Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa

Indonesia Vol 9 No 1, Maret 2020


PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, SIKAP BAHASA,
DAN KEBIASAAN MEMBACA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
BAHASA INDONESIA
1
NPY Dewi, 2IN Suandi, 3IN Sudiana
123
Program Studi Pendidikan Bahasa
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
1
yunia.dewi@undiksha.ac.id, 2nengah.suandi@pasca.undiksha.ac.id,
3
nyoman.sudiana@pasca.undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ada tidaknya pengaruh beberapa variabel, yaitu: (1)
motivasi belajar, (2) sikap bahasa, (3) kebiasaan membaca, dan (4) motivasi belajar, sikap bahasa,
dan kebiasaan membaca secara bersama-sama terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa
SMP kelas IX se-Denpasar Timur. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif dengan bentuk
penelitian ex post facto. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP kelas IX se-Denpasar Timur
yang berjumlah 1.846 orang. Penetapan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling
rangkap, yaitu sampling kuota dan proportional simple random sampling. Data dalam penelitian ini
dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner motivasi belajar, sikap bahasa, dan kebiasaan
membaca serta dokumentasi berupa nilai tes sumatif semester ganjil 2019. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
Bahasa Indonesia siswa SMP kelas IX se-Denpasar Timur dengan koefisien korelasi sebasar 0, 372
dan sumbangan efektif sebesar 9, 672%, (2) terdapat pengaruh yang signifikan sikap bahasa
terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia siswa SMP kelas IX se-Denpasar Timur dengan koefisien
korelasi sebasar 0, 437 dan sumbangan efektif sebesar 8, 390%, (3) terdapat pengaruh yang
signifikan kebiasaan membaca terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa SMP kelas IX se-
Denpasar Timur dengan koefisien korelasi sebasar 0, 747 dan sumbangan efektif sebesar 41, 907%,
dan (4) secara bersama-sama, terdapat pengaruh yang signifikan motivasi belajar, sikap bahasa, dan
kebiasaan membaca terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa SMP kelas IX se-Denpasar
Timur dengan koefisien korelasi ganda sebasar 0, 627 dan sumbangan efektif sebesar 59, 969%.
Simpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan motivasi belajar, sikap bahasa, dan
kebiasaan membaca terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia.

Kata kunci: Kebiasaan Membaca; Motivasi Belajar; Prestasi Belajar; Sikap Bahasa

Abstract
This research aimed to describe of some variables, as followed : (1) learning motivation, (2) language
attitude, (3) reading habit, and (4) learning motivation, language attitude, and reading habit (all
together) toward Indonesian learning achievement on students’ grade IX in East Denpasar. This
research arranged into ex post facto research. The population of this research were students in Junior
High School grade IX in East Denpasar that amount of 1.846 students. This research used dual
sampling techniques namely quota sampling and proportional simple random sampling. The data were
collected using questionnaire to know about learning motivation, language attitude, and reading habit;
and also used documentation of test summative score in odd semester year 2019 to get the data
about students’ achievement in learning Indonesian. The data were analyzed by product moment
formula and double regression analysis. The result of this research showed significant effect on Junior
High School Students Grade IX in East Denpasar as followed (1) there was significant effect of
learning motivation toward Indonesian learning achievement with correlation coefficient amount 0, 372
and effective contribution amount 9, 672%, (2) there was significant effect of language attitude toward
Indonesian learning achievement with correlation coefficient amount 0, 437 and effective contribution
amount 8, 390%, (3) there was significant effect of reading habit toward Indonesian learning
achievement with correlation coefficient amount 0, 747 and effective contribution amount 41, 907%,
and (4) there was significant effect of learning motivation, language attitude, and reading habit (all

1
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 1, Maret 2020
together) toward Indonesian learning achievement with dual correlation coefficient amount 0, 627 and
effective contribution amount 59, 969%. It could be concluded that there were significant effect of
learning motivation, language attitude, and reading habit toward Indonesian learning
achievement.Indonesian learning achievement.

Keywords: Reading Habit; Learning Motivation; Learning Achievement; Language Attitude

PENDAHULUAN menggunakan Bahasa Indonesia yang baik


Bahasa Indonesia memiliki peran dan benar.
yang sangat penting dalam kedudukannya Kondisi tersebut didukung oleh hasil
sebagai bahasa negara dan bahasa observasi awal yang dilakukan oleh peneliti.
nasional. Melalui Bahasa Indonesia, Selain itu, keterampilan membaca siswa
seseorang dapat berkomunikasi maupun masih sangat rendah yang mengakibatkan
berinteraksi dengan masyarakat Indonesia siswa selalu menganggap soal-soal Bahasa
yang memiliki latar belakang budaya yang Indonesia terlalu panjang sehingga
tidak sama dan memiliki beragam bahasa sebagian besar siswa malas untuk
daerah. Bahasa Indonesia dapat membacanya. Hal itulah yang
menjembati kesulitan berkomunikasi dan mengakibatkan rendahnya nilai Bahasa
sekaligus mempersatukan masyarakat Indonesia karena pada dasarnya soal-soal
Indonesia yang majemuk. Oleh karena itu, Bahasa Indonesia cenderung berbasis teks.
pembinaan dan pengembangan Bahasa Rendahnya nilai Bahasa Indonesia juga
Indonesia secara baik dan benar menjadi terjadi pada tahapan uji coba maupun pada
prioritas, sehingga sekolah sebagai Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN).
lembaga pendidikan formal dijadikan Keberhasilan belajar Bahasa
tempat yang memiliki peran penting dan Indonesia sangat dipengaruhi oleh
strategis untuk melaksanakan tugas beberapa faktor, baik faktor internal
tersebut. maupun faktor eksternal. Faktor internal
Bahasa Indonesia dijadikan mata yang sangat memengaruhi hasil belajar
pelajaran pokok yang wajib diikuti dan khususnya belajar Bahasa Indonesia
dimasukkan sebagai syarat kelulusan ujian adalah motivasi belajar, sikap bahasa, dan
di setiap jenjang pendidikan. Pembelajaran kebiasaan membaca. Menurut Sanjaya
Bahasa Indonesia mengenai keterampilan (2015: 249) setiap orang memiliki tujuan
berbahasa khususnya di kelas IX tertuang tertentu dari segala aktivitasnya. Demikian
dalam silabus, yaitu Kompetensi Inti 4 (KI4) juga halnya dalam proses belajar,
yang berbunyi “Menunjukkan keterampilan seseorang yang tidak memiliki motivasi
menalar, mengolah, dan menyaji dalam belajar, tidak akan mungkin
secarakreatif, produktif, kritis, melakukan aktivitas belajar yang nantinya
mandiri,kolaboratif, dan komunikatif, dalam akan membuat prestasi akademiknya
ranah konkret ( menggunakan, mengurai, meningkat. Motivasi memiliki peran yang
merangkai memodifikasi, dan membuat) sangat penting dalam mewujudkan suatu
dan ranah abstrak ( menulis, membaca, kegiatan. Tileston (dalam Budiawan, 2008:
menghitung, menggambar, mengarang) 4) menyatakan bahwa motivasi sangat
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah berkaitan dengan keinginan untuk
dan sumber lain yang sama dalam sudut melakukan sesuatu, mempelajari hal yang
pandang teori”. Berdasarkan KI4 tersebut, baru, dan mendorong seseorang mencoba
siswa diharapkan memiliki keterampilan lagi pada saat ia gagal. Dalam kaitannya
berbahasa baik itu menyimak, berbicara, dengan belajar, motivasi lebih dimaknai
menulis, dan membaca. Namun, pada sebagai energi dalam diri seorang siswa
kenyataannya pelajaran Bahasa Indonesia yang mendorong keinginannya untuk
di SMP sering dianggap sebagai pelajaran belajar dan memberikan arah kegiatan
yang membosankan karena terkesan belajar.
mencatat materi dan jarang dipraktikkan Lebih lanjut, selain motivasi belajar,
sehingga tidak cukup berhasil mencetak sikap bahasa juga sangat penting dalam
generasi yang cinta dan terampil dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Sikap

2
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 1, Maret 2020
bahasa dapat diartikan sebagai tata juga mengemukakan bahwa kebiasaan
keyakinan atau kognisi yang relatif merupakan suatu cara individu bertindak
berjangka panjang, sebagian mengenai yang sifatnya otomatis untuk masa tertentu.
bahasa, mengenai objek bahasa, yang Tingkah laku yang menjadi kebiasaan
memberikan kecenderungan kepada merupakan pola berpikir yang cukup tinggi
seseorang untuk bereaksi dengan cara karena sifatnya yang relatif tetap.
tertentu yang disenanginya. Jendra Ketiga faktor tersebut, yakni motivasi
sebagaimana dikutip oleh Suandi (2014: belajar, sikap bahasa, dan kebiasaan
151) menyatakan bahwa sikap bahasa membaca sangat memengaruhi proses
merupakan keadaan jiwa atau perasaan pembelajaran bahasa khususnya Bahasa
seseorang terhadap bahasanya sendiri Indonesia. Selanjutnya, proses
atau bahasa orang lain. Sikap bahasa pembelajaran ini akan memengaruhi
sebagai sikap pendukung terhadap prestasi belajar siswa itu sendiri.
bahasanya di tempat asalnya, di Berdasarkan pemaparan tersebut,
lingkungan masyarakatnya sendiri dan penulis tertarik untuk melakukan penelitian
bagaimana pula sikapnya terhadap berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar, Sikap
bahasanya bila penutur bahasa itu Bahasa, dan Kebiasaan Membaca
berbicara dengan orang lain, baik di terhadap Prestasi Belajar Bahasa
dalam maupun di luar daerah masyarakat Indonesia Siswa SMP Kelas IX Se-
bahasanya. Namun, perlu diperhatikan Denpasar Timur”.
jika dinilai baik atau disukai, sikap itu bisa Pada dasarnya tujuan yang ingin
positif dan apabila dinilai tidak baik atau dicapai dalam penelitian ini adalah (1)
tidak disukai, sikap itu negatif, sehingga untuk mendeskripsikan ada tidaknya
sikap terhadap bahasa pun demikian. pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi
Sikap bahasa yang dimaksud dalam belajar Bahasa Indonesia siswa SMP kelas
penelitian ini adalah sikap positif siswa IX se- Denpasar Timur, (2) untuk
terhadap mata pelajaran Bahasa mendeskripsikan ada tidaknya pengaruh
Indonesia. Kridalaksana (1993: 197) sikap bahasa terhadap prestasi belajar
mengatakan bahwa sikap bahasa adalah Bahasa Indonesia siswa SMP kelas IX se-
posisi mental atau perasaan terhadap Denpasar Timur, (3) untuk mendeskripsikan
bahasa sendiri atau bahasa orang lain. ada tidaknya pengaruh kebiasaan
Lebih lanjut, Fasold (1984: 148) membaca terhadap prestasi belajar Bahasa
menyatakan bahwa sikap bahasa adalah Indonesia siswa SMP kelas IX se-
segala macam perilaku tentang Denpasar Timur, dan (4) untuk
bagaimana bahasa diperlakukan mendeskripsikan ada tidaknya pengaruh
termasuk sikap terhadap usaha motivasi belajar, sikap bahasa, dan
perencanaan dan pelestarian bahasa. kebiasaan membaca terhadap prestasi
Memiliki motivasi belajar yang tinggi belajar Bahasa Indonesia siswa SMP kelas
dan sikap bahasa yang positif dalam belajar IX se- Denpasar Timur.
Bahasa Indonesia tidaklah cukup. Kedua Selain memiliki tujuan, penelitian ini
variabel tersebut akan lebih sempurna juga memiliki manfaat, yaitu secara teoretis
apabila siswa memiliki kebiasaan membaca dan praktis. Secara teoretis penelitian ini
yang baik. Kebiasaan membaca diharapkan dapat memperkaya khazanah
merupakan budaya yang menjadi ilmu dalam bidang pendidikan yang
komponen penting dalam membangun menyangkut peningkatan hasil belajar
literasi dalam dunia pendidikan. Selain itu, siswa khususnya dalam pembelajaran
dengan memiliki kebiasan membaca yang Bahasa Indonesia. Manfaat praktisnya,
tinggi akan berpengaruh terhadap prestasi penelitian ini diharapkan mampu
dalam belajar di sekolah. Tambupolon menambah pengetahuan dan pemahaman
(2015: 23) menyatakan bahwa kebiasaan siswa tentang motivasi belajar, sikap
membaca merupakan suatu kegiatan bahasa, dan pentingnya kebiasaan
membaca yang telah mendarah daging membaca dalam hubungannya dengan
pada diri seseorang. Surya (dalam prestasi belajar Bahasa Indonesia. Bagi
Iskandarwassid dan Sunendar, 2016: 115) guru Bahasa Indonesia, penelitian ini dapat

3
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 1, Maret 2020
memberikan sumbangan dalam hal soal-soal tersebut. Apabila siswa memiliki
penyusunan model dan metode pengajaran kebiasaan membaca yang rendah, maka
Bahasa Indonesia di SMP sehingga peserta siswa kesulitan untuk menjawab soal-soal
didik lebih termotivasi dalam belajar yang berbasis teks.
Bahasa Indonesia, memiliki sikap positif
terhadap Bahasa Indonesia, dan METODE PENELITIAN
meningkatkan kebiasan membaca siswa Penelitian ini menggunakan
untuk meningkatkan prestasi belajar rancangan kuantitatif dengan jenis ex post
Bahasa Indonesia. Bagi peneliti yang lain, facto. Menurut Dantes (2012: 59) ex post
Hasil penelitian ini dapat memberikan facto ini, berasal dari bahasa Latin yang
inspirasi maupun pijakan yang dapat berarti “dari sebuah fakta” atau “setelah
digunakan sebagai penelitian sejenis guna adanya fakta” (after the fact). Lebih lanjut
menunjang validitas penelitian yang Dantes menjelaskan bahwa penelitian
bersangkutan. tersebut dilaksanakan sesudah variasi-
Penelitian ini mempergunakan variasi dalam variabel bebas ditentukan
penelitian sejenis untuk melihat perbedaan sepanjang waktu tertentu. Peneliti
dan kebaharuan dari penelitian yang sudah mendapatkan variasi yang ia inginkan
pernah dilakukan. Penelitian sejenis yang tanpa memanipulasi variabel yang diteliti
memiliki relevansi dengan penelitian ini secara langsung. Variabel bebas dengan
adalah (1) artikel yang ditulis Pinatih dalam variabel terikat pada penelitian ini memiliki
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran keterkaitan yang sudah terjadi secara
Bahasa (Vol.5, No. 1, 2016) yang berjudul alami, dan peneliti dengan setting tersebut
“Pengaruh Sikap Bahasa dan Motivasi ingin melacak kembali jika dimungkinkan
Belajar Bahasa terhadap Prestasi Belajar apa yang menjadi faktor penyebabnya.
Bahasa Indonesia Siswa kelas III SMP dan Oleh karena itu, pengaruh dalam penelitian
III SMA Peserta Bimbingan Belajar Triton di ini yang dimaksud adalah kontribusi
Denpasar”, (2) Artikel yang ditulis oleh beberapa variabel bebas terhadap satu
Mualimah dan Usmaedi dalam Jurnal variabel terikat dengan jenis penelitian ex
Pendidikan Sekolah Dasar STIKIP Setia post facto. Penelitian ini hanya meneliti
Budhi Rangkasbelitung (Vol. 4, No. 1, variabel yang sudah tersedia secara wajar
2018) yang berjudul “Pengaruh Kebiasaan tanpa memberikan treatment ke lapangan.
Membaca terhadap Prestasi Belajar Populasi dalam penelitian ini adalah
Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN siswa SMP kelas IX se-Denpasar Timur
Kubanglaban”, dan (3) Artikel yang ditulis yang terdiri atas SMP Negeri 1 Denpasar,
oleh Rohaeni dalam jurnal Diksatrasia 6 SMP Negeri 8 Denpasar, SMP Permata Ibu
(Vol. 3, No. 2, 2016) yang berjudul Denpasar, SMP PGRI 6 Denpasar, SMP
“Pengaruh Sikap Bahasa Terhadap PGRI 2 Denpasar, SMP Widya Sakti
Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Denpasar, SMP Sila Dharma Denpasar,
SMP Negeri 2 Padaherang”. SMP Cipta Dharma Denpasar, SMP Raj.
Setelah dilakukan analisis terhadap Yamuna Denpasar, dan SMP Dyatmika
ketiga artikel di atas, penelitian ini Denpasar. Seluruh populasi tersebut
merupakan kebaharuan dari artikel tersebut berjumlah 1.846 orang. Selanjutnya, teknik
karena dalam penelitian ini tidak hanya pengambilan sampel dalam penelitian ini
melihat pengaruh motivasi belajar dan adalah sampling rangkap, yaitu sampling
sikap bahasa terhadap hasil belajar Bahasa kuota proportional simple random sampling.
Indonesia, akan tetapi penelitian ini Sampling kouta digunakan untuk
menambahkan variabel kebiasaan menentukan sekolah yang dijadikan sampel
membaca untuk melihat pengaruh terhadap dalam penelitian ini, sedangkan teknik
prestasi belajar Bahasa Indonesia. proportional simple random sampling untuk
Penambahan variabel kebiasaan membaca menentukan jumlah sampel pada masing-
perlu diteliti karena pada dasarnya soal- masing sekolah yang diundi secara acak
soal Bahasa Indonesia berbasis teks untuk diteliti. Penerapan random sampling
sehingga menuntut keterampilan membaca dalam penelitian ini artinya, setiap kelas
siswa dan analisis siswa dalam menjawab dalam populasi memiliki kesempatan untuk

4
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 1, Maret 2020
menjadi sampel. Proporsional digunakan sampel dalam penelitian ini. Penetapan
untuk menentukan jumlah sampel pada lima sekolah yang diteliti tersebut,
masing-masing sekolah. dilakukan dengan cara diundi. Setiap nama
Penetapan sampel penelitian sekolah ditulis dalam secarik kertas dan
sebanyak 50% dari 10 sekolah SMP yang digulung kemudian dimasukkan ke dalam
ada di Denpasar Timur, sehingga botol. Distribusi sampel disajikan pada table
ditetapkan hanya lima sekolah menjadi berikut.

Tabel 1. Distribusi Sampel dengan Menggunakan Proportional Simple Random


Sampling dengan Jumlah Subjek Sampel 298 orang
Total Proporsi Proporsi
No Nama Sekolah L P Total Sampel Siswa Siswa
Laki-Laki Perempuan
1. SMP Negeri 1 Denpasar 147 161 308 121 58 63
2. SMP PGRI 6 Denpasar 50 47 97 38 20 18
3. SMP Cipta Dharma Denpasar 98 87 185 73 39 34
4. SMP Sila Dharma Denpasar 65 74 139 55 26 29
5. SMP Dyatmika Denpasar 17 13 30 11 6 5
Total 337 382 759 298 149 149
Total Proporsi Siswa Laki-Laki dan Perempuan 298

Variabel yang diukur dalam penelitian analisi, dan (3) tahap pengujian hipotesis.
ini adalah motivasi belajar, sikap bahasa, Deskripsi data untuk masing-masing
dan kebiasaan membaca yang variabel menggunakan statistic univariant,
diperlakukan sebagai variabel bebas (X). yaitu mengkomparasikan mean observasi
Ketiga variabel itu disebut variabel bebas dengan kategori ideal.
karena diduga memengaruhi prestasi Statistik yang digunakan dalam
belajar Bahasa Indonesia siswa. Variabel penelitian ini adalah korelasi product
prestasi belajar Bahasa Indonesia dalam moment dan analisis regresi ganda.
penelitian ini disebut sebagai variabel Penggunaan rumus tersebut menuntut uji
terikat (Y) karena dipengaruhi oleh variabel prasyarat analisis, yaitu (1) uji normalitas
motivasi belajar, sikap bahasa, dan variabel sebaran data, (2) uji multikolinieritas, dan
kebiasaan membaca. (3) uji linieritas dan keberartian koefisien
Metode pengumpulan data dalam regresi.
penelitian ini adalah metode kuesioner dan Selanjutnya, untuk menguji hipotesis
dokumentasi. Metode kuesioner digunakan pertama, kedua, dan ketiga dalam
untuk memeroleh data mengenai motivasi penelitian ini menggunakan rumus product
belajar, sikap bahasa, dan kebiasaan moment sebagai berikut.
membaca siswa, sedangkan metode
dokumentasi digunakan untuk memeroleh
data mengenai prestasi belajar Bahasa (1)
Indonesia. Metode dokumentasi yang
dimaksud adalah nilai tes sumatif Bahasa Analisis data untuk hipotesis keempat
Indonesia semester ganjil 2019. digunakan analisis regresi ganda dan
Data motivasi belajar, sikap bahasa, dilanjutkan rumus sebagai berikut.
dan kebiasaan membaca menggunakan
instrumen kuesioner yang bersumber dari (2)
siswa, sedangkan data prestasi belajar
menggunakan instrumen nilai test sumatif Hasil analisis deskriptif data motivasi
siswa semester ganjil tahun 2019. belajar, sikap bahasa, kebiasaan
Selanjutnya, metode analisis data membaca, dan prestasi belajar siswa
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri berupa mean observasi dan interval dari
atas tiga tahap, yaitu (1) tahap deskripsi pengolahan rata-rata skor hasil pengisian
data, (2) tahap pengujian persyaratan kuesioner, standar deviasi, varians, skor

5
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 1, Maret 2020
terendah, skor tertinggi dan jangkauan IBM SPSS Statistic 23.0 dirangkum pada
yang diperoleh dengan bantuan aplikasi tabel sebagai berikut.

Tabel 2. Rangkuman Hasil Deskripsi Data


No. Variabel Mean Observasi Interval Kategori
1. Motivasi belajar 79,26 60 < ≤ 80 Rendah
2. Sikap bahasa 79,58 60 < ≤ 80 Rendah
3. Kebiasaan membaca 72,443 60 < ≤ 80 Rendah
4. Prestasi belajar 79,2987 ≤ 85 Sangat rendah

Uji normalitas sebaran data dalam hubungan yang linier antara variabel
penilitian ini meggunakan uji Kolmogorv- motivasi belajar dengan prestasi belajar
Semirnov. Perhitungan uji normalitas Bahasa Indonesia. Jika dilihat dari nilai
sebaran data menggunakan aplikasi IBM Fhitung= 1,123 < Ftabel =1,424 juga
SPSS Statistic 23.0 dengan ketentuan menunjukkan terdapat hubungan yang linier
apabila data menyebar di sekitar garis antara variabel sikap bahasa dengan
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, prestasi belajar Bahasa Indonesia.
model regresi memenuhi asumsi Selanjutnya, apabila dilihat dari nilai Fhitung=
normalitas. Dengan demikian, data 1,100 < Ftabel =1,447 juga menunjukkan
berdistribusi normal. Hasil uji normalitas terdapat hubungan yang linier antara
variabel motivasi belajar, sikap bahasa, variabel kebiasaan membaca dengan
kebiasaan membaca, dan prestasi belajar prestasi belajar Bahasa Indonesia.
adalah data menyebar di sekitar garis Uji multikolinieritas digunakan untuk
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, menentukan ada tidaknya hubungan antara
sehingga model regresi memenuhi asumsi variabel bebas dengan variabel terikat.
normalitas sehingga data berdistribusi Hasil pengujian uji multikolinieritas dapat
normal. Adapun hasil uji normalitas dilihat pada tabel berikut.
disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 4. Hasil Pengujian Multikolinieritas
Tabel 3. Uji Normalitas
Collinearity
Variabel Kolmogorov-Smirnova Statistics
Statistic df Sig. Model Kesimpulan
Toler
Motivasi ance VIF
belajar .051 298 .060
1 (Constant)
Sikap Kebiasaan Tidak terjadi
bahasa .051 298 .055 membaca gejala
0.980 1.020
Kebiasaan mulitikolinier
membaca .050 298 .056 itas
Motivasi Tidak terjadi
Prestasi belajar gejala
belajar .050 298 .074 0.980 1.020
mulitikolinier
itas
Uji linieritas ini menggunakan teknik Sikap Tidak terjadi
analisis regresi dengan nilai Fhitung yang bahasa gejala
0.992 1.008
diperoleh dibandingkan dengan nilai Ftabel mulitikolinier
pada taraf nyata 5% dengan db pembilang itas
(k-2) dan db penyebut (n-k). Apabila Fhitung <
Ftabel, maka terjadi hubungan yang linier Pengujian hipotesis 1, 2, dan 3 yang
antara variabel bebas dan terikat. Berikut diperoleh dengan rumus product moment
ini akan disajikan hasil perhitungan uji menunjukkan hasil bahwa terdapat
linieritas antara X1 dengan Y, X2 dengan Y, pengaruh yang signifikan motivasi belajar,
dan X3 dengan Y. Berdasarkan nilai Fhitung= sikap bahasa, dan kebiasaan membaca
1,350 < Ftabel =1,399 menunjukkan terdapat terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia

6
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 1, Maret 2020
siswa SMP kelas IX se-Denpasar Timur. besar daripada nilai r tabel = 0, 114 pada
Selanjutnya, hipotesis 4 diuji dengan taraf signifikansi 5%. Rata-rata skor
regresi ganda sehingga dapat disimpulkan motivasi belajar siswa atau mean observasi
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan sebesar 79,26 dan terletak pada interval 60
motivasi belajar, sikap bahasa, dan < ≤ 80. Apabila mean observasi tersebut
kebiasaan membaca terhadap prestasi dilihat dari pedoman kriteria kategori
belajar Bahasa Indonesia siswa SMP kelas penilaian ideal, maka motivasi belajar siswa
IX se-Denpasar Timur. Berikut disajikan dalam penelitian ini tergolong rendah.
hasil rekapitulasi analisis data pada uji Rendahnya motivasi belajar siswa
hipotesis dalam bentuk tabel. khususnya belajar Bahasa Indonesia
cenderung disebabkan oleh kurangnya
Tabel 5. Hasil Rekapitulasi Analisis Data motivasi internal dan eksternal dalam
pada Uji Hipotesis belajar Bahasa Indonesia. hal tersebut
Vari Hipotesis didukung oleh hasil kuesioner motivasi
rhitung rtabel
abel Ho Ha belajar yang menunjukkan bahwa siswa
Dito belajar Bahasa Indonesia tidak merasa
rx1y 0,372 0,1140 Diterima penting untuk mendapatkan pengetahuan.
lak
Dito Siswa juga menganggap belajar Bahasa
rx2y 0,437 0,1140 Diterima Indonesia agar tidak gagal dalam Ujian
lak
Dito Nasional saja bukan untuk dianggap intelek
rx3y 0,747 0,1140 Diterima oleh teman-temannya. Selain itu, bukanlah
lak
rx1x2 Dito faktor eksternal yang membuat siswa
0,627 0,1140 Diterima termotivasi dalam belajar Bahasa
x3y lak
Indonesia.
Sumbangan efektif (SE) variabel Menurut Ni’matullah (2018) fungsi
motivasi belajar, sikap bahasa, dan motivasi dalam kegiatan belajar adalah
kebiasaan membaca terhadap variabel sebagai pendorong, penggerak, penyeleksi
prestasi belajar Bahasa Indonesia dalam perbuatan, dan mengarahkan kegiatan
penelitian ini adalah sebagai berikut. belajar, membesarkan semangat dan
a. Sumbangan efektif variabel motivasi menyadarkan tentang adanya proses
belajar (X1) terhadap prestasi belajar belajar yang berkesinambungan demi
Bahasa Indonesia (Y) tercapainya tujuan. Hal-hal di atas apabila
SE (X1)% = 0,260x0,372x100% dapat disadari oleh siswa, maka siswa
SE (X1)% = 9,672% dapat menyelesaikan tugas belajar dengan
b. Sumbangan efektif sikap bahasa (X2) baik. Oleh karena itu, dapat dikatakan
terhadap prestasi belajar Bahasa bahwa motivasi belajar sangat
Indonesia (Y) mempengaruhi prestasi belajar siswa,
SE (X2)% = 0,192x0,437x100% apabila tingkat motivasi belajar siswa tinggi,
SE (X2)% = 8,390% maka prestasi belajar akan meningkat
c. Sumbangan efektif kebiasaan sesuai dengan tujuan yang diinginkan
membaca (X3) terhadap prestasi belajar dalam proses pembelajaran, dan
Bahasa Indonesia (Y) sebaliknya prestasi belajar siswa akan
SE (X3)% = 0,561x0,747x100% menurun apabila motivasi belajar siswa
SE (X3)% = 41,907% rendah.
d. Sumbangan efektif variabel motivasi Apabila memiliki motivasi belajar yang
belajar (X1), sikap bahasa (X2) dan kuat, tumbuh gairah, merasa senang,
kebiasaan membaca (X3) terhadap semangat, dan meningkatkan energi untuk
prestasi belajar Bahasa Indonesia (Y) belajar melakukan kegiatan belajar. Oleh
SEtotal=9,672% +8,390%+41,907% karena itu, apabila siswa belajar dengan
SEtotal = 59,969% motivasi kuat atau memiliki motivasi yang
Berdasarkan hasil analisis yang telah tinggi, maka siswa belajar dengan
dilakukan, didapat bahwa nilai korelasi sungguh-sungguh, senang, dan semangat
antara motivasi belajar dan prestasi belajar untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi.
rx1y = 0,372, sehingga nilai tersebut lebih Akan tetapi, jika siswa belajar dengan

7
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 1, Maret 2020
motivasi lemah atau memiliki motivasi yang Indonesia sebagai bahasa ibu (B1)
rendah, maka siswa belajar dengan sehingga siswa merasa yakin dapat
perasaan malas dan tidak bersemangat, menggunakan Bahasa Indonesia dengan
sehingga tujuan belajar yang dicapai baik dan benar. Hal itulah yang
kurang maksimal. mengakibatkan sebagian besar siswa tidak
Dengan demikian, dapat dikatakan sadar bahwa saat menggunakan bahasa
bahwa motivasi inilah yang mendorong Indonesia sering menyalahi norma bahasa.
siswa untuk belajar. Hal ini berarti terdapat Selain itu, hal yang menyebabkan
hubungan yang signifikan motivasi belajar rendahnya sikap bahasa siswa karena
terhadap prestasi belajar Bahasa faktor teknologi informasi dan komunikasi
Indonesia. Hasil analisis yang menyatakan yang berkembang cukup pesat. Hal
terdapat hubungan yang signifikan antara tersebut dikarenakan dalam
motivasi belajar dengan prestasi belajar ini mengoperasikan teknologi dan komunikasi
juga didukung oleh penelitian yang itu cenderung menggunakan bahasa asing
dilakukan oleh Sari (2014) yang sehingga berdampak pada siswa yang
menyatakan bahwa hubungan motivasi menganggap bahasa asing lebih lebih
belajar dengan prestasi belajar siswa di bergengsi jika dibandingkan dengan
SDN 11 Petang Jakarta Timur memiliki Bahasa Indonesia.
hubungan yang signifikan. Sari memeroleh Faktor yang menyebabkan
sumbangan pengaruh variabel motivasi rendahnya sikap bahasa siswa juga
belajar terhadap variabel motivasi belajar didukung oleh teori yang dikemukan oleh
terhadap variabel tersebut adalah sebesar Suandi. Menurut Suandi (2014: 153),
0,123 atau 12,3%. Motivasi belajar penyebab seseorang memiliki sikap
merupakan penggerak yang ada di dalam negatif dalam satu masyarakat bilingual
diri siswa sehingga menimbulkan keinginan dan multilingual karena terjadi peralihan
belajar untuk tujuan yang dikehendaki oleh bahasa asal ke bahasa yang dianggap
subjek belajar itu dapat tercapai. Prestasi lebih bergengsi dan lebih menjamin untuk
belajar akan menjadi optimal, jika terdapat memeroleh kesempatan di sektor modern
motivasi. Apabila motivasi yang diberikan dan semacamnya. Pendapat yang
tepat, dapat dipastikan makin berhasil pula dikemukakan oleh Suandi juga sejalan
pelajaran itu. Motivasi senatiasa dengan pendapat Chaer dan Agustina
menentukan intensitas usaha belajar bagi (2010: 152) yang menyatakan bahwa
siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap negatif terhadap suatu bahasa bisa
motivasi memiliki kontribusi yang besar terjadi apabila seseorang atau kelompok
dalam peningkatan prestasi belajar siswa. orang tidak mempunyai rasa bangga
Hal ini diperkuat oleh pendapat dari terhadap bahasanya sendiri atau lebih
Sardiman (2014) yang menyatakan bahwa mempunyai rasa bangga terhadap
salah satu fungsi dari adanya motivasi bahasa yang bukan miliknya.
belajar dalam diri adalah menentukan arah Berdasarkan hasil kuesioner sikap
perbuatan, yakni ke arah tujuan yang bahasa yang diberikan, diketahui siswa
hendak dicapai. Motivasi mampu memiliki anggapan bahwa istilah-istilah
memberikan arah yang harus dikerjakan dalam bahasa Indonesia susah dipahami.
sesuai dengan rumusan tujuan. Selain itu, hasil kuesioner juga
Rata-rata skor sikap bahasa siswa menunjukkan siswa lebih senang
atau mean observasi sebesar 79,58 dan menggunakan bahasa asing daripada
terletak pada interval 60 < ≤ 80. Apabila Bahasa Indonesia dalam berkomunikasi di
mean observasi tersebut dilihat dari sekolah. Oleh karena itu, terdapat
pedoman kriteria kategori penilaian ideal, hubungan yang signifikan sikap bahasa
maka sikap bahasa siswa dalam penelitian terhadap prestasi belajar Bahasa
ini tergolong rendah. Oleh karena itu, Ho Indonesia. Hasil analisis yang menyatakan
ditolak dan Ha diterima. terdapat hubungan yang signifikan sikap
Rendahnya sikap bahasa siswa dapat bahasa terhadap prestasi belajar ini juga
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu sejak didukung oleh hasil penelitian dari
kecil siswa sudah menjadikan Bahasa Mualimah dan Usmaedi (Vol. 4, No. 1,

8
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 1, Maret 2020
2018) yang menyatakan bahwa sekitar 41% yang tidak bisa kita tinggalkan. Apabila kita
prestasi belajar dipengaruhi oleh sikap membaca buku, wajib untuk mengulang
bahasa sehingga korelasi tersebut berkali-kali sehingga akan terbentuklah
termasuk ke dalam korelasi tinggi. Hal ini kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca
menunjukkan bahwa sikap bahasa amatlah akhirnya akan menimbulkan kegemaran
penting dalam upaya meningkatkan membaca. Terbentuknya suatu kebiasaan
prestasi belajar Bahasa Indonesia tidak dapat terjadi dalam waktu singkat,
khususnya pada siswa. Sikap bahasa tetapi memerlukan suatu proses sehingga
memiliki peran yang penting dalam menimbulkan kebiasaan. Apabila suatu
meningkatkan prestasi belajar Bahasa kegiatan membaca, baik yang bersifat fisik
Indonesia siswa. Siswa yang memiliki sikap maupun mental telah mendarah daging
bahasa positif, maka siswa akan lebih pada diri seseorang, dapat dikatakan
memahami mengenai materi Bahasa bahwa kegiatan atau sikap itu telah menjadi
Indonesia, begitu juga sebaliknya apabila kebiasaan.
sikap bahasa yang dimiliki oleh siswa Lebih lanjut, hal tersebut di atas juga
negatif, dapat dipastikan siswa tidak akan didukung oleh hasil kuesioner kebiasaan
memiliki pengetahuan ataupun pemahaman membaca yang menunjukkan bahwa siswa
mengenai materi Bahasa Indonesia secara cepat bosan membaca buku. Siswa
maksimal. membaca buku jika ada tugas dari guru.
Berdasarkan hasil analisis yang telah Siswa lebih senang berbain daripada
dilakukan, didapat bahwa nilai korelasi mengunjungi perpustakaan untuk membaca
antara kebiasaan membaca dan prestasi buku. Selain itu, siswa lebih suka mencari
belajar Bahasa Indonesia rx1y = 0,747, materi di internet daripada harus
sehingga nilai tersebut lebih besar daripada membuang waktu untuk membaca buku.
nilai r tabel = 0, 114 pada taraf signifikansi Oleh karena itu, tampak kebiasaan
5%. Rata-rata skor kebiasaan membaca membaca akan memengaruhi prestasi
siswa atau mean observasi sebesar 72,44 belajar siswa dan dapat dikatakan
dan terletak pada interval 60 < ≤ 80. kebiasaan membaca berpengaruh
Apabila mean observasi tersebut dilihat dari signifikan terhadap prestasi belajar
pedoman kriteria kategori penilaian ideal, khususnya belajar Bahasa Indonesia.
maka kebiasaan membaca siswa dalam Hasil analisis yang menyatakan
penelitian ini tergolong rendah. terdapat hubungan yang signifikan antara
Rendahnya kebiasaan membaca kebiasaan membaca dengan prestasi
siswa disebabkan oleh beberapa faktor, belajar Bahasa Indonesia ini juga didukung
yaitu siswa sangat jarang membaca buku oleh penelitian Ni’matullah (Vol.3, No. 1,
atau mengulang-ngulang membaca buku. 2018). Hasil penelitian tersebut
Siswa juga membaca buku pelajaran menunjukkan bahwa minat dan kebiasaan
apabila ada tugas maupun ulangan. Selain membaca siswa terhadap bahan bacaan
itu, dengan pesatnya perkembangan yang berkaitan dengan pelajaran
teknologi di zaman ini membuat siswa lebih berpengaruh terhadap hasil belajar
memilih mencari materi di internet daripada khususnya hasil belajar geografi.
membaca buku, padahal di buku, materi Kesusksesan yang mereka capai untuk
lebih komprehensif dan dilengkapi dengan memperoleh hasil maksimal dalam
soal-soal latihan untuk menambah pembelajaran tergantung tinggi rendahnya
keterampilan siswa khususnya belajar minat dan kebiasaan membaca. Kebiasaan
Bahasa Indonesia. membaca tidak hanya menjadi cara untuk
Faktor-faktor tersebut menunjukkan meningkatkan kecerdasan otak. Namun,
kebiasaan membaca siswa menjadi rendah. kebiasaan membaca dapat meningkatkan
Menurut Tampubolon (2015: 228), prestasi belajar siswa khususnya dalam
kebiasaan membaca adalah kegiatan pelajaran Bahasa Indonesia. Memiliki
membaca yang mendarah daging pada diri kebiasaan membaca yang tinggi sangat
seseorang. Kebiasaan membaca dapat bermanfaat bagi siswa karena mereka akan
terbentuk jika seseorang sering mengulang- memperoleh informasi dan pengetahuan
ulang bacaan sehingga menjadi kebiasaan yang luas mengenai pelajaran yang mereka

9
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 1, Maret 2020
pelajari. Semakin sering seseorang kebahasaan dengan baik dan benar.
membaca, semakin banyak ilmu dan Memiliki sikap bahasa yang baik dan
informasi yang mereka dapatkan. Begitu memperoleh prestasi belajar bahasa yang
juga dengan kebiasaan membaca siswa baik, tentu harus diiringi dengan kebiasaan
terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia. membaca yang baik pula. Semakin banyak
Semakin sering mereka membaca, semakin seseorang membaca, semakin banyak pula
luas pula wawasan yang mereka dapatkan informasi dan wawasan yang dimiliki
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. seseorang. Dengan memiliki kebiasan
Nilai korelasi antara motivasi belajar, membaca yang baik, aspek keterampilan
sikap Bahasa dan kebiasaan membaca berbahasa yang lain juga akan lebih mudah
dengan prestasi belajar rx1y = 0,627, dilakukan, baik dalam bentuk menulis,
sehingga nilai tersebut lebih besar dari nilai berbicara, maupun menyimak.
r tabel = 0, 114 pada taraf signifikansi 5%. Salah satu dampak langsung ketika
Prestasi belajar siswa khususnya Bahasa siswa memiliki kebiasaan membaca yang
Indonesia dalam penelitian ini masih baik adalah memperoleh prestasi belajar
tergolong sangat rendah. Dengan demikian, Bahasa Indonesia yang maksimal. Oleh
Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti karena itu, salah satu upaya untuk
terdapat hubungan yang signifikan motivasi mengembangkan minat dan kebiasaan
belajar, sikap bahasa dan kebiasaan membaca tersebut, yaitu guru di sekolah
membaca dengan prestasi belajar Bahasa harus mampu memberikan motivasi dengan
Indonesia secara bersamaan. Banyak hasil cara memberikan contoh dan teladan
penelitian yang menunjukkan hubungan kepada siswa agar selalu membina dan
yang signifikan antara movitasi belajar meningkatkan kualitas diri melalui
dengan prestasi belajar siswa. Semakin membaca buku-buku, terutama yang
besar motivasi yang mereka miliki, semakin berkaitan dengan bidang studi.
besar juga kemampuan mereka untuk Guru juga harus membiasakan siswa
belajar, sehingga hal tersebut tentunya untuk selalu membaca sebelum
akan berdampak pada prestasi belajarnya. pembelajaran dimulai. Siswa diwajibkan
Jika motivasi yang diberikan tepat, semakin membaca bahan bacaan yang berkaitan
berhasil pula pelajaran itu. Dengan dengan bidang studi yang akan dipelajari.
demikian, dapat disimpulkan bahwa Selain itu, dukungan sarana dan fasilitas
motivasi memiliki kontribusi yang besar juga perlu agar siswa merasa termotivasi
dalam peningkatan prestasi belajar siswa. dan nyaman untuk menumbuhkan serta
Motivasi belajar dalam pembelajaran mengembangkan minat dan kebiasaan
Bahasa Indonesia memang sangat membaca.
diperlukan, namun selain adanya motivasi, Implikasi penelitian ini dapat dilihat
siswa juga harus memiliki sikap bahasa berdasarkan hasil penelitian yang telah
yang sedemikian positif pula untuk dilakukan, yaitu diketahui gambaran nyata
memperoleh prestasi belajar yang baik bahwa variabel motivasi belajar, sikap
dalam Bahasa Indonesia. Terdapat dua bahasa, dan kebiasaan membaca baik
jenis sikap bahasa, yaitu sikap bahasa secara terpisah maupun secara simultan
yang positif dan sikap bahasa yang negatif. atau bersama-sama memberikan pengaruh
Menurut Suandi (2014), sikap bahasa yang yang signifikan terhadap prestasi belajar
positif ditunjukkan dengan adanya Bahasa Indonesia.
pemakaian bahasa yang sesuai dengan Motivasi anak bisa didapatkan dari diri
kaidah dan situasi kebahasaan, memakai anak itu sendiri dan juga pengaruh orang
Bahasa Indonesia tanpa adanya campuran lain atau orang terdekat terutama orang tua
dari bahasa asing, memakai bahasa sesuai keluarga, dan lingkungan sekolah. Anak
dengan keperluan pergaulan. Semakin yang memiliki motivasi tinggi tentu
positif sikap bahasa siswa, semakin positif cenderung belajar dengan rajin tanpa
pula prestasi yang didapatkan, karena paksaan sehingga mencapai hasil
semakin sering siswa tersebut menerapkan maksimal sedangkan anak yang kurang
kaidah kebahasan yang benar sehingga termotivasi tentu cenderung kurang serius
mereka cenderung mengetahui teori dalam belajar baik tidak dapat mencapai

10
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 1, Maret 2020
hasil maksimal. Hal tersebut, disebabkan pada suatu ukuran keberhasilan
oleh ketiadaan kekuatan yang mendorong berdasarkan penilaian terhadap tugas-
(motivasi) dan dengan adanya motivasi tugas yang dikerjakan seseorang. Motivasi
dapat menumbuhkan minat belajar siswa. menekankan pada dorongan-dorongan
Semakin baik motivasi yang dimiliki anak untuk memperoleh suatu hasil dengan
semakin baik pula prestasi belajarnya. Hal sebaik-baiknya agar tercapainya
ini juga berimplikasi pada rasa percaya diri kesempurnaan pribadi yang nantinya
anak dalam belajar. memungkinkan munculnya perilaku yang
Lebih lanjut, selain dengan adanya berkaitan dengan harapan, (2) sikap
motivasi belajar, sikap anak dalam belajar bahasa siswa, khususnya dalam belajar
juga perlu diperhatikan. Apabila siswa Bahasa Indonesia, hendaknya ditingkatkan
menujukkan sikap yang positif dalam karena sikap bahasa merupakan faktor
belajar, prestasi yang diperoleh juga akan penting untuk memeroleh hasil belajar yang
positif. Tentunya hal tersebut juga akan maksimal. Jika siswa memiliki sikap bahasa
berdampak pada sikap siswa dalam yang positif, prestasi belajar yang akan
berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. diraih juga maksimal begitu pula
Kebiasaan membaca siswa juga sebaliknya. Apabila siswa memiliki sikap
menjadi faktor penentu dalam prestasi bahasa yang negatif, siswa tidak akan
belajar. Dengan melatih kegemaran siswa meraih prestasi yang maksimal dalam
dalam membaca, selain berdampak pada pembelajaran Bahasa Indonesia, (3) guru
prestasi belajarnya yang meningkat, harus membina dan meningkatkan
tentunya juga akan berimplikasi pada kebiasaan membaca siswa. Memiliki
perilaku siswa. Dengan sering membaca, kebiasaan membaca yang tinggi akan
mereka tidak akan memiliki waktu untuk membantu siswa dalam pembelajaran
berbuat hal-hal yang cenderung ke arah Bahasa Indonesia. Hal tersebut
negatif. dikarenakan soal-soal Bahasa Indonesia
berbasis teks. Apabila siswa tidak memiliki
SIMPULAN kebiasaan membaca yang tinggi sudah
Berdasarkan hasil penelitian dan dapat dipastikan siswa kurang mampu
pembahasan yang telah dilakukan, dapat mengerjakan soal-soal Bahasa Indonesia
ditarik simpulan, yaitu (1) terdapat dengan baik. Oleh karena itu, guru harus
pengaruh yang signifikan motivasi belajar membiasakan siswa untuk membaca 10
terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia menit sebelum jam pelajaran dimulai. Guru
siswa SMP kelas IX se-Denpasar Timur, (2) juga harus menyiapkan bahan bacaan yang
terdapat pengaruh yang signifikan sikap berkaitan dengan pelajaran, dan (4) peneliti
bahasa terhadap prestasi belajar Bahasa lain hendaknya dapat mengembangkan
Indonesia siswa SMP kelas IX se-Denpasar penelitian yang sejenis karena dalam
Timur, (3) terdapat pengaruh yang penelitian ini hanya diteliti variabel motivasi
signifikan kebiasaan membaca terhadap belajar, sikap bahasa, kebiasaan
prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa membaca, dan prestasi belajar Bahasa
SMP kelas IX se-Denpasar Timur, dan (4) Indonesia.
secara bersama-sama, terdapat pengaruh
yang signifikan motivasi belajar, sikap DAFTAR PUSTAKA
bahasa, dan kebiasaan membaca terhadap Budiawan. (2008). Pengaruh Sikap Bahasa
prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa dan Motivasi Belajar Bahasa terhadap
SMP kelas IX se-Denpasar Timur. Prestasi pada Mata Pelajaran Bahasa
Berdasarkan simpulan yang telah Indonesia dan Bahasa Inggris Siswa
dipaparkan di atas, ada beberapa saran SMA Se-Bandar Lampung.
terkait dengan hasil penelitian ini, yaitu (1) https://www.google.co.id/url?sa=t&rct
guru wajib meningkatkan motivasi belajar =j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ca
siswa khususnya dalam pembelajaran d=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjs5oy-
Bahasa Indonesia. Hal tersebut wOjiAhUJpI8KHSCXBo0QFjAAegQIA
dikarenakan motivasi bukan sekadar xAC&url=http%3A%2F%2Flib.ui.ac.id
standar untuk berbuat akan tetapi mengacu %2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F202512

11
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 1, Maret 2020
71-RB00B424p- Timur.PEDAGOGIK, Volume II Nomor
Pengaruh%2520sikap.pdf&usg=AOvV 1.
aw0LpyM5txYTZR0qFJIVjue4.
Sardiman, AM. (2014). Interaksi dan
Diakses 10 Juni 2019.
Motivasi Belajar Mengajar: Pedoman
Chaer, Abdul & Leonie, Agustina. (2010). Bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta:
Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Rajawali Press.
Jakarta: Rineka Cipta.
Tampubolon. (2015). Kemampuan
Membaca Teknik, Membaca Efektif
Fasold, Ralph. (1984). The Sociolinguistics
dan Efisien. Bandung: Angkasa.
of Society. Oxford: Basil Blackwell.

Dantes. 2012. Metode Penelitian.


Yogyakarta: C.V Andi.
Iskandarwassid dan Sunendar. 2016.
Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mualimah, Eka Nurul & Usmaedi. (2018).
Pengaruh Kebiasaan Membaca
Terhadap Prestasi Belajar Bahasa
Indonesia Siswa Kelas V SDN
Kubanglaban, Jurnal Pendidikan
Sekolah Dasar STKIP Setia Budhi
Rangkasbitung, 4(1), 43-54.
Ni’matullah, Onik Farida. (2018). Pengaruh
Minat dan Kebiasaan Membaca
Siswa Terhadap Hasil Belajar
Geografi SMA, Jurnal Pendidikan dan
Ilmu Geografi, 3(1), 197-204.
Pinatih, Ayu Mertasari. 2016. Pengaruh
Sikap Bahasa dan Motivasi Belajar
Bahasa Terhadap Prestasi Belajar
Bahasa Indonesia Siswa kelas III
SMP dan III SMA Peserta Bimbingan
Belajar Triton di Denpasar, Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran
Bahasa, Volume 5, No. 1, 2016.
Rohaeni, Ina. (2016). Pengaruh Sikap
Bahasa terhadap Prestasi Belajar
Bahasa Indonesia Siswa SMP Negeri
2 Padaherang, Jurnal Diksatrasia,
6(3),1-9.
Sanjaya, Wina. (2015). Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Suandi. (2014). Sosiolinguistik. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sari, R. I. P. (2014). Hubungan Motivasi
Belajar dengan Hasil Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV di
SDN 11 Petang Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai