Penerapan Semantik Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sma Negeri 3 Gorontalo
Penerapan Semantik Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sma Negeri 3 Gorontalo
Sarjan Kase
SMA Negeri 3 Gorontalo
Abstrak
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penerapan semantik
dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 3 Gorontalo. Selain itu,
penelitian ini juga memberikan gambaran yang spesifik terhadap persoalan
pembelajaran semantik di sekolah. Data diambil dari kalimat yang disampaikan
oleh seorang guru berkenaan dengan semantik. Sumber data diambil dari buku
semantik yang telah ditulis oleh pakar dan wawancara kepada sesama guru bahasa
Indonesia di SMA Negeri 3 Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
beberapa makna semantic yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia
yaitu, makna afektif, makna denotatif, makna deskriptif, makna emotif, makna
kiasan. Selain itu, ditemukan juga beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam
mengatasi persoalan pembelajaran semantik di sekolah .
Kata kunci: semantik, bahasa Indonesia, pembelajaran
145
P-ISSN 2442-367X
146
P-ISSN 2442-367X
dapat sempurna dan lengkap diperlukan tentang makna. Tiga hal yang menjadi
analisis semantik. Analisis semantik sangat permasalahan dalam pembelajaran makna
penting dalam hubungannya dengan di sekolah, khususnya di SMA Negeri 3
bahasa sebagai sarana komunikasi. Gorontalo sebagai tempat penelitian atau
Kemampuan manusia dalam pun pengamatani. Persoalan-persoalan
berkomunikasi dalam hal ini membuat tersebut harus dicarikan jalan keluarnya
generalisasi dan mensimbolisasi bahasa, agar apa yang diharapkan dapat menjadi
diperoleh dari pembelajaran bahasa. Guru kenyataan. Semantik sebagai salah satu
bahasa sebagai pelaksana dalam disiplin ilmu perlu diterapkan pada peserta
pembelajaran perlu memahami semantik didik agar mereka memiliki kemampuan
sebagai salah satu disiplin ilmu. memahami makna. Makna sebagai objek
Dalam pengertian yang sederhana, semantik harus dipahami oleh seorang
guru adalah orang yang memberikan ilmu guru dalam menyampaikan materi
pengetaguan kepada peserta didik. Guru pelajaran pada peserta didik. Jika seorang
dalam pandangan masyarakat adalah orang guru tidak dapat memahami tentang
yang melaksanakan pendidikan di tempat- tanggung jawabnya, maka akan
tempat tertentu, tidak mesti di lembaga menimbulkan masalah. Oleh karena itu,
pendidikan formal, tetapi juga di keberadaan suatu masalah merupakan
pendidikan informal. Seorang guru dalam syarat yang tidak dapat dihindari untuk
memberikan pendidikan sering terhambat melaksanakan penelitian. Menurut
dalam mentransfer ilmu, khususnya ilmu McGuigan (dalam Mahsun, 2007:5) bahwa
semantik. Ketidaktahuan ilmu semantik ada tiga kondisi yang dapat menimbulkan
bagi guru bahasa disebabkan oleh masalah. Ketiga hal dimaksud yaitu: 1)
minimnya pengetahuan guru tentang ilmu adanya informasi yang mengakibatkan
semantik. munculnya kesenjangan dalam
Persoalan yang terjadi dalam dunia pengetahuan kita; 2) adanya hasil-hasil
pendidikan begitu kompleks. Kondisi ini yang bertentangan; 3) adanya kenyataan
dipergaruhi oleh beberapa faktor, yakni dan kita bermaksud untuk menjelaskan
kemampuan guru dalam mengajar, melalui penelitian.
ketersedian buku yang menunjang proses TEORI
Pengertian Semantik
pembelajaran makna di kelas, dan
Menurut Pateda (2008:7) semantik
kurangnya pengetahuan terhadap ilmu
adalah subdisiplin linguistik yang
147
P-ISSN 2442-367X
148
P-ISSN 2442-367X
149
P-ISSN 2442-367X
menghimpun data. Konsep ini juga induktif. Kedua jenis paragraf tersebut
pengumpulan data yang banyak digunakan kurikulum tidak dapat dielakkan. Guru
150
P-ISSN 2442-367X
dalam pendidikan. Ketika sebagian orang yang demikian itulah yang diharapkan dari
mempersoalkan masalah dunia pendidikan, siapa pun yang ingin menerjunkan dirinya
figur guru mesti terlibat dalam agenda ke dalam dunia pendidikan di sekolah.
pembicaraan, terutama yang menyangkut Figur guru yang mulia adalah sosok guru
persoalan pendidikan formal dan yang rela hati menyisihkan waktunya demi
nonformal di sekolah. Hal ini tidak dapat kepentingan peserta didik, demi
disangkal, karena lembaga pendidikan membimbing, mendengarkan keluhan
formal dan nonformal adalah dunia peserta didik, dan membantu kesulitan
kehidupan guru. Di sekolah, guru hadir peserta didik dari segala hal yang bisa
untuk mengabdikan diri kepada umat menghambat aktivitas belajarnya.
manusia dalam hal ini peserta didik. Pemahaman-pemahaman seperti perlu
Negara menuntut generasinya yang dimiliki bagi seorang guru dalam
memerlukan pembinaan dan bimbingan mendidik.
dari guru. Menjadi guru berdasarkan Penerapan Jenis Makna
dalam Pembelajaran
tuntutan pekerjaan adalah suatu perbuatan
Sebagaimana telah disampaikan
yang mudah, tetapi menjadi guru
pada penjelasan di atas bahwa
berdasarkan panggilan jiwa atau tuntutan
pembelajaran paragraf tidak dapat
hati nurani adalah tidak mudah. Guru lebih
dilepaskan dari makna. Berikut ini akan
banyak dituntut suatu pengabdian kepada
dijelaskan bagaimana penerapan makna
peserta didik daripada karena tuntutan
yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 3
pekerjaan dan material oriented.
Gorontalo.
Uraian di atas adalah gambaran
figur guru dengan segala kemuliaanya 1. Makna Afektif
yang mengabdikan diri berdasarkan Makna afektif merupakan makna
panggilan jiwa, bukan karena pekerjaan yang muncul akibat reaksi pendengar atau
sampingan. Oleh karena itu, wajarlah bila pembaca terhadap penggunaan kata atau
dikatakan bahwa guru adalah cerminan kalimat. Oleh karena makna afektif
pribadi yang mulia. Selain itu, patutlah berhubungan dalam dimensi rasa, maka
pemerintah memberikan perhatian yang dengan sendirinya makna afektif
begitu besar kepada kalangan pendidik, berhubungan pula dengan gaya bahasa.
khususnya guru untuk mendapatkan Misalnya seseorang berkata, “mampirlah
penghidupan yang memadai. Figur guru di pondok saya.” Kata pondok
151
P-ISSN 2442-367X
152
P-ISSN 2442-367X
Meskipun sudah ada istilah semantik, terwakili dalam bahasa. Lehrer (dalam
misalnya dalam kelompok kata semantic Ahmad Hidayat, 2006:24) mengemukakan
philosophy pada abad ke-17, istilah bahwa semantik merupakan bidang yang
semantik baru muncul dan diperkenalkan sangat luas, karena ke dalamnya
melalui organisasi filologi Amerika (lihat melibatkan unsur-unsur struktur dan fungsi
Pateda, 2008:2-3). bahasa, yang berkaitan erat dengan
Istilah semantik berpadanan psikologi, filsafat, antropologi, dan
dengan kata semantique dalam bahasa sosiologi. Antropologi berkepentingan di
Perancis yang diserap dari bahasa Yunani bidang semantik antara lain, karena
dan diperkenalkan oleh M.Breal. analisis makna dalam bahasa dapat
Perkembangan semantik terus berlanjut menyajikan klasifikasi budaya pemakai
dengan munculnya buku Course, semantik bahasa secara praktis. Filsafat
berbeda dengan pandangan lama. berhubungan erat dengan semantik karena
Perbedaan ini terletak pada: (1) pandangan persoalan makna tertentu yang dapat
histories sudah ditinggalkan; (2) perhatian dijelaskan secara filosofis. Psikologi
telah diarahkan pada struktur kosa kata; berhubungan erat dengan semantik karena
(3) semantik dipengaruhi oleh stilistika; psikologi memanfaatkan gejala kejiwaan
(4) studi semantik diarahkan pada bahasa yang ditampilkan manusia secara verbal
tertentu dan tidak bersifat umum lagi; (5) dan nonverbal. Sosiologi memiliki
dipelajari hubungan antara bahasa dan kepentingan dengan semantik karena
pikiran karena bahasa tidak dianggap ungkapan atau ekspresi tertentu dapat
sebagai suatu kekuatan yang menentukan memandai kelompok sosial atau identitas
dan mengarahkan pikiran; (6) meskipun sosial tertentu.
semantik telah melepaskan diri dari filsafat Selain itu, kita juga harus
namun tidak berarti bahwa filsafat tak menjelaskan kepada peserta didik tentang
dapat membantu perkembangan semantik. tujuan mempelajari semantik. Hal ini
Filsafat sebagai studi kearifan, dimasudkan agar mereka mengetahui apa
pengetahuan, hakikat, realitas maupun manfaatnya belajar semantik. Tujuan
prinsip, memiliki hubungan sangat erat seseorang mempelajari semantik sangat
dengan semantik. Hal ini terjadi karena bergantung pada kepentingan setiap
dunia fakta yang menjadi objek individu. Misalnya seorang wartawan akan
perenungan adalah dunia simbolik yang berbeda dengan seorang mahasiswa. Bagi
153
P-ISSN 2442-367X
seorang wartawan tujuan mempelajari bersisi dua. Maksudnya, ada bentuk dan
semantik lebih bersifat praktis sekedar ada pula beban bentuk tersebut yang
untuk mengetahui makna kata dalam disebut makna. Jadi, tujuan seorang guru
mendukung berita yang akan bahasa mempelajari semantik, yakni ia
disampaikannya kepada masyarakat dapat menjelaskan kepada peserta didik,
pembaca. Sebenarnya lebih praktis mana bentuk yang secara semantik benar,
membaca kamus saja, namun dengan dan mana yang salah.
mempelajari semantik wartawan tadi Masalah yang Dihadapi
dalam Pembelajaran Semantik
mendapat wawasan untuk menemukan
di Sekolah
kata dengan makna tepat sehingga berita Setelah melakukan pengamatan dan
yang disuguhkan kepada masyarakat wawancara atau interview tentang
pembaca mudah dipahami. penerapan semantik dalam pembelajaran,
Seorang mahasiswa jurusan bahasa maka didapatkan beberapa persoalan.
dalam mempelajari semantik memiliki Persoalan yang dimaksudkan, yakni
tujuan ganda. Dikatakan ganda, oleh sebagai berikut.
karena selain sifatnya teoritis, juga bersifat 1. Minimnya kemampuan peserta didik
praktis. Dikatakan bersifat teoritis karena dalam memahami makna.
dengan dasar-dasar teori semantik, calon 2. Kurang terampilnya guru dalam
pendidik akan mudah menerangkan makna merancang materi pembelajaran,
kata tertentu kepada peserta didik. khususnya yang berhubungan
Dikatakan praktis oleh karena pengetahuan dengan makna.
tentang teori semantik akan dapat 3. Minimnya literatur yang berkaitan
memudahkan pekerjaannya sebagai guru dengan pembelajaran semantik.
bahasa nanti. Tentu saja pengetahuannya 4. Peserta didik tidak memiliki Kamus
tentang ilmu bahasa tidak terbatas pada Bahasa Indonesia untuk melihat arti
bidang semantik saja, tetapi keseluruhan kata yang dimaksud dan belum ada
teori yang berhubungan dengan bahasa. keseimbangan antara kamus di
Seorang guru bahasa sangat perlu perpustakaan dengan jumlah peserta
juga mempelajari semantik. Telah didik.
diketahui bahwa unsur bahasa yang Upaya Menanggulangi Masalah
berwujud kata dan kalimat dapat Berdasarkan persoalan di atas, maka
diumpamakan seperti mata uang yang akan melakukan usaha-usaha untuk
154
P-ISSN 2442-367X
mengetahui. Cara lain juga, yakni dapat disimpulkan bahwa semantik adalah
bagi guru itu sendiri dan yang paling dari bahasa Yunani sema yang berjenis
utama adalah peserta didik harus benda yang berarti „tanda‟ atau „lambang‟,
Oleh karena itu, keterbatasan literature disepakati sebagai istilah yang digunakan
harus dipikirkan bersama oleh pihak untuk bidang linguistik yang mempelajari
yang terkait. Bukan berarti guru hanya hubungan antara tanda-tanda linguistik
buku bahan ajar, tetapi harus Selain itu, disarankan kepada guru
melakukan usaha atau tindakan yang bersangkutan agar tidak malu untuk
155
P-ISSN 2442-367X
melakukan usaha atau tindakan preventif. Djamarah, Syaiful Bahri.2005. Guru dan
Anak Didik: Dalam Interaksi
Saran Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
156