384c8d7f49983f5a94a28ae2a05821fe
384c8d7f49983f5a94a28ae2a05821fe
SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memeroleh gelar sarjana pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako
Oleh
KRISTIANI AGUSTINA
A 111 17 095
KRISTIANI AGUSTINA
A 111 17 095
SKRIPSI
2021
iii
Kristiani Agustina
A11117095
Pembimbing
Mengetahui
Koordinator Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh
Kristiani Agustina
A 111 17 095
SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memeroleh gelar sarjana pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako
Telah disetujui oleh tim pembimbing pada tanggal tertera di bawah ini
ABSTRAK
Kristiani Agustina, 2021. Pemetaan Penggunaan Kalimat Aktif dan Pasif dalam
Cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala Karya Hepi Fouradi. Skripsi. Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, Palu.
Pembimbing Dr. H. Gazali, M.Pd
ABSTRACT
Kristiani Agustina (2021). Mapping The Use of Active and Passive Sentences in
The Short Story Black Butterfly Above the Head by Hepi Fouradi. Skripsi.
Indonesian Language and Literature Education Study Program, Departement of
Language and Arts Education, Faculty of Teacher Training and Education,
Tadulako University, Palu. Supervisor Dr. H. Gazali, M.Pd.
This studi aims to describe and map active and passive sentences based on
their types and structures contained in the short story of The Black Butterfly
Above the Head by Hepi Fouradi. This research is a type of qualitative research
with descriptive method. The steps taken in this research include three stages, (1)
data collection stage, (2) the data analysis stage, and (3) the data presentation
satge. The method used in data collection is the method of reading and taking
notes. The results of study are related to active and passive sentences seen from
their types and structures. Judging from the types of active sentences, they include
transitive active sentences, semitaransitive active, dwitransitive active,
semitransitive active, and intransitive active. Passive sentences include, passive
sentences type I,and passive type III. And sentences structure found in active and
passive sentences is coherent (inversion) wich includes (1) S-P-O-K, K-S-P-O-
Pel, K-S-P-O, S-P-O,S-P-O-Pel, S-P-Pel, S-P-K, dan S-P, and (2) passive
sentence structure namely, S-P-K, S-P-Pel, S-P, dan K-S-P-Pel.
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
anugrah dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
Atas bakti dan cinta penulis mempersembahkan skripsi ini kepada ayahandaku
tercinta almarhum I Ketut Sukadana dan ibundaku tercinta Ni Wayan Mudri yang
setiap saat dengan cucuran keringat dalam nafas dan doanya yang tak henti-
hentinya telah mendidik, memberi motivasi dan membesarkan penulis dalam suka
maupun duka yang tak pernah lelah dan putus asa selama beliau masih bersama
penulis sehingga sampai saat ini penulis dapat menyelesaikan studi dan tetap tegar
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
masih banyak kekurangan yang perlu di perbaiki. Oleh karena itu, dengan
Disamping itu, tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP, selaku Rektor Universitas Tadulako.
Tadulako.
viii
4. Abdul Kamarudin, S.Pd., M.Ed., Ph.D, Wakil Dekan Bidang Umum dan
Tadulako.
6. Dr. Hj. Sriati Usman, M.Hum, Ketua Jurusan Bahasa dan Seni Universitas
Tadulako.
9. Bapak Dr. H. Gazali, M.Pd selaku dosen pembimbing penulis yang selalu
10. Bapak Drs. Pratama Bayu Santosa, M.Pd dan Ibu Dr. Ulinsa, M.Hum selaku
proses perkulihan.
tercinta Ni Wayan Mudri, atas pengorbanan dan jasa-jasa mereka yang tidak
ternilai membimbing, menuntun dan mendidik penulis serta berkat doa dan
Tadulako Palu.
13. Keluarga besarku, kakakku tercinta Niluh Yetty Indriani,S.E dan Made
Erni Yunita, Wayan Kristian, dan Lisa Ferawati, dan Om Made Widya, yang
telah banyak memberikan dorongan dan bantuan baik berupa moril maupun
14. Sahabat-sahabat saya tercinta Alma Toliba, Reza Yulinda, Putri Puspita,
yang indah dan takkan terlupakan saat kita bersama melewati hari-hari yang
15. Semua teman-teman saya program studi Pendidikan Bahasa dan Sasatra
Indonesia angkatan 2017 secara khusus kelas B yang tidak dapat saya
sebutkan satu per satu. Terima kasih atas motifasi dan bantuan moril selama
serta karunia dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga apa cita-cita kita semua bisa
Salam Sejahtera
Kristiani Agustina
xi
DAFTAR LAMBANG
P1 = Paragaraf Pertama
P2 = Paragraf Kedua
P3 = Paragraf Ketiga
P4 = Paragraf Keempat
P5 = Paragraf Kelima
P6 = Paragraf Keenam
P7 = Paragraf Ketujuh
P8 = Paragraf Kedelapan
P9 = Paragraf Kesembilan
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan iv
Abstrak v
Abstract vi
Daftar Lambang xi
Daftrar Lampiran xv
BAB I. PENDAHULUAN
4.2 Pembahasan 39
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 48
5.2 Saran 49
DAFTAR PUSTAKA 50
LAMPIRAN 52
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Lampiran data 53
2. SK Pembimbing 63
3. SK Penguji 65
4. SK Yudisium 67
6. Biodata 71
BAB 1
PENDAHULUAN
Bahasa menurut medianya dibagi menjadi dua yaitu tulis dan lisan. Bahasa
dengan ragam lisan, unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan
ini dikarenakan bahasa yang digunakan itu dapat dibantu oleh gerak, mimik,
kelengkapan struktur kalimat agar pembaca mengerti maksud dari tulisan kita.
Ragam tulis perlu lebih terang dan lengkap fungsi-fungsi gramatikalnya dari pada
ragam lisan.Hal ini mempunyai maksud, ragam tulis menuntut tulisan tersebut
gramatikal tersebut bertujuan agar orang yang membaca mengerti maksud dari
tulisan itu.
lambang itu berbentuk bunyi, yang lazim disebut bunyi ujar atau bunyi bahasa.
Putrayasa( dalam Carnie 2011). Menurut Chear (2009: 3), sintaksis adalah
ke dalam satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut satuan sintaksis, yakni
kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Dari beberapa pengertian di atas maka
kajiannnya meliputi satuan lingual berwujud kata, frasa, klausa, kalimat, hingga
wacana.
Kalimat adalah satuan bahasa terdiri satu kata atau lebih yang bersifat mandiri
kalusa pokok, kalimat dapat dikelompokan menjadi dua golongan yakni (1)
kalimat yang berstruktur runtut (tidak inversi) dan (2) kalimat yang berstruktur
menjadi empat golongan, yakni (1) kalimat aktif, (2) kalimat pasif, (3) kalimat
medial, (4) kalimat resiprokal. Kalimat aktif merupakan kaliamat yang subjeknya
atau pelaku melakukan suatu pekerjaan. Suatu kalimat dikatakan kalimat aktif jika
subjek suatu kalimat merupakan pelaku perbuatan yang dinyatakan predikat. Oleh
karena itu, kalimat aktif hanya terdapat pada kalimat yang mempunyai verba
perbuatan. Dengan kata lain, kalimat aktif hanya terdapat pada kalimat yang
Kalimat aktif memiliki jenis yang beragam. Menurut Sugono (2009: 118)
kalimat aktif yang berobjek (transitif) dan kalimat aktif yang tak berobjek
(intrasitif). Kalimat pasif merupakan sebuah kalimat yang subjeknya terkena suatu
pasif dalam bahasa Indonesia terdiri dari tiga macam yaitu (1) kalimat pasif
berprefiks-di (tipe I), (2) kalimat pasif tanpa prefiks di-plus pelaku(tipe II),(3)
Dalam hal ini kalimat aktif dan pasif mempunyai perbedaan yaitu kalimat
aktif yang subjeknya aktif akan melakukan sesuatu dan diawali me- atau ber-,
sedangkan kalimat pasif subjeknya dikenai pekerjaan dan diawali ter- atau di-
.Contoh :
Cerpen atau cerita pendek merupakan karya fiksi yang sudah dikenal oleh
cerpen adalah cerita rekaan yang masalahnya singkat, jelas, dan padat dan
terkonsentrasi pada suatu peristiwa atau kejadian. Cerpen adalah salah satu karya
sastra yang menggunakan kalimat aktif dan pasif. Kalimat yang digunakan dalam
kegiatan komunikasi para pemakai bahasa. Oleh karena itu peneliti perlu
melakukan penelusuran mengenai kalimat aktif dan pasif dalam cerpen sehingga
nantinya akan terlihat penulisan kalimat aktif dan pasif berdasarkan jenis dan
strukturnya. Hasil dari pemetaan penggunaan kalimat aktif dan pasif yang
4
dilakukan ini penting, karena dapat mengetahui denngan jelas penggunaan kalimat
aktif dan pasif berdasarkan jenis dan struktur yang digunakan dalam cerpen.
Rumusan Masalah
ini yaitu :
strukturnya.
5
dari beberapa aspek. Manfaat penelitian ini berupa manfaat secara teoritis dan
pengembangan pengetahuan tentang kalimat aktif dan pasif pada setiap karya
2. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian yang
Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah dapat menjadi salah satu sumber
digunakan yaitu:
pekerjaan.
4. Cerpen atau cerita pendek adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita
insght secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian terdahulu inii menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
dilakukan peneliti dapat diketahui bahwa belum ada penelitian yang serupa
terdahulu yang memiliki relevansi yang sama dengan jenis penelitian ini.
Tabel. 1
Penelitian Terdahulu
2. 2013 Widya Heru Wahyana , Analisis Bentuk Tujuan penelitian tersebut adalah
Pasif pada mendeskripsikan bentuk pasif pada
judul berita Surat Kabar Harian
Judul Berita
Solopos edisi Mei 2013. Dalam
Surat Kabar mengumpulkan data menggunakan
Harian Solopos teknik pustaka dan teknik simak
dengan teknik catat. Objek penelitian
Edisi Mei 2013.
tersebut yaitu bentuk pasif pada judul
berita Surat Kabar Harian
Soloposedisi Mei 2013. Teknik
analisis data dengan metode padan
yang digunakan untuk menganalisa
data yang terkumpul. Adapun teknik
yang digunakan dari metode padan
adalah teknik referensial. Penelitian
tersebut membahas tentang
penganalisisan bentuk kalimat pasif.
Hasil yang diperoleh 118 buah bentuk
kalimat pasif. Dari 118 kalimat pasif
terbagi atas 67 data yang termasuk
pasif bentuk di-, 24 bentuk di-/-kan, 5
data yang termasuk dalam pasif bentuk
di-/I, 2 data pada judul berita Surat
Kabar Harian Solopos edisi Mei 2013.
9
Merdeka berita Ekonomi-Bisnis bulan Agustus 2014 dan surat kabar harian
Solopos edisi Mei 2013. Jadi, jelas bahwa penelitian yang peneliti lakukan benar-
benar penelitian yang berbeda dan belum pernah dilakukan oleh penelitian
Pada bagian ini diuraikan teori yang digunakan sebagai landasan dalam
melakukan penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut berikut ini akan dibahas
beberapa aspek yang berkaitan dengan penggunaan kalimat aktif dan pasif dalam
cerpen.
yang mempunyai stuktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasi
(bernada berita, tanya atau perintah). Pendapat yang dikemukan oleh Kridalaksana
(2001;92) kalimat sebagai satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,
mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri dari
klausa; klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi
10
yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk
Kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung suatu pikiran lengkap. Dalam
sebuah kalimat paling kurang mengandung suatu subjek dan predikat. Kalimat
dalm wujud lisan diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela
jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin
kalimat dimulai dengan sebuah huruf kapital dan diakhiri dengan sebuah tanda
titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Kalimat adalah satuan bahasa yang
1. Unsur atau bagian yang menjadi pokok pembicaraan, yang lazim disebut
2. Unsur atau bagian yang menjadi “komentar” tentang subjek yang lazim
3. Unsur atau bagian yang merupakan pelengkap predikat, yang lazim disebut
predikat dan subjek yang lazim disebut dengan istilah keterangan (K).
dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terdiri dari satu kata
atau lebih yang bersifat mandiri dan berintonasi final, kemandirian kalimat
memiliki arti bahwa susunan kata yang terangkai dapat berdiri sendiri,
11
tanpa tergaantung pada yang lain dan intonasi final ditandai oleh tanda titik
melakukan suatu pekerjaan. Suatu kalimat dikatakan kalimat aktif jika subjek
suatu kalimat melakukan pelaku perbuatan yang dinyatakan para predikat. Oleh
karena itu, kalimat aktif hanya terdapat pada kalimat yang mempunyai verba
perbuatan. Dengan kata lain, kalimat aktif hanya terdapat pada kalimat yang
predikatnya berupa verba aktif (Sugono, 2009:118). Kalimat aktif biasa ditandai
dengan predikat yang berawalan me- atau ber-. Kalimat aktif adalah kalimat yang
subjeknya berperan sebagai pelaku atau actor (Cook dalam Tarigan, Henry
124) bahwa kalimat aktif merupakan klausa transitif yang menunjukan bahwa
kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan perbuatan atau tindakan.
Cirri-ciri kalimat aktif adalah subjek sebagai pelaku, predikat berawalan me-
/ber-. Awalan me- adalah imbuhan yang produktif (Abdul Chear, 2006:225-231).
Awalan me- mempunyai enam variasi bentuk, yaitu me-, mem-, men-, meny-,
muka kata yang diimbuhinya. Aturan dalam penggunaan (1) me- digunakan pada
12
n, ny dan ng;(2) mem- digunakan pada kata-kata yang dimulai pada konsonan b,
diwujudkan, tetapi disenyawakan dengan bunyi nasal dari awalan itu; (3) men-
digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan d dan t. konsonan d tetap
dengan bunyi nasal dari awalan itu; (4) meny- digunakan pada kata-kata yang
disenyawakan dengan bunyi nasal, dari awalan itu; (5) meng- digunakan pada
kata-kata yang mulai dengan konsonan k, g, h dan kh; serta vocal a, i, u, e, e dan
awalan itu. Sedangkan konsonan lain tetap diwujudkan; (6) menge- digunakan
a. Prefiks me-
Fungsi yang utama dari awalan me- adalah membentuk kata kerja, baik
transitif maupun intransitif. Bidang arti yang dapat didukung oleh awalan-me
dapat ditinjau dari dua segi berdasaarkan fungsi me- itu : pertama sebagian
unsur pembentuk kata kerja intransitif dan kedau sebagai pembentuk kata kerja
transitif. Unsur pembentuk kedua kata kerja tersebut sebagai berikut : (1)
sebagainya; (3) bila kata dasarnya menyatakan tempat, maka kata yang
13
mengandung me- itu berarti menuju kea rah : menemi, menyisi, meminggir,
merantau, mengiri, melaut, mendarat, dan sebagainya; (4) awalan me- dapat
juga diartikan dengan berbuat seperti, berlaku sperti, atau menjadi sperti :
(5) bila kata dasarnya kata sifat aatau kata bilangan maka me- mengandung
arti menjadi : meninggi, merendah, memutih, mendua, dan sebaginya; (6) satu
variasi lain dari me- + kata bilangan adalah membuat untuk kesekian kalinya,
terutama dalam beberapa ungkapan seperti : menujuh hari, meniga hari, dan
bekerja dengan apa yang terkandung dalam kata dasar : menyabit, menyapu,
memarang, meapak, dan lain-lain; (9) membuat atau menghasilkan apa yang
disebut dalam kata dasar : menyambal, menggulai, dan lain-lain (Keraf, 1984:
97-99).
dalam satu kelas kata, masih ada lagi keragaman makna bagi berbagai
dasarnya’. Arti itu misalnya, terdapat pada kata membaca, menulis, menarik,
memukul, menjerat dan masih banyak lagi. Dibagian lain, bergabung dengan
lain; begitu juga bila me- (n) melekat pada bentuk hilang sehingga menjadi
menghilang, arti morfem me- sudah lain lagi. Begitulah, meski yang dilekati
14
sama-sama kata kerja, arti morfem me- (n) berbeda-beda untuk setiap
b) Prefiks ber-
Pada umumnya fungsi prefiks ber- itu adalah membentuk kata kerja, misalnya
bersiul, bergerak, berjalan, dan sebagainya. Bila semua Tata Bahasa lama
mengatakan bahwa ber- berfungsi untuk membentuk kata kerja, maka dengan
meneliti ciri-ciri kata kerja itu sendiri, kita harus berhati-hati dengan pendapat
lama. Arti yang dapat didukung oleh prefiks ber- bermacam-macam. Dalam
menentukan suatu kata, kita harus melihat suatu konteks (hubungan kalimat)
dahulu, karena arti dalam kalimat itu sudah dibatasi, bila dibandingkan dengan arti
satu kata yang lepas konteks, misalnya bersawah dapat berarti mempunyai sawah
sebagai berikut: (1) Pertama-tama prefiks ber- mendukung atau mengandung arti
sebagainya; (2) Mempergunakan atau memakai sesuatu yang disebut dalam kata
sebagainya; (5) Berada dalam keadaan sebagai yang disebut dalam kata dasar:
adalah kata bilangan atau kata benda yang menyatakan ukuran, maka ber-
berdiri, berubah dan sebagainya; (8) Menyatakan perbuatan mengenai diri sendiri
sebagainya; (10) Bila dirangkaikan di depan sebuah kata yangberobyek maka ber-
bola, bertolak pinggang, dan sebagainya. Dalam hal terakhir ini kedai nasi, main
mata,main bola adalah kata majemuk. Prefiks di sini mengikat seluruh rangkaian
dikelompokkan atas empat kelas, yaitu bentuk dasar yang berkelas kata kerja,
benda, sifat (adjektiva), dan bilangan (numeralia). Berikut ini disajikan secara
berkelompok arti imbuhan ber- pada setiap kelas kata tersebut. Apabila bentuk
dasarnya berkelas kata kerja, maka imbuhan ber- mempunyai arti seperti berikut,
(1) dalam keadaan bentuk dasar misalnya, berada dalam keadaan ada;
bentuk dasar misalnya, berubah menjadi ubah. (3) melakukan seperti bentuk dasar
Apabila bentuk dasarnya berkelas kata benda, imbuhan ber- mempunyai beberapa
dasi. (2) mempunyai apa yang tersebut pada bentuk dasarnya, misalnya:
Apabila bentuk dasarnya berkelas kata sifat, imbuhan ber- mempunyai arti
dalam keadaan, misalnya berduka, bersedih, bergembira, dan masih banyak lagi.
Apabila bentuk dasarnya berkelas kata bilangan, imbuhan ber- mempunyai arti
‘menjadi’ atau ‘kumpulan yang terdiri atas jumlah yang tersebut pada bentuk
dasar’, misalnya bersatu ‘kumpulan yang terdiri atas satu, berdua, berlima,
berempat, dan sebagainya’. Bila ada proses pengulangan pada kelas numeralia ini,
maka prefiks16ber- menunjuk arti ‘dalam jumlah kelipatan seperti tersebut bentuk
kalimat aktif yang berobjek (transtif), daan kalimat aktif yang tidak berobjek
(intrasitif). Berbeda halnya dengan Suhardi (via Meoliono,2013; 100) dalam Tata
Buku Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa kalimat aktif dibedakan menjadi tiga
jenis, yakni (1) kalimat aktif transitif, (2) kalimat aktif intrasitif, dan (3) kalimat
aktif semitransitif.
Meoliono (1997; 279) kalimat aktif transitif adalah kalimat yang paling tidak
mempunyai tiga unsur inti di dalamnya yakni subjek (S), predikat (P), dan objek
(O). Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang predikatnya harus disandingkan
dengan objek. Hal ini disebabkan predikat pada jenis kalimat aktif ini
dengan objek suatu kalimat. Kalimat aktif transitif dapat dibedakan menjadi dua
yaitu kalimat aktif ekatransitif, dan kalimat aktif dwitransitif. Kalimat aktif
ekatransitif adalah kalimat yang verbanya diikuti suatu objek, sedangkan kalimat
aktif dwitransitif adalah kalimat yang verbanya diikuti oleh objek dan pelengkap.
18
Contoh :
yang dinyatakan pada predikat dan predikatnya merupakan verba aktif namun
tidak memr;ukan kehadiran objek. Verba aktif yang digunakan dalam kalimat
aktif itransitif ini ada yang berawalan me- dan ber-, ada pula yang berupa kata
kerja aus.
Verba aktif intrasitif yang : (1) berawalan me-, misalnya melompat, melapor,
berolahraga, bertanya, (3) verba aus ialah kata kerja intrasitif yang berbentuk kata
dasar, yaitu kata kerja yang tidak memerlukan awalan me- atau ber-, seperti tidur,
a. Anak-anak menari.
S P
19
S P
S P KET
perbuatan yang dinyatakan pada predikat, dan predikatnya berupa verba yang bias
20
diikuti oleh objek, bias pula tanpa objek (Sukini, 2010:93). Jadi kehadiran objek
S P
menyatakan bahwa jika subjek kalimat tidak berperan sebagai pelaku, tetapi
adalah kalimat yang subjeknya tidak dikenai sasaran yang dinyatakan oleh
predikat. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa kalimat pasif merupakan
kalimat yang subjeknnya berupa sasaran suatu perbuatan yang dinyatakan dalam
menyelamatkan sturktur kalimat yag disebabkan oleh tidak adanya subjek dalam
kalimat aktif.
21
di- dan ter- maupun ke- an. Awalan di- tidak mempunyai variasi bentuk.
Bentuknya untuk posisi dan kondisi mana pun sama saja. Hanya perlu
diperhatikan adanya di- sebagai awalan dan di- sebagai kata depan. Fungsi awalan
di- adalah membentuk kata kerja pasif. Oleh karena fungsi awalan di- adalah
membentuk kata kerja pasif, makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya
merupakan kebalikan dari makna kata kerja aktif transitif, yakni kata kerja yang
1) Prefikster-
mempunyai dua macam bentuk, yaitu ter- digunakan pada kata-kata yang tidak
mulai dengan konsonan /r/; dan awalan ter- digunakan pada kata-kata yang
dimulai dengan konsonan /r/. Aturan pengimbuhan awalan ter- (1) untuk
mendapatkan makna ‘paling’ awalan ter- harus diimbuhkan pada kata sifat; (2)
untuk mendapatkan makna ‘dapat atau sanggup’ awalan ter- harus diimbuhkan
pada kata kerja; (3) untuk mendapatkan makna ‘tidak sengaja’ awalan ter- harus
diimbuhkan pada kata kerja; (4) untuk mendapatkan makna ‘sudah terjadi’ awalan
ter- harus diimbuhkan pada kata kerja; (5) untuk mendapatkan makna ‘terjadi
dengan tiba-tiba’ awalan ter- harus diimbuhkan pada kata kerja; (6) untuk
mendapatkan makna ‘dalam keadaan’ awalan ter- harus diimbuhkan pada kata
22
dasar yang menyatakan keadaan; dan (7) untuk mendapatkan makna ‘orang yang
dikenai’ awalan ter- harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja (Chaer, 2006:
251-155).
2) Prefiks di-
Prefiks di- mempunyai pertalian yang sangat erat dengan prefiks me- karena
maka semua bentuk kata kerja aktif transitif dengan me- selalu didampingi bentuk
sebagai bentuk kata standar karena tak didampingi bentuk *mengarenakan. Akan
tetapi bentuk disebabkan dapat diterima karena ada bentuk menyebabkan. Sejalan
dengan fungsi me- sebagai pembentuk kata kerja aktif untuk kata kerja transitif
maka fungsi di- adalah pembentuk kata kerja pasif verba transitif. Bila prefiks me-
sekaligus melakukan perbuatan itu, maka prefiks di- secara umum mengandung
makna kepasifan dalam arti objek lebih dipentingkan sedangkan pelaku turun
dengan pendapat tersebut, Ramlan (2001: 116-117) menyatakan bahwa setiap kata
23
Awalan di- berfungsi memasifkan verba berawalan me-.Afiks di- hanya memiliki
satu fungsi, ialah membentuk kata kerja pasif. Berbeda dengan afiks meN- yang
pendapat Sudaryanto (1986: 36) awalan di- jarang dirangkai dengan kata benda,
kata bilangan, kata sifat dalam konteks kalimat tertentu.Hal tersebut dikarenakan
Contoh.
Jika ingin merangkaikannya dengan kata benda, kata sifat, dan kata bilangan,
maka awalan di- harus dirangkaikan juga dengan imbuhan lainnya, seperti pada
3) Konfiks ke- an
imbuhan ini tidak mengalami perubahan morfofonemik. Fungsi dari imbuhan ke-
dalam jumlah terbatas ke- an juga berfungsi membentuk kata kerja (pasif), dan
kata sifat atau keadaan. Makna yang mungkin didukung oleh konfiks ke- an
24
adalah menyatakan tempat atau daerah, menyatakan hal yang disebut dalam kata
dasar atau peristiwa yang telah terjadi, menyatakan kena atau menderita sesuatu
terlalu, dan mengandung sedikit sifat seperti yang disebut dalam kata dasar, atau
menyerupai. Berbeda halnya dengan Alwi (1998: 145) konfiks ke- an dapat dibagi
menjadi tiga kelompok, yakni kelompok yang (1) bernomina satu, misalnya kami
kemalaman di jalan dan kami ketakutan; (2) bernomina dua dan wajib, misalnya
petani itu kejatuhan cangkul dan kemarin adik kehilangan uang; dan (3)
bernomina dua, tetapi nomina kedua sifatnya manasuka, misalnya kami kehujanan
(salju) dan kita kebanjiran (order). Makna umum dari bentukan ini dalah
malafektif atau adversatif, yakni keadaan yang menyatakan segi-segi negatif, segi-
segi yang tidak menyenangkan atau menguntungkan. Semua bentuk pasif dengan
sufiks di- pastilah dapat diikuti oleh kata oleh. Sebagian dari verba ke- an juga
dapat diikuti oleh kata oleh, tetapi sebagian yang lain tidak dapat.
contoh.
1.a. Perbuatan itu ketahuan suaminya. b. Perbuatan itu ketahuan oleh suaminya.
Menurut Kridalaksana (2001 : 353) menyatakan ada dua jenis kalimat pasif,
yaittu pasif dengan subjek adalah kalimat ini memiliki objek atau subjek yang
melakukan kegiatan; dan pasif tanpa subjek adalah kalimat pasif ini tidak
Indonesia terdiri dari tiga macam yaitu, (1) kalimat pasif yang berprefiks di- (tipe
I), (2) kalimat pasif tanpa prefiks di- plus pelaku (tipe II), (3) kalimat pasif
Penelitian ini dikemukakan oleh Sugono (2009: 110) yang berpendapat bahwa
kalimat aktif transitif dapat dijadikan kalimat pasif dengan mengubah unsur objek
menjadi subjek. Hal ini mengakibatkan perubahan bentuk verba predikat yang
berperan sebagai pasien, sedangkan dalam kalimat aktif unsur pelaku pun wajib
hadir tetapi subjeknya berperan sebagai aktor. Disamping itu, kalimat pasif yang
transitifnya, sedangkan bentuk kalimat pasif yang lainnya belum tentu. Bahkan,
dalam bahasa Indonesia terdapat kalimat pasif yang tidak berasal dari kalimat
aktif transitif, yakni kalimat pasif yang kata kerjanya berafiks konfiks ke- an.
S P KET
S P KET
Pada kalimat pasif tipe ini, predikat kalimat menggunakan verba aktif
pertama, kedua, dan ketiga (saya, kita, kami, kamu, dia dan mereka)
S P KET
aktif yang telah meninggalkan awalan meN-, selain itu sebelumnya terdapat
pronominal persona.
Kalimat pasif tipe III juga dikemukakan oleh Sugono (2009: 114) bahwa
kalimat pasif tipe ini ditandai oleh predikat verba pasif yang berprefiks ter-
.Dalam kalimat pasif ini subjek dikenia perbuatan yang dinyatakan predikat,
klausa pokoknya dibagi menjadi dua golongan, yakni (1) kalimat yang berstruktur
runtut (tidak inversi) dan kalimat berstruktur terbalik ( inversi). Sebuah kalimat
Contoh :
2.2.9 Cerpen
Cerpen adalah karangan yang lebih singkat dari pada novel, yaitu karangan
Cerepen merupakan jenis karya sastra yang menggambarkan cerita tau kisah
cerita yang pendek. Akan tetapi, beberpa ukuran yang panjang dan pendek itu
memang tidak ada aturannya, tak ada kesepakatan diantara pengarang dan para
ahli.
cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira
berkisar anatra setengah sampai dua jam, dijelaskan pula bahwa walaupun cerpen
itu pendek, panjangcerpen itu bervariasi. Ada cerpen yang pendek bahkan pendek
sekali berkisar 500-an kata, ada cerpen yang panjangnya cukupan, serta ada
cerpen yang panjangnya terdiri dari puluhan kata bahkan beberapa ribuan kata.
jenis prosa yang baru berkembang pada masa modern. Sebagai bagian dari genre
prosa, yang membedakan cerpen dari jenis prosa lainnya, seperti hikayat dan
novel, adalah plotnya yang tidak rumit, tokoh yang terbatas, persoalannya tidak
cerepen adalah jenis karya sastra yang diceritakan sangat singkat, yang hanya
lisan. Dalam bahasa lisan orang akan lebih mudah memahami maksud penutur,
dituturkan. Sedangkan dalam bahasa tulis, penulis hendaknya menguasai tata cara
penulisan agar tulisan dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca. Kelengkapan
unsure sebuah kalimat atau kata sangat menentukan kejelasan sebuah kalimat atau
kata tersebut.Oleh sebab itu, sebuah kalimat harus memiliki paling kurang subjek
dan predikat. Kalimat yang lengkap harus ditulis sesuai dengan aturan-aturan
Dalam penelitian ini subjek penelitian yang dikaji berupa kalimat aktif dan
pasif dalam cerpenKupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi Fouradi, dan
Sintaksis
Kesimpulan
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengkaji tentang penggunaan kalimat aktif dan pasif dalam
adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebernarnya terjadi
sebagaimana adanya, bukan data yang hanya sekedar terlihat, terucap, tetapi data
yang mengandung makna dibalik yang terlihat dan terucap tersebut. Menurut Jane
menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep,
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriftif yang
Subjek dalam penelitian ini adalah cerpen dengan jumlah 10 cerpen. Namun
dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan 4 cerpen yang terdapat pada
Rumah Pusaka, Secangkir Kopi tanpa Sebatang Rokok, Kupu-kupu Hitam di Atas
Kepala.
32
Sumber data yang digunakan peneliti yaitu kata, frase, kalimat dan paragraph
yang akan di analisis pemetaan penggunaan kalimat aktif dan pasif dalam cerpen
Dalam penelitian ini, yang menjadi instrument atau alat yang merujuk pada
sarana pengumpulan data adalah teks cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala
dan peneliti sendiri yang bertugas sebagai instrument kunci. Dengan kata lain,
dalam penelitian ini, penulis berperan sebagai instrument utama dalam mencari
pengambilan data tidak berlangsung sekali jadi, malah akan terjadi proses
pengulangan dimana peneliti akan bergerak mundur dan maju dalam usaha
data adalah
mendapatkan kalimat aktif dan pasif yang terdapat pada Kumpulan cerpen
2. Memberikan kode atau menandai kalimat aktif dan pasif yang ditemukan
3. Mencatat satu persatu data yang telah diperoleh dari kegiatan menelaah
cerpen.
Patton (via, Moleong, 2002:246) analisis data adalah proses mengatur urutan
dasar. Data yang sudah terkumpul akan dianalisis sesuai dengan teori yang ada
penggunaan kalimat aktif dan pasif dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas
berupa kalimat.
34
Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas sintaksis,
yaitu dengan melihat tata bahasa dalam struktur kalimat, klausa, dan frase sesuai
jenis dan struktur dalam konteks. Agar mewujudkan hasil penelitian yang abash,
triangulasi baik secara intereter maupun intrarater. Intrarater, yakni dengan cara
BAB IV
disajikan dalam bab ini tentang pemetaan jenis dan struktur kalimat aktif dan pasif
beserta pembahasannya. Pada bab ini akan menyajikan hasil penletian berupa
hasil analisis yang akan disajikan dalam bentuk tabel beserta penjelasannya dan
Hasil penelitian ini berupa kalimat aktif dan pasif dalam cerpen Kupu-kupu
Hitam di Atas Kepala. Berdasarkan hasil penelitian itu akan dipaparkan jenis dan
struktur kalimat aktif dan pasif yang terdapat pada cerpen Kupu-kupu Hitam di
Atas Kepala. Penelitian ini difokuskan dengan rumusan masalah yang telah
ditemukan. Oleh karena itu, analisis pemetaan kalimat aktif dan pasif yang
dibahas, lebih difokuskan pada (1) jenis kalimat aktif dan pasif dan (2) struktur
kalimat aktif dan pasif. Kedua fokus analisis penelitian tersebut disajikan dalam
No.
K-S-P-O-PEL 10
K-S-P-O 6
dilakukan sebagai bagian dari proses analisis dengan cara membaca secara cermat
lima jenis kalimat aktif, yaitu kalimat aktif transitif, kalimat aktif ekatransitif,
kalimat aktif dwitransitif, kalimat aktif semitransitif, dan kalimat aktif intransitif.
Dalam kalimat aktif transitif terdapat tiga struktur yang terdapat dalam cerpen
Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi Fouradi, yaitu kalimat aktif transitif
dengan struktur S-P-O-K (46 kali), K-S-P-O-Pel(10 kali); dan K-S-P-O (6 kali);
kalimat aktif ekatransitif terdapat satu struktur yaitu S-P-O (42 kali); kalimat
terdapat satu struktur, yaitu S-P-Pel (7 kali); dan kalimat aktif intransitif terdapat
dua struktur , yaitu S-P-K (24 kali) dan S-P (19 kali).
aktif yang digunakan dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi
Kepala karya Hepi Fouradi banyak yang mengandung unsur wajib, yakni
S-P-Pel 3
S-P 4
K-S-P-Pel 3
S-P-Pel 5
S-P 10
JUMLAH 43
dilakukan sebagai bagian dari proses analisis dengan membaca secara cermat
38
dalam kalimat pasif terdapat tiga jenis yaitu, kalimat pasif tipe I, kalimat paisif
tipe II, dan kalimat pasif tipe III. Dalam kalimat pasif terdapat empat struktur,
Kalimat pasif tipe I terdapat empat struktur, yaitu, S-P-K (7 kali), S-P-Pel (
3 kali), S-P (4 kali), dan K-S-P-Pel (3 kali). Kalimat pasif tipe II tidak terdapat
dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi Fouradi; kalimat
pasif tipe III terdapat tiga struktur, yaitu S-P-K (11 kali), S-P-Pel (5kali),dan
kalimat yang digunakan dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya
Hepi Fouradi banyak menggunakan kalimat pasif tipe III yang berstruktur S-
P-K, dikarenakan pada cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi
4.2 Pembahasan
(1) jenis kalimat aktif pasif, dan (2) struktur kalimat aktif pasif. Masing-masing
permasalahan dibahas dan diperjelas dengan contoh data yang ditemukan dalam
kalimat aktif pasif yang terdapat dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala
Jenis kalimat aktif yang ditemukan dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas
Kepala yaitu, (1) kalimat aktif transitif; (2) kalimat aktif ekatransitif; (3) kalimat
aktif dwitransitif; (4) kalimat aktif semitransitif; dan (5) kalimat aktif intransitif.
adalah kalimat yang paling tidak mempunyai tiga unsure inti didalamnya yakni
subjek (S), predikat (P), dan objek (O). Dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas
Kepala karya Hepi Fouradi terdapat beberapa data yang merupakan kalimat
(DATA 1)
awalan me- dan ber- dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi
Fouradi dengan struktur yang berbeda. Pada data 1 kalimat(1), (2), (3) (7), (8), (9),
(10), dan (12) terdapat kalimat aktif transitif dengan struktur runtut tipe S-P-O-K;
kalimat (4) dan (6) terdapat kalimat aktif transitif dengan struktur runtut K-S-P-
O-Pel; dan kalimat nomor (5), (11) dan (13) terdapat kalimat aktif dengan struktur
runtut K-S-P-O.
(DATA 2)
dengan awalan me- karena pada data tersebut hanya terdapat struktur
objek dan pelengkap. Dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi
(DATA 3)
Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi Fouradi dengan imbuhan me- karena
pada data tersebut terdapat struktur kalimat dengan tipe S-P-O-Pel yang
perbuatan yang dinyatakan pada predikat, dan predikatnya berupa verba yang bisa
diikuti oleh objek, bisa pula tanpa objek. Jadi kehadiran objek dalam kalimat
(DATA 4)
Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi Fouradi dengan awalan me- dan ber-
44
. Karena pada data tersebut terdapat kalimat dengan struktur S-P-Pel yang
yang yang dinyatakan pada predikat dan predikatnya merupakan berpa aktif
Atas Kepala karya Hepi Fouradi terdapat beberapa data sebagai berikut;
(DATA 5)
dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi Fouraadi dengan
awalan ber-, dan me- karena struktur data tersebut tidak terdapat objek (O) dan
unsur objek menjadi subjek. Hal ini mengakibatkan perubahan bentuk verba
predikat yang berprefiks me- (n) menjadi prefiks di-, dalam cerepen Kupu-kupu
Hitam di Atas Kepala karya Hepi Fouradi terdapat beberapa data sebagai berikut;
(DATA 6)
46. Pada kepala besarnya yang hanya ditumbuhi rambut merah yang
S P
tipis, matanya terbuka sayu.(hal 8/P2)
Ket
47. . Itu sifat bawaan yang mungkin diturunkan dari ibu. (hal 69/P23)
S P Ket
48. Bondar ditinggalkan begitu saja. (hal 17/P17)
S P
49. Setiba di jembatan utama ia sudah ditunggu kedua
Ket S P Pel
sahabatnya itu. (hal 11/P18)
50. Suasana kelas malah semakin di penuhi kegelisahan.(hal 89/P21)
S P Pel
dengan berbagai tipe yang menggunakan imbuhan di- , yakni S-P-K, S-P-
Pel, S-P, dan K-S-P-Pel. Struktur S-P-K menggunakan imbuhan di- , yakni
46
S-P-K, S-P-Pel, S-P, dan K-S-P-Pel. Struktur S-P-K pada kalimat nomor
(46) keterangan (K) data memiliki makna yang menyatakan penderita, dan
struktur S-P-K pada kalimat nomer (47) keterangan (K) data memiliki
tempat. Kalimat pasif tipe I pada data tersebut merupakan kalimat pasif
yang langsung terdapat pada data, jadi kalimat pasif tipe I tersebut bukan
b. KalimatPasifTipe III
Kalimat pasif tipe III juga dikemukakan oleh Sugono (2009: 114) bahwa
kalimat pasif tipe ini ditandai oleh predikat verba pasif yang berprefiks ter-.
Dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala terdapat beberapa data sebagai
berikut;
(DATA 7)
pasif tipe III yang terdapat dalam cerepen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala
karya Hepi Fouradi dengan berbagai tipe yang menggunakan imbuhan ter-,
yakni S-P-K, S-P-Pel, dan S-P .Keterangan (K) yang terdapat pada data 7
BAB V
5.1 Kesimpulan
kalimat aktif dan pasif yang terdapat dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas
.1. Jenis kalimat aktif pasif dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala
karya Hepi Fouradi terdapat dua jenis kalimat, yaitu kalimat aktif dan pasif.
Kalimat aktif dapat digolongkan menjadi lima macam, yaitu kalimat aktif transitif
dengan ciri dapat dipasifkan dengan cara pertukarkan S dengan O, subjek (S)
berperan sebagia pelaku, dan predikat (P) berawalan me-; kalimat aktif
ekatransitif dengan ciri hanya mempunyai tiga unsur wajib, yakni S-P-O, dan
dwitransitif dengan ciri memiliki unsur tambahkan, yaitu hadirnya Pel; kalimat
aktif semitransitif dengan ciri hanya memiliki unsur, yaitu S-P-Pel; dan kalimat
aktif intransitif dengan ciri predikat (P) berawalan ber-, tidak memiliki unsur O
dan Pel, dan mempunyai dua unsur, yaitu S-P-K, dan S-P keterangan (K) pada
kalimat aktif intransitif boleh hadir dan tidak. Kalimat pasif digolongkan menjadi
tiga macam, yaitu kalimat pasif tipe I dengan ciri predikat (P) berawalan di-,
subjek mengalami atau dikenai pekerjaan; kalimat pasif tipe II dengan ciri kalimat
pasif yang berasal dari kalimat aktif dengan unsur pelaku pronomina persona (kata
ganti orang) dan predikat (P) pada kalimat pasif tipe II tidak berprefiks di-
49
maupun ter-; dan kalimat pasif tipe III dengan ciri predikat (P) berprefiks ter- dan
sengaja”.
struktur runtut dengan tiga tipe, yaitu S-P-O-K, K-S-P-O-Pel, , dan K-S-P-O;
struktur kalimat aktif ekatransitif berupa struktur runtut dengan tipe S-P-O;
struktur kalimat aktif dwitransitif berupa struktur runtut dengan tipe S-P-O-Pel;
struktur kalimat aktif semitransitif berupa struktur runtut dengan tipe, yaitu S-P-
Pel; dan struktur kalimat aktif intransitif berupa struktur runtut dengan dua tipe,
yaitu S-P-K dan S-P. Struktur kalimat pasif berupa struktur runtut dengan empat
tipe berdasarkan jenis kalimat masing-masing. Kalimat pasif tipe I berupa struktur
runtut dengan empat tipe, yaitu S-P-K, S-P-Pel, S-P, dan K-S-P-Pel; dan struktur
kalimat pasif tipe III berupa struktur runtut dengan tiga tipe, yaitu S-PK, S-P-Pel,
5.2 Saran
berikut
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Penulis
karena itu masih diperlukan penlitian lain tentang jenis kalimat aktif dan
DAFTAR PUSTAKA
Apriliani, Dewi. 2016. Analisis Kalimat Aktif dan Pasif Pada Rubrik Opini dalam
2014. Skripsi Sarjana pada Falkultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Yogyakarta:Tersediahttps://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&ur|
Alwi, Hasan, At.A1. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai
Pustaka.
Yogyakarta:BPFE
Cipta.
http://sigodang.blogspot.com/2008/10/pengertian-
Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.
Grasindo.
Pustaka.
Rosdakarya.
LAMPIRAN.
Jenis Struktur
BIODATA PENULIS
1. UMUM
1. Nama : Kristiani Agustina
2. Tempat Tanggal Lahir : Astina, 8 Agustus 1999
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Nama Orang tua : Ayah : I Ketut Sukada (Alm)
Ibu : Ni Wayan Mudri
5. Agama : Kristen Protestan
6. Alamat : Jl. Purnawirawan
2. PENDIDIKAN
1. SD : SDN Astina
2. SMP : SMP Negeri 1 Torue
3. SMA : SMA Negeri 1 Torue
4. PT : Universitas Tadulako