15916-Full Text
15916-Full Text
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
AULIA ZAHRA
105331111317
alternatif lain yang lebih baik daripada itu. Sungguh Allah sebaik
viii
ABSTRAK
x
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Halaman Pengesahan .......................................................................................ii
Persetujuan Pembimbing ...............................................................................iii
Kartu Kontrol I ...............................................................................................iv
Kartu Kontrol II ...............................................................................................v
Surat Pernyataan .............................................................................................vi
Surat Perjanjian .............................................................................................vii
Motto dan Persembahan................................................................................viii
Abstrak ..............................................................................................................x
Kata Pengantar.................................................................................................xi
Daftar Isi..........................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................5
C. Tujuan Masalah ......................................................................................5
D. Manfaat Penelitian...................................................................................6
A. Tunjauan Pustaka.....................................................................................7
1. Penelitian Relevan.................................................................................7
2. Hakikat Bahasa.....................................................................................11
3. Satuan Sintaksis....................................................................................14
4. Kalimat.................................................................................................19
5. Hakikat Kalimat Imperatif....................................................................23
6. Poster...................................................................................................31
7. Media Sosial........................................................................................32
8. Instagram.............................................................................................37
B. Kerangka Pikir…………………………………………………...........38
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................40
xii
A. Jenis dan Desain Penelitian...................................................................40
1. Jenis Penelitian..................................................................................40
2. Desain Peneltian................................................................................40
B. Definisi Istilah.......................................................................................41
C. Data dan Sumber Data...........................................................................42
1. Data..................................................................................................42
2. Sumber Data....................................................................................42
D. Tekhnik Pengumpulan Data..................................................................42
E. Tekhnik Analisis Data...........................................................................43
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...............................45
A. Analisis Hasil Penelitian........................................................................45
B. Pembahasan...........................................................................................54
BAB V PENUTUP...........................................................................................58
A. Simpulan................................................................................................58
B. Saran…..................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................60
LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan komunikasi degan orang lain, baik secara perorangan maupun kelompok.
Oleh karena itu, dalam kegiatan berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai
pihak sangat membutuhkan alat, sarana, atau media, yaitu bahasa. Bahasa adalah
alat yang sangat penting untuk berkomunikasi dengan orang lain dalam
menyampaikan pikiran dan perasaan kita, agar orang tersebut mengerti apa yang
kebutuhan hidupnya karena manusia tidak dapat hidup sendiri. Oleh karena itu,
menggunakan tata bahasa yang baik dan benar dapat menjadi kunci penyampaian
bahasa itu sendiri. Bahasa merupakan objek kajian linguistik atau ilmu bahasa.
Fromkin (2001: 8) Studi tentang struktur bahasa, berfokus pada sistem aturan
diikuti oleh pembicara atau pendengar dari bahasa. Untuk memahami tentang
peran bahasa dalam kehidupan kita sehari-hari dan bagaimana bahasa diproduksi,
sebagai media atau sarana untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan
keinginan kepada orang lain. Itu artinya, bahwa bahasa merupakan salah satu
unsur penting bagi manusia, yaitu sebagai alat komunikasi. Dalam setiap
1
2
maksud, perasaan, dan emosi secara langsung. Wujud visual bahasa yang terkecil
adalah kata atau kosakata. Kegiatan berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh kata
untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, ide dan lain-lain. Sampai atau tidaknya
memahami suatu kata dilihat dari pengalaman seseorang itu dalam berbahasa.
cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara internal. Bahasa itu
merupakan alat atau syarat berhubungan langsung antara manusia satu dengan
manusia yang lainnya, baik lahir maupun batin dalam pergaulan setiap hari.
bisa dalam bentuk tulisan maupun lisan. Pada skripsi ini peneliti akan meneliti
salah satu bentuk informasi tulisan yang terdapat dalam poster covid-19.
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri,
memiliki pola intonasi akhir dan terdiri dari klausa (Cook, 1971: 39).
gramatikal yang terdiri dari satu atau lebih klausa yang diatur oleh pola tertentu,
Kalimat dapat bersumber dari tuturan yang bersifat lisan maupun tulisan. Kalimat
dalam bentuk lisan dan tulisan memiliki bentuk yang berbeda-beda. Kalimat
dalam bentuk lisan diucapkan dengan bentuk yang keras dan lembut, suara naik
3
turun, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?),
atau tanda seru (!) dan disertakan pula di dalamnya berbagai tanda baca (Azwardi,
2016:99).
Dilihat dari bentuk sintaksisnya, kalimat dapat dibedakan atas, (1) kalimat
deklaratif, (2) kalimat interogatif, (3) kalimat eksklamatif, dan (4) kalimat
rumusan masalah dalam penelitian ini. Kalimat imperatif adalah suatu kalimat
kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!), meskipun tanda (.) biasa
juga digunakan (Junus, Andi Muhammad & Junus, Andi Fatimah 2009:141).
Suatu contoh kalimat yang dituturkan secara tulisan dapat diamati dari berbagai
media elektronik, seperti jejaring sosial dan media daring. Melalui media daring
kita dapat menemukan berbagai jenis kalimat dengan struktur dan isi yang sangat
beragam, salah satunya ialah kalimat imperatif, tak terkecuali dalam penyebaran
Seperti yang kita ketahui bahwa pada akhir tahun 2019 dunia di hebohkan
dengan lahirnya virus baru yang disebut Covid-19, virus tersebut berkembang dan
berjalannya waktu kehidupan manusia saat ini tidak terlepas dari pengaruh
internet dan media sosial. Media sosial menjadi media utama untuk meyebarkan
saat ini oleh seluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia yaitu mengenai kasus
media yang sangat efektif sebagai media yang dapat menyebarkan informasi
secara, cepat baik melalui televisi, radio, surat kabar dan sebagainya.
penelitian terhadap kalimat imperatif yang ada pada poster covid-19 melalui
kalimat imperatif yang ada pada poster covid-19 melalui pendekatan sintaksis.
Alasan pertama peneliti tertarik memilih poster covid 19 sebagai objek penelitian
orang lain melalui tulisan di media sosial/daring dan lebih menarik perhatian
masyarakat agar maksud dan tujuan dari informasi lebih mudah dan cepat
tersampaikan.
5
B. Rumusan Masalah
yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penggunaan struktur
bentuk kalimat dan pengelompokan jenis kalimat imperatif yang terdapat dalam
C. Tujuan Penelitian
mendekspriksikan struktur bentuk kalimat imperatif yang ada dalam poster Covid-
D. Manfaat Penelitian
dibedakan antara manfaat teoretis dan manfaat praktisnya. Karena setiap karya
ilmiah dibuat dengan dukungan beberapa kajian teoretis dan temuan sebelumnya,
maka akan mempunyai manfaat teoretis. Manfaat teoretis baik bagi penulis
pada bentuk penelitian yang dilakukan, terutama untuk penelitian evaluasi dan
1. Manfaat Teoretis
Covid-19 di media sosial. Penelitian ini membahas tentang kalimat imperatif yang
terkandung dalam poster tentang Covid-19 di media sosial. Oleh karena itu
diharapkan hasil dari penelitian dapat dijadikan tambahan mengenai ilmu sintaksis
yang bermanfaat.
2. Manfaat Praktis
Bagi peneliti yang terjun langsung dalam proses mengurai setiap data yang
pembaca guna memahami jenis kalimat imperative yang ada dalam poster
A. Tinjauan Pustaka
dengan masalah yang akan diteliti, teori yang dianggap relevan dalam penelitian
1. Penelitian Relevan
lain:
Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Syiah Kuala dengan judul Analisis
SMA Inshafuddin Banda Aceh. Penelitian ini mempunyai dua tujuan. Tujuan
Banda Aceh. Tujuan yang kedua yaitu untuk mendekspriksikan penanda kalimat
Sumber data peneltian ini adalah guru SMA Inshafuddin Banda Aceh. Guru yang
7
8
dijadikan sebagai sumber data adalah guru Bahasa Indonesia di SMA tersebut
yang berjumlah 2 orang. Data yang diteliti berupa kalimat imperatif yang
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik rekam (perekaman), teknik
simak, dan teknik catat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kalimat
Inshafuddin Banda Aceh adalah sebagai berikut: (1) kalimat imperatif tak transitif,
(2) kalimat imperatif transitif, (3) kalimat imperatif halus, (4) kalimat imperatif
ajakan, dan (5) kalimat imperatif larangan. Selanjutnya, penanda kalimat imperatif
Banda Aceh adalah verba dasar, frasa adjektival, verba tak transitif (tidak
memiliki objek), penanda nama diri atau kata ganti, bentuk pasif, verba transitif
(memiliki objek), kata coba, kata tolong, kata silakan, kata ayo, dan kata jangan
atau bentuk tidak boleh. Penelitianini relevan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Nurul Fahmi, Saifuddin Mahmud, dan Azwardi karena sama-sama meneliti
tentang kalimat imperatif perbedaannya yaitu terletak pada objek yang diteliti.
Agung Sri Darmawanti1, Made Sri Indriani2, dan Made Astika3 2019 tentang
Perbedaannya yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh Darmawanti1, Made Sri
9
Indriani2, dan Made Astika3. Tujuan utama dalam penelitian ini yaitu untuk
dokumentasi. Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu, kalimat imperatif
dalam video tutorial skincare Clarin Hayes di Youtube dan Silabus SMA
kurikulum 2013 materi teks prosedur. Pada tahap pengumpulan data, peneliti
Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik simak dan
catat. Data yang diperoleh berupa video di Youtube. Data berupa video tersebut
kemudian disimak dan isi dalam video kemudian di transkripkan Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) video tutorial skincare Clarin Hayes menggunakan lima
dalam video tutorial skincare Clarin Hayes; yang terdiri atas 9 kalimat imperatif
kalimat imperatif ajakan, dan 15 kalimat imperatif suruhan; (2) video tutorial
SMA; video tutorial Skincare Clarin Hayes memiliki struktur dan syarat sesuai
dengan pembelajaran teks prosedur, semua struktur dan kaidah kebahasan dalam
teks prosedur; terdapat dalam video tutorial skincare Clarin Hayes hanya saja
Sri Indriani, dan Made Astika dengan penelitian ini adalah sama-sama melakukan
penelitian Sri Darmawanti, Made Sri Indriani, dan Made Astika meneliti tentang
sosial.
Aimanun Salim 2017 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Indonesia di SMP” penelitian ini memiliki dua tujuan yang ingin dicapai. Tujuan
pertama untuk mendeskripsikan tindak tutur imperatif yang terdapat dalam slogan
nyata tindak tutur imperatif dalam slogan dan poster dalam pembelajaran bahasa
di SMP. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa bentuk slogan,
poster, RPP guru bahasa Indonesia, dan wawancara kepada guru dan siswa.
Kajian ini bersifat kualitatif deskriptif. Adapun teknik analisis data yang
wawancara. Hasil penelitian ini adalah (1) Tindak tutur imperatif yang terdapat
kalimat imperatif suruhan, dan kalimat imperatif larangan. (2) Analisis RPP dan
memerlukan kreativitas serta pemahaman tentang isi slogan dan poster itu sendiri,
siswa harus mengenal ciri-ciri serta jenis slogan dan poster, sehingga pemilihan
11
kata yang digunakan persuasif dan menarik. Persamaan penelitian yang dilakukan
2. Hakikat Bahasa
Hakikat bahasa adalah dasar atau kenyataan yang sebenarnya dari sistem
lambang bunyi. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu
bahasa adalah suatu sistem, sama halnya dengan sistem-sistem lain yang
bersifat sistematis dan bersifat sistemis. Sistem berarti susunan teratur berpola
Sistem terbentuk oleh sejumlah unsur yang satu dan yang lain berhubungan secara
fungsional. Tidak berbeda dengan bahasa yang terdiri dari unsur-unsur secara
teratur tersusun menurut pola tertentu dan membentuk satu kesatuan. Bunyi
adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga
Bunyi bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Tidak
semua bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa.
bahasa, misalnya kata, adalah simbol atau lambang. Lambang dengan berbagai
seluk beluknya dikaji orang dalam bidang kajian ilmu semiotika, yaitu ilmu yang
dibedakan adanya beberapa tanda yaitu: tanda (sign), lambang (simbol), sinyal
(signal), gejala (sympton), gerak isyarat (gesture), kode, indeks, dan ikon.
Lambang bersifat arbitrer, artinya tidak ada hubungan langsung yang bersifat
artinya setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa
lainnya. Ciri khas ini bisa menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata,
Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar
kita dipahami oleh orang lain. Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan
bicara yang menjadi perhatian utama kita. Agar komunikasi yang dilakukan
berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus
menguasai bahasanya. Bahasa tidak pernah lepas dari segala kegiatan manusia,
13
berubah, maka bahasa menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap, menjadi
dinamis. Perubahan itu dapat berupa pemunculan kata atau istilah baru, peralihan
Indonesia /l/ dan /s/ adalah sebuah fonem, karena kehadirannya dapat
berarti ilmu tentang morfem dan bentuk kata dalam satu bahasa.
Sintaksis adalah cabang dari ilmu linguistik atau tata bahasa yang
(2009:4) sintaksis salah satu cabang tata bahasa yang menelaah struktur-struktur
14
kalimat, kalau dan frase. Sedangkan menurut Hambali (2014:25), sintaksis adalah
Secara umum, struktur sintaksis terdiri dari susunan subjek (S), predikat (P), objek
3. Satuan Sintaksis
kata merupakan satuan terkecil, maka wacana merupakan satuan terbesar. Hal
ini berbeda dengan paham tata bahasa tradisional yang mengatakan bahwa
kalimat adalah satuan terbesar dalam kajian sintaksis. (Chaer, 2015: 37)
a. Kata
dalam tataran morfologi, dan sebagai satuan terkecil dalam tataran sintaksis.
bentuk dasar (yang dapat berupa morfem dasar terikat maupun bebas, atau
termasuk kelas terbuka (nomina, verba, dan ajektifa) dapat mengisi fungsi-
preposisi, dan konjungsi) hanya menjadi bagian dari frase yang mengisi
fungsi-fungsi sintaksis itu. Perhatikan kata numerial seekor, preposisi di, dan
S P Ket.
Yang agak berbeda adalah kata dari kelas tertutup yang termasuk
adverbia. Ada adverbia yang bisa menduduki fungsi Ket.; ada juga yang
Ket. S P
S P O
Pada klausa (70) kata barangkali adalah adverbia yang mengisi fungsi
Ket.; dan adverbia sedang pada klausa (71) Cuma menjadi bagian dari frase
Kata-kata yang dapat mengisi salah satu fungsi sintaksis dalam sebuah
klausa atau kalimat dapat pula menjadi konstituen dalam kalimat minor
(4) Fita’ (sebagai kalimat jawaban atas pertanyaan : siapa yang sedang
Selain kata dari kategori verba, nomina, dan ajektifa, kata dari ketegori
numeralia, pronomina, persona, dan adverbia juga dapat berdiri sendiri dalam
kalimat minor, tetapi kata dari kategori preposisi dan konjungsi tidak dapat.
b. Frase
Frase dibentuk dari dua buah kata atau lebih; dan mengisi salah satu
S P O Ket.
Semua fungsi klausa di atas diisi oleh sebuah frase: fungsi S diisi oleh
frase adik saya, fungsi P diisi oleh frase suka makan, fungsi O oleh frase
Bahwa sebuah frase bisa terdiri dua kata atau lebih dapat dibuktikan.
Misalnya, frase adik saya dapat menjadi adik saya yang bungsu, atau adik
saya yang baru saja menikah, atau adik saya yang tinggal di jalan Lembang
Jakarta Pusat. Begitu juga frase kacang goreng, bisa jadi sebungkus kacang
goreng atau kacang goreng asin. Sedangkan frase di kamar bisa menjadi di
kamar ayah, di kamar tidur ayah, atau juga di kamar belajar kakak.
kategori. Maka kita mengenal adanya frase nominal, seperti adik saya,
sebuah meja, rumah batu, dan rumah makan, yang mengisi fungsi S atau
fungsi O. Adanya frase verbal, seperti suka makan, sudah mandi, makan
17
minum, tidak mau datang, dan belum menerima, yang menjadi pengisi P.
kepala polisi, dan pada tahun 2007, yang mengisi fungsi Ket.
c. Klausa
predikatif. Artinya, di dalam kontruksi itu ada komponen berupa kata atau
frase, yang berfungsi sebagai predikat; dan yang lain berfungsi subjek;
sebagai objek; dan sebagainya. Selain fungsi subjek yang harus ada dalam
konstruksi klausa itu, fungsi subjek boleh dikatakan wajib ada, sedangkan
Nenek adalah pengisi fungsi subjek dan mandi pengisi fungsi predikat.
diberikan intonasi final atau intonasi kalimat. Kata dan frase juga
Namun, kata dan frase hanya bisa menjadi kalimat minor (kalimat tidak
18
lengkap).
d. Kalimat
Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang
sebuah kalimat dapat berupa intonasi deklaratif (yang dalam bahasa ragam
tulis diberi tanda titik), intonasi interogatif (yang dalam bahasa ragam tulis
diberi tanda tanya), intonasi imperatif (yang dalam ragam bahasa tulis diberi
tanda seru), dan intonasi interjektif (yang dalam bahasa ragam tulis diberi
tanda seru). Tanpa intonasi final ini sebuah klausa tidak akan menjadi
sebuah kalimat.
e. Wacana
“pengertian” yang lengkap atau utuh, dibangun oleh kalimat atau kalimat-
kalimat. Artinya, sebuah wacana mungkin hanya terdiri dari sebuah kalimat,
mungkin juga terdiri dari sebuah kalimat, mungkin juga terdiri dari sejumlah
kalimat.
19
4. Kalimat
a. Pengertian Kalimat
kata atau lebih yang paling renggang. Karena renggangnya hubungan kata
perubahan arti. Kalimat dapat dijelaskan sebagai satuan kata terkecil yang
sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa,
final.
Cook dkk, dalam Tarigan (2009:6) kalimat adalah satuan bahasa yang
secara relatif dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan
b. Ciri-ciri Kalimat
b) Terdiri atas satu kata atau lebih (tidak terbatas)/terdiri atas klausa;
f) Dalam konvensi tulis, ditandai oleh awal huruf capital dan diakhiri
tanda baca (tanda titik untuk kalimat deklaratif, tanda tanya untuk
c. Unsur-unsur Kalimat
Unsur unsur pembentuk kalimat terdiri dari satuan kata dan ada pula
yang berupa kelompok kata. Kelompok kata bisa berupa frase atau klausa.
Klausa merupakan kelompok kata yang tidak melebihi fungsi kalimat dan
masih mempertahankan makna aslinya seperti bayi besar. Berikut jenis dari
unsur-unsur kalimat:
1) Subjek (S)
Subjek adalah hal yang penting dalam sebuah kalimat sebagai unsur
sebagainya.
2) Predikat (P)
mengapa. Predikat bisa berupa sifat, situasi, status, ciri atau jati diri
subjek.
21
3) Objek (O)
Objek menunjuk kepada tujuan kalimat atau kepada apa kalimat itu
4) Pelengkap (Pel)
halnya dengan objek, tetapi fungsi yang satu ini tidak mempunyai
5) Keterangan (K)
d. Jenis-jenis kalimat
kriteria:
22
keterangan.
23
(4) Kalimat mejemuk setara, yakni kalimat yang terdiri dua klausa
(5) Kalimat majemuk bertingkat, yakni kalimat yang terdiri dari dua
(6) Kalimat majemuk kompleks, yakni kalimat yang terdiri dari tiga
belaka.
ungkapan perasaan.
dapat pula berkisar antara antara suruhan yang sangat keras atau kasar
lima macam, yakni (1) kalimat imperatif biasa, (2) kalimat imperatif
ajakan, dan (5) kalimat imperatif suruhan”. Untuk lebih jelasnya akan
lima macam, yakni (1) kalimat imperatif biasa, (2) kalimat imperatif
permintaan, (3) kalimat imperatif pemberian izin, (4) kalimat imperatif ajakan,
didukung dengan kata kerja dasar, dan (3) berpartikel pengeras -lah.
Kalimat imperatif jenis ini dapat berkisar antara imperatif yang sangat
1) “Monik, lihat!”
Informasi Indeksal:
Dituturkan oleh teman Monik pada saat ia ingin menunjukkan buku
yang baru saja dibelinya dari toko buku kepada Monik. Keduanya adalah
3) “Kita lihat! Pokoknya percaya boleh tidak juga boleh. Ayo.... kita lihat!”
Informasi Indeksal:
Dituturkan oleh seorang tukang sulap pada saat ia tampil di tengah
Informasi Indeksal:
Dituturkan oleh teman Ipong yang saat itu melihat Ipong tergesa-gesa
dasar. Tuturan itu disampaikan sang guru pada saat situasi kelas sangat
gaduh.
Informasi Indeksal:
28
anaknya.
Dituturkan oleh seorang petugas pada loket masuk sebuah gedung yang
muda akan memasuki gedung itu, namun mereka tidak mematikan rokok
mereka.
1) “Ian. . . . Silakan ambil buah duku itu kalau kamu mau! Tadi, nenek
belikan buah duku untuk cucuku di pasar. Ayo. . .!
Informasi Indeksal:
Dituturkan oleh seorang nenek kepada seorang cucunya yang sedang
bahwa “kalimat imperatif ajakan ialah kalimat yang biasanya digunakan dengan
penanda kesantunan ayo (yo), biar, coba, mari, harap, hendaknya, dan hendaklah”.
1) “Tut... Ayo, naik mobilku saja. Ayo.. ndak apa-apa. Aku lewat sana, kok”.
30
Informasi Indeksal:
temannya, yang saat itu sedang berjalan sendirian di lorong kampus. Dengan
sedikit malu, mahasiswi itu masuk ke mobil sang mahasiswa yang sebenarnya
2) “Ian.... Biar kita nanti tinggal di rumah saja! Bapak biar pergi sendirian”
Informasi Indeksal:
Dituturkan oleh seorang ibu kepada anaknya yang saat itu ingn mengikuti
ayahnya pergi ke luar kota. Rencananya memang sang ayah akan berangkat
bersama istrinya, namun karena anaknya bersi- keras akan ikut ayahnya, ia
3) “Vendi.... coba kita geser dulu meja ini! kursinya kamu angkat dulu!”
Informasi Indeksal:
Informasi Indeksal:
dan tolong.
6. Poster
kata harus sangat cermati, karena poster yang bagus adalah poster yang
berpendapat bahwa bahasa poster itu singkat, jelas, dan memiliki daya
katanya padat dan penuh isi, serta setiap kata memiliki fungsi, artinya
32
merasa tertarik. Oleh sebab itu, pemilihan dan penempatan kata yang
7. Media Sosial
Media sosial merupakan salah satu media instan yang saat ini memang
dikemukakan oleh para ahli tersebut. media sosial memiliki peran dan
agar media sosial tetap pada fungsi dan tujuan media sosial itu sendiri dan
sosial adalah situs jaringan sosial berbasis web yang memungkinkan bagi
setiap individu untuk membangun profil publik ataupun semi publik dalam
sistem terbatasi, daftar pengguna lain dengan siapa mereka terhubung, dan
33
melihat serta menjelajahi daftar koneksi mereka yang dibuat oleh orang
Pada perannya saat ini, media sosial telah membangun sebuah kekuatan besar
masyarakat. hal ini yang membuat fungsi media sosial sangat besar. Adapaun
itu sendiri.
siaran dari dari satu institusi media ke banyak audience ke dalam praktik
Media sosial memiliki ciri-ciri yang tidak lepas dari berbagai ciri-ciri dari
media sosial yang banyak digunakan hingga saat ini. Berikut beberapa
1) Partisipasi
Mendorong kontribusi dan umpan balik dari setiap orang yang tertarik
2) Keterbukaan
Kebanyakan dari media sosial yang terbuka bagi umpan balik dan juga
3) Perbincangan
4) Keterhubungan
melalui suatu fasilitas tautan (links) ke website, sumber informasi dan bagi
pengguna-pengguna lainya
Menurut Kotler dan Keller (2012; 568-570) bahwa terdapat tiga macam
Mereka datang dalam segala bentuk dan ukuran dimana banyak dibuat
2) Blogs
35
Terdapat banyak sekali pengguna blog yang sangat beragam disini dan
Selain itu menurut Puntoadi (2011: 34) bahwa terdapat beberapa macam
a) Bookmarking
tag yang diminati. Hal demikian bertujuan agar setiap orang dapat
b) Wiki
c) Flickr
dengan contributor yang ahli pada setiap bidang fotografi di seluruh dunia.
dipasarkan.
d) Creating opinion
opini dengan orang lain di seluruh dunia. Melalui media sosial tersebut,
e) Jejaring sosial
36
berbagai media dan juga publikasi untuk berbagi kepada orang lain. Berikut
oleh Mark Zuckerberg ini memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif
tahun 2009 hingga saat ini, yang memungkinkan kita bertukar pesan
teks maupun suara dan hingga saat ini dilengkapi dengan fitur video call,
c. Line: hampir serupa dengan whatsapp, line diluncurkan pada tahun 2011
d. Youtube: sebuah situs web berbagi video yang dibuat oleh mantan
e. Twitter: layanan jejaring sosial dan microblog daring yang hampir serupa
dan membaca pesan berbasis teks hingga 280 karakter. Didirikan pada
8. Instagram
Media sosial yang satu ini memang sudah tidak bisa lagi diragukan akan ke
populeranya di dunia pada saat ini. Meskipun begitu, ternyata banyak orang
Instagram disusun dari dua kata yaitu “insta” yang mengartikan instan dan
terinspirasi dari kamera polaroid kala itu yang secara instan mencetak foto
setelah objek berhasil difoto. Kemudian kata “gram” yang diambil dari istilah
telegram yang bermakna sebagai media pengirim informasi yang sangat cepat
dan efisien. Aplikasi yang didirikan oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger
delapan tahun lalu tepatnya pada Oktober 2010 ini pada dasarnya memang
dikhusukan untuk para penikmat dan praktisi fotografi. Maka dari fungsi
yang optimal dan dari situ pengguna memanfaatkan untuk tujuan tertentu.
38
B. Kerangka Pikir
dilakukan. Pada bagian ini, peneliti menguaraikan secara rinci tentang latar
sintaksis. Sintaksis mempelajari apa saja yang termasuk struktur bahasa tak
biasa, kalimat perintah halus, kalimat pemberian izin, kalimat ajakan dan
jenis kalimat imperatif tersebut yang ada dalam postercovid-19 di media sosial
Sintaksis
Poster Covid-19
Media Sosial
Kalimat Imperatif
Ajakan dan
Perintah Perintah Pemberian Harapan Suruhan
Biasa Halus izin
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
yang diperoleh dalam bentuk kata-kata, gambar, dan bukan dalam bentuk
jenis kalimat imperatif dalam poster covid-19 di media sosial yang terdiri
dari kalimat imperative biasa, perintah halus, pemberian izin, ajakan dan
2. Desain Penelitian
menggunakan analisis.
pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi
yang ilmiah.
40
41
B. Definisi Istilah
1. Kalimat imperatif
2. Poster
4. Media sosial
1. Data
media sosial.
2. Sumber Data
yang jelas.
akan menuntun kita ke arah temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik-
teknik yang tepat. Data yang belum dianalisis masih merupakan data
mentah. Dalam penelitian data mentah akan memberi arti, bila dianalisis
dan ditafsirkan. Oleh karena itu, data yang sudah terkumpul dalam
44
ini adalah data-data yang terdapat dalam poster Covid-19. Adapun tahapan
1. Reduksi data
dengan memilah hal-hal pokok dalam objek penelitian yaitu pada poster
2. Kategorisasi data
3. Kesimpulan data
1. Poster 1
45
46
Pada poster diatas diunggah oleh akun @dinkesdki pada tanggal 12 Juli 2020,
dengan caption “Dalam masa pandemic Covid- 19 ini, kita harus tertib dan
disiplin dalam pelaksanaan protokol kesehatan”, dengan jumlah 181 orang yang
Juni 2021, pukul 09.28 WITA. Setelah peneliti menganalisis poster tersebut ada
beberapa kalimat yang termasuk kalimat imperatif. Adapun teks yang termasuk
2. Poster 2
47
Pada poster diatas diunggah oleh akun @dinkesdki pada tanggal 3 Agustus
Peneliti mengunduh gambar tersebut pada tanggal 6 Juni 2021, pukul 09.06
WITA. Setelah peneliti menganalisis poster tersebut ada beberapa kalimat yang
termasuk kalimat imperatif. Adapun teks yang termasuk dalam kalimat imperatif
yaitu:
1) Menjaga jarak sejauh 6 kaki ( 2 meter atau sekitar panjang tubuh) dari
orang lain
3. Poster 3
48
Pada poster diatas diunggah oleh akun @dinkesdki pada tanggal 10 Agustus
2020, dengan caption “Untuk memutus mata rantai Covid-19 kami menghimbau
pada tanggal 6 Juni 2021, pukul 09.03 WITA. Setelah peneliti menganalisis poster
tersebut ada beberapa kalimat yang termasuk kalimat imperatif. Adapun teks yang
4. Poster 4
49
Pada poster diatas diunggah oleh akun @dinkesdki pada tanggal 28 Januari
2021, dengan caption “Halo Sobat Sehat tetap jalankan protocol kesehatan
dimanapun dan setiap waktu, ya!” dengan jumlah 169 orang yang menyukai
postingan tersebut. Peneliti mengunduh gambar tersebut pada tanggal 6 Juni 2021,
pukul 11.56 WITA. Setelah peneliti menganalisis poster tersebut ada beberapa
kalimat yang termasuk kalimat imperatif. Adapun teks yang termasuk dalam
1) Rajinlah mencuci tangan dan membawa hand sanitizer saat keluar rumah.
5. Poster 5
50
Pada poster diatas diunggah oleh akun @dinkesdki pada tanggal 23 Oktober
2020, dengan caption “Di masa pandemic Covid-19 kita harus menjalankan
protocol kesehatan!” dengan jumlah 251 orang yang menyukai postingan tersebut.
Peneliti mengunduh gambar tersebut pada tanggal 6 Juni 2021, pukul 10.38
WITA. Setelah peneliti menganalisis poster tersebut ada beberapa kalimat yang
termasuk kalimat imperatif. Adapun teks yang termasuk dalam kalimat imperatif
yaitu:
6. Poster 6
51
Pada poster diatas diunggah oleh akun @dinkesdki pada tanggal 4 September
mengunduh gambar tersebut pada tanggal 12 Juni 2020, pukul 10.47 WITA.
Setelah peneliti menganalisis poster tersebut ada beberapa kalimat yang termasuk
kalimat imperatif. Adapun teks yang termasuk dalam kalimat imperatif yaitu:
Penanda Kalimat
No. Kalimat Imperatif
Imperatif
Menjaga jarak sejauh 6 kaki ( 2 meter atau
1. Menjaga
sekitar panjang tubuh) dari orang lain
2. Cuci tangan anda sesering mungkin Cuci
Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut
3. Hindari/ -i
anda.
Tutup mulut ketika batuk menggunakan siku
4. Tutup ???/
atau tisu
5. Selalu menggunakan masker Menggunakan
6. Menjauhlah dari pertemuan massal Menjauhlah/ -lah
7. Makanlah makanan bergizi Makanlah/ -lah
Bawalah cairan antiseptic yang menjadi
8. alternatif membersihkan tangan jika tidak ada air Bawalah/ -lah
dan sabun
Rajinlah mencuci tangan dan membawa hand
9. Rajinlah/-lah
sanitizer saat keluar rumah.
53
Penanda Kalimat
No. Kalimat Imperatif
Imperatif
Ikuti panduan resmi & perkembangan
1 Ikuti/ -i
informasi
2 Tetaplah di rumah jika anda merasa tidak sehat Tetaplah/ -lah
Penanda Kalimat
No. Kalimat Imperatif
Imperatif
Jika anda tidak sehat, jalankan isolasi mandiri
1. Jalankan/ -kan
di rumah
Batasi menggunakan transportasi publik
2. Batasi/ -i
kecuali mendesak
didapat dari sumber data, penulis menyaring data dari beberapa poster
tergolong dalam kata imperatif perintah biasa, 2 data yag tergolong kata
imperatif ajakan dan harapan, 2 data yang tergolong dalam kata imperatif
suruhan.
54
B. Pembahasan
bahwa “kalimat imperatif biasa yaitu sebuah kalimat yang memiliki ciri-ciri
berikut: (1) berintonasi keras, (2) didukung dengan kata kerja dasar, dan (3)
Pada data (1) dalam tabel 2, ditemukan kata menjaga yang menjadi
menempati fungsi predikat dan jarak menjadi objek. Klausa sejauh 6 kaki (2
meter atau sekitar panjang tubuh dari orang lain menempati fungsi
keterangan cara. Tidak adanya kata tambahan seperti mohon, tolong, dan
lainnya di awal kalimat menjadi penanda bahwa ini adalah kalimat imperatif
perintah biasa.
Pada data (2) dalam tabel 2, ditemukan kata cuci menjadi penanda bahwa
kalimat ini imperatif. Kata cuci merupakan verba yang menempati fungsi
Pada data (3) dalam tabel 2, kata hindari menjadi penada bahwa kalimat
Pada data (4) dalam tabel 2, kata tutup menjadi penanda bahwa kalimat
ini imperatif. Kata tutup menduduki fungsi predikat. Kata mulut merupakan
55
objek. Frasa ketika batuk sebagai keterangan waktu, frasa menggunakan siku
Pada data (5) dalam tabel 2, kata menggunakan menjadi penanda bahwa
Pada data (6) dalam tabel 2, kata menjauhlah menjadi penanda bahwa
Pada data (7) dalam tabel 2, kata makanlah menjadi penanda bahwa
Pada data (8) dala tabel 2, kata bawalah menjadi penanda bahwa kalimat
menjadi alternatif membersihkan tangan jika tidak ada air dan sabun
Pada data (9) dalam tabel 2, kata rajinlah menjadi penanda bahwa
waktu.
juga memiliki sejumlah kata yang dipakai untuk mengajak atau memengaruhi
yang biasanya digunakan dengan penanda kesantunan ayo (yo), biar, coba,
mari, harap, hendaknya, dan hendaklah”. Pada data (1) dalam tabel 3, kata
menjadi objek.
Pada data (2) dalam tabel 3, kata tetaplah menjadi menjadi penanda
bahwa kalimat imperatif. Kata tetaplah menjadi menjadi verba ajakan yang
berpartikel –lah yang menandai bahwa kalimat ini kalimat imperatif. Kata
tempat, jika anda merasa tidak sehat merupakan klausa yang memiliki fungsi
keterangan cara.
57
Pada data (1) dalam tabel 4, kata jalankan menjadi menjadi penanda
bahwa kalimat imperatif. Kata jalan merupakan nomina namun kearena ada
Pada data (2) dalam tabel 4, kata sufiks –i dalam kata batasi menjadi
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil temuan yang telah dikemukakan pada bab IV, tentang
struktur bentuk kalimat imperatif yang ada dalam poster Covid-19 di media
dalam kalimat imperatif dari 5 poster yang dianalisis oleh peneliti. Hasil
kata imperatif perintah biasa, 2 data yag tergolong kata imperatif ajakan dan
harapan, dan 2 data yang tergolong dalam kata imperatif suruhan. Selain itu
struktur kalimat imperatif dalam poster covid-19 ini diawali oleh struktur
B. Saran
sebagai berikut:
58
59
bukan hanya sekedar membaca saja, tapi harus bisa mengkaji makna dan
bentuk kalimat imperatif dalam poster tersebut agar kita dapat mematuhi
2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan
Alwi, H. et al. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa
dan Balai Pustaka.
Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Azwardi. 2016. Menulis Ilmiah. Banda Aceh: Bina Karya Akademika. Levinson,
Stephen C. 1983. Pragmatics. London: CambridgeUniversity Press
Parker, Frank. 1986. Linguistics for Non-Linguistics. London: Little, Brown and
Company Inc.
60
61