Oleh
Suwarnah
SD Negeri 2 Rappang Kabupaten Rappang
Abstrak
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran apresiasi sastra
cerita terpadu dengan model connected dapat meningkatkan kemampuan berbahasa pada murid
sekolah dasar. Penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian
adalah seorang guru dan murid kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Rappang tahun ajaran
2009-2010. Prosedur penelitian ditempuh (1) langkah orientasi dan identifikasi masalah, (2)
langkah perencanaan tindakan penelitian, dan (3) langkah pelaksanaan tindakan penelitian.
Kegiatan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan teknik pengumpulan
data observasi dan teknik pengolahan data analisis deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil pembahasan penulis menemukan bahwa bentuk perencanaan dan proses
pelaksanaan pembelajaran yang dipandang efektif dalam pembelajaran apresiasi sastra terpadu
model connected untuk meningkatkan kemampuan berbahasa murid kelas V Sekolah Dasar
Negeri 2 Rappang, serta perkembangan kemampuan berbahasa murid meliputi aspek
mengidentifikasi unsur-unsur cerita hasil mendengarkan, menyimpulkan dengan bahasa sederhana
isi cerita hasil membaca, berbicara memerankan tokoh cerita, dan menulis dialog dua atau tiga
tokoh sesuai isi cerita.
Negeri 2 Rappang, serta perkembangan dialog dua atau tiga tokoh sesuai isi
kemampuan berbahasa siswa meliputi cerita.
aspek mengidentifikasi unsur-unsur
cerita hasil mendengarkan,
menyimpulkan dengan bahasa sederhana DAFTAR PUSTAKA
isi cerita hasil membaca, berbicara Aminuddin. 1991. Pengantar Apresiasi
memerankan tokoh cerita, dan menulis Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.
dialog dua atau tiga tokoh sesuai isi
cerita. Walaupun demikian, kemampuan Badan Standar Nasional Pendidikan.
berbahasa siswa masih belum maksimal 2006. Standar Isi Standar
terutama dalam aspek cara Kompetensi dan Kompetensi Dasar
menyimpulkan isi cerita menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
kalimat sederhana siswa, cara menulis Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar.
dialog tokoh sesuai isi cerita, dan dalam Jakarta: Badan Standar Nasional
berbicara memerankan tokoh cerita Pendidikan.
yang harus memperhatikan pelafalan, Depdikbud. 1994/1995. Kurikulum
intonasi dan ekspresi. Hal ini, ada Pendidikan Dasar: Garis-garis Besar
faktor utama yang menghambat yaitu Program Pengajaran (GBPP) Kelas V
guru kurang maksimal memahami Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud.
prosedur pembelajaran apresiasi sastra
cerita terpadu model connected, guru -------. 1996/1997. Kurikulum Pendidikan
kurang maksimal mengarahkan siswa Dasar. Jakarta: Depdikbud.
belajar sesuai dengan kompetensi dasar Depdiknas. 2003a. Kurikulum 2004:
yang harus dikembangkannya, serta Standar Kompetensi Mata Pelajaran
guru kurang memiliki kemampuan Bahasa Indonesia Sekolah Dasar dan
untuk berekspresi sastra. Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:
Depdiknas.
KESIMPULAN -------. 2003b. Pelayanan Profesional
Kurikulum 2004: Kegiatan Belajar
Berdasarkan hasil pembahasan di Mengajar yang Efektif. Jakarta:
atas maka penulis menyimpulkan bahwa Depdiknas.
bentuk perencanaan dan proses
pelaksanaan pembelajaran yang Elliot, J. 1991. Action Research for
dipandang efektif dalam pembelajaran Educational Change. Milton
apresiasi sastra terpadu model connected Keynes: Open
untuk meningkatkan kemampuan University Press.
berbahasa siswa kelas V Sekolah Dasar
Hardjono, Sartinah. 1988. Prinsip-prinsip
Negeri 2 Rappang, serta perkembangan
Pengajatran Bahasa dan Sastra.
kemampuan berbahasa siswa meliputi
Jakarta: Depdikbud.
aspek mengidentifikasi unsur-unsur
cerita hasil mendengarkan, Hopkins, D. 1993. A teacher’s Guide to
menyimpulkan dengan bahasa sederhana Classroom Research Planner. Rev.
isi cerita hasil membaca, berbicara Ed.
memerankan tokoh cerita, dan menulis
Victoria: Deakin University.