang digunakan dalam penelitian Karakteristik diksi dalam tiga puluh
ini sebanyak tiga puluh buah puisi dari puisi Malu (Aku) Jadi Orang
buku kumpulan Puisi Malu (Aku) Jadi Indonesia karya Taufiq Ismail
orang Indonesia karya Taufiq Ismail ditemukanka diksi dengan
merupakan data primer yang langsung menggunakan kata konkret yang dapat
dari sumber aslinya yang ditetapkan membangkitkan imajinasi pembaca.
dengan teknik purposive sampling Penyair dalam mengungkapkan
artinya pengambilan berdasarkan gagasannya memilih kata yang
pertimbangan tertentu dan penilaian membuat segala hal terkesan dapat
tertentu. Agar data terkumpul secara dilihat, didengar, dan dirasakan.
sistematis, dalam penelitian Karena dapat dicerap indra. Taufiq
menggunakan teknik-teknik Ismail menggunakan diksi kata
pengumpulan data, yaitu telaah konkret dengan maksud untuk
pustaka dan telaah dokumentasi. menggambarkan sesuatu secara lebih
konkret agar pembaca dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN membayangkan secara jelas peristiwa
Pembahasan terhadap atau keadaan yang dilukiskan penyair,
penggunaan diksi dilakukan selain itu dapat memberikan gaya yang
berdasarkan hasil kajian terhadap realistis. Hal ini menjadi ciri tersendiri
kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi seorang pengarang dalam
Orang Indonesia Karya Taufiq Ismail. menuangkan imajinasinya melalui
Dalam hal ini penulis menggunakan puisi. Terkait dengan hal tersebut
pisau kajian stilistika untuk senada dengan pendapat Hidayati
menemukan penggunaan diksi. (2015:95) bahwa salah satu jenis diksi
Menurut Ratna (2014:116) “Di antara yaitu kata konkret. Berikut akan
genre sastra puisilah yang dianggap dipaparkan penggunaan diksi meliputi
sebagai objek utama stilistika.” kata konkret secara ringkas.
Berdasarkan pendapat tersebut pada
hakikatnya kajian stilistika merupakan Penggunaan Diksi dengan
suatu cara yang digunakan untuk Memanfaatkan Kata Konkret
mengkaji karya sastra yang Berdasarkan hasil kajian secara
difokuskan pada penggunaan bahasa keseluruhan penyair menggunakan
dan gayanya. diksi dengan memanfaatkan kata
Setelah analisis dilakukan dengan konkret yang dapat membangkitkan
menggunakan kajian stilistika imaji visual pembaca, karena dapat
ditemukan diksi dengan dicerap indra penglihatan. Imaji visual
Peningkatakan Kemampuan … 42

tampak mendominasi tiga puluh dalam Orang Indonesia menggunakan diksi


kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi yang mudah dipahami.
Orang Indonesia Pilihan kata yang Penggunaan diksi berikut ini
digunakan penyair mengandung diambil dari beberapa larik puisi yang
makna denotasi dan konotasi. Kata membuktikan, penggunaan diksi
yang digunakan di antaranya ‘gerimis dengan memanfaatkan kata konkret
air mata’ dapat dimaknai kesedihan seperti ‘kapal laut bertenggelaman,
yang mendalam yang dirasakan kapal udara berjatuhan’, ‘Di negeriku
penyair. Kelompok kata tersebut dapat dibakar pasar pedagang rakyat jelata
membangkitkan imaji visual pembaca. supaya berdiri modal raksasa’, ‘Di sela
Dalam hal ini pembaca seolah-olah khalayak aku berlindung di belakang
dapat melihat keadaan yang kaca mata’, ‘Di kawasan kumuh dan
digambarkan penyair meskipun dalam pedesaan, rakyat susah makan’. ‘Di
arti kiasan. Dengan demikian kata- atas truk dari karung jatuh bertetesan’.
kata yang digunakan penyair kata-kata Pilihan kata yang lugas apa adanya
yang khas, padat, dan bermakna. tampak pada larik-larik puisi yang
Unsur keindahan tampak pada kata menjadi ciri khas Taufiq Ismail dalam
‘gerimis’ penyair memilih kata mengungkapkan pemikirannya.
gerimis untuk mengungkapkan Namun tidak melupakan unsur
kesedihannya. Namun tidak semua keindahan bunyi. Tampak pada kata-
puisi karya Taufiq Ismail ini kata yang memiliki persamaan bunyi
menggunakan kata yang padat dan vokal di antaranya ‘jelata, raksasa’,
mengandung makna kias. Kata persamaan bunyi vokal /a/ yang
bermakna denotasi lebih dominan berulang akan terkesan puistis.
digunakan oleh penyair. Dengan penggunaan diksi kata
Berkaitan dengan hal itu, konkret, pembaca dapat
menurut Tirtawirya (1980:36) “Puisi membayangkan secara jelas peristiwa
Taufiq Ismail tergolong ke dalam puisi atau keadaan yang dilukiskan penyair.
diaphan yaitu puisi yang Kata konkret tersebut dapat
menggunakan kata-kata untuk membangkitkan imaji visual pembaca,
menjelaskan semaksimal mungkin karena dapat dicerap indra
beban yang ditumpangkan dalam puisi penglihatan.
tersebut akibatnya penggunaan kata- Selanjutnya menurut Hidayati
kata lebih kendor bahkan sangat (2015:97) “Untuk membangkitkan
royal.” Berdasarkan pernyataan tersebut imaji kata-kata harus diperkonkret
hasil kajian terhadap penggunaan diksi menggunakan kiasan dan lambang
dalam kumpulan Puisi Malu (Aku) yang membuat pembaca seolah
Jadi Orang Indonesia secara melihat, mendengar atau merasa.”
keseluruhan menggunakan diksi Terkait dengan pendapat tersebut,
dengan uraian yang panjang sehingga pengonkretan berhubungan erat
pembaca tidak bersusah-susah untuk dengan pengimajian, pelambangan
mencari makna yang terkandung dan pengiasan. Hasil kajian
dalam puisi tersebut, karena setelah penggunaan diksi dalam tiga puluh
selesai membaca puisi, pembaca puisi Malu (Aku) Jadi Orang
langsung dapat menangkap maksud isi Indonesia karya Taufiq Ismail ini
puisi secara keseluruhan. Dengan kata selain memanfaatkan kata konkret
lain kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi juga menggunakan majas.
43 Wistara, Vol. II, No. 1 Maret 2019

Penggunaan Diksi dengan antaranya tampak pada puisi berjudul


Memanfaatkan Majas “Ketika Burung Merpati Sore
Berdasarkan hasil kajian secara Melayang” Pada puisi tersebut diksi
keseluruhan penyair dalam kata ‘bergerak’ diulang pada awal
mengungkapkan gagasannya larik pertama dan larik berikutnya
menggunakan pilihan kata dengan dalam satu bait. Pengulangan
memanfaatkan majas. Majas adalah kelompok kata ditemukan pula pada
bahasa kias yang dipakai untuk puisi berjudul “Malu (Aku) Jadi Orang
menghidupkan lukisan, lebih Indonesia.” Penyair menggunakan
mengonkretkan, dan lebih diksi ‘Di negeriku’, ‘Di kedutaan’,
mengekspresikan perasaan yang ‘Berjalan aku’ yang diulang pada awal
diungkapkan. Dari hasil kajian bait. Hal ini berfungsi untuk
ditemukan penggunaan diksi dengan menegaskan suatu maksud, di samping
pengulangan kata atau kelompok kata itu dapat membangkitkan struktur
yang sama pada awal larik diulang yang ritmis dan bernilai estetis.
pada larik berikutnya. Hal ini Selanjutnya majas perbandingan
membuktikan bahwa penyair simbolik ditemukan pada puisi
menggunakan majas di antaranya berjudul “Kotak Suara” Penyair
majas anafora. Menurut Ratna memilih diksi dengan menggunakan
(2014:439) “Secara garis besar majas kata ‘kotak suara’, ‘pohon’, ‘angka’,
dibedakan menjadi empat macam ‘akar’, ‘batang’, ‘ranting’, dan
yaitu majas penegasan, majas ‘puncak’. Kata-kata tersebut
perbandingan, majas pertentangan, digunakan penyair sebagai lambang
dan majas sindiran.” Terkait dengan dengan maksud untuk
pendapat tersebut, penyair dalam menggambarkan kecurangan yang
mengungkapkan gagasannya dilakukan pihak berwenang dalam
menggunakan diksi yang mengandung suatu pemilihan. Kata-kata tersebut
majas. Majas penegasan ditemukan juga digunakan penyair untuk
dalam puisi melalui majas anafora, membangkitkan imajinasi pembaca,
repetisi, klimaks, antiklimaks, retoris, memperjelas, lebih menarik, dan
dan pleonasme. Sedangkan majas memberikan daya hidup dalam karya
perbandingan ditemukan melalui sastra. Adapun majas perbandingan
majas personifikasi, metonimi, metafora tampak pada puisi berjudul
metafora, simbolik, hiperbola, dan “Yang Selalu Terapung Di atas
simile. Gelombang” penggunaan diksi ‘isteri
Jenis pengulangan kata dan terang’ dan ‘isteri gelap’ dapat
kelompok kata mendominasi puisi- dimaknai isteri yang sah menurut
puisi Taufiq Ismail di antaranya hukum dan isteri yang tidak sah
tampak pada puisi berjudul “Takut’66 menurut hukum. Puisi tersebut berupa
Takut’98 ditemukan diksi kata ‘takut’ sindiran berisi ungkapan kekecewaan
yang diulang pada setiap larik puisi kepada orang atau sekelompok orang.
yang berada di tengah baris. Penyair menonjolkan diksi dengan
Pengulangan kata tersebut dinamakan memanfaatkan kata konkret.
repetisi jenis mesodiplosis. Kemudian Pengonkretan kata digunakan penyair
majas anafora ditemukan ditandai untuk memperjelas sesuatu yang ingin
dengan pengulangan kata atau diungkapkan.
kelompok kata pertama yang diulang
pada awal baris berikutnya di
Peningkatakan Kemampuan … 44

Penggunaan Diksi dengan yang dapat membangkitkan imaji


Memanfaatkan Ungkapan visual pembaca, sehingga pembaca
Penggunaan diksi dengan seolah-olah dapat melihat keadaan
memanfaatkan ungkapan ditemukan yang dilukiskan penyair.
dalam kumpulan puisi Malu (Aku) Menurut Muryanto (2007:14)
Jadi Orang Indonesia. Menurut “Jenis pengimajian yaitu imaji visual,
Triningsih (2009:49) “Ungkapan imaji auditif, dan imaji taktil.” Jenis
merupakan perkataan atau kelompok Imaji visual mendominasi puisi-puisi
kata (frasa) yang khusus dan karya Taufiq Ismail di antaranya
maknanya telah menyatu tidak dapat ditemukan pada setiap larik puisi
ditafsirkan dengan makna unsur yang berjudul “Ketika Burung Merpati Sore
membentuknya.” Terkait pendapat Melayang”, dengan diksi ‘berceceran
tersebut, penyair dalam darah, berkepulan asap dan
menyampaikan gagasan-nya berkobaran api’. Selanjutnya pada
menggunakan diksi dengan puisi berjudul “Yang Terapung Di
memanfaatkan ungkapan yang Atas Gelombang” terdapat diksi
berhubungan dengan indra perasaan dengan memanfaatkan imaji visual.
ditemukan pada puisi berjudul Berdasarkan hasil kajian secara
“Mencatatkan Kerinduan” yakni diksi keseluruhan imaji visual mendominasi
‘si rendah hati’ diksi si rendah hati kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi
dapat dimaknai seseorang yang tidak Orang Indonesia karya Taufiq Ismail
mempunyai keberanian untuk
bertindak. Dalam hal ini penyair Pemanfaatan Hasil Kajian
menyampaikan maksudnya secara sebagai Bahan Ajar di SMK
tersirat. Berdasarkan hasil penilaian para
penelaah terhadap modul yang penulis
Penggunaan Diksi dengan susun pada umumnya mereka
Memanfaatkan Pengimajian memberikan penilaian dengan
Pengimajian merupakan salah membubuhkan tanda centang (√) pada
satu unsur pembangun fisik puisi yang kolom “ya” untuk setiap indikator hal
berkaitan dengan diksi yaitu penataan ini menunjukkan bahwa modul yang
kata yang dapat memrjelas maksud dirancang memiliki peluang yang
yang ingin disampaikan. Suherli, dkk besar untuk dapat diterima dan
(2016:267) menyatakan, bahwa digunakan sebagai bahan ajar bahasa
pengimajian adalah kata atau susunan dan sastra Indonesia materi
kata yang dapat mengungkapkan pembelajaran puisi di kelas X SMK.
pengalaman sensoris seperti Selanjutnya, setelah hasil kajian
penglihatan, pendengaran, dan stilistika terhadap penggunaan diksi
perasaan. Terkait dengan pendapat dalam kumpulan puisi Malu (Aku)
tersebut ditemukan diksi dengan Jadi Orang Indonesia karya Taufiq
memanfaatkan pengimajian dalam tiga Ismail diujicobakan kepada sepuluh
puluh puisi yang penulis teliti yakni peserta didik kelas X SMK Farmasi
imaji visual, imaji auditif, dan imaji Thibbun Nabawi. Berdasarkan hasil
taktil. Namun yang lebih dominan uji coba tersebut pada umumnya
dalam tiga puluh puisi ini yaitu imaji mereka mampu menganalisis
visual. Imaji ini muncul karena dapat penggunaan diksi dengan tingkat
ditangkap indra penglihatan. Dalam penguasaan materi baik.
hal ini penyair menggunakan diksi
45 Wistara, Vol. II, No. 1 Maret 2019

SIMPULAN Pradopo, R.D. (2014). Pengkajian


Berdasarkan hasil dan Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada
pembahasan di atas, dapat University Press.
disimpulkan bahwa kajian stilistika Ratna, Nyoman Kutha. (2014).
yang digunakan penulis mampu Stilistika Kajian Puitika Bahasa
mengungkap karakteristik Sastra dan Budaya. Yogyakarta:
penggunaan diksi dalam kumpulan Pustaka Pelajar.
puisi Malu (Aku ) Jadi Orang Situmorang, B.P (1983) Puisi dan
Indonesia karya Taufiq Ismail. Metodologi Pengajarannya. Ende
Berdasarkan hasil kajian secara Flores NTT: Nusa Indah.
keseluruhan penyair menggunakan Sugiyono (2015). Metode Penelitian
diksi dengan memanfaatkan kata Kombinasi, Mixed Methods.
konkret yang dapat membangkitkan Bandung: Alfabeta.
imaji visual pembaca, sehingga Sukmadinata, Nana Syaodih. (2013).
pembaca seolah-olah dapat melihat Metode Penelitian Pendidikan.
keadaan atau peristiwa yang Bandung: PT Remaja
digambarkan penyair. Selanjutnya, Rosdakarya.
pemanfaatan hasil kajian stilistika Teeuw. (1983). Membaca dan menilai
terhadap penggunaan diksi dalam sastra. Jakarta: PT Gramedia.
kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Teeuw. (2013). Sastra dan Ilmu
Orang Indonesia karya Taufiq Ismail sastra. Bandung: Pustaka Jaya.
dapat dijadikan bahan ajar bahasa dan Tirtawirya, Putu Arya. (1980).
sastra Indonesia di SMK dalam bentuk Apresiasi Puisi dan Prosa. Ende-
modul. Setelah melalui proses validasi Plores: Nusa Indah.
dan uji coba. Modul ini dianggap dapat Tjahjono, Tengsoe. (2003). Menembus
dijadikan bahan ajar di kelas X SMK Kabut Puisi. Malang: Dioma
sesuai dengan karakteristik bahan ajar Triningsih, Diah Erna. (2009). Gaya
yang baik. Bahasa dan Peribahasa dalam
Bahasa Indonesia. Klaten: PT
Intan Pariwara.
DAFTAR PUSTAKA Wellek, R. & Warren, A (1989). Teori
Baksin, Askurifai. (2008). Aplikasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
Praktis Pengajaran Sastra.
Bandung: PT Pribumi mekar.
Hidayati, Panca. (2009). Teori
Apresiasi Prosa Fiksi. Bandung:
Prisma Press.
Ismail, Taufiq (2008). Malu (Aku) Jadi
Orang Indonesia. Jakarta: PT
Cakrawala Budaya Indonesia.
Keraf, Gorys. (1991). Diksi dan Gaya
Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia.
Nurgiyantoro, Burhan. (2014).
Stilistika. Yogyakarta: Gajah
Mada University
Pradopo, RD. (2005) Kajian Stilistika.
Yogyakarta: Gajah Mada
University.

Anda mungkin juga menyukai