Anda di halaman 1dari 20

KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7

KENDARI

MATA KULIAH PENELITIAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

DI SUSUN OLEH :

NUR AGUSTIN

A1M120057

KELAS A

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu mata pelajaran wajib di tingkat pendidikan formal adalah mata
pelajaran bahasa Indonesia. Mata pelajaran bahasa Indonesia sangat penting diajarkan
dijenjang pendidkan SD, SMP, SMA hingga Universitas karena bahasa Indonesia
berfungsi sebagai bahasa pengantar pendidikan nasional. Hal ini sesuai Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa dan Lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan yang memuat beberapa aturan penggunaan bahasa
Indonesia salah satunya adalah bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai bahasa
pengantar dalam pendidikan nasional (pasal 29 ayat 1).
Bahasa Indonesia memuat empat keterampilan berbahasa, salah satunya adalah
keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu komponen
keterampilan yang sangat dibutuhkan. Menulis merupakan salah satu bentuk komunikasi
tidak langsung. Bagi sebagian orang, kegiatan menulis merupakan kegiatan yang
membosankan.
Bahasa Indonesia yang telah menjadi bahasa nasional dan bahasa negara, berasal dari
bahasa Melayu Riau. Dengan diikrarkannya sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928,
bahasa Indonesia dijadikan bahasa pertama bagi seluruh bangsa Indonesia yang mampu
menyatukan berbagai suku bangsa.
Selama 94 tahun setelah diikrarkan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
mengalami banyak perkembangan, baik pada tingkat fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik, maupun wacana. Sejalan dengan perkembangannya yang pesat, masalah yang
dihadapi guru semakin sulit yakni bagaimana melatih kemahiran berbahasa Indonesia dan
mengajarkannya kepada siswa secara kreatif dan inovatif.
Pengembangan kurikulum yang selalu berubah-ubah nyatanya juga menyulitkan guru
dalam menyesuaikan proses pembelajaran sesuai kurikulum yang ada. Misalnya, masih
banyak guru bahasa Indonesia yang terlena denga kesibukan mengajar, tidak mengikuti
perkembangan bahasa Indonesia dan tidak meningkatkan kemahiran berbahasa Indonesia,
baik lisan maupun tulisan.
Beberapa pandangan klasik di kalangan guru tentang pembelajaran bahasa Indonesia
adalah bahasa Indonesia bukan keterampilan, namun pengetahuan sehingga dalam
praktiknya guru lebih banyak berbahasa daripada siswanya. Selain itu, membelajarkan
bahasa Indonesia bukan membentuk pola pikir, namun proses mewariskan pengetahuan.
Faktanya, siswa lebih banyak menghafal bentuk bahasa dibandingkan berlatih
membentuk pola pikir yang kritis dan kreatif menggunakan bahasa Indonesia.
Kemampuan berbahasa yang baik dapat meningkatkan salah satu aspek dalam
keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menulis. Keterampilan menulis sangat
dibutuhkan oleh siswa untuk mengembangankan bakat, minat maupun menunjang
karirnya di masa depan.
Menulis merupakan kegiatan menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan. Di dalam
KBBI, menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang,
membuat surat) dengan tulisan. Menulis menuntut kemampuan berpikir yang memadai
terkait penguasaan materi yang akan ditulis. Masalah yang sering dihadapi siswa dalam
proses menulis adalah kurangnnya penguasaan terhadap pemakaian bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Hal ini terlihat dari pilihan kata yang kurang tepat, kalimat yang
kurang efektif dan sulit mengungkapkan ide/gagasan dalam bentuk tulisan.
Dalam kurikulum 2013, mata pelajaran bahasa Indonesia secara umum bertujuan agar
peserta didik mampu mendengarkan, membaca, berbicara dan menulis. Salah satu tujuan
yang menjadi sorotan peneliti adalah menulis. Pembelajaran bahasa Indonesia yang
cenderung berbasis teks member ruang kepada peserta didik untuk mengembangkan
berbagai jenis struktur berpikir.
Dalam penelitian ini peneliti memilih teks deskripsi karena teks tersebut telah
dipelajari dan sesuai dengan kompetensi dasar serta indikator yang tertera dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) semester satu di kelas VII SMP N 7 Kendari.
Pemilihan teks deskripsi dalam penelitian ini sebab pada Kurikulum 2013 siswa
dituntut untuk produktif, kreatif dan inovatif. Salah satu cara untuk mewujudkannya yaitu
dengan pembelajaran menulis teks deskripsi yang mengharuskan siswa beripikir untuk
menghasilkan sebuah tulisan yang bersifat objektif dengan gaya penulisan yang singkat,
padat dan jelas.
Berdasarkan Kurikulum 2013, dalam pembelajaran menyajikan gagasan, pendapat ke
dalam bentuk teks deskripsi terdapat salah satu materi pembelajaran yang telah dipelajari
siswa yaitu menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk teks deskripsi, SMP di kelas
VII semester satu. Materi tersebut tertera pada silabus pembelajaran bahasa Indonesia
yaitu pada Kompetensi Dasar 4.2 Menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk teks
deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana
pentas seni daerah) secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur dan aspek
kebahasaan baik secara lisan dan tulis.
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Kendari karena SMP Negeri 7 Kendari adalah
salah satu sekolah formal yang sudah menerapkan Kurikulum 2013. Peneliti merasa
memiliki tanggung jawab moral untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam
menulis teks deskripsi, sehingga SMP Negeri 7 Kendari menarik untuk dijadikan objek
penelitian. Memilih menulis teks deskripsi sebagai instrument penelitian didasari oleh
pertimbangan bahwa menulis teks deskripsi telah diajarkan pada siswa kelas VII SMP
Negeri 7 Kendari. Mempelajari teks deskripsi yang tercantum dalam Kurikulum 2013
siswa diharapkan dapat mengembangkan gagasan dan kreatifitasnya dalam menulis teks
deskripsi. Selain itu, siswa diharapkan dapat menulis teks deskripsi dengan memperhatian
kelengkapan struktur dan penggunaan unsure kebahasaan teks deskripsi yang benar.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru bahasa
Indonesia kelas VII di SMP Negeri 7 Kendari, Ibu Indra Dewi, S.Pd. Siswa telah
mempelajari materi yang berkaitan dengan menulis teks deskripsi. Namun, yang menjadi
pertanyaan peneliti apakah dengan selesainya materi pembelajaran teks deskripsi siswa
dapat menulis teks deskripsi dengan baik dan benar serta memperhatikan struktur dan
aspek kebahasaan teks deskripsi.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan penelitian ini bertujuan untuk mengukur
kembali tingkat keberhasilan siswa dalam menulis teks deskripsi sesuai dengan KKM
yang telah ditetapkan di SMP Negeri 7 Kendari.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kendari”.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimanakah kemampuan menulis teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 7
Kendari?
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menulis teks
deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 7 Kendari.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji
penelitian. Penulis mengangkat penelitian terdahulu sebagai referensi dalam
memperkaya bahan kajian. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa
jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.
Sawalia Safitri (2021) mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Universitas Negeri Makassar dengan judul penelitian Kemampuan
Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 26 Makassar. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa pada tingkat kemampuan siswa dalam menulis
teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 26 Makassar berada pada kategori cukup
mampu dengan rentang nilai rata-rata 62,5.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Waode Sri Muliani, Hilaluddin
Hanafi dan Erny Harijaty (2019) sebagai alumni jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia sekaligus dosen jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Halu Oleo Kendari dengan judul penelitian Kemampuan Menulis
Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Raha. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari 116 orang responden siswa yang menjadi responden penelitian, secara
individual terdapat 80 orang siswa (68,96%) masuk kategori mampu dan 36 orang
siswa (31,03%) masuk kategori belum mampu dalam menulis teks deskripsi. Secara
klasikal kemampuan menulis teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Raha
masuk kategori belum mampu.
Dari dua penelitian tersebut terdapat kesamaan dengan penelitian yang akan
dilakukan penulis, yaitu kemampuan siswa dalam menulis teks deskripsi. Namun
terdapat perbedaan. Jika dua penelitian tersebut dilakukan di SMP Negeri 26
Makassar dan SMP Negeri 2 Raha, maka penulis akan melakukan penelitian di SMP
Negeri 7 Kendari.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Dian Eka Sari (2020) dengan judul
Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sindue melalui
Metode Mind Mapping. Dari hasil penelitian diperoleh nilai ketuntasan adalah
15,62%, dengan nilai rata-rata adalah 48,81%. Hal tersebut belum memenuhi standar
ketuntasan leksikal di SMP Negeri 1 Sindue yaitu 75. Maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa siswa kelas VII Sudirman SMP Negeri 1 Sindue belum berhasil dalam menulis
teks deskripsi melalui metode mind mapping.
Penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan
penulis yaitu kemampuan menulis teks deskripsi namun terdapat perbedaan. Jika
penelitian tersebut menggunakan metode berupa mind mapping, sementara penulis
tidak menggunakan metode.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Hakikat Menulis
A. Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu bentuk komunikasi berbahasa (verbal) yang
menggunakan simbol-simbol tulis sebagai mediumnya. Sebagai sebuah ragam
komunikasi, setidaknya terdapat empat unsur yang terlibat dalam menulis.
Keempat unsur itu adalah (1) penulis sebagai penyampai pesan, (2) pesan atau
sesuatu yang disampaikan penulis, (3) saluran atau medium berupa lambang-
lambang bahasa tulis seperti rangkaian huruf atau kalimat dan tanda baca, serta (4)
penerima pesan, yaitu pembaca, sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh
penulis.
Menurut para ahli psikolinguistik, menulis merupakan suatu aktivitas
kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan
mengharmoniskan berbagai aspek, seperti pengetahuan tentang topik yang
dituliskan, kebiasaan menata isi tulisan secara runtut dan mudah dicerna, wawasan
dan keterampilan meracik unsur-unsur bahasa sehingga tulisan menjadi dan enak
dibaca, serta kesanggupan menyajikan tulisan yang sesuai dengan konvensi atau
kaidah penulisan.
Menulis merupakan sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan
perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Menulis merupakan
kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang yang
diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi
secara tidak langsung. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menulis
merupakan kegiatan seseorang untuk menyampaikan gagasan kepada pembaca
dalam bahasa tulis agar bisa dipahami oleh pembaca. Cunningham, dkk.(1995)
secara tegas menyatakan bahwa menulis adalah berpikir. Seorang penulis harus
memprhatikan kemampuan dan kebutuhan pembacanya Rosidi (20013: 2).
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah
kegiatan penyampaian pesan (gagasan, perasaan, dan informasi) secara tertulis
kepada pihak lain. Sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal, menulis
melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran
atau medium tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.
B. Proses Menulis
Dalam menulis terdapat sembilan proses berpikir sebagai berikut.
a. Mengingat apa yang telah dipelajari, dialami, dan diketahui sebelumnya,
yang tersimpan dalam rekaman ingatan seorang penulis berkenaan dengan
apa yang ditulisnya.
b. Menghubungkan apa yang telah dipelajari, dialami, dan diketahui
sebelumnya, yang berkaitan dengan sesuatu yang ditulis seseorang,
sehingga berbagai informasi itu saling terkait satu sama lain dan
membentuk satu keutuhan. Mengingat dan menghubungkan merupakan
aktivitas berpikir yang tampaknya terjadi secara bersamaan. Otak kita
biasanya mengingat pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki terlebih
dahulu. Baru kemudian menghubungkan pengetahuan dan pengalaman
baru yang diperoleh dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada.
c. Mengorganisasikan informasi/pengetahuan yang dimiliki sehingga
mempermudah penulis untuk mengingat dan menatanya dalam menulis.
d. Membayangkan ciri atau karakter dari apa yang telah diketahui dan
dialami sehingga tulisan menjadi lebih hidup.
e. Memprediksi atau meramalkan bagian tulisan selanjutnya, ketika
menyusun bagian tulisan sebelumnya. Perilaku berpikir ini akan
menjadikan tulisan yang dihasilkan mengalir dengan lancar, runtut, dan
logis.
f. Memonitor atau memantau ketepatan tataan dan kaitan antarsatu bagian
tulisan dengan bagian tulisan lainnya.
g. Menggeneralisasikan bagian demi bagian informasi yang ditulis ke dalam
sebuah kesimpulan.
h. Menerapkan informasi atau sebuah kesimpulan yang telah disusun ke
dalam konteks yang baru.
i. Mengevaluasi apakah seluruh informasi yang diperlukan dalam tulisan
telah cukup memadai, memiliki hubungan yang erat satu sama lain
sehingga membentuk satu kesatuan tulisan yang sistematis dan logis, serta
dikemas dalam penataan dan pembahasaan yang mudah dipahami dan
menarik.
C. Manfaat Menulis
Graves (1978), salah seorang tokoh yang banyak melakukan penelitian
tentang pembelajaran menulis, menyampaikan manfaat menulis sebagai
berikut.
1. Menulis Mengembangkan Kecerdasan
Menurut para ahli psikolinguistik, menulis merupakan suatu aktivitas
kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan
mengharmoniskan berbagai aspek, seperti pengetahuan tentang topik yang
dituliskan, kebiasaan menata isi tulisan secara runtut dan mudah dicerna,
wawasan dan keterampilan meracik unsur-unsur bahasa sehingga tulisan
menjadi dan enak dibaca, serta kesanggupan menyajikan tulisan yang
sesuai dengan konvensi atau kaidah penulisan
2. Menulis Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas
Dalam menulis seseorang mesti menyiapkan dan menyuplai sendiri
segala sesuatunya: isi tulisan, pertanyaan dan jawaban, ilustrasi,
pembahasaan, serta penyajian tulisan. Supaya tulisan menarik dan enak
dibaca maka tulisan harus ditata sedemikian rupa sehingga logis,
sistematis, dan tidak membosankan. Untuk itu, maka seorang penulis harus
memiliki daya inisiatif dan kreativitas yang tinggi.
3. Menulis Menumbuhkan Kepercayaan Diri dan Keberanian
Menulis memerlukan keberanian. Penulis harus berani menampilkan
pemikirannya, termasuk perasaan, cara pikir, dan gaya tulis, serta
menawarkannya kepada orang lain. Konsekuensinya, penulis harus
memiliki kesiapan dan kesanggupan untuk melihat dengan jernih segenap
penilaian dan tanggapan apa pun dari pembacanya, baik yang bersifat
positif maupun negatif. Penilaian atau tanggapan dari orang lain justru
merupakan masukan atau pupuk bagi penulis untuk dapat memperbaiki
kemampuannya dalam menulis.
4. Menulis Mendorong Kebiasaan serta Memupuk Kemampuan dalam
Menemukan, Mengumpulkan, dan Mengorganisasikan Informasi
Pada awalnya, seseorang menulis karena ia memiliki ide, gagasan,
pendapat, atau sesuatu yang menurut pertimbangannya penting untuk
disampaikan dan diketahui oleh orang lain. Tetapi, kerap informasi yang
dimiliki tentang isi tulisan tidak dimiliki dengan cukup. Kondisi tersebut
akan mendorong seseorang untuk mencari, mengumpulkan, menyerap, dan
mempelajari informasi yang diperlukan dari berbagai sumber. Yang
dimaksud sumber di sini dapat berupa: (a) bacaan (buku, artikel, jurnal,
laporan penelitian, data statistik dari media cetak atau internet) yang
informasinya diperoleh melalui kegiatan membaca, (b) rekaman atau
siaran yang informasinya digali melalui kegiatan melihat dan/atau
menyimak, (c) orang yang informasinya dijaring melalui diskusi, tanya
jawab, atau wawancara, serta (d) alam atau lingkungan yang ditangkap
melalui pengamatan.

2.2.2 Teks Deskripsi


A. Pengertian Teks Deskripsi
Menurut Ekawati (2016: 3) Teks deskripsi merupakan jenis teks yang
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam menggambarkan benda,
tempat, manusia, hewan dan sebagainya. Teks deskripsi adalah teks untuk
menggambarkan seperti suatu objek (seseoraang, benda,atau hal) yang kita
gambarkan, baik secara kenampakan, bau, suara, sifat,atau tekstur dari objek
tersebut. Itulah mengapa kita bisa mengidentifikasi informasi dalam teks
deskripsi tentang objek.
Menurut Keraf (dalam Hasanah 2011: 16) Deskripsi atau pemerian
merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis
untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan.
Dalam deskripsi penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil
pengamatan, dan perasaannya kepada para pembaca; ia menyampaikan sifat
dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada objek tersebut.
Sasaran yang ingin dicapai oleh seorang penulis deskripsi adalah menciptakan
atau memungkinkan terciptanya daya khayal (imaginasi) pada para pembaca,
seolaholah mereka melihat sendiri objek tadi secara keseluruhan sebagai yang
dialami secara fisik oleh penulisnya.
Teks deskripsi menurut Kosasih (dalam Permanasari, 2017: 158) adalah
karangan yang menggambarkan suatu objek dengan tujuan agar pembaca
merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu, sedangkan
menurut Mahsun (dalam Permanasari: 158) teks deskripsi adalah teks yang
memiliki tujuan sosial untuk menggambarkan suatu objek atau benda secara
individual berdasarkan ciri fisiknya. Teks deskripsi juga merupakan tulisan
yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu yang akan diungkapkan
penulis, sehingga pembaca atau yang mendengar seolah-olah melihat sendiri
objek yang telah dibicarakan, meskipun pembaca atau pendengar belum
pernah menyaksikan sendiri.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa teks
deskripsi adalah sebuah paragraf dimana gagasan utamanya disampaikan
dengan cara menggambrakan secara jelas objek, tempat, atau peristiwa yang
sedang menjadi topik kepada pembaca. Sehingga pembaca seolah-olah
merasakan langsung apa yang diungkapkan dalam teks tersebut.

B. Ciri-ciri Teks Deskripsi


Ciri-ciri teks deskripsi menurut Sri Aminah (2019:196) adalah sebagai
berikut.
a. Paragraf deskripsi menggambarkan sesuatu.
b. Paragraf yang sedang digambarkan dijelaskan dengan rinci melibatkan
kesan indra.
c. Ketika pembaca membaca teks deskripsi, maka seolah-olah merasakan
langsung kejadian yang sedang dibahas didalam teks d. Teks deskripsi
menjelaskan secara ciri-ciri fisik objek, seperti bentuk, ukuran, warna,
atau ciri-ciri psikis/keadaan suatu objek dengan rinci.
Ciri-ciri teks deskripsi lainnya menurut Dalman (2015:94) adalah sbb.
a. Deskripsi lebih memperlihatkan detail atau perincian tentang objek.
b. Deskripsi bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk
imajinasi pembaca.
c. Deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan pilihan
kata yang menggugah.
d. Deskripsi memaparkan tentang sesuatu yang dapat di dengar, dilihat,
dan dirasakan. Contohnya : benda, alam, warna dan manusia.
C. Struktur Teks Deskripsi
Untuk membuat suatu teks menjadi kesatuan yang utuh perlu adanya struktur
penulisan teks, bukan hanya itu dengan memahami struktur penulisan teks akan
memudahkan saat melakukan penulisan.
Menurut Mahsun (2014: 45) teks deskripsi memiliki beberapa struktur yaitu:
1. Identifikasi atau Gambaran Umum
Pada bagian identifikasi atau gambaran umum dijelaskan tentang definisi
atau identitas objek yang sedang dibicarakan.
2. Deskripsi Bagian
Deskripsi bagian dijelaskan pengklafikasian objek yang sedang
dideskripsikan. pada pengklafikasian dijelaskan secara lebih rinci dengan
memberikan gambaran-gambaran yang lebih jelas.
3. Penutup
Pada bagian penutup menjabarkan tentang kesan umum.

D. Macam-macam Deskripsi
Menurut Abigail (2015: 13-16) macam-macam deskripsi mencakup tiga
macam, diantaranya yaitu:
a. Deskripsi tempat
Tempat memiliki peranan penting untuk menggambarkan suatu
peristiwa. Suatu peristiwa akan berkesan di hati pembaca jika penulis dapat
menggambarkan tempat kejadian sebaik mungkin. Pembaca seolah-olah
melihat sendiri peristiwa itu.
b. Deskripsi waktu
Pembaca akan tahu urutan kejadian yang berhubungan dengan urutan
waktu.
c. Deskripsi orang
Mendeskripsikan orang dapat dilakukan melalui berbagai cara, yaitu
dengan memilih aspek yang akan dideskripsikan. Beberapa aspek yang dapat
dideskripsikan sebagai berikut: 1. Bidang milik, penulis dapat
menggambarkan seseorang dengan mengemukakan apa saja yang dimilikinya,
misalnya pakaian, rumah, mobil, atau uamg. 2. Bidang fisik, penulis
menggambarkan kondisi fisik tokoh. 3. Bidang perasaan, penulis
menggambarkan perasaan seseorang, misalnya halus, kasar, pemalu, peramah,
atau pemarah. 4. Bidang tindakan, penulis menggambarkan tingkah laku
seseorang 5. Bidang watak, penulis memilih watak seseorang untuk
dideskripsikan.
Menurut Maulana (2014: 16-17), mengemukakan macam-macam
deskripsi yaitu sebagai berikut:
a. Deskripsi ekspositorik
Melalui teks ekspositorik, penulis hanya ingin memberitahukan,
memperhatikan, atau memperdengarkan sesuatu kepada pembaca. Ada
atau tidak adanya kesan pembaca tidak menjadi masalah bagi penulis.
Deskripsi ekspositorik bertujuan menjelaskan sesuatu dengan perincian
yang jelas sebagaimana adanya tanpa menekankan unsur impresi atau
sugesti kepada pembaca.
b. Deskripsi artistik (impresionistik)
Deskripsi impresionistik adalah deskripsi yang mengarah kepada
pemberian pengalaman kepada pembaca bagaikan berkenalan lansung
dengan objek yang disampaikan, dengan jalan menciptakan sugesti dan
impresi melalui keterampilan penyampaian dengan gaya yang memikat
dan pilihan kata menggugah.
Deskripsi ini berusaha menciptakan suatu penghayatan terhadap objek
melalui imajinasi pembaca. Agar pembaca membaca memiliki
penghayatan yang demikian, penulis harus dapat menyajikan objek
sejelasjelasnya, setepat-tepatnya, dan sehidup mungkin. Untuk itu penulis
dituntut untuk dapat menggunakan diksi yang tepat dan kalimat-kalimat
yang dapat menghadirkan objek deskripsi didepan pembaca.

E. Langkah-langkah Menulis Teks Deskripsi


Harsiati, dkk. (2016:37-39) menyatakan bahwa ada enam langkah menulis
teks deskripsi, yaitu sebagai berikut.
1. Tentukan subjek yang akan dideskripsikan, dan buat judul. Judul teks
tanggapan deskriptif berisi objek yang akan dideskripsikan berdaasarkan
tanggapan personal penulis.
2. Buatlah kerangka bagian-bagian yang akan dideskripsikan.
3. Carilah data dari subjek yang ditulis. Data dicari dengan cara mengamati
subjck yang akan dideskripsikan.
4. Tatalah kalimat-kalimat menjadi paragraf pembuka teks tanggapan
deskriptif atau identifikasi, paragraf deskripsi bagian 1, deskripsi bagian 2,
deskripsi bagian 3, dan paragrafsimpulan.
5. Perincilah objek atau suasana yang dideskripsikan dengan menggunakan
kata dan kalimat yang merangsang panca indera. Pembaca yang tidak
menerima langsung seolah-olah melihat, mendengar, dan merasakan apa
yang dideskripsikan.
6. Gunakan variasi katasecara menarik.

Selanjutnya, Semi (2007:72-78) menjelaskan dua langkah dalam menulis


teks deskripsi.
1. Pilih detail secara teliti
Pilihlah detail yang sangat baik untuk dipaparkan. Misalnya,
mendeskripsikan tentang keindahan suatu objek wisata. Hal-hal yang perlu
ditampilkan adalah hal yang mendukung keindahan objek wisata tersebut,
sedangkan kelemahan dari objekwisatatersebut tidak perlu ditampilkan
karena menganggu tujuan tulisan.
2. Gunakan pilihan kata yang tepat
Untuk mendukung apa yang diamati atau dirasakan penulis sehingga
dapat diamati dan dirasakan oleh pembaca harus menggunakan ungkapan
atau kata yang spesifik. Artinya, kata yang secara khusus dipakai untuk
suatu benda atau nama tertentu. Janganlah menggunakan istilah yang
sangat umum, karena istilah umum tidak akan memancing kesan yang
khas. Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa langkah -
langkah menulisteks deskripsi yaitu menentukan subjek yang akan
dideskripsikan atau yang sangat baikuntukdipaparkan, membuat kerangka,
mencari data dari subjek yang ditulis, menata kalimat menjadi teks
deskripsi, merinci objek, dan menggunakan kata yang spesifik, pilihan kata
yang tepat, danvariasi kata yang menarik.
F. Aspek Kebahasaan Teks Deskripsi
Menurut Mulyadi dkk, (2016: 11- 12) aspek kebahasaan terbagi dua yaitu:
1. Kata Konkret
Salah satu ciri teks deskripsi adalah dituliskan untuk menimbulkan kesan
indrawi atau kesan pengindraan dibenak pembaca. Tujuan tersebut dapat
tercapai digunakannya kata konkret. Kata konkret adalah kata yang acuannya
mudah diserap panca indra. Misalnya, meja, kata tersebut termasuk kata
konkret karena mengacu pada meja yang merupakan perabotan datar dan
memiliki kaki sebagai penyangga. Ketika kata tersebut digunakan, kita dapat
membayangkan bentuknya karena benda tersebut nyata dan dapat dilihat oleh
indra penglihatan.
Kata konkret digunakan dalam teks deskripsi agar menimbulkan imaji
penglihatan, pendengaran atau perasaan dibenak pembaca. Oleh karena itu,
kata konkret selalu memiliki kaitan dengan pengimajian akan munculjika
terdapat kata konkret didalamnya. Dalam teks deskripsi berjudul “lawang
sewu peninggalan belanda”, kata konkret di tunjukan dengan penggunaan kata
balliroom, gedung serbaguna, ruang bawah tanah, tangga, dan lain-lain.

2. Kata Sifat
Kata sifat adjektifal adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat
atau keadaan orang,benda, atau binatang. Kata sifat mempunyai cirri-ciri
sebagai berikut.
a. Dapat diberi keterangan pembanding, seperti lebih, kurang, dan paling.
Contoh lebih besar, kurang baik,paling indah.
b. Dapat diberi keterangan penguat seperti sangat, amat, benar, sekali,
dan terlalu. Contoh sangat indah, amat tinggi, pandai benar, murah
sekali,terlalu murah.
c. Dapat didahului dengan kata inkar tidak. Contoh tidak salah, tidak
mahal, tidak subur.
d. Dapat diulang dengan dimulai dengan imbuhan se-, -nya. Contoh:
setinggitingginya, semerah-merahnya, sejelas-jelasnya.
e. Dalam frasa, kata sifat umumnya berfungsi sebagai keterangan bagi
kata benda. Contoh: baju baru, buku yang mahal, suaranya lemah
lembut, gedung tinggi.
Kata sifat dapat dibentuk dengan imbuhan -er,(w)i,-iah, if, al
dan ik. Contoh: honorer, duniawi, alami, ilmiah, negatif, formal dan
elekronik.
Dalam teks deskripsi, kata sifat digunakan untuk menunjukkan
kesan penulis terhadap objek yang dideskripsikan. Misalnya, terlihat
pada kalimat memasuki arena ini, Anda dihadapkan dengan suasana
mistis. Kata mistis merupakan contoh kata sifat yang digunakan dalam
kalimat tersebut. Penggunaan kata sifat tersebut dapat menimbulkan
imajinasi dalam benak pembaca bahwa arena tersebut bersuasana
menyeramkan.
BAB III
METODE PENELITIAN DAN JENIS PENELITIAN
3.1 Jenis dan Metode Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kelas. Digunakan
metode ini karena peneliti menghasilkan data deskriptif yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasikan kenyataan-kenyataan di lapangan secara objektif yang berkaitan dengan
kemampuan menulis teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 7 Kendari.

3.1.2 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif.
Deskriptif yaitu mendeskripsikan data penelitian secara objektif tentang kemampuan
menulis teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 7 Kendari. Kuantitatif maksudnya
adalah data yang terkumpul merupakan hasil pengukuran yang diolah menggunakan rumus-
rumus statistik.

3.2 Populasi dan Sampel


3.2.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VII SMP Negeri 7 Kendari
yang berjumlah 143 orang yang terdiri dari 6 kelas, masing-masing kelas jumlahnya
bervariasi yaitu kelas VII A berjumlah 22 siswa, kelas VII B berjumlah 25 siswa, kelas VII
C berjumlah 24 siswa, kelas VII D berjumlah 25 siswa, VII E berjumlah 22 Siswa dan kelas
VII F berjumlah 24 siswa. Untuk lebih jelasnya, jumlah siswa SMP Negeri 7 Kendari dapat
dilihat dalam tabel berikut ini:

Populasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kendari

No. Kelas Jumlah Siswa


1. VII A 22 siswa
2. VII B 25 siswa
3 VII C 24 siswa
VII D 25 siswa
VII E 23 siswa
VII F 24 siswa
Jumlah 143 siswa

3.2.1 Sampel
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Strategi pengambilan
sampel menggunakan total sampling (sampel diambil sebanyak total populasi). Hal ini
dilakukan atas pertimbangan bahwa jika semua siswa kelas VII dijadikan sampel dalam
penelitian maka tingkat keakuratan data yang diperoleh dalam penelitian akan semakin baik.
Untuk hal tersebut, objek pada penelitian ini mengambil sampel siswa kelas VII SMP Negeri
7 Kendari.
3.3 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan instrumen tes tertulis yakni menulis teks deskripsi
dengan memperhatikan ciri, struktur, langkah-langkah dan aspek kebahasaan teks deskripsi.
Siswa akan diawasi oleh peneliti dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia agar tidak saling
bekerja sama.
Bentuk instrument yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Tuliskan sebuah teks deskripsi dengan memperhatikan:
a. Ciri teks deskripsi;
b. Struktur teks deskripsi;
c. langkah-langkah penulisan teks deskripsi;
d. Aspek kebahasaan teks deskripsi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Data penelitian ini dikumpulkan dengan teknik pemberian tes menulis teks deskripsi
dengan memperhatikan cirri, struktur, langkah-langkah dan aspek kebahasaan teks deskripsi.
Untuk mengarahkan responden dalam menulis teks deskripsi dengan baik, lama waktu yang
dibutuhkan untuk mengerjakan tes dalam menulis teks deskripsi adalah 2 jam pelajaran (2 x
40 menit) dengan mempertimbangkan bahawa dengan waktu yang disediakan siswa telah
mampu mengerjakan tes menulis teks deskripsi sebagaimana yang telah menjadi instrument
penelitian.

3.5 Teknik Penilaian

Aspek yang Dinilai Skor Skor Maksimal


Ciri teks deskripsi
a. Siswa dapat menulis teks 2 2
deskripsi sesuai dengan
cirinya.
b. Siswa tidak dapat 1
menulis teks deskripsi
sesuai dengan cirinya.
Struktur teks deskripsi
a. Siswa dapat menulis teks 2 2
deskripsi sesuai dengan
strukturnya.
b. Siswa tidak dapat 1
menulis teks deskripsi
sesuai dengan
strukturnya.
Langkah-langkah
penulisan teks deskripsi
a. Siswa dapat menulis teks 2 2
deskripsi sesuai dengan
langkah-langkahnya.
b. Siswa tidak dapat 1
menulis teks deskripsi
sesuai dengan langkah-
langkahnya.
Aspek kebahasaan teks
deskripsi
a. Siswa dapat menulis teks 2 2
deskripsi sesuai dengan
aspek kebahasannya.
b. Siswa tidak dapat 1
menulis teks deskripsi
sesuai dengan aspek
kebahasannya.
Jumlah 8

3.6 Teknik Analisis Data


Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yaitu analisis data berdasarkan presentase.
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan hasil penelitian berdasarkan
kenyataan objektif yang diperoleh di kelas yaitu berupa tes menulis teks deskripsi siswa
kelas VII SMP Negeri 7 Kendari. Tingkat kemampuan menulis teks deskripsi mengacu pada
kemampuan belajar siswa secara individual. Siswa dikatan tuntas secara individual jika
mempunyai ketuntasan 70%. Rumus yang digunanakan dalam menentukan presentase
kemampuan siswa menulis teks deskripsi adalah sebagai berikut.
KI = Jumlah skor yang diperoleh bagi jumlah skor maksismal x 100

Anda mungkin juga menyukai