Nama : Muhammad Yahya Mustofa

NIM : 1860301223123

Tugas Resume Stilistika

Pengertian Stilistika

Stilistika, dapat dimaknai sebagai kajian linguistik yang obyeknya ialah style atau gaya bahasa. Kutha
Ratna membagi 3 pengertian mengenai gaya bahasa, yaitu: a) gaya bahasa sebagai kekhasan personal,
b) gaya bahasa sebagai teknik eksposisi c) gaya bahasa sebagai usaha pencapaian kualitas karya.

History Stilistika

Asal mula stilistika di Barat muncul pada masa Yunani kuno yang dikenal 3 prinsip dasar yaitu
Rhetorik, Poetic dan Dialektic. Periode berikutnya yaitu perkembangan stilistika pada zaman Romawi
(300-204 SM). Rangkaian stilistika diawali melalui Eluctio/Lexis atau style yaitu pemaparan atau
penguraian gagasan pada bahasa yang sesuai. Perubahan berikutnya yaitu stilistika pada masa
rennaisance diketahui juga dengan kemunculan retorika humanis. Berdasarkan De Saussure konsep
stilistika pada perkembangan berikutnya berfokus pada language dan parola. Sedangkan menurut
Jacobson stilistika dibagi menjadi 4 komponen yaitu addres, context code, contac message,
addresseez. Selama abad ke-19 dan ke-20, kritik sastra mengalami perpecahan di kalangan kritikus.
Beberapa kritikus menganggap sastra sebagai hubungan antara seorang penulis dan karyanya.

Ruang Lingkup Silistika

1. Fonologi adalah salah satu bidang kajian linguistik yang berusaha mempelajari dan
menganalisis runtutan bunyi-bunyi bahasa
2. Sintaksis adalah bentuk atau ragam kalimat yang biasa dipergunakan sebagai alat untuk
memengaruhi makna dalam menyampaikan pesan.
3. Leksikal adalah aspek bunyi yang senantiasa terkait dengan kerja kata-kata, yang ada dalam
kajian stilistika.
4. Bahasa Figuratif dan Retorika diartikan sebagai bahasa penyimpangan yang berbeda dengan
bahasa keseharian. Bahasa figuratif sengaja diciptakan berbeda dengan bahasa standar untuk
memperoleh efek khusus.

Dengan melakukan kajian stilistika, kita dapat mengetahui karakter atau bahkan pengarang
karya-karya tulis, itu dapat dilihat dari gaya bahasanya karena setiap pengarang atau penyair
memiliki ciri khas berupa kecenderungan dalam tema terutama gaya bahasanya.

Estetika Bahasa dalam Al-Qur’an

Estetika kebahasaan dalam Al-Qur’an adalah salah satu aspek yang menunjukkan keindahan dan
kemukjizatan kitab suci umat Islam. Estetika kebahasaan dalam Al-Qur’an dapat dilihat dari berbagai
segi, seperti

1. Gaya Bahasa: Al-Qur’an menggunakan berbagai macam gaya bahasa yang sesuai dengan
konteks, tujuan, dan sasaran ayat-ayatnya.
 2. Bunyi: Al-Qur’an memiliki kekhasan bunyi yang berbeda dengan bahasa Arab pada
umumnya. Bunyi-bunyi dalam Al-Qur’an memiliki irama, harmoni, rima, dan keseimbangan
yang indah dan mengagumkan.
3. Makna: Al-Qur’an memiliki makna-makna yang mendalam, luas, dan kaya.
4. Struktur: Al-Qur’an memiliki struktur yang teratur, sistematis, dan koheren.

Ada juga jenis dan gaya bahasa yang dapat diidentifikasikan dalam Al-Qur’an antara lain:

1. Majaz (Makna Kiasan)

2. Isti'arah (Majaz perbandingan)
3. Istifham (Pertanyaan Retoris)
4. Tamsil (Perumpamaan)
5. In'ikas (Aliterasi)
6. I'jaz (Keunggulan atau Keistimewaan)
7. Balaghah (Retorika)
8. Isyarah (Petunjuk Implisit)
9. Ta'kid (Penekanan)
10. Tasybih (Perbandingan)

Ilmu Balaghah

Ilmu balaghah ialah merupakan ilmu untuk mempelajari kefasehan bicara yang meliputi ilmu
ma’ani(ilmu yang menjaga dari kesalahan bebicara), bayan(ilmu yang mempelajari cara-cara
mengemukakan suatu gagasan dengan berbagai macam redaksi.) dan ilmu badi(penghias lafadz atau
makna dengan bermacam-macam corak kehidupan lafadz dan makna.)

Hubungan antara Stilistika dengan Balagahah

Dalam menelaah karya sastra, stilistika dan balaghah dibutuhkan sebagai alat untuk melihat sisi
keindahannya. Apabila dilihat dari substansinya, kedua hal ini mempunyai beberapa persamaan,
pertama, keduanya sama-sama bekerja untuk menelaah karya sastra dari segi bahasanya, kedua,
stilistika dan balaghah ini melihat makna bahasa lebih dalam dari makna jelas (lafdziyahnya). Cara
kerja stilistika dengan balaghah bisa bersamaan apabila penerapan masing-masing keilmuannya tepat
pada porsinya. Stilistika dapat diaplikasikan dalam melihat sisi keunikan bahasanya terlebih dahulu,
keunikan suatu bahasa yang digunakan dalam karya sastra dapat dilihat dari makna asli bahasa,
tambahan pada bahasa, lalu bisa juga melihat dari sisi waktu digunakannya kata tersebut.

Objek Kajiann Stilistika

1. Peribahasa(kalimat yang memiliki efek konotatif yang digunakan dalam bentuk tulisan
maupun percakapan.)
2. Ungkapan(hasil pemilahan dua buah kata atau lebih untuk menyatakan suatu maksud yang
mempunyai asumsi, berkias, atau berkonotasi.)
3. Aspek kalimat(segi pandangan dari sudut mana kita melihat sebuah kalimat sehingga kita
memperoleh pengertian yang khas dari maksud kalimat tersebut.)
4. Gaya Bahasa(pernyataan dengan pola tertentu sehingga mempunyai efek tersendiri terhadap
pemerhati.)
5. Plastic Bahasa(kalimat penulis yang emosional dalam mengambarkan sesuatu hal sehingga
menimbulkan gambaran yang jelas.)
6. Kalimat asosiatif
Ruang Lingkup Stilistika

Ruang lingkup stilistika dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Ruang lingkup dalam kaitannya dengan objek stilistika itu sendiri.

b. ruang lingkup dalam kaitannya dengan objek yang mungkin dilakukan dalam suatu aktifitas
penelitian.

Kritik Sastra

Kritik sastra berasal dari dua kata. Kata kritik berasal dari Bahasa Yunani “krites” yang memiliki arti
“hakim”. Kata “krites” berasal dari kata “krinen” yang memiliki arti “menghakimi” sementra itu kata
“kriterion” di dalam “krites” memiliki arti hakim kesusastraan. Artinya kritik sastra tersebut dapat
diartikan sebagai salah satu objek studi sastra atau cabang ilmu sastra yang melakukan kegiatan
analisis, penafsiran, dan juga penilaian terhadap teks sastra yang dalam hal ini merupakan karya seni.
Kritik sastra sendiri bersifat obejektif, bertujuan untuk memperbaiki karya sastra dan bahan untuk
meningkatkan kreativitas pencipta, serta kritik sastra memiliki fungsi secara umum, karena kritik
sastra untuk mengetahui nilai, estetika, dan juga sudut pandang dari sastra yang dibuat.