Anda di halaman 1dari 8

SASANDO

Bahasa dan Sastra Indonesia

PETUNJUK PEMANFAATAN
BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA (SASANDO)

A. Pengantar
Sasando merupakan bahan ajar Bahasa Indonesia yang dikembangkan
berdasarkan kurikulum merdeka. Sasando adalah akronim dari Bahasa dan Sastra
Indonesia. Bahan ajar ini disajikan dalam bentuk audio disertai tampilan visual berupa
grafis yang dikemas dalam format MP4. Bahan ajar ini diunggah di kanal youtube, dan
merupakan konten perangkat ajar dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang
dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi. Sasando
berisi materi pembelajaran bahasa Indonesia yang dapat digunakan sebagai alat bantu guru
dalam mengajar maupun sebagai bahan ajar yang dapat diakses siswa untuk mendapatkan
materi pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan kurikulum merdeka. Adapun materi
Bahasa Indonesia disajikan dalam bentuk teks dengan penyampaian dapat berupa monolog
ataupun dialog yang disesuaikan bentuk teks. Keberadaan musik dan efek suara
disesuaikan dengan kebutuhan materi teks untuk menghadirkan imajinasi dan suasana bagi
peserta didik.
Adapun setting pemanfaatan Audio Pembelajaran Bahasa Indonesia dapat
dilaksanakan secara klasikal maupun mandiri. Bahan ajar ini dilengkapi dengan bahan
penyerta berupa panduan pemanfaatan untuk guru dan asesmen formatif yang berupa
LKPD.

B. Identifikasi Program
MATERI : Penggunaan Majas dalam Puisi
PEMBELAJARAN
SASARAN : Guru Bahasa Indonesia SMA dan Peserta didik SMA (Fase E)
JUDUL : Menelaah Penggunaan Majas dalam Puisi
CAPAIAN : Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa
PEMBELAJAR untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks
sosial, akademis, dan dunia kerja. Peserta didik mampu
memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi
informasi dari berbagai tipe teks tentang topik yang beragam.
Peserta didik mampu menyintesis gagasan dan pendapat dari
SASANDO
Bahasa dan Sastra Indonesia

berbagai sumber. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam


diskusi dan debat. Peserta didik mampu menulis berbagai teks
untuk menyampaikan pendapat dan mempresentasikan serta
menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi secara kritis dan etis.
TUJUAN : Memahami diksi dalam teks puisi yang dibacakan dengan kritis
PEMBELAJARAN dan reflektif.
INDIKATOR : Peserta didik dapat menelaah penggunaan majas dalam puisi
AUDIO
FORMAT SAJIAN : Naratif Kombinasi
PENULIS : Rita Purwanti, S.Pd.
PENGKAJI : Wachid E. Purwanto, M.A.
MATERI
PENGKAJI : Ari Ansyah NH, S.Pd.
MEDIA
PRODUKSI : Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
TAHUN : 2022

C. Petunjuk Umum
1. Guru terlebih dahulu mempersiapkan Modul Ajar berkaitan dengan materi yang akan
disampaikan.
2. Guru mendengarkan dan mencermati program audio beserta panduan untuk guru
sesuai dengan materi yang akan disampaikan dengan mengunduh media audio Bahasa
Indonesia di Platform Merdeka Mengajar (PMM).
3. Guru memahami langkah-langkah pemanfaatan program audio.
4. Guru menyiapkan alat-alat, bahan gambar peraga maupun lembar kerja peserta didik.
5. Guru menyiapkan lembar penilaian aktivitas peserta didik sesuai tingkat pencapaian
yang diharapkan.

D. Petunjuk Khusus
1. Sebelum memanfaatkan Audio Pembelajaran Bahasa Indonesia
a. Guru menyusun jadwal pemanfaatan disesuaikan dengan materi dan media belajar
yang sudah dibuat.
SASANDO
Bahasa dan Sastra Indonesia

b. Guru menentukan model pembelajaran yang akan digunakan, misalnya model


pembelajaran inquiry, model pembelajaran berbasis masalah, dan model
pembelajaran berbasis proyek dengan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
dan materi teks yang dimaksud.
c. Guru menentukan topik atau materi yang akan dibelajarkan.
d. Guru menyiapkan alat yang bisa digunakan untuk memutar bahan ajar dalam
pembelajaran klasikal.
e. Guru mempelajari isi media dan menyiapkan alat pendukung jika diperlukan.
f. Guru memeriksa kesesuaian isi media dengan judul yang tertera.

2. Selama memanfaatkan Audio Pembelajaran Bahasa Indonesia


a. Guru mengkondisikan kelas.
b. Guru menyampaikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari.
c. Guru meminta peserta didik untuk menyimak program yang diperdengarkan.
d. Guru dapat mengintervensi pembelajaran jika peserta didik menurun
konsentrasinya/jenuh dengan melakukan stop, pause pada program dan
melanjutkan kembali ketika peserta didik sudah dapat berkonsentrasi.

3. Sesudah memanfaatkan Audio Pembelajaran Bahasa Indonesia.


a. Guru mengulas kembali materi pembelajaran yang telah didengarkan.
b. Guru bersama dengan peserta didik membuat kesimpulan tentang materi.
c. Guru melakukan refleksi terhadap proses dan materi pembelajaran.
d. Guru memberikan asesmen formatif yang terdapat pada Platform Merdeka
Mengajar.

E. Uraian Materi
MENELAAH PENGGUNAAN MAJAS DALAM PUISI

1. Tujuan Penggunaan Majas dalam Puisi


Dale & Warriner (Pradopo, 1985: 104) menjelaskan bahwa majas
merupakan bahasa kiasan yang digunakan untuk meningkatkan dan
memperbanyak efek melalui cara memperbandingkan dan memperkenalkan suatu
benda dengan yang lain atau hal yang lebih umum. Hal ini dikarenakan,
SASANDO
Bahasa dan Sastra Indonesia

pengunaan pendek kata majas sehingga merubah nilai rasa atau menimbulkan
konotasi tertentu. Selain itu, majas juga merupakan pengunaan bahasa yang
berupa imajinatif, secara alamiah bukan dalam pengertian yang sebenar-benarnya.
Oleh karena itu, majas yaitu bahasa kias untuk digunakan meningkatkan efek
yang lebih indah serta menimbulkan nilai imajinatif dan rasa yang berbeda. Untuk
dapat menimbulkan kesan berbeda, bahasa yang digunakan berupa perbandingan,
pertentangan, perulangan, perumpamaan, dan lain sebagainya.

2. Menelaah Penggunaan Majas dalam Puisi


Salah satu unsur estetik dalam puisi adalah majas. Majas menyebabkan
sajak menjadi menarik, segar, hidup, dan menjadi multi tafsir. Ada berbagai
macam majas, namun macam majas tersebut memiliki satu hal umum yang sama,
yaitu memperbandingkan atau menghubungkan suatu satu hal dengan hal lain.
Untuk dapat menelaah penggunaan majas dalam puisi, Berikut disajikan contoh
telaah puisi Padamu Jua Karya Amir Hamzah.

PADAMU JUA

Karya Amir Hamzah

Habis kikis

Segala cintaku hilang terbang

Pulang kembali aku padamu

Seperti dahulu

Kaulah kandil kemerlap

Pelita jendela di malam gelap

Melambai pulang perlahan

Sabar, setia, selalu

Satu kasihku

Aku manusia

Rindu rasa

Rindu rupa
SASANDO
Bahasa dan Sastra Indonesia

Di mana engkau

Rupa tiada

Suara sayup

Hanya kata merangkai hati

Engkau cemburu

Engkau ganas

Mangsa aku dalam cakarmu

Bertukar tangkap dengan lepas

Nanar aku, gila sasar

Sayang berulang padamu jua

Engkau pelik menarik ingin

Serupa darah dibalik tirai

Kasihku sunyi

Menunggu seorang diri

Lalu waktu—bukan giliranku

Mati hari—bukan kawanku

(Nyanyi Sunyi, 2008)

Puisi Padamu Jua Karya Amir Hamzah tersebut, ditemukan lima majas yang
digunakan dalam penjelasannya sebagai berikut..

1. Majas Metafora

Terdapat dalam kutipan:

Segala cintaku hilang terbang/

Diksi cinta diperbandingkan dengan burung yang dapat terbang.


SASANDO
Bahasa dan Sastra Indonesia

Kutipan:

Engkaulah kandil kemerlap/

Tokoh engkau diserupakan dengan pelita yang bercahaya.

2. Majas Personifikasi

Terdapat dalam kutipan:

Pelita jendela di malam gelap/

melambai pulang perlahan/

Pelita digambarkan melambai sebagaimana manusia.

3. Majas Simile

Merupakan majas perbandingan yang menggunakan kata-kata pembanding:


bagai, bak, seperti, seumpama, laksana, dan lain sebagainya. Majas Simile
terdapat dalam kutipan berikut.

Engkau pelik menarik ingin/

serupa dara di balik tirai/

Majas simile tampak pada penggunaan diksi serupa.

4. Majas Repetisi

Terdapat dalam kutipan:

Rindu rasa/ Rindu rupa/

Engkau cemburu/

Engkau ganas

Repetisi terdapat dalam diksi rindu dan engkau.


SASANDO
Bahasa dan Sastra Indonesia

5. Majas Hiperbola

Terdapat dalam kutipan:

Habis kikis

Segala cintaku hilang terbang

Pulang kembali aku padamu

Bait tersebut memberikan gambaran rasa cinta tokoh aku secara berlebih-
lebihan.

Ada lima macam majas yang digunakan dalam puisi Padamu Jua Karya Amir
Hamzah tersebut, yaitu metafora, simile, personifikasi, repetisi, dan hiperbola.
Majas yang paling dominan dalam puisi tersebut adalah majas metafora yang
membandingkan objek secara langsung.

F. Daftar Pustaka
Hamzah, Amir. 2008. Nyanyi Sunyi. Jakarta: Dian Rakyat.
Pradopo, Rachmat Djoko. 1985. Bahasa Puisi Penyair Lama Sastra Indonesia Modern.
Jakarta: Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Pradopo, Rachmat Djoko. 1995. Beberapa Téori Sastra, Métode Kritik, dan
Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2009. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Anda mungkin juga menyukai