Anda di halaman 1dari 3

Heutagogy

Heutagogy bisa diartikan sebagai studi pembelajaran yang ditentukan. Berbeda


dengan pedagogi dan andragogi yang berfokus pada guru yang mengajar siswa. Namun
seperti pedagogi guru juga memfasilitasi proses pembelajaran dengan memberikan
bimbingan dan sumber daya, tetapi sepenuhnya pemilihan jalur pembelajaran dan proses
untuk belajar, yang melakukan negosiasi dan menentukan apa yang akan dipelajari dan
bagaimana hal itu dipelajari.

Heutagogy bisa disebut sebagai juga dengan perkembangan pedagogi ke andragogi


untuk heutagogy. Dan peserta didik juga maju dalam kedewasaan dan otonomi. Dengan dasar
dari andragogy, heutagogy lebih lanjut memperluas pendekatan andragogical dan dapat
dipahami sebagai sebuah kontinum andragogy. Jika didalam andragogy, kurikulum,
pertanyaan, diskusi, dan penilaian dirancang oleh guru. Lain halnya dengan heutagogy yang
mana melibatkan peserta didik untuk menetapkan program pembelajaran, merancang dsn
mengembangkan peta belajar, dan kurikulum untuk penilaian.

Hubungan antara pedagogi, andragogi maupun heutagogi, dapat dilihat dari tingkat
kematangan peserta didik serta syarat kemandirian belajar, bahwa semakin bertambah umur
maka akan matang dan bertambah kemandirian belajarnya, sementara dilihat dari peran
pendidik atau instruktur, maka semakin bertambah usia maka peran instruktur serta materi
yang terstruktur semakin berkurang, dan sebaliknya semakin muda (anak-anak) dengan
pendekatan pedagogi, maka peran instruktur dan materi yang terstruktur semakin dominan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan adanya perubahan dalam


masyarakat yang sangat pesat atau dikenal dengan era ledakan informasi, maka diperlukan
adanya sebuah pendekatan pendidikan dalam belajar dimana peserta didik sendiri yang
menentukan apa dan bagaimana belajar itu dilakukan. Heutagogi merupakan suatu studi
tentang pembelajaran yang ditentukan secara mandiri oleh pembelajar, dapat pula dilihat
sebagai suatu perkembangan alamiah dari metodologi pendidikan sebelumnya terutama dari
pengembangan kemampuan dan mungkin menyediakan pendekatan optimal untuk belajar di
masa sekarang.

Berdasarkan prinsip pendidikan yang dikembangkan oleh John Dewey, dalam


pendidikan nonformal sebagai salah satu cara untuk memberdayakan masyarakat maka
andragogi merupakan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk dipergunakan pada
masyarakat yang masih membutuhkan pertemuan, hal ini dikarenakan sebagian besar peserta
pemberdayaan masyarakat merupakan kelompok masyarakat yang telah dewasa dengan
beragam kebutuhan, keinginan, pengalaman serta telah memiliki konsep diri yang
kesemuanya dapat dipergunakan sebagai dasar dalam merancang program pemberdayaan
masyarakat, sementara untuk negara-negara yang lebih maju pedekatan pembelajaran
heutagogi memungkinkan untuk dipergunakan dalam proses pembelajaran karena tellah
berfungsinya secara baik teknologi informasi.

Implikasi Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi dalam Pemberdayaan Masyarakat

Banyak pengertian tentang pemberdayaan masyarakat yang telah disampaikan oleh


para ahli baik yang berasal dari barat maupun dari dalam negeri sendiri. Dilihat dari
etimologi pemberdayan berasal dari kata dasar “daya” yang berarti kekuatan atau
kemampuan, bertolak dari pengertian tersebut maka pemberdayaan dapat dimaknai sebagai
proses menuju berdaya atau proses untuk memperoleh daya/kekuatan/kemampuan atau
proses pemberian daya/kekuatan/kemampuan dari pihak yang mempunyai daya kepada pihak
yang kurang atau belum berdaya.

Beberapa ahli menyampaikan pendapat tentang pemberdayaan dilihat dari tujuan,


proses dan cara-cara pemberdayaan :

a. Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah


atau tidak beruntung
b. Pemberdayaan adalah sebuah prosesdengan mana orang menjadi cukup kuat untuk
berpartisipasi dalam, berbagai pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap
kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.
c. Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui
pengubahan struktur sosial.
d. Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi dan komunitas
diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya.

Jika dikaitkan dalam pembelajaran yang dapat mengembangkan sosial emosional,


nampaknya pendekatan pedagogic, lebih memungkinkan untuk dipergunakan, tetapi bukan
pedagogic tradisional, yang menekankan guru yang aktif, tetapi pedagogic kritis atau
pedagogic transfomatif. Poin terpenting adalah bahwa pendekatan pedagogi, andragogi dan
heutagogi, merupakan suatu kontinum, artinya tidak berdiri masing-masing, hanya saja dalam
implikasinya lebih menekankan peran peserta didik dan tingkat kematangan atau kedewasaan
maupun peran pendidik (instruktur) dalam memberdayakan masyarakat, sehingga munculnya
pendekatan tersebut memiliki peran masing-masing dan kelebihan serta kekurangan dalam
mewarnai khasanah ilmu pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai