Anda di halaman 1dari 10

SEJ (School Education Journal)

Vol. 8 No. 4 Desember 2018

PENERAPAN METODE DISKUSI DAN PRESENTASI UNTUK


MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DI
KELAS XI IPS-1 SMA NEGERI 1 BAGAN SINEMBAH

Dortiana Marpaung
Surel: dmarpaung68@gmail.com

ABSTRACT
The purpose of this study are: 1) To increase learning interest and
completeness of learning outcomes by applying the method of discussion and
presentation in class XI IPS-1 Bagan Sinembah 1 High School. This
research was carried out in the classroom including classroom action
activities (PTK) in the form of initial reflection activities and conducting
observations to identify problems that occur in the classroom, planning
learning, implementing actions, observation and reflection. The PTK
research findings are: 1) Student learning outcomes in cycle I of 40 students
there were 26 students who completed or around (65%) and 14 students who
did not complete or around (35%), with an average of 73.8; 2) Student
learning outcomes in cycle II of 40 students there were 36 students who
completed or around (90%) and 4 students who did not complete or around
(10%), with an average of 79.87. It can be concluded that the application of
discussion and presentation learning methods can increase student interest
and learning outcomes in Class XI IPS-1 Bagan Sinembah 1 High School
District. Rokan Hilir.

Keywords: Learning Method, Discussion and Presentoation, Learning


Outcomes

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk meningkatkan minat belajar dan
ketuntasan hasil belajar dengan penerapan metode diskusi dan presentasi di
kelas XI IPS-1 SMA Negeri 1 Bagan Sinembah. Penelitian ini dilaksanakan
dalam kelas meliputi kegiatan pelaksanaan tindakan kelas (PTK) berupa
kegiatan refleksi awal dan melakukan observasi untuk mengidentifikasi
permasalahan yang terjadi di kelas, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi. Adapun temuan penelitian PTK ini adalah:
1) Hasil belajar siswa pada siklus I dari 40 orang siswa terdapat 26 siswa
yang tuntas atau sekitar (65%) dan 14 orang siswa yang tidak tuntas atau
sekitar (35%), dengan rerata 73,8; 2) Hasil belajar siswa pada siklus II dari
40 orang siswa terdapat 36 siswa yang tuntas atau sekitar (90%) dan 4 orang
siswa yang tidak tuntas atau sekitar (10%), dengan rerata 79,87. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode pembelajaran diskusi dan
presentasi dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa di Kelas XI
IPS-1 SMA Negeri 1 Bagan Sinembah Kab. Rokan Hilir.

Kata Kunci: Metode Pembelajaran, Diskusi dan Presentoasi, Hasil Belajar

Guru SMA Negeri 1 Bagan Sinembah Accepted : 17 Dec 2018


360 Published : 19 Dec 2018
SCHOOL EDUCATION JOURNAL VOLUME 8 NO. 4 DESEMBER 2018

PENDAHULUAN Dalam kurikulum Tingkat


Bahasa tidak dapat Satuan Pendidikan (KTSP 2006)
dipisahkan dari kehidupan manusia. disebutkan bahwa pembelajaran
Bahasa digunakan oleh manusia bahasa Indonesia diarahkan untuk
untuk berkomunikasi dengan meningkatkan kemampuan peserta
manusia lain. Bahasa mempunyai didik dalam berkomunikasi dengan
fungsi intelektual, sosial, dan menggunakan bahasa Indonesia yang
emosional. baik dan benar, baik secara lisan
Dalam hal ini, setiap maupun tulis, serta menumbuhkan
pengajaran bahasa pada dasarnya apresiasi terhadap karya sastra.
bertujuan agar para pembelajar atau Pengenalan budi pekerti yang baik,
para siswa mempunyai keterampilan pengasahan kepekaan rasa
berbahasa. Terampil berbahasa kemanusiaan dan kepedulian sosial,
berarti terampil menyimak, terampil penumbuhan apresiasi budaya dan
berbicara, terampil membaca, dan penyaluran gagasan, imajinasi dan
terampil menulis. Keempat ekspresi secara kreatif dan
keterampilan tersebut merupakan konstruktif dapat dilakukan melalui
satu kesatuan yang tidak dapat berbagai jenis karya sastra.
dipisahkan karena keterampilan yang Sastra yang merupakan
satu akan memengaruhi keterampilan bagian dari mata pelajaran Bahasa
yang lain. Dilihat dari sifatnya, Indonesia memiliki fungsi utama
keempat keterampilan tersebut dapat sebagai penghalus budi, peningkat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu kepekaan rasa kemanusiaan, dan
keterampilan berbahasa yang bersifat kepedulian sosial, menumbuhkan
reseptif (menyimak dan membaca) apresiasi budaya dan penyalur
dan keterampilan berbahasa yang gagasan, imajinasi dan ekspresi
bersifat produktif (menulis dan secara kreatif dan konstruktif, baik
berbicara) secara lisan maupun tertulis. Melalui
Dalam standar kompetensi sastra siswa diajak untuk memahami,
mata pelajaran Bahasa Indonesia menikmati, dan menghayati karya
dijelaskan bahwa belajar bahasa sastra. Pengetahuan tentang sastra
adalah belajar berkomunikasi dan hanyalah sebagai penunjang dalam
belajar sastra adalah belajar mengapresiasi karya sastra,
menghargai manusia dan nilai-nilai (Depdiknas, 2002).
kemanusiaan, oleh karena itu Pembelajaran sastra di
pembelajaran Bahasa Indonesia sekolah dimaksudkan untuk
diarahkan untuk meningkatkan meningkatkan kemampuan
kemampuan siswa untuk pembelajar dalam mengapresiasikan
berkomunikasi dalam Bahasa suatu karya sastra. Dari proses
Indonesia, baik secara lisan maupun apresiasi ini, diharapkan muncul
tertulis serta menghargai karya cipta daya nalar, daya kritis, dan daya
bangsa Indonesia. khayal dari diri pembelajar.

361 p-ISSN : 2355-1720


e-ISSN`: 2407-4926
Dortiana Marpaung : Penerapan Metode Diskusi dan …

Penalaran yang runtut dan didukung dengan kaidah penulisan naskah


oleh ketajaman analisis akan drama. Menulis naskah drama yang
membantu pembelajar untuk sesuai dengan kaidah penulisan
mempunyai kepekaan terhadap naskah drama dapat dijadikan
gejala atau fenomena sosial yang sebagai bentuk penyesuaian awal
terjadi dalam masyarakat. agar mereka dapat menulis naskah
Rahmanto (1993) drama dengan baik. Oleh karena itu,
menyatakan bahwa pembelajaran menulis naskah drama sebagai salah
sastra dapat membangun dan satu keterampilan bersastra perlu
membantu pendidikan secara utuh mendapat perhatian yang serius
bila pembelajaran itu selain dapat dalam pengajaran bahasa dan sastra
meningkatkan keterampilan Indonesia di sekolah. Sehubungan
berbahasa juga dapat dengan hal tersebut, maka
mengembangkan cipta rasa, pengajaran menulis naskah drama
menunjang pembentukan watak harus ditingkatkan.
pembelajar, dan meningkatkan Melihat pentingnya
pengetahuan dan pemahaman pengajaran keterampilan menulis
budaya. Tujuan-tujuan itu dapat naskah drama, sebagai motivator dan
dicapai setelah pembelajar menjalani fasilitator, guru harus berusaha untuk
proses apresiasi terhadap karya-karya menarik minat siswa agar lebih
sastra. tertarik dan bersemangat dalam
Selanjutnya di dalam KTSP pembelajaran tidak monoton dan
telah diketengahkan beberapa butir menjenuhkan yang masih
pembelajaran sastra yang bertujuan menggunakan metode konvesional
agar pembelajar (1) mampu yaitu sepenuhnya menggunakan
memahami dan menghayati karya metode ceramah. Seperti yang
sastra, (2) mampu menulis prosa, diungkapkan Mursini (2012) bahwa
puisi, dan drama, (3) mampu dalam proses belajar mengajar guru
menggali nilai-nilai moral, sosial dan berperan sebagai fasilitator yang
budaya dalam karya sastra Indonesia membantu anak didik
dan karya sastra terjemahan, (4) mengembangkan keterampilan
mampu menulis krestif, (5) mampu berbahasanya.
membuat tanggapan terhadap tulisan Anak didik merupakan subjek
kreatif, dan mampu membuat kritik utama, tidak hanya sebagai objek
dan esai sastra. belaka. Karena itu, ciri-ciri dan
Menulis naskah drama kebutuhan anak didik harus
sebagai salah satu bagian dari dipertimbangkan dalam segala
menulis sastra yang dapat keputusan yang terkait dengan
dimanfaatkan untuk meningkatkan pengajaran. Bahan pelajaran dan
keterampilan menulis siswa. Bukan kegiatan pembelajaran dapat menjadi
hanya menulis rapi, melainkan lebih bermakna bagi anak didik jika
penulisannya juga harus sesuai berhubungan dengan kebutuhan anak

p-ISSN : 2355-1720 362


e-ISSN`: 2407-4926
SCHOOL EDUCATION JOURNAL VOLUME 8 NO. 4 DESEMBER 2018

didik yang berkaitan dengan naskah drama, tetapi menjadikan


pengalaman dan minat anak didik. mereka malas, tidak tertarik, dan
Karena pengalaman dan minat anak bahkan tidak termotivasi mengikuti
didik dalam lingkungan harus pembelajaran menulis naskah drama.
dijadikan pertimbangan dalam Hal ini tentu berpengaruh pada tidak
pengambilan keputusan pengajaran tercapainya tujuan pembelajaran
dan pembelajaran untuk membuat yaitu siswa mampu menulis naskah
pelajaran lebih bermakna bagi anak drama dengan baik.
didik. Kurang pemahaman dalam Hal ini disebabkan oleh
menulis naskah drama merupakan beberapa faktor. Faktor-faktor
pertanda yang kurang baik dalam tertentu antara lain siswa kurang
pembelajaran. Terlebih dalam proses mampu dalam memahami unsur-
belajar bahasa dan sastra dalam unsur intrinsik teks drama. Kedua,
meningkatkan perkembangan kurangnya buku-buku sastra sebagai
intelektual siswa. Akibatnya mereka penunjang pembelajaran sastra.
malas belajar dan berpikir. Hal itu Ketiga, kurangnya minat siswa
akan berdampak dalam dalam pembelajaran sastra. Keempat,
perkembangan kognitif, afektif dan pengajaran sastra yang disajikan
psiomotorik. Selain itu, tidak tertutup kurang bervariasi sehingga siswa
kemungkinan siswa akan merasa tidak termotivasi dalam
bahwa belajar bahasa dan sastra, pembelajaran sastra khususnya
khususnya menulis sama sekali tidak dalam memahami unsur intrinsik dan
penting, hal ini disebabkan oleh esktrinsik drama.
kesulitan siswa menentukan unsur Salah satu upaya perbaikan
instrinsik drama. pembelajaran bahasa Indonesia di
Dari hasil observasi teman SMA Negeri 1 bagan Sinembah,
sejawat dan refleksi diri guru dalam Kab. Rokan Hilir, Provinsi Riau,
mengajar di SMA Negeri 1 bagan dengan materi memahami unsur-
Sinembah, Kab. Rokan Hilir, unsur intrinsik dan ekstrinsik teks
Provinsi Riau. Pada mata pelajaran drama dengan menerapkan metode
Bahasa Indonesia masih ada siswa diskusi dan presentasi. Penerapan
beranggapan bahwa menulis naskah metode diskusi dan presentasi
drama merupakan kegiatan yang merupakan salah satu sarana untuk
sulit, menjenuhkan, dan hanya mempermudah penyampaian materi
orang-orang hebat yang dapat dari guru kepada siswa. Dengan
menulis naskah drama. Dilihat dari penerapan metode metode diskusi
kesulitan yang dihadapi siswa kurang dan presentasi akan memberikan
dalam paham dalam menentukan paradigma bahwa guru atau
unsur intrinsik drama. Kesulitan instruktur bukanlah satu-satunya
tersebut tidak dijadikan tantangan sumber belajar. Guru hanya sebatas
bagi siswa untuk memahami dan memfasilitasi pembelajaran di dalam
menguasai pembelajaran menulis kelasnya (Sanjaya, Wina. 2008).

363 p-ISSN : 2355-1720


e-ISSN`: 2407-4926
Dortiana Marpaung : Penerapan Metode Diskusi dan …

Selain itu penerapan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


presentasi dan diskusi diharapkan pada mata pelajaran bahasa
dapat meningkatkan kualitas proses Indonesia yang berjudul “Penerapan
pembelajaran. metode diskusi dan Metode Diskusi dan Presentasi
presentasi memberikan ruang bagi Untuk Meningkatkan Minat dan
siswa untuk meningkatkan aktivitas Hasil Belajar Siswa di Kelas XI IPS-
dan kreativitas untuk mencari 1 SMA Negeri 1 Bagan Sinembah”
informasi terkait dengan materi yang Berdasarkan Rumusan
disampaikan. Disamping itu dengan masalah di atas, adapun tujuan dari
metode presentasi siswa dapat penelitian tindakan kelas ini adalah:
memanfaatkan media power point a. Untuk meningkatkan minat
sebagai media pembelajaran. Dengan belajar siswa dengan penerapan
media yang digunakan dapat metode diskusi dan presentasi di
membantu siswa cepat memahami kelas XI IPS-1 SMA Negeri 1
materi yang disampaikan. Bagan Sinembah.
Metode diskusi dan b. Untuk mengetahui ketuntasan
presentasi merupakan penyajian hasil belajar bahasa Indonesia
langsung dengan cara bertukar siswa di kelas XI IPS-1 SMA
pikiran, pendapat tentang suatu Negeri 1 Bagan Sinembah.
masalah (Santoso, 1995). metode
diskusi dan presentasi digunakan
MODEL PENELITIAN
untuk mentransfer ilmu secara efektif
Desain Penelitian Kemmis
dan efisien, memotivasi,
merupakan pengembangan dari
menumbuhkan kerja sama, belajar
konsep dasar yang diperkenalkan
bertanggung jawab dalam
Kurt Lewin. Desain penelitian
penemuaan data serta dapat
Kemmis dikenal dengan model
menciptakan proses belajar yang
spiral. Hal ini karena dalam
lebih menyenangkan (Joyfull
perencanaan, Kemmis menggunakan
learning). Selain itu pembelajaran
sistem spiral refleksi diri, yang
dengan metode diskusi dan
dimulai dari rencana, tindakan,
presentasi dapat menumbuhkan rasa
pengamatan, refleksi, dan
percaya diri karena di dalam proses
perencanaan kembali merupakan
pembelajaran tersebut
dasar untuk suatu ancang-ancang
memungkinkan kemunculan
pemecahan masalah. Perbedaan
berbagai kemampuan seperti
antara desain penelitian Kemmis dan
kemampuan menganalisis masalah,
Kurt Lewin adalah Kemmis
kemampuan berpendapat serta
menyatukan komponen tindakan
kemampuan untuk mempertahankan
(acting) dan pengamatan
pendapatnya/ pendapat kelompok.
(observing). Disatukannya kedua
Berdasarkan latar belakang
komponen tersebut disebabkan oleh
masalah diatas guru akan melakukan
adanya kenyataan bahwa antara
perbaikan pembelajaran dengan
implementasi acting dan observing

p-ISSN : 2355-1720 364


e-ISSN`: 2407-4926
SCHOOL EDUCATION JOURNAL VOLUME 8 NO. 4 DESEMBER 2018

merupakan dua kegiatan yang tidak


terpisahkan. Menurut Kemmis,
35%
dalam penelitian tindakan kelas dua
kegiatan tersebut haruslah dilakukan
65%
dalam satu kesatuan waktu, begitu
berlangsungnya satu tindakan begitu
pula observasi juga dilakukan. Di
dalam desain penelitian Kemmis
dikenal sistem siklus. Artinya dalam Tuntas

satu siklus terdapat suatu putaran


Gambar 1. Hasil Siklus I
kegiatan yang terdiri dari
perencanaan, tindakan, pengamatan, Pada dan gambar 1 diperoleh
dan refleksi. Ketika siklus satu hasil belajar siswa dalam
hampir berakhir, namun peneliti pembelajaran bahasa Indonesia di
masih menemukan kekurangan kelas XI IPS-1 SMA Negeri 1 Bagan
ketika dilakukan refleksi peneliti bisa Sinembah Tahun Pelajaran
melanjutkan pada siklus kedua. 2015/2016, pada siklus I dari 40
Siklus kedua dengan masalah yang orang siswa terdapat 26 siswa yang
sama, namun teknik yang berbeda. tuntas atau sekitar (65%) dan 14
orang siswa yang tidak tuntas atau
HASIL PENELITIAN DAN sekitar (35%), dengan rerata 73,8.
PEMBAHASAN Perolehan hasil belajar ini sudah
Berdasarkan kegiatan yang sangat baik, namun belum bisa
telah dilaksanakan pada setiap siklus, ditakatan berhasil karena belum
sebanyak dua siklus dalam penelitian memperoleh ketuntasan klasikal
tindakan kelas ini sebagai upaya dalam kelas yaitu sekitar 85% yang
meningkatkan minat dan hasil belajar tuntas belajar, temuan hasil observasi
siswa pada pembelajaran bahasa diantaranya: 1) minat siswa sudah
Indonesia di kelas XI IPS-1 SMA mulai menitkat walaupun perlu
Negeri 1 Bagan Sinembah, dengan penambahan motivasi lagi agar siswa
menggunakan metode pembelajaran lebih semangat; 2) dari segi hasil
diskusi dan presentasi pada laporan belajar ditemuan kelemahan yaitu: a)
hasil pembahasan yang diuraikan ketajaman analisis masih kurang; b)
sebagai berikut: pengungkapan argument analisis
perrsamaan; c) kesimpulan hasil
Siklus I pembandingan unsur intrinsik dan
Hasil penerapan metode intrinsik. Temuan ini menjadi
pembelajaran diskusi dan presentasi, perbaikan pada siklus II
untuk meningkatkan minat dan hasil
Siklus II
belajar siswa, diperoleh hasil belajar
siswa tertera pada gambar. 1 Perencanaan siklus II disusun
dibawah ini. berdasarkan hasil refleksi dari

365 p-ISSN : 2355-1720


e-ISSN`: 2407-4926
Dortiana Marpaung : Penerapan Metode Diskusi dan …

kendala dan kelemahan yang


ditemukan pada siklus I dari 100% 90%
observasi penerapan metode 80% 65%
pembelajaran diskusi dan presentasi,
60%
agar kendala dan kelemahan pada 35%
40%
siklus I tidak terjadi lagi maka guru
20% 10%
berupaya semaksimal mungkin untuk
memberi motivasi dalam 0%
pembelajaran. Hasil belajar siswa Tuntas Tidak Tuntas
dalam hal ini dapat dilihat pada
Siklus I Siklus II
gambar 2 dibawah ini.

Gambar 3. Perbandingan Siklus I dan


10%
Siklus II

Gambar 3 tentang
perbandingan hasil siswa dapat
90%
dilihat pada siklus I jumlah siswa
yang tuntas 26 orang atau sekitar
65% meningkat secara signifikan
Tuntas Tidak Tuntas
menjadi 36 orang atau sekitar 90%
pada siklus II, untuk siswa yang
tidak tuntas pada siklus I 14 orang
Gambar 2. Siklus II atau sekitar 35% menurut menjadi 4
Pembahasan orang atau sektiar 10% pada siklus
Hasil temuan penelitian II. Analisis pelaksanaan
tindakan kelas yang dilakukan di pembelajaran yang dilaksanakan oleh
Kelas XI IPS-1 SMA Negeri 1 guru meliputi beberapa aspek, aspek-
Bagan Sinembah Kab. Rokan Hilir aspek yang dinilai dari pelaksanaan
pada mata pelajaran bahasa pembelajaran memahami unsur
Indonesia ditinjau dari hasil belajar intrinsik novel adalah keterampilan-
siswa dengan menerapkan metode keterampilan dasar mengajar yang
pembelajaran diskusi dan presentasi dikuasai oleh guru. Keterampilan-
dapat dilihat pada perbandingan keterampilan itu adalah (a)
siklus I dan Siklus II pada gambar 3 keterampilan membuka pelajaran, (b)
dibawah ini: keterampilan bertanya, (c)
keterampilan menjelaskan, (d)
keterampilan mengadakan variasi,
(e) keterampilan memberi penguatan,
(f) keterampilan mengelola kelas, (g)
keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil, (h) keterampilan
mengajar kelompok kecil dan

p-ISSN : 2355-1720 366


e-ISSN`: 2407-4926
SCHOOL EDUCATION JOURNAL VOLUME 8 NO. 4 DESEMBER 2018

perorangan, serta (i) keterampilan DAFTAR RUJUKAN


menutup pelajaran. Sesuai dengan Abu, Ahmadi. 2009. Psikologi
lembar observasi, hal-hal yang Umum. Jakarta: Rieka Cipta.
diamati dari pelaksanaan Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan.
pembelajaran memahami unsur Jakarta: Bumi Aksara.
intrinsik dam ekstrinsik novel. Djamarah. Syaifu, Bahri. 2011.
Dari pembahasa diatas dapat Psikologi Belajar. Jakarta:
ditarik kesimpulan bahwa penerapan Rineka Cipta
metode pembelajaran diskusi dan Depdiknas. 2002. Keputusan Menteri
presentasi dapat meningkatkan minat Pendidikan Nasional RI
dan hasil belajar siswa di Kelas XI tentang Pedoman Penyusunan
IPS-1 SMA Negeri 1 Bagan Standar Pendidikan Dasar dan
Sinembah Kab. Rokan Hilir, temuan Menengah. Jakarta : CV.Mini
ini juga sejalan dengan temuan Erik Jaya Abadi
Sutantik (2014) hasil dari penelitian Erik Sutantik. 2014. Peningaktan
yaitu metode presentasi dan diskusi Pemahaman Unsur Intrinsik
dapat meningkatkan pemahaman dan Ekstrinsik Sastra Melalui
unsur intrinsik dan ekstrinsik sastra. Metode Presentasi dan diskusi.
Dinamika Jurnal Praktik
SIMPULAN Penelitian tindakan kelas
Berdasarkan temuan hasil Pendidikan Dasar dan
penelitian dengan judul “Penerapan Menegah Vol 6 no. 2
Metode Diskusi dan Presentasi Mursini. 2012. Pengembangan
Untuk Meningkatkan Minat dan Bahan Ajar Bahasa dan Sastra
Hasil Belajar Siswa di Kelas XI IPS- Indonesia. Medan: Unimed
1 SMA Negeri 1 Bagan Sinembah”, Press.
dapat ditarik kesimpulan sebagai Rahmanto, B. 1993. Metode
berikut : Pengajaran Sastra: Pegangan
a. Hasil belajar siswa pada siklus I Guru Pengajar Sastra.
dari 40 orang siswa terdapat 26 Yogyakarta: Kanisius.
siswa yang tuntas atau sekitar Sanjaya, Wina. 2008. Strategi
(65%) dan 14 orang siswa yang Pembelajaran. Jakarta:
tidak tuntas atau sekitar (35%), Kencana.
dengan rerata 73,8. Slameto. 2010. Belajar dan faktor-
b. Hasil belajar siswa pada siklus II faktor yang mempengaruhinya.
dari 40 orang siswa terdapat 36 Jakarta: PT Rineka Cipta.
siswa yang tuntas atau sekitar Sudjana. 2004. Dasar-dasar proses
(90%) dan 4 orang siswa yang belajar mengajar. Bandung:
tidak tuntas atau sekitar (10%), Baru.
dengan rerata 79,87. Suprijono. 2013. Cooperative
Leraning Teori dan

367 p-ISSN : 2355-1720


e-ISSN`: 2407-4926
Dortiana Marpaung : Penerapan Metode Diskusi dan …

Aplikasinya Paikem.
Yogyakarta: Kanisius.

p-ISSN : 2355-1720 368


e-ISSN`: 2407-4926

Anda mungkin juga menyukai