Anda di halaman 1dari 87

PEMETAAN PENGGUNAAN KALIMAT AKTIF DAN PASIF

DALAM CERPEN KUPU-KUPU HITAM DI ATAS KEPALA”


KARYA HEPI FOURADI

SKRIPSI

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memeroleh gelar sarjana pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

Oleh

KRISTIANI AGUSTINA
A 111 17 095

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
MAPPING THE USE OF ACTIVE AND PASSIVE SENTENCES IN THE
SHORT STORY BLACK BUTTERFLY ABOVE THE HEAD BY HEPI
FOURADI

KRISTIANI AGUSTINA
A 111 17 095

SKRIPSI

Submitted as particalfullfilment of the requirements forthe


degree ofSarjanaPendidikan at Indonesian Language Education
Study ProgramLanguageandArtEducation
DepatementTeacher Training and Education
FacultyTadulakoUniversity

INDONESIAN LANGUAGE EDUCATION AND LITERATURE


STUDY PROGRAM LANGUAGE AND ARTS EDUCATION
DAPERTEMENT TEACHER TRAINING AND EDUCATION
FACULTY TADULAKO UNIVERSITY

2021
iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

PEMETAAN PENGGUNAAN KALIMAT AKTIF DAN PASIF DALAM


CERPEN KUPU-KUPU HITAM DI ATAS KEPALA KARYA HEPI
FOURADI

Kristiani Agustina
A11117095

Telah diperbaiki dan dipertanggung jawabkan di hadapan dewan penguji

Pembimbing

Dr. H. Gazali, M.Pd.


NIP. 196409011990031002

Mengetahui
Koordinator Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP
iv

HALAMAN PENGESAHAN

PEMETAAN PENGGUNAAN KALIMAT AKTIF DAN PASIF DALAM


CERPEN KUPU-KUPU HITAM DI ATAS KEPALA KARYA HEPI
FOURADI

Oleh

Kristiani Agustina
A 111 17 095

SKRIPSI

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memeroleh gelar sarjana pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

Telah disetujui oleh tim pembimbing pada tanggal tertera di bawah ini

Palu, Juli 2021

Koordinator Program Studi Pembimbing


Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia

Dr. Ulinsa, M.Hum. Dr. H. Gazali, M.Pd.


NIP. 19780405 200501 2 002 NIP. 196409011990031002
v

ABSTRAK

Kristiani Agustina, 2021. Pemetaan Penggunaan Kalimat Aktif dan Pasif dalam
Cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala Karya Hepi Fouradi. Skripsi. Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, Palu.
Pembimbing Dr. H. Gazali, M.Pd

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memetakan kalimat aktif


dan pasif berdasarkan jenis dan strukturnya yang terdapat dalam cerpen Kupu-
kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi Fouradi. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Langkah yang ditempuh dalam
penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu (1) tahap pengumpulan data, (2) tahap
analisis data, dan (3) tahap penyajian data. Metode yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah metode baca dan catat. Hasil penelitian terkait dengan
kalimat aktif dan pasif dilihat dari jenis dan strukturnya. Dilihat dari jenisnya,
kalimat aktif meliputi kalimat aktif transitif, aktif ekatransitif, aktif dwitransitif,
aktif semitransitif, dan aktif intransitif. Kalimat pasif meliputi, kalimat pasif tipe
I, kalimat pasif tipe II, dan kalimat pasif tipe III. Dan struktur kalimat yang
ditemukan dalam kalimat aktif dan pasif adalah secara runtut (inversi) yang
meliputi (1) struktur kalimat aktif yaitu, S-P-O-K, K-S-P-O-Pel, K-S-P-O, S-P-
O,S-P-O-Pel, S-P-Pel, S-P-K, dan S-P, dan (2) struktur kalimat pasif yaitu, S-P-K,
S-P-Pel, S-P, dan K-S-P-Pel.

Kata kunci : Pemetaan, Jenis dan Struktur Kalimat.


vi

ABSTRACT

Kristiani Agustina (2021). Mapping The Use of Active and Passive Sentences in
The Short Story Black Butterfly Above the Head by Hepi Fouradi. Skripsi.
Indonesian Language and Literature Education Study Program, Departement of
Language and Arts Education, Faculty of Teacher Training and Education,
Tadulako University, Palu. Supervisor Dr. H. Gazali, M.Pd.

This studi aims to describe and map active and passive sentences based on
their types and structures contained in the short story of The Black Butterfly
Above the Head by Hepi Fouradi. This research is a type of qualitative research
with descriptive method. The steps taken in this research include three stages, (1)
data collection stage, (2) the data analysis stage, and (3) the data presentation
satge. The method used in data collection is the method of reading and taking
notes. The results of study are related to active and passive sentences seen from
their types and structures. Judging from the types of active sentences, they include
transitive active sentences, semitaransitive active, dwitransitive active,
semitransitive active, and intransitive active. Passive sentences include, passive
sentences type I,and passive type III. And sentences structure found in active and
passive sentences is coherent (inversion) wich includes (1) S-P-O-K, K-S-P-O-
Pel, K-S-P-O, S-P-O,S-P-O-Pel, S-P-Pel, S-P-K, dan S-P, and (2) passive
sentence structure namely, S-P-K, S-P-Pel, S-P, dan K-S-P-Pel.

Keywords : Mapping, Types and Structure of Sentences


vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

anugrah dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

program sarjana (S1) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan .

Atas bakti dan cinta penulis mempersembahkan skripsi ini kepada ayahandaku

tercinta almarhum I Ketut Sukadana dan ibundaku tercinta Ni Wayan Mudri yang

setiap saat dengan cucuran keringat dalam nafas dan doanya yang tak henti-

hentinya telah mendidik, memberi motivasi dan membesarkan penulis dalam suka

maupun duka yang tak pernah lelah dan putus asa selama beliau masih bersama

penulis sehingga sampai saat ini penulis dapat menyelesaikan studi dan tetap tegar

dalam menghadapi kerasnya hidup.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, dimana

masih banyak kekurangan yang perlu di perbaiki. Oleh karena itu, dengan

kerendahan hati penulis mengharapkan masukan-masukan baik saran maupun

kritik yang bersifat membangun demi ksempurnaan penulisan skripsi ini.

Disamping itu, tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP, selaku Rektor Universitas Tadulako.

2. Dr. Ir. Amirudiddin Kade, S.Pd.,M.Si, Dekan FKIP Universitas Tadulako.

3. Dr. H. Nurhayati, M.Si, Wakil Dekan Bidang Akademik FKIP Universitas

Tadulako.
viii

4. Abdul Kamarudin, S.Pd., M.Ed., Ph.D, Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan FKIP Universitas Tadulako.

5. Dr. Iskandar,M.H, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FKIP Universitas

Tadulako.

6. Dr. Hj. Sriati Usman, M.Hum, Ketua Jurusan Bahasa dan Seni Universitas

Tadulako.

7. Dr. Ulinsa, M.Hum, Koordinator Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Universitas Tadulako.

8. Dr. Akhmad Syam, M.Pd, selaku Dosen Wali penulis.

9. Bapak Dr. H. Gazali, M.Pd selaku dosen pembimbing penulis yang selalu

memberikan motifasi dan dukungan, serta penuh kesabaran membimbing

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Bapak Drs. Pratama Bayu Santosa, M.Pd dan Ibu Dr. Ulinsa, M.Hum selaku

dosen penguji yang telah memberikan masukan-masukan, arahan dan nasehat

bijak yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

11. Seluruh dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Tadulako, khususnya pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia yang telah memberikan bekal dan ilmu selama berlangsungnya

proses perkulihan.

12. Teristimewa buat Ayahandaku almarhum Ketut Sukadana dan Ibundaku

tercinta Ni Wayan Mudri, atas pengorbanan dan jasa-jasa mereka yang tidak

ternilai membimbing, menuntun dan mendidik penulis serta berkat doa dan

restunya sehingga penuis berhasil menyelesaikan studi pada jenjang


ix

perguruan tinggi pada Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

Tadulako Palu.

13. Keluarga besarku, kakakku tercinta Niluh Yetty Indriani,S.E dan Made

Winda Sukariani, S.Pd, kakak iparku I Nyoman Suprapto, S.Kom, teman

spesial I Made Cahrianto, sepupuku Made Lorensyawati S.Pd, Ita Mustari,

Erni Yunita, Wayan Kristian, dan Lisa Ferawati, dan Om Made Widya, yang

telah banyak memberikan dorongan dan bantuan baik berupa moril maupun

materil kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

14. Sahabat-sahabat saya tercinta Alma Toliba, Reza Yulinda, Putri Puspita,

Annisa, Hasnawati, dan Nurul Amalia terimakasih atas jalinan persahabatan

yang indah dan takkan terlupakan saat kita bersama melewati hari-hari yang

panjang dan berkesan selama menimba ilmu di Program studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia.

15. Semua teman-teman saya program studi Pendidikan Bahasa dan Sasatra

Indonesia angkatan 2017 secara khusus kelas B yang tidak dapat saya

sebutkan satu per satu. Terima kasih atas motifasi dan bantuan moril selama

kuliah dan sampai pada saat ini.


x

Semoga partisipasi yang telah diberikan kepada penulis, mendapat imbalan

serta karunia dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga apa cita-cita kita semua bisa

terwujud seturut kehendakNya. Amin…

Salam Sejahtera

Palu, Juli 2021

Kristiani Agustina
xi

DAFTAR LAMBANG

P1 = Paragaraf Pertama

P2 = Paragraf Kedua

P3 = Paragraf Ketiga

P4 = Paragraf Keempat

P5 = Paragraf Kelima

P6 = Paragraf Keenam

P7 = Paragraf Ketujuh

P8 = Paragraf Kedelapan

P9 = Paragraf Kesembilan

P10 = Paragraf Sepuluh

Hal 1 = Halaman Pertama

Hal 2 = Halaman Kedua

Hal 3 = Halaman Ketiga

Hal 4 = Halaman Keempat


xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Persetujuan iii

Halaman Pengesahan iv

Abstrak v

Abstract vi

Ucapan Terima Kasih vii

Daftar Lambang xi

Daftar isi xii

Daftrar Lampiran xv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Maslah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 4
1.4.1 Manfaat Teoritis 5
1.4.2 Manfaat Praktis 5
1.5 Batasan Istilah 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu 7


2.2 Kajian Pustaka 9
2.2.1 Pengertian Kalimat 9
2.2.2 Kalimat Aktif 11
2.2.3 Ciri-ciri Kalimat Aktif 11
a. Prefiks me- 12
b. Prefiks ber- 14
xiii

2.2.4 Jenis-jenis Kalimat aktif 17


a. Kalimat Aktif Transitif(Dwitransitif dan Ekatransitif) 17
b. Kalimat Aktif Intransitif 18
c. Kalimat Aktif Semitransitif 19
2.2.5 Kalimat Pasif 20

2.2.6 Ciri-ciri Kalimat Pasif 21


a. Prefiks ter- 21
b. Prefiks di- 22
c. Konfiks ke-an 23
2.2.7 Jenis-jenis Kalimat Pasif 24
a. Kalimat Pasif Berawalan di-(Tipe 1) 25
b. Kalimat pasif dengan unsur pelaku pronominal (Tipe 2) 26
c. Kalimat pasif yang verba pasifnya berimbuhan
ke-an dan ter-(Tipe 3) 26
2.2.8 Struktur Kalimat 27
2.2.9 Pengertian Cerpen 27
2. 3 Kerangka Pikiran 29

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian 31


3.2 Subjek Penelitian 31
3.3 Sumber Data Penlitian 32
3.4 Instrumen Penelitian 32
3.5 Teknik Pengumpulan Data 32
3.6 Teknik Analisis Data 33
3.7 Teknik Penentu Keabsahan Data 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 35


xiv

4.1.1 Jenis dan Struktur Kalimat Aktif 36

4.1.2 Jenis dan Struktur Kalimat Pasif 37

4.2 Pembahasan 39

4.2.1 Kalimat Aktif 39

a. Kalimat Aktif Transitif 39

b. Kalimat Aktif Ekatransitif 41

c. Kalimat Aktif Dwitransitif 42

d. Kalimat Aktif Semitransitif 43

4.2.2 Kalimat Pasif 45

a. Kalimat Pasif Tipe 1 45

b. Kalimat Pasif Tipe 3 46

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan 48

5.2 Saran 49

DAFTAR PUSTAKA 50

LAMPIRAN 52
xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lampiran data 53

2. SK Pembimbing 63

3. SK Penguji 65

4. SK Yudisium 67

5. Pernyataan Keaslian Penulis 70

6. Biodata 71
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa menurut medianya dibagi menjadi dua yaitu tulis dan lisan. Bahasa

dengan ragam lisan, unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan

objek tidak selalu dinayatakan. Unsur-unsur itu kadang-kadang ditinggalkan. Hal

ini dikarenakan bahasa yang digunakan itu dapat dibantu oleh gerak, mimik,

pandangan, anggukan, atau intonasi. Bahasa dalam ragam tulis memerlukan

kelengkapan struktur kalimat agar pembaca mengerti maksud dari tulisan kita.

Ragam tulis perlu lebih terang dan lengkap fungsi-fungsi gramatikalnya dari pada

ragam lisan.Hal ini mempunyai maksud, ragam tulis menuntut tulisan tersebut

agar lengkap struktur kalimat yang digunakannya. Kelengkapan fungsi-fungsi

gramatikal tersebut bertujuan agar orang yang membaca mengerti maksud dari

tulisan itu.

Sistem bahasa berupa lmbang-lambang dalam bentuk bunyi, artinya lambang-

lambang itu berbentuk bunyi, yang lazim disebut bunyi ujar atau bunyi bahasa.

Bahasa meliputi tataran fonologi, morfologi, wacana, semantik, dan sintaksis.

Sintaksis adalah cabang dari ilmu yang membicarakan struktur kalimat

Putrayasa( dalam Carnie 2011). Menurut Chear (2009: 3), sintaksis adalah

subsistem kebahasaan yang membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu

ke dalam satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut satuan sintaksis, yakni

kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Dari beberapa pengertian di atas maka

dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang bidang


2

kajiannnya meliputi satuan lingual berwujud kata, frasa, klausa, kalimat, hingga

wacana.

Kalimat adalah satuan bahasa terdiri satu kata atau lebih yang bersifat mandiri

dan berintonasi final. Menurut Suhardi (2013:99) berdasarkan struktur unsur

kalusa pokok, kalimat dapat dikelompokan menjadi dua golongan yakni (1)

kalimat yang berstruktur runtut (tidak inversi) dan (2) kalimat yang berstruktur

terbalik (inversi) sebuah kalimat dikatakan berstruktur runtut apabila unsur

pengisi fungsi S berposisi sebelum P, sedangkan jika unsur pengisi fungsi S

berposisi setelah P, kalimat yang bersangkutan merupakan kalimat inversi.

Berdasarkan sifat hubungan pelaku tindakan, kalimat dapat dikelompokan

menjadi empat golongan, yakni (1) kalimat aktif, (2) kalimat pasif, (3) kalimat

medial, (4) kalimat resiprokal. Kalimat aktif merupakan kaliamat yang subjeknya

atau pelaku melakukan suatu pekerjaan. Suatu kalimat dikatakan kalimat aktif jika

subjek suatu kalimat merupakan pelaku perbuatan yang dinyatakan predikat. Oleh

karena itu, kalimat aktif hanya terdapat pada kalimat yang mempunyai verba

perbuatan. Dengan kata lain, kalimat aktif hanya terdapat pada kalimat yang

predikatnya berupa verba aktif (Sugono 2009:118).

Kalimat aktif memiliki jenis yang beragam. Menurut Sugono (2009: 118)

bahwa kalimat-kalimat aktif dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu

kalimat aktif yang berobjek (transitif) dan kalimat aktif yang tak berobjek

(intrasitif). Kalimat pasif merupakan sebuah kalimat yang subjeknya terkena suatu

tindakan atau aktivitas, perbuatan atau pekerjaan yang diungkapkan dengan


3

predikat terhadap objeknya. Berdasarkan pendapat Sugono (2009: 110) kalimat

pasif dalam bahasa Indonesia terdiri dari tiga macam yaitu (1) kalimat pasif

berprefiks-di (tipe I), (2) kalimat pasif tanpa prefiks di-plus pelaku(tipe II),(3)

kalimat pasif berprefiks ter-(tipe III).

Dalam hal ini kalimat aktif dan pasif mempunyai perbedaan yaitu kalimat

aktif yang subjeknya aktif akan melakukan sesuatu dan diawali me- atau ber-,

sedangkan kalimat pasif subjeknya dikenai pekerjaan dan diawali ter- atau di-

.Contoh :

1) Tina sedang menyapu halaman. (kalimat aktif)


S P O
2) Halaman sedang disapu Rani. (kalimat pasif)
S P O

Cerpen atau cerita pendek merupakan karya fiksi yang sudah dikenal oleh

masyarakkat baik anak-anak maupun orang dewasa. Menurut Tarigan (1984:138),

cerpen adalah cerita rekaan yang masalahnya singkat, jelas, dan padat dan

terkonsentrasi pada suatu peristiwa atau kejadian. Cerpen adalah salah satu karya

sastra yang menggunakan kalimat aktif dan pasif. Kalimat yang digunakan dalam

kegiatan berbahasa terdiri dari bermacam-macam bentuk. Tanpa disadari kalimat-

kalimat tersebut selalu digunakan secara bergantian. Secara umum, kehadiran

kalimat-kalimat itu berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan kelancaran

kegiatan komunikasi para pemakai bahasa. Oleh karena itu peneliti perlu

melakukan penelusuran mengenai kalimat aktif dan pasif dalam cerpen sehingga

nantinya akan terlihat penulisan kalimat aktif dan pasif berdasarkan jenis dan

strukturnya. Hasil dari pemetaan penggunaan kalimat aktif dan pasif yang
4

dilakukan ini penting, karena dapat mengetahui denngan jelas penggunaan kalimat

aktif dan pasif berdasarkan jenis dan struktur yang digunakan dalam cerpen.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai pemetaan penggunaan kalimat aktif dan pasif

dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian

ini yaitu :

1) Bagaimana pemetaan penggunaan kalimat aktif dan pasif dalam cerpen

Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala berdasarkan jenisnya?

2) Bagaimana pemetaan kalimat aktif dan pasif dalam cerpen Kupu-kupu

Hitam di Atas Kepala berdasarkan strukturnya?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini yaitu :

1) Mendeskripsikan dan memetakan penggunaan kalimat aktif dan pasif

dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala berdasarkan jenisnya.

2) Mendeskripsikan dan memetakan penggunaan kalimat aktif dan pasif

dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala berdasarkan

strukturnya.
5

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan penjelasan di atas maka manfaat dalam penelitian dapat dilihat

dari beberapa aspek. Manfaat penelitian ini berupa manfaat secara teoritis dan

manfaat secara praktiks

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dan memberikan kontribusi bagi

pengembangan pengetahuan tentang kalimat aktif dan pasif pada setiap karya

tulis terutama dalam cerpen.

2. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian yang

sejenis pada masa yang akan datang.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah dapat menjadi salah satu sumber

atau referensi yang dapat membantu pembaca untuk menyelesaikan tugas

akhir yang berkaitan dengan penggunaan kalimat aktif dan pasif.

1.5 Batasan Istilah

Beberapan uraian di atas dapat disampaikan beberapa batasan istilah yang

digunakan yaitu:

1. Sintaksis adalah cabang linguistik yang bidang kajiannnya meliputi satuan

lingual berwujud kata, frasa, klausa, kalimat, hingga wacana


6

2. Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya atau pelaku (aktor)

melakukan suatu pekerjaan.

3. Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya mengalami atau dikenai

pekerjaan.

4. Cerpen atau cerita pendek adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita

pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan

karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian

modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses

mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan

insght secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang.
7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjuan Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu inii menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan

penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam

mengkaji penelitian yang dilakukan.Berdasarkan penelusuran pustaka yang

dilakukan peneliti dapat diketahui bahwa belum ada penelitian yang serupa

dengan penelitian ini. Akan tetapi, peneliti berhasil menemukan penelitian

terdahulu yang memiliki relevansi yang sama dengan jenis penelitian ini.

Berikut merupakan penelitian terdahulu yang memiliki relevansi yang sama

dengan jenis penelitian ini.

Tabel. 1
Penelitian Terdahulu

No. Tahun Nama Penulis Judul Kesimpulan


1. 2016 Dewi Apriliani Analisi Kalimat Penelitian tersebut bertujuan untuk
Aktif dan Pasif mendeskripsikan tentang kalimat aktif
pada Rubrik dan pasif, berdasarkan jenisnya,
”Opini ” dalam strukturnya, dan cara mengubahnya
Surat Kabar yang terdapat pada surat kabar Suara
Harian Suara Merdeka kolom Ekonomi-Bisnis bulan
Merdeka Berita Agustus 2014. Objeknya yaitu kalimat
Ekonomi-Bisnis aktif dan pasif yang meliputi jenis,
Bulan Agustus struktur, dan cara mengubah kalimat
2014. aktif menjadi pasif. Instrument
penelitian menggunakan human
8

instrument, yaitu penelitian sendiri.


Teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan metode baca dan
catat. Analisis data dengan metode
agih. Keabsahan data diperoleh
melalui intra-rater, yaitu membaca
dan meneliti sasaran; dan interater,
yaitu mendiskusikan dengan teman
sejawat.

2. 2013 Widya Heru Wahyana , Analisis Bentuk Tujuan penelitian tersebut adalah
Pasif pada mendeskripsikan bentuk pasif pada
judul berita Surat Kabar Harian
Judul Berita
Solopos edisi Mei 2013. Dalam
Surat Kabar mengumpulkan data menggunakan
Harian Solopos teknik pustaka dan teknik simak
dengan teknik catat. Objek penelitian
Edisi Mei 2013.
tersebut yaitu bentuk pasif pada judul
berita Surat Kabar Harian
Soloposedisi Mei 2013. Teknik
analisis data dengan metode padan
yang digunakan untuk menganalisa
data yang terkumpul. Adapun teknik
yang digunakan dari metode padan
adalah teknik referensial. Penelitian
tersebut membahas tentang
penganalisisan bentuk kalimat pasif.
Hasil yang diperoleh 118 buah bentuk
kalimat pasif. Dari 118 kalimat pasif
terbagi atas 67 data yang termasuk
pasif bentuk di-, 24 bentuk di-/-kan, 5
data yang termasuk dalam pasif bentuk
di-/I, 2 data pada judul berita Surat
Kabar Harian Solopos edisi Mei 2013.
9

Perbedaan dengan penelitian sekarang adalah penelitian yang sekarang

menggunkan sumber data dari Cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala,

sedangkan kedua penelitian tersebut menggunkan surat kabar harian Suara

Merdeka berita Ekonomi-Bisnis bulan Agustus 2014 dan surat kabar harian

Solopos edisi Mei 2013. Jadi, jelas bahwa penelitian yang peneliti lakukan benar-

benar penelitian yang berbeda dan belum pernah dilakukan oleh penelitian

terdahulu.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memetakan tentang

kalimat aktif dan pasif berdasarkan jenisnya dan strukturnya.

2.2 Kajian Pustaka

Pada bagian ini diuraikan teori yang digunakan sebagai landasan dalam

melakukan penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut berikut ini akan dibahas

beberapa aspek yang berkaitan dengan penggunaan kalimat aktif dan pasif dalam

cerpen.

2.2.1 Pengertian Kalimat

Finoza (2008;141) mengungkapkan kalimat merupakan bagian ujaran/tulisan

yang mempunyai stuktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasi

finalnya menunjukan bagian ujaran/tulisan itu sudah lengkap dengan makna

(bernada berita, tanya atau perintah). Pendapat yang dikemukan oleh Kridalaksana

(2001;92) kalimat sebagai satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,

mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri dari

klausa; klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi
10

yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk

satuan bebas; jawaban, minimal, seruan, salam, dan sebagainya.

Kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung suatu pikiran lengkap. Dalam

sebuah kalimat paling kurang mengandung suatu subjek dan predikat. Kalimat

dalm wujud lisan diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela

jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin

kalimat dimulai dengan sebuah huruf kapital dan diakhiri dengan sebuah tanda

titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Kalimat adalah satuan bahasa yang

berisi suatu “pikiran”atau “amanat” yang lengkap (Chear. 2006;327). Lengkap,

berarti didalam satuan bahasa yang disebut kalimat itu terdapat

1. Unsur atau bagian yang menjadi pokok pembicaraan, yang lazim disebut

dengan istilah subjek (S).

2. Unsur atau bagian yang menjadi “komentar” tentang subjek yang lazim

disebut dengan istilah predikat (P).

3. Unsur atau bagian yang merupakan pelengkap predikat, yang lazim disebut

dengan istilah objek (O).

4. Unsur atau bagian yang merupakan”penjelasan” lebih lanjut terhadap

predikat dan subjek yang lazim disebut dengan istilah keterangan (K).

Berdasarkan beberapa defenisi di atas mengenai pengertian kalimat, maka

dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terdiri dari satu kata

atau lebih yang bersifat mandiri dan berintonasi final, kemandirian kalimat

memiliki arti bahwa susunan kata yang terangkai dapat berdiri sendiri,
11

tanpa tergaantung pada yang lain dan intonasi final ditandai oleh tanda titik

(.), tanda seru (!), dan tanda tanya (?).

2.2.2 Kalimat Aktif

Kalimat aktif merupakan kalimat yang subjeknya atau pelaku (aktor)

melakukan suatu pekerjaan. Suatu kalimat dikatakan kalimat aktif jika subjek

suatu kalimat melakukan pelaku perbuatan yang dinyatakan para predikat. Oleh

karena itu, kalimat aktif hanya terdapat pada kalimat yang mempunyai verba

perbuatan. Dengan kata lain, kalimat aktif hanya terdapat pada kalimat yang

predikatnya berupa verba aktif (Sugono, 2009:118). Kalimat aktif biasa ditandai

dengan predikat yang berawalan me- atau ber-. Kalimat aktif adalah kalimat yang

subjeknya berperan sebagai pelaku atau actor (Cook dalam Tarigan, Henry

Guntur, 1985:26). Pendapat lain juga dikemukakan oleh Kridalaksana (2008;

124) bahwa kalimat aktif merupakan klausa transitif yang menunjukan bahwa

subjek mengerjakan pekerjaan dalam predikat verbalnya.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan perbuatan atau tindakan.

2.2.3 Ciri-ciri Kalimat Aktif

Cirri-ciri kalimat aktif adalah subjek sebagai pelaku, predikat berawalan me-

/ber-. Awalan me- adalah imbuhan yang produktif (Abdul Chear, 2006:225-231).

Awalan me- mempunyai enam variasi bentuk, yaitu me-, mem-, men-, meny-,

meng-, dan menge-. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkainya di

muka kata yang diimbuhinya. Aturan dalam penggunaan (1) me- digunakan pada
12

kata-kata yang dimulai dengan konsonan r, l, w dan y; serta konsonan sengau m,

n, ny dan ng;(2) mem- digunakan pada kata-kata yang dimulai pada konsonan b,

p, f dan v ; konsonan b, f dan v tetap berwujud, sedangkan konsonan p tidak

diwujudkan, tetapi disenyawakan dengan bunyi nasal dari awalan itu; (3) men-

digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan d dan t. konsonan d tetap

diwujudkan; sedangkan konsonan t tidak diwujudkan, melainkan disenyawakan

dengan bunyi nasal dari awalan itu; (4) meny- digunakan pada kata-kata yang

dimulai dengan konsonan s; dan konsonan s itu tidak diwujudkan, tetapi

disenyawakan dengan bunyi nasal, dari awalan itu; (5) meng- digunakan pada

kata-kata yang mulai dengan konsonan k, g, h dan kh; serta vocal a, i, u, e, e dan

o. konsonan k tidak diwujudkan, tetapi disenyawakan dengan bunyi nasal dari

awalan itu. Sedangkan konsonan lain tetap diwujudkan; (6) menge- digunakan

pada kata-kata yang hanya bersuku satu.

a. Prefiks me-

Fungsi yang utama dari awalan me- adalah membentuk kata kerja, baik

transitif maupun intransitif. Bidang arti yang dapat didukung oleh awalan-me

dapat ditinjau dari dua segi berdasaarkan fungsi me- itu : pertama sebagian

unsur pembentuk kata kerja intransitif dan kedau sebagai pembentuk kata kerja

transitif. Unsur pembentuk kedua kata kerja tersebut sebagai berikut : (1)

mengerjakan suatu perbuatan atau gerakan :menari, menyanyi, mengembara,

mendidih, merangkak, melompat dan sebagainya; (2) menghasilkan atau

membuat sesuatu hal :menguak, mencicit, meringkik, menyalak, dan

sebagainya; (3) bila kata dasarnya menyatakan tempat, maka kata yang
13

mengandung me- itu berarti menuju kea rah : menemi, menyisi, meminggir,

merantau, mengiri, melaut, mendarat, dan sebagainya; (4) awalan me- dapat

juga diartikan dengan berbuat seperti, berlaku sperti, atau menjadi sperti :

merajarela, membabiutan, membatu, menyemak, menghutan, dan sebagainya;

(5) bila kata dasarnya kata sifat aatau kata bilangan maka me- mengandung

arti menjadi : meninggi, merendah, memutih, mendua, dan sebaginya; (6) satu

variasi lain dari me- + kata bilangan adalah membuat untuk kesekian kalinya,

terutama dalam beberapa ungkapan seperti : menujuh hari, meniga hari, dan

sebagainya; (7) melakukakn suatu perbuatan : menulis, mencium, menikam,

menyiksa, membuang, menangkap, dan lain-lain; (8) mempergunakan atau

bekerja dengan apa yang terkandung dalam kata dasar : menyabit, menyapu,

memarang, meapak, dan lain-lain; (9) membuat atau menghasilkan apa yang

disebut dalam kata dasar : menyambal, menggulai, dan lain-lain (Keraf, 1984:

97-99).

Prefiks me-(n) sangat bergantung pada kelas kata bentuk dasarnya.Dan

dalam satu kelas kata, masih ada lagi keragaman makna bagi berbagai

kontruksi me-(n).apabila bentuk dasarnya berkelas kata kerja, imbuhan me-(n)

mempunyai arti ‘melakukan tindakan seperti yang tersebut pada bentuk

dasarnya’. Arti itu misalnya, terdapat pada kata membaca, menulis, menarik,

memukul, menjerat dan masih banyak lagi. Dibagian lain, bergabung dengan

dating sehingga menjadi mendatang, misalnya arti imbuhan me-(n) menjadi

lain; begitu juga bila me- (n) melekat pada bentuk hilang sehingga menjadi

menghilang, arti morfem me- sudah lain lagi. Begitulah, meski yang dilekati
14

sama-sama kata kerja, arti morfem me- (n) berbeda-beda untuk setiap

kontruksinya (Muslich, 2009: 66).

b) Prefiks ber-

Pada umumnya fungsi prefiks ber- itu adalah membentuk kata kerja, misalnya

bersiul, bergerak, berjalan, dan sebagainya. Bila semua Tata Bahasa lama

mengatakan bahwa ber- berfungsi untuk membentuk kata kerja, maka dengan

meneliti ciri-ciri kata kerja itu sendiri, kita harus berhati-hati dengan pendapat

lama. Arti yang dapat didukung oleh prefiks ber- bermacam-macam. Dalam

menentukan suatu kata, kita harus melihat suatu konteks (hubungan kalimat)

dahulu, karena arti dalam kalimat itu sudah dibatasi, bila dibandingkan dengan arti

satu kata yang lepas konteks, misalnya bersawah dapat berarti mempunyai sawah

atau mengerjakan sawah.

Kemungkinan-kemungkinan arti yang dapat didukung oleh prefiks ber- adalah

sebagai berikut: (1) Pertama-tama prefiks ber- mendukung atau mengandung arti

mempunyai, atau memiliki: bernama, beristri, beribu, berkaki, berlayar, dan

sebagainya; (2) Mempergunakan atau memakai sesuatu yang disebut dalam kata

dasar: berkereta, berbaju, bersepeda, berkacamata, dan sebagainya; (3)

Mengerjakan sesuatu atau mengadakan sesuatu: bersawah,berkedai, berkuli,

bertukang bernafas, dan sebagainya; (4) Memperoleh atau menghasilkan

sesuatu:berhujan,berpanas, beruntung, bertelur, bersiul, beranak, dan

sebagainya; (5) Berada dalam keadaan sebagai yang disebut dalam kata dasar:

bermalas, beramai-ramai, bergegas-gegas, dan sebagainya; (6) Bila kata dasarnya


15

adalah kata bilangan atau kata benda yang menyatakan ukuran, maka ber-

mengandung arti himpunan: bersatu, berdua, bermeter-meter, bertahun-tahun,

dan sebagainya; (7) Menyatakan perbuatan yang taktransitif: berjalan, berkata,

berdiri, berubah dan sebagainya; (8) Menyatakan perbuatan mengenai diri sendiri

atau refleksif: berhias, bercukur, berlindung, dan sebagainya; (9) Menyatakan

perbuatan berbalasan atau timbal-balik resiprok: berkelahi, bergulat, bertinju, dan

sebagainya; (10) Bila dirangkaikan di depan sebuah kata yangberobyek maka ber-

mengandung arti: mempunyai pekerjaan itu: berkedai nasi, bermain mata,bermain

bola, bertolak pinggang, dan sebagainya. Dalam hal terakhir ini kedai nasi, main

mata,main bola adalah kata majemuk. Prefiks di sini mengikat seluruh rangkaian

itu. Jadi analisa katanya adalah: mula-mula mainbergabung dengan mata,

kemudian ber- bergabung dengan main, mata dan sebagainya

Bentuk dasar yang dapat bergabung dengan imbuhan ber- dapat

dikelompokkan atas empat kelas, yaitu bentuk dasar yang berkelas kata kerja,

benda, sifat (adjektiva), dan bilangan (numeralia). Berikut ini disajikan secara

berkelompok arti imbuhan ber- pada setiap kelas kata tersebut. Apabila bentuk

dasarnya berkelas kata kerja, maka imbuhan ber- mempunyai arti seperti berikut,

(1) dalam keadaan bentuk dasar misalnya, berada dalam keadaan ada;

berkembang dalam keadaan (meng)kembang; dan sebagainya. (2) menjadi seperti

bentuk dasar misalnya, berubah menjadi ubah. (3) melakukan seperti bentuk dasar

misalnya, bekerja melakukan kegiatan kerja,berlari melakukan kegiatan lari.

Apabila bentuk dasarnya berkelas kata benda, imbuhan ber- mempunyai beberapa

kemungkinan arti sebagai berikut; (1) memakai atau mengenakan, misalnya:


16

bersepatu memakai atau mengenakan sepatu; berdasi memakai atau mengenakan

dasi. (2) mempunyai apa yang tersebut pada bentuk dasarnya, misalnya:

bersuamimempunyai suami; berkumis mempunyai kumis. (3) mengeluarkan,

misalnya: berdarah mengerluarkan darah; bersuara mengeluarkan suara. (4)

mengerjakan atau menggarap, misalnya: bersawah mengerjakan atau menggarap

sawah; berladangmengerjakan atau menggarap ladang. (5) mengendarai atau

mempergunakan, misalnya: berkuda mengendarai atau mempergunakan kuda;

bersepeda mengendarai atau mempergunakan sepeda. (6) bermain seperti bentuk

dasar, misalnya: bertinjubermain tinju; bercatur bermain catur; bersepak bola

bermain sepak bola.

Apabila bentuk dasarnya berkelas kata sifat, imbuhan ber- mempunyai arti

dalam keadaan, misalnya berduka, bersedih, bergembira, dan masih banyak lagi.

Apabila bentuk dasarnya berkelas kata bilangan, imbuhan ber- mempunyai arti

‘menjadi’ atau ‘kumpulan yang terdiri atas jumlah yang tersebut pada bentuk

dasar’, misalnya bersatu ‘kumpulan yang terdiri atas satu, berdua, berlima,

berempat, dan sebagainya’. Bila ada proses pengulangan pada kelas numeralia ini,

maka prefiks16ber- menunjuk arti ‘dalam jumlah kelipatan seperti tersebut bentuk

dasar’. Misalnya berpuluh-puluh ‘dalam jumlah kelipatan sepuluh’, berjuta-juta,

dan sebagainya. (Muslich, 2009: 69-70)


17

2.2.4 Jenis-jenis Kalimat Aktif

Kalimat aktif memiliki jenis yang beragam. Sugono (2009;118) mengatakan

bahwa kalimat-kalimat aktif dapat dikelompokan menjadi dua macam yaitu,

kalimat aktif yang berobjek (transtif), daan kalimat aktif yang tidak berobjek

(intrasitif). Berbeda halnya dengan Suhardi (via Meoliono,2013; 100) dalam Tata

Buku Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa kalimat aktif dibedakan menjadi tiga

jenis, yakni (1) kalimat aktif transitif, (2) kalimat aktif intrasitif, dan (3) kalimat

aktif semitransitif.

a. Kalimat Aktif Transitif(Ekstransitif dan Dwitransitif)

Meoliono (1997; 279) kalimat aktif transitif adalah kalimat yang paling tidak

mempunyai tiga unsur inti di dalamnya yakni subjek (S), predikat (P), dan objek

(O). Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang predikatnya harus disandingkan

dengan objek. Hal ini disebabkan predikat pada jenis kalimat aktif ini

menggunakan jenis-jenis kata kerja (verba) transitif. Adapun yang dimaksud

dengan verba transitif adalah verba yang penggunaannya harus didampingi

dengan objek suatu kalimat. Kalimat aktif transitif dapat dibedakan menjadi dua

yaitu kalimat aktif ekatransitif, dan kalimat aktif dwitransitif. Kalimat aktif

ekatransitif adalah kalimat yang verbanya diikuti suatu objek, sedangkan kalimat

aktif dwitransitif adalah kalimat yang verbanya diikuti oleh objek dan pelengkap.
18

Contoh :

1. Hani memanggil-manggil Dewi.(ekatransitif)


S P O

2. Rina menunggu temanya di teras. (ekatransitif)


S P O KET

3. Ayah membelikan kakak sepeda(dwitransitif)


S P O PEL

4. Andy memberikan kekasihnya sekuntum bunga(dwitransitif)


S P O PEL

b. Kalimat Aktif Intrasitif

Kalimat aktif intrasitif adalah kalimat yang subjeknya melakukan perbuatan

yang dinyatakan pada predikat dan predikatnya merupakan verba aktif namun

tidak memr;ukan kehadiran objek. Verba aktif yang digunakan dalam kalimat

aktif itransitif ini ada yang berawalan me- dan ber-, ada pula yang berupa kata

kerja aus.

Verba aktif intrasitif yang : (1) berawalan me-, misalnya melompat, melapor,

melihat,melangkah dan menyanyi, (2) berawalan ber-, misalanya berjalan,

berolahraga, bertanya, (3) verba aus ialah kata kerja intrasitif yang berbentuk kata

dasar, yaitu kata kerja yang tidak memerlukan awalan me- atau ber-, seperti tidur,

pergi, mandi, duduk, terbang, bangun, dll.

Adapun contoh-contohya sebagai berikut :

1. Kalimat aktif intransitive yang berawalan me- :

a. Anak-anak menari.
S P
19

b. Korban pencopetan itu melapor kepada polisi.


S P KET

c. Ia melangkah dengan pasti.


S P KET

d. Anak kecil itu menangis.

S P

2. Kalimat aktif intrasitif yang berawalan ber- :

a. Pak Ali berjalan ke kantornya.


S P KET

b. Rina belajar bahasa Indonesia.


S P PEL

c. Aldo bermain dengan teman-temannya.


S P KET

3. Kalimat aktif intrasitif yang berupa kata kerja aus :

a. Pak Budi masuk ke dalam ruangan dosen.


S P KET

b. Putri datang dari tempat pariwisata.


S P KET

c. Tina pergi ke luar negeri.


S P KET

d. Pak Jokowi kembali ke Indonesia.


S P KET

e. Agnes bangun dari tempat tidurnya.

S P KET

c. Kalimat Aktif Semitransitif

Kalimat aktif semitransitif adalah kalimat yang subjeknya melakukan

perbuatan yang dinyatakan pada predikat, dan predikatnya berupa verba yang bias
20

diikuti oleh objek, bias pula tanpa objek (Sukini, 2010:93). Jadi kehadiran objek

dalam kalimat semitransitif bersifat manasuka.

Contoh kalimat aktif semitransitif :

a) Rara sedang membaca novel.


S P O

b) Nanda sedang memasak.

S P

2.2.5 Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya menjadi sasaran perbuatan

yang dinyatakan dalam predikat (Sukini 2010:94). Menurut Sugono (2009:118)

menyatakan bahwa jika subjek kalimat tidak berperan sebagai pelaku, tetapi

sebagai sasaran perbuatan yang dinyatakan predikat, disebut kalimat pasif.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat pasif

adalah kalimat yang subjeknya tidak dikenai sasaran yang dinyatakan oleh

predikat. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa kalimat pasif merupakan

kalimat yang subjeknnya berupa sasaran suatu perbuatan yang dinyatakan dalam

predikat. Dengan kata lain, penggunaan kalimat pasif memiliki kecenderungan

tidak menonjolkan pelaku perbuatan. Dengan menggunakan kalimat pasif, orang

dapat meniadakan unsur pelaku. Penggunaan kalimat pasif juga dapat

menyelamatkan sturktur kalimat yag disebabkan oleh tidak adanya subjek dalam

kalimat aktif.
21

2.2.6 Ciri-ciri Kalimat Pasif

Ciri-ciri kalimat pasif adalah subjek sebagai penderita, predikat berawalan

di- dan ter- maupun ke- an. Awalan di- tidak mempunyai variasi bentuk.

Bentuknya untuk posisi dan kondisi mana pun sama saja. Hanya perlu

diperhatikan adanya di- sebagai awalan dan di- sebagai kata depan. Fungsi awalan

di- adalah membentuk kata kerja pasif. Oleh karena fungsi awalan di- adalah

membentuk kata kerja pasif, makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya

merupakan kebalikan dari makna kata kerja aktif transitif, yakni kata kerja yang

berawalan me- yang transitif (Abdul Chaer, 2006: 244).

1) Prefikster-

Awalan ter- termasuk awalan yang produktif. Pengimbuhannya dilakukan

dengan cara merangkaikannya di muka kata yang diimbuhinya. Awalan ter-

mempunyai dua macam bentuk, yaitu ter- digunakan pada kata-kata yang tidak

mulai dengan konsonan /r/; dan awalan ter- digunakan pada kata-kata yang

dimulai dengan konsonan /r/. Aturan pengimbuhan awalan ter- (1) untuk

mendapatkan makna ‘paling’ awalan ter- harus diimbuhkan pada kata sifat; (2)

untuk mendapatkan makna ‘dapat atau sanggup’ awalan ter- harus diimbuhkan

pada kata kerja; (3) untuk mendapatkan makna ‘tidak sengaja’ awalan ter- harus

diimbuhkan pada kata kerja; (4) untuk mendapatkan makna ‘sudah terjadi’ awalan

ter- harus diimbuhkan pada kata kerja; (5) untuk mendapatkan makna ‘terjadi

dengan tiba-tiba’ awalan ter- harus diimbuhkan pada kata kerja; (6) untuk

mendapatkan makna ‘dalam keadaan’ awalan ter- harus diimbuhkan pada kata
22

dasar yang menyatakan keadaan; dan (7) untuk mendapatkan makna ‘orang yang

dikenai’ awalan ter- harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja (Chaer, 2006:

251-155).

2) Prefiks di-

Prefiks di- mempunyai pertalian yang sangat erat dengan prefiks me- karena

pertama, keduanya mempunyai pertalian bentuk gramatik yang disebut diatesis.

Pertalian diatesis mengandung pengertian bahwa kedua bentuk itu tetap

mempertahankan identitas leksikal katanya; dan kedua, pertalian fungsi-makna di

mana yang satu menyatakan keaktifan perbuatan, sedangkan yang lain

menyatakan kepasifan. Karena hubungan aktif-pasif adalah hubungan timbal-balik

maka semua bentuk kata kerja aktif transitif dengan me- selalu didampingi bentuk

pasif transitifnya dengan di-, misalnya melihat-dilihat, membuat-dibuat,

membaca-dibaca. Kerena itu, bentuk seperti dikarenakan tidak dapat diterima

sebagai bentuk kata standar karena tak didampingi bentuk *mengarenakan. Akan

tetapi bentuk disebabkan dapat diterima karena ada bentuk menyebabkan. Sejalan

dengan fungsi me- sebagai pembentuk kata kerja aktif untuk kata kerja transitif

maka fungsi di- adalah pembentuk kata kerja pasif verba transitif. Bila prefiks me-

dengan macam-macam perincian makna khusus itu dapat digeneralisasikan pada

satu fungsi umum, yaitu menyatakan keaktifan, pelaku dipentingkan, dan

sekaligus melakukan perbuatan itu, maka prefiks di- secara umum mengandung

makna kepasifan dalam arti objek lebih dipentingkan sedangkan pelaku turun

peranannya hanya sebagai pelengkap (Keraf, 1991: 126-127). Sama halnya

dengan pendapat tersebut, Ramlan (2001: 116-117) menyatakan bahwa setiap kata
23

dasar yang digabung awalan/prefiks di- tidak mengalami perubahan bentuk.

Awalan di- berfungsi memasifkan verba berawalan me-.Afiks di- hanya memiliki

satu fungsi, ialah membentuk kata kerja pasif. Berbeda dengan afiks meN- yang

mempunyai fungsi membentuk kata kerja aktif, sedangkan maknanya ialah

menyatakan makna ‘suatu perbuatan pasif’, seperti pada kata dimakan-memakan,

digunting-menggunting, dan dimarahi-memarahi. Berbeda halnya dengan

pendapat Sudaryanto (1986: 36) awalan di- jarang dirangkai dengan kata benda,

kata bilangan, kata sifat dalam konteks kalimat tertentu.Hal tersebut dikarenakan

terdengan rancu bila dirangkaikan.

Contoh.

a. Kata orang, tanah itu akan ditinggi.

b. Karena ingin segera sampai, lari mereka dipercepat.

c. Kayu itu diketam akan diperkecil.

Jika ingin merangkaikannya dengan kata benda, kata sifat, dan kata bilangan,

maka awalan di- harus dirangkaikan juga dengan imbuhan lainnya, seperti pada

kata dibukukan, diperkecil, dipercepat, dan ditinggikan.

3) Konfiks ke- an

Keraf (1991: 145) bentuk konfiks ke- an tidak mempengaruhi, sehingga

imbuhan ini tidak mengalami perubahan morfofonemik. Fungsi dari imbuhan ke-

an pada umumnya adalah membentuk kata benda (nominalisasi). Di samping itu,

dalam jumlah terbatas ke- an juga berfungsi membentuk kata kerja (pasif), dan

kata sifat atau keadaan. Makna yang mungkin didukung oleh konfiks ke- an
24

adalah menyatakan tempat atau daerah, menyatakan hal yang disebut dalam kata

dasar atau peristiwa yang telah terjadi, menyatakan kena atau menderita sesuatu

hal, menyatakan perbuatan yang dilakukan tidak dengan sengaja, menyatakan

terlalu, dan mengandung sedikit sifat seperti yang disebut dalam kata dasar, atau

menyerupai. Berbeda halnya dengan Alwi (1998: 145) konfiks ke- an dapat dibagi

menjadi tiga kelompok, yakni kelompok yang (1) bernomina satu, misalnya kami

kemalaman di jalan dan kami ketakutan; (2) bernomina dua dan wajib, misalnya

petani itu kejatuhan cangkul dan kemarin adik kehilangan uang; dan (3)

bernomina dua, tetapi nomina kedua sifatnya manasuka, misalnya kami kehujanan

(salju) dan kita kebanjiran (order). Makna umum dari bentukan ini dalah

malafektif atau adversatif, yakni keadaan yang menyatakan segi-segi negatif, segi-

segi yang tidak menyenangkan atau menguntungkan. Semua bentuk pasif dengan

sufiks di- pastilah dapat diikuti oleh kata oleh. Sebagian dari verba ke- an juga

dapat diikuti oleh kata oleh, tetapi sebagian yang lain tidak dapat.

contoh.

1.a. Perbuatan itu ketahuan suaminya. b. Perbuatan itu ketahuan oleh suaminya.

2. a. Orang itu kemasukan setan. b. orang itu kemasukan oleh setan.

2.2.7 Jenis-jenis Kalimat Pasif

Menurut Kridalaksana (2001 : 353) menyatakan ada dua jenis kalimat pasif,

yaittu pasif dengan subjek adalah kalimat ini memiliki objek atau subjek yang

melakukan kegiatan; dan pasif tanpa subjek adalah kalimat pasif ini tidak

memiliki subjek, jadi subjek bukan focus utama.


25

Berdasarkan pendapat Sugono (2009 : 110) kalimat pasif dalam bahasa

Indonesia terdiri dari tiga macam yaitu, (1) kalimat pasif yang berprefiks di- (tipe

I), (2) kalimat pasif tanpa prefiks di- plus pelaku (tipe II), (3) kalimat pasif

berprefiks ter-(tipe III).

1. Kalimat Pasif Berawalan di-(Tipe 1)

Penelitian ini dikemukakan oleh Sugono (2009: 110) yang berpendapat bahwa

kalimat aktif transitif dapat dijadikan kalimat pasif dengan mengubah unsur objek

menjadi subjek. Hal ini mengakibatkan perubahan bentuk verba predikat yang

berprefiks me- (n) menjadi prefiks di-.

Contoh : 1. Kebijaksanaan itu disambut oleh masyrakat.


S P KET
2. Ayah dibawa oleh pengusaha itu.
S P KET
Dalam kalimat pasif, unsur pelaku wajib hadir tetapi unsur pelaku tersebut

berperan sebagai pasien, sedangkan dalam kalimat aktif unsur pelaku pun wajib

hadir tetapi subjeknya berperan sebagai aktor. Disamping itu, kalimat pasif yang

menggunakan afiks di- biasanya dapat dikembalikan ke bentuk kalimat aktif

transitifnya, sedangkan bentuk kalimat pasif yang lainnya belum tentu. Bahkan,

dalam bahasa Indonesia terdapat kalimat pasif yang tidak berasal dari kalimat

aktif transitif, yakni kalimat pasif yang kata kerjanya berafiks konfiks ke- an.

Contoh kalimat pasif tipe ke- an.

Contoh kalimat pasif ke-an :


26

a. Petani itu kejatuhan kelapa.

S P KET

b. Orang itu kecurian sepeda.

S P KET

2. Kalimat pasif dengan unsur pelaku pronominal (Tipe II)

Pada kalimat pasif tipe ini, predikat kalimat menggunakan verba aktif

dengan meninggalkan awalan meN- dan menggunakan pronomina persona

pertama, kedua, dan ketiga (saya, kita, kami, kamu, dia dan mereka)

sebanggai pengganti di-. Sebagai contoh lihatlah pada kalimat berikut :

a. Buku itu telah ia berikan kepada temannya.


S P KET

b. Masalah itu sudah sering kami bicarakan dengannya.


S P KET
c. Mobil itu ayah beli dari toko.
S P KET

d. Rumah itu mereka tempati sejak gempa tahun lalu.

S P KET

Jika diperhatikan setiap predikat dalam kalimat-kalimat terdapat verba

aktif yang telah meninggalkan awalan meN-, selain itu sebelumnya terdapat

pronominal persona.

3. Kalimat pasif yang verba pasifnya berimbuhan ter-(Tipe III)

Kalimat pasif tipe III juga dikemukakan oleh Sugono (2009: 114) bahwa

kalimat pasif tipe ini ditandai oleh predikat verba pasif yang berprefiks ter-

.Dalam kalimat pasif ini subjek dikenia perbuatan yang dinyatakan predikat,

sedangkan maknanya adalah “tidak sengaja”.


27

Contoh : 1. Kaki saya terinjak orang.


S P O
2. Telunjuknya teriris pisau.
S P O
Kalimat pasif pengertian tidak disengaja itu ditandai juga oleh kata kena
seperti contoh berikut :
3. Mereka kena tipu orang.
S P KET
4. Adik kena pukul temannya.
S P KET

2.2.8 Struktur Kalimat

Suhardi (2013: 99-100) mengelompokan struktur kalimat berdasarkan unsur

klausa pokoknya dibagi menjadi dua golongan, yakni (1) kalimat yang berstruktur

runtut (tidak inversi) dan kalimat berstruktur terbalik ( inversi). Sebuah kalimat

dikatakan berstuktur runtut apabila unsur pengisi fungsi S berposisi sebelum P,

sedangkan jika unsur pengisi fungsi S berposisi setelah P, kalimat yang

bersangkutan merupakan kalimat inversi.

Contoh :

1. Mahasisawa akan lulus. (kalimat runtut)


S P
2. Pergilah Ani. (kalimat inversi)
P S

2.2.9 Cerpen

Cerpen adalah karangan yang lebih singkat dari pada novel, yaitu karangan

yang menceritakan sesuatu (sejumput) kejadian dalam kehidupan pelakunya.

Cerepen merupakan jenis karya sastra yang menggambarkan cerita tau kisah

hidup manusia dalam bentuk tulisan yang ringkas dan jelas.


28

Menurut Nurgiyantoro (2002 : 10) cerpen, sesuai dengan namanya, adalah

cerita yang pendek. Akan tetapi, beberpa ukuran yang panjang dan pendek itu

memang tidak ada aturannya, tak ada kesepakatan diantara pengarang dan para

ahli.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh (Nurgiyantoro 2002 : 10) menyatakan,

cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira

berkisar anatra setengah sampai dua jam, dijelaskan pula bahwa walaupun cerpen

itu pendek, panjangcerpen itu bervariasi. Ada cerpen yang pendek bahkan pendek

sekali berkisar 500-an kata, ada cerpen yang panjangnya cukupan, serta ada

cerpen yang panjangnya terdiri dari puluhan kata bahkan beberapa ribuan kata.

Pengertian cerita pendek menurut Ferdinan de J. Saragih (http://sigodang.

Blogspot.com/2008/10/pengertian cerpen-selengkapnya.html), cerpen merupakan

jenis prosa yang baru berkembang pada masa modern. Sebagai bagian dari genre

prosa, yang membedakan cerpen dari jenis prosa lainnya, seperti hikayat dan

novel, adalah plotnya yang tidak rumit, tokoh yang terbatas, persoalannya tidak

banyak, dan bentuk karangannya yang pendek.

Berdasarkan beberapa defenisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

cerepen adalah jenis karya sastra yang diceritakan sangat singkat, yang hanya

dibaca dalam sekali duduk.


29

2.3 Kerangka Pemikiran

Bahasa tulis memiliki karakteristik yang berbeda dengan karakteristik bahasa

lisan. Dalam bahasa lisan orang akan lebih mudah memahami maksud penutur,

hal ini dikarenakan adanya intonasi pada pengucapan kalimat-kalimat yang

dituturkan. Sedangkan dalam bahasa tulis, penulis hendaknya menguasai tata cara

penulisan agar tulisan dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca. Kelengkapan

unsure sebuah kalimat atau kata sangat menentukan kejelasan sebuah kalimat atau

kata tersebut.Oleh sebab itu, sebuah kalimat harus memiliki paling kurang subjek

dan predikat. Kalimat yang lengkap harus ditulis sesuai dengan aturan-aturan

Ejaan Yang Disempurnakan(EYD).

Dalam penelitian ini subjek penelitian yang dikaji berupa kalimat aktif dan

pasif dalam cerpenKupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi Fouradi, dan

menggunakan kajian sintaksis.


Pemetaan Penggunaan Kalimat Aktif dan Pasif dalam Cerpen
Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi Fouradi

Sintaksis

Kalimat Aktif dan Pasif

Jenis Kalimat Aktif dan Pasif Struktur :

1. Kalimat Aktif 1. Kalimat


- Aktif Transitif berstruktur
- Aktif Ekatransitif runtut (tidak
- Aktif Dwitransitif inversi).
Metode Penelitian :
- Aktif Semitransitif 2. Kalimatt
- Aktif Intrasitif berstruktur
2. Kalimat Pasif terbalik (tidak
Deskriptif inverse)
- Pasif Tipe I
Kualitatif
- Pasif Tipe II
- Pasif Tipe III

Kesimpulan

Gambar 2. Kerangka Berpikir


31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini mengkaji tentang penggunaan kalimat aktif dan pasif dalam

cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi Fouradi.Penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kualitatif. Kriteria data dalam penelitian kualitatif

adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebernarnya terjadi

sebagaimana adanya, bukan data yang hanya sekedar terlihat, terucap, tetapi data

yang mengandung makna dibalik yang terlihat dan terucap tersebut. Menurut Jane

Richie (dalam Moleong, 2016:06) penelitian kualitatif adalah upaya untuk

menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep,

persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriftif yang

sumber datanya berupa kata-kata,gambar dan bukan angka-angka.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah cerpen dengan jumlah 10 cerpen. Namun

dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan 4 cerpen yang terdapat pada

kumpulan cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala :Jampi-jampi Pengusir Ular,

Rumah Pusaka, Secangkir Kopi tanpa Sebatang Rokok, Kupu-kupu Hitam di Atas

Kepala.
32

3.3 Sumber Data

Sumber data yang digunakan peneliti yaitu kata, frase, kalimat dan paragraph

yang akan di analisis pemetaan penggunaan kalimat aktif dan pasif dalam cerpen

Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi Fouradi.

3.4 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi instrument atau alat yang merujuk pada

sarana pengumpulan data adalah teks cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala

dan peneliti sendiri yang bertugas sebagai instrument kunci. Dengan kata lain,

dalam penelitian ini, penulis berperan sebagai instrument utama dalam mencari

data dan informasi yang diperlukan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data merupakan bagian penting dari proses

penelitian. Begitu sentral peran pengumpulan data sehingga kualitas penelitian

bergantung padanya. Di dalam aktivitas ini, peneliti akan mencurahkan energy

seluruh kemampuan, terutama penguasaan teori atau konsep struktur. Keakuratan

perolehan data bergantung sepeuhnya pada peneliti, karena itu proses

pengambilan data tidak berlangsung sekali jadi, malah akan terjadi proses

pengulangan dimana peneliti akan bergerak mundur dan maju dalam usaha

memperoleh tingkat akurasi data yang semakin baik.


33

Teknik yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data adalah teknik

baca dan catat, adapun langkah-langkah yang digunakakn dalam pengumpulan

data adalah

1. Peneliti melakukan telaah cerpen dengan membaca berulang-ulang untuk

mendapatkan kalimat aktif dan pasif yang terdapat pada Kumpulan cerpen

Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi Fouradi.

2. Memberikan kode atau menandai kalimat aktif dan pasif yang ditemukan

di setiap cerpen yang digunakan sebagai bahan kajian.

3. Mencatat satu persatu data yang telah diperoleh dari kegiatan menelaah

cerpen.

4. Mengidentifikasi hasil telaah berdasarkan referensi dari objek yang dikaji.

3.6 Teknik Analisis Data

Patton (via, Moleong, 2002:246) analisis data adalah proses mengatur urutan

data, mengargonisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian

dasar. Data yang sudah terkumpul akan dianalisis sesuai dengan teori yang ada

pada penelitian. Adapun metode yang dipergunakan peneliti adalah metode

diskriptif dengan teknik analisis diskriptif. Peneliti mendeskriptifkan

penggunaan kalimat aktif dan pasif dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas

Kepala karya Hepi Fouradi.Dengan demkian satuan bahasa yang dianalisis

berupa kalimat.
34

3.7 Teknik Penentu Keabsahan Data

Keabsahan data bertujuan untuk meyakinkan bahwa temaun-temuan dalam

penelitian ini daapat dipercaya atau dipertimbangkan. Untuk mendapatkan

keabsahan data penelitian dilakukan pengecekan data yang diitemukan.

Keabsahan data bertujuan untuk meyakinkan bahwa temuan-temuan dalam

penelitian dapat dipercaya/dipertimbangkan.

Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas sintaksis,

yaitu dengan melihat tata bahasa dalam struktur kalimat, klausa, dan frase sesuai

jenis dan struktur dalam konteks. Agar mewujudkan hasil penelitian yang abash,

peneliti melakukan beberapa langkah penguji keabsahan data dengan teknik

triangulasi baik secara intereter maupun intrarater. Intrarater, yakni dengan cara

membaca dan meneliti subjek penelitian secara berulang-ulang sampai

mendapatkan data yang dimaksud.


35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan hasil yang akan

disajikan dalam bab ini tentang pemetaan jenis dan struktur kalimat aktif dan pasif

beserta pembahasannya. Pada bab ini akan menyajikan hasil penletian berupa

hasil analisis yang akan disajikan dalam bentuk tabel beserta penjelasannya dan

hasil penelitian tersebut akan dideskripsikan dalam pembahasan. Pembahasaan

terhadap hasil penelitian dilakukan secara deskriptif.

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini berupa kalimat aktif dan pasif dalam cerpen Kupu-kupu

Hitam di Atas Kepala. Berdasarkan hasil penelitian itu akan dipaparkan jenis dan

struktur kalimat aktif dan pasif yang terdapat pada cerpen Kupu-kupu Hitam di

Atas Kepala. Penelitian ini difokuskan dengan rumusan masalah yang telah

ditemukan. Oleh karena itu, analisis pemetaan kalimat aktif dan pasif yang

dibahas, lebih difokuskan pada (1) jenis kalimat aktif dan pasif dan (2) struktur

kalimat aktif dan pasif. Kedua fokus analisis penelitian tersebut disajikan dalam

bentuk table untuk mempermudahkan analisis data.


36

1. Jenis dan Struktur Kalimat Aktif

Jenis Struktur Frekuensi

No.

1. Aktif Transitif S-P-O-K 46

K-S-P-O-PEL 10

K-S-P-O 6

2. Aktif Ekatransitif S-P-O 42

3. Aktif Dwitransitif S-P-O-Pel 19

4. Aktif Semitransitif S-P-Pel 7

5. Aktif Intrasitif S-P-K 24


S-P 19
Jumlah 173
Tabel 4.1

Hasil tersebut diperoleh berdasarkan penyeleksian data yang telah

dilakukan sebagai bagian dari proses analisis dengan cara membaca secara cermat

dan berulang-ulang. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat

lima jenis kalimat aktif, yaitu kalimat aktif transitif, kalimat aktif ekatransitif,

kalimat aktif dwitransitif, kalimat aktif semitransitif, dan kalimat aktif intransitif.

Dalam kalimat aktif transitif terdapat tiga struktur yang terdapat dalam cerpen

Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi Fouradi, yaitu kalimat aktif transitif

dengan struktur S-P-O-K (46 kali), K-S-P-O-Pel(10 kali); dan K-S-P-O (6 kali);

kalimat aktif ekatransitif terdapat satu struktur yaitu S-P-O (42 kali); kalimat

dwitansitif terdapat satu struktur, yaitu S-P-O-Pel(19kali); kalimat semitransitif


37

terdapat satu struktur, yaitu S-P-Pel (7 kali); dan kalimat aktif intransitif terdapat

dua struktur , yaitu S-P-K (24 kali) dan S-P (19 kali).

Berdsarakan table frekuensi di atas dapat disimpulkan bahwa jenis kalimat

aktif yang digunakan dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi

Fouradi banyak menggunakan jenis kalimat aktif ekatransitif dengan struktur S-

P-O-K sebanyak 46 kali, dikarenakan dalam cerpen Kupu-kuou Hitam di Atas

Kepala karya Hepi Fouradi banyak yang mengandung unsur wajib, yakni

subjek(S), predikat(P), objek(O), keterangan (K) dan banyak kalimat yang

menggukan imbuan me-.

2. Jenis dan Struktur Kalimat Pasif

No. Jenis Struktur Frekuensi

1. Pasif Tipe I S-P-K 7

S-P-Pel 3

S-P 4

K-S-P-Pel 3

2. Pasif Tipe III S-P-K 11

S-P-Pel 5

S-P 10

JUMLAH 43

Hasil tersebut diperoleh berdasarkan penyeleksian data yang telah

dilakukan sebagai bagian dari proses analisis dengan membaca secara cermat
38

dan berulang-ulang. Berdasarkan hasil penelitiaan ini dapat diketahui bahwa

dalam kalimat pasif terdapat tiga jenis yaitu, kalimat pasif tipe I, kalimat paisif

tipe II, dan kalimat pasif tipe III. Dalam kalimat pasif terdapat empat struktur,

yaitu S-P-K, S-P-Pel, S-P, dan K-S-P-Pel.

Kalimat pasif tipe I terdapat empat struktur, yaitu, S-P-K (7 kali), S-P-Pel (

3 kali), S-P (4 kali), dan K-S-P-Pel (3 kali). Kalimat pasif tipe II tidak terdapat

dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi Fouradi; kalimat

pasif tipe III terdapat tiga struktur, yaitu S-P-K (11 kali), S-P-Pel (5kali),dan

S-P (10 kali).

Berdasarkan table frekuensi tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis

kalimat yang digunakan dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya

Hepi Fouradi banyak menggunakan kalimat pasif tipe III yang berstruktur S-

P-K, dikarenakan pada cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi

Fouradi banyak menggunakan kaalimat dengan imbuhan ter- dan

mengandung struktur subjek (S), Predikat (P), dan keterangan (K).


39

4.2 Pembahasan

Pembahasan dan uraian hasil penelitian disajikan secara sistematis dengan

urutan permasalahan. Adapun urutan permasalahan dalam penelitian ini meliputi

(1) jenis kalimat aktif pasif, dan (2) struktur kalimat aktif pasif. Masing-masing

permasalahan dibahas dan diperjelas dengan contoh data yang ditemukan dalam

kalimat aktif pasif yang terdapat dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala

karya Hepi Fouradi.

4.2.1 Kalimat Aktif dalam Cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala

Jenis kalimat aktif yang ditemukan dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas

Kepala yaitu, (1) kalimat aktif transitif; (2) kalimat aktif ekatransitif; (3) kalimat

aktif dwitransitif; (4) kalimat aktif semitransitif; dan (5) kalimat aktif intransitif.

a. Kalimat aktif transitif

Kalimat aktif transitif seperti yang dikemukakan oleh Meoliono (1997;279)

adalah kalimat yang paling tidak mempunyai tiga unsure inti didalamnya yakni

subjek (S), predikat (P), dan objek (O). Dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas

Kepala karya Hepi Fouradi terdapat beberapa data yang merupakan kalimat

transitif sebagai berikut :

(DATA 1)

1. Bondar melihat Mbah Kromo bersila di samping adiknya yang


S P O Ket
terbaring lemah. (hal 8/P1)
40

2. Mulut Mbah Kromo komat-kamit mengeluarkan jampi-jampi


S P O
yang terdengar mengalun menyanyat hati. (hal 8/P1)
Ket
3. Aroma kemenyan menyebar keseluruh pojok ruangan
S P O
menusuk dindingyang terbuat dari kombinasi truplek dan seng.
Ket
(hal 8/P1)

4. Semakin hari dia melihat perut adiknya semakin membucit besar.


Ket S P O Pel
(hal 9/P6)

5. Siang hari sebelumnya Bondar mendengar dari bapaknya, Mbah


Ket S P O
kromo akan dating menyembuhkan adiknya. (hal 9/P7)

6. Pada pagi hari itu Bondar meninggalkan rumahnya menyusuri


Ket S P O Pel
pinggiran sungai. (hal 10/P10)

7. Mbah Kromo gagal menegeluarkan ular dalam perut adiknya.


S P O Ket
(hal 10/P11)

8. Ia melihat adiknya masih seperti kemarin, perutnya masih


S P O Ket
membuncit besar. (hal 10/P11)

9. Ia mengamati pedagang gorengan di sebrang jalan.(hal 12/P22)


S P O Ket

10. Ia memperhatikan segelas susu yang berada di atas meja.


S P O Ket
11.Tiba-tiba Murni merasakan gerah.(hal 65/P4)
Ket S P O
12. Bowo kembali menggeser duduknya
S P O
hingga tangannya dapat meraih jendela besar yang sedikit terbuka
dibelakang kepalanya. (hal 67/P10)
Ket

13.Tiba-tiba Murni beranjak dari tempat duduknya. (hal 67/P11)


Ket S P O
41

Berdasarkan data tersebut, terdaapat kalimat aaktif transitif dengan

awalan me- dan ber- dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi

Fouradi dengan struktur yang berbeda. Pada data 1 kalimat(1), (2), (3) (7), (8), (9),

(10), dan (12) terdapat kalimat aktif transitif dengan struktur runtut tipe S-P-O-K;

kalimat (4) dan (6) terdapat kalimat aktif transitif dengan struktur runtut K-S-P-

O-Pel; dan kalimat nomor (5), (11) dan (13) terdapat kalimat aktif dengan struktur

runtut K-S-P-O.

b. Kalimat Aktif Ekatransitif

Kalimat aktif ekatransitif adalah kalimat transitif yang diikuti

oleh satu objek. Dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala

karya Hepi Fouradi terdapat beberapa data sebagai berikut;

(DATA 2)

14. Bondar seperti merasakan derita adiknya.(hal 9/P6)


S P O
15. Jadi Mbah Kromo tak berhasil mengeluarkan ular itu.
S P O
(hal 11/P19)
16. Pasti dokter disana bisa mengeluarkan ular itu. (hal 12/P25)
S P O
17. Bondar mendatangi Pak Sukri. (hal 14/P35)
S P O
18. Sri menarik napas panjang. (hal 66/P8)
S P O
19. Mata Sri mengikuti tingkah Murni itu. (hal 67/P11)
S P O
20. Sri lega mendengar alasan Murni.(hal 67/P13)
S P O
21. Bowo mematikan rokoknya. (hal 69/P24)
S P O
22. Ia ingin melunasi utang itu. (hal 74/P52)
S P O
42

Berdasarkan data tersebut, terdapat kalimat aktif ekatransitif

dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi Fouradi

dengan awalan me- karena pada data tersebut hanya terdapat struktur

dengan tipe S-P-O yang merupakan jenis kalimat aktif ekatransitif.

c. Kalimat Aktif Dwitransitif

Kalimat aktif dwitransitif adalah kalimat yang verbanya diikuti oleh

objek dan pelengkap. Dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi

Fouradi terdapat beberapa data sebagai berikut;

(DATA 3)

23. Ia melihat Bu RW memerahi emak dan bapaknya. (hal 10/P12)


S P O Pel
24. Bondar pun mengambil mangkuk dari tangan emaknya.(hal 13/P32
S P O Pel
25. Emak menggendong adiknya sambil menepuk-nepuk punggung
S P O Pel
adiknya itu.(hal 13/P32)
26. Bondar sangat menyesal jampi-jampi pengusir ular pak Sutri yang
S P O
terkenal itu tak dapat ia lihat. (hal14/P35)
Pel
27. Mungkin bila aku menjual hakku pada mbak atau murni itu bukan
S P O
suatu masalah. (hal 70/P27)
Pel
28. Bila untuk biaya sekolah, ia bisa memeberi pada bowo tanpa harus
S P O
meminjam.(hal 72/P42)
Pel
29. Mereka pun meraih cangkir teh masing-masing. (hal 73/P47)
S P O Pel
43

30. Mendiang bapak-ibu sangat mengharapkan rumah ini


S P O
menjadi perekat persaudaraan, bukan untuk di sengketakan.
Pel
(hal 74/P52)

Berdasarkan data tersebut, terdapat kalimat aktif dwitransitif dalam cerpen

Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi Fouradi dengan imbuhan me- karena

pada data tersebut terdapat struktur kalimat dengan tipe S-P-O-Pel yang

merupakan jenis kalimat aktif dwitransitif.

d. Kalimat Aktif Semitransitif

Kalimat aktif semitransitif adalah kalimat yang subjeknya melakukan

perbuatan yang dinyatakan pada predikat, dan predikatnya berupa verba yang bisa

diikuti oleh objek, bisa pula tanpa objek. Jadi kehadiran objek dalam kalimat

semitransitif bersifat manasuka. Dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas kepala

karya Hepi Fouradi terdapat beberapa data sebagai berikut;

(DATA 4)

31. Bowo pun mengangguk seperti ragu.(hal 66/P7)


S P Pel
32. Wahyudi mengangguk membenarkan.(hal 80/P31)
S P Pel

33. Tak seharusnya orang-orang memperlakukannya


S P
seperti sebuah hasil penelitian saja. (hal 83/P46)
Pel
34. Saya berharap suasana belajar menjadi lebih kondusif.(hal 89/P20
S P Pel

Berdasarkan data tersebut, terdapat kalimat aktif semitransitif dalm cerpen

Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi Fouradi dengan awalan me- dan ber-
44

. Karena pada data tersebut terdapat kalimat dengan struktur S-P-Pel yang

merupakan cirri dari kalimat semitransitif.

e. Kalimat Aktif Intrasitif

Kalimat aktif intrasitif adalah kalimat yang subjeknya melakukan perbuatan

yang yang dinyatakan pada predikat dan predikatnya merupakan berpa aktif

namun tidak memerlukan kehadiran objek. Dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di

Atas Kepala karya Hepi Fouradi terdapat beberapa data sebagai berikut;

(DATA 5)

35. Bondar yang duduk melihat di samping bapaknya terkesima.


S P Ket
(hal 8/P2)
36. Ia sangat mengantuk.(hal 9/P7)
S P
37. Bondar juga dapat menghitung dengan baik berapa kali adiknya
S P Ket
memuntahkan susu itu.(hal 13/P30)

38. Ia pun bergegas pergi ke belakang.(hal 13/P32)


S P Ket
39. Buat dirinya, adiknya mati karena ular di prutnya sudah membesar.
S P Ket
(hal 14/P34)
40. Angin dingin pun telah lama mengendap di ruang tamu rumah
S P Ket
bernomor 37 itu. (hal 67/P10)
41. Dan Murni pun menghilang di balik pintu.(hal 67/P13)
S P Ket
42. Mata mereka sama-sama memandang ke halaman.(hal73/P48)
S P Ket
43. Mereka saling berpandangan. (hal 76/P3)
S P
44. ia jadi ingin berontak saja. (hal 82/P46)
S P
45. Saya sudah tidak merokok mulai hari ini. (hal 83/P48)
S P Ket
45

Berdasarkan data tersebut terdapat kalimat aktif intrasitif yang terdapat

dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi Fouraadi dengan

awalan ber-, dan me- karena struktur data tersebut tidak terdapat objek (O) dan

pelengkap (Pel) yang merupakan cirri dari kalimat aktif intrasitif.

4.2.1 Kalimat Pasif dalam Cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala

a. Kalimat Pasif Tipe I

Kalimat aktif tansitif dapat dijadikan kalimat pasif dengan mengubah

unsur objek menjadi subjek. Hal ini mengakibatkan perubahan bentuk verba

predikat yang berprefiks me- (n) menjadi prefiks di-, dalam cerepen Kupu-kupu

Hitam di Atas Kepala karya Hepi Fouradi terdapat beberapa data sebagai berikut;

(DATA 6)

46. Pada kepala besarnya yang hanya ditumbuhi rambut merah yang
S P
tipis, matanya terbuka sayu.(hal 8/P2)
Ket
47. . Itu sifat bawaan yang mungkin diturunkan dari ibu. (hal 69/P23)
S P Ket
48. Bondar ditinggalkan begitu saja. (hal 17/P17)
S P
49. Setiba di jembatan utama ia sudah ditunggu kedua
Ket S P Pel
sahabatnya itu. (hal 11/P18)
50. Suasana kelas malah semakin di penuhi kegelisahan.(hal 89/P21)
S P Pel

Berdasarkan data di atas terdapat kalimat pasif tipe I yang terdapat

dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala karya Hepi Fouradi

dengan berbagai tipe yang menggunakan imbuhan di- , yakni S-P-K, S-P-

Pel, S-P, dan K-S-P-Pel. Struktur S-P-K menggunakan imbuhan di- , yakni
46

S-P-K, S-P-Pel, S-P, dan K-S-P-Pel. Struktur S-P-K pada kalimat nomor

(46) keterangan (K) data memiliki makna yang menyatakan penderita, dan

struktur S-P-K pada kalimat nomer (47) keterangan (K) data memiliki

makna penenerima. Pada kalimat nomor (49) memiliki makna keterangan

tempat. Kalimat pasif tipe I pada data tersebut merupakan kalimat pasif

yang langsung terdapat pada data, jadi kalimat pasif tipe I tersebut bukan

berasal dari kalimat aktif yang dipasifkan.

b. KalimatPasifTipe III

Kalimat pasif tipe III juga dikemukakan oleh Sugono (2009: 114) bahwa

kalimat pasif tipe ini ditandai oleh predikat verba pasif yang berprefiks ter-.

Dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala terdapat beberapa data sebagai

berikut;

(DATA 7)

51. Aroman kemenyan tercium jauh keluar rumah petak itu.


S P Ket
(hal 8/P1)
52. Badannya kurus terbalut kulit yang kering dan kusam, kembali
S P Ket
menggeliat lemah.(hal 8/P2)
53. Ketiganya tertawa bersama-sama.
S P Pel
54. Bondar terperanjat. (hal 13/P32)
S P
55. Sri sejenak terdiam. (hal 68/P18)
S P
56. Murni terlihat sangat menikmatinya. (hal 70/P30)
S P Pel
57. Obrolan pun terhenti. (hal 70/P30)
S P
47

58. Wahyudi kembali tersenyum. (hal 82/P40)


S P
59. Wahyudi sangat terkejut mendapat reaksi seperti itu.(hal83/P49
S P Ket
60. Dia terbang di atas langit-langit kelas.( hal 87/P9)
S P Ket

Berdasarkan data di atas terdapat kalimat yang merupakan jenis kalimat

pasif tipe III yang terdapat dalam cerepen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala

karya Hepi Fouradi dengan berbagai tipe yang menggunakan imbuhan ter-,

yakni S-P-K, S-P-Pel, dan S-P .Keterangan (K) yang terdapat pada data 7

kalimat nomor (51) memiliki makna keterangan tempat.


48

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarka hasil penelitian dan pembahasan mengenai jenis dan struktur

kalimat aktif dan pasif yang terdapat dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas

Kepala karya Hepi Fouradi dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

.1. Jenis kalimat aktif pasif dalam cerpen Kupu-kupu Hitam di Atas Kepala

karya Hepi Fouradi terdapat dua jenis kalimat, yaitu kalimat aktif dan pasif.

Kalimat aktif dapat digolongkan menjadi lima macam, yaitu kalimat aktif transitif

dengan ciri dapat dipasifkan dengan cara pertukarkan S dengan O, subjek (S)

berperan sebagia pelaku, dan predikat (P) berawalan me-; kalimat aktif

ekatransitif dengan ciri hanya mempunyai tiga unsur wajib, yakni S-P-O, dan

dapat dipasifkan dengan cara memindahkan O ke awal kalimat; kalimat aktif

dwitransitif dengan ciri memiliki unsur tambahkan, yaitu hadirnya Pel; kalimat

aktif semitransitif dengan ciri hanya memiliki unsur, yaitu S-P-Pel; dan kalimat

aktif intransitif dengan ciri predikat (P) berawalan ber-, tidak memiliki unsur O

dan Pel, dan mempunyai dua unsur, yaitu S-P-K, dan S-P keterangan (K) pada

kalimat aktif intransitif boleh hadir dan tidak. Kalimat pasif digolongkan menjadi

tiga macam, yaitu kalimat pasif tipe I dengan ciri predikat (P) berawalan di-,

subjek mengalami atau dikenai pekerjaan; kalimat pasif tipe II dengan ciri kalimat

pasif yang berasal dari kalimat aktif dengan unsur pelaku pronomina persona (kata

ganti orang) dan predikat (P) pada kalimat pasif tipe II tidak berprefiks di-
49

maupun ter-; dan kalimat pasif tipe III dengan ciri predikat (P) berprefiks ter- dan

subjek dikenai perbuatan yang dinyatakan predikat sedangkan maknanya “tidak

sengaja”.

2. Struktur kalimat aktif berupa struktur runtut dengan sembilan tipe

berdasarkan penggolongan kalimat masing-masing. Kalimat aktif transitif berupa

struktur runtut dengan tiga tipe, yaitu S-P-O-K, K-S-P-O-Pel, , dan K-S-P-O;

struktur kalimat aktif ekatransitif berupa struktur runtut dengan tipe S-P-O;

struktur kalimat aktif dwitransitif berupa struktur runtut dengan tipe S-P-O-Pel;

struktur kalimat aktif semitransitif berupa struktur runtut dengan tipe, yaitu S-P-

Pel; dan struktur kalimat aktif intransitif berupa struktur runtut dengan dua tipe,

yaitu S-P-K dan S-P. Struktur kalimat pasif berupa struktur runtut dengan empat

tipe berdasarkan jenis kalimat masing-masing. Kalimat pasif tipe I berupa struktur

runtut dengan empat tipe, yaitu S-P-K, S-P-Pel, S-P, dan K-S-P-Pel; dan struktur

kalimat pasif tipe III berupa struktur runtut dengan tiga tipe, yaitu S-PK, S-P-Pel,

S-P, dan K-S-P-Pel.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan penelitian di atas dapat dikemukan saran sebagai

berikut

1. Bagi Mahasiswa

Dalam menulis karya sastra atau nonsastra sebaiknya mahasiswa lebih

memperhatikan penggunaan kalimat yang baik dan benar agar pembaca

dapat mengetahui makna yang ditujukan penulis kepada pembaca.


50

2. Bagi Penulis

Hasil Penilitian ini dapat dijadikan masukan bagi penulis dalam

mengembangkan bahasa, khususnya jenis kalimat aktif dan pasif, oleh

karena itu masih diperlukan penlitian lain tentang jenis kalimat aktif dan

pasif dengan kajian yang berbeda.


51

DAFTAR PUSTAKA

Apriliani, Dewi. 2016. Analisis Kalimat Aktif dan Pasif Pada Rubrik Opini dalam

Surat Kabar Harian Suara Merdeka Berita Ekonomi-Bisnis Bulan Agustus

2014. Skripsi Sarjana pada Falkultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Yogyakarta:Tersediahttps://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&ur|

=http://eprints.uny.ac.id/37633/1/ Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi

Bahasa Indonesia.Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Alwi, Hasan, At.A1. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai

Pustaka.

Burhan, Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta:BPFE

Chear, Abdul. 2003. Seputar Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Rineka

Cipta.

Chear, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta:Rineka Cipta.

Ferdinan de J. Saragih. 2008. “Pengertian Cerpen.”

http://sigodang.blogspot.com/2008/10/pengertian-

cerpenselengkapnya.html diunduh 30 Maret 2021

Kridalaksana, Harimurti. 2002. Struktur Kategori, dan Fungsi dalam Teori

Sintaksis. Jakarta: Universitas Katolik Atmajaya


52

Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.

Grasindo.

Meoliono, Anton M, 1997. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai

Pustaka.

Moleong, Lexy J. 2005. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sudaryanto. 1993. Predikat-Objek dalam Bahasa Indonesia.Jakarta: Djambatan.

Suhardi. 2013. Sintaksis.(Edisi Kedua). Yogyakarta: UNY Press.

Sugono, Dendy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Benar.Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka Umum.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa.


53

LAMPIRAN.

JENIS DAN STRUKTUR KALIMAT AKTIF DAN PASIF

Jenis Struktur

Aktif Pasif Tipe

No. Data T E D S I I II III Runtut Inversi

1. Bondar melihat ✓ S-P-O-K ✓


S P
Mbah Kromo bersila
O
di samping adiknya yang
lemah terbaring.
Ket
(hal 8/P1)

2. Alunan jampi-jampi itu ✓ S-P-K ✓


S
terdengar tak jelas.
P Ket
(hal 8/P1)
3. Aroma kemenyan ✓ S-P-O-K ✓
S
menyebar ke seluruh
P
pojok rungan
O
menusuk dinding yang
terbuat dari kombinasi
triplek dan seng. (hal 8/P1)
Ket
4. Aroma kemenyan ✓ S-P-K ✓
S
tercium jauh ke luar
P
Rumah petak itu. (hal 8/P1)
Ket
5. Adiknya yang berusia dua ✓ S-P-K ✓
tahun itu
S
menggeliat pelan. (hal
8/P2)
P Ket
54

6. Badannya kurus terbalut ✓ S-P-K ✓


S P
kulit yang kering dan
kusam, kembali menggeliat
lemah.(hal 8/P2)
Ket
Setelah itu emaknya ✓ S-P ✓
S
terdiam. (hal 9/P5)
P

7. Bondar pun ikut diam. ✓ S-P-K ✓


S P Ket
(hal 9/P5)

8. Dan kepalanya ✓ S-P-Pel ✓


S
terlihat seperti ikut
P
membesar. (hal 9/P6)
Pel
Bondar seperti ✓ S-P-O ✓
S
9. merasakan derita
P
Adiknya. (hal 9/P6)
O

10. Siang hari sebelumnya ✓ K-S-P-O ✓


Ket
Bondar mendengar
S P
dari bapaknya. (hal 9/P7)
O

11. Bondar sangat senang. ✓ S-P ✓


S P
(hal 9/P7)
55

12. Mata Bondar terasa ✓ S-P-Pel ✓


S P
berat. (hal 9/P7)
Pel

13. Pada pagi hari itu, Bondar ✓ K-S-P-O- ✓


Ket S
meninnggalkan rumahnya Pel
P O
menyusuri pinggiran
sungai.(hal 10/P10)
Pel
14. Ia melihat adiknya ✓ S-P-O-K ✓
S P O
masih seperti kemarin.
Ket
(hal 10/P11)

15. Mbah Kromo gagal ✓ S-P-O-K ✓


S
mengeluarkan ular dalam
P O
perut adiknya. (hal 10/P11)
Ket

16. Sekarang di Puskesmas ada ✓ S-P-O-Pel ✓


Ket
pengobatan gratis buat
S
penyakit seperti anakmu
P O
busung lapar. (hal 10/P14)
Pel
17. Bondar tidak suka melihat ✓ S-P-O ✓
S P
wajah Bu RW.
O
(hal 11/P16)

18. Jadi mbah Kroma tak ✓ S-P-O ✓


S
berhasil mengeluarkan
P
ular itu.(hal 11/P19)
O
56

19. Ia mengamati ✓ S-P-O-K ✓


S P
pedagang gorengan di
O
seberang jalan.(hal 12/P22)
Ket

20. Ia memperhatikan segelas ✓ S-P-O-K ✓


S P O
susu yang berada di ats
meja.(hal 13/P30)
Ket

21. Bondar mengambil ✓ S-P-O-Pel ✓


S P

mangkuk dari tangan emak.


O Pel
(hal 13/P32)

22. Ia pun bergegas pergi ✓ S-P-K ✓


S P
ke beleakang. (hal13/P32)
Ket

23. Bondar terperanjat. ✓ S-P ✓


S P
(hal 13/P32)

24. Ia lalu berlari ke depan. ✓ S-P-K ✓


S P Ket
(hal 13/P32)

25. Bondar mendatangi Pak ✓ S-P-O ✓


S P O
Sukri.(hal 14/P35)
57

26. Ia dan Mbak Sri ✓ S-P-K ✓


S
diminta datang sendiri
P
ke rumah peninggalan
orang tua mereka sore itu.
Ket
(hal 65/P1)
27. Sri dan Bowo terkejut ✓ S-P-O ✓
S P
melihat reaksi adik bungsu
mereka. (hal 65/P2)
O

28. Tiba-tiba Murni merasakan ✓ K-S-P-O ✓


Ket S P
gerah. (hal 65/P4)
O

29. Sri menarik napas panjang. ✓ S-P-O ✓


S P O
(hal 66/P8)

30. Angin dingin pun telah ✓ S-P-K ✓


S
lama mengendap di ruang
P
tamu rumah nomer 37 itu.
Ket
(hal 67/P10)
31. Tiba-tiba Murni beranjak ✓ K-S-P-O ✓
Ket S P
dari tempat duduknya.
O
(hal 67/P11)

32. Sri lega mendengar alasan ✓ S-P-O ✓


S P
Murni. (hal 67/P13)
O
58

33. Murni pun menghilang di ✓ S-P-K ✓


S P
balik pintu.(hal67/P13)
Ket

34. Sri sejenak terdiam. ✓ S-P ✓


S P
(hal 68/P19)

35. Sri mengehela nafas. ✓ S-P-O ✓


S P O
(hal 69/P22)

36. Bowo mematikan ✓ S-P-O ✓


S P

rokoknya. (hal 69/P24)


O

37. Mungkin bila aku menjual ✓ S-P-O-Pel ✓


S P
hakku pada mbak atau atau
murni itu bukan suatu
O Pel
masalah.(hal 70/P27)

38. Murni terlihat sangat ✓ S-P-Pel ✓


S P
menikmatinya.(hal 70/P30)
Pel

39. Bila untuk biaya sekolah, ia ✓ S-O-P-Pel ✓


S
bisa memberikan
P
pada Bowo tanpa harus
O Pel
meminjam.(hal 72/P42)
59

40. Obrolan pun terhenti. ✓ S-P ✓


S P
(hal 70/P31)

41. Mereka pun meraih cangkir ✓ S-P-O-Pel ✓


S P O
teh masing-masing.
Pel
(hal 73/P43)

42. Mata mereka sama-sama ✓ S-P-K ✓


S
memandang ke halaman.
P Ket
(hal73/P48)

43. Mendiang bapak-ibu sangat ✓ S-P-O-Pel ✓


S
mengharapkan rumah ini
P O
menjadi perekat
persaudaraan, bukan untuk
disengketakan.(hal 74/P52)
Pel
44. Ia ingin melunasi utang itu. ✓ S-P-O ✓
S P O
(hal 74/P52)

45. Mulut istrinya ✓ S-P ✓


S
melongo. (hal 76/P1)
P

46. Meraka ✓ S-P ✓


S
saling berpangdangan.
P
(hal 76/P3)
60

47. Wahyudi seperti gugup ✓ S-P-Pel ✓


S
mendengar
P
pertnyaan tadi. (hal76/P6)
Pel

48. Wahyudi semakin terlihat ✓ S-P ✓


S P
gugup. (hal 76/P7)

49. Punggungnya beranjak dari ✓ S-P-O ✓


S P
sandaran kursi.
O
(hal 77/P10)

50. Wahyudi kembali ✓ S-P ✓


S
tersenyum.(hal 82/P40)
P

51. Tak seharusnya orang- ✓ S-P-Pel ✓


orang memperlakukannya
S P
seperti sebuah hasil
penelitian saja.(hal83/P46)
Pel

52. Saya sudah tidak merokok ✓ S-P-K ✓


S P
mulai hari ini.(hal 83/P48)
Ket

53. Wahyudi sangat terkejut ✓ S-P-K ✓


S P
mendapat reaksi seperti itu.
Ket
(hal 83/P49)
61

54. Seekor kupu-kupu yang ✓ S-P-K ✓


S
hinggap di televisi.
P Ket
(hal 86/P1)

55. Siang tadi saya dikejutkan ✓ K-S-P-Pel ✓


Ket S P

kedatangan seekor kupu-


kupu
Pel
yang terbang di ruang
kelas. (hal 87/P9)
56. Dia terbang ✓ S-P-K ✓
S P
di atas langit-langit kelas.
Ket
(hal 87/P9)

57. Lalu tiba-tiba kupu-kupu ✓ S-P-K ✓


S
itu terbang tepat di atas
P
kepala murid saya.
Ket
(hal 87/P10)
58. Saya yang mengajar ✓ S-P-K ✓
S P
di depan kelas mulai
terganggu. (hal 87/P10)
Ket

59. Mereka semakin ✓ S-P-O ✓


S
memperhatikan
P
kupu-kupu itu. (hal 87/P13)
O

60. Saya meninggalkan ✓ S-P-O ✓


S P
ruang televisi. (hal 88/P15)
O
62

61. Suasana kelas malah ✓ S-P-Pel ✓


S
semakin dipenuhi
P
kegelisahan. (hal 89/P21)
Pel

62. Namun karena dibiarkan ✓ S-P-O-Pel ✓


seperti itu, kedua anak saya
itu
S
telah menganggap
P
kehadiran kupu-kupu itu
O
menjadi sangat penting.
Pel
(hal 90/P26)
63. Saya terkejut ✓ S-P-Pel ✓
S P
sekaligus merinding.
Pel
(hal 91/P32)

64. Saya melihat ✓ S-P-O-K ✓


S P
kupu-kupu hitam berputar-
putar
O
di atas kepaala anak dan
istri saya.
Ket
(hal 93/P42)
63
64
65
66
67
68
69
70
71

BIODATA PENULIS
1. UMUM
1. Nama : Kristiani Agustina
2. Tempat Tanggal Lahir : Astina, 8 Agustus 1999
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Nama Orang tua : Ayah : I Ketut Sukada (Alm)
Ibu : Ni Wayan Mudri
5. Agama : Kristen Protestan
6. Alamat : Jl. Purnawirawan
2. PENDIDIKAN
1. SD : SDN Astina
2. SMP : SMP Negeri 1 Torue
3. SMA : SMA Negeri 1 Torue
4. PT : Universitas Tadulako

Anda mungkin juga menyukai