Anda di halaman 1dari 6

COURSE : ESP FOR PRIMARY TEACHER

LECTURER : MUHAMMAD ASRUL SULTAN, S.Pd., M.Pd.

NAME : RINI RAHMADANI


NIM : 200407551046
CLASS : C20E

TUGAS 3 Essay Writing

1. Jelaskan apa itu communicative competence, linguistic competence, dan cultural


competence.
Jawab :

Menurut Brown (dalam Setyowati, 2012) Kompetensi komunikatif


(Communicative Competence/CC) diciptakan oleh Dell Hymes seorang pakar
sosiolinguistik. Hymesmenyebut CC sebagai aspek kompetensi yang memungkinkan
kita menyampaikan dan menafsirkan pesan antar personal dalam konteks-konteks
tertentu. (Brown, 2008: 241). Communicative competence dalam perspektif
sosiolinguistik diartikan sebagai kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa sebagai realitas sosial.

Dilansir dari Wikipedia, communicative competence mencakup pengetahuan tata


bahasa pengguna bahasa tentang sintaksis, morfologi, fonologi, dan sejenisnya, serta
pengetahuan sosial tentang bagaimana dan kapan menggunakan ucapan dengan tepat.
Canale dan Swain (1980) mengklasifikasikan communicative competence menjadi tiga
kompetensi utama, yaitu kompetensi gramatikal (grammatical competence), kompetensi
sosiolinguistik (sociolinguistic competence), dan kompetensi strategis (strategic
competence).

Dilatar belakangi oleh kajian Brumfit & Johnson (1979), Savignon (1972) dan
Littlewood (1981), Azies & Alwasilah, 1996:24 (dalam Delvia, 2017) merumuskan
beberapa prinsip pembelajaran kompetensi komunikatif, diantaranya:

a) Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik bila ia diperlakukan sebagai individu
yang memiliki kebutuhan dan minat

b) Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik bila ia diberikan kesempatan untuk
berpartisipasi dalam penggunaan bahasasa saran secara komunikatif dalam berbagai
macam aktivitas

c) Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik jika dipajangkan (esposed) ke dalam data
komunikatif yang bisa dipahami dan relevan dengan kebutuhan dan minatnya
d) Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik bila ia secara sengaja memfokuskan
pembelajarannya kepada bentuk, keterampilan, dan strategi untuk mendukung proses
pemerolehan bahasa

e) Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik bila ia dibeberkan dalam data
sosiokultural dan pengalaman langsung dengan budaya menjadi bagian dari bahasa
sasaran

f) Pembelajar bahasa akan belajar bahasa dengan baik jika ia menyadari akan peran dan
hakikat bahasa dan budaya

g) Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik jika ia diberi umpan balik yang tepat yang
menyangkut kemajuan mereka

h) Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik jika ia diberi kesempatan untuk mengatur
pembelajaran mereka sendiri.

Menurut Armstrong (dalam Suryanovika, 2019: 81) menyebutkan bahwa


kemampuan linguistik merupakan salah satu intelegensi dari delapan intelegensi yang
manusia miliki. Menurut Suyanovika (2019: 84) inti dari pembelajaran Bahasa Inggris
adalah komitmen pembelajar untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan atau
kompetensi linguistik Bahasa Inggris secara personal mengingat Bahasa Inggris adalah
Bahasa Internasional bagi Bangsa Indonesia. Menurut Panjaitan (2019: 144) kompetensi
linguistik mencakup pengetahuan tatabahasa, kosa kata, ucapan, ejaan, tanda baca,
intonasi, dan sebagainya.

Menurut Binterawati, dkk (2020: 55) Cultural competence merupakan


pengembangkan kesadaran akan eksistensi, sensasi, pikiran, dan lingkungan diri
seseorang tanpa terpengaruh oleh hal – hal yang tidak semestinya pada seseorang dari
latar belakang yang berbeda.

2. Kenapa pembelajar bahasa asing harus memahami ketiga tujuan tersebut?


Jawab :

Bahasa asing dalam pembelajaran bahasa adalah bahasa yang dipelajari oleh
seorang peserta didik disamping bahasa peserta didik itu sendiri (Parera,1993: 16).
Mempelajari bahasa kedua (second language) merupakan hal yang komplek
karena pembelajaran bahasa asing tidak hanya dipandang sebagai sebuah proses
perkembangan yang bisa diramalkan tetapi juga sebagai penciptaan makna
melalui negoisasi antar personal di antara para pembelajar.
Sebagai seorang pembelajar bahasa asing, sudah semestinya kita memahami
ketiga tujuan tersebut, karena communicative compotens ini digunakan untuk memenuhi
atau meningkatkan keterampilan menggunakan bahasa sebagai alat komunkasi.
Pembelajaran bahasa sebagai alat komunikasi akan menarik minat pembelajar karena
didesak kebutuhannya untuk berkomunikasi dengan orang lain, terkhususnya orang asing.

Kemudian, apabila pembelajar bahasa asing, tidak memahami ketiga tujuan


tersebit maka ini akan menjadikan mereka kesulitan untuk belajar dan tidak termotivasi
belajar asing. Sebab yang kita ketahui bahwa communicative competence ini tentu sangat
dibutuhkan oleh setiap orang dalam melakukan sagala aktivitas dan perannya, baik dalam
keluarga, relasi, lingkungan kerja, maupun lingkungan masyarakat. Sama halnya dengan
linguistic competence juga sangat berperan penting bagi pembelajar bahasa asing agar
pembelajar dapat tersampul dalam berbagai konteks komunikasi. Begitupun dengan
cultural competence sebab pembelajar bahasa asing dapat memahami perbedaan
budayanya sendiri dan mempraktikkan budaya lain melalui penggunaan bahasa asing.
Kemudian dengan memahami cultural competence pembelajar bahasa asing dapat
bergaul dan berkomunikasi dengan orang yang memiliki latar belakang budaya yang
berbeda.

3. Bagaimana pembelajar bahasa asing mendapatkan 3 kemampuan itu?

Jawab:

Adapun mengenai bagaimana pembelajar memperoleh 3 kemampuan tersebut,


terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhinya, yakni makro dan mikro.Faktor
lingkungan makro meliputi (1) kealamiahan bahasa yang didengar; (2) peranan si
pembelajar dalam komunikasi; (3) ketersediaan rujukan konkret untuk menjelaskan
makna; dan (4) siapa model bahasa sasaran (Dulay, Burt dan Krashen, 1982: 14).
Sedangkan faktor lingkungan mikro mencakup (1) kemenonjolan (salience), yaitu
mudahnya suatu struktur untuk dilihat atau didengar; (2) umpan balik, yaitu tanggapan
pendengar atau pembaca terhadap tuturan atau tulisan si pembelajar; dan (3) frekuensi,
yaitu seringnya si pembelajar mendengar atau melihat struktur tertentu (Dulay, Burt, dan
Krashen, 1982:32). Makin banyak si pembelajar mendengar suatu struktur, makin cepat
proses pemerolehan struktur itu (Dulay, Burt, Krashen, 1982:32—37).

Penggunaan bahasa Asing oleh guru di dalam kelas mempunyai dampak ganda
yang sangat positif bagi pemantapan kemampuan komunikasi guru dan pengembangan
kompetensi menyimak siswa. Kemampuan komunikasi guru akan semakin hebat
sementara kemampuan menyimak siswa akan semakin mantap. Jika sudah merasa siap,
siswa akan mengimbangi guru dalam dialog yang bermakna secara suka rela tanpa ada
perasaan takut atau merasa dipaksa. Dengan demikian selain memberikan pengulangan
dan penekanan (reinforcement) terhadap kosa kata dan pola-pola kalimat yang sudah
diajarkan, sekaligus guru juga memotivasi siswa untuk menggunakan bahasa yang telah
dikuasainya dalam komunikasi alamiah antara guru dengan siswa ataupun antar siswa
sendiri. Pendekatan kebermaknaan meyakini bahwa pada dasarnya pemerolehan bahasa
didahului oleh bahasa lisan, dan bahasa tulis sangat sulit berkembang bila bahasa lisan
belum dikuasai. Karena itu pembelajaran lebih dahulu harus diarahkan ke komptensi
bahasa lisan. Semua pemikiran di atas menghendaki agar pengajaran bahasa Asing
mendahulukan pengembangan kemampuan komunikasi lisan, baru kemudian
mempelajari tata bahasanya. Jika semua pemikiran tersebut benar-benar dipahami dan
dapat diterima oleh guru-guru bahasa Asing, maka sangat wajarlah jika pengajaran
bahasa Asing difokuskan pada kemampuan berbicara, sesuai dengan fungsi dasar bahasa
itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Binteriawati, Yeni., dkk. 2020. Literature Review : Pengalaman Perawat Terkaiit


Pelaksanaan Cultural Competence di Ruang Intensive. Faletehan Health
Journal. Vol.7 No.1.

Delvia. 2017. Kompetensi Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa. Jurnal Ilmiah


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol.3 No. 2.

Panjaitan, O Mutiara. 2013. Analisis Standar Isi Bahasa Inggris SMP dan SMA (Analysis
of Content Standards for English in Junior Secondary School and Senior
Secondary School). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol.19 No.1.

Setyowati, Ratini. 2012. Korelasi Kompetensi Komunikatif Bahasa Inggris dengan


Kompetensi ICD-10 (Studi Kasus di APIKES CITRA MEDIKA
SURAKARTA Semester III Angkatan 2018).Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan
Informatika Kesehatan. Vol.2. No.1.

http://franscy91.blogspot.com/2015/10/linguistik-dan-kegunaannya-untuk.html
NAME : RINI RAHMADANI

NIM : 200407551046

CLASS : C20E

DATE : March, 11th 2022

Anda mungkin juga menyukai