Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 4.

PENDIDIKAN ORANG DEWASA


REVIEW ARTIKEL HEUTAGOGY
KATHLEEN ROSEMALA
195040100111143
KELAS D

Judul : Heutagogy and Lifelong Learning: A Review of Heutagogical Practice and


Self-Determinde Learning (Heutagogi dan Pembelajaran Seumur Hidup:
Tinjauan tentang Praktek Heutagogis dan Pembelajaran yang Ditentukan
Sendiri).
Volume/No. : 13/1
Penulis : Lisa Marie Blaschke

I. Introduksi/Latar Belakang
Sekarang, pendidik ditugaskan untuk mengembangkan pelajar (memiliki kemampuan
untuk menerapkan skill dan kompetensinya secara efektif dan kreatif terhadap situasi yang
baru yang terus berubah dan kompleks) seumur hidup yang bisa bertahan dan berjuang
dalam ekonomi pengetahuan global. Diperlukannya kemandirian dan kemampuan dalam
menentukan hidup/nasib dalam berjuang di tempat kerja. Teknologi baru juga telah
membuat sebuah kebutuhan untuk mempertimbangkan pendekatan pedagogis yang baru,
dengan adragogi yang tidak digunakan & tidak disukai oleh beberapa pendidik karena
terlihat ketinggalan zaman. Konsep dari heutatogi adalah praktek dan prinsip yang tepat
yang dapat dianggap sebagai sebuah respon terhadap perkembangan dalam pendidikan
yang lebih tinggi. Heutagogi disebut sebagai teori net-sentrik yang memanfaatkan
kemampuan internet, dan merupakan pendekatan pedagogis yang bisa diterapkan pada
teknologi dalam pembelajaran jarak jauh. Heutagogi juga memiliki akar pedagogis terkait
pembelajaran & pengajaran dewasa.
II. Metode Penelitian
Penulis berusaha untuk membangun pemahaman dasar terhadap konsep heutagogi
(menghubungkannya dengan adragogi) dan bagaimana konsep heutagogi diterapkan dalam
lingkungan pendidikan. Tinjauan literatur pertama kali menjelaskan arti dari andragogi &
heutagogi, gambaran heutagogi dalam hubungan untuk membangun konsep pendidikan
dari pedagogi & andragogi dan juga tinjauan tersebut juga memasukkan terkait diskusi
terhadap alasan dari munculnya kembali heutagogi dan secara khusus mempertimbangkan
peran dari media sosial dalam mendukung praktek heutagogis.
III. Andragogi (Pembelajaran Diri Secara Langsung)
Menurut Knowles (1978), bahwa andragogi merupakan suatu pendidikan orang dewasa
yang dicirikan dengan kontrol pelajar & tanggung jawab diri dalam pembelajaran atau bisa
disebut suatu pendekatan dalam memecahkan masalah terkait belajar, mengarahkan diri
sendiri terhadap cara belajar, dan menggabungkan pengalaman yang berasal dari pelajar.
Selain itu, pelajar juga diajak untuk ikut terlibat secara aktif dalam pengidentifikasian
kebutuhan & perencanaan mereka (para pelajar) yang akan dipenuhi. Atribut utama dari
andragogi yaitu proses yang dilakukan tiap individu dalam berinisiatif bersama/tanpa
orang lain, mendiagnosis kebutuhan belajar, merumuskan tujuan pembelajaran, melakukan
identifikasi SDM dan materi belajar, menerapkan strategi pembelajaran, dan melakukan
evaluasi hasil belajar yang tepat. Tujuan dari pembelajaran ini agar pelajar dapat
mengembangkan kapasitasnya dalam pengarahan diri sendiri, mendukung pembelajaran
transformasional, dan mempromosikan pembelajaran emansipatoris serta aksi sosial.
Pendidik sebagai tutor/mentor saja dan instruktur sebagai pihak pendukung pelajar dalam
mengembangkan kapasitas pelajar agar lebih mandiri dalam hal belajar melalui pemberian
informasi, hubungan informasi dengan pengalaman pelajar; serta pihak yang
memfokuskan pemecahan masalah di dunia nyata kepada pelajar.
IV. Heutagogi (Pembelajaran melalui Penentuan Diri)
Heutagogi menggunakan pendekatan holistik dalam pengembangan kemampuan pelajar
melalui kegiatan belajar secara aktif & proaktif. Instruktur dalam heutagogi sama juga
dengan andragogi, tetapi perbedaannya ada di letak kepemilikan jalur & proses
pembelajaran yang dimana diberikan secara lepas kepada pelajar terkait perumusan,
penentuan, cara pembelajaran yang akan dipelajari. Konsep dari heutagogi ialah putaran
ganda (pelajar mempertimbangkan; merefleksikan; serta memecahkan masalah, tindakan,
dan hasil yang akan dihasilkan serta bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi
keyakinan & tindakan mereka) & refleksi diri. Pembelajaran putaran ganda terjadi saat
pelajar bertanya & uji terhadap nilai dan asumsi seseorang sebagai pusat dalam
meningkatkan pembelajaran terkait cara belajar. Kompetensi adalah kemampuan dalam
memperoleh pengetahuan & keterampilan. Sedangkan, kapabilitas adalah kepercayaan
terhadap kompetensi yang dimilikinya sehingga mampu dalam bertindak tepat & efektif
dalam perumusan dan pemecahan masalah. Apabila kompetensi tidak ada dalam diri
pelajar, maka kapabilitas pun tidak akan muncul dari dirinya sendiri.
V. Heutagogi Sebagai Perluasan dari Andragogi
Heutagogi merupakan pendekatan dari perkembangan pendagogi, andragogi, lalu ke
heutagogi. Dalam andragogi, hal seputar kurikulum; diskusi; pertanyaan; dan penilaian
dirancang oleh instruktur sesuai kebutuhan pelajar. Sedangkan, heutagogi fokus terhadap
pengembangan kapabilitas & hal pada andragogi yang dirancangan oleh para pelajarnya.
Pendidikan jarak jauh harus bisa menciptakan lingkugan belajar dalam mendukung
pembelajaran heutagogis. Ciri khusus dari pendidikan jarak jauh yang selaras dengan
heutagogi, yaitu teknologi (pendidik perlu mempertimbangkan implikasi dari teknologi
yang akan digunakan dalam teori & praktek pendidikan jarak jauh); profil pelajar
(menargetkan pelajar dewasa yang memiliki pengalaman hidup yang luas & lebih dewasa
daripada mahasiswa); otonomi pelajar (menggunakan keterampilan pelajar dalam
menerapkan pendekatan pengajaran & pembelajaran heutagogis).
VI. Bagaimana Web 2.0 dan Sosial Media Memperbolehkan Heutagogi
Web 2.0 mendukung pendekatan heutagogis dalam menentukan jalur pembelajaran;
memberikan kesempatan bagi mereka untuk aktif dalam pembelajaran individu; dan
mendorong pelajar untuk berinteraksi, berkolaborasi, berefleksi; berbagi segala informasi,
dan promosi terkait otomoni belajar. Media sebagai pendukung pembelajaran ini, yaitu
pembelajaran melalui seluler, virtual philosopher, twitter, dan konten yang dibuat oleh
pelajar melalui media sosial.
VII. Heutagogi dalam Praktek
Contoh praktek heutagogi, yaitu dalam profesi keperawatan, pendekatan tersebut
menyiapkan kerangka kerja pembelajaran terkait kebutuhan mahasiswanya dan menolong
mereka untuk menjadi pelajar seumur hidup. Beberapa praktek yang telah dilaksanakan di
beberapa universitas menunjukkan bahwa heutagogi mendukung adanya kontrol, persepsi
diri dari pelajar, refleksi yang dilakukan secara kolaboratif, dan pemikiran & refleksi kritis
terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh pelajar. Praktek reflektif lebih memfokuskan
pada pemahaman & penerapan dari pembelajaran yang mereka terima.
VIII. Desain Elemen dari Pendekatan Heutagogis
IX. Penelitian Lebih Lanjut
Veletsianos sebagai peneliti akan menyelidiki lebih lanjut terkait hubungan antara
teknologi baru, pedagogi, dan web 2.0. Selain itu, juga dilakukan peninjauan lebih terkait
pemeriksaan Web 2.0 dan media sosial, apakah melalui sarana tersebut akan efektif dan
dapat menciptakan pelajar seumur hidup dan mampu menerapkan kompetensinya ke
dalam dunia nyata yang kompleks sebagai sarana pendukung pendekatan heutagogis
dalam pembelajaran yang ditentukan oleh sendiri. Dan, peneliti juga akan mengartikan &
mengujikan kriteria dari heutagogi sebagai kerangka kerja dalam pengajaran &
pembelajarannya.
X. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai