Dilatar belakangi oleh kajian Brumfit & Johnson (1979), Savignon (1972) dan
Littlewood (1981), Azies & Alwasilah, 1996:24 (dalam Delvia, 2017) merumuskan
beberapa prinsip pembelajaran kompetensi komunikatif, diantaranya:
a) Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik bila ia diperlakukan sebagai individu
yang memiliki kebutuhan dan minat
b) Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik bila ia diberikan kesempatan untuk
berpartisipasi dalam penggunaan bahasasa saran secara komunikatif dalam berbagai
macam aktivitas
c) Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik jika dipajangkan (esposed) ke dalam data
komunikatif yang bisa dipahami dan relevan dengan kebutuhan dan minatnya
d) Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik bila ia secara sengaja memfokuskan
pembelajarannya kepada bentuk, keterampilan, dan strategi untuk mendukung proses
pemerolehan bahasa
e) Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik bila ia dibeberkan dalam data
sosiokultural dan pengalaman langsung dengan budaya menjadi bagian dari bahasa
sasaran
f) Pembelajar bahasa akan belajar bahasa dengan baik jika ia menyadari akan peran dan
hakikat bahasa dan budaya
g) Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik jika ia diberi umpan balik yang tepat yang
menyangkut kemajuan mereka
h) Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik jika ia diberi kesempatan untuk mengatur
pembelajaran mereka sendiri.
Bahasa asing dalam pembelajaran bahasa adalah bahasa yang dipelajari oleh
seorang peserta didik disamping bahasa peserta didik itu sendiri (Parera,1993: 16).
Mempelajari bahasa kedua (second language) merupakan hal yang komplek
karena pembelajaran bahasa asing tidak hanya dipandang sebagai sebuah proses
perkembangan yang bisa diramalkan tetapi juga sebagai penciptaan makna
melalui negoisasi antar personal di antara para pembelajar.
Sebagai seorang pembelajar bahasa asing, sudah semestinya kita memahami
ketiga tujuan tersebut, karena communicative compotens ini digunakan untuk memenuhi
atau meningkatkan keterampilan menggunakan bahasa sebagai alat komunkasi.
Pembelajaran bahasa sebagai alat komunikasi akan menarik minat pembelajar karena
didesak kebutuhannya untuk berkomunikasi dengan orang lain, terkhususnya orang asing.
Jawab:
Penggunaan bahasa Asing oleh guru di dalam kelas mempunyai dampak ganda
yang sangat positif bagi pemantapan kemampuan komunikasi guru dan pengembangan
kompetensi menyimak siswa. Kemampuan komunikasi guru akan semakin hebat
sementara kemampuan menyimak siswa akan semakin mantap. Jika sudah merasa siap,
siswa akan mengimbangi guru dalam dialog yang bermakna secara suka rela tanpa ada
perasaan takut atau merasa dipaksa. Dengan demikian selain memberikan pengulangan
dan penekanan (reinforcement) terhadap kosa kata dan pola-pola kalimat yang sudah
diajarkan, sekaligus guru juga memotivasi siswa untuk menggunakan bahasa yang telah
dikuasainya dalam komunikasi alamiah antara guru dengan siswa ataupun antar siswa
sendiri. Pendekatan kebermaknaan meyakini bahwa pada dasarnya pemerolehan bahasa
didahului oleh bahasa lisan, dan bahasa tulis sangat sulit berkembang bila bahasa lisan
belum dikuasai. Karena itu pembelajaran lebih dahulu harus diarahkan ke komptensi
bahasa lisan. Semua pemikiran di atas menghendaki agar pengajaran bahasa Asing
mendahulukan pengembangan kemampuan komunikasi lisan, baru kemudian
mempelajari tata bahasanya. Jika semua pemikiran tersebut benar-benar dipahami dan
dapat diterima oleh guru-guru bahasa Asing, maka sangat wajarlah jika pengajaran
bahasa Asing difokuskan pada kemampuan berbicara, sesuai dengan fungsi dasar bahasa
itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Panjaitan, O Mutiara. 2013. Analisis Standar Isi Bahasa Inggris SMP dan SMA (Analysis
of Content Standards for English in Junior Secondary School and Senior
Secondary School). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol.19 No.1.
http://franscy91.blogspot.com/2015/10/linguistik-dan-kegunaannya-untuk.html
NAME : RINI RAHMADANI
NIM : 200407551046
CLASS : C20E