KENDARI
DI SUSUN OLEH :
NUR AGUSTIN
A1M120057
KELAS A
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu mata pelajaran wajib di tingkat pendidikan formal adalah mata
pelajaran bahasa Indonesia. Mata pelajaran bahasa Indonesia sangat penting diajarkan
dijenjang pendidkan SD, SMP, SMA hingga Universitas karena bahasa Indonesia
berfungsi sebagai bahasa pengantar pendidikan nasional. Hal ini sesuai Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa dan Lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan yang memuat beberapa aturan penggunaan bahasa
Indonesia salah satunya adalah bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai bahasa
pengantar dalam pendidikan nasional (pasal 29 ayat 1).
Bahasa Indonesia memuat empat keterampilan berbahasa, salah satunya adalah
keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu komponen
keterampilan yang sangat dibutuhkan. Menulis merupakan salah satu bentuk komunikasi
tidak langsung. Bagi sebagian orang, kegiatan menulis merupakan kegiatan yang
membosankan.
Bahasa Indonesia yang telah menjadi bahasa nasional dan bahasa negara, berasal dari
bahasa Melayu Riau. Dengan diikrarkannya sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928,
bahasa Indonesia dijadikan bahasa pertama bagi seluruh bangsa Indonesia yang mampu
menyatukan berbagai suku bangsa.
Selama 94 tahun setelah diikrarkan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
mengalami banyak perkembangan, baik pada tingkat fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik, maupun wacana. Sejalan dengan perkembangannya yang pesat, masalah yang
dihadapi guru semakin sulit yakni bagaimana melatih kemahiran berbahasa Indonesia dan
mengajarkannya kepada siswa secara kreatif dan inovatif.
Pengembangan kurikulum yang selalu berubah-ubah nyatanya juga menyulitkan guru
dalam menyesuaikan proses pembelajaran sesuai kurikulum yang ada. Misalnya, masih
banyak guru bahasa Indonesia yang terlena denga kesibukan mengajar, tidak mengikuti
perkembangan bahasa Indonesia dan tidak meningkatkan kemahiran berbahasa Indonesia,
baik lisan maupun tulisan.
Beberapa pandangan klasik di kalangan guru tentang pembelajaran bahasa Indonesia
adalah bahasa Indonesia bukan keterampilan, namun pengetahuan sehingga dalam
praktiknya guru lebih banyak berbahasa daripada siswanya. Selain itu, membelajarkan
bahasa Indonesia bukan membentuk pola pikir, namun proses mewariskan pengetahuan.
Faktanya, siswa lebih banyak menghafal bentuk bahasa dibandingkan berlatih
membentuk pola pikir yang kritis dan kreatif menggunakan bahasa Indonesia.
Kemampuan berbahasa yang baik dapat meningkatkan salah satu aspek dalam
keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menulis. Keterampilan menulis sangat
dibutuhkan oleh siswa untuk mengembangankan bakat, minat maupun menunjang
karirnya di masa depan.
Menulis merupakan kegiatan menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan. Di dalam
KBBI, menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang,
membuat surat) dengan tulisan. Menulis menuntut kemampuan berpikir yang memadai
terkait penguasaan materi yang akan ditulis. Masalah yang sering dihadapi siswa dalam
proses menulis adalah kurangnnya penguasaan terhadap pemakaian bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Hal ini terlihat dari pilihan kata yang kurang tepat, kalimat yang
kurang efektif dan sulit mengungkapkan ide/gagasan dalam bentuk tulisan.
Dalam kurikulum 2013, mata pelajaran bahasa Indonesia secara umum bertujuan agar
peserta didik mampu mendengarkan, membaca, berbicara dan menulis. Salah satu tujuan
yang menjadi sorotan peneliti adalah menulis. Pembelajaran bahasa Indonesia yang
cenderung berbasis teks member ruang kepada peserta didik untuk mengembangkan
berbagai jenis struktur berpikir.
Dalam penelitian ini peneliti memilih teks deskripsi karena teks tersebut telah
dipelajari dan sesuai dengan kompetensi dasar serta indikator yang tertera dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) semester satu di kelas VII SMP N 7 Kendari.
Pemilihan teks deskripsi dalam penelitian ini sebab pada Kurikulum 2013 siswa
dituntut untuk produktif, kreatif dan inovatif. Salah satu cara untuk mewujudkannya yaitu
dengan pembelajaran menulis teks deskripsi yang mengharuskan siswa beripikir untuk
menghasilkan sebuah tulisan yang bersifat objektif dengan gaya penulisan yang singkat,
padat dan jelas.
Berdasarkan Kurikulum 2013, dalam pembelajaran menyajikan gagasan, pendapat ke
dalam bentuk teks deskripsi terdapat salah satu materi pembelajaran yang telah dipelajari
siswa yaitu menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk teks deskripsi, SMP di kelas
VII semester satu. Materi tersebut tertera pada silabus pembelajaran bahasa Indonesia
yaitu pada Kompetensi Dasar 4.2 Menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk teks
deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana
pentas seni daerah) secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur dan aspek
kebahasaan baik secara lisan dan tulis.
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Kendari karena SMP Negeri 7 Kendari adalah
salah satu sekolah formal yang sudah menerapkan Kurikulum 2013. Peneliti merasa
memiliki tanggung jawab moral untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam
menulis teks deskripsi, sehingga SMP Negeri 7 Kendari menarik untuk dijadikan objek
penelitian. Memilih menulis teks deskripsi sebagai instrument penelitian didasari oleh
pertimbangan bahwa menulis teks deskripsi telah diajarkan pada siswa kelas VII SMP
Negeri 7 Kendari. Mempelajari teks deskripsi yang tercantum dalam Kurikulum 2013
siswa diharapkan dapat mengembangkan gagasan dan kreatifitasnya dalam menulis teks
deskripsi. Selain itu, siswa diharapkan dapat menulis teks deskripsi dengan memperhatian
kelengkapan struktur dan penggunaan unsure kebahasaan teks deskripsi yang benar.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru bahasa
Indonesia kelas VII di SMP Negeri 7 Kendari, Ibu Indra Dewi, S.Pd. Siswa telah
mempelajari materi yang berkaitan dengan menulis teks deskripsi. Namun, yang menjadi
pertanyaan peneliti apakah dengan selesainya materi pembelajaran teks deskripsi siswa
dapat menulis teks deskripsi dengan baik dan benar serta memperhatikan struktur dan
aspek kebahasaan teks deskripsi.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan penelitian ini bertujuan untuk mengukur
kembali tingkat keberhasilan siswa dalam menulis teks deskripsi sesuai dengan KKM
yang telah ditetapkan di SMP Negeri 7 Kendari.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kendari”.
D. Macam-macam Deskripsi
Menurut Abigail (2015: 13-16) macam-macam deskripsi mencakup tiga
macam, diantaranya yaitu:
a. Deskripsi tempat
Tempat memiliki peranan penting untuk menggambarkan suatu
peristiwa. Suatu peristiwa akan berkesan di hati pembaca jika penulis dapat
menggambarkan tempat kejadian sebaik mungkin. Pembaca seolah-olah
melihat sendiri peristiwa itu.
b. Deskripsi waktu
Pembaca akan tahu urutan kejadian yang berhubungan dengan urutan
waktu.
c. Deskripsi orang
Mendeskripsikan orang dapat dilakukan melalui berbagai cara, yaitu
dengan memilih aspek yang akan dideskripsikan. Beberapa aspek yang dapat
dideskripsikan sebagai berikut: 1. Bidang milik, penulis dapat
menggambarkan seseorang dengan mengemukakan apa saja yang dimilikinya,
misalnya pakaian, rumah, mobil, atau uamg. 2. Bidang fisik, penulis
menggambarkan kondisi fisik tokoh. 3. Bidang perasaan, penulis
menggambarkan perasaan seseorang, misalnya halus, kasar, pemalu, peramah,
atau pemarah. 4. Bidang tindakan, penulis menggambarkan tingkah laku
seseorang 5. Bidang watak, penulis memilih watak seseorang untuk
dideskripsikan.
Menurut Maulana (2014: 16-17), mengemukakan macam-macam
deskripsi yaitu sebagai berikut:
a. Deskripsi ekspositorik
Melalui teks ekspositorik, penulis hanya ingin memberitahukan,
memperhatikan, atau memperdengarkan sesuatu kepada pembaca. Ada
atau tidak adanya kesan pembaca tidak menjadi masalah bagi penulis.
Deskripsi ekspositorik bertujuan menjelaskan sesuatu dengan perincian
yang jelas sebagaimana adanya tanpa menekankan unsur impresi atau
sugesti kepada pembaca.
b. Deskripsi artistik (impresionistik)
Deskripsi impresionistik adalah deskripsi yang mengarah kepada
pemberian pengalaman kepada pembaca bagaikan berkenalan lansung
dengan objek yang disampaikan, dengan jalan menciptakan sugesti dan
impresi melalui keterampilan penyampaian dengan gaya yang memikat
dan pilihan kata menggugah.
Deskripsi ini berusaha menciptakan suatu penghayatan terhadap objek
melalui imajinasi pembaca. Agar pembaca membaca memiliki
penghayatan yang demikian, penulis harus dapat menyajikan objek
sejelasjelasnya, setepat-tepatnya, dan sehidup mungkin. Untuk itu penulis
dituntut untuk dapat menggunakan diksi yang tepat dan kalimat-kalimat
yang dapat menghadirkan objek deskripsi didepan pembaca.
2. Kata Sifat
Kata sifat adjektifal adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat
atau keadaan orang,benda, atau binatang. Kata sifat mempunyai cirri-ciri
sebagai berikut.
a. Dapat diberi keterangan pembanding, seperti lebih, kurang, dan paling.
Contoh lebih besar, kurang baik,paling indah.
b. Dapat diberi keterangan penguat seperti sangat, amat, benar, sekali,
dan terlalu. Contoh sangat indah, amat tinggi, pandai benar, murah
sekali,terlalu murah.
c. Dapat didahului dengan kata inkar tidak. Contoh tidak salah, tidak
mahal, tidak subur.
d. Dapat diulang dengan dimulai dengan imbuhan se-, -nya. Contoh:
setinggitingginya, semerah-merahnya, sejelas-jelasnya.
e. Dalam frasa, kata sifat umumnya berfungsi sebagai keterangan bagi
kata benda. Contoh: baju baru, buku yang mahal, suaranya lemah
lembut, gedung tinggi.
Kata sifat dapat dibentuk dengan imbuhan -er,(w)i,-iah, if, al
dan ik. Contoh: honorer, duniawi, alami, ilmiah, negatif, formal dan
elekronik.
Dalam teks deskripsi, kata sifat digunakan untuk menunjukkan
kesan penulis terhadap objek yang dideskripsikan. Misalnya, terlihat
pada kalimat memasuki arena ini, Anda dihadapkan dengan suasana
mistis. Kata mistis merupakan contoh kata sifat yang digunakan dalam
kalimat tersebut. Penggunaan kata sifat tersebut dapat menimbulkan
imajinasi dalam benak pembaca bahwa arena tersebut bersuasana
menyeramkan.
BAB III
METODE PENELITIAN DAN JENIS PENELITIAN
3.1 Jenis dan Metode Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kelas. Digunakan
metode ini karena peneliti menghasilkan data deskriptif yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasikan kenyataan-kenyataan di lapangan secara objektif yang berkaitan dengan
kemampuan menulis teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 7 Kendari.
3.2.1 Sampel
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Strategi pengambilan
sampel menggunakan total sampling (sampel diambil sebanyak total populasi). Hal ini
dilakukan atas pertimbangan bahwa jika semua siswa kelas VII dijadikan sampel dalam
penelitian maka tingkat keakuratan data yang diperoleh dalam penelitian akan semakin baik.
Untuk hal tersebut, objek pada penelitian ini mengambil sampel siswa kelas VII SMP Negeri
7 Kendari.
3.3 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan instrumen tes tertulis yakni menulis teks deskripsi
dengan memperhatikan ciri, struktur, langkah-langkah dan aspek kebahasaan teks deskripsi.
Siswa akan diawasi oleh peneliti dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia agar tidak saling
bekerja sama.
Bentuk instrument yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Tuliskan sebuah teks deskripsi dengan memperhatikan:
a. Ciri teks deskripsi;
b. Struktur teks deskripsi;
c. langkah-langkah penulisan teks deskripsi;
d. Aspek kebahasaan teks deskripsi.