Anda di halaman 1dari 10

JSI 2 (1) (2013)

Jurnal Sastra Indonesia

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi

DIKSI DAN MAJAS


DALAM KUMPULAN PUISI NYANYIAN DALAM KELAM
KARYA SUTIKNO W.S: KAJIAN STILISTIKA
Saiful Munir, Nas Haryati S. dan Mulyono

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Permasalahan penelitiannya yaitu diksi dan majas serta fungsinya dalam kumpulan puisi
Diterima September 2013 Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S. Tujuan penelitiannya yaitu untuk mengetahui
Disetujui Oktober 2013 penggunaan diksi dan majas serta fungsinya. Pendekatannya menggunakan pendekatan stilistika.
Dipublikasikan Data penelitiannya yaitu data deskriptif yang berupa frasa, kata, dan kalimat dalam kumpulan
November 2013 puisi Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S. Hasil penelitian membuktikan adanya wujud
________________ penggunaan diksi dan majas serta fungsinya. Diksi yang dimaksud seperti kata serapan dari bahasa
Keywords: Jawa, bahasa asing, dan pemanfaatan sinonim. Majas yang dimaksud seperti perbandingan,
stylistics, diction, figure of metafora, perumpamaan epos, personifikasi, metonimia, sinekdoke, dan alegori.
speech
____________________
Abstract
___________________________________________________________________
The problems of this study are form of diction and a figure of speech and function of poetry in the Nyanyian dalam Kelam by
Sutikno W.S. The purpose of this study is to find use of diction and a figure of speech and their functions. This study used
stylistics. The data of this study are descriptive data they are of phrases, words, and sentences in a collection of poems in the
Nyanyian dalam Kelam by Sutikno W.S. The result of the study proved that there are of diction and a figure of speech and
their functions. Diction is like a loan word from the Java language, foreign languages, and the use of synonyms. Majas is like
comparisons, metaphors, parables epics, personification, metonymy, sinekdoke, and allegory.
© 2013 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6315
Gedung B1 Lantai 1 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: pangestu_serang@yahoo.com

1
Saiful Munir / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)

PENDAHULUAN untuk mengkaji diksi, majas, dan fungsinya


dalam kumpulan puisi tersebut.
Karya sastra merupakan wujud Permasalahan yang diangkat dalam
permainan kata-kata pengarang yang berisi penelitian ini penggunaan diksi dan majas
maksud tertentu, yang akan disampaikan serta fungsinya dalam kumpulan puisi
kepada penikmat sastra. Karya sastra adalah Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S.
wacana yang khas yang di dalam Tujuan penelitian ini yaitu untuk
ekspresinya menggunakan bahasa dengan mengetahui diksi dan majas serta fungsinya
memanfaatkan segala kemungkinan yang dalam kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam
tersedia (Sudjiman 1993:7). karya Sutikno W.S.
Bahasa merupakan salah satu unsur Beberapa penelitian terdahulu yang
terpenting dalam sebuah karya sastra dapat dijadikan sebagai kajian pustaka
(Nurgiyantoro 2010:272). Dalam mengkaji dalam penelitian ini, antara lain Suryanto
bahasa di dalam karya sastra perlu (2003), Agustin (2008), Fitriah (2009),
menggunakan kajian stilistika. Bahasa di Sugihana (2010), dan Ebi (2011 dan 2012).
dalam karya sastra yang dikaji dengan Dari beberapa penelitian yang telah
stilistika terdapat dua kemungkinan dalam ada, dapat diketahui bahwa penelitian
mendekatinya. Pertama, studi stilistika mengenai diksi dan majas dengan kajian
dilakukan dengan cara menganalisis sistem stilistika telah banyak diteliti. Meskipun
linguistik karya sastra dan dilanjutkan telah banyak penelitian diksi dan gaya
dengan menginterpretasi ciri-cirinya, dilihat bahasa dengan kajian stilistika, penulis
dari tujuan estetis karya sastra sebagai menganggap masih perlu dilakukan
makna yang penuh. Kedua, penelitian penelitian sejenis. Hal ini dilakukan penulis
stilistika ini dilakukan dengan mempelajari untuk melengkapi dan memperkaya
sejumlah ciri khas dengan membedakan penelitian-penelitian yang sebelumnya.
sistem bahasa yang satu dengan sistem- Penelitian ini menggunakan teori
sistem lain (Wellek 1989:226). Dari kedua yang relevan untuk mendukung analisis yang
pendekatan tersebut terlihat perbedaan letak akan dicapai. Teori-teori yang digunakan
pijakannya. Namun, kedua pendekatan yaitu stilistika, gaya bahasa, diksi, dan
tersebut pada hakikatnya tidak saling majas.
bertentangan. Stilistika adalah ilmu yang meneliti
Salah satu karya sastra yang dapat penggunaan bahasa dan gaya bahasa di
dikaji dengan stlisitika adalah puisi. Menurut dalam karya sastra (Sudjiman 1993:3).
Pradopo (2010:v), puisi merupakan Kajian stilistika akan memberi keuntungan
pernyataan sastra yang paling inti. Berbeda besar bagi studi sastra jika dapat menentukan
dengan karya sastra lainnya, prosa dan suatu prinsip yang mendasari kesatuan karya
drama, karya sastra berbentuk puisi bersifat sastra, dan jika dapat menemukan suatu
konsentrif dan intensif. Pengarang tidak tujuan estetika umum yang menonjol dalam
mengungkapkan secara terperinci apa yang sebuah karya sastra dari keseluruhan
hendak disampaikan kepada pembaca. unsurnya (Wellek 1989:229). Kajian stilistika
Pemilihan Kumpulan puisi Nyanyian diarahkan untuk membahas isi karya sastra.
dalam Kelam karya Sutikno W.S didasarkan Secara umum, lingkup telaah stilistika
pada temuan sekilas bahwa dari segi diksi mencakupi diksi atau pilihan kata (pilihan
dan majas yang menarik untuk dikaji lebih leksikal), struktur kalimat, majas, citraan,
jauh. Hal inilah yang mendorong penulis pola rima, dan matra yang digunakan
untuk mengadakan penelitian tentang seorang sastrawan atau yang terdapat dalam
bahasa yang digunakan Sutikno W.S. dalam karya sastra (Sudjiman 1993:13-14). Selain
menyampaikan makna dan pesan cerita itu, aspek-aspek bahasa yang ditelaah dalam

2
Saiful Munir / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)

studi stilistika meliputi intonasi, bunyi, kata, penunjang gaya bahasa (Ratna 2009:164).
dan kalimat sehingga lahirlah gaya intonasi, Dengan kata lain, gaya bahasa lebih luas
gaya bunyi, gaya kata, dan gaya kalimat. daripada majas. Majas sudah berpola,
Gaya merupakan perwujudan sehingga pola-pola majas seolah-olah
penggunaan bahasa oleh seorang penulis membatasi kreatifitas.
untuk mengemukakan gambaran, gagasan, Permajasan adalah (figure of thought)
pendapat, dan membuahkan efek tertentu adalah teknik pengungkapan bahasa,
bagi penanggapnya sebagaimana cara yang penggaya bahasan yang maknanya tidak
digunakannya (Aminuddin 1995:1). menujuk pada makna harfiah kata-kata yang
Menurut Muljana (dalam Pradopo 2010:93), mendukung, melainkan pada makna yang
gaya bahasa adalah susunan perkataan yang ditambah, makna yang tersirat
terjadi karena perasaan yang timbul atau (Nurgiyantoro 2010:297). Fungsi majas
hidup dalam hati penulis, yang untuk menciptakan efek yang lebih kaya,
menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam lebih efektif, dan lebih sugestif dalam karya
hati pembaca. sastra. Menurut Pradopo (2010:62), majas
Diksi merupakan unsur leksikal dalam menyebabkan karya sastra menjadi menarik
gaya bahasa (Nurgiyantoro 2010:290). Diksi perhatian, menimbulkan kesegaran, lebih
yang mengacu pada pengertian penggunaan hidup, dan menimbulkan kejelasan
kata-kata tertentu yang sengaja dipilih oleh gambaran angan.
pengarang. Menurut Pradopo (2010:54), Abrams menyebutkan (dalam
penyair memilih kata yang setepat-tepatnya Supriyanto 2011:68), majas dengan bahasa
untuk mencurahkan perasaan dan isi kias. Bahasa kias terdiri atas perbandingan,
pikirannya dengan setepat-tepatnya seperti metafora, metonimi, sinekdoki, dan
yang dialami batinnya dan personifikasi. Sementara itu, Pradopo
mengekspresikannya dengan ekspresi yang (2010:62) membagi bahasa kias menjadi
dapat menjelmakan jiwanya tersebut. Diksi tujuh jenis, yaitu perbandingan (simile),
digunakan oleh pengarang untuk metafora, perumpamaan epos (epic simile),
menuangkan gagasannya kepada orang lain personifikasi, metonimia, sinekdoki, dan
agar tidak terjadi salah tafsir dan merasakan alegori.
apa yang pengarang rasakan. Fungsi diksi
adalah sebagai sarana mengaktifkan kegiatan METODE PENELITIAN
berbahasa (komunikasi) yang dilakukan
seseorang untuk menyampaikan maksud dan Penelitian ini menggunakan
gagasannya kepada orang lain. pendekatan stilistika yang difokuskan pada
Dalam unsur stile (gaya bahasa) teori diksi dan majas. Pendekatan yang
terdapat unsur leksikal untuk mengkaji diksi digunakan dalam penelitian ini adalah
terdapat beberapa aspek agar informasi yang pendekatan stilistika, dengan cara
hendak disampaikan atau kesan yang menganalisis sistem linguistik karya sastra
hendak ditimbulkan terwujud (Sudjiman dan dilanjutkan dengan menginterpretasi
1993:22). Aspek-aspek tersebut antara lain, ciri-cirinya, dilihat dari tujuan estetis karya
pertimbangan fonologis (alitrasi, irama, dan sastra sebagai keseluruhan makna.
efek bunyi tertentu), pemanfaatan sinonim, Pendekatan tersebut digunakan untuk
pemanfaatan kata daerah, dan pemanfatan mengkaji penggunaan diksi, majas, dan
kata asing. fungsinya dalam kumpulan puisi Nyanyian
Majas sering dianggap sebagai dalam Kelam karya Sutikno W.S. Sasaran
sinonim dari gaya bahasa, namun utama penelitian ini yaitu penggunaan diksi,
sebenarnya majas termasuk dalam bagian majas, dan fungsinya dalam kumpulan puisi
gaya bahasa. Majas merupakan unsur-unsur Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S.

3
Saiful Munir / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)

Data dalam penelitian ini adalah data alangkah manis warna matahari
deskriptif yang berupa frasa, kata, dan yang mengintip dari terali jendelaku
kalimat dalam kumpulan puisi Nyanyian
dalam Kelam karya Sutikno W.S. Adapun wahai, kalaulah langit-langit tidak
sumber datanya berupa kumpulan puisi serendah ini
Nyanyian dalam Kelam yang ditulis oleh dan dinding-dinding
Sutikno W.S. Kumpulan puisi tersebut tidak membingkaikan kelam warna
terdiri atas 29 puisi yang dicetak pertama dan pengap udara
kalinya pada bulan Januari tahun 2010 dan betapa „kan burung-burung
diterbitkan oleh CV Ultimus dengan tebal 68 kepak sayap dan derai suaranya
halaman. Adapun teknik analisis data yang menyulam kehampaan hari
digunakan adalah teknik analisis diskriptif dan burung-burung pun riang
kualitatif dan kuantitatif. bernyanyi, manisnya
mengubur gemerincing kunci
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.
Berdasarkan penelitian terhadap
kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam kaya angin bermain di bubungan
Sutikno W.S dapat diketahui adanya dan temaram bulan jatuh di halaman
penggunaan diksi dan majas serta fungsinya. tapi di dalam –duh
Dalam aspek diksi terdapat pemanfaatan hanya napas yang terhempas pelahan
kosakata bahasa Jawa, pemanfaatan
kosakata bahasa Arab, pemanfaatan iwan o iwanku
kosakata bahasa Inggris, dan pemanfaatan bila kuingat tembang dolanan
sinonim. betapa hati dijamah kehampaan
Pemanfaatan kosakata bahasa Jawa dan malam pun – dalamnya
yaitu kata tembang dolanan, kerangkeng, serasa menghimpit rabu
membludag, usungan, sungut, banda, meletik,
nduk, dan nakmas. Fungsi pemanfaatan dentang lonceng di puncak gardu
kosakata bahasa Jawa untuk menggiring keras derap sepatu
mengintensifkan makna dan menguatkan namun aku tak berhenti mencari
latar tokoh. Salah satu puisi dalam sebab bintang pun
kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam karya masih ia gemerlap di dasar hati
Sutikno W.S yang memanfaatkan kosakata
bahasa Jawa adalah puisi yang berjudul (1970-Salemba)
“Sonata untuk Iwan-ku”. Berikut (NdK hlm. 6-7)
kutipannya. Puisi tersebut terdiri atas dua bagian.
Sonata untuk Iwan-ku Bagian pertama menceritakan keadaan si
aku lirik yang menunggu suasana pagi ketika
1. burung-burung akan berkicau di dahan dan
ranting-ranting pohon trembesi. Si aku lirik
sebentar lagi mengingat kepada seseorang yang bernama
dan burung-burung pun akan riang Iwan ketika si aku lirik menikmati cahaya
menyanyi matahari yang sinarnya menembus trali
di dahan dan di ranting-ranting jendela (penjara). Maka jika cahaya
trembesi matahari telah memenuhi ruangan yang dia
tempati (penjara), ruangan akan menjadi
iwan o iwanku terang, atap-atap ruangan jika tidak rendah

4
Saiful Munir / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)

akan menjadi leluasa, dinding jika tidak permainan yang dinyanyikan dalam
membentengi akan terlihat lebih luas, dan permainan anak. Kenangan si aku lirik
udara tidak menyesakkan. Alangkah ketika dia masih anak-anak atau remaja
membahagiakan ketika kepak sayap dan (latar budaya Jawa) yang penuh kebahagiaan
kicauan burung-burung menghibur si aku dengan seseorang yang bernama Iwan.
lirik dalam kesepiannya. Hingga manisnya “Tembang dolanan” juga mempunyai arti
kepak sayap dan kicauan burung-burung lain saat pengarang berkarya bersama
mampu menyaingi suara gemerincing kunci seseorang yang bernama Iwan, sehingga
yang membuat si aku lirik melupakan membentuk kesan sedih sebab ada sesuatu
kebebasannya dari penjara. yang hilang (kenanganan) dari dirinya. Hal
Bagian kedua menceritakan keadaan ini diperkuat dengan lanjutan baris puisi
si aku lirik yang sebenarnya, saat dia masih berikutnya, yaitu “betapa hati dijamah
menunggu suasana pagi hari. Keadaan yang kehampaan”.
dialami si aku lirik saat malam yang sunyi, Kata “tembang dolanan” merupakan
saat angin berhembus di puncak rumah kata yang dipakai dalam bahasa Jawa. Si
(penjara) dan cahaya bulan menyinari aku lirik pernah mengalami permainan-
halaman luar. Tetapi sesungguhnya keadaan permainan Jawa dengan tembang khas
di dalam diri si aku lirik terasa sesak. Dia permainan pada masa kecil. Hal ini berarti
kembali mengenang seseorang yang bernama menguatkan latar asal tokoh si aku lirik yang
Iwan. Tentang kenangan masa lalunya yang berasal dari Jawa.
membahagiakan. Akan tetapi, kenyataannya Pemanfaatan kosakata bahasa Arab
keadaan di penjara membuat hatinya si aku dalam kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam
lirik selalu hampa dan kesunyian malam karya Sutikno W.S yaitu kata kodrat, rahmat,
terasa menyesakkan dada. Suara lonceng arif, fitrah, derajat, dan khotbah. Fungsi
menara pos penjara sebagai tanda untuk para pemanfaatan kosakata bahasa Arab untuk
penjaga tahanan untuk berkeliling menjaga memperkuat makna puisi dan sarana ajaran
penjara. Namun, si aku lirik tidak berhenti moral religius.
mencari kebebasan, karena dia masih Pemanfaatan kosakata bahasa Inggris
mempunyai keyakinan yang dia percayai di yaitu savana. Fungsi pemanfaatan kosakata
dalam hatinya. bahasa Inggis dalam kumpulan puisi
Dalam puisi tersebut terdapat kata Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S
“tembang dolanan” berasal dari bahasa Jawa untuk memperkuat makna puisi dan
yang berarti nyanyian permainan. Kata menciptakan kesan intelektualitas.
“tembang dolanan” yang dimaksudkan Pemanfaatan sinonim dalam
pengarang adalah kenangan masa lalu. kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam karya
Fungsi pemanfaatan kosakata bahasa Jawa Sutikno W.S yaitu penjara dan krangkeng, aku
pada puisi tersebut untuk mengintensifkan dan si nasionalis, dan aku dan si miskin. Fungsi
makna dan memperkuat latar tokoh asal si pemanfaatan sinonim untuk memberikan
aku lirik. kesan hormat antartokoh. Pemanfaatan
Kata “tembang dolanan” digunakan sinonim dalam puisi berkaitan dengan nilai
untuk membangun suasana jiwa si aku lirik rasa dalam kata.
yang sendu. Kata “tembang dolanan” Dari uraian aspek-aspek diksi
membangun suasana ironi si aku lirik karena tersebut, dapat disimpulkan dalam
keadaannya pada saat itu dia dalam keadaan kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam gaya
tidak bahagia, sedangkan pikiran dan Sutikno W.S dalam memilih kata banyak
jiwanya berusaha kembali ke masa lalunya, mempergunakan pilihan kosakata bahasa
saat dia masih anak-anak. Kata “tembang Jawa. Pemilihan kata dari kosakata daerah
dolanan” berarti nyanyian-nyanyian bahasa Jawa yang berfungsi untuk

5
Saiful Munir / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)

mengintensifkan makna, sapaan, dan Walgan Lama, Kidung-kidung Kedamaian,


memperkuat latar tokoh dalam mempertegas Korve, dan Di Ladang.
tokoh yang berasal dari daerah tertentu. Fungsi majas personifikasi dalam
Dalam kumpulan puisi Nyanyian kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam karya
dalam Kelam karya Sutikno W.S terdapat Sutikno W.S untuk memberi bayangan
macam-macam majas yaitu majas angan yang kongret. Salah satu puisi dalam
perbandingan sejumlah empat belas, yang kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam karya
terdapat dalam puisi-puisi Sutikno W.S yaitu Sutikno W.S yang menggunakan majas
Sonata untuk Iwan-ku, Batu Asahan, Apel, personifikasi adalah puisi yang berjudul
Nyanyian dalam Kelam, Aku dan Kutu Busuk, “Pemandangan”. Berikut kutipannya.
Nyanyian perjalanan, Matahari di Atas Padang, Pemandangan
Di Bukit-bukit Walgan Ini, Korve, dan Di -ujud sebuah dunia
Ladang. Fungsi majas perbandingan untuk
membawa imajinasi pembaca yang 1.
kaitannya dengan rasa nilai kemanusiaan
dan nilai derajat manusia, agar maksud yang setangkai sesawi
ingin disampaikan pengarang tercapai. tumbuh di pojok tembok
Majas metafora sejumlah tujuh, yang tegak berdiri
terdapat dalam puisi-puisi Sutikno W.S yaitu menantang sunyi
Yang Kita Rebut dan Nyanyiakan Ini, Batu
Asahan, Dari yang Selalu Menjalinku, Nyanyian kawat berduri
Malam, dan Khotbah di Balik Malam. Fungsi memagar langit
majas metafora dalam kumpulan puisi membelah dunia ini
Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S
untuk membawa imajinasi pembaca yang bunga sesawi
kaitannya dengan logika, agar maksud yang ayu kuning melenggang
ingin disampaikan pengarang tercapai hanya sendiri
Majas perumpamaan epos sejumlah sahabat yang terbuang
tiga belas, yang terdapat dalam puisi-puisi
Sutikno W.S yaitu Yang Kita Rebut dan 2.
Nyanyikan Ini, Pemandangan, Aku dan Kutu
Busuk, Nyanyian Pandak, Di Bukit-bukit burung-burung gereja
Walgan Ini, Ode, Khotbah di Balik Malam, singgah di tembok perkasa
Purnama di Walgan Lama, dan Di Ladang. pagut memagut
Fungsi majas perumpamaan epos untuk berlompatan
membawa imajinasi pembaca yang seperti kanak
kaitannya dengan logika, agar maksud yang main alip-alipan
ingin disampaikan pengarang tercapai.
Majas personifikasi sejumlah enam tikus-tikus mengintip di selokan
puluh satu, yang terdapat dalam puisi-puisi merayap ke halaman
Sutikno W.S yaitu Impresi ’07, Sonata untuk tak tahu mereka
Iwan-ku, Yang Kita Rebut dan Nyanyikan Ini, itu dilarang komandan
Batu Asahan, Nyanyian dalam Kelam,
Pemandangan, Bulan di Langit Tangerang, sesawi dan kawat berduri
Perpisahan, Nyanyian Perjalanan, Matahari di tikus dan burung-burung gereja
Atas Padang, Nyanyian Pandak, Di Bukit-bukit orang-orang tahanan ini
Walgan Ini, Nyanyian Malam, Ode, Khotbah di ujud sebuah dunia
Balik Malam, Kubur di Atas Bukit, Purnama di di balik tembok menjulang tinggi

6
Saiful Munir / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)

Baris “setangkai sesawi tumbuh di


(1972-Salemba) pojok tembok tegak berdiri menantang
(NdK hlm. 23-24) sunyi”, digambarkan pengarang seolah-olah
Puisi tersebut terdiri atas dua bagian. pohom sawi yang tumbuh di tembok dapat
Makna puisi bagian pertama menceritakan berdiri seperti manusia dan dapat menantang
pemandangan dalam penjara. Sepohon sawi kesepian yang ada di penjara untuk
yang tumbuh di pojok tembok penjara yang menemani pengarang. Pohon sewasi seolah-
ikut meramaikan suasana sepi pengarang di olah dapat berpikir, bergerak, dan bertingkah
dalam penjara. Kawat-kawat berduri yang laku seperti manusia. Hal ini untuk
memagari atau membatasi atap dinding memberikan bayangan yang nyata terhadap
penjara yang memisahkannya dari pembaca.
kebebasan untuk mengetahui keadaan di Baris “bunga sesawi ayu kuning
luar. Bunga sesawi yang merekah menjadi melenggang hanya sendiri”, digambarkan
temannya saat kesepian dalam penjara di pengarang bunga sawi yang cantik dapat
tanah pengasingan. Dia merasa sebagai beristirahat sendiri setelah sibuk bekerja.
sahabat yang terbuang di tanah pengasingan. Bunga wasi seolah-olah dapat berpikir,
Bagian kedua menceritakan burung- bergerak, dan bertingkah laku seperti
burung gereja yang hinggap di tembok- manusia. Bunga ssawi seakan dapat menjadi
tembok dinding penjara saling berpatuk- temanpengarng di dalam penjara. Hal ini
patukan dan melompat-lompat dengan diperkuat dengan baris puisi selanjutnya,
burung lainnya. Burung-burung itu seperti yaitu “sahabat yang terbuang”.
anak-anak yang bermain petak umpet. Majas metonimia sejumlah enam
Sementara tikus-tikus kakus mengintip dan belas, yang terdapat dalam puisi-puisi
keluar masuk penjara. Mereka tak tahu kalau Sutikno W.S diantaranya Yang Kita Rebut
pengarang seperti tikus-tikus kakus pasti dan Nyanyikan Ini, Nyanyian dalam Kelam,
akan dilarang oleh komandan dan prajurit- Nyanyian Perjalanan, Nyanyian Pandak,
prajurit penjaga tahanan. Sesawi, kawat Matahari di atas Padang, Nyanyian Pandak, Di
berduri, burung-burung gereja, tikus-tikus Bukit-bukit walgan Ini, Ode, Khotbah di Balik
kakus, dan orang-orang tahanan merupakan Malam, Kubur di Atas Bukit, Purnama di
perwujudan kehidupan dunia dalam penjara Walgan Lama, dan Korve. Fungsi majas
di tanah pengasingan. metonimia dalam kumpulan puisi Nyanyian
Dalam puisi tersebut terdapat baris dalam Kelam karya Sutikno W.S untuk
“setangkai sesawi tumbuh di pojok tembok memperjelas makna dengan mengganti
tegak berdiri menantang sunyi” dan “bunga nama sebuah objek .
sesawi ayu kuning melenggang hanya Majas sinekdoke pars prototo
sendiri”. Baris “setangkai sesawi tumbuh di sejumlah enam, yang terdapat dalam puisi-
pojok tembok tegak berdiri menantang puisi Sutikno W.S yaitu Impresi ’70, Engkau
sunyi” berarti pohon sesawi ikut dan Aku, Perpisahan, Nyanyian Perjalanan,
meramaikan suasana sepi pengarang. Pohon Matahari di Atas Padang, Di Bukit-bukit
sawi seakan dapat menantang sunyi seperti Walgan Ini, dan Di Ladang. Fungsi majas
sifat manusia. Baris “bunga sesawi ayu sinekdoke pars prototo dalam kumpulan
kuning melenggang hanya sendiri” berarti puisi Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno
teman pengarang saat kesepian dalam W.S untuk memperjelas makna dan
penjara di tanah pengasingan. Bunga sawi memperjelas maksud yang ingin
seakan mempunyai waktu luang seperti sifat disampaikan pengarang.
manusia. Fungsi majas personifikasi pada Majas sinekdoke totem proparto
puisi tersebut untuk memberi bayangan sejumlah delapan, yang terdapat dalam
angan yang kongret. puisi-puisi Sutikno W.S yaitu Impresi ‘07,

7
Saiful Munir / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)

Nyanyian dalam Kelam, Nyanyian Perjalanan, PENUTUP


Matahari di Atas Padang, dan Di Bukit-bukit
Walgan Ini. Fungsi majas sinekdoke totem Hasil penelitian dalam kumpulan
proparto dalam kumpulan puisi Nyanyian puisi Nyamyian dalam Kelam karya Sutikno
dalam Kelam karya Sutikno W.S untuk W.S yaitu (1) terdapat aspek-aspek
memperjelas makna dan memperjelas penggunaan diksi yaitu pemanfaatan
maksud yang ingin disampaikan pengarang. kosakata bahasa Jawa sejumlah sembilan,
Majas alegori sejumlah tujuh puisi yang berfungsi untuk mengintensifkan
yaitu Sonata untuk Iwan-ku, Engkau dan Aku, makna, sapaan, dan menguatkan latar tokoh.
Puisi Pagi, Apel, Aku dan Kutu Busuk, Pemanfaatan kosakata bahasa Arab
Nyanyian Pandak, dan Kidung-kidung sejumlah enam, yang berfungsi untuk
Kedamaian. Fungsi majas alegori dalam memperkuat makna puisi dan sarana ajaran
kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam karya moral religius. Pemanfaatan kosakata bahasa
Sutikno W.S untuk menimbulkan kesan Inggris sejumlah dua, yang berfungsi untuk
estetis. memperkuat makna puisi dan menciptakan
Dari uraian majas-majas tersebut, kesan intelektualitas. Pemanfaatan sinonim
dapat disimpulkan dalam kumpulan puisi sejumlah tiga, yang berfungsi untuk
Nyanyian dalam Kelam gaya Sutikno W.S memberikan kesan hormat antartokoh. Dari
dalam memilih majas banyak uraian aspek-aspek diksi tersebut, dapat
mempergunakan majas personifikasi. Majas disimpulkan dalam kumpulan puisi Nyanyian
yang dominan dalam kumpulan puisi dalam Kelam gaya Sutikno W.S dalam
Nyanyian dalam Kelam adalah majas memilih kata banyak mempergunakan
personifikasi. Dalam kumpulan puisi pilihan kosakata bahasa Jawa. Pemanfaatan
Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S kosakata bahasa Jawa dalam kumpulan puisi
terdapat majas personifikasi sejumlah enam Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S
puluh satu, yang terdapat dalam puisi-puisi terdapat sembilan kosakata. Pemilihan kata
Sutikno W.S yaitu Impresi ’07, Sonata untuk dari kosakata daerah bahasa Jawa yang
Iwan-ku, Yang Kita Rebut dan Nyanyikan Ini, berfungsi untuk mengintensifkan makna,
Batu Asahan, Nyanyian dalam Kelam, sapaan, dan memperkuat latar tokoh dalam
Pemandangan, Bulan di Langit Tangerang, mempertegas tokoh yang berasal dari daerah
Perpisahan, Nyanyian Perjalanan, Matahari di tertentu. (2) terdapat macam-macam majas
Atas Padang, Nyanyian Pandak, Di Bukit-bukit yaitu majas perbandingan sejumlah empat
Walgan Ini, Nyanyian Malam, Ode, Khotbah di belas, yang berfungsi untuk membawa
Balik Malam, Kubur di Atas Bukit, Purnama di imajinasi pembaca yang kaitannya dengan
Walgan Lama, Kidung-kidung Kedamaian, rasa nilai kemanusiaan dan nilai derajat
Korve, dan Di Ladang. Majas personifikasi manusia, agar maksud yang ingin
memberikan sifat-sifat benda mati dengan disampaikan pengarang tercapai. Majas
sifat-sifat seperti yang dimiliki manusia metafora sejumlah tujuh, yang berfungsi
sehingga dapat berpikir, bersikap, dan untuk membawa imajinasi pembaca yang
bertingkah laku sebagaimana halnya kaitannya dengan logika, agar maksud yang
manusia. Fungsi majas personifikasi pada ingin disampaikan pengarang tercapai.
puisi tersebut untuk memberi bayangan Majas perumpamaan epos sejumlah tiga
angan yang kongret dan memberi kesan belas, yang berfungsi untuk membawa
citaraan agar pembaca dapat imajinasi pembaca yang kaitannya dengan
mengimajinasikan gambaran yang ingin logika, agar maksud yang ingin disampaikan
disampaikan oleh pengarang dengan jelas. pengarang tercapai. Majas personifikasi
sejumlah enam puluh satu, yang berfungsi
untuk memberi bayangan angan yang

8
Saiful Munir / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)

kongret dan memberi kesan citaraan agar DAFTAR PUSTAKA


pembaca dapat mengimajinasikan gambaran
yang ingin disampaikan oleh pengarang Agustin, Dwi Ningwang. 2008. Diksi dan
dengan jelas. Majas metonimia sejumlah Gaya Bahasa dalam Pidato Presiden
enam belas, yang berfungsi untuk Soeharto. Malang: Skripsi Jurusan
memperjelas makna dengan mengganti Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,
nama sebuah objek. Majas sinekdoke pars Universitas Negeri Malang.
prototo sejumlah enam, yang berfungsi Aminuddin. 1995. Stilistika Pengantar
untuk memperjelas makna dan memperjelas Memahami Bahasa dalam Karya Sastra.
maksud yang ingin disampaikan pengarang. Semarang: IKIP Semarang
Majas sinekdoke totem proparto sejumlah Press.
delapan, yang berfungsi untuk memperjelas Fitriah, Nurul. 2009. Gaya Bahasa dalam
makna dan memperjelas maksud yang ingin Balada-balada W.S. Rendra: Kajian
disampaikan pengarang. Majas alegori Stilistika Genetic. Semarang: Skripsi
sejumlah tujuh puisi yang, berfungsi untuk Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas
menimbulkan kesan estetis. Dari uraian Ilmu Budaya, Universitas
majas-majas tersebut, dapat disimpulkan Diponegoro.
dalam kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam Nurgiyantoro, Burhan. 2010 (Cet. ke-8).
gaya Sutikno W.S dalam memilih majas Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
banyak mempergunakan majas personifikasi. Gajah Mada University Press.
Majas yang dominan dalam kumpulan puisi Pradopo, Rahmat Djoko. 2010 (Cet. ke-11).
Nyanyian dalam Kelam adalah majas Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah
personifikasi. Dalam kumpulan puisi Mada University Press.
Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Stilistika,
terdapat majas personifikasi sejumlah enam Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan
puluh satu. Majas personifikasi memberikan Budaya. Yogyakarta: Pustaka
sifat-sifat benda mati dengan sifat-sifat Pelajar.
seperti yang dimiliki manusia sehingga dapat Sudjiman, Panuti. 1993. Bunga Rampai
berpikir, bersikap, dan bertingkah laku Stilistika. Jakarta: Grafiti.
sebagaimana halnya manusia. Fungsi majas Sugihana. 2010. Gaya Bahasa Retoris dan
personifikasi pada puisi tersebut untuk Kiasan dalam Rectoverso Karya Dewi
memberi bayangan angan yang kongret dan Lestari. Medan: Skripsi. Jurusan Sastra
memberi kesan citaraan agar pembaca dapat Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas
mengimajinasikan gambaran yang ingin Sumatra Utara.
disampaikan oleh pengarang dengan jelas. Supriyanto, Teguh. 2011. Kajian Stilistika
Berdasarkan kesimpulan tersebut dalam Prosa. Yogyakarta: Elmetera
penulis menyarankan agar penelitian Publishing.
stilistika diharapkan dapat menambah Suryanto. 2003. Unsur Intrinsik Lirik Lagu
khazanah penelitian sastra dan dapat Campur Sari (Suatu Tinjauan
menjadi referensi penelitian sastra Stilistika). Semarang: Skripsi
berikutnya yang menggunakan pendekatan Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu
stilistika dengan memfokuskan teori diksi Budaya, Universitas
dan majas. Kumpulan puisi yang Diponegoro.
dipergunakan sebagai media penelitian ini Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989.
diharapkan dapat dianalisis dengan Teori Kesusastraan. (Terj. Melani
pendekatan lain, seperti struktural dan Budianta). Jakarta: Gramedia.
semiotik. W.S, Sutikno. 2010. Nyanyian dalam Kelam.
Bandung: Ultimus.

9
Saiful Munir / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)

Yeibo, Ebi. 2011. “Patterns of Lexical


Choices and Stylistic Function in J.P.
Clark Bekederemo‟s Poetry”.
International Journal of English
Linguistic. Niger Delta University. No
1. Vol 1. Hal 137-149.
http://www.ccsenet.org/journal/inde
x.php/ijel/article/view/9768.
(diunduh 26 Juni 2012 pukul 20.33).
Yeibo, Ebi. 2012. “Figurative Language and
Stylistic Function in J. P. Clark-
Bekederemo's Poetry”. Journal of
Language Teaching and Research. Niger
Delta University. No 3. Vol 3. Hal
180-187.
http://www.google.co.id/url?sa=t&
rct=j&q=Figurative+Language+and+
Stylistic+Fu
ction+in+J.+P.+Clark-
Bekederemo%27s+Poetry. (diunduh
29 Juni 2012 pukul 21.09).

10

Anda mungkin juga menyukai