Anda di halaman 1dari 13

PEMBELAJARAN BAHASA DAN

SASTRA INDONESIA DI SD
( FOKUS DAN MODEL)

Kelompok 6
Amanda Nonisa Putri (2113053066)
Miftahul Ulumm (2113053177)
Rida Sandi Perdana (2113053109)
Yola Fatika Zikas (2113053271)
Pembelajaran
Bahasa dan Sastra
Indonesia di SD
Bahasa adalah alat untuk berinteraksi dengan
orang lain dan sebagai alat bantu berpikir. Bahasa
erat hubungannya dengan budaya mengingat
bahasa erat kaitannya dengan pola pikir suatu
masyarakat. Artinya, bahasa memegang peranan
yang sangat penting di dalam proses berpikir dan
kreativitas setiap individu. Bahasa bersifat simbolis,
artinya suatu kata mampu melambangkan arti
apapun.
Menurut Atmazaki, mata pelajaran
Bahasa Indonesia bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan
Pembelajaran bahasa Indonesia berkomunikasi secara efektif dan
pada hakikatnya adalah
efisien sesuai dengan etika yang
membelajarkan peserta didik
berlaku, baik secara lisan maupun
tentang keterampilan berbahasa
Indonesia yang baik dan benar tulis, menghargai dan bangga
sesuai tujuan dan fungsinya. menggunakan bahasaIndonesia
sebagai bahasa persatuan dan
bahasa negara.
Pembelajaran bahasa Indonesia
dapat pula difokuskan pada
sastra, tetapi tetap diintegrasikan
dengan kompetensi dasar yang
lain misalkan pada pembelajaran
mendengarkan dongeng,
mendeklamasikan puisi,
mengubah puisi ke dalam bentuk
prosa. Pada saat ini pembelajaran
sastra ditekankan pada apresiasi
sastra.
(1) kemampuan mengapresiasi sastra
Metode Pembelajaran Sastra di SD yang dapat dilakukan melalui
kegiatan mendengarkan hasil sastra,
menonton hasil sastra, dan membaca
Metode merupakan cara hasil sastra berupa puisi, cerita
mengajarkan sastra yang tepat pendek, novel, dan drama;
dan terstruktur. Untuk penerapan (2) kemampuan berekspresi sastra
berkesinambungan, maka metode dilakukan melalui kegiatan
mengacu pada teori yang telah
melisankan hasil sastra, dan menulis
dikemukan oleh Rusyana (2002)
karya cipta sastra berupa puisi,
merancang tiga kompetensi
utama dalam pembelajaran sastra cerita pendek, novel, dan drama;
di sekolah, yaitu: (3) kemampuan menelaah hasil
sastra yang dapat dilakukan melalui
kegiatan menilai hasil sastra,
meresensi hasil sastra, dan
menganalisis hasil sastra.
Permasalahan dalam
Menerapkan Model Pembelajaran
di SD
Menurut Komalasari (2010:
57) model pembelajaran
pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan wadah atau
bungkus dari penerapan suatu pendekatan, metode,
dan teknik pembelajaran.
Permasalahan yang dihadapi guru dalam
menerapkan model pembelajaran discovery
learning :

1. Guru kesulitan dalam pembagian kelompok


dikarenakan siswa dan siswi ingin menentukan
kelompok sendiri sehingga ada beberapa siswa
yang tidak memiliki kelompok.
b. Guru yang kurang paham tentang sintak yang ada
pada model pembelajaran, sehingga pembelajaran
tidak berjalan sempurna sesuai sintak model dan
langkah kegiatan pembelajaran.

c. Guru kurang mengingat setiap fase pada


sintakmodel pembelajaran sehingga saat proses
pembelajaran tiap fase tidak dilakukan secara berurut
turut sehingga terkendala dalam mengarahkan siswa
bekerjasama dalam kelompok, hanya beberapa siswa
yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Permasalahan dalam menerapkan model
pembelajaran problem based learning

a. Guru terkendala dalam memberipenjelasan


kepada siswa tentang cara membuat laporan
mengenai masalah yang siswa temukan di karenakan
tidak semua siswa mendengar penjelasan guru
dengan baik.
a. Saat guru menanyakan kembali tugas apa
harus dilakukan siswa, banyak siswa yang
terdiam dan kurang paham apa yang
dijelaskan guru.

b. Guruterkendala untuk mengarahkan siswa


dalam menyelesaikan tugas berdasarkan
permasalahan yang ditemukan.
Fokus Sastra dalam Pembelajaran di
Sekolah Dasar

1. Fokus Menyimak
2. Fokus Membaca
3. Fokus Menulis
4. Fokus Berbicara
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai