Anda di halaman 1dari 4

DISKUSI DAN REFLEKSI TENTANG PENDIDIKAN

Dosen Pengampu: Dr. Drs. Hary Soedarto Harjono, M.Pd


Kelompok 5
Hanida Malikatisshaliha (A1B122050)
Sypira Rahayu (A1B122055)
Nabila (A1B122060)
Azfa Zairin (A1B122069)

1.apa esensi dari pendidikan yang diidealkan dalam UUSPN? Adakah kaitannya
dengan gagasan Dewey? Jika ada pada aspek mana keterkaitannya?
ada kaitannya dengan aspek pengalaman karena Menurut Dewey, pengalaman adalah
basis pendidikan, atau dalam terminologi Dewey sendiri “pengalaman” sebagai “sarana
dan tujuan pendidikan. Oleh karena itu, bagi John Dewey, pen- didikan pada
hakekatnya merupakan suatu proses penggalian dan pengolahan pengalam- an secara
terus-mener us. Inti pendidikan tidak terletak dalam usaha menyesuaikan dengan
standar kebaikan, kebenaran dan keindahan yang abadi, melainkan dalam usaha untuk
terus-menerus menyusun kem- bali (reconstruction) dan menata ulang (reorganization)
pengalaman hidup subjek didik. Seperti dirumuskan oleh John Dewey sendiri dalam
bukunya, bahwa perumusan teknis tentang pendidikan, yakni “menyusun kembali dan
menata ulang pengalaman yang menambahkan arti pada pengalaman tersebut, dan
yang menambah kemampuan untuk mengarahkan jalan bagi pengalaman berikut- nya”.
Dengan kata lain, pendidikan haruslah memampukan subjek didik untuk menaf- sirkan
dan memaknai rangkaian pengalaman- nya sedemikian rupa, sehingga ia terus
bertumbuh dan diperkaya oleh pengalaman tersebut.
2.manakah yang lebih menentukan dalam konteks pendidikan secara umum:
lingkungan atau bakat? Jelaskan berdasarkan hasil analisis kiritis terhadap literatur
yang relevan.
Kalo menurut saya lingkungan lebih menentukan konteks pendidikan karena lingkungan
menjadi salah satu faktor pendorong sekaligus memotivasi siswa dalam belajar.Contoh
anak kecil atau siswa biasa berbicara kotor atau sering bolos pada sekolah tentu hal
tersebut terdapat dorong dari lingkungan sekitar seperti teman teman dari siswa
tersebut sering bolos atau berbicara kotor sehingga hal tersebut menjadi contoh
sekaligus kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan.
3. Manakah yang lebih baik : mendidik dengan lebih banyak memberi pengalaman,
pengetahuan, atau penanaman sikap?
Hasil diskusi kelompok berdasarkan penalaran sendiri dan informasi dari berbagai
sumbe,r saya dan teman-teman menyatakan bahwa mendidik dengan memberikan
lebih banyak penanaman sikap dan perilaku lebih penting dan lebih baik, karena
dengan sikap dan perilaku yang ditanamkan untuk menjadi manusia yang baik maka
sudah pasti akan memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas serta dapat
memperolah banyak pengalaman. Sedangkan berpendidikan tinggi dengan ilmu
pengetahuan dan pengalaman berlimpah belum tentu memiliki moral, sikap dan
perilaku yang baik dan bermanfaat.
Berikut kami berikan sedikit penjelasan,
Pengalaman menjadi guru terbaik bagi para peserta didik. Metode belajar dari
pengalaman nyatanya lebih efektif, karena dirasa lebih diyakinkan. Pengetahuan yang
didapatkan dari pengalaman belajar langsung ini lebih mudah dicerna dan terekam
dalam memori.
Pembelajaran berbasis pengalaman adalah tata cara yang dilakukan oleh pendidik dan
peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran melalui kegiatan membingkai
pengalaman, mengaktifkan pengalaman, dan refleksi pada pengalaman.
Kemudian, mendidik dengan memberikan banyak pengalaman bertujuan mengarahkan
keberhasilan belajar dan memudahkan peserta didik untuk belajar sesuai minatnya.
Peserta didik dapat memperoleh pelajaran atau belajar dari pengalaman yang tentunya
pengalaman tersebut bersifat mendidik dan positif. Memberikan pengalaman yang
edukatif kepada peserta didik diarahkan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Mendidik dengan memberikan ilmu dan pengetahuan merupakan tugas dan tanggung
jawab seorang pendidik. Melalui pendidikan, siswa atau peserta didik diberikan
sejumlah ilmu pengetahuan agar memiliki perilaku sebagaimana diharapkan. . Hal ini
merupakan tiang utama untuk bisa terlaksananya Pendidikan. Tetapi ada yang lebih
utama dari hal tersebut, yakni penanaman moral, akhlak, sifat.
Ketika berbicara tentang pendidikan, orang biasanya disibukkan berbicara tentang
kurikulum, buku teks, pelaksanakaan ujian, dan berbagai hal teknis lainnya yang terkait
dengan itu. Seorang siswa dikatakan berhasil ketika mampu menjawab soal-soal ujian.
Orang pada umumnya terbelenggu oleh pandangan bahwa ketika seseorang berhasil
menjawab pertanyaan dalam ujian disebut telah berhasil memiliki perilaku yang
diharapkan itu.
Padahal dalam kenyataan sehari-hari antara Ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang dengan perilaku yang terbentuk tidak selalu sejalan. Sebagai contoh
sederhana, betapa banyak orang mengerti bahwa bekerja keras itu terpuji, jujur,
bersikap adil, disiplin, amanah, dan lain-lainnya itu merupakan keharusan bagi setiap
orang, akan tetapi pada kenyataannya hal-hal terpuji tersebut tidak selalu dijadikan
4. Masih relevankah gagasan tentang pendidikan yang dikemukakan Dewey dengan
kondisi kini yang diwarnai pesatnya perkembangan teknologi yang berkonsekuensi
pada perubahan lingkungan belajar?
Gagasan yg dibawakan oleh Dewey Menurut kami sangat revelan saat ini dengan
teknologi dan perubahan lingkungan Karena pendidikan adalah upaya agar manusia
dapat berefleksi terhadap masalah yang timbul dalam masyarakat dan upaya
memperlengkapi mereka agar menghasilkan perubahan yang nyata dalamkehidupan
mereka. Jika dalam proses pendidikan tidak ada hal positif jangan disebut Pendidikan
karena pendidikan harus memberikan pengaruh perubahan dan pertumbuhan. Dewey
juga mengatakan Keberadaan siswa yang memiliki kemampuan yang luar biasa dan
kompleks untuk bertumbuh,sedangkan guru yang berperan untuk mengawasi dan
membimbing pengalaman belajar siswa, tanpa mengganggu minat dan kebutuhan
siswa.pendidikan juga harusnya mengikuti zaman tidak hanya cara yang tradisional
siswa yg hanya mendengar, menyimak, dan duduk diam apa saja yg diejalaskan oleh
guru. Jika melakukan sperti itu dan tidak ada perubahan maka sekolah akan menjadi
sangat membosankan bagi siswa dan masyarakat akan berfikir jika pendidikan tidaklah
hal yg penting.
Dengan siswa yg aktif akan membawa perubahan dalam pendidikan Siwa akan lebih
berkembang dalam sosial dan dalam minat siswa banyak yg bisa lakukan untuk
perubahan apalagi lagi perkembangan zama dan perubahan yg telah banyak dilakukan
Kuta tidak hanya aktif dalam pembelajaran tetapi dalam kegiatan yg lainnya juga
pendidikan dan pembelajaran juga akan bisa dilakukan dan diakses dimana saja di era
teknologi girus dan siswa bis berkomunikasi lewat media massa dan lainnya kegiatan
keaktifan bisa dikalakukan dengan kecanggihan teknologi ini juga siswa akan lebih
leluasa mempelajari dan mendapatkan ilmu bukan hanya lewat penjelasan guru tapi
lewat situs situs internet yg ada.

Refleksi
Dewey mengemukakan bahwa pengalaman adalah basis pendidikan, atau dalam
terminologi Dewey sendiri “pengalaman” sebagai “sarana dan tujuan pendidikan.
Pendidikan menurut John Dewey (Sagala, 2010:3) merupakan proses pembentukan
kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual,
maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan 18 kepada tabiat manusia dan
kepada sesamanya. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 Tahun 2003).
mendidik dengan memberikan lebih banyak penanaman sikap dan perilaku serta akhlak
lebih penting dan lebih baik, karena dengan sikap dan perilaku yang ditanamkan untuk
menjadi manusia yang baik maka sudah pasti akan memiliki ilmu pengetahuan dan
wawasan yang luas serta dapat memperolah banyak pengalaman. Penanaman sikap
tidak hanya dapat dilakukan melalui Pendidikan saja tetapi juga melalui keluarga
terutama orang tua. Dari berbagai hal yang tampak pada saat ini orang-orang
berpendidikan justru banyak yang memiliki kasus yang tidak mencerminkan bahwa
dirinya memiliki segudang ilmu.
inilah hal nyata bahwa orang berpendidikan belum tentu dapat berakhlak, tetapi orang
yang berakhlak sudah pasti dapat memiliki ilmu dan pengetahuan. Pendidikan
merupakan tempat untuk membangun karakter dan sikap yang baik untuk mencapai
tujuan dalam kehidupan. Penanaman sikap sangat perlu dilakukan karena mengingat
saat ini merupakan era digital, sekolah pundapat dilakukan secara online, siapapun
dapat mengakses informasi yang beredar diseluruh penjuru dunia kapanpun dan
dimanapun. Anak-anak dibawah umur sudah mengerti cara mengakses suatu hal yang
siftanya negative, yang kemudian akan ditiru dan akan diterapkan dalam kehidupannya
sehari-hari padahal mereka belum tau apakah hal tersebut baik atau kah buruk, apa
dampak yang dapat ditimbulkan. contohnya perilaku menyerap kebiasaan orang barat
atau orang luar negeri, meniru gaya berpakaian, gaya rambut, bahkan cara untuk
berkomunikasi dengan orang yang lebih muda, sebaya, dan orang yang lebih tua itu
disamaratakan seolah-olah sopan santun dan budi pekerti sudah memudar. Nah, hal
inilah yang perlu diperbaiki oleh para pendidik untuk menanamkan sikap, baik sikap
beragama, sikap bersosialisasi, dan sikap berbudaya agar dapat menjadi para pelajar
dan generasi muda yang tidak hanya berpendidikan saja dengan wawasan dan ilmu
pengetahuan yang luas tetapi juga menjadi generasi yang berakhlak.

Anda mungkin juga menyukai