http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6315
Gedung B1 Lantai 1 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: pangestu_serang@yahoo.com
1
Saiful Munir / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)
2
Saiful Munir / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)
studi stilistika meliputi intonasi, bunyi, kata, penunjang gaya bahasa (Ratna 2009:164).
dan kalimat sehingga lahirlah gaya intonasi, Dengan kata lain, gaya bahasa lebih luas
gaya bunyi, gaya kata, dan gaya kalimat. daripada majas. Majas sudah berpola,
Gaya merupakan perwujudan sehingga pola-pola majas seolah-olah
penggunaan bahasa oleh seorang penulis membatasi kreatifitas.
untuk mengemukakan gambaran, gagasan, Permajasan adalah (figure of thought)
pendapat, dan membuahkan efek tertentu adalah teknik pengungkapan bahasa,
bagi penanggapnya sebagaimana cara yang penggaya bahasan yang maknanya tidak
digunakannya (Aminuddin 1995:1). menujuk pada makna harfiah kata-kata yang
Menurut Muljana (dalam Pradopo 2010:93), mendukung, melainkan pada makna yang
gaya bahasa adalah susunan perkataan yang ditambah, makna yang tersirat
terjadi karena perasaan yang timbul atau (Nurgiyantoro 2010:297). Fungsi majas
hidup dalam hati penulis, yang untuk menciptakan efek yang lebih kaya,
menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam lebih efektif, dan lebih sugestif dalam karya
hati pembaca. sastra. Menurut Pradopo (2010:62), majas
Diksi merupakan unsur leksikal dalam menyebabkan karya sastra menjadi menarik
gaya bahasa (Nurgiyantoro 2010:290). Diksi perhatian, menimbulkan kesegaran, lebih
yang mengacu pada pengertian penggunaan hidup, dan menimbulkan kejelasan
kata-kata tertentu yang sengaja dipilih oleh gambaran angan.
pengarang. Menurut Pradopo (2010:54), Abrams menyebutkan (dalam
penyair memilih kata yang setepat-tepatnya Supriyanto 2011:68), majas dengan bahasa
untuk mencurahkan perasaan dan isi kias. Bahasa kias terdiri atas perbandingan,
pikirannya dengan setepat-tepatnya seperti metafora, metonimi, sinekdoki, dan
yang dialami batinnya dan personifikasi. Sementara itu, Pradopo
mengekspresikannya dengan ekspresi yang (2010:62) membagi bahasa kias menjadi
dapat menjelmakan jiwanya tersebut. Diksi tujuh jenis, yaitu perbandingan (simile),
digunakan oleh pengarang untuk metafora, perumpamaan epos (epic simile),
menuangkan gagasannya kepada orang lain personifikasi, metonimia, sinekdoki, dan
agar tidak terjadi salah tafsir dan merasakan alegori.
apa yang pengarang rasakan. Fungsi diksi
adalah sebagai sarana mengaktifkan kegiatan METODE PENELITIAN
berbahasa (komunikasi) yang dilakukan
seseorang untuk menyampaikan maksud dan Penelitian ini menggunakan
gagasannya kepada orang lain. pendekatan stilistika yang difokuskan pada
Dalam unsur stile (gaya bahasa) teori diksi dan majas. Pendekatan yang
terdapat unsur leksikal untuk mengkaji diksi digunakan dalam penelitian ini adalah
terdapat beberapa aspek agar informasi yang pendekatan stilistika, dengan cara
hendak disampaikan atau kesan yang menganalisis sistem linguistik karya sastra
hendak ditimbulkan terwujud (Sudjiman dan dilanjutkan dengan menginterpretasi
1993:22). Aspek-aspek tersebut antara lain, ciri-cirinya, dilihat dari tujuan estetis karya
pertimbangan fonologis (alitrasi, irama, dan sastra sebagai keseluruhan makna.
efek bunyi tertentu), pemanfaatan sinonim, Pendekatan tersebut digunakan untuk
pemanfaatan kata daerah, dan pemanfatan mengkaji penggunaan diksi, majas, dan
kata asing. fungsinya dalam kumpulan puisi Nyanyian
Majas sering dianggap sebagai dalam Kelam karya Sutikno W.S. Sasaran
sinonim dari gaya bahasa, namun utama penelitian ini yaitu penggunaan diksi,
sebenarnya majas termasuk dalam bagian majas, dan fungsinya dalam kumpulan puisi
gaya bahasa. Majas merupakan unsur-unsur Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S.
3
Saiful Munir / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)
Data dalam penelitian ini adalah data alangkah manis warna matahari
deskriptif yang berupa frasa, kata, dan yang mengintip dari terali jendelaku
kalimat dalam kumpulan puisi Nyanyian
dalam Kelam karya Sutikno W.S. Adapun wahai, kalaulah langit-langit tidak
sumber datanya berupa kumpulan puisi serendah ini
Nyanyian dalam Kelam yang ditulis oleh dan dinding-dinding
Sutikno W.S. Kumpulan puisi tersebut tidak membingkaikan kelam warna
terdiri atas 29 puisi yang dicetak pertama dan pengap udara
kalinya pada bulan Januari tahun 2010 dan betapa „kan burung-burung
diterbitkan oleh CV Ultimus dengan tebal 68 kepak sayap dan derai suaranya
halaman. Adapun teknik analisis data yang menyulam kehampaan hari
digunakan adalah teknik analisis diskriptif dan burung-burung pun riang
kualitatif dan kuantitatif. bernyanyi, manisnya
mengubur gemerincing kunci
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.
Berdasarkan penelitian terhadap
kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam kaya angin bermain di bubungan
Sutikno W.S dapat diketahui adanya dan temaram bulan jatuh di halaman
penggunaan diksi dan majas serta fungsinya. tapi di dalam –duh
Dalam aspek diksi terdapat pemanfaatan hanya napas yang terhempas pelahan
kosakata bahasa Jawa, pemanfaatan
kosakata bahasa Arab, pemanfaatan iwan o iwanku
kosakata bahasa Inggris, dan pemanfaatan bila kuingat tembang dolanan
sinonim. betapa hati dijamah kehampaan
Pemanfaatan kosakata bahasa Jawa dan malam pun – dalamnya
yaitu kata tembang dolanan, kerangkeng, serasa menghimpit rabu
membludag, usungan, sungut, banda, meletik,
nduk, dan nakmas. Fungsi pemanfaatan dentang lonceng di puncak gardu
kosakata bahasa Jawa untuk menggiring keras derap sepatu
mengintensifkan makna dan menguatkan namun aku tak berhenti mencari
latar tokoh. Salah satu puisi dalam sebab bintang pun
kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam karya masih ia gemerlap di dasar hati
Sutikno W.S yang memanfaatkan kosakata
bahasa Jawa adalah puisi yang berjudul (1970-Salemba)
“Sonata untuk Iwan-ku”. Berikut (NdK hlm. 6-7)
kutipannya. Puisi tersebut terdiri atas dua bagian.
Sonata untuk Iwan-ku Bagian pertama menceritakan keadaan si
aku lirik yang menunggu suasana pagi ketika
1. burung-burung akan berkicau di dahan dan
ranting-ranting pohon trembesi. Si aku lirik
sebentar lagi mengingat kepada seseorang yang bernama
dan burung-burung pun akan riang Iwan ketika si aku lirik menikmati cahaya
menyanyi matahari yang sinarnya menembus trali
di dahan dan di ranting-ranting jendela (penjara). Maka jika cahaya
trembesi matahari telah memenuhi ruangan yang dia
tempati (penjara), ruangan akan menjadi
iwan o iwanku terang, atap-atap ruangan jika tidak rendah
4
Saiful Munir / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)
akan menjadi leluasa, dinding jika tidak permainan yang dinyanyikan dalam
membentengi akan terlihat lebih luas, dan permainan anak. Kenangan si aku lirik
udara tidak menyesakkan. Alangkah ketika dia masih anak-anak atau remaja
membahagiakan ketika kepak sayap dan (latar budaya Jawa) yang penuh kebahagiaan
kicauan burung-burung menghibur si aku dengan seseorang yang bernama Iwan.
lirik dalam kesepiannya. Hingga manisnya “Tembang dolanan” juga mempunyai arti
kepak sayap dan kicauan burung-burung lain saat pengarang berkarya bersama
mampu menyaingi suara gemerincing kunci seseorang yang bernama Iwan, sehingga
yang membuat si aku lirik melupakan membentuk kesan sedih sebab ada sesuatu
kebebasannya dari penjara. yang hilang (kenanganan) dari dirinya. Hal
Bagian kedua menceritakan keadaan ini diperkuat dengan lanjutan baris puisi
si aku lirik yang sebenarnya, saat dia masih berikutnya, yaitu “betapa hati dijamah
menunggu suasana pagi hari. Keadaan yang kehampaan”.
dialami si aku lirik saat malam yang sunyi, Kata “tembang dolanan” merupakan
saat angin berhembus di puncak rumah kata yang dipakai dalam bahasa Jawa. Si
(penjara) dan cahaya bulan menyinari aku lirik pernah mengalami permainan-
halaman luar. Tetapi sesungguhnya keadaan permainan Jawa dengan tembang khas
di dalam diri si aku lirik terasa sesak. Dia permainan pada masa kecil. Hal ini berarti
kembali mengenang seseorang yang bernama menguatkan latar asal tokoh si aku lirik yang
Iwan. Tentang kenangan masa lalunya yang berasal dari Jawa.
membahagiakan. Akan tetapi, kenyataannya Pemanfaatan kosakata bahasa Arab
keadaan di penjara membuat hatinya si aku dalam kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam
lirik selalu hampa dan kesunyian malam karya Sutikno W.S yaitu kata kodrat, rahmat,
terasa menyesakkan dada. Suara lonceng arif, fitrah, derajat, dan khotbah. Fungsi
menara pos penjara sebagai tanda untuk para pemanfaatan kosakata bahasa Arab untuk
penjaga tahanan untuk berkeliling menjaga memperkuat makna puisi dan sarana ajaran
penjara. Namun, si aku lirik tidak berhenti moral religius.
mencari kebebasan, karena dia masih Pemanfaatan kosakata bahasa Inggris
mempunyai keyakinan yang dia percayai di yaitu savana. Fungsi pemanfaatan kosakata
dalam hatinya. bahasa Inggis dalam kumpulan puisi
Dalam puisi tersebut terdapat kata Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S
“tembang dolanan” berasal dari bahasa Jawa untuk memperkuat makna puisi dan
yang berarti nyanyian permainan. Kata menciptakan kesan intelektualitas.
“tembang dolanan” yang dimaksudkan Pemanfaatan sinonim dalam
pengarang adalah kenangan masa lalu. kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam karya
Fungsi pemanfaatan kosakata bahasa Jawa Sutikno W.S yaitu penjara dan krangkeng, aku
pada puisi tersebut untuk mengintensifkan dan si nasionalis, dan aku dan si miskin. Fungsi
makna dan memperkuat latar tokoh asal si pemanfaatan sinonim untuk memberikan
aku lirik. kesan hormat antartokoh. Pemanfaatan
Kata “tembang dolanan” digunakan sinonim dalam puisi berkaitan dengan nilai
untuk membangun suasana jiwa si aku lirik rasa dalam kata.
yang sendu. Kata “tembang dolanan” Dari uraian aspek-aspek diksi
membangun suasana ironi si aku lirik karena tersebut, dapat disimpulkan dalam
keadaannya pada saat itu dia dalam keadaan kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam gaya
tidak bahagia, sedangkan pikiran dan Sutikno W.S dalam memilih kata banyak
jiwanya berusaha kembali ke masa lalunya, mempergunakan pilihan kosakata bahasa
saat dia masih anak-anak. Kata “tembang Jawa. Pemilihan kata dari kosakata daerah
dolanan” berarti nyanyian-nyanyian bahasa Jawa yang berfungsi untuk
5
Saiful Munir / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)
6
Saiful Munir / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)
7
Saiful Munir / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)
8
Saiful Munir / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)
9
Saiful Munir / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)
10