Anda di halaman 1dari 5

TUGAS AKHIR SEMESTER PENGAJARAN SASTRA

Dosen Pengampu: Wachid Eko Purwanto

Oleh

IWIT WIKANTARI

09003296/E

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

2012
SOAL!

1. Apakah manfaat pengajaran sastra? Jelaskan!


2. Jelaskan strategi pengajaran sastra: ekspositori dan kontekstual!
3. Jelaskan model pengajaran sastra: bermain peran dan simulasi!
4. Jelaskan kriteria buku pelajaran yang ideal untuk pengajaran sastra!
5. Jelaskan pengajaran puisi, prosa, dan drama yang ideal!

JAWAB!

1. Manfaat dari pengajaran sastra ialah sebagai berikut:


 Memberikan motivasi kepada siswa
Yaitu memberikan sebuah dorongan kepada siswa agar dapat
mengekspresikan dirinya dan juga mengaktualisasikan kemampuan masing-
masing sehingga dapat memberi manfaat dalam kehidupan mereka.
 Memberikan akses pada latar belakang budaya
Melalui pengajaran sastra siswa dilatih untuk mengetahui latar belakang
budaya yang berbeda-beda dari berbagai sastrawan sehingga memberikan
pengetahuan baru bagi siswa.
 Memberi akses pada pemerolehan bahasa
Sastra menyediakan konteks yang bermakna dan pemahaman baru sehingga
siswa dapat meningkatkan pemerolehan bahasanya dan kemampuan
berbahasanya dengan baik serta melakukan proses pembelajaran dengan baik
pula. Sehingga antara pembelajaran sastra dan bahasa dapat saling memberikan
manfaat.
 Memperluas perhatian siswa terhadap bahasa
Dari pengajaran sastra siswa dapat mempelajari berbagai bahasa sastra yang
penuh dengan berbagai bahasa-bahasa kiasan. Sehingga dapat menambah
pengetahuan berbahasa siswa dan menambah kekayaan kosakata mereka.
 Mengembangkan kemampuan interpretatif siswa
Dengan sastra siswa dapat mengembangkan kemampuan dalam
menginterpretasikan sebuah makna. Siswa dapat menyumbangkan argumen-
argumen masing-masing berdasarkan fakta-fakta dalam teks sastra yang
dipelajarinya.
 Mendidik siswa secara keseluruhan (membentuk karakter pribadi)
Dari pengajaran sastra dapat memberikan nilai edukatif bagi siswa. Berbagai
amanat dapat diambil dari berbagai karya sastra yang dapat dijadikan
pembelajaran bagi siswa.

2. Strategi pengajaran sastra:


a. Strategi pembelajaran ekspositoris
Yaitu strategi yang berbentuk penguraian yang dapat berupa bahan tertulis
atau penjelasan (presentasi) verbal. Pengajara mengolah secara secara tuntas pesan
atau materi sebelum disampaikan di kelas. Strategi pembelajaran ini menyiasati
agar semua aspek dari komponen-komponen pembentuk sistem instruksional
mengarah pada tersampaikannya isi pelajaran (informasi) kepada peserta didik
secara langsung.
b. Strategi pembelajaran kontekstual
Merupakan konsepsi pembelajaran yang membantu pengajar
menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata serta pembelajaran
yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan
kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan
kontekstual juga merupakan pendekatan pembelajaran yang berupaya
meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara memperbaiki praktik dan perangkat
pembelajaran yang sesuai dengan kehidupan dan konteks sekolah. Dengan
pendekatan ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk menyadari dan
menggunakan pemahaman untuk mengembangkan diri dan menyelesaikan
berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Blanchard mengembangkan strategi pembelajaran metode kontekstual
dengan:
1) Menekankan pemecahan masalah
2) Menyadari kebutuhan pengajaran dan pembelajaran yang terjadi dalam
berbagai konteks seperti rumah, masyarakat, dan pekerjaan
3) Mengajarkan siswa monitor dan mengarahkan pembelajaran mereka sendiri
sehingga siswa menjadi mandiri
4) Mengatikan pengajaran pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda
5) Mendorong siswa untuk belajar dari sesama teman dan belajar bersama
6) Menerapkan penilaian autentik
3. Model pengajaran sastra:
a. Bermain peran
Model pengajaran sastra bermain peran ini mempunyai tujuan agar siswa
dapat memerankan tokoh tertentu dengan ucapan yang tepat. Siswa menirukan
gaya tokoh yang diidentifikasikan dengan ucapan yang mirip atau sama. Alat yang
diperlukan yaitu lembar folio kosong dan kegiatan dilakukan secara perorangan.
Langkah-langkah model pengajaran ini yaitu:
1) Guru memberikan penjelasan singkat tentang pelajaran hari itu
2) Siswa membagi diri ke dalam kelompok
3) Siswa mengidentifikasi tokoh yang akan diperankan
4) Siswa memerankan tokoh di depan tokoh kelompok lain
5) Kelompok lain memberi komentar tentang peran dari anggota kelompok lain
6) Guru merefleksikan hasil pembelajaran hari itu

b. Simulasi

Model pengajaran sastra simulasi merupakan model pembelajaran atau


teknik pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
berperan seperti orang-orang yang terlibat atau dalam keadaan yang dikehendaki.
Peserta didik berlatih memegang peran sebagai orang lain. Bentuk pelaksanaan
simulasi adalah peer teaching, sosiodrama, psikodrama, permainan simulasi, dan
bermain peran.

4. Kriteria buku pengajaran yang ideal untuk pelajaran sastra yaitu buku yang sudah
disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan juga antara pelajaran sastra dengan
pelajaran non sastra tidak harus seimbang yang terpenting ialah dalam pengajaran
sastra harus mencakup empat keterampilan berbahasa.

5. Pengajaran yang ideal:


a. Pengajaran Puisi
Pengajaran puisi yang ideal ialah pengajaran puisi yang mencakup empat
komponen berbahasa yaitu antara lain menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Mengajar puisi yang ideal tidak hanya mencetak siswa yang dapat
menulis atau membuat puisi tetapi juga harus dapat mengarahkan siswa agar dapat
mengapresasikan puisi. Sehingga dalam mengajar puisi seorang guru juga harus
mengajarkan bagaimana teknik-teknik menganalisis puisi dan mengapresisasikan
puisi agar tujuan pembelajaran yang ideal dapat tercapai.

b. Pengajaran prosa
Pengajaran prosa yang yang ideal tidak jauh berbeda dengan pengajaran puisi
yang ideal. Yang terpenting haruslah mencakup empat keterampilan berbahasa,
selain itu dalam pengajaran prosa seorang guru juga harus memberikan bagaimana
cara mengapresiasikan prosa dengan baik. Siswa tidak hanya diberi teori-teorinya
saja tetapi juga harus mengarahkan pada pengapreasiasian sebuah prosa.

c. Pengajaran drama
Pengajaran drama yang ideal selain harus mencakup empat keterampilan
berbahasa juga harus mampu meberikan imajinasi, membangkitkan rasa cinta,
rasa estetis dan mendidik perilaku sosial budaya. Hal tersebut dikarenakan drama
merupakan sebuah wadah pikiran, sifat, dan perasaan manusia sehingga dalam
pelaksanaannya sangat diperlukan strategi pembelajaran yang matang agar
tercapai tujuan pengajaran drama yang ideal. Seorang guru dalam mengajarkan
drama seharusnya memilahnya menjadi dua bagian yaitu teori drama dan praktik
drama. Sehingga dalam pembelajaran teori drama siswa dapat memanfaatkan
keterampilannya dalam membaca. Sedangkan dalam pengajaran praktik siswa
dapat menggunakan keterampilan berbicara, menulis serta menyimak mereka.

Anda mungkin juga menyukai