Anda di halaman 1dari 5

FPBS/CM-JUR/11

LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA

Kajian Stalistika
Oleh: Wildan Nurul Sani
Sastra merupakan wahana komunikasi kreatif dan imajinatif. Sastra sebagai karya fiksi memiliki
pemahaman yang lebih mendalam, bukan sekadar cerita khayal dari pengarang saja, melainkan
wujud dari proses kreativitas pengarang ketika menggali dan menuangkan ide yang ada dalam
pikirannya. Kehidupan individu maupun sosial pengarang cukup berpengaruh terhadap karya sastra
yang dihasilkannya. Pemahaman karya sastra tidak bisa mengesampingkan apa yang menjadi dasar
bagi pengarang untuk melakukan proses kreativitas tersebut, hingga mampu menciptakan suatu karya
sastra. Hal ini senada dengan pendapat Sangidu (2004) yang memandang sastra sebagai suatu gejala
sosial. Sementara itu, Darmono (2003) berpendapat karya Sastra tidak dapat dipahami secara
selengkap-lengkapnya apabila dipisahkan dari lingkungan, kebudayaan, serta peradaban yang telah
menghasilkannya.

Penggunaan bahasa dalam karya fiksi berbeda dengan penggunaan bahasa dalam wacana lain,
misalnya penggunaan bahasa dalam pidato-pidato, karya-karya ilmiah, dan perundang-undangan.
Bahasa dalam karya fiksi mengandung imajinasi yang tinggi sehingga tidak membuat pembaca
merasa cepat bosan. Dasar penggunaan bahasa dalam karya sastra bukan hanya sekedar paham, tetapi
yang lebih penting adalah keberdayaan pilihan kata yang dapat mengusik dan meninggalkan kesan
terhadap sensitivitas pembaca. Setiap kata yang dipilih oleh pengarang dapat diasosiasikan ke dalam
berbagai pengertian. Misalnya kata ayu, bagus, apik, elok memiliki denotasi atau arti yang sama,
tetapi kesan kata-kata ini diarahkan pada sensitivitas yang berbeda. Setiap kata dan kalimat yang
dipilih pada umumnya dilakukan atas kesadaran untuk menimbulkan efek keindahan.

Perjalanan panjang tentang peranan dan perlunya telaah atau kajian linguistik atas karya sastra
akhirnya melahirkan suatu kesimpulan; bahwa linguistik memiliki keabsahan akademis untuk ikut
membicarakan karya sastra, khususnya menyangkut pemakaian bahasanya. Terlebih lagi bila melihat
bahwa sampai sekarang ini kenyataan pada umumnya bahasa masih menjadi atau merupakan media
utama karya sastra. Dalam perspektif linguistik, karya sastra khususnya novel dapat dipandang
sebagai suatu wacana yang memanfaatkan potensi-potensi bahasa untuk mengungkapkan sarana-
sarana puitik (keindahan).
FPBS/CM-JUR/11

LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA

Sedangkan dalam linguistik kajian yang bertujuan meneliti aspek khusus pemakaian bahasa dalam
karya sastra adalah stilistika. Pengkajian stilistika juga menyadarkan kita akan kiat pengarang dalam
memanfaatkan kemungkinan yang tersedia dalam bahasa sebagai sarana pengungkapannya
(Sudjiman, 1993: viii). Stilistika adalah ilmu bagian linguistik yang memusatkan diri pada variasi-
variasi penggunaan bahasa, yang paling sadar dan kompleks dalam kesusastraan. Stilistika berarti
studi tentang gaya bahasa, mensugestikan sebuah ilmu, paling sedikit sebuah studi yang metodis
(Turner. G.W dalam Pradopo, 1997: 254).

Pemakaian bahasa dalam karya sastra yang runtut dan sesuai gramatikal memang baik, tetapi
terdapat juga pemakaian yang memperlihatkan keunikan bahasa atau yang menyimpang dari pola
umum. Penyimpangan tersebut merupakan daya tarik karya sastra yang merupakan cerminan dari
gaya bahasa dari pengarang. Gaya bahasa setiap pengarang pastinya berbedabeda, untuk mengetahui
ciri khas pemakaian bahasa seorang pengarang dapat dilihat melalui kajian stilistika. Karena pada
umumnya stilistika lebih banyak dibicarakan dalam ilmu bahasa, khususnya dalam bentuk deskripsi
berbagai jenis gaya bahasa. Gaya bahasa berkaitan dengan aspek keindahan.

Proses penciptaan gaya bahasa dalam karya sastra jelas disadari oleh penulis atau pengarang, itu
dilakukan dalam rangka untuk memperoleh aspek keindahan tersebut secara maksimal. Pada
dasarnya dalam karya sastra, gaya bahasa memegang peranan penting, begitu juga dengan stilistika
yang dalam genre tertentu seperti puisi, stilistika merupakan unsur terpenting. Pesan dan amanat
dalam genre tersebut dapat juga diketahui dengan analisis stilistika.

Pemakaian bahasa dalam karya sastra yang runtut dan sesuai gramatikal memang baik, tetapi
terdapat juga pemakaian yang memperlihatkan keunikan bahasa atau yang menyimpang dari pola
umum. Penyimpangan tersebut merupakan daya tarik karya sastra yang merupakan cerminan dari
gaya bahasa dari pengarang. Gaya bahasa setiap pengarang pastinya berbedabeda, untuk mengetahui
ciri khas pemakaian bahasa seorang pengarang dapat dilihat melalui kajian stilistika. Karena pada
umumnya stilistika lebih banyak dibicarakan dalam ilmu bahasa, khususnya dalam bentuk deskripsi
berbagai jenis gaya bahasa. Gaya bahasa berkaitan dengan aspek keindahan.

Proses penciptaan gaya bahasa dalam karya sastra jelas disadari oleh penulis atau pengarang, itu
dilakukan dalam rangka untuk memperoleh aspek keindahan tersebut secara maksimal. Pada
dasarnya dalam karya sastra, gaya bahasa memegang peranan penting, begitu juga dengan stilistika
FPBS/CM-JUR/11

LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA

yang dalam genre tertentu seperti puisi, stilistika merupakan unsur terpenting. Pesan dan amanat
dalam genre tersebut dapat juga diketahui dengan analisis stilistika.

Istilah stilistika diserap dari bahasa bahasa Inggris stylistics yang diturunkan dari kata style yang
berarti gaya. Secara etimologi, istilah style atau gaya itu sendiri menurut Shipley (1979: 314) dan
Mikics (2007: 288) berasal dari bahasa Latin stilus, yang berati batang atau tangkai, menyaran pada
ujung pena yang digunakan untuk membuat tanda-tanda (tulisan) pada tanah liat yang berlapis lilin
(metode kuno dalam menulis). Jadi, secara sederhana stilistika dapat diartikan sebagai ilmu tentang
gaya bahasa.

Secara teoretis, telah banyak pakar sastra yang memberikan definisi tentang stilistika. Beberapa di
antaranya seperti diuraikan berikut ini. Verdonk (2002:  4) memandang stilistika, atau studi tentang
gaya, sebagai analisis ekspresi yang khas dalam bahasa untuk mendeskripsikan tujuan dan efek
tertentu. Bahasa dalam karya sastra adalah bahasa yang khas sehingga berbeda dari bahasa dalam
karya-karya nonsastra. Untuk itulah, analisis terhadap bahasa sastra pun membutuhkan analisis yang
khusus. Dalam hal ini dibutuhkan stilistika sebagai teori yang secara khusus menganalisis bahasa
teks sastra (Mills, 1995: 3).

Ranah penelitian stilistika biasanya dibatasi pada teks tertentu. Pengkajian stilistika adalah meneliti
gaya sebuah teks sastra secara rinci dengan sistematis memperhatikan preferensi penggunaan kata,
struktur bahasa, mengamati antarhubungan pilihan kata untuk mengidentifikasikan ciri-ciri stilistika
(stilistic features) yang membedakan pengarang (sastrawan) karya, tradisi, atau periode lainnya. Ciri
ini dapat bersifat fonologi (pola bunyi bahasa, matra dan rima), sintaksis (tipe struktur kalimat),
leksikal (diksi, frekuensi penggunaan kelas kata tertentu) atau retoris (majas dan citraan).

Untuk mengkaji karya sastra dari sudut stilistika, ada dua kemungkinan dalam mendekatinya.
Pertama, studi stilistika dilakukan dengan cara menganalisis sistem linguistik karya sastra dan
dilanjutkan dengan menginterpretasi ciri-cirinya, dilihat dari tujuan estetis karya sastra sebagai
makna yang penuh. Kedua, penelitian stilistika ini dilakukan dengan mengamati variasi dan distorsi
terhadap pemakian bahasa yang normal dan menemukan tujuan estetisnya (Wellek dan Warren,
1990: 226). Dari kedua pendekatan tersebut terlihat perbedaan letak pijakannya. Namun, kedua
pendekatan tersebut pada hakikatnya tidaklah saling bertentangan.

Kajian stilistika merupakan bentuk kajian yang menggunakan pendekatan objektif. Dinyatakan
demikian karena ditinjau dari sasaran kajian dan penjelasan yang dibuahkan, kajian stilistika
FPBS/CM-JUR/11

LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA

merupakan kajian yang berfokus pada wujud penggunaan sistem tanda dalam karya sastra yang
diperoleh secara rasional-empirik dapat dipertanggungjawabkan.

Landasan empirik merujuk pada kesesuian landasan konseptual dengan cara kerja yang digunakan
bila dihubungkan dengan karakteristik fakta yang dijadikan sasaran kajian. Pada apresiasi sastra,
analisis kajian stilistika digunakan untuk memudahkan menikmati, memahami, dan menghayati
sistem tanda yang digunakan dalam karya sastra yang berfungsi untuk mengetahui ungkapan
ekspresif yang ingin diungkapkan oleh pengarang.

Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan tentang analisis yang dilakukan apresiasi sastra
meliputi: (1) Analisis tanda baca yang digunakan pengarang. (2) Analisis hubungan antara sistem
tanda yang satu dengan yang lainnya. (3) Kaitannya dengan kritik sastra, kajian stilistika digunakan
sebagai metode untuk menghindari kritik sastra yang bersifat impesionistis dan subyektif. Melalui
kajian stilistika, diharapkan dapat memperoleh hasil yang memenuhi kriteria objektifitas dan
keilmiahan (Aminuddin, 1995: 42). 4. Analisis kemungkinan terjemahan satuan tanda yang
ditentukan serta kemungkinan bentuk ekspresi yang dikandungnya (Aminuddin, 1995: 98).
Aminuddin (1995: 42-43) mengungkapkan bahwa prosedur analisis yang digunakan dalam kajian
stilistika, diantaranya : (1) Analisis aspek gaya dalam karya sastra. (2) Analisis aspek-aspek
kebahasaan seperti manipulasi paduan bunyi, penggunaan tanda baca dan cara penulisan. (3) Analisis
gagasan atau makna yang dipaparkan dalam karya sastra.
FPBS/CM-JUR/11

LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


SEMESTER GANJIL/ GENAP/PADAT* TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Kode Mata Kuliah : IN 100 Nama Mahasiswa : Wildan Nurul Sani


Nama Mata Kuliah : Linguistik Umum NIM : 2202048
NamaDosen : 1. Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd. Departemen : Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia
2. Undang Sudana, S.S., M.Hum. Hari/Tanggal : Rabu/ 28 Desember 2022
Waktu : Tanda Tangan :
Sifat Ujian : Close / Open Book* Kelas : DIK/1B

*) coret yang tidak perlu

Anda mungkin juga menyukai