Anda di halaman 1dari 76

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam membangun peradaban bangsa.

Pendidikan adalah satu-satunya aset untuk membangun sumber daya manusia yang

berkualitas. Melalui pendidikan bermutu, bangsa dan negara akan terjunjung tinggi

martabat di mata dunia. Diperlukan model pendidikan yang tidak hanya mampu

menjadikan peserta didik cerdas dalam teoritical science (teori ilmu), tetapi juga

cerdas practical science (praktik ilmu) (Shoimin, 2014:20).

Pada pembelajaran bahasa Indonesia meliputi empat keterampilan yang

diharapkan siswa dapat menguasainya, yaitu keterampilan menyimak (listening

skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading

skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Melalui keterampilan-keterampilan

tersebut siswa diharapkan mampu meningkatkan komunikasi bahasa Indonesianya

dengan baik dan benar.

Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga

untuk meningkatkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, perasaan,

pendapat, menyampaikan informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan

memperluas wawasan di lingkungan sekitar. Pembelajaran bahasa Indonesia di

sekolah saat ini menggunakan kurikulum 2013 yang merupakan penyempurnaan dari

1
kurikulum sebelumnya. Aspek keterampilan dalam kurikulum 2013 tidak disebutkan

secara tersirat seperti kurikulum sebelumnya, tetapi mengarah pada pembelajaran

berbasis teks, baik dalam bentuk lisan maupun tulis. Secara tidak langsung semua

kompentensi inti pada setiap bahan ajar harus menguasai keempat keterampilan

berbahasa. Salah satu keterampilan tersebut yakni kemampuan mengungkapkan

gagasan dan kemampuan menulis.

Dalam kurikulum 2013 yang sudah mulai diterapkan di beberapa sekolah di

Indonesia, pembelajaran bahasa Indo-nesia disajikan dengan berbagai teks.

Kurikulum 2013 ini juga menekankan pentingnya keseimbangan antara kom-petensi

sikap, pengetahuan, dan keteram-pilan.Kemampuan berbahasanya pun dilakukan

secara berkelanjutan, dimulai dari kompetensi pengetahuan tentang teks, kaidah dan

konteks teks, dilanjutkan dengan kompetensi keterampilan menyajikan suatu teks

tulis dan lisan baik terencana maupun spontan, dan bermuara pada pembentukan

sikap kesantunan berbahasa (Mendikbud, 2013).

Teks hasil observasi merupakan salah satu materi ajar yang dapat meningkatkan

keterampilan menulis siswa. Teks hasil observasi merupakan suatu bentuk laporan

dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran yang

dilakukan di kelas. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, pembelajaran menyusun

teks laporan hasil observasi ini menjadi sangat penting karena dalam pelaksanaan

pembelajaran, siswa dilatih untuk menyusun hasil pengamatan yang telah dilakukan

dalam bentuk tulisan dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

2
Teks hasil observasi tertera pada silabus mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu

pada kompetensi inti 4 (KI 4) mencoba, mengolah, dan menyajikan dalam ranah

konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah

abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan me-ngarang) sesuai

dengan apa yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori dan kompetensi dasar (KD) 4.2 yaitu menyusun teks hasil observasi,

tenggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan

karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan. Tujuan

pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang tertera adalah siswa harus mampu

menyusun teks hasil dengan memperhatikan peng-gunaan bahasa yang baik dan

benar.Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut diperlukan kesiapan yang apik

dan matang dari guru dalam pembelajaran teks laporan hasil observasi di kelas.

MAN 1 Kota Dumai telah memaksimalkan usahanya dalam meningkatkan

pembelajaran. Salah satunya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.Pembelajaran

Bahasa Indonesia pada kelas X MAN 1 Kota Dumai menggunakan sistem kurikulum

2013. Pada penulisan ini penulis akan menganalisis pembelajaran bahasa Indonesia

dengan kompetensi dasar (KD) pada materi yang diberikan adalah (1)

Mengidentifikasi laporan hasil observsi yang dipresentasikan dengan lisan dan

tulisan, (2) dan menginterprestasikan isi teks laporan hasil observasi berdasarkan

interprestasi lisan maupun tulisan. Adapun materi pokok dari kompetensi dasar (KD)

Pembelajaran Bahasa Indonesia pada kelas MAN 1 Kota Dumai diatas adalah: (1)

Pernyataan umum, (2) Hal yang dilaporkan, dan, (3) Deskripsi bagian.

3
Keterampilan menulis teks laporan observasi juga tidak menggunakan aturan

yang benar bahkan mereplikasi sebelumnya melaporkan. Artinya, produk

kemampuan menulis teks laporan observasi harus ada sesuai dengan kaidah yang

benar yaitu memenuhi aspek seperti isi, pilihan kata, kalimat, dan mekanisme serta

struktur teks. Dalam aspek struktural, misalnya, harus ada unsur yaitu bagian

pernyataan, dan uraian, belum sepenuhnya disadari. Keluhan tentang rendahnya

kemampuan menulis siswa, khususnya kelas X MAN 1 Kota Dumai bukan masalah

yang baru lagi dalam dunia pendidikan, rendahnya kemampuan menulis siswa juga

juga disebabkan kualitas hasil belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum

memuaskan (Tarigan dalam Ayudia, 2016:36).

Penelitian ini difokuskan pada permasalahan peserta didik saat menulis teks

laporan. Setelah melakukan observasi di sekolah dan wawancara dengan guru bahasa

Indonesia di MAN 1 Kota Dumai, terdapat banyak kendala yang dialami oleh peserta

didik dalam menulis teks laporan, antara lain siswa masih mengalami kesulitan dalam

mengembangkan isi laporan dan menyusun laporan yang sistematis, siswa tidak

menggunakan bahasa dan ejaan yang benar, siswa merasa bosan dan mengantuk saat

pembelajaran di kelas, siswa tidak aktif saat pembelajaran, siswa selalu tidak tepat

waktu saat mengumpulkan tugasnya, serta siswa merasa tidak antusias dengan

pelajaran bahasa Indonesia. Beberapa kendala yang dialami oleh peserta didik

tersebut diasumsikan karena kurangnya inovasi berupa media atau strategi

pembelajaran yang digunakan oleh guru.

4
Penulis mewawancarai guru bahasa Indonesia kelas X MAN 1 Kota Dumai Bapak

Reni Septiani S.Pd. Beliau mengungkapkan bahwa banyak peserta didik yang belum

memenuhi Kriteria Ketuntasan Belajar (KKB) dalam pembelajaran menganalisis

struktur dan kaidah kebahasaan serta mengontruksi teks laporan hasil observasi sesuai

dengan struktur dan kaidah kebahasaan disebabkan peserta didik sulit menuangkan

ide dan mengolah kosakata untuk membuat teks laporan hasil observasi. Berdasarkan

hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa pembelajaran menganalisis dan

mengontruksi teks laporan hasil observasi belum memenuhi Kriteria Ketuntasan

Belajar (KKB) atau belum berhasil. Nilai Kriteria Ketuntasan Belajar (KKB) mata

pelajaran bahasa Indonesia kelas X MAN 1 Kota Dumai adalah 75.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis melalui wawancara

dengan kepala sekolah dan guru bidang studi, di MAN 1 Kota Dumai bahwa guru

merasa kemampuan menulis siswa masih rendah, khususnya pada pembelajaran

menulis teks laporan hasil observasi. Hal ini dikarenakan siswa kurang berminat

dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi, siswa kurang tertarik,

mereka merasa kesulitan dalam menuangkan gagasan atau ide dalam menulis serta

pemilihan diksi yang kurang tepat dalam menulis karangan menulis teks laporan hasil

observasi. Siswa diharapkan dapat menulis teks laporan hasil observasi dengan tema

alam lingkungan sekolah agar siswa lebih mudah untuk mengamati fakta-fakta yang

ada di lingkungan sekolahnya.

Dari hasil observasi ditemukan kemampuan peserta didik kelas X MAN 1 Kota

Dumai dalam menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan serta mengontruksi teks

5
laporan hasil observasi berdasarkan struktur dan kaidah kebahasaan lebih banyak

yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Belajar (KKB). Penyebab peserta didik

kesulitan dalam menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan serta mengontruksi teks

laporan hasil observasi adalah peserta didik tidak memahami struktur dan kaidah

kebahasaan teks laporan hasil observasi. Selain itu, peserta didik sulit menuangkan

ide atau gagasan ketika mau memulai menulis teks laporan hasil observasi.

Indikator yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran teks laporan hasil

observasi adalah 1) Menentukan struktur teks dalam teks laporan hasil observasi, 2)

menentukan unsur kebahasaan dalam teks laporan hasil observasi., 3) menafsirkan

teks laporan hasil observasi berdasarkan struktur, unsur kebahasaan, dan isi teks

laporan hasil observasi, 4) Mempresentasikan teks laporan hasil observasi, 5)

mengidentifikasi isi dalam teks laporan hasil observasi, 6) mengidentifikasi struktur

dalam teks laporan hasil observasi, 7) mengidentifikasi ciri kebahasaan dalam teks

laporan hasil observasi. setelah siswa melaksanakan pembelajaran tersebut, siswa

seharusnya telah mampu menganalisis teks hasil observasi dengan baik dan benar

sesuai dengan kaidahnya.

Alasan penulis meneliti Kemampuan Menganalisis Teks Isi Laporan Hasil

Observasi karena didasari pentingnya memiliki kemampuan menulis terkhususnya

menulis teks laporan hasil observasi untuk penunjang mahir dan terampil dalam

melakukan sebuah observasi atau pengamatan dengan bahasa yang baik dan benar .

Berdasarkan uraian diatas maka penulis melakukan penelitian dengan judul:

Kemampuan Menganalisis Teks Isi Laporan Hasil Observasi Pada

6
Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X MAN 1 Kota Dumai Tahun

Ajaran 2022/2023

1.2 Identifikasi Masalah

1. Kemampuan menulis siswa masih rendah khususnya pada pembelajaran

menulis teks laporan hasil observasi.

2. Siswa menunjukkan sikap kurang berminat dalam pembelajaran menulis teks

laporan hasil observasi.

3. Siswa menunjukkan sikap kurang tertarik dan kurang tepat dalam

menuangkan gagasan atau ide dalam menulis serta pemilihan diksi yang

kurang tepat dalam menulis karangan menulis teks laporan hasil observasi.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah kemampuan siswa Kelas X dalam mengenalisis struktur teks

laporan hasil observasi yang dipresentasikan dengan tulisan ?

2. Bagaimanakah kemampuan siswa Kelas X dalam mengenalisis unsur

kebahasaan teks laporan hasil observasi berdasarkan interpretasi secara

tulisan?

3. Bagaimanakah kemampuan siswa Kelas X dalam mengenalisis isi secara

tulisan ?

1.4 Hipotesis penelitian

Berdasarkan uraian sebelumnya dapat dirumuskan hipotesi sebagai berikut :

7
1.4.1 Kemampuan menentukan struktur teks laporan hasil observasi siswa kelas

Siswa Kelas X MAN 1 Dumai adalah cukup (56-69)

1.4.2 Kemampuan mengenalisis unsur kebahasaan teks laporan hasil observasi siswa

kelas Siswa Kelas X MAN 1 Dumai adalah cukup (56-69)

1.4.3 Kemampuan mengenalisis isi teks laporan hasil observasi siswa kelas Siswa

Kelas X MAN 1 Dumai adalah cukup (56-69).

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dilakukan penelitian adalah:

1. Menentukan struktur teks laporan hasil observasi yang dipresentasikan dengan

tulisan pada Siswa Kelas X MAN 1 Kota Dumai

2. Menentukan unsur kebahasaan teks laporan hasil observasi berdasarkan

interpretasi baik secara tulisan pada Siswa Kelas X MAN 1 Kota Dumai

3. Menafsirkan, mengenalisi isi melalui tulisan pada Siswa Kelas X MAN 1

Kota Dumai

1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Berguna untuk menambah wawasan tentang Menganalisis Teks Isi Laporan Hasil

Observasi Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia

2. Manfaat Teoretis

a. Bagi peserta didik

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang baru bagi peserta didik

tentang menulis teks laporan hasil observasi. Peserta didik mampu menulis

8
teks laporan hasil observasi berdasarkan permasalahan yang ditemukan

ketika proses observasi. Hal tersebut akan bermanfaat ketika peserta didik

telah terjun ke lapangan atau bekerja. Jika peserta didik menulis teks

laporan, peserta didik sudah mempunya pengetahuan sebelumnya sehingga

tidak akan membuat peserta didik merasa kesulitan

b. Bagi guru

Penelitian ini dapat membantu guru, khususnya guru bahasa Indonesia untuk

menjadikan peserta didik lebih aktif dan kreatif ketika proses penyelesaian

masalah berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan. Guru hanya menjadi

fasilitator dengan membimbing peserta didik dalam setiap kegiatan

pembelajaran

c. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti dalam

pembelajaran menulis teks laporan observasi dan mengetahui proses

pembelajaran pada kurikulum 2013.

9
1.7 Defenisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan dari judul penelitian yang diajukan.

Kegunaan definisi operasional ialah memeperjelas terhadap judul yang diambil.

Penjelasan tersebut akan memperjelas maksud dari setiap variabel yang diambil.

Maksud dari variabel yaitu kata. Varibel bebas mengenai model pembelajaran

sedangkan, variabel tetap mengenai teks.

1. teks dan wacana merupakan tuturan dua hal yang berbeda. Teks merupakan

suatu tuturan yang monolog non-interaktif, sedangkan wacana merupakan

tuturan yang bersifat interaktif. Dengan demikian, perbedaan antara teks dan

wacana terletak pada segi pemakaiannya saja.Beberapa ahli bahasa seringkali

menggunakan istilah wacana dan teks secara bersamaan. Ada juga yang

beranggapan bahwa kata wacana dan teks merupakan istilah yang berbeda

(Stubbs, 1983: 9).

2. Struktur adalah suatu kesatuan dari bagian-bagian, yang kalau satu diantara

bagiannya diubah atau dirusak akan berubah atau rusaklah seluruh struktur itu.

Struktur teks laporan hasil observasi terdiri dari definisi umum, deskripsi

bagian, dan simpulan. (Endraswara, 2014:29)

3. Teks laporan hasil observasi adalah teks mengungkapkan fakta-fakta yang

diperoleh melalui pengamatan (Kosasih, 2017:43).

10
4. Teks laporan hasil observasi memiliki 3 struktur teks diantaranya: definisi

umum, deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat. Kosasih (2014: 46)

mengemukakan tentang struktur teks anekdot sebagai berikut.

a) Definisi umum, menjelaskan objek yang diobservasi, baik itu tentang

karakteristik, keberadaan, kebiasaan, pengelompokan, dan berbagai

aspek lainnya

b) Deskripsi bagian, menjelaskan aspek-aspek tertentu dari objek yang

diobservasi

c) Deskripsi manfaat, menjelaskan kegunaan dari paparan tema yang

dinyatakan sebelumnya.

11
12
BAB II

LANDASAN TEORITIS
2.1 Teori yang Relevan

2.1.1 Menganalisis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Angelina Ghita, 2007:10) “Analisis

adalah penguraian suatu kelompok atas berbagai bagiannya dan pengenalan bagian

itu sendiri, serta hubungan anatara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat

dan pemahaman arti keseluruhan”. Jadi analisis ini merupakan penguraian dari suatu

bagian materi dengan materi yang lain sehingga memperoleh hasil yang tepat.

Menurut Roziah (2014) analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Menurut Ardianto dan Wahyu (2008:8)

analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti

struktur bahasa tersebut secara mendalam. Jadi analisis disini adalah sebuah kajian

yang di teliti guna mendapatkan hasil yang mendalam.

Menurut Jogiyanto (dalam Mujati, 2011: 1) analisis dapat didefinisikan

sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian

komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan

sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Menurut Komarudin (dalam Angelina, 2017:10) mengemukakan bahwa

analisis adalah kegiatan berpikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi

komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama

lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang padu.

13
Tarigan (2008:7) menyatakan, bahwa membaca adalah suatu proses yang

dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Menarik kesimpulan

dari pernyataan di atas membaca merupakan kegiatan pemerolehan informasi dengan

cara memaknai setiap simbol-simbol yang dimunculkan dalam tulisan yang dibuat

oleh si penulis. Kegiatan membaca dapat dilakukan melalui kata-kata dalam bahasa

tulis.

Dalam penelitian ini kegiatan menganalisis berhubungan dengan kegiatan

membaca. Menurut Tarigan (2008:92) salah satu jenis membaca kritis membaca

kritis (critical readning) adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana,

penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari

kesalah.” Dalam kegiatan membaca kritis pembaca diajak untuk menganalisis

kesalahan yang ditemukan pada teks bacaan, salah satunya kesalahan penggunaan

kaidah struktur kalimat efektif.Keterampilan membaca dalam Kurikulum 2013

memuat materi mengenai menganalisis teks laporan hasil observasi. Kegiatan ini

dimaksudkan agar peserta didik mampu menganalisis teks laporan hasil observasi

berdasarkan isi dan aspek kebahasaannya. Mengacu dari pengertian menganalisis

menurut kamus besar bahasa Indonesia, menganalisis adalah melakukan pemeriksaan

mendalam pada suatu persoalan untuk memperoleh suatu hasil terhadap proses

penguraian, penelaahan untuk memecahkan suatu masalah.

Berdasarkan kesimpulan definisi di atas bahwa menganalisis adalah proses

mengeluarkan hasil dalam bentuk bacaan. Membaca merupakan sarana ber-

14
komunikasi secara tidak langsung, maka penting bagi para peserta didik untuk

mempelajari keterampilan membaca. Selain dapat meningkatkan kecakapan dalam

membaca, juga dapat melatih siswa menuangkan ide pikirannya secara logis dan

kritis. Maka dapat disimpulkan, membaca adalah kegiatan yang produktif dan

ekspresif dengan cara mengungkapkan gagasan yang ada dalam pikiran ke balam

bentuk tulisan.

Akhadiah (1988:1-2) menyebutkan beberapa keuntungan dari kegiatan

membaca sebagai berikut.

a. Membaca dapat membuat siswa lebih mengenali kemampuan dan potensi

diri

b. Melalui kegiatan membaca siswa mengembangkan beberapa gagasan.

c. Kegiatan membaca memaksa siswa lebih banyak menyerap, mencari,

serta mengetahui informasi sehubungan dengan topik yang ditulis.

d. Membaca berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta

mengungkapkannya secara tersurat. Sehingga, siswa dapat menjelaskan

permasalahan yang semula samar

e. Melalui bacaan siswa dapat meninjau serta menilai gagasan.

f. Dengan membaca di atas kertas siswa akan lebih mudah memecahkan

permasalahan, yaitu dengan menganalisa nya secara tersurat, dalam

konteks yang lebih konkret

g. Membaca mengenai suatu topik mendorong siswa secara aktif

15
h. Kegiatan membaca terencana akan membiasakan siswa berpikir serta

berbahasa secara tertib.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan membaca

memiliki fungsi dan manfaat yang sangat luas, selain dapat lebih mengenali

kemampuan dan potensi diri, mengembangkan berbagai gagasan, memperluas

wawasan, mudah memecahkan masalah, belajar lebih aktif dan berbahasa secara

tertib juga menulis merupakan cara menyampaikan pesan berupa pengetahuan,

pikiran perasaan, dan pengalaman seseorang kepada orang lain.

2.1.2 Teks Laporan Hasil Observasi

Penelitian ini menggunakan teori Kosasih (2017:43) teks laporan hasil observasi

adalah teks mengungkapkan fakta-fakta yang diperoleh melalui pengamatan. Dengan

teks tersebut pembaca memperoleh sejumlah pengetahuan atau wawasan, bukan

imajinasi. Observasi merupakan salah satu alat penilaian yang banyak digunakan

dalam mengukur proses dan tingkah laku individu dalam sebuah kegiatan yang bisa

diamati. Jadi bisa dikatakan bahwa observasi mampu mengukur dan menilai hasil dari

proses belajar mengajar, seperti contoh mengamati tingkah laku siswa, pada saat

belajar di dalam kelas, mengamati tingkah laku guru pada saat mengajar, dan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa di dalam kelas. Teks laporan hasil observasi

adalah sebuah laporan hasil observasi dapat disajikan dalam bentuk tertulis maupun

lisan. Dalam melakukan observasi harus melalui pengamatan agar dapat memahami

cara penyusunan laporan hasil observasi.

16
Menurut Pradotokusumo (2005:34) teks adalah ungkapan bahasa yang

menurut pragmatik, sintaktik, dan semantik/isi merupakan suatu kepaduan. Pendapat

lain menyatakan bahwa secara fungsional, teks merupakan sejumlah unit simbol

kebahasaan yang digunakan untuk mewujudkan realitas pengalaman dan logika

(ideasional), realitas sosial (interpersonal), dan sekaligus realitas tekstual/semiotik

(simbol) (Kemendikbud 2013:77).

Mahsun(2014:1) menyatakan teks merupakan satuan bahasa yang digunakan

sebagai ungkapan suatu kegiatan sosial baik secara lisan maupun tulis dengan struktur

berpikir yang lengkap. Sehubungan dengan itu Priyatni, (2014:76) mengemukakan

teks yang menyampaikan informasi tentang sesuatu apa adanya sebagai hasil

pengamatan dan analisis secara sistematis disebut dengan teks laporan hasil

observasi. Teks laporan hasil observasi bertujuan untuk menginformasikan kondisi

objektif sesuatu yang diamati dan dianalisis secara sistematis, tidak dibumbui dengan

respons pribadi tentang objek yang dilaporkan tersebut.

Berdasarkan kelima pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian

teks secara umum adalah ungkapan bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan

kenyataan pengalaman, logika, realita sosial dan merupakan suatu kepaduan antara

fungsi bahasa pragmatik, sintaksis, dan semantik.

Menurut Komaruddin (2000: 133) laporan ialah tulisan panjang tentang suatu

masalah (persoalan) yang disusun secara beruntut, rinci dan lengkap, berdasarkan

pengamatan sendiri. Laporan menyajikan cara penyampaianinformasi kepada

seseorang atau suatu intansi yang disusun atas dasar tanggung jawab yang

17
diembannya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa laporan adalah tulisan atau

karangan berdasarkan pengamatan yang berisi informasi yang disusun secara rinci

melalui media bahasa sebagai sarana penginformasian.

Herdiansyah (2013:132)mengatakan bahwa pengertian observasi adalah

adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang

tampak dapat berupa perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat didengar,

dapat dihitung, dan diukur. Karena mensyaratkan perilaku yang tampak, maka potensi

perilaku seperti sikap dan minat yang masih dalam bentung kognisi, afeksi atau

itensi/kecenderungan perilaku menjadi sulit untuk diobservasi.

Mustaqim (2001:158) mengatakan bahwa observasi adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur tingkah laku individu, atau proses terjadinya suatu

kegiatan yang diamati baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan.

Menurut Margono (2004:158), observasi diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

Pencatatan tersebut berdasarkan fakta-fakta yang dilihat didengar dan dirasakan oleh

sipengamat. Sedangkan menurut Suprijono (2010:139) mengatakan bahwa observasi

atau pengamatan adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan menggunakan indra

secara langsung. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara

akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan

antaraspek dan fenomena tersebut.

Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang

suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re- checkingin atau

18
pembuktian terhadap informasi/keterangan yang diperoleh sebelumnya. Dari

beberapa pendapat tentang observasi dapat disimpulkan bahwa observasi adalah

ungkapan bahasa yang berupa lisan atau tulisan mengenai suatu pengamatan,

peninjauan, dan pencatatan sistematik terhadap objek berdasarkan apa yang dilihat,

didengar, dan dirasakan.

Kosasih (2014:43) mengatakan teks laporan observasi tergolong kedalam

jenis teks faktual. Teks tersebut bertujuan memaparkan informasi atau fakta-fakta

mengenai suatu objek tertentu. Objek yang yang dimaksud bisa keadaan alam,

preilaku sosial, kondisi budaya,benda dan sejenisnya. Cara pengumpulan faktanya

dapat dilakukan dengan pengamatan biasa, wawancara ataupun penelitian lapangan

dan laboratorium secar aintensif. Dengan car atersebut suatu objek dapat

digambarkan dnegan kata-kata secara jelas. Dengan demikian pebaca dapat

meperoleh gambaran umum tentang suatu objek.

Berdasarkan pendapat diatas, pengertian laporan observasi dapat dikatakan

bahwa keterangan atau informasi yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan secara

tertulis serta karangan yang memaparkan suatu fenomena atau kejadian berdasarkan

hasil pengamatan. Jadi menulis laporan observasi adalah catatan suatu pernyataan

secara tertulis yang disusun sebagai hasil dari prosedur untuk menjelaskan informasi

mengenai fakta, atau hasil dari pengawasan terhadap kegiatan atau peristiwa tertentu.

Untuk mendapatkan teks laporan observasi yang baik ada beberapa hal yang

harus diperhatikan dari segi penyusunannya. Anderson (2003:90) mengatakan bahwa

19
ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun kerangka teks laporan hasil

observasi sebagai berikut.

a) Definisi umum yang menyajikan subjek laporan, dapat menyertakan

deskripsi singkat dan definisi termasuk di dalamnya

b) Serangkaian paragraf tentang subjek, biasanya paragraf baru menjelaskan

salah satu ciri dari subjek dan dimulai dengan kalimat utama.

c) Rangkuman, menyimpulkan informasi yang telah disajikan dan

mengindikasikan akhir dari laporan

2.1.3 Struktur Teks dalam Teks Laporan Hasil Observasi

Pada umumnya teks laporan hasil observasi memiliki bentuk yang hampir

sama dengan teks deskripsi, tetapi sebenarnya sifat kedua teks tersebut berbeda. Teks

laporan menggambarkan sesuatu secara umum dan sesuai dengan fakta apa adanya

tanpa ada opini/pendapat penulis. Sedangkan teks deskripsi menggambarkan secara

khusus (unik dan individual) dan menggambarkan sesuai dengan sudut pandang

penulis.

Menulis teks laporan hasil observasi tidak hanya menuliskan kata-kata, tetapi

penulis harus memperhatikan struktur teks laporan hasil observasi dalam tulisan

tersebut. Struktur teks laporan hasil observasi dipergunakan untuk menghasilkan teks

menjadi tulisan yang padu. Struktur teks laporan hasil observasi merupakan susunan

untuk membuat kalimat hingga menjadi kalimat yang baik. Teks laporanhasil

observasi memiliki 3 struktur teks diantaranya: definisi umum, deskripsi bagian, dan

deskripsi manfaat.

20
Kosasih (2014: 46) mengemukakan tentang struktur teks laporan observasi

sebagai berikut:

a. Definisi umum, menjelaskan objek yang diobservasi, baik itu tentang

karakteristik, keberadaan, kebiasaan, pengelompokan, dan berbagai aspek

lainnya

b. Deskripsi perbagian, menjelskan aspek-aspek terntentu dari objek yang

diobservasi

c. Deskripsi manfaat, menjelaskan kegunaan dari paparan tema yang

dinyatakan sebelumnya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa struktur teks

laporan hasil observasi haruslah terdiri dari pendahuluan, pembahasan, dan simpulan

dengan adanya pernyataan umum.

Kemendikbud (2013:189) menyatakan teks laporan hasil observasi terdiri atas

definisi umum (pembukaan), deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat. Bagian definsi

umum (pembukaan) berisi pengertian akan sesuatu yang dibahas. Deskripsi bagian

berisi gambaran tentang sesuatu secara terinci, sementara itu, deskripsi manfaat

merupakan bagian yang berisi manfaat atau kegunaan. Struktur teks laporan hasil

observasi disajikan secara urut dimulai dari pernyataan umum (klasifikasi) sampai

aspek yang dilaporkan, ditulis secara urut, informatif dan lengkap, dalam penelitian

laporan observasi tidak berisi kesimpulan. Struktur teks laporan hasil observasi dalam

penelitian ini nantinya akan berupa strtuktur yangterdiri dari definisi umum, uraian

21
bagian, dan uraian manfaat. Tulisan teks laporan hasil observasi tersebut nantinya

akan berupa uraian-uraian yang berasal dari pengamatan siswa.

Anderson (2003:90) mengatakan bahwa ada hal-hal yang harus diperhatikan

dalam menyusun kerangka teks laporan hasil observasi sebagai berikut. 1. Definisi

umum yang menyajikan subjek laporan, dapat menyertakan deskripsi singkat dan

definisi termasuk di dalamnya. 2. Serangkaian paragraf tentang subjek, biasanya

paragraf baru menjelaskan salah satu ciri dari subjek dan dimulai dengan kalimat

utama. 3. Rangkuman, menyimpulkan informasi yang telah disajikan dan

mengindikasikan akhir dari laporan.

2.1.4 Unsur Kebahasaaan dalam Teks Laporan Hasil Observasi

Unsur kebahasan dalam penelitian merupakan suatu kaidah dalam tata bahasa.

Kaidah yang dimaksud adalah hal-hal yang membangun sebuah bahasa atau kalimat.

Dalam laporan observasi siswa dituntut untuk memahami unsur kebahasaan dari teks

laporan hasil observasi yaitu kalimat efektif, kata baku, ejaan dan tanda baca.

Kosasih (2014:49) mengemukakan, bahwa kaidah kebahasaan teks laporan

hasil observasi adalah sebagai berikut:

a) Banyak menggunakan kata benda atau peristiwa umum sebagai objek

utama pemaparannya. Benda-benda yang dimaksud bisa berupa gunung,

sungai, keadaan penduduk, peristiwa banjir, bencana alam, dan peristiwa

budaya

22
b) Banyak menggunakan kata kerja meterial atau kata kerja yang

menunjukan tindakan suatu benda, binatang, manusia atau peristiwa.

Contoh : melumpuhkan, membatasi, menunjukan turuntangan.

c) Mengunakan kopula, yakni kata adalah, merupakan, yaitu. Kata-kata itu

digu nakan dalam menjelaskan pengertian atau konsep.

d) Banyak menggunakan kata menyatakan pengelompokan, perbedaan atau

persamaan. Contoh , diklasifikasikan, dibedakan, digolongkan.

e) Banyak menggunakan kata yang menggambarkan sifat atau prilaku

benda, orang atau suatu keadaan. Contoh, berkumpul, memainkan,

berbentuk.

f) Banyak menggunakan kata-kata teknis (istilah ilmiah). Contoh, vertebrata

dan invertebrata.

g) Banyak melesapkan kata mengatasnamakan penulis (bersifat impersonal)

katakata saya, kami penulis, dan penulis

Membaca teks laporan hasil observasi tidak hanya menuliskan kata-kata,

tetapi penulis harus memperhatikan struktur teks laporan hasil observasi dalam

tulisan tersebut. Struktur teks laporan hasil observasi dipergunakan untuk

menghasilkan teks menjadi tulisan yang padu. Struktur teks laporan hasil observasi

merupakan susunan untuk membuat kalimat hingga menjadi kalimat yang baik.

Dari kesimpulan tersebut, bahwa ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi

disesuaikan dengan tempat yang akan jadikan objek pengamatan misalnya lingkungan

sekolah cirinya menggunakan kata benda, verba dan fraseferbal dan sebagainya. Ciri

23
kebahasaan yang membuktikan kebenaran dengan apa yang dituangkan ke dalam

sebuah tulisan.

2.1.5 Menafsirkan Teks Laporan Hasil Observasi Berdasarkan Isi Teks Laporan

Hasil Observasi

Berdasarkan Sugiono (2010:398) kata interpretasi artinya pemberian

kesan,pendapat, atau pandangan; tafsiran; sedangkan kata menginterpretasi artinya

menafsirkan. Jadi, yang dimaksud dengan menginterpretasikan makna kata atau

istilah dalam teks laporan hasil observasi adalah menafsirkan arti kata atau istilah

yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi.

Menginterpretasi isi teks laporan hasil observasi berdasarkan interpretasi

adalah menafsirkan isi teks laporan hasil observasi dengan cara membaca terlebih

dahulu teks tersebut kemudian melakukan kegiatan interpretasi. Kegiatan interpretasi

dilakukan oleh peserta didik yakni dengan menggunakan pendapatnya masing-masing

mengenai teks laporan hasil observasi yang dibaca.

Langkah-langkah menginterpretasi isi teks laporan hasil observasi menurut

Kosasih (2014:49) adalah sebagai berikut:

a. Membaca terlebih dahulu keseluruhan isi teks laporan hasil observasi

b. Menuliskan definisi umum atau penjelasan umum mengenai objek yang

diteliti

c. Menuliskan deskripsi per bagian atau menentukan aspek-aspek yang

diteliti

d. Menuliskan deskripsi manfaat dalam teks laporan hasil observasi

24
e. Menginterpretasi definisi umum sesuai isi teks laporan hasil observasi

f. Menginterpretasi deskripsi per bagian sesuai isi teks laporan hasil

observasi

g. Menginterpretasi deskripsi manfaat sesuai isi teks laporan hasil observasi

h. Menyimpulkan secara keseluruhan hasil menginterpretasi isi teks laporan

hasil observasi.

2.2 Penelitian Yang Relevan

Ichiwani Syafitri (2018) meneliti tentang Peningkatan Kemampuan Menulis

Teks Laporan Hasil Observasi dengan Model Berbasis Masalah Kelas XI SMA

Makassar Raya Makassar, Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan

kelas yang tediri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.fokus penelitian adalah

aktivitas siswa serta hasil keterampilan menulis teks laporan hasil observasi dengan

model berbasis masalah. Prosedur penelitian meliputi perencanaan pelaksanaan

tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data melalui observasi

terhadap siswa serta melalui tes menulis dianalisis secara kuantitatif dan

kualitatif.subjek dalam penelitian ini, yaitu siswa kelas XI SMA Makassar Raya

Makassar sebanyak 20 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan

kemempuan menulis teks laporan hasil observasi siswa dapat dilakukan dengan

menggunakan model berbasis masalah.Terbukti dengan adanya peningkatan hasil

belajar siswa dari hasil siklus I dan siklus II telah meningkat .Hasil tes siklus I

diperoleh skor rata-rata sebesar 69 dalam kategori cukup sementara siklus II

diperoleh nilai rata-rata sebesar 82,25. Jadi, darisiklus I kesiklus II terjadi

25
peningkatan sebesar 13.25%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan model

berbasis masalah dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil keterampilan

menulis teks laporan hasil observasi pada siswa kelas X SMA. Perbedaan penelitian

ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada variable yang menjadi tolak

ukur kemampuan siswa dalam menulis teks observasi .

Marda Tillah (2019) melakukan penelitian berjudul Kemampuan Menganalisis

Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X IPS1 di SMA N 2 Kelayang Kabupaten

Indragiri Hulu Tahun Ajaran 2019/2020. Penelitian ini menggunakan teori Mahsun

(2014) dan Kosasih (2014) tentang teks laporan hasil observasi. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan pendekatan

kuantitatif. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa (1) Kemampuan siswa dalam

menentukan struktur teks dalam teks laporan hasil observasipada Siswa Kelas X IPS1

di SMA Negeri 2 Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2019/2020 berada pada

kategori cukup yaitu dengan nilai 68,00 atau dengan kata lain hipotesis penelitian

diterima, (2) Kemampuan siswa dalam menentukan unsure kebahasaan dalam teks

laporan hasil observasi berada pada kategori cukup yaitu dengan nilai 72,96 atau

dengan kata lain hipotesis penelitian diterima, (3) kemampuan siswa dalam

menafsirkan teks laporan hasil observasi berdasarkan struktur, unsure kebahasaan,

dan isi teks laporan berada pada kategori cukup yaitu dengan nilai 66,67 atau dengan

kata lain hipotesis penelitian diterima. perbedaan peneltiian ini dengan penelitian

penulis terletak pada subjek kajian yang di analisis .

26
Ade Marsela (2020) melakukan penelitian berjudul Peningkatan Kemampuan

Menganalisis Struktur dan Kaidah Kebahasaan serta Mengontruksi Teks Laporan

Hasil Observasi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw (Penelitian

Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas X SMA K.H. Zainal Musthafa Kabupaten

Tasikmalaya Tahun Ajaran 2019/2020). Metode penelitian yang penulis gunakan

adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data yang

penulis gunakan adalah teknik observasi, teknik wawancara dan teknik tes. Sumber

data penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA K.H. Zainal Musthafa

Kabupaten Tasikmalaya tahun ajaran 2019/2020. Pada siklus I pertemuan pertama,

peserta didik yang mencapai Kriteria Ketuntasan Belajar (KKB) dalam pembelajaran

menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi yaitu 13

peserta didik (44,83%), sedangkan yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Belajar

(KKB) yaitu 16 peserta didik (55,17%). Pada pertemuan kedua siklus kesatu, peserta

didik yang mecapai Kriteria Ketuntasan Belajar (KKB) dalam pembelajaran

mengontruksi teks laporan hasil observasi berdasarkan struktur dan kaidah

kebahasaan yaitu 12 peserta didik (41,38%), sedangkan yang belum mencapai

Kriteria Ketuntasan Belajar (KKB) yaitu 17 peserta didik (58,62%). Pada siklus II

pertemuan pertama dan pertemuan kedua, seluruh peserta didik (100%) sudah

mencapai KKB dengan Kriteria Ketuntasan Belajar (KKB) yang telah diterapkan

adalah 75. Dengan demikian, terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II. Artinya

hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima. Model pembelajaran jigsaw dapat

meningkatkan kemampuan menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan serta

27
mengontruksi teks laporan hasil observasi pada peserta didik kelas X SMA K.H.

Zainal Musthafa Kabupaten Tasikmalaya tahun ajaran 2019/2020. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada variable yang

menjadi tolak ukur kemampuan siswa dalam menulis teks observasi.

Astri Lidia Putri (2021) melakukan penelitian berjudul kemampuan menulis teks

laporan hasil observasi pada siswa kelas X SMK Negeri 3 Seluma. Kemampuan

menulis teks laporan hasil observasi ini dinilai dari lima aspek, yaitu aspek isi, aspek

struktur, aspek diksi, aspek kalimat efektif, dan aspek ejaan. Teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, statistik sederhana dengan menghitung

nilai rata-rata. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan

menulis teks laporan hasil observasi pada siswa kelas X SMK Negeri 3 Seluma

adalah 63,75 dengan kategori cukup. Nilai rata-rata kemampuan menulis teks laporan

hasil observasi pada berdasarkan aspek isi adalah 18,44 dengan kategori baik, rata-

rata kemampuan menulis teks laporan hasil observasi pada siswa berdasarkan aspek

struktur 14,75 dengan kategori cukup, rata-rata kemampuan menulis teks laporan

hasil observasi pada siswa berdasarkan aspek diksi 11.80 dengan kategori cukup,

rata-rata kemampuan menulis teks laporan hasil observasi pada siswa berdasarkan

aspek kalimat efektif 10.05 dengan kategori baik, rata-rata kemampuan menulis teks

laporan hasil observasi pada siswa berdasarkan aspek ejaan 8,69 dengan kategori

cukup. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa siswa kelas X SMK Negeri 3

Seluma telah dapat menulis teks laporan hasil observasi sudah cukup baik. Meskipun

masih ada beberapa siswa dalam menulis dinyatakan kurang baik, namun secara

28
keseluruhan para siswa sudah dapat menulis teks laporan hasil observasi. perbedaan

peneltiian ini dengan penelitian penulis terletak pada subjek kajian yang di analisis .

Amalia nurhikma (2020) dalam jurnal Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasil

Observasi Siswa Kelas X SMK Negeri 4 Makassar. Tujuan penelitian untuk

mengklasifikasikan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X

SMK Negeri 4 Makassar berdasarkan aspek struktur teks, ciri kebahasaan dan pilhan

kata (diksi). Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMK Negeri 4

Makassar yang berjumlah 553 siswa. Sampel yang ditetapkan sebanyak 53 siswa

kelas X SMK Negeri 4 Makassar. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik cluster

random samplingdengan pertimbangan subjek yang diteliti terbagi atas beberapa

kelompok jurusan (cluster) yang heterogen. Teknik yang digunakan dalam

mengumpulkan data adalah teknik penugasan. Teknik yang digunakan dalam

menganalisis data adalah teknik statistic deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelasX

SMK Negeri 4 Makassar dikategorikan cukup memadai. Hal ini dibuktikan oleh

pemerolehan skor siwa yang tersebar pada tiga aspek, yaitu 1) aspek struktur yaitu 2,8

berkategori memadai, 2) aspek ciri kebahasaan yaitu 2,4 berkategori cukup memadai,

dan 3) aspek pilihan kata (diksi) yaitu 2,2 berkategori cukup memadai. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis teks laporan

hasil observasi yaitu cukup memadai. Dibuktikan oleh pemerolehan nilai siswa yakni

62,2 yang berkategori cukup memadai. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan

dalam meneliti kemampuan siswa atau peningkatan kemampuan siswa dalam menulis

29
teks laporan hasil observasi dengan menggunakan model, metode, dan strategi

pembelajaran yang baik dan mudah diterapkan oleh guru dan siswa sehingga siswa

mampu memahami pembelajaran teks dengan baik khususnya pada aspek ciri

kebahasaan dan pilihan kata (diksi). perbedaan peneltiian ini dengan penelitian

penulis terletak pada subjek kajian yang di analisis.

2.3 Kerangka Konseptual

Menganalisis Teks Isi


Kemampuan
Laporan Hasil Observasi
Menganalisis

1. Mengidentifikasi struktur teks laporan


hasil observasi yang dipresentasikan
dengan lisan dan tulis,
2. Mengidentifikasi unsur kebahasaan teks
laporan hasil observasi berdasarkan
interpretasi baik secara lisan maupun
tulis,
3. Menginterpretasi laporan hasil observasi
dengan memerhatikan isi dan aspek
kebahasaan baik lisan maupun tulis.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Kurikulum 2013 dirancang untuk menyongsong model pembelajaran abad 21,

di dalamnya akan terdapat pergeseran dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari

tahu dari berbagai sumber belajar melampaui batas pendidik dan satuan pendidikan,

peran bahasa menjadi sangat sakral, Kurikulum 2013 berbasis teks dimana siswa

dituntun agar lebih terampil dalam menulis.

30
Adanya kompetensi menulis akan membuat siswa menjadi terlatih untuk

menuangkan ide, pikiran, dan informasi dalam wacana tulis berbentuk teks deskripsi,

narasi, eksposisi, persuasi dan argumentasi, ringkasan laporan, karya ilmiah, proposal

dan makalah (Kemendikbud, 2013:67). Keterampilan menulis teks laporan observasi

juga tidak menggunakan aturan yang benar bahkan mereplikasi sebelumnya

melaporkan. Artinya, produk kemampuan menulis teks laporan observasi harus ada

sesuai dengan kaidah yang benar yaitu memenuhi aspek seperti isi, pilihan kata,

kalimat, dan mekanisme serta struktur teks. Dalam aspek struktural, misalnya, harus

ada unsur yaitu bagian pernyataan, dan uraian, belum sepenuhnya disadari. Keluhan

tentang rendahnya kemampuan menulis siswa, khususnya siswa Sekolah Menengah

Atas (SMA) bukan masalah yang baru lagi dalam dunia pendidikan, rendahnya

kemampuan menulis siswa juga disampaikan oleh Tarigan dalam Ayudia (2016:36)

bahwa kualitas hasil belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum

memuaskan.

31
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Menurut Gunawan (2016), Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 1 - X IPS 4 MAN 1 Kota

Dumai semua berjumlah 156 orang siswa. Adapun distribusi populasi bisa dilihat

pada Tabel berikut.

TABEL 3.1 Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah siswa

L P

1 X IPS 1 17 21

2 X IPS 2 23 17

3 X IPS 3 17 21

4 X IPS 4 18 22

Total 75 81

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPS Seluma

berjumlah 156 terbagi menjadi 3 kelas. teknik pengambilan sampel dalam penelitian

ini menggunakan teknik sampel acak (Simple Random Sampling), adalah

pengambilan jumlah sampel sebenarnya tidak ada ketentuan, namun tergantung pada

tingkat homogenitas populasi. oleh karena itu sampel dalam penelitian ini diambil 20

% siswa dari setiap kelas.dengan demikian jumlah sampel adalah:

32
TABEL 3.2 Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah siswa Sampel (20%)

1 X IPS 1 38 8

2 X IPS 2 40 9

3 X IPS 3 38 8

4 X IPS 4 40 9

Total 156 34

Berdasarkan tabel penarikan sampel diatas, maka jumlah sampel penelitian

adalah 34 orang siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan

tes uraian dan instrumen tes untuk mengukur kemampuan siswa berupa tugas menulis

teks laporan hasil observasi dengan memperhatikan aspek-aspek di dalamnya yakni

isi, struktur, diksi, kalimat efektif, dan ejaan.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MAN 1 Kota Dumai. Penelitian dilakukan dari bulan

Maret 2023 hingga Mei 2023.

33
3.3 Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan yaitu metode deskriptif karena tujuan

penelitian ini mendeskripsikan unsur-unsur pembangun cerita pendek dan dapat

tidaknya teks cerita pendek tersebut menjadi alternatif bahan ajar. Maka akan lebih

tepat jika menggunakan metode penelitian deskriptif. Heryadi (2010:42)

mengemukakan, “Metode deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan

peneliti untuk menggambarkan suatu objek yang ada dan terjadi saat itu dalam rangka

menjawab suatu permasalahan penelitian”. Nawawi (1991:62) dalam Hartati

(2017:118), Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah

yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek

artikel (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan

fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Metode deskriptif adalah suatu

pemecahan masalah yang berusaha menggambarkan kenyatan yang terjadi. Dari

pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif digunakan untuk

memecahkan masalah penelitian berupa menggambarkan suatu objek berdasarkan

fakta. Dengan menggunakan metode ini penulis harus mendeskripsikan dan

menganalisis data yang sudah dikumpulkan untuk mendapatkan jawaban dan

kesimpulan dari permasalahan yang dibahas.

3.4 Variabel dan Instrumen Penelitian


Heryadi (2010:124) mengemukakan, “Variabel atau fokus penelitian adalah

bagian yang menjadi objek kajian dalam masalah penelitian”. Dari pendapat ahli

tersebut, penulis menetapkan variabel penelitian ini yaitu menganalisis Kemampuan

Siswa Kelas X Dalam Mengenalisis Struktur Teks Laporan Hasil Observasi Yang

34
Dipresentasikan Dengan Tulisan. sehingga dapat digunakan sebagai alternatif bahan

pembelajaran. Tugas siswa di atas akan di olah nilainya mengikuti rubrik penilaian

yang telah disiapkan sebagai berikut:

TABEL 3.3 RUBRIK PENILAIAN TES MENGANALISIS UNSUR CERPEN

No Unsur intrinsik Skala penilaian

1 2 3 4

1 kebahasaan Menemukan tema Menemukan Menemukan tema Menemukan


sesuai isi Laporan tema didukung didukung tema didukung
Hasil Observasi dengan 1 unsur sedikitnya 2 unsur kesimpulan dari
dalam Laporan dalam Laporan beberapa unsur
Hasil Hasil Observasi kebahasaan
Observasi. dalam Laporan
Hasil
Observasi

2 Isi Teks Menemukan isi Menemukan isi Menemukan isi Menemukan isi
teks yang terdapat teks yang teks yang teks yang
pada Laporan terdapat pada terdapat pada terdapat pada
Hasil Observasi Laporan Hasil Laporan Hasil Laporan Hasil
didukung oleh 1 Observasi Observasi Observasi
pristiwa didukung oleh 2 didukung lebih didukung oleh
peristiwa. dari 2 peristiwa. kesimpulan dari
beberapa
peristiwa dalam
cerpen.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data merupakan bagian yang sangat urgen dari

penelitian itu sendiri. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah angket, wawancara, dan dokumentasi.

a. Tes

35
Bentuk instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah menulis teks

hasil laporan observasi.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan

dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan

sumber-sumber informasi khusus dari karangan/ tulisan, wasiat, buku,

undang-undang, dan sebagainya. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah

berupa foto-foto wawancara dan rekapitulasi angket yang telah diolah dan

dianalisa.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kuantitatif dilakukan setelah data dari seluruh

responden terkumpul. Teknik analisis data penelitian kuantitatif menggunakan

statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk menganalisis data yaitu

statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah

terkumpul. Data yang terkumpul berlaku untuk umum atau generalisasi. Hal tersebut

berlaku juga jika peneliti hanya ingin menjelaskan hasil dari sampel yang ada.

36
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Data

Berikut ini adalah hasil pemetaan kemampuan siswa dalam mengenalisis

struktur teks laporan hasil observasi yang dipresentasikan dengan tulisan di kelas X

IPS MAN 1 Kota Dumai Tahun Ajaran 2022/2023:

TABEL 4.1 Hasil Nilai Siswa dalam Aspek Mengenalisis struktur teks laporan
hasil observasi

Mengenalisis struktur teks laporan hasil Nilai


observasi
No Nama Siswa
Defenisi Deskripsi Deskripsi
umum pembagian manfaat

1 Achmeyta 5 20 10 35
Kaila

2 Afza Nizam 10 15 30 55

3 Aidil Fitra 20 15 30 65
Hidayat

4 Alfi Kalimatun 40 10 20 70
Nafi’ah

5 Damay 35 15 30 80
Anatasya Putri

6 Difa 40 5 35 80

7 Dwi Yoga 25 25 25 75

37
Pratama

8 Farhan 5 10 25 40

9 Hamidah 15 20 10 45
Wasillah

10 Hilwa Nazirah 5 20 10 35

11 Ika Rihatul 10 15 30 55
Jannah

12 Ikhsan Nur 20 15 30 65
Hakim

13 Irfan 40 10 20 70
Kurniawan.c

14 Isra Ramnah 35 15 30 80
Saragih

15 Khairun Nisa 40 5 35 80

16 Khalid Devran 25 25 25 75
Al-parisi

17 Nabila 5 10 25 40

18 Rahmadhani 15 20 10 45

19 Rati Afriyani 15 20 10 45

20 Rendra Khibran 5 20 10 35
Samudra

21 Reza Pahlevi 10 15 30 55

22 Rini 20 15 30 65
Rahmawita

23 Rosa Rozali 5 20 10 35

24 Salsabila 10 15 30 55

38
Nasution

25 Salwa 20 15 30 65
Rahadatul Aisyi

26 Tia Sartika 10 15 30 55

27 Ummi Kalsum 20 15 30 65
Siregar

28 Wahyu 10 15 30 55

29 Weresi Afrilia 20 15 30 65
Sari

30 Yolanda Dwi 40 10 20 70
Septia

31 Zakia 15 20 10 45
Nursalsabila

32 Ziko Perdinan 15 20 10 45

33 Zulfa Hanum 5 20 10 35

34 Sella Anna 10 15 30 55
Mona

Jumlah 1935

Rata-rata 56,9

Kategori Cukup

Berikut ini adalah hasil pemetaan kemampuan siswa dalam mengenalisis

unsur kebahasaan teks laporan hasil observasi berdasarkan interpretasi secara tulisan:

39
TABEL 4.2 Hasil Nilai Siswa dalam Aspek Mengenalisis Unsur Kebahasaan

Teks Laporan Hasil Observasi

Mengenalisis unsur kebahasaan teks laporan Nilai


hasil observasi
No Nama Siswa
IA IB IC ID IE

1 Achmeyta 10 40 10 5 20
Kaila 85

2 Afza Nizam 30 35 15 10 15 105

3 Aidil Fitra 30 40 5 20 15
Hidayat 110

4 Alfi 20 25 25 40 10
Kalimatun
Nafi’ah 120

5 Damay 30 5 10 35 15
Anatasya
Putri 95

6 Difa 35 15 20 40 5 115

7 Dwi Yoga 25 5 20 25 25
Pratama 100

8 Farhan 25 10 15 5 10 65

9 Hamidah 10 20 15 15 20
Wasillah 80

10 Hilwa 10 40 10 5 20
Nazirah 85

11 Ika Rihatul 30 40 10 10 15
Jannah 105

12 Ikhsan Nur 30 35 15 20 15 115

40
Hakim

13 Irfan 20 40 5 40 10
Kurniawan.c 115

14 Isra Ramnah 30 25 25 35 15
Saragih 130

15 Khairun Nisa 35 5 10 40 5 95

16 Khalid 25 15 20 25 25
Devran Al-
parisi 110

17 Nabila 25 5 20 5 10 65

18 Rahmadhani 10 40 10 15 20 95

19 Rati Afriyani 10 35 15 15 20 95

20 Rendra 10 40 5 5 20
Khibran
Samudra 80

21 Reza Pahlevi 30 25 25 10 15 105

22 Rini 30 5 10 20 15
Rahmawita 80

23 Rosa Rozali 10 15 20 5 20 70

24 Salsabila 30 5 20 10 15
Nasution 80

25 Salwa 30 10 15 20 15
Rahadatul
Aisyi 90

26 Tia Sartika 30 20 15 10 15 90

27 Ummi 30 40 10 20 15
Kalsum
Siregar 115

41
28 Wahyu 30 35 15 10 15 105

29 Weresi 30 40 5 20 15
Afrilia Sari 110

30 Yolanda Dwi 20 25 25 40 10
Septia 120

31 Zakia 10 5 10 15 20
Nursalsabila 60

32 Ziko Perdinan 10 15 20 15 20 80

33 Zulfa Hanum 10 15 20 5 20 70

34 Sella Anna 30 5 20 10 15
Mona 80

Jumlah 3220

Rata-rata 94

Kategori Sangat baik

Berikut ini adalah hasil pemetaan kemampuan siswa dalam mengenalisis Isi

Secara Tulis yang dipresentasikan dengan tulisan di kelas X IPS MAN 1 Kota

Dumai Tahun Ajaran 2022/2023:

TABEL 4.3Hasil Nilai Siswa dalam Aspek Mengenalisis Isi Secara Tulisan

Mengenalisis Isi Secara Tulis Nilai

No Nama Siswa
Defenisi Deskripsi
umum pembagian

Deskripsi manfaat

42
1 Achmeyta Kaila 10 5 15

2 Afza Nizam 10 10 20

3 Aidil Fitra Hidayat 15 20 35

4 Alfi K. 5 40 45

5 Damay Anatasya Putri 25 35 60

6 Difa 10 40 50

7 Dwi Yoga Pratama 20 25 45

8 Farhan 20 5 25

9 Hamidah Wasillah 10 15 25

10 Hilwa Nazirah 15 15 30

11 Ika Rihatul Jannah 5 5 10

12 Ikhsan Nur Hakim 25 10 35

13 Irfan Kurniawan.c 10 20 30

14 Isra Ramnah Saragih 20 5 25

15 Khairun Nisa 20 10 30

16 Khalid Devran Al-parisi 15 20 35

17 Nabila 15 10 25

18 Rahmadhani 10 20 30

19 Rati Afriyani 15 10 25

20 Rendra Khibran Samudra 5 20 25

21 Reza Pahlevi 25 40 65

22 Rini Rahmawita 10 15 25

43
23 Rosa Rozali 20 15 35

24 Salsabila Nasution 20 5 25

25 Salwa Rahadatul Aisyi 20 10 30

26 Tia Sartika 20 5 25

27 Ummi Kalsum Siregar 10 15 25

28 Wahyu 15 15 30

29 Weresi Afrilia Sari 5 5 10

30 Yolanda Dwi Septia 25 10 35

31 Zakia Nursalsabila 10 20 30

32 Ziko Perdinan 10 15 25

33 Zulfa Hanum 20 15 35

34 Sella Anna Mona 20 5 25

Jumlah 1040

Rata-rata 30,5

Kategori Sangat
kurang

44
4.1.2 Analisa Data

4.1.2.1 Kemampuan Siswa Kelas X Dalam Mengenalisis Struktur Teks Laporan

Hasil Observasi Yang Dipresentasikan Dengan Tulisan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan temuan bahwa dalam

aspek Mengenalisis Struktur Teks Laporan Hasil Observasi Yang Dipresentasikan

Dengan Tulisan masih banyak siswa yang memiliki kemampuan pada kategori cukup.

Hal ini dibuktikan dengan rekap penilaian berikut :

TABEL 4.4 Nilai Siswa dalam Mengenalisis Struktur Teks Laporan Hasil

Observasi Yang Dipresentasikan Dengan Tulisan

Kategori

No Nama Siswa Nilai

1 Achmeyta Kaila 35 Sangat kurang

2 Afza Nizam 55 Kurang

3 Aidil Fitra Hidayat 65 Cukup

4 Alfi Kalimatun Nafi’ah 70 Baik

5 Damay Anatasya Putri 80 Baik

6 Difa 80 Baik

7 Dwi Yoga Pratama 75 Baik

8 Farhan 40 Sangat kurang

9 Hamidah Wasillah 45 Kurang

10 Hilwa Nazirah 35 Sangat kurang

11 Ika Rihatul Jannah 55 Kurang

45
12 Ikhsan Nur Hakim 65 Cukup

13 Irfan Kurniawan.c 70 Baik

14 Isra Ramnah Saragih 80 Baik

15 Khairun Nisa 80 Baik

16 Khalid Devran Al-parisi 75 Baik

17 Nabila 40 Sangat kurang

18 Rahmadhani 45 Kurang

19 Rati Afriyani 45 Kurang

20 Rendra Khibran Samudra 35 Sangat kurang

21 Reza Pahlevi 55 Sangat kurang

22 Rini Rahmawita 65 Cukup

23 Rosa Rozali 35 Sangat kurang

24 Salsabila Nasution 55 Kurang

25 Salwa Rahadatul Aisyi 65 Cukup

26 Tia Sartika 55 Kurang

27 Ummi Kalsum Siregar 65 Cukup

28 Wahyu 55 Kurang

29 Weresi Afrilia Sari 65 Cukup

30 Yolanda Dwi Septia 70 Baik

31 Zakia Nursalsabila 45 Kurang

32 Ziko Perdinan 45 Kurang

33 Zulfa Hanum 35 Sangat kurang

46
34 Sella Anna Mona 55 Kurang

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa rata-rata kemampuan siswa dalam

Mengenalisis Struktur Teks Laporan Hasil Observasi Yang Dipresentasikan Dengan

Tulisan masih kurang karena 19 orang siswa dari 34 siswa masih mendapatkan nilai

dibawah 50.

4.1.2.2 Kemampuan Siswa Kelas X Dalam Mengenalisis Unsur Kebahasaan

Teks Laporan Hasil Observasi Berdasarkan Interpretasi Secara Tulisan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan temuan bahwa dalam

aspek Mengenalisis Unsur Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi Berdasarkan

Interpretasi Secara Tulisan, siswa sudah memiliki kemampuan yang sangat baik. Hal

ini dibuktikan dengan rekap penilaian berikut :

TABEL 4.5 Nilai Siswa dalam Mengenalisis Unsur Kebahasaan Teks Laporan

Hasil Observasi Berdasarkan Interpretasi Secara Tulisan

Kategori

No Nama Siswa Nilai

1 Achmeyta Kaila 85 Sangat baik

2 Afza Nizam 105 Sangat baik

3 Aidil Fitra Hidayat 110 Sangat baik

4 Alfi Kalimatun Nafi’ah 120 Sangat baik

47
5 Damay Anatasya Putri 95 Sangat baik

6 Difa 115 Sangat baik

7 Dwi Yoga Pratama 100 Sangat baik

8 Farhan 65 Cukup

9 Hamidah Wasillah 80 Baik

10 Hilwa Nazirah 85 Sangat baik

11 Ika Rihatul Jannah 105 Sangat baik

12 Ikhsan Nur Hakim 115 Sangat baik

13 Irfan Kurniawan.c 115 Sangat baik

14 Isra Ramnah Saragih 130 Sangat baik

15 Khairun Nisa 95 Sangat baik

16 Khalid Devran Al-parisi 110 Sangat baik

17 Nabila 65 Cukup

18 Rahmadhani 95 Sangat baik

19 Rati Afriyani 95 Sangat baik

20 Rendra Khibran Samudra 80 Baik

21 Reza Pahlevi 105 Sangat baik

22 Rini Rahmawita 80 Baik

23 Rosa Rozali 70 Baik

24 Salsabila Nasution 80 Baik

25 Salwa Rahadatul Aisyi 90 Sangat baik

26 Tia Sartika 90 Sangat baik

48
27 Ummi Kalsum Siregar 115 Sangat baik

28 Wahyu 105 Sangat baik

29 Weresi Afrilia Sari 110 Sangat baik

30 Yolanda Dwi Septia 120 Sangat baik

31 Zakia Nursalsabila 60 Cukup

32 Ziko Perdinan 80 Baik

33 Zulfa Hanum 70 Baik

34 Sella Anna Mona 80 Baik

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa rata-rata kemampuan siswa dalam

Mengenalisis Unsur Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi Berdasarkan

Interpretasi Secara Tulisan sudah sangat baik karena 28 orang dari 34 siswa

mendapatkan nilai diatas (75).

4.1.2.3 Kemampuan Siswa Kelas X Dalam Mengenalisis Isi Teks Laporan Hasil

Observasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan temuan bahwa dalam

aspek Mengenalisis Isi Teks Laporan Hasil Observasi Berdasarkan Interpretasi

Secara Tulisan, siswa belum memiliki kemampuan yang baik. Hal ini dibuktikan

dengan rekap penilaian berikut :

49
TABEL 4.6 Nilai Siswa dalam Mengenalisis Isi Teks Laporan Hasil Observasi

Kategori

No Nama Siswa Nilai

1 Achmeyta Kaila 15 Sangat kurang

2 Afza Nizam 20 Sangat kurang

3 Aidil Fitra Hidayat 35 Sangat kurang

4 Alfi Kalimatun Nafi’ah 45 Kurang

5 Damay Anatasya Putri 60 Cukup

6 Difa 50 Kurang

7 Dwi Yoga Pratama 45 Kurang

8 Farhan 25 Sangat kurang

9 Hamidah Wasillah 25 Sangat kurang

10 Hilwa Nazirah 30 Sangat kurang

11 Ika Rihatul Jannah 10 Sangat kurang

12 Ikhsan Nur Hakim 35 Sangat kurang

13 Irfan Kurniawan.c 30 Sangat kurang

14 Isra Ramnah Saragih 25 Sangat kurang

15 Khairun Nisa 30 Sangat kurang

16 Khalid Devran Al-parisi 35 Sangat kurang

17 Nabila 25 Sangat kurang

18 Rahmadhani 30 Sangat kurang

19 Rati Afriyani 25 Sangat kurang

50
20 Rendra Khibran Samudra 25 Sangat kurang

21 Reza Pahlevi 65 Cukup

22 Rini Rahmawita 25 Sangat kurang

23 Rosa Rozali 35 Sangat kurang

24 Salsabila Nasution 25 Sangat kurang

25 Salwa Rahadatul Aisyi 30 Sangat kurang

26 Tia Sartika 25 Sangat kurang

27 Ummi Kalsum Siregar 25 Sangat kurang

28 Wahyu 30 Sangat kurang

29 Weresi Afrilia Sari 10 Sangat kurang

30 Yolanda Dwi Septia 35 Sangat kurang

31 Zakia Nursalsabila 30 Sangat kurang

32 Ziko Perdinan 25 Sangat kurang

33 Zulfa Hanum 35 Sangat kurang

34 Sella Anna Mona 25 Sangat kurang

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa rata-rata kemampuan siswa dalam

Mengenalisis Isi Teks Laporan Hasil Observasi Berdasarkan Interpretasi Secara

Tulisan masih sangat kurang karena 31 orang dari 34 siswa mendapatkan nilai

dibawab 50.

4.2 Pembahasan

Tujuan dari pembelajaran teks laporan hasil observasi adalah menjabarkan

atau mengklasifikasikan secara umum sesuatu hal didasarkan padahasil observasi atau

51
pengamatan. Sebenarnya siswa sudah menggunakan teks ini dalam kehidupan sehari-

hari, namun siswa tidak menyadari bahwa teks tersebut adalah teks laporan hasil

observasi. Bentuk instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah menulis

teks hasil laporan observasi. Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam mengetahui keterampilan menulis teks hasil observasi.

4.2.1 Kemampuan Siswa Kelas X Dalam Mengenalisis Struktur Teks Laporan

Hasil Observasi Yang Dipresentasikan Dengan Tulisan

Berdasarkan tabel skor indikator kemampuan siswa, nilai 5 diberikan jika

siswa tidak mampu sama sekali mengenalisis struktur teks laporan hasil observasi.

Nilai 10 diberikan jika siswa memiliki kemampuan kurang dalam mengenalisis

struktur teks laporan hasil observasi. Nilai 15 diberikan jika siswa memiliki

kemampuan cukup dalam mengenalisis struktur teks laporan hasil observasi. Nilai

20 diberikan jika siswa memiliki kemampuan sangat cukup dalam mengenalisis

struktur teks laporan hasil observasi. nilai 25 diberikan siswa jika memiliki

kemampuan sangat baik dalam mengenalisis struktur teks laporan hasil observasi.

nilai 30 diberikan jika siswa memiliki kemampuan sangat baik dalam mengenalisis

struktur teks laporan hasil observasi. nilai 35 diberikan jika siswa memiliki

kemampuan sangat baik sekali dalam mengenalisis struktur teks laporan hasil

observasi. nilai 40 diberikan jika siswa siswa sangat tepat dalam mengenalisis

struktur teks laporan hasil observasi. Berdasarkan data dari 34 orang siswa

keseluruhan jumlah nilai yang telah didapatkan pada aspek mengenalisis struktur teks

52
laporan hasil observasi adalah 1935 dengan memperoleh nilai 56,9 maka dikatakan

cukup, perolehan nilai cukup yaitu 56-69.

Kosasih (2014: 46) mengemukakan tentang struktur teks laporan observasi

sebagai berikut:

a. Definisi umum, menjelaskan objek yang diobservasi, baik itu tentang

karakteristik, keberadaan, kebiasaan, pengelompokan, dan berbagai aspek

lainnya

b. Deskripsi perbagian, menjelskan aspek-aspek terntentu dari objek yang

diobservasi

c. Deskripsi manfaat, menjelaskan kegunaan dari paparan tema yang

dinyatakan sebelumnya.

Struktur teks laporan hasil observasi haruslah terdiri dari pendahuluan,

pembahasan, dan simpulan dengan adanya pernyataan umum. Keterampilan

menganalisis teks laporan observasi juga tidak menggunakan aturan yang benar

bahkan mereplikasi sebelumnya melaporkan. Artinya, produk kemampuan

menganalisis teks laporan observasi harus ada sesuai dengan kaidah yang benar yaitu

memenuhi aspek seperti isi, pilihan kata, kalimat, dan mekanisme serta struktur teks.

Dalam aspek struktural, misalnya, harus ada unsur yaitu bagian pernyataan, dan

uraian, belum sepenuhnya disadari.

53
Rata-rata kemampuan siswa dalam Mengenalisis Struktur Teks Laporan Hasil

Observasi Yang Dipresentasikan Dengan Tulisan masih kurang karena 19 orang

siswa dari 34 siswa masih mendapatkan nilai dibawah 50. Hasil analisis kemampuan

menulis teks laporan hasil observasi pada aspek struktur dikategorikan kurang karena

susunan struktur teks laporan hasil observasi mulai dari pernyataan umum, sampai

uraian belum tersusun baik dan masih kurang tepat. Keluhan tentang rendahnya

kemampuan menganalisis siswa, khususnya siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)

bukan masalah yang baru lagi dalam dunia pendidikan, rendahnya kemampuan

menganalisis siswa juga disampaikan oleh Tarigan dalam Ayudia (2016:36) bahwa

kualitas hasil belajar bahasa Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskan.

4.2.2 Kemampuan Siswa Kelas X Dalam Mengenalisis Unsur Kebahasaan Teks

Laporan Hasil Observasi Berdasarkan Interpretasi Secara Tulisan

Mengenalisis unsur kebahasaan teks laporan hasil observasi berdasarkan

interpretasi secara tulisan dilihat dari beberapa indikator yaitu:

1. Menggunakan peristiwa umum sebagai objek utama

2. Menggunakan kata kerja

3. Menggunakan kopula yakni kata adalah, merupakan

4. Menggunakan kata menyatakan, mengelompokkan, perbedaan dan

persamaan

5. Menggambarkan sikap atau perilaku

54
Berdasarkan tabel skor indikator kemampuan siswa, nilai 5 diberikan jika

siswa tidak mampu sama sekali mengenalisis unsur kebahasaan teks laporan hasil

observasi. Nilai 10 diberikan jika siswa memiliki kemampuan kurang dalam

mengenalisis unsur kebahasaan teks laporan hasil observasi. Nilai 15 diberikan jika

siswa memiliki kemampuan cukup dalam mengenalisis unsur kebahasaan teks

laporan hasil observasi. Nilai 20 diberikan jika siswa memiliki kemampuan sangat

cukup dalam mengenalisis unsur kebahasaan teks laporan hasil observasi. nilai 25

diberikan siswa jika memiliki kemampuan sangat baik dalam mengenalisis unsur

kebahasaan teks laporan hasil observasi. nilai 30 diberikan jika siswa memiliki

kemampuan sangat baik dalam mengenalisis unsur kebahasaan teks laporan hasil

observasi. nilai 35 diberikan jika siswa memiliki kemampuan sangat baik sekali

dalam mengenalisis unsur kebahasaan teks laporan hasil observasi. nilai 40 diberikan

jika siswa siswa sangat tepat dalam mengenalisis unsur kebahasaan teks laporan

hasil observasi.

Berdasarkan data pada tabel 4.2, dari 34 orang siswa keseluruhan jumlah nilai

yang telah didapatkan pada aspek mengenalisis unsur kebahasaan teks laporan hasil

observasi adalah 3220 dengan memperoleh nilai 94 maka dikatakan sangat baik.

perolehan nilai sangat baik ini yaitu 85-100. ini diperoleh dari aspek menganalisis

unsur kebahasaan teks laporan hasil observasi berdasarkan interpretasi secara tulisan

yang dilihat dari beberapa indikator yaitu: menggunakan peristiwa umum sebagai

objek utama, menggunakan kata kerja, menggunakan kopula yakni kata adalah,

55
merupakan, menggunakan kata menyatakan, mengelompokkan, perbedaan dan

persamaan, menggambarkan sikap atau perilaku.

Kosasih (2014:49) mengemukakan, bahwa kaidah kebahasaan teks laporan

hasil observasi adalah sebagai berikut:

a. Banyak menggunakan kata benda atau peristiwa umum sebagai objek utama

pemaparannya. Benda-benda yang dimaksud bisa berupa gunung, sungai,

keadaan penduduk, peristiwa banjir, bencana alam, dan peristiwa budaya

b. Banyak menggunakan kata kerja meterial atau kata kerja yang menunjukan

tindakan suatu benda, binatang, manusia atau peristiwa. Contoh :

melumpuhkan, membatasi, menunjukan turuntangan.

c. Mengunakan kopula, yakni kata adalah, merupakan, yaitu. Kata-kata itu digu

nakan dalam menjelaskan pengertian atau konsep.

d. Banyak menggunakan kata menyatakan pengelompokan, perbedaan atau

persamaan. Contoh , diklasifikasikan, dibedakan, digolongkan.

e. Banyak menggunakan kata yang menggambarkan sifat atau prilaku benda,

orang atau suatu keadaan. Contoh, berkumpul, memainkan, berbentuk.

f. Banyak menggunakan kata-kata teknis (istilah ilmiah). Contoh, vertebrata

dan invertebrata.

g. Banyak melesapkan kata mengatasnamakan penulis (bersifat impersonal)

katakata saya, kami penulis, dan penulis

56
Membaca teks laporan hasil observasi tidak hanya menuliskan kata-kata,

tetapi penulis harus memperhatikan struktur teks laporan hasil observasi dalam

tulisan tersebut. Struktur teks laporan hasil observasi dipergunakan untuk

menghasilkan teks menjadi tulisan yang padu. Struktur teks laporan hasil observasi

merupakan susunan untuk membuat kalimat hingga menjadi kalimat yang baik.

Pentingnya memiliki kemampuan menulis terkhususnya menulis teks laporan

hasil observasi untuk penunjang mahir dan terampil dalam melakukan sebuah

observasi atau pengamatan dengan bahasa yang baik dan benar.

Kurikulum pendidikan terbaru yang sedang diimplemantisakan saat ini adalah

Kurikulum 2013. Pada Kurikulum ini pembelajaran dilakukan dengan tujuan untuk

membentuk karakter siswa. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Kurikulum 2013

berbasis teks, sehingga dalam pelaksanaannya guru membelajarkan siswa mengenai

teks. Teks yang dipelajari salah satunya yaitu teks laporan hasil observasi. Teks

laporan hasil observasi yaitu teks yang disusun berdasarkan hasil dari mengamati

suatu objek. Pembelajaran tentang teks laporan hasil observasi terdapat pada materi

siswa kelas X Kurikulum 2013 pada Kompetensi Dasar 3.1 Memahami struktur dan

kaidah teks laporan hasil observasi baik melalui lisan maupun tulisan. Pembelajaran

tentang teks laporan hasil observasi dimulai dengan kegiatan yang konkret melalui

kompetensi dasar memahami. Oleh karena itu, pembelajaran memahami teks laporan

hasil observasi penting dibelajarkan kepada siswa di awal pembelajaran karena

dengan memahami teks laporan hasil observasi siswa akan paham seperti apa itu

57
observasi dan akan mudah dalam melaksakan pembelajaran dengan kompetensi dasar

selanjutnya.

Hasil analisis kemampuan menulis teks laporan hasil observasi pada aspek

kebahasaan teks dikategorikan sangat baik karena menggunakan pilihan kata yang

mudah dipahami dan hanya ada satu hingga dua kesalahan dalam teks laporan hasil

observasi. Hasil analisis kemampuan menulis teks laporan hasil observasi pada aspek

kalimat efektif dikategorikan baik karena menguasai penggunaan kalimat secara baik

dan tepat dengan tingkat kesalahan sedikit. Hasil analisis kemampuan menulis teks

laporan hasil observasi pada aspek ejaan dikategorikan cukup karena terdapat

kesalahan dalam menerapkan beberapa unsur ejaan pada penulisan huruf, penulisan

tanda baca, dan penulisan kata.

4.2.3 Kemampuan Siswa Kelas X Dalam Mengenalisis Isi Secara Tulisan

Berdasarkan tabel skor indikator kemampuan siswa, nilai 5 diberikan jika

siswa tidak mampu sama sekali mengenalisis Isi teks laporan hasil observasi. Nilai

10 diberikan jika siswa memiliki kemampuan kurang dalam mengenalisis Isi teks

laporan hasil observasi. Nilai 15 diberikan jika siswa memiliki kemampuan cukup

dalam mengenalisis Isi teks laporan hasil observasi. Nilai 20 diberikan jika siswa

memiliki kemampuan sangat cukup dalam mengenalisis Isi teks laporan hasil

observasi. nilai 25 diberikan siswa jika memiliki kemampuan sangat baik dalam

mengenalisis Isi teks laporan hasil observasi. nilai 30 diberikan jika siswa memiliki

kemampuan sangat baik dalam mengenalisis Isi teks laporan hasil observasi. nilai

58
35 diberikan jika siswa memiliki kemampuan sangat baik sekali dalam mengenalisis

Isi teks laporan hasil observasi. nilai 40 diberikan jika siswa siswa sangat tepat

dalam mengenalisis Isi teks laporan hasil observasi.

Berdasarkan data pada tabel 4.4 diatas, dari 34 orang siswa keseluruhan

jumlah nilai yang telah didapatkan pada aspek mengenalisis isi teks laporan hasil

observasi adalah 1040 dengan memperoleh nilai 30,5 maka disebut sangat kurang.

Perolehan nilai sangat kurang ini yaitu 1 – 44. Ini diperoleh pada aspek kemampuan

siswa dalam mengenalisis isi secara tulis dengan indikator kemampuan

mengembangkan defenisi umum dan deskripsi manfaat.

Langkah-langkah menginterpretasi isi teks laporan hasil observasi menurut

Kosasih (2014:49) adalah sebagai berikut:

a. Membaca terlebih dahulu keseluruhan isi teks laporan hasil observasi

b. Menuliskan definisi umum atau penjelasan umum mengenai objek yang

diteliti

c. Menuliskan deskripsi per bagian atau menentukan aspek-aspek yang

diteliti

d. Menuliskan deskripsi manfaat dalam teks laporan hasil observasi

e. Menginterpretasi definisi umum sesuai isi teks laporan hasil observasi

f. Menginterpretasi deskripsi per bagian sesuai isi teks laporan hasil

observasi

g. Menginterpretasi deskripsi manfaat sesuai isi teks laporan hasil observasi

59
h. Menyimpulkan secara keseluruhan hasil menginterpretasi isi teks laporan

hasil observasi.

Dalam pelajaran bahasa Indonesia pembelajaran menyusun teks laporan hasil

observasi ini menjadi penting karena dalam pelaksanaan pembelajaran siswa dilatih

untuk menyusun hasil pengamatan yang telah dilakukan dalam bentuk tulisan dengan

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga dengan adanya

pembelajaran teks laporan hasil observasi tersebut bisa melatih siswa agar lebih giat

untuk menulis sehingga dengan demikian maka akan sangat bermanfaat bagi siswa

dalam implementasi di kehidupan sehari-hari khususnya dalam kegiatan menulis.

Penelitian ini relevan dengan penelitian terdahulu oleh Marda Tillah (2019)

melakukan penelitian berjudul Kemampuan Menganalisis Teks Laporan Hasil

Observasi Siswa Kelas X IPS1 di SMA N 2 Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu

Tahun Ajaran 2019/2020. Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu menggunakan teori

Mahsun (2014) dan Kosasih (2014) tentang teks laporan hasil observasi. Hasil

penelitian ini menujukkan bahwa (1) Kemampuan siswa dalam menentukan struktur

teks dalam teks laporan hasil observasipada Siswa Kelas X IPS1 di SMA Negeri 2

Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2019/2020 berada pada kategori cukup

yaitu dengan nilai 68,00 atau dengan kata lain hipotesis penelitian diterima, (2)

Kemampuan siswa dalam menentukan unsure kebahasaan dalam teks laporan hasil

observasi berada pada kategori cukup yaitu dengan nilai 72,96 atau dengan kata lain

hipotesis penelitian diterima, (3) kemampuan siswa dalam menafsirkan teks laporan

60
hasil observasi berdasarkan struktur, unsure kebahasaan, dan isi teks laporan berada

pada kategori cukup yaitu dengan nilai 66,67 atau dengan kata lain hipotesis

penelitian diterima. perbedaan peneltiian ini dengan penelitian penulis terletak pada

subjek kajian yang di analisis .

Pembelajaran menulis merupakan salah satu objek keterampilan berbahasa yang

sangat dibutuhkan, terutama dalam mengungkapkan ide, pikiran, dan pesan melalui

teks. Pembelajaran menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka

dengan orang. Dalam dunia pendidikan formal, keterampilan menulis sangat berperan

penting.

61
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai Kemampuan Menganalisis Teks

Isi Laporan Hasil Observasi Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X

MAN 1 Kota Dumai Tahun Ajaran 2022/2023 dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Hasil penelitian menemukan bahwa rata-rata kemampuan siswa dalam

Mengenalisis Struktur Teks Laporan Hasil Observasi Yang Dipresentasikan

Dengan Tulisan masih kurang karena 19 orang siswa dari 34 siswa masih

mendapatkan nilai dibawah 50. maka hipotesis pertama pada penelitian ini

yaitu kemampuan menentukan struktur teks laporan hasil observasi siswa

kelas Siswa Kelas X MAN 1 Dumai adalah cukup (56-69) ditolak.

2. Hasil penelitian menemukan bahwa rata-rata kemampuan siswa dalam

Mengenalisis Unsur Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi Berdasarkan

Interpretasi Secara Tulisan sudah sangat baik karena 28 orang dari 34 siswa

mendapatkan nilai diatas 75. Maka hipotesis kedua pada penelitian ini yaitu

kemampuan mengenalisis unsur kebahasaan teks laporan hasil observasi

kelas Siswa Kelas X MAN 1 Dumai adalah cukup (56-69) ditolak.

62
3. Hasil penelitian menemukan bahwa rata-rata kemampuan siswa dalam

Mengenalisis Isi Teks Laporan Hasil Observasi Berdasarkan Interpretasi

Secara Tulisan masih sangat kurang karena 31 orang dari 34 siswa

mendapatkan nilai dibawab 50. maka hipotesis ketiga pada penelitian ini

yaitu kemampuan mengenalisis aspek mengenalisis unsur kebahasaan teks

laporan hasil observasi Kelas X MAN 1 Dumai adalah cukup (56-69)

ditolak.

5.2 Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, implikasi dari skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat perubahan mengenai kemampuan menulis dan menganalisis siswa

dalam belajar, khususnya pada materi menulis teks laporan hasil observasi

2. Pengembangan keterampilan guru dalam menerapkan teknik pembelajaran

untuk meningkatkan kemampuan menganalisis dan menulis siswa yang dan

dapat digunakan pada setiap pembelajaran, khususnya pada pembelajaran

Bahasa Indonesia.

5.3 Rekomendasi

Bertolak dari hasil penelitian diatas, berikut adalah beberapa rekomendasi

yang dapat diberikan oleh peneliti:

63
1. Bagi guru bahasa Indonesia, peneliti menyarankan untuk mempersiapkan RPP

sesuai dengan Kurikulum yang digunakan secara matang sebelum

pembelajaran dilaksanakan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

RPP, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara sistematis dan sesuai

dengan RPP;

2. Bagi pembaca atau peneliti selanjutnya, hendaknya memilih materi yang

bervariasi sesuai dengan perkembangan Kurikulum yang berlaku untuk

melakukan penelitian yang sejenis, sehingga kita sebagai calon pendidik akan

mengetahui perkembangan Kurikulum yang terbaru

64
DAFTAR PUSTAKA

Ade Marsela. 2020. Peningkatan Kemampuan Menganalisis Struktur dan Kaidah


Kebahasaan serta Mengontruksi Teks Laporan Hasil Observasi dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw (Penelitian Tindakan Kelas pada
Peserta Didik Kelas X SMA K.H. Zainal Musthafa Kabupaten Tasikmalaya
Tahun Ajaran 2019/2020). thesis, Universitas Siliwangi.

Angelina Ghita. 2007. Analisis Kasus Post-Traumatic Stress Disorder pada Film 27
Steps of May. Tugas Akhir. Universitas Dinamika.

Akhadiah, Subarti dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.


Erlangga: Jakarta.

Amalia nurhikma. 2020. Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa
Kelas X SMK Negeri 4 Makassar. Eprints Universitas Negeri Makassar

Ardianto, Elvinaro. 2008. Public Relations Praktis. Bandung : Widya Padjajaran.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta

Astri Lidia Putri. 2021. kemampuan menulis teks laporan hasil observasi pada siswa
kelas X SMK Negeri 3 Seluma. Kemampuan menulis teks laporan hasil
observasi ini dinilai dari lima aspek, yaitu aspek isi, aspek struktur, aspek
diksi, aspek kalimat efektif, dan aspek ejaan. JURNAL ILMIAH KORPUS
Vol. 5 No. 1, 2021 ISSN (online): 2614-6614 Available online at
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/korpus/index

Ayudia, Suryanto, E., & Waluyo, B. 2016. Analisis Kesalahan Penggunaan Bahasa
Indonesia dalam Laporan Hasil Observasi Pada Siswa SMP. Basastra (Jurnal
Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia Dan Pengajarannya), 4(1), 34–49.

65
Baker, M. 1992. In Other Words: A Coursebook on Translation. London And New.
York:Routledge.

Bell, Roger. T. 1991. Translation and Translating: Theory and Practice. London and
New York: Longman

De Beaugrande, R., & Dressler, W. 1981. Introduction to Text Linguistics. Londong:


Longman.

Halliday, M.A.K., & Ruqaiya Hasan. 1976. Cohesion in English. London: Longman

Haris Herdiyansyah. 2015. Wawancara,Observasi, san Focus Groups. Depok : PT.


Raja grafindo persada

Ichiwani Syafitri. 2018. Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasil


Observasi dengan Model Berbasis Masalah Kelas XI SMA Makassar Raya
Makassar. Universitas muhammadiyah makassar fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.

Kemendikbud. 2013. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013 tentang


kriteria Hasil Belajar.

Komaruddin.2000. Model Pembelajaran Aktif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum. 2013.


Bandung: Yrama Widya.

Lexy, J Moleong. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja.


Rosdakarya.

Marda Tillah. 2019. Kemampuan Menganalisis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa
Kelas X IPS1 di SMA N 2 Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu Tahun Ajaran

66
2019/2020. Program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan universitas islam riau pekanbaru

Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada

Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta :Rineka Cipta.

Mujiati hanik. 2011. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Stok Obat Pada
Apotek Arjowinangun.jogyakarta: sukadi

Mustaqim. 2001. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pustaka Pelajar.

Nababan. P.W.J. 1987. Ilmu Pragmatik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan.


Kebudayaan

Nord, Christiane. 1991. Text Analysis in Translation: Theory, Methodology, and.


Didactic Application of Model for Translation-Oriented Text Analysis.

Pradotokusumo, Partini Sardjono. 2005. Pengkajian Sastra. Jakarta: PT


Gramedia. Pustaka Utama.

Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesias Dalam.


Kurikulum 2013. Jakarta : Bumi Aksara

Roziah, 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Bina Karya

Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran INOVATIF dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

67
Stubbs, Michael. 1983. Discourse Analysis: the Sociolinguistic Analysis of. Natural
Language. England: Basil Blackwell Publisher Limited.

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alphabet.

Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (edisi revisi). Semarang: Undip Press

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

Titscher Stefan, Michael Mayer,Ruth Wodak dan Eva Vetter, diterjemahkan. Metode.
Analisis Teks & Wacana. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Widjono, Hs. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian.


Jakarta: Grasindo.

68
LAMPIRAN

69
NILAI ULANGAN HARIAN X IPS 1

No Nama Siswa Nilai ulangan Nilai KKM Keterangan


harian

1 Achmeyta Kaila 75 78 Tuntas

2 Afza Nizam 75 68 Tidak tuntas

3 Aidil Fitra Hidayat 75 75 Tuntas

4 Alfi Kalimatun Nafi’ah 75 76 Tuntas

5 Damay Anatasya Putri 75 88 Tuntas

6 Difa 75 53 Tidak tuntas

7 Dwi Yoga Pratama 75 45 Tidak tuntas

8 Farhan 75 72 Tidak tuntas

9 Hamidah Wasillah 75 66 Tidak tuntas

10 Hilwa Nazirah 75 46 Tidak tuntas

11 Ika Rihatul Jannah 75 73 Tidak tuntas

12 Ikhsan Nur Hakim 75 49 Tidak tuntas

13 Irfan Kurniawan.c 75 64 Tidak tuntas

14 Isra Ramnah Saragih 75 79 Tuntas

70
15 Khairun Nisa 75 57 Tidak tuntas

16 Khalid Devran Al-parisi 75 66 Tidak tuntas

17 Nabila 75 82 Tuntas

18 Rahmadhani 75 52 Tidak tuntas

19 Rati Afriyani 75 63 Tidak tuntas

20 Rendra Khibran Samudra 75 53 Tidak tuntas

21 Reza Pahlevi 75 64 Tidak tuntas

22 Rini Rahmawita 75 89 Tuntas

23 Rosa Rozali 75 61 Tidak tuntas

24 Salsabila Nasution 75 75 Tuntas

25 Salwa Rahadatul Aisyi 75 62 Tidak tuntas

26 Tia Sartika 75 64 Tidak tuntas

27 Ummi Kalsum Siregar 75 78 Tuntas

28 Wahyu 75 54 Tidak tuntas

29 Weresi Afrilia Sari 75 45 Tidak tuntas

30 Yolanda Dwi Septia 75 44 Tidak tuntas

31 Zakia Nursalsabila 75 45 Tidak tuntas

32 Ziko Perdinan 75 70 Tidak tuntas

33 Zulfa Hanum 75 54 Tidak tuntas

34 Sella Anna Mona 75 50 Tidak tuntas

71
NILAI ULANGAN HARIAN X IPS 2

No Nama Siswa Nilai Ulangan Nilai KKM Keterangan


Harian

1 Aji Novrizal Putra 75 54 Tidak tuntas

2 Alvira Putri 75 55 Tidak tuntas

3 Ragas Priyatama 75 70 Tidak tuntas

4 Cindy Salsabila 75 61 Tidak tuntas

5 Dani Rhamadani 75 65 Tidak tuntas

6 Difa Meria Yunita 75 76 Tuntas

7 Epri Yani Sianturi 75 80 Tuntas

8 Fhalihah Naila 75 81 Tuntas


Tusy

9 Gadis Zulaika Noor 75 83 Tuntas

10 Hanifa Ridhatul 75 76 Tuntas


Jannah

11 Indah Puspita Sari 75 80 Tuntas

12 Johan Adriansyah 75 83 Tuntas

13 Kasyh Dinelia 75 86 Tuntas


Azura

14 Khairun Nisa 75 81 Tuntas

15 Laquisha Salsabila 75 76 Tuntas

72
16 Nayira Quratul 75 85 Tuntas
Aini

17 Alvi Lailatul 75 63 Tidak tuntas


Nukarrohmah

18 Rasya Gilang 75 52 Tidak tuntas


Ramadhan

19 Revadinda 75 88 Tuntas
Asnadila

20 Ririn Dwi Septiani 75 65 Tidak tuntas

21 Safa Salsabila 75 89 Tuntas

22 Safarina 75 55 Tidak tuntas

23 Sania Asyidea Putri 75 79 Tuntas

24 Sany Yulia Ningsih 75 52 Tidak tuntas

25 Salma Putri 75 89 Tuntas

26 Sara Agustina 75 76 Tuntas

27 Saskia Adira Mona 75 65 Tidak tuntas

28 Suci Putri Arya 75 79 Tuntas

29 Shidiqin Arif 75 59 Tidak tuntas


Alayubi

30 Sumarni 75 76 Tuntas

31 Surma Nayla 75 92 Tuntas

32 Tiara Amanda 75 80 Tuntas

33 Tias Ayu Artika 75 85 Tuntas

34 Wan Putri Nasila 75 32 Tidak tuntas

73
NILAI ULANGAN X IPS 3

No Nama Siswa Nilai Ulangan Nilai KKM Keterangan


Harian

1 Alif Muqsith. A 75 42 Tidak tuntas

2 Ammara Faiza 75 70 Tidak tuntas

3 Anggi Triana. S 75 55 Tidak tuntas

4 Bima Satria 75 52 Tidak tuntas

5 Elvina Safitri 75 79 Tuntas

6 Farhan Ardiansyah 75 46 Tidak tuntas

7 Faraz Azila 75 74 Tidak tuntas

8 Heni Herawati Dewi 75 39 Tidak tuntas

9 Intan Maizura 75 83 Tuntas

10 Jonna Evendi 75 30 Tidak tuntas

11 Arini Khairani 75 64 Tidak tuntas

12 Mahira Alzahra 75 86 Tuntas

13 Regina Cahya Winata 75 61 Tidak tuntas

14 Riswana Siregar 75 91 Tuntas

74
15 Rizky Hardiadi 75 39 Tidak tuntas

16 Rugaiya 75 70 Tidak tuntas

17 Risma Nur Azani 75 70 Tidak tuntas

18 Shinta Rama Yani 75 57 Tidak tuntas

19 Shofiyyah El Islamiyah 75 68 Tidak tuntas

20 Siti Nabila 75 45 Tidak tuntas

21 Siti Nor Ain 75 72 Tidak tuntas

22 Siti Nur Aisyah 75 73 Tidak tuntas

23 Sofiyah Sa’bani 75 65 Tidak tuntas

24 Suci Puspita Rahmah 75 65 Tidak tuntas

25 Arya Fadhurrahman 75 80 Tuntas

26 Syahara Andini Putri 75 73 Tidak tuntas

27 Syahidah Al-Khansa 75 77 Tuntas

28 Tengku Rivaldi 75 52 Tidak tuntas

29 Wahyu Arta N.A 75 79 Tuntas

30 Wan Sri Wahyuni 75 66 Tidak tuntas

31 Yasmin Rusian 75 64 Tidak tuntas

32 Uswatun Hasanah 75 72 Tidak tuntas

33 Zaimah Husna 75 75 Tuntas

34 Liza Marshanda 75 37 Tidak tuntas

35 Nazwa Ayahira 75 65 Tidak tuntas

75
76

Anda mungkin juga menyukai