Anda di halaman 1dari 16

JISIP, Vol. 1 No.

2 ISSN 2598-9944 November 2017


Upaya Meningkatakan Keterampilan Menulis Dengan Teknik RCG (Reka Cerita Gambar)
Pada Siswa Kelas VI SDN Rengkak Kecamatan Kopang, Kabupaten.
Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018

H. MAHMUD
NIP 196012311986051016

Abstrak; Budaya membaca dan menulis dikalangan peserta didik dan guru kini sedang
digalakan melalaui program pemerintah yang dikenal dengan GLS( Gerakan Literasi Sekoah).GLS
dikembangkan berdasarkan sembilan agenda prioritas (Nawacita) yang terkait dengan tugas dan
fungsi Kemendikbud, khususnya Nawacita nomor 5, 6, 8, dan 9.. (Pandua GLS; 1). Literasi sebagai
pengembanagan budaya membaca dan menulis dikalanagan peserta didik masih jauh dari harapan.
Kegiatan menggunakan bahasa tulisan masih rendah, masih didominasi oleh bahasa lisan atau
budaya tutur. Dalam situasi seperti ini peserta didik hanya menjadi pelaku komunikasi yang pasif.
Kondisi seperti ini dapat terlihat ketika peserta didik kita bercerita tentang perjalalananaya dari
rumah kesekolah ,semua yang dilihat dialaminya dengan lancar dapata diceritakan dalam bahasa
lisan. Ketika disuruh menulis pengalamanya dari rumah sampai sekolah anak sudah mulai
kebingungan. Hal ini terlihat dari hasil observasi awal tentang motivasi yang dilakukan oleh peneliti
saat proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada tanggal 7 Agustus 2017 khususnya pada materi
Teks cerita dan membuat rinkasan dari teks yang dibaca atau yang didengar, masih kurang aktif,
peserta didik kurang tertarik dan tidak antusias ketika proses pembelajaran sehingga pada tes awal
membuktikan masih ada yang tidak mencapai kriteria ketuntasan maksimal (KKM) Bahasa
Indonesia di SDN Rengkak Kec. Kopang kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran
2017/2018, yakni 70. Pada kenyataannya nilai peserta didik di bawah 70, yaitu 12 orang (sekitar 60
%) dari 20 orang yang terdiri dari 11 laki-laki dan 9 perempuan, dan sisanya 8 orang (sekitar 40 %)
yang sudah berhasil mencapai KKM yang diharapkan. Sehingga penulis tertarik melakukan
penelitian dengan mengangkat judul “Upaya Meningkatakan Keterampilan Menulis Dengan
Teknik RCG (Reka Cerita Gambar) Pada Siswa Kelas VI SDN Rengkak Kecamatan Kopang,
Kabupaten. Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018.

Kata kunci, Keterampilan Menulis, RCG (Reka Cerita Gambar), Peningakatan Kemampuan.

PENDAHULUAN yakni dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai


Bahasa memiliki peran penting dalam dengan Perguruan Tinggi (PT).
perkembangan pengetahuan, sosial, dan Budaya membaca dan menulis
emosional peserta didik dalam mempelajari dikalangan peserta didik dan guru kini
semua bidang studi. Untuk berbahasa dengan sedang digalakan melalaui program
baik dan benar, diperlukan pendidikan dan pemerintah yang dikenal dengan GLS(
pembelajaran Bahasa Indonesia. Pendidikan Gerakan Literasi Sekoah dikembangkan
dan pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan sembilan agenda prioritas
merupakan salah satu aspek penting yang (Nawacita) yang terkait dengan tugas dan
perlu diajarkan kepada siswa di sekolah. fungsi Kemendikbud, khususnya Nawacita
Dalam UU RI No 20 Tah 2003 Tentang nomor 5, 6, 8, dan 9. Butir Nawacita yang
Kurikulum pada pasal 37 tentang muatan dimaksudkan adalah (5) meningkatkan
wajib kurikulum pendidikan dasar menengah kualitas hidup manusia dan masyarakat
dan pendidikan tinggi salah satu diataranya Indonesia; (6) meningkatkan produktivitas
adalah tentang bahasa. penyelengaraan rakyat dan daya saing di pasar internasional
pendidikan , pemerintah membuat kurikulum sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan
bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya;
kepada siswa pada setiap jenjang pendidikan, (8) melakukan revolusi karakter bangsa; (9)

Jurnal Ilmu Sosial dan 1


JISIP, Vol. 1 No. 2 ISSN 2598-9944 November 2017
memperteguh kebinekaan dan memperkuat menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
restorasi sosial Indonesia. (Pandua GLS; 1) Jadi jelaslah bahwa kebiasaan menulis yang
Empat butir Nawacita tersebut terkait tentunya harus diikuti dengan meningkatakan
erat dengan komponen literasi sebagai modal kebiasaan membaca yang menjadi
pembentukan sumber daya manusia yang fundamental dalam menghadapi
berkualitas, produktif dan berdaya saing, perkembanagan yang semakin pesat.
berkarakter, serta nasionalis. Literasi sebagai Pembelajaran Bahasa Indonesia
pengembanagan budaya membaca dan merupakan suatu tantangan tersendiri bagi
menulis dikalanagan kita masih jauh dari seorang guru, mengingat bahasa ini
harapan . kegiatan menggunakan bahasa merupakan bahasa pengantar yang dipakai
tulisan masih rendah, masih didominasi oleh untuk menyampaikan materi pelajaran.
bahasa lisan atau budaya tutur. Dalam situasi Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi
seperti ini peserta didik hanya menjadi pelaku membantu peserta didik untuk
komunikasi yang pasif. Kondisi seperti ini mengemukakan gagasan dan perasaan,
dapat terlihat ketika peserta didik kita berpartisipasi dalam masyarakat dengan
bercerita tentang perjalalananaya dari rumah menggunakan bahasa tersebut.
kesekolah ,semua yang dilihat dialaminya Melalui bahasa proses perubahan
dengan lancara dapata diceritakan dalam kebudayaan yang mendasar dalam hal pola
bahasa lisan. Ketika disuruh menulis prilaku,iklim social, dan tanggapan terhapa
pengalamanya dari rumah sampai sekolah perkembangan yang sangat pesat diera
anak sudah mulai kebingungan. globalisasi ini dapat dikondisikan.
Pembelajaran menulis merupakan Dalam dunia pendidikan keterampilan
salah satu gaya belajar yang unik. Menulis menulis sudah diajarkan sejak peserta didik
menekankan pada proses dan hasil. Hal ini memasuki dunia sekolah, seperti menulis
menunjukkan bahwa maenulis tidak serta huruf, prase, kata,kalimat, dan menulis
merta dimiliki oleh seseorang akan tetapi karangan sedrhana. Akan tetapi hasil yang
memerlukan waktu untuk menghasilkan. diperoleh belum memuaskan, hal ini juga
Oleh karena keterampilan menulis terjadi di SDN Rengkak Kec. Kopang
sulit dikuasai karena keterampilan menulis Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran
menghendaki penguasaan berbagai unsur 2017/2018 masih belum mencapai kondisi
kebahasaan dan unsur luar bahasa itu sendiri. ideal tersebut. Kegiatan menulis sering
Unsur bahasa dan unsur diluar bahasa harus diremehkan oleh sebagian besar peserta didik,
terjalain sehingga menhasilkan karangan yang bahkan dianggap sebagai pelajaran yang
runtun dan padu. membosankan, khususnya dalam aspek
Kegiatan menulis menghendaki membaca dan menulis lanjutan. Peserta didik
penguasaan unsur kebahasaan yang menganggap bahwa kegiatan menulis dan
mnyangkut; tata bahasa, ejaan dan tanda membaca lanjutan adalah kegiatan yang
baca,serta penulisan gagasan kedalam bahasa membosankan. Menurunnya motivasi peserta
yang tepat, teratur dan lengkap.agar didik tersebut berakibat pada menurunnya
komunikasi lewat lambang tulis dapat prestasi belajar (hasil belajar). Hal ini terlihat
dipahami sebagaimana yang diharapkan. dari hasil observasi awal tentang motivasi
Untuk mencapai kearah keterampilan menulis yang dilakukan oleh peneliti saat proses
peserta didik hendaknya memperhatikan pembelajaran Bahasa Indonesia pada tanggal
proses belajar yang mengarah pada 7 Agustus 2017 khususnya pada materi Teks
keterampilan menulis dengan menyediakan cerita dan membuat rinkasan dari teks yang
waktu lebih banyak. dibaca atau yang didengar, masih kurang
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia aktif, peserta didik kurang tertarik dan tidak
menekankan empat keterampilan berbahasa antusias ketika proses pembelajaran sehingga
agar mampu berkomunikasi secara epektif. pada tes awal membuktikan masih ada yang
Baik komunikasi lisan maupun komunikasi tidak mencapai kriteria ketuntasan maksimal
lewat bahasa tulisan. Keterampilan yang (KKM) Bahasa Indonesia di SDN Rengkak
dimaksud mencakup keterampilan; Kec. Kopang kabupaten Lombok Tengah
Jurnal Ilmu Sosial dan 2
JISIP, Vol. 1 No. 2 ISSN 2598-9944 November 2017
Tahun Pelajaran 2017/2018, yakni 70. Pada Rengkak Kecamatan Kopang, Kabupaten.
kenyataannya nilai peserta didik di bawah 70, Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018
yaitu 12 orang (sekitar 60 %) dari 20 orang Sasaran Tindakan
peserta didik yang terdiri dari 11 laki-laki dan Sasaran tindakan dalam penelitian ini
9 perempuan. dan sisanya 8 orang (sekitar 40 adalah guru dan peserta didik SDN Rengkak
%) yang sudah berhasil mencapai KKM yang Kec. Kopang Tahun Pelajaran 2017/2018
diharapkan. semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 di
Beberapa kemungkinan penyebab Kelas VI pada mata pelajaran Bahasa
rendahnya Keterampilan menulis peserta Indonesia, dengan jumlah siswa 20 orang
didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang terdiri dari 11 laki-laki dan 9
adalah: 1) Kurangnya motivasi peserta didik perempuan.
dalam membaca dan menulis cerita, 2) Masih Rumusan Masalah
ada peserta didik di Kelas VI belum lancar Bagaimanakah Peningkatan
membaca dan menulis dengan baik, yang Keterampilan menulis Peserta Didik dengan
berpengaruh terhadap Keterampilan menulis Menggunakan Metode RCG ( Reka Cerita
peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Gambar) pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia, 3) Metode yang digunakan belum Indonesia Kelas VI di SDN Rengkak Kec.
tepat untuk peserta didik kelas tinggi, yaitu Kopang Tahun Pelajaran 2017/2018?
kelas enam, khususnya untuk mata pelajaran Tujuan Penelitian
Bahasa Indonesia, 4) Peserta didik kurang Untuk menegtahui Peningkatan
mendapat penghargaan dan pujian, 5) Keterampilan menulis Peserta Didik dengan
Pengembangan strategi pembelajaran yang Menggunakan Metode RCG ( Reka Cerita
kurang membangkitkan keterampilan siswa Gambar) pada Mata Pelajaran Bahasa
dan kreativitas siswa dalam berbahasa Indonesia.
maupun bersastra, sehingga berpengaruh Manfaat Penelitian
terhadap Keterampilan menulis. Manfafat yang dapat dambil dari
Kondisi yang demikian, apabila tidak penelitian ini adalah bagaimana supaya
ditangani lebih awal tentunya berdampak keterampilan siswa dalam menulis meningkat
buruk terhadap kualitas pembelajaran mata di SDN Rengkak kecamatan Kopang
pelajaran Bahasa Indonesia pada Kelas VI Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran
tersebut khususnya, di SDN Rengkak Kec. 2017/2018 setelah penerapan pembelajaran
Kopang Kabupaten Lombok Tengah Tahun dengan metode RCG, dan sebagai bahan
Pelajaran 2017/2018 secara keseluruhan. masukan untuk perbaikan pembelajaran
Salah satu kemungkinan untuk dimasa yang akan datang
mengatasi permasalahan yang ditemukan di TINJAUAN PUSTAKA
SDN Rengkak Kec. Kopang kabupaten Tinjauan Tentang Keterampilan Menulis
Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018 Keterampilan berbahasa pada dasarnya
ini, yaitu dengan menggunakan metode RCG terdiri atas empat keterampilan, yaitu
(Reka Cerita Gambar). Pemilihan metode menyimak, berbicara, membaca, dan
RCG (Reka Cerita Gambar) didasarkan pada menulis. Dari keempat keterampilan tersebut
pertimbangan bahwa metode ini merupakan keterampilan menulislah yang dianggap
metode yang di dalamnya mengandung paling sulit dan perlu mendapat perhatian
kegiatan-kegiatan yang melibatkan peserta lebih. Keterampilan menulis merupakan
didik berpartisipasi aktif dalam proses keterampilan yang sangat kompleks, siswa
pembelajaran. Metode ini juga mampu tidak hanya menuangkan ide tetapi, siswa
meningkatkan gairah peserta didik dalam juga dituntut untuk menuangkan gagasan,
belajar Bahasa Indonesia di Kelas VI. konsep, perasaan, dan kemauan. Menurut
Berdasarkan uraian di atas, penulis Tarigan (2008:2) keterampilan menulis
tertarik melakukan penelitian dengan dibutuhkan waktu yang lama dan latihan
mengangkat judul “Upaya Meningkatakan intensif. Keterampilan menulis bisa
Keterampilan Menulis Dengan Teknik Reka dikatakan suatu ciri dari orang yang
Cerita Gambar Pada Siswa Kelas VI SDN terpelajar atau dari bangsa yang terpelajar.
Jurnal Ilmu Sosial dan 3
JISIP, Vol. 1 No. 2 ISSN 2598-9944 November 2017
Pengertian Menulis memproses informasi, memungkinkan
Mohamad melalui Darmadi (1996, 11) berlatih memecahkan beberapa masalah, dan
menyatakan bahwa menulis atau mengarang mengungkapkan diri untuk menjadi aktif dan
itu diibaratkan seperti naik sepeda yang tidak hanya sebagai penerima informasi
harus menjaga keseimbangan. Menulis bisa (Haiston melalui Darmadi, 1996:3).
dianggap mudah apabila seorang sering Tinjauan tentang Pembelajaran Bahasa
berlatih menulis dan bisa dianggap sukar Indonesia dengan Fokus Menulis
bila seorang baru terjun atau berlatih Kemampuan menulis bukanlah
menulis sehingga tidak tahu harus memulai kamampuan yang di peroleh secara otomatis
dari apa. Menurut Tarigan (2008:2), menulis Kemampuan ini bukan dibawa sejak lahir,
ialah menurunkan lambang-lambang atau melainkan diperoleh melalui pembelajaran.
grafik yang menggambarkan suatu bahasa Bahkan seseorang yang telah mendapatkan
yang dipahami oleh seseorang sehingga pembelajaran menulispun belum tentu
seseorang atau orang lain dapat membaca memiliki kemampuan menulis yang andal
lambang- lambang grafik tersebut kalau tanpa banayak latihan menulis.
mereka memahami bahasa dan gambaran Siswa Sekolah Dasar yang baru masuk
grafik itu. sekolah diperkenalkan dengan bentuk huruf-
Menurut Marwoto (1987:12) menulis huruf. Oleh karena pada hakikatnya huruf-
merupakan suatu kemampuan seseorang huruf terbentik dari garis-garis, maka siswa
ntuk gungkapakan ide, pikiran, diperkenalkan membuat garis-garis, garis
pengetahuan, ilmu dan pengalaman- putus-putus, garis lurus, garis lengkung, dan
pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis garis bulat yang merupakan dasar untuk
yang jelas, runtut, ekspresif, enak dibaca dan menulis sebuah huruf.
bisa dipahami oleh orang lain. Disamping itu siswa dibiasakan untuk
Menurut Gie (1992:17) menulis menulis dengan sikap yang benar, misalnya
merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan memegang dan menggunakan alat tulis(
seseorang mengungkapkan gagasan dan kompetensi dasar menulis yang harus
menyampaikannya melalui bahasa tulis dikembangkan oleh seorang guru).
kepada pembaca untuk dipahami. Pada siswa Sekolah Dasar kelas tinggi
Berdasarkan beberapa pendapat di setelah siswa menguasain teknik menulis
atas dapat disimpulkan bahwa menulis kata, kemudian dilanjutkan dengan latihan
adalah suatu kemampuan seseorang untuk merangkaikan kata-kata menjadi kalimat, dan
mengungkapkan gagasan, pikiran, kalimat-kalimat itu dirangkai menjadi
pengetahuan dan pengalaman-pengalaman paragraph, dan yang terakhir paragraph-
hidupnya melalui bahasa tulis yang jelas paragraf itu disusun menjadi sebuah wacana.
sehingga pembaca mengerti apa yang Menurut Papas (dalam Nurchasah,
dimaksud penulis. 1994) dalam pengajaran bahasa terpadu (
Fungsi, Tujuan, dan Manfaat Menulis termasuk menulis) dilandasi oleh beberapa
Secara umum fungsi utama tulisan prinsif sebagai berikut;
adalah sebagai alat komunikasi secara tidak a) Anak-anak dalam pembelajaran yang
langsung. Hartig dalam Tarigan (2008:25- konstruktif. Mereka akan terus menerus
26), menyebutkan tujuan penulisan, yaitu berpikir tentang dunia mereka sebagai
penugasan, altruistik, persuasif, informasi, dasar apa yang mereka pelajari dan
pernyataan diri, kreatif, dan pemecahan mereka susun.
masalah. b) Bahasa adalah system makna yang
Beberapa alasan mengenai dikomunikasikan dalam kehidupan
pentingnya menulis adalah sebagai sarana social.karena bahasa digunakan untuk
menemukan sesuatu, memunculkan ide baru, bermacam-macam tujuan maka makna
kemampuan mengorganisasikan dan tersebut diekspresikan dengan cara yang
menjernihkan berbagai konsep atau ide yang bermacam-macam.bahsa tidak dapat
dimilki, membantu untuk menyerap dan dipahami, diinterprestasikan, dan
dievaluasi tanpa dihubungkan dengan
Jurnal Ilmu Sosial dan 4
JISIP, Vol. 1 No. 2 ISSN 2598-9944 November 2017
konteks social tempat bahasa itu Adapun materi pembelajaran menulis di kelas
digunakan. Bahasa dipelajari melalui 6 sebagai berikut;
penggunaan actual. Pola-pola bahasa yang a. Mengisi daftar riwayat hidup dengan
bervariasi dipelajari dalam benar
penggunaannya untuk berbgai tujuan dan b. Menyusun naskah pidato/ sambutan
berbagai konteks social. dengan bahasa yang komunikatif dan
c) Anak-anak pada dasarnya sudah santun
mempunyai pengetahuan . penegtahuan c. Menyampaikan imformasi dalam bentuk
itu diorganisasikan dan disusun melalui iklan dan bahasa yang komunikatif
interaksi social. Pengetahuan itu secara d. Menulis wesel pos dengan benar.
tiba-tiba akan berubah dalam kehidupan e. Membuat ringkasan dari teks yang dibaca
mereka dan dibangun dengan refresentasi atau didengar.
mental yang didasarkan atas pengalaman f. Menyusun rangkuman dari berbagai teks
individual. Selanjutnya pengetahuan itu bacaan yang memilikikesamaan tema.
selalu dimodifikasi dan bersifat tentative g. Menulis surat resmidengan
dan sementara. Pengetahuan itu tidak memperhatikan pilihan kata sesuai dengan
bersifat setatis dan absolut dalam yang dituju.
menyikapi obyek karena anak-anak hidup h. Mengubah puisi ke dalam bentuk prosa
dalam lingkungan social maka mereka dengan tetap mempertahankan makna
akan selalu menyikapi budaya yang ada puisi.
dilingkungannya dan keadaan social yang i. Menyusun percakapan berdasarkan
selalu berubah serta peristiwa-peristiwa ilustrasi gambar.
sejarah. ( modul UT; 2014. 9.5) Model Pembelajaran Menulis
Solchan ( 2014; 9.6) yang dimaksud Menurut Safi’ ie (dalam Nurhasanah
dengan pembelajaran bahasa Indonesia 2004) model –model pembelajaran menulis
dengan focus menulis adalah pembeljaran sebagai berikut
bahasa Indonesia yang dipusatkan atau a. Menjiplak, yakni dapat dibagi menjdi 1)
bertumpu pada kegiatan latihan menulis. menjiplak huruf, 2) menjiplak kalimat, 3)
Jadi dalam pembeljaran bahasa menjiplak wacana sederhana.
Indonesia dengan focus menulis guru b. Menyalin, biasanya dimulai dari
memadukan keterampilan siswa dengan tingkatan kata, kalimat sampai pada
keterampilan menyimak/ mendengarkan, wacana. Menyalin ini bisa dari 1) kata ,
membaca, atau dipadukan dengan kalimat, dan wacana yang menggunakan
pembelajaran kebahasaan lain seperti kosa huruf lepas ke huruf lepas, dan 2) kata,
kata, struktur, ejaan, dan sebagainya. kalimat, dan wacana yang menggunakan
Tujuan Pembelajaran Menulis di SD huruf lepas kehuruf latin atau sebaliknya.
Tujuan pembelajaran menulis di c. Menatap, biasanya dilaakukan dengan
Sekolah Dasar dapat kita lihat pada hasil cara mengamati obyek agara siswa dapat
belajar dan kompetensi dasar apa yang akan membahasakan obyek yang diamati,
dikembangkan. Adapun tujuan pembelajaran obyek itu dapat berupa 1) gambar yaitu
menulis di kelas tinggi adalah difokuskan gambar kata dan gambar kalimat, serta 2)
pada latihan berkomunikasi dengan obyek asli.
menggunakan bahasa tulis secara d. Menyusun, kegiatan menyusun yang
jelas.Solchan T.W 2014, 9.6) paling sederhana adalah menyusun huruf
Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi kata, dilanjutkan dengan
dengan Fokus Menulis menyusun kata menjadi kalimat dan
Materi pembelajaran dengan focus kalimat menjadi wacana.
menulis dapat dibagi menjadi dua yaitu materi e. Melengkapi, kegiatan melengkapi dapat
untuk kelas rendah dan materi untuk kelas berupa melengkapi kalimat sebagian
tinggi. Yang termasuk keals rendah yaitu katanya dihilangkan dan bisa juga
kelas 1 dan 2 sedangkan kelas tinggi kelas 3, melengkapi bagian kalimat yang
4, 5, dan kelas 6. dihilangkan dalam wacana.
Jurnal Ilmu Sosial dan 5
JISIP, Vol. 1 No. 2 ISSN 2598-9944 November 2017
f. Menulis halus, kegiatan ini untuk dialog, 18) Menyusun Wacana, 19) Reka
membiasakan menulis secara baik. Cerita Gambar
g. Dikte, dengan memperdengarkan kata, Yang dimaksud dengan Reka cerita
kalimat, atau wacana sederhana kepada gambar adalah pengembanagan karangan
siswa agar mereka menuliskan apa yang dengan melihat gambar tunggal atau gambar
mereka dengar. berseri, ( Solchan T, W, 9.29). dengan teknik
h. Mengarang, yang dapat dilakukan ini peserta didik dilatih untuk
dengan bantuan gambar dan dapat pula mengembangkan imajinasi , daya khayalnya
tanpa bantuan gambar. untuk menuliskan sebuah cerita yang ada
Tinjauan tentang Teknik Metode RCG hubungannya dengan gambar yang diamati.
(Reka Cerita Gambar) dalam Dalam pembelajaran menulis dengan
Pembelajaran Menulis teknik reka cerita gambar khususnya gambar
Pada umumnya metode dan teknik seri hendaknya guru menyusun gambar satu
dipakai dalam pengertian yang sama yaitu dengan gambar lainya ada hubungan logis,
cara menyampaikan pelajaran. Sebenarnya sehingga karangan peserta didikpun akan
pengertian metode dan teknik pembelajaran tertuntun dengan gambar tersebut. Sehingga
tidak sama. Menurut Solchan T.W. metode terbentuklah karangan yang runtun dan padu.
mengacu kepada suatu prosedur untuk Macam-Macam Motivasi
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, Motivasi dapat dibedakan menjadi dua
yang meliputi a) pemilihan bahan,b) urutan macam yaitu; (1) Motivasi intrinsik adalah hal
bahan, c) penyajian bahan, dan d) dan keadaan yang berasal dari dalam diri
pengulangan bahan. Sedangkan teknik siswa itu sendiri yang dapat mendorongnya
mengandung makna upaya guru , usaha guru melakukan tindakan belajar. Motivasi ini
atau cara-cara yang digunakan guru untuk lebih menekankan pada faktor dari dalam diri
mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan sendiri, motif-motif yang menjadi aktif atau
pembelajaran didalam kelas pada saat itu, ( berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,
modul UT.9.25). lebih lanjut dijelaskan; oleh karena dalam diri setiap individu sudah ada
karena dalam metode mengandung makana dorongan untuk melakukan sesuatu. (2)
penyajian bahan dan teknik mengandung Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman A.M
makan cara-cara yang digunakan guru maka adalah “ motif-motif yang aktifdan berfungsi
penggunaan kata metode dan teknik karena adanya perangsang dari luar”. Dalam
disamakan. belajar tidak hanya memperhatikan kondisi
Jadi berdasarkan pengertian tersebut internal siswa, akan tetapi juga
diatas metode bersifat prosedur dalam memperhatikan berbagai aspek lainnya
penyajian bahan pelajaran sedangkan teknik seperti, aspek sosial yang meliputi lingkungan
merupakan cara operasional, langkag-langkah keluarga, sekolah, masyarakat dan teman.
praktis yang ditepuh guru dalam rangka (Fathurrahman dan Sulistyorini 2008;149)
mencapai tujuan pembelajaran yang telah di Upaya Meningkatkan Keterampilan
tetapkan. menulis
Menurut Henry Guntur Tarigan ( Menurut De Decce dan Grawford
1986); ada beberapa teknik dalam (1974) ada 4 upaya yang dilakukan guru
pembelajaran menulis, 1) Menyusun Kalimat, untuk meningkatkan Keterampilan menulis
2) Memperkenalkan Karangan, 3) Meniru yaitu:
Model,4) Karangan besama, 5) Mengisi, 6) a. Menggairahkan anak didik
menyusun kembali, 7) Menyelesaikan cerita, Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari
8) menjawab pertanyaan , 9) meringkas guru harus berusaha menghindari hal-hal yang
bacaan, 10) Parafrase, 11) Memerikan, 12) monoton dan membosankan. Ia harus selalu
Mengembangkan kata kunci, 13 memberikan kepada anak didik cukup banyak
mengembangkan kalimat topik, 14) hal-hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan.
Mengembangkan judul, 15) Mengembangkan b. Memberi harapan realistik
pribahasa, 16) Menulis surat, 17) Menyusun Guru harus memelihara harapan-harapan
anak didik yang realistis dan memodifikasi
Jurnal Ilmu Sosial dan 6
JISIP, Vol. 1 No. 2 ISSN 2598-9944 November 2017
harapan-harapan yang kurang atau tidak relatif konstan dan berbekas. Sedangkan
realistis. Bila anak didik telah banyak
mengalami kegagalan, maka guru harus
memberikan sebanyak mungkin keberhasilan
kepada anak didik. Harapan yang diberikan
tentu saja terjangkau dan dengan
pertimbangan yang matang. Harapan yang
tidak realistis adalah kebohongan dan itu
yang tak disenangi oleh anak didik.
c. Memberikan insentif
Bila anak didik mengalami keberhasilan,
maka guru diharapkan memberikan hadiah
kepada anak didik (dapat berupa pujian,
angka yang baik dan sebagainya) atas
keberhasilannya, sehingga anak didik
terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut
guna mencapai tujuan pengajaran.
d. Mengarahkan perilaku anak didik
Mengarahkan perilaku anak didik adalah
tugas guru. Di sini kepada guru dituntut untuk
memberikan respons terhadap anak didik
yang tak terlibat langsung dalam kegiatan
belajar di kelas.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa
Keterampilan menulis sangat penting sekali
dimiliki oleh siswa, karena dengan adanya
motivasi dalam diri siswa ketika mengikuti
proses belajar mengajar maka hasil belajarnya
akan lebih optimal. Makin tepat motivasi
yang diberikan maka makin tinggi pula
keberhasilan pembelajaran itu. Jadi motivasi
senantiasa menentukan intensitas usaha
belajar siswa. Oleh karena itu guru harus
mampu meningkatkan Keterampilan menulis
siswa, salah satunya melalui penggunaan
metode yang tepat oleh guru.
Tinjauan Tentang
Belajar Pengerian
Belajar
Menurut Baharuddin dan Esa Nur
Wahyuni ( 2015: 14), belajar merupakan
aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan perubahan dalam dirinya
melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-
pengalaman
Menurut Susanto (2014:4)
menjelaskan bahwa belajar adalah suatu
aktivitas mental yang berlangsung dalam
interaksi aktif antara seseorang dengan
lingkungan, dan menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
terampilan, dan nilai sikap yang bersifat
Jurnal Ilmu Sosial dan 7
JISIP, Vol. 1 No. 2 ISSN 2598-9944 November 2017
menurut sagala (2012:37) konsep belajar cita-cita ( Sudjana 2004 : 22)
menunjuk kepada suatu proses perubahan Berdasarkan pendapat di atas dapat
perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
praktik atau pengalaman tertentu. kemampuan keterampilan, sikap daan
Jadi, dari uraian diatas dapat keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia
disimpulkan bahwa belajar adalah usaha
sadar yang dilkukan oleh guru dan peserta
didk dalam untuk terjadinya perubahan
tingkah laku dan bersifat tetap. Sedangkan
pembelajaran adalah proses komunikasi dua
arah yang bertujuan untuk menyampaikan
pengetahuan yang dilakukan secara
sistematis agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Pembelajaran merupakan upaya guru untuk
membuat siswa belajar, maka langkha-
langkah yang digunakan dalam proses
pembelajaran harus segera dicermati untuk
menciptakan kondisi belajar siswa yang
efektif.
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan konsep
yang tidak bisa dipisahkan . belajar merujuk
pada apa yang harus dilakukan seseorang
sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan
mengajar merujuk pada apa yang
seharusnya dilakukan seseorang guru
sebagai pengajar.
Oleh karena itu hasil belajar yang
dimaksud disini adalah kemampuan-
kemampuan yang dimilki seorang siswa
setelah ia menerima perlakuan dari pengajar
( guru), seperti yang dikemukakan Sudjana
(2014:22) “ Hasil belajar adalah
kemampuan- kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya, dalam pengertian yang lebih
luas mencakup bidang kognitif,
afektif,
dan
psikomotorik”.Sedangkan menurut Dimyati
dan Mudjiono ( 2006:3) menyatakan
bahwa : Hasil belajar merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya penggal dan puncak
proses belajar.
Sedangkan menurut Horwart
Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi
tiga macam hasil belajar mengajar : 1)
Keterampilan dan kebiasaan, 2)
Pengetahuan dan pengarahan, 3) Sikap dan
Jurnal Ilmu Sosial dan 8
JISIP, Vol. 1 No. 2 ISSN 2598-9944 November 2017
menerima perlakuan yang diberikan oleh guru METODE PENELITIAN
sehigga dapat mengkontruksikan pengetahuan Setting Penelitian
itu dalam kehidupan sehari-hari. Jenis penelitian ini adalah Penelitian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini
Hasil Belajar dilaksanakan di SDN Rengkak Kecamatan
Prestasi belajar yang dicapai seorang Kopang, pada peserta didik Kelas VI semester
individu merupakan hasil interaksi antara ganjil tahun pelajaran 2017/2018 dengan
berbagai faktor yang mempengaruhinya baik jumlah peserta didik 20 orang, yang terdiri
dari dalam diri (faktor internal) maupun dari dari 9 perempuan dan 11 laki-laki.
luar diri ( faktor eksternal) individu. Menurut Sasaran Penelitian
Munadi (Rusman 2012:124) antara lain Sasaran penelitian ini adalah
meliputi Faktor internal dan eksternal Peningkatan Peningkatan Kemampuan
a. Faktor Internal adalah Faktor Fisiologis Menulis peserta didik pada mata pelajaran
secara umum fisiologis, seperti kesehatan Bahasa Indonesia Kelas VI SDN Rengkak .
yang prima, tidak dalam keadaan lelah semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018
dan capek, tidak daalam keadaan cacat melalui Teknik RCG ( Reka Cerita Gambar)
jasmani dan sebagainya. Hal tersebut Rencana Tindakan
dapat mempengaruhi peserta didik dalam Rencana tindakan penelitian dilakukan
menerima materi pelajaran,Faktor dalam dua siklus, dan model yang
Psikologis adalah setiap individu dalam dipergunakan adalah model Desain Penelitian
hal ini peserta didik pada dasarnya Menurut Stephen Kemmis dan Mc. Taggart
memiliki kondisi psikologis yang (Sumber: Suharsimi Arikunto, 2006:93) yakni
berbeda-beda . tentunya hal ini turut dalam satu siklus terdiri dari empat langkah,
mempengaruhi hasil belajaranya. 1) perencanaan (planning), 2) tindakan
b. Faktor eksternal adalah faktor lingkungan (acting), 3) observasi (observing), 4) Refleksi
dapat mempengaruhi hasil belajar , faktor (reflecting). Adapun alur pelaksanaan
lingkungan ini meliputi lingkungan fisik tindakan dapat dilihat pada gambar berikut:
dan lingkungan sosial , lingkungan alam
misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain.
Belajar pada tengah matahari diruangan
yang kurang akan sirkulasi udara akan
sangat berpengaruh dan akan sangat
berbeda pada pembelajaran pada pagi hari
yang kondisinya masih segar dan dengan
ruangan yang cukup untuk bernafas
lega,sedangkan Faktor instrumental
adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaannya di rancang sesuai dengan
hasil belajar yang diharapkan . faktor-
faktor ini diharapkan dapat berfungsi
sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-
tujuan belajar yang direncanakan. Faktor Gambar 1: Desain Penelitian Menurut
instrumental ini berupa kurikulum , sarana Stephen Kemmis dan Mc.Taggart (Sumber:
dan guru. Suharsimi Arikunto, 2006:93)
Berdasarkan pengertian di atas dapat Analisis Data dan Refleksi
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu 1. Analisis Data
proses perubahan manusia, yang tercermin a. Data Keterampilan menulis peserta didik
dalam perubahan perilaku,baik secara Hasil angket Keterampilan menulis Bahasa
material, struktural-fungsional, maupun yang Indonesia peserta didik dianalisis dengan
dipengaruhi oleh factor dalam maupun factor rumus sebagai berikut :
luar anak.

Jurnal Ilmu Sosial dan 9


JISIP, Vol. 1 No. 2 ISSN 2598-9944 November 2017
∑K 2) Ketuntasan klasikal
X= 𝑁 X
Keterangan KK  x 100%
Z
X = Mean
ΣX = Jumlah Skor Keterangan:
N = Jumlah Siswa KK : Ketuntasan klasikal
Dalam penelitian ini juga digunakan X : Banyak siswa yang memperoleh nilai ≥ 70
analisis data display. Data ini yang bersifat Z : Banyak siswa yang ikut tes.
naratif berupa uraian teks atau bentuk uraian
hasil dari lembar observasi, angket dan Sesuai dengan petunjuk teknik penilaian,
dokumentasi. Dan Data kuantitatif yang kelas dikatakan tuntas secara klasikal
berupa data hasil pemberian angket terhadap prestasi pembelajaran yang disajikan
Keterampilan menulis peserta didik dianalisis apabila persentase klasikal ≥ 85% dengan
dengan rumus sebagai berikut nilai minimal 70.
Rumus ; P=𝑁ƒ 𝑥100% 3) Untuk mengetahui nilai rata-rata kelas
digunakan persamaan.
Keterangan x
P = Angka persentase X  N
f = frekuensi yang sedang dicari persentase Keterangan :
N = number of cases ( Jumlah Frekuensi ) X : Nilai rata-rata
Setelah peneliti melakukan penghitungan, Σ x : Jumlah seluruh skor
selanjutnya penulis mengkategorikan N : Banyak subjek.
peningkatan Keterampilan menulis peserta
didik melalui penerapan Teknik RCG ( Reka c. Data Aktivitas Guru dan Siswa
Cerita Gambar) berdasarkan skor yang 1) Data Aktivitas Guru
diperoleh dari koesioner. Data aktivitas guru dianalisis dengan
Tabel 3.1;Kategori Peningkatan menentukan kategori aktivitas guru dengan
Keterampilan menulis Peserta Didik berpedoman pada patokan atau standar
Skor Kategori berikut:
1-10 Rendah NO Skor Guru Kategori
11-12 Kurang 1 Lebih dari 8 Sangat aktif
21-30 Cukup 2 6 sampai 8 Aktif
31-40 Tinggi 3 4 sampai < 6 Cukup aktif
41-50 Sangat Tinggi 4 0 sampai < 4 Kurang aktif

b. Data Hasil Tes 2) Data Aktivitas Siswa


Kualifikasi hasil belajar peserta didik Data tentang aktivitas pemecahan
dapat diperoleh dengan pedoman konversi masalah belajar peserta didik dianalisis secara
seperti pada tabel 1 berikut: deskriptif kualitatif. Indikator tentang
No Skor Kategori aktivitas pemecahan masalah belajar peserta
1 81 – 100 Amat baik didik yang diamati sebanyak 6 aspek. Setiap
2 61 – 80 Baik aspek memiliki 3 deskriptor. Setelah
3 41 – 60 Cukup diperoleh data dari lembar observasi peserta
4 20 – 40 Kurang didik maka data aktivitas pemecahan masalah
5 0 – 19 Kurang baik peserta didik akan dianalisis dengan cara
sebagai berikut:
Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini Pedoman penskoran aktivitas
adalah tercapainya ketuntasan belajar pemecahan masalah belajar peserta didik yang
meliputi: dianalisis secara klasikal.
1) Ketuntasan individual Seorang siswa Skor 4 diberikan jika 76%-100% melakukan
dikatakan tuntas secara individual deskriptor yang dimaksud.
apabila memperoleh nilai ≥ 70

Jurnal Ilmu Sosial dan 1


JISIP, Vol. 1 No. 2 ISSN 2598-9944 November 2017
Skor 3 diberikan jika 51%-75% melakukan terjadi di dalam kelas untuk membantu proses
deskriptor yang dimaksud. perkembangan siswa.
Skor 2 diberikan jika 26%-50% melakukan 3. Hasil
deskriptor yang dimaksud. Dalam penilaian performance
Skor 1 diberikan jika 0%-25% melakukan assessment, seorang guru harus memilih dan
deskriptor yang dimaksud. menggunakan prosedur yang ada pada seluruh
Berdasarkan aturan tersebut, maka siswa tanpa membedakan latar belakang
skor maksimal setiap indikator adalah 4 dan kebudayaan, bahasa dan jenis kelamin. Selain
skor minimal setiap indikator adalah 1. itu, faktor lain yang menimbulkan kesalahan
Aktivitas siswa akan dianalisis dengan rumus dan validitas performance assessment adalah
sebagai berikut : kegagalan guru dalam memasukan dan
As =
∑𝑥 memberikan penilaian kinerja siswa
i
Keterangan : HASIL PENELITIAN
As = Skor rata-rata aktivitas siswa Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
x = Skor masing-masing indikator selama kurang lebih 4 bulan, yaitu dari
i = Banyaknya indikator tanggal 30 Agustus sampai dengan 30
2. Refleksi November 2017 Penelitian ini dilaksanakan
Dalam refleksi ditentukan apakah dalam 2 (dua) siklus, masing-msing siklus
tindakan akan dilanjutkan ke siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Adapun tahapan
berikutnya atau tidak. Refleksi adalah kegiatan yang dilalui dalam proses penelitian
kegiatan mengulas secara kritis (reflektif) ini adalah sebagai berikut :
tentang perubahan yang dilakukan baik pada Siklus I
siswa, suasana kelas, maupun guru. Dalam a. Perencanaan
penelitian ini, refleksi yang dilakukan oleh Dalam perencanaan tindakan ini
peneliti yaitu bagaimana hasil belajar siswa dilakukan selama 3 hari, pada tanggal 30
serta aktivitas guru dan siswa pada Agustus s.d 1 September 2017, peneliti
penggunaan Teknik RCG (Reka Cerita menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Gambar) dengan melihat nilai tes (analisis Pembelajaran (RPP) tentang pelajaran Bahasa
data) dan kekurangan apa yang terdapat pada Indonesia dengan Materi Cerita Gambar.
proses pembelajaran. Berdasarkan hal ini Selain itu, pada siklus ini juga guru bersama
peneliti mengadakan pengulasan atau peneliti menyiapkan fasilitas dan sarana
perbaikan terhadap pelaksanaan setiap siklus sesuai kebutuhan pembelajaran berupa
berikutnya. gambar seri yang akan di buat menjadi cerita
B. Indikator Kinerja oleh siswa, dan membuat lembar aktivitas
1. Aktivitas Siswa guru dan siswa. Kemudian menyiapkan
Aktivitas dalam proses belajar evaluasi berupa penilaian hasil yaitu hasil
mengajar adalah rangkaian kegiatan yang tulisan siswa dalam membuat cergam ( cerita
meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti bergambar). Untuk mengetahui kemampuan
pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, peserta didik belajar Bahasa Indonesia dengan
mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan menggunakan Teknik Reka Cerita Gambar.
segala kegiatan yang dilakukan yang dapat b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
menunjang prestasi belajar. Dalam pelaksanaan tindakan ini guru
2. Aktivitas Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
Aktivitas guru merupakan kegiatan dengan skenario pembelajaran yang telah
yang dilakukan guru selama proses dibuat. Peneliti sebagai pengajar dan dibantu
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran oleh seorang guru sebagai mengamati proses
guru mempunyai tugas untuk memberikan yang dilakukan dalam proses pelaksanaan
pengetahuan (cognitive), sikap dan nilai tindakan siklus I yang diikuti oleh 20 orang
(alfactife) dan keterampilan (psychomotor) peserta didik, berlangsung 2 kali pertemuan,
kepada siswa. Guru mempunyai tanggung yaitu tanggal 4 dan 11 September 2017. Tiap
jawab untuk melihat segala sesuatu yang pertemuan masing-masing 3 x 35 menit.
1) Pertemuan Pertama
Jurnal Ilmu Sosial dan 1
JISIP, Vol. 1 No. 2 ISSN 2598-9944 November 2017
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran mencermati gambar dengan skor 6, Interaksi
mengacu pada RPP siklus I. Adapun tahapan peserta didik Dengan peserta didik skor 4,
penggunaan metode ini adalah seorang guru Aktivitas Siswa Dalam menulis cerita
terlebih dahulu menunjukkan gambar seri berdasarkan gambar skor 4, Aktivitas peserta
sesuai denga materi. Selanjutnya, peserta didik membacakan hasil tulisannya skor 6
didik menyebut dengan jelas gambar gambar sehingga diperoleh skor rata-rata 4,6 dengan
seri yang ditunjukkann oleh guru, bila perlu kategori cukup aktif ,Oleh karena itu perlu
gambar diberi nomor urut untuk langkah diadakan perbaikan pada siklus II, kerena
awal. Siswa menyebut secara umum tentang aktivitas peserta didik tergolong masih cukup
gambar yang ditunjuk guru. Selanjutnya aktif.
setelah siswa memahami gambar seri yang 2) Aktivitas Guru
telah ditunjukkan dan mampu Data aktivitas guru selama proses
mengidentifikasinya. Dilanjutkan dengan pembelajaran dengan menerapkan metode
kegiatan menulis cerita yang sesuai dengan RCG pada siklus I. kegiatan persiapan
gambar. Kegiatan ini dilakukan secara dengan skor 3, kegiatan inti skor 2 dan
perorang. Perlu diperhatikan gambar yang kegiatan akhir pembelajaran skor 1 . jumlah
digunakan harus menarik, sesuai dengan total skor aktifitas pembelajaran 6.
pengalaman anak, misalnya gaabar seri yang Berdasarkan skal konfersi maka kegiatan guru
ada hubungannya dengan kegiatan dari dapat dikategirikan cukup aktif
berangkat sekolah hingga pulang sekolah. a) Data Hasil Belajar
Gambar yang di tampilkan tidak terlalu Berikut ini adalah data hasil belajar
banyakk, maksimal 4 gambar. Gambar boleh peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa
urut atau secara acak. kegiatan akhir, guru Indonesia.). Setelah dilakukan kegiatan
menyuruh siswa membaca hasil tulisannya pembelajaran dengan menggunakan Teknik
sesuai dengan intonasi dan ejaan yang tepat. RCG( Reka Cerita Gambar) . Jumlah peserta
Setelah peserta didik keluar kelas, guru didik yang ikut evaluasi sebanyak 20 orang,
melakukan penilaian hasil, dan pengisian Banyak peserta didik yang tuntas (peserta
angket masing-masing peserta didik, dengan didik yang mencapai nilai ≥ 70) 9 orang,
mengacu pada catatan-catatan dan observasi Banyak peserta didik yang belum tuntas
guru pada saat proses pembelajaran (peserta didik yang nilainya < 70) 11 orang,
berlangsung. Persentase ketuntasan klasikal 45%. Jumlah
2) Pertemuan Kedua skor keseluruhan 1362 dengan nilai rata-rata
Pertemuan kedua yang dilaksanakan kelas 68,1
pada hari Selasa tangga 11 September 2017, Sementara nilai pada observasi awal
peneliti tidak mengajar tetapi peneliti rata-rata kelas yaitu 65,3 yang diperoleh dari
membagi lembar gambar seri untuk ditulis jumlah nilai peserta didik sebesar 1305. Jadi
dalam bentuk wacana. Kemudian hasil nilai rata-rata kelas setelah penggunaan
tulisan dibaca dengan lafal dan intonasi yang Teknik RCG( Reka Cerita Gambar) lebih
tepat untuk mengukur tingkat kemampuan tinggi dari nilai rata-rata siswa sebelum
peserta didik memahami dan mengingat menggunakan RCG( Reka Cerita Gambar).
kembali cergam yang sudah dibuat kemarin Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
selama 70 menit, menulis cergam 30 menit peningkatan hasil belajar setelah model ini
dan tes membaca hasil tulisan 40 menit diterapkan.
secara perorangan. d. Refleksi Siklus I
c. Hasil Observasi Siklus I Berdasarkan data hasil penelitian, dapat
1) Aktivitas Peserta Didik disimpulkan bahwa pelaksanaan siklus I ini
Data aktivitas peserta didik pada belum mencapai indikator kerja dari
siklus I selama proses belajar dapat di lihat penelitian. Dengan demikian perlu diadakan
cermati sebagai berikut: Antusias peserta perbaikan tindakan pada siklus berikutnya
didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yaitu siklus II.
skor 3, Interaksi peserta didik dengan guru Dilihat dari analisis siklus I, terlihat
skor 5, Kesungguhan peserta didik bahwa rata-rata Keterampilan menulis
Jurnal Ilmu Sosial dan 1
JISIP, Vol. 1 No. 2 ISSN 2598-9944 November 2017
peserta didik sebesar 43,24 dan ketuntasan September 2017 peneliti bersama guru
belajar siswa sebesar 68,1 % berada pada menyiapkan Rencana Pelaksanaan
kategori cukup aktif. Aktivitas peserta didik Pembelajaran (RPP) tentang pelajaran Bahasa
dan guru juga masih berkategori cukup aktif. Indonesia dengan Materi Cerita Gambar.
Hal ini menunjukkan bahwa semuanya belum Selain itu, pada siklus ini juga guru bersama
mencapai indikator kerja dalam penelitian. peneliti menyiapkan fasilitas dan sarana
Karena tindakan dianggap mencapai indikator sesuai kebutuhan pembelajaran berupa
jika aktivitas guru berada pada kategori aktif, gambar seri yang akan di buat menjadi cerita
sehingga pada siklus berikutnya perlu oleh siswa, dan membuat lembar aktivitas
dilaksanakan peningkatan terhadap guru dan siswa. Kemudian menyiapkan
kekurangan yang terjadi pada siklus I. evaluasi berupa penilaian hasil yaitu hasil
Adapun kekurangan – kekurangan tulisan siswa dalam membuat cergam ( cerita
yang terjadi adalah : bergambar). Untuk mengetahui kemampuan
1) Dengan menggunakan Teknik ini peserta didik belajar Bahasa Indonesia dengan
membutuhkan waktu yang panjang, pada menggunakan Teknik Reka Cerita Gambar.
siklus I ini terlihat guru masih belum b. Pelaksanaan Tindakan
mampu menggunakan waktu dengan Pertemuan ke - 1
sebaik-baiknya, sehingga pada saat Adapun materi pembelajaran siklus II
membuat kesimpulan guru masih kurang pada pertemuan ini, yakni tanggal 11
membimbing peserta didik, karena September 2017, adalah menulis cergam (
keterbatasan waktu. cerita bergambar) dengan metode RCG (
2) Teknik ini membutuhkan interaksi yang Reka Cerita Gambar), hanya saja langkah-
tepat dan pengelolaan kelas yang baik, langkah pembelajaran siklus II telah
pada siklus ini guru belum menguasai disesuaikan dengan rekomendasi yang telah
kelas sepenuhnya sehingga menyebabkan ditentukan pada siklus sebelumnya.
peserta didik masih ada yang melamun Pertemuan ke - 2
dan bermain sendiri dengan temannya. Pada pertemuan kedua ini langkah-
3) Pemilihan gambar dan petunjuk kerja langkah yang digunakan hampir sama dengan
kurang jelas. Untuk itu perlu Perbaikan pertemuan kedua pada siklus I, yang
sehingga tidak menjadi kendala pada dilaksanakan pada tanggal 11 September
siklus 2 2017, peneliti tidak mengajar tetapi peneliti
Langkah yang akan di lakukan pada membagi lembar soal berupa gamabar seri
siklus II adalah : yaitu menceritakan kembali tentang cerita
1) Memanfaatkan waktu dengan sebaik- yang sudah dibaca pada pertemuan ke-1
baiknya agar skenario pembelajaran bisa denggan lafal dan intonasi yang tepat untuk
terlaksana dengan baik dan semua mengukur tingkat kemampuan peserta didik
langkah-langkah pembelajaran bisa memahami dan mengingat materi cerita
terlaksana. kemarin selama 70 menit, tes tulis 30 menit (
2) Di samping itu, guru harus mampu cergam) dan tes lisan 40 menit membaca
mengolah kelas dengan baik seperti cergam secara bergiliran.
memberikan penguatan dengan cara c. Hasil Observasi
berkeliling kepada anak-anak yang perlu 1) Aktivitas Peserta Didik
mendapat perhatian lebih dari guru. Data aktivitas belajar peserta didik pada
3) Pemilihan gambar yang menarik dan siklus II selama proses pembelajaran dengan
petunjuk kerja yang jelas. menerapkan metode RCG( Reka Cerita
Siklus II Gambar) dapat dicermati berdasarkan hasil
a. Perencanaan analisi pengolahan aktifitas peserta didik
Perencanaan tindakan pada siklus II ini, terlihat bahwa rata-rata aktivitas siswa yaitu 9
tidak jauh berbeda dengan siklus I, hanya saja (kategori sangat aktif). Jadi, dapat dikatakan
pada siklus II ini dilakukan perbaikan bahwa aktivitas belajar peserta didik pada
kekurangan pada siklus I. Dalam siklus II ini meningkat yaitu dari rata–rata 4,6
perencanaannya tindakan ini tanggal 11 pada siklus I meningkat menjadi 9 pada
Jurnal Ilmu Sosial dan 1
JISIP, Vol. 1 No. 2 ISSN 2598-9944 November 2017
siklus II dan yang berkategori cukup aktif d. Refleksi
menjadi berkategori sangat aktif. Tabel Hasil yang dicapai pada siklus II
tentang hasil analisis observasi aktivitas siswa menunjukkan bahwa persentase keterampilan
diatas menunjukkan bahwa aktivitas siswa dan skor hasil belajar peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran mengalami meningkat dan bisa disimpulkan bahwa
peningkatan yang cukup signifikan. keterampilan peserta didik pada mata
2) Aktivitas Guru pelajaran Bahasa Indonesia meningkat pula
Data mengenai aktivitas guru selama secara segnifikan. Karena pada siklus II ini
proses belajar mengajar dengan menerapkan telah mencapai target yang diharapkan,
Teknik RCG ( Reka Cerita Gambar) terdiri sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus III.
atas; Kegiatan persiapan skor 4. Kegiatan inti PEMBAHASAN
pembelajaran skor 4, dan Kegiatan akhir Berdasarkan hasil persentase siklus I,
pembelajaran 2 dengan jumlah skor 10 dan rata-rata Keterampilan menulis dan aktivitas
tergolong dalam kategori sangat aktif. Guru peserta didik sudah tergolong cukup aktif
aktif membimbing siswa sehingga terciptanya yaitu dengan rata-rata Keterampilan menulis
interaksi di dalam pembelajaran serta peserta didik 30,08 dan aktivitas peserta didik
mengatur interaksi antar siswa dengan yaitu 4,6 dari 1 kali pertemuan pada siklus I,
membentuk tutor sebaya. Hal ini juga telah aktivitas peserta didik masih kurang tampak,
mencapai indikator kerja dari penelitian, karena kurangnya penguasaan kelas oleh guru
sehingga tidak perlu dilakukan perbaikan. sehingga skor aktivitasnya tergolong masih
3) Data Hasil Angket dan Tes cukup aktif. Dengan penerapan Teknik RCG (
a) Data Hasil Angket Keterampilan menulis Reka Cerita Gambar), khususnya di SDN
Peserta Didik Rengkak .Tahap yang dilalui oleh guru
Dari hasil analisis angket terlihat dengan belajar menggunakan Teknik RCG (
bahwa skor rata-rata Hasil angket Reka Cerita Gambar) yaitu sebagaimana telah
keterampilan menulis peserta didik pada dipaparkan pada bagian sebelumnya, terdiri
siklus II adalah 41,25. Dengan jumlah siswa dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan
yang memiliki minat menulis sebanyak 15 akhir (penutup).
orang dari 20 orang siswa. jadi dapat Pada siklus I, aktivitas siswa dalam
dikategorikan minat menulis sangat tinggi pembelajaran masih kurang walaupun sudah
pada siklus II ini. tergolong cukup aktif tetap juga
b) Data Hasil Tes mempengaruhi hasil belajar. Hal ini
Data hasil belajar siswa pada siklus II disebabkan oleh sebagian siswa yang tidak
yang diikuti oleh 20 orang siswa dimana, memperhatikan penjelasan guru pada saat
Banyak siswa yang tuntas (siswa yang menyampaikan materi, masih kurang interaksi
mencapai nilai ≥ 70) 20 orang dri jumlah antara siswa dengan siswa lain, interaksi guru
tersebut semunya tuntas .Ketuntasan klasikal dengan siswa masih kurang sehingga aktivitas
ini menunjukkan peningkatan sebesar 60,86 siswa masih kurang. Walaupun interaksi
%, dimana siklus 1 prosentase ketutasan 45 % masih tergolong cukup aktif akan tetapi
sedangkan siklus 2 prosentase ketuntasan aktivitas siswa tidak monoton lagi walaupun
100%, maka hasil belajar dapat dikatakan masi kurang. Ini di sebabkan karena siswa
tuntas secara klasikal dilihat dari persentase kebanyakkan bermain, di saat guru menyuruh
evaluasi hasil ketuntasan klasikal yang telah siswa, siswa masih malu-malu untuk maju
ditentukan, yaitu 80%. didepan kelas, pada saat giliran maju didepan
Nilai rata-rata hasil evaluasi siswa kelas untuk membacakan hasil tulisan secara
adalah 84,5 diperoleh dari jumlah nilai perorangan. Sementara rata-rata nilai hasil
seluruh siswa sejumlah 1690 dibagi dengan belajar siswa yang diperoleh adalah 71,30 dan
jumlah siswa yang mengikuti evaluasi dan ketuntasan secara klasikal 56,52%.
tindakan sebanyak 20 siswa. Hasil rata-rata Berdasarkan hasil evaluasi pada
tersebut memperlihatkan peningkatan dari pelaksanaan tindakan siklus II yang dilakukan
siklus pertama setelah diadakan refleksi. diperoleh bahwa terjadi peningkatan proses
pembelajaran terdapat peserta didik maupun
Jurnal Ilmu Sosial dan 1
JISIP, Vol. 1 No. 2 ISSN 2598-9944 November 2017
guru. Hal ini terlihat dari hasil observasi membimbing dan memotivasi peserta didik
terhadap kegiatan guru dan peserta didik yang dalam membaca nyaring dalam kelompoknya,
sudah termasuk kategori sangat aktif. Bagi menghimbau peserta didik yang kurang aktif
siswa yakni dapat meningkatkan kreativitas agar tidak malu menanyakan materi yang
siswa dalam proses pembelajaran, dimana kurang dipahami, menyuruh peserta didik
dapat terlihat pada kerjasama peserta didik maju untuk membacakan hasil tulisa mereka,
dalam mencermati cergam ( gambar). Selain, peserta didik juga mulai berani
itu peserta didik semakin berani bertanya mengungkapkan pendapatnya walaupun
kepada guru tentang apa yang belum masih kurang dari yang diharapkan oleh
dipahami, peserta didik juga semakin peneliti, dan membimbing peserta didik
termotivasi untuk belajar dan menyelesaikan dalam membuat kesimpulan materi.
tugas dengan baik. Peningkatan tersebut disebabkan oleh
Kekurangan dari guru antara lain beberapa faktor, yaitu peserta didik berusaha
belum terlaksananya semua komponen dalam memperhatikan penjelasan guru, peserta didik
skenario pembelajaran, yaitu masih kurang berusaha menjawab setiap pertanyaan yang
membimbing siswa dalam membuat diberikan oleh guru, peserta didik yang
kesimpulan akhir pembelajaran/ kesimpulan kurang bisa mau bertanya kepada peserta
dari cergama. Hal ini dikarenakan guru belum didik yang lebih bisa, peserta didik yang
dapat mengatur waktu sebaik mungkin, guru disuruh maju berusaha untuk memaparkan
terlalu banyak memberikan waktu pada hasil mencermati gambar. Kerjasama
peserta didik di saat mencermati gambar. antarteman sudah tercipta sehingga terjadi
Kegiatan akhir hanya dilakukan seadanya interaksi antara peserta didik dengan peserta
tanpa mengarahkan peserta didik untuk didik. Hal ini juga tidak terlepas dari aktivitas
menyimpulkan materi pelajaran dan untuk guru yang sudah mampu memperbaiki
memberikan pekerjaan rumah pada siswa. kekurangannya pada siklus I. Pada siklus II
Hal-hal yang harus diperbaiki pada ini juga terjadi peningkatan pada skor rata-
tindakan siklus II adalah guru memberikan rata aktivitas guru yaitu 10 yang tergolong
beberapa pertanyaan sehingga dapat kategori aktif. Guru aktif membimbing
terciptanya komunikasi antara peserta didik peserta didik sehingga terciptanya interaksi
dengan guru, guru juga harus mampu didalam pembelajaran serta mengatur
mengelola waktu dengan efesien sehingga interaksi antar peserta didik dengan
semua tahapan kegiatan dalam skenario membentuk tutor sebaya, dan skor rata-rata
pembelajaran dapat terlaksana dan dapat aktivitas peserta didik dan guru pada tindakan
membimbing siswa didalam membuat siklus II ini, sudah mencapai indikator
kesimpulan akhir pembelajaran. keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan
Pada tindakan siklus II, Teknik RCG maka penelitian ini tidak dilanjutkan dan
(Reka Cerita Gambar) kembali dilaksanakan. berhenti pada siklus II.
Berdasarkan hasil observasi pada tindakan Hasil pembelajaran siklus II lebih baik
siklus II, kegiatan guru dalam melaksanakan jika dibandingkan dengan hasil pembelajaran
proses pembelajaran telah meningkat. siklus I. Pada siklus II, skor aktivitas belajar
Kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah siswa yang diperoleh telah berada pada
dapat diperbaiki. Peserta didik sudah lebih kategori aktif dengan nilai skor meningkat
memperhatikan penjelasan guru sehingga menjadi 9, sedangkan rata-rata nilai hasil
peserta didik mau mengajukan pertanyaan belajar siswa yang diperoleh adalah 84,5
yang belum dipahami tentang materi yang dengan jumlah siswa yang mengikuti tes 20
diajarkan. peserta didik dan melihat rata-rata hasil
Hasil penelitian pada siklus I belum belajar peserta didik secara klasikal adalah
mencapai indikator, karena itu harus 100%. Keaktifan peserta didik selama proses
dilanjutkan pada siklus II. Pelaksanaan belajar mengajar berlangsung membantu
pembelajaran siklus II dilaksanakan dengan dalam pencapaian hasil belajar siswa.
melakukan perbaikan-perbaikan pada SIMPULAN
kekurangan dalam siklus I di antaranya,
Jurnal Ilmu Sosial dan 1
JISIP, Vol. 1 No. 2 ISSN 2598-9944 November 2017
Berdasarkan hasil penelitian dan Harsiati, Titik ( 2004) Perencanaan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa Pelaksanaan Pembelajaran Menulis
penggunaan Teknik RCG( Reka Cerita Vokal, Tahun V, nomor 1 Desember 1994
Gambar) dapat meningkatkan kemampuan https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=
dan hasil belajar peserta didik pada V9ZZVG7HYjvvgT86Kog#q=Teori+Pe
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan mbelajaran+dengan+pendekatan+model+
Materi Cergam ( Cerita bergamabar) tahun RCG
pelajaran 2017/2018. Hal ini dapat dilihat dari https://smallpdf-production-files.s3-eu-west-
persentasi peserta didik yang memiliki 1.amazonaws.com
kemampuan berkategori tinggi meningkat dari
45% pada siklus I menjadi 75% pada siklus Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional
II. Hasil observasi juga menunjukkan Mencptkan Pembelajaran Kreatif dan
aktivitas peserta didik dan guru mengalami Menyenangkan. Remaja Rosda Karya.
peningkatan dari siklus I ke siklus II, pada Bandung.
siklus I aktivitas peserta didik dan guru Nurhasanah, (2004). Alternatif Model
berkategori cukup aktif, sedangkan pada Pembelajaran Menulis Permulaan
siklus II sangat aktif. Hasil belajar peserta Bahasa dan Sastra Indonesia, tahun 10,
didik pada siklus I yang terdiri dari 20 jumlah 1Februar 2004
peserta didik terdapat 9 peserta didik Solchan T.W,dkk,2014 Pendidikan Bahasa
berhasil mencapai nilai ≥ 70 dengan Indonesia di SD, Banten – Indonesia,
presentasi ketuntasan klasikal 45% dan rata- Universitas Terbuka
rata hasil belajar 68,1. Sementara pada siklus Tarigan, dkk ( 1986). Teknik Pengajaran
II diperoleh data ketuntasan klasikal sebesar Keterampilan Berbahasa. Bandung,
100% atau 20 peserta didik memperoleh nilai Ankasa
≥ 70 dengan rata-rata hasil belajar 84,5
SARAN Wardhani Igak, 2014 Penelitian Tindakan
Pembelajaran yang efektiv adalah Kelas ,Jakarta IDIK 4008, Universitas
pembelajaran yang tepat waktu dan Terbuka
tercapainya tujuan pembelajaran untuk itu
hasil penelitian merupakan salah satu dari
refrensi bagi guru agar mau menerapkannya
dalam pemebelajaran sehingga peserta didk
termotivasi untuk belajara dan dapat
meningkatakan hasil pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
(Jakarta: Rineka Cipta,
Alwi, Hasan. 2003. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.
Anonim, 2017. Kurikulum SDN Rengkak,
Kec. Kopang, Lombok Tengah
……………2008 Undand-undang Sisdiknas (
UU RI No. 20 Th. 2003) Sinar Garafika-
Jakarta
………. 2006. Peraturan Mendiknas no 22
dan 23 Tahun 2006. BNSP. Jakarta.
Depdiknas, (2003) kurikulum 2004, standar
kompetensi Bahan Kajian. Jakarta

Jurnal Ilmu Sosial dan 1

Anda mungkin juga menyukai