Oleh
Abstract
This research problem was how the use of figure of speech in a collection of poems
Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita written by Sapardi Djoko Damono. The purpose
of this study was to describe the use of figure of speech in a collection of poems and its
learning in SMA. This research used qualitative descriptive method. Based on the
results of data analysis, it was found as many as sixty-five usage figure of speech.
Figure of speech function is to increase the aesthetic effect, generating the additional
images, convey the meaning effectively, giving the impression, increasing the intensity
of the feeling of the poet, the other way in enriching the language dimension, and
creates a certain mood state. Learning to understand the poetry is designed in the lesson
plan to support the learning process.
Abstrak
Masalah penelitian ini adalah bagaimanakah penggunaan majas dalam kumpulan puisi
Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita karya Sapardi Djoko Damono. Tujuan penelitian
ini untuk mendeskripsikan penggunaan majas dalam kumpulan puisi dan
pembelajarannya di SMA. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan sebanyak enam puluh lima penggunaan
majas. Fungsi majas yaitu untuk menambah efek estetis, menghasilkan imaji tambahan,
menyampaikan makna secara efektif, memberikan kesan, menambah intensitas perasaan
penyair, cara lain dalam memperkaya dimensi bahasa, dan menciptakan keadaan
perasaan hati tertentu. Pembelajaran memahami puisi dirancang dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk menunjang proses belajar mengajar.
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 1
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2015
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 2
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2015
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 3
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2015
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 4
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2015
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 5
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2015
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 6
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2015
menambah efek estetis puisi. Kalimat Hubungan kata, frasa, atau klausa
yang digunakan penyair tersebut tersebut dengan kata, frasa atau
menggunakan majas erotesis yaitu klausa yang lain ditandai dengan
kalimat tanya yang tidak penggunaan tanda baca koma pada
memerlukan jawaban untuk unsur-unsur yang sederajat, inilah
mencapai efek lebih mendalam yang menandakan bahwa kalimat-
bahwa penyair dapat menggambar kalimat tersebut bersifat padat dan
Tuhan dengan serupa. Penggunaan rapat. Penyair menggunakan majas
majas erotesis tersebut dapat dilihat asindenton untuk memisahkan kata,
pada data di bawah ini. frasa, dan klausa agar puisi yang
Persis, kan? (SIMDK, dihasilkan menjadi lebih menarik
2012: 9 dengan kode data dengan menyampaikan makna secara
SHTKK/ERO/001) efektif dengan menggunakan bahasa
yang singkat. Penggunaan majas
d. Majas Elipsis
asindenton tersebut dapat dilihat
Pada kutipan puisi di bawah
pada data di bawah ini.
ini, terdapat majas elipsis yaitu
Mula-mula hitam, kelabu,
adanya penghilangan kata yang. “di
lalu kekuning-kuningan –
bawah gerimis di sela-sela kendaraan
merah rekat di awan lewat
yang macet selepas gerbang tol.”
(SIMDK, 2012: 42 dengan
Kata yang hilang tersebut dapat
kode data MW/ASI/006).
dengan mudah diisi oleh pembaca.
Penghilangan kata tersebut berfungsi
memberikan cara lain dalam 3. Majas Pertentangan
memperkaya dimensi bahasa yaitu Penggunaan majas
tanpa adanya kata hubung yang, pertentangan yang ditemukan dalam
makna dalam suatu kalimat akan kumpulan puisi Sutradara Itu
tetap sama karena pendengar atau Menghapus Dialog Kita karya
pembaca mengetahui adanya Sapardi Djoko Damono meliputi
penghilangan kata tersebut. hiperbola, paradoks, klimaks,
Penggunaan majas erotesis tersebut antiklimaks, dan sinisme.
dapat dilihat pada data di bawah ini.
Berdiri, melompat-lompat, a. Majas Hiperbola
kadang-kadang Penyair menggunakan majas
membetulkan letak hiperbola untuk mengungkapkan
topengnya, di bawah kecantikan seorang perempuan muda
gerimis di sela-sela dengan menambahkan kata sangat.
kendaraan macet selepas Sehingga perempuan muda itu
gerbang tol. (SIMDK, 2012: sangatlah cantik. Penggunaan majas
15 dengan kode data hiperbola ini berfungsi untuk
TM/ELI/001) menegaskan bahwa perempuan muda
itu sangatlah cantik dan pembaca
e. Majas Asindenton dapat membayangkan kecantikannya.
Pada data mula-mula hitam, Penggunaan majas hiperbola tersebut
kelabu, lalu kekuning-kuningan – dapat dilihat pada data di bawah ini.
merah rekat di awan lewat Perempuan muda yang
merupakan kata, frasa, atau klausa sangat rupawan turun dari
yang kedudukannya sejajar antara kuda; (SIMDK, 2012: 11
yang satu dengan yang lainnya.
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 7
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2015
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 8
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2015
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 9
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2015
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 10