Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh Pemerolehan Bahasa Kedua dan Motivasi Membaca terhadap

Prestasi Belajar Peserta Didik


The effect of Second Language Acquisition and Reading Motivation on
Students’ Academic Achievement

Nuur Alfi Laelah


Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Syamsul ‘Ulum Gunungpuyuh,
Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia
nuuralfi@gmail.com

Abstrak

Pemerolehan bahasa kedua dan motivasi membaca memiliki peranan penting untuk membantu
meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Adapun bahasa kedua yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar
pengaruh yang diberikan dari pemerolehan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua dan
motivasi membaca terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia pelajar suku Sunda di Sukabumi.
Sampel keseluruhan sebanyak 198 peserta didik. Pengambilan sampel dilakukan mengunakan
nonprobability sampling dengan teknik accidental sampling. Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini yaitu instrumen pemerolehan bahasa kedua yang diadaptasi dari LEAP-Q,
instrumen motivasi membaca yang diadaptasi dari instrument baku MRQ (Motivation of
Reading Questionnire), serta instrumen prestasi belajar bahasa Indonesia yang diambil dari
nilai UAS peserta didik. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh dari
pemerolehan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua dan motivasi membaca terhadap prestasi
belajar bahasa Indonesia pada pelajar suku Sunda di Sukabumi. Adapun, hasil dari koefisien
regresi menunjukan bahwa terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari pemerolehan bahasa
Indonesia sebagai bahasa kedua.
Kata kunci: Pemerolehan bahasa Kedua, Motivasi Membaca, dan Prestasi Belajar

Abstract

Indonesian language as second language acquisition and reading motivation have an


important role for increasing students’ academic achievement. The intention of second
language in this research is Indonesian language. This research intend on measuring of the
effect of Indonesian language as a second language and reading motivation on Sundanese
students’ academic achievement of Indonesian language in Sukabumi. The total sample used
198 students from different school. Sampling technique that used in this research was
nonprobability sampling with accidental sampling. Instrument that used for measuring second
language acquisition is adapted from LEAP-Q, the instrument for measuring reading
motivation was adapted from standardize instrument MRQ (Motivation Reading
Questionnaire), and academic achievement was measuring by student’s score of final
examination of Indonesian language. The result of this research found that there were an
influence of Indonesian language as a second language acquisition and reading motivation on
Indonesian learning achievement in Sundanese students. Meanwhile, the results of the
regression coefficient indicated that there was a significant negative effect on the acquisition
of Indonesian language as a second language.
Key words: Second Language acquisition, Reading motivation, and Academic Achievement

Tarbiyatu wa Ta’lim: Jurnal Pendidikan Agama Islam (JPAI), Volume 01, Nomor 01, Tahun 2019 44
Pengaruh Pemerolehan Bahasa Kedua dan Motivasi P-ISSN 2715-9507
Membaca terhadap Prestasi Belajar Peseta Didik E-ISSN 2715-9337
(Nuur Alfi Laelah)

I. PENDAHULUAN yang digunakan oleh penduduknya.


Bahasa Indonesia merupakan Di beberapa daerah di Indonesia,
salah satu mata pelajaran yang Bahasa daerah masih sangat
diajarkan di sekolah. Pada dominan digunakan dalam
hakekatnya, pembelajaran bahasa percakapan sehari-hari atau bahkan
Indonesia merupakan suatu upaya digunakan saat menyampaikan
untuk meningkatkan kemampuan materi pembelajaran di sekolah. Di
peserta didik dalam menggunakan daerah-daerah tertentu, bahasa
bahasa indonesia baik secara lisan Indonesia digunakan sebagai
maupun tulisan. Di lembaga bahasa kedua setelah bahasa
pendidikan yang bersifat formal pertama yang biasa mereka
seperti sekolah, keberhasilan dalam gunakan. Salah satunya adalah
pencapaian bahasa Indonesia dapat suku Sunda yang menggunakan
dilihat dari prestasi belajar bahasa bahasa Sunda sebagai bahasa
Indonesia yang diperoleh peserta pertama mereka. Anak-anak
didik (Umareani dkk, 2014). memang diajarkan bahasa Sunda
Menurut Lestari (2014) dari sejak dini sebagai bahasa
tujuan pembelajaran bahasa pertama mereka. Setelah itu,
Indonesia adalah agar peserta didik barulah mereka mempelajari
memiliki kemampuan berbahasa bahasa Indonesia yang menjadi
yang baik dan benar serta dapat bahasa kedua sebagai kebutuhan
menghayati bahasa Indonesia untuk dapat berkomunikasi dengan
sesuai dengan situasi dan tujuan orang-orang selain dari orang
berbahasa serta tingkat pengalaman Sunda. Salah satunya adalah
peserta didik. Akan tetapi, penduduk yang tinggal di daerah
problematika muncul terkait Sukabumi.
dengan Mata Pelajaran bahasa Kebanyakan penduduk
Indonesia dimana rendahnya Sukabumi menjadikan bahasa
prestasi belajar bahasa Indonesia Sunda sebagai bahasa sehari-hari
menjadi sorotan utama di dunia mereka termasuk dalam kegiatan
pendidikan Indonesia. pembelajaran. Masih banyak guru
Indonesia merupakan negara yang menggunakan bahasa Sunda
multikultural dimana memiliki sebagai media pembelajaran dalam
beragam budaya dan ragam bahasa menyampaikan materi pada peserta

Tarbiyatu wa Ta’lim: Jurnal Pendidikan Agama Islam (JPAI), Volume 01, Nomor 01, Tahun 2019 45
Pengaruh Pemerolehan Bahasa Kedua dan Motivasi P-ISSN 2715-9507
Membaca terhadap Prestasi Belajar Peseta Didik E-ISSN 2715-9337
(Nuur Alfi Laelah)

didik, sehingga peserta didik lebih Berdasarkan empat aspek tersebut,


terbiasa menggunakan bahasa keterampilan membaca menjadi
Sunda untuk berkomunikasi di keterampilan yang dianggap paling
lingkungan sekolah baik di dalam sulit oleh kebanyakan peserta didik.
kelas maupun di luar kelas. Hal ini Dalam keterampilan membaca,
menjadi salah satu permasalahan peserta didik diharuskan untuk
penting yang harus diperhatikan memahami apa yang mereka baca
dimana pada akhirnya peserta didik dan mengemukakan gagasan utama
akan lebih mahir dengan bahasa yang terdapat dalam bacaan
daerahnya dan mengabaikan tersebut. Sehingga, peserta didik
pentingnya penggunaan bahasa harus benar-benar memahami teks
Indonesia bagi mereka khususnya yang mereka baca untuk dapat
dalam kegiatan pembelajaran jika mengemukakan gagasan utamanya
tidak ditindak lanjuti. (Yunus, 2012).
Permasalahan lain muncul Memahami bacaan adalah
terkait dengan rendahnya nilai pada salah satu kemampuan kognitif
mata pelajaran bahasa Indonesia. yang cukup kompleks yang
Materi bahasa Indonesia dianggap menggambarkan proses dan
sulit dan bahkan cenderung sumber suatu komponen
membosankan untuk dipelajari. (Schroeder, 2011). Proses-proses
Disamping itu, kurikulum yang tersebut meliputi pemahaman
telah mengalami pergantian dari sebuah teks termasuk membaca
tahun-ketahun, belum memberikan setiap kata, kalimat dan inti dari
dampak terhadap peningkatan nilai pemrosesan kesimpulan dan
mata pelajaran bahasa Indonesia gagasan serta pemaparan yang
(Yunus, 2012). logis dari keselurahan makna yang
Pembelajaran bahasa ada didalam teks (Schroeder,
Indonesia dalam Kurikulum 2011).
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Prestasi Belajar
menyajikan kompetensi dasar dan Prestasi dan belajar
indikator yang menekankan merupakan dua istilah yang
terhadap empat aspek keterampilan berbeda namun memiliki hubungan
seperti; mendengarkan, berbicara, satu sama lain. Dalam KBBI,
membaca, dan menulis. prestasi adalah penguasaan

Tarbiyatu wa Ta’lim: Jurnal Pendidikan Agama Islam (JPAI), Volume 01, Nomor 01, Tahun 2019 46
Pengaruh Pemerolehan Bahasa Kedua dan Motivasi P-ISSN 2715-9507
Membaca terhadap Prestasi Belajar Peseta Didik E-ISSN 2715-9337
(Nuur Alfi Laelah)

pengetahuan atau keterampilan peserta didik menunjukan potensi


yang dikembangkan pada mata mereka secara efisien sebagai hasil
pelajaran dan lazimnya dilanjutkan dari proses belajar.
dengan nilai tes atau angka yang Igbo dan Ihejiene (2014)
diberikan oleh pendidik, mendefinisikan prestasi belajar
sedangkan, belajar adalah usaha sebagai takaran atas pembelajaran
untuk mendapatkan kepandaian atau pemerolehan peserta didik
dan ilmu. pada keterampilan tertentu pada
Definisi lain menyatakan akhir kegiatan pengajaran dan
bahwa prestasi belajar adalah pembelajaran. Sedangkan Igbo &
kemampuan pencapaian Ihejiene (2014) berpendapat bahwa
pengetahuan atau pencapaian prestasi belajar merupakan hasil
kompetensi pada tugas sekolah interaksi dari setiap kegiatan
yang biasanya diukur dengan tes pembelajaran antara guru dan
yang terstandar dan diungkapkan peserta didik.
dalam bentuk nilai (angka) Pemerolehan Bahasa Kedua
berdasarkan performa peserta didik Pemerolehan bahasa kedua
(Ganal & Mir, 2013). atau yang lebih dikenal dengan
Ganal dan Mir (2013) adalah suatu proses dimana
mendefinisikan prestasi belajar seseorang memperoleh bahasa lain
sebagai pemerolehan pengetahuan setelah bahasa pertama yang
atau perkembangan keterampilan diperolehnya (Krashen, 1981).
pada mata pelajaran sekolah yang Troike (2006) berpendapat bahwa
biasa diketahui berdasarkan skor pemerolehan bahasa kedua
suatu tes atau nilai yang diberikan merujuk terhadap studi mengenai
oleh guru. Pendapat lain yang proses individu atau kelompok
dikemukakan oleh Ganal dan Mir yang mempelajari bahasa lain
(2013) memandang prestasi belajar setelah bahasa pertama yang
sebagai prestasi akademik yang mereka gunakan dimasa kecil.
meliputi prestasi peserta didik di Aliran naturalistik mengemukakan
dalam kelas dan di luar kelas. bahwa pemerolehan bahasa
Prestasi belajar menunjukkan hasil merupakan bawaan yang tentu dan
yang diperoleh peserta didik dari merupakan sebuah sistem bahasa
pembelajaran. Di dalam kelas yang dimiliki saat kita lahir

Tarbiyatu wa Ta’lim: Jurnal Pendidikan Agama Islam (JPAI), Volume 01, Nomor 01, Tahun 2019 47
Pengaruh Pemerolehan Bahasa Kedua dan Motivasi P-ISSN 2715-9507
Membaca terhadap Prestasi Belajar Peseta Didik E-ISSN 2715-9337
(Nuur Alfi Laelah)

(Hannak dkk, 2003). Hannak dkk (Tercanlioglu, 2001). Motivasi


(2003) menyatakan bahwa setiap membaca juga didefinisikan
manusia memiliki bawaan seperti sebagai konsep diri seseorang dan
sistem bahasa yang bertanggung nilai yang ada pada seseorang
jawab atas kemahiran berbahasa untuk membaca (Gambrell dkk,
seorang anak dengan bahasa asli 1996). Gambrell (2011)
yang mereka miliki. Krashen mengemukakan bahwa motivasi
(1981) membedakan antara membaca merupakan suatu
pemerolehan dan pembelajaran. kemungkinan yang mendorong
Pemerolehan merupakan proses keinginan seseorang untuk
bawah sadar yang mengarahkan membaca serta adanya keterikatan
terhadap kelancaran berbahasa, dalam membaca atau untuk
sedangkan, pembelajaran memilih apa yang akan dibaca
merupakan proses kesadaran yang (Gambrell, 2011).
menunjukkan pembelajaran bahasa Motivasi membaca memiliki
baik aturan maupun struktur keterikatan dengan perspektif dan
bahasanya (Hammerl & Newby, motivasi berprestasi. Keterikatan
2003). perspektif pada membaca
Motivasi Membaca menggabungkan kognitif, motivasi,
Motivasi membaca dan aspek sosial dalam membaca
merupakan dorongan seseorang (Baker dkk, 1996; Guthrie &
untuk membaca, khususnya Alverman, 1999; Baker &
membaca bacaan yang termasuk Wigfield, 1999).
pada bidang ilmu pengetahuan. Berbagai pandangan
Gambrell (2011) mendefinisikan mengenai motivasi membaca yang
motivasi membaca sebagai dikemukakan para ahli mengacu
keinginan peserta didik untuk pada satu pengertian yang sama
membaca dan bagaimana mereka bahwa motivasi membaca
berpikir bahwa mereka adalah merupakan suatu dorongan yang
seorang pembaca (Chen, 2009). muncul pada individu untuk
Guthrie & Wigfield (2000) membaca dan memilih bacaan apa
memandang motivasi membaca yang akan mereka baca
sebagai tujuan dan keyakinan yang berdasarkan keinginan dan
dimiliki seseorang untuk membaca kesadaran mereka sendiri.

Tarbiyatu wa Ta’lim: Jurnal Pendidikan Agama Islam (JPAI), Volume 01, Nomor 01, Tahun 2019 48
Pengaruh Pemerolehan Bahasa Kedua dan Motivasi P-ISSN 2715-9507
Membaca terhadap Prestasi Belajar Peseta Didik E-ISSN 2715-9337
(Nuur Alfi Laelah)

Teori Sosial Kognitif terhadap proses belajar dan


Teori sosial kognitif perilaku berprestasi peserta didik.
merupakan sebuah prespektif yang II. METODE PENELITIAN
dapat membantu memahami apa A. Instrument Penelitian
dan bagaimana orang belajar Pada penelitian ini,
dengan mengamati orang lain serta pengukuran prestasi belajar akan
bagaimana mereka mulai diukur dengan menggunakan
memegang kendali atas perilaku summative assessment yang
mereka sendiri (Ormrod, 2008). mengacu pada data nilai Ujian
Teori sosial kognitif memiliki Akhir Sekolah (UAS) peserta didik
asumsi-asumsi dasar dalam bidang /I kelas XI pada mata pelajaran
pendidikan, diantaranya; (1) orang Bahasa Indonesia. Pengukuran
dapat belajar dengan mengamati pemerolehan bahasa kedua akan
orang lain, (2) belajar merupakan mengadaptasi alat ukur LEAP-Q
suatu proses internal yang mungkin yang dikembangkan oleh Marian
atau mungkin juga tidak dkk (2007) yang terdiri dari 17
menghasilkan perubahan perilaku, item. Sedangkan pengukuran
(3) manusia dan lingkungan sangat motivasi membaca menggunakan
mempengaruhi, (4) perilaku terarah MRQ (Motivation of Reading
pada tujuan-tujuan tertentu, dan (5) Questionaire) sebagai alat ukur
perilaku menjadi semakin bisa yang dikembangkan oleh Wigfield
diatur sendiri (Ormrod, 2008). & Guthrie (1997) dan diadaptasi
Krause dkk (2010) oleh peneliti dengan jumlah item
mengemukakan bahwa aspek sebanyak 44 item.
utama pada model yang diberikan B. Populasi dan Sampel
oleh Bandura menunjukan bahwa Populasi dalam penelitian ini
perilaku seseorang bukanlah satu- adalah pelajar SMA kelas XI di
satunya faktor yang mempengaruhi kota Sukabumi. Adapun teknik
proses belajar dan prilaku pengambilan sampel yang
berprestasi. Disamping faktor digunakan dalam penelitian ini
internal seperti kognisi dan bersifat nonprobability sampling
personal, faktor eksternal seperti dimana besar peluang untuk
instruksi dan kondisi fisik juga terpilihnya anggota populasi
menjadi faktor yang berpengaruh sebagai sampel tidak ketahui dan

Tarbiyatu wa Ta’lim: Jurnal Pendidikan Agama Islam (JPAI), Volume 01, Nomor 01, Tahun 2019 49
Pengaruh Pemerolehan Bahasa Kedua dan Motivasi P-ISSN 2715-9507
Membaca terhadap Prestasi Belajar Peseta Didik E-ISSN 2715-9337
(Nuur Alfi Laelah)

menggunakan teknik accidental digunakan sebanyak 198 peserta


sampling dimana peserta didik didik.
kelas XI yang secara kebetulan C. Uji Validitas Konstruk
memiliki waktu luang dijadikan Untuk menguji validitas
sampel penelitian (Kumar, 1999). konstruk pada instrument
Adapun kriteria yang penelitian ini, peneliti
digunakan dalam memilih sampel menggunakan metode
yaitu; (1) Peserta didik /I SMA Confirmatory Factor Analysis
dengan usia 16 sampai 18 tahun di (CFA) dengan menggunakan
Kota Sukabumi, (2) Menggunakan software LISREL 8.70. Setelah
bahasa Sunda sebagai bahasa dilakukan uji validitas konstruk
sehari-hari, dan (3) Berasal dari dari 17 item pemerolehan bahasa
suku sunda (Ayah atau Ibu kedua terdapat 4 item yang tidak
merupakan orang sunda). Dari 200 signifikan (t-value < 1,96),
instrumen yang disebarkan kepada sedangkan dari 44 item motivasi
200 sampel terdapat dua instrument membaca terdapat 1 item yang
yang tidak memenuhi kriteria, tidak signifikan (t-value < 1,96).
sehingga sampel akhir yang
Tabel 1 Uji Validitas Konstruk

Dari hasil diatas koefisien terhadap prestasi belajar bahasa


regresi diperoleh bahwa Indonesia. Hal ini berarti bahwa
pemerolehan bahasa Indonesia dari 12 variabel independen
sebagai bahasa kedua sebagai IV terdapat satu variable yang
memiliki pengaruh yang signifikan signifikan. Penjelasan dari nilai

Tarbiyatu wa Ta’lim: Jurnal Pendidikan Agama Islam (JPAI), Volume 01, Nomor 01, Tahun 2019 50
Pengaruh Pemerolehan Bahasa Kedua dan Motivasi P-ISSN 2715-9507
Membaca terhadap Prestasi Belajar Peseta Didik E-ISSN 2715-9337
(Nuur Alfi Laelah)

koefisien regresi yang diperoleh terhadap prestasi belajar bahasa


masing-masing IV adalah sebagai Indonesia.
berikut: 4. Variabel penghindaran:
1. Variabel pemerolehan bahasa diperoleh nilai koefisien regresi
Indonesia sebagai bahasa kedua: sebesar 0.027 dengan p-value
diperoleh nilai koefisien regresi 0.384 (p>0.05) yang berarti
sebesar -0.055 dengan p-value bahwa work penghindaran tidak
0.022 (P<0.05). yang berarti memiliki pengaruh yang
bahwa pemerolehan bahasa signifikan terhadap prestasi
Indonesia sebagai bahasa kedua belajar bahasa Indonesia.
memiliki pengaruh yang 5. Variabel keingintahuan:
signifikan terhadap prestasi diperoleh nilai koefisien regresi
belajar bahasa Indonesia. sebesar 0.034 dengan p-value
Dengan arah negatif 0.335 (p>0.05) yang berarti
menunjukkan bahwa semakin bahwa keingintahuan tidak
tinggi pemerolehan bahasa memiliki pengaruh yang
Indonesia sebagai bahasa kedua signifikan terhadap prestasi
maka semakin rendah prestasi belajar bahasa Indonesia.
belajar bahasa Indonesia pelajar 6. Variabel keterlibatan: diperoleh
suku Sunda. nilai koefisien regresi sebesar -
2. Variabel keyakinan: diperoleh 0.049 dengan p-value 0.120
nilai koefisien regresi sebesar - (p>0.05) yang berarti bahwa
0.022 dengan pvalue 0.575 keterlibatan tidak memiliki
(p>0.05) yang berarti bahwa pengaruh yang signifikan
keyakinan tidak memiliki terhadap prestasi belajar bahasa
pengaruh yang signifikan Indonesia.
terhadap prestasi belajar bahasa 7. Variabel kepentingan: diperoleh
Indonesia. nilai koefisien regresi sebesar -
3. Variabel tantangan: diperoleh 0.013 dengan p-value 0.735
nilai koefisien regresi sebesar - (p>0.05) yang berarti bahwa
0.016 dengan pvalue 0.619 kepentingan tidak memiliki
(p>0.05) yang berarti bahwa pengaruh yang signifikan
tantangan tidak memiliki terhadap prestasi belajar bahasa
pengaruh yang signifikan Indonesia.

Tarbiyatu wa Ta’lim: Jurnal Pendidikan Agama Islam (JPAI), Volume 01, Nomor 01, Tahun 2019 51
Pengaruh Pemerolehan Bahasa Kedua dan Motivasi P-ISSN 2715-9507
Membaca terhadap Prestasi Belajar Peseta Didik E-ISSN 2715-9337
(Nuur Alfi Laelah)

8. Variabel pengakuan: diperoleh signifikan terhadap prestasi


nilai koefisien regresi sebesar belajar Bahasa Indonesia.
0.058 dengan pvalue 0.091 11. Variabel kebutuhan sosial:
(p>0.05) yang berarti bahwa diperoleh nilai koefisien regresi
pengakuan tidak memiliki sebesar 0.070 dengan p-value
pengaruh yang signifikan 0.069 (p>0.05) yang berarti
terhadap prestasi belajar bahasa bahwa kebutuhan sosial tidak
Indonesia. memiliki pengaruh yang
9. Variabel penilaian: diperoleh signifikan terhadap prestasi
nilai koefisien regresi sebesar belajar bahasa Indonesia.
0.023 dengan pvalue 0.546 12. Variabel kepatuhan:
(p>0.05) yang berarti bahwa diperoleh nilai koefisien regresi
penilaian tidak memiliki sebesar -0.039 dengan p-value
pengaruh yang signifikan 0.295 (p>0.05) yang berarti
terhadap prestasi belajar bahasa bahwa kepatuhan tidak
Indonesia. memiliki pengaruh yang
10. Variabel kompetisi: diperoleh signifikan terhadap prestasi
nilai koefisien regresi sebesar belajar bahasa Indonesia.
0.057dengan pvalue III. HASIL DAN
0.149(p>0.05) yang berarti PEMBAHASAN
bahwa kompetisi tidak Model Summary Analisis Regresi
memiliki pengaruh yang
REGRESI
R Adjusted R
Square Square Std. Error of the
Model R Estimate
1 .366a .134 .078 2.96181

Berdasarkan perolehan R square belajar bahasa Indonesia dijelaskan


sebesar 0,134 atau 13.4%. Artinya oleh semua variabel independen
proporsi varians dari prestasi adalah sebesar 13.4%.
ANOVA
Model Sum of Mean
df F Sig
Squares Square
1 Regression 250.616 12 20.885 2.381 .007a
Residual 1622.884 182 8.772
Total 1873.500 197

Tarbiyatu wa Ta’lim: Jurnal Pendidikan Agama Islam (JPAI), Volume 01, Nomor 01, Tahun 2019 52
Pengaruh Pemerolehan Bahasa Kedua dan Motivasi P-ISSN 2715-9507
Membaca terhadap Prestasi Belajar Peseta Didik E-ISSN 2715-9337
(Nuur Alfi Laelah)

Hasil ANOVA menunjukkan bagi pelajar suku Sunda di Kota


bahwa p<0.05 atau signifikan. Sukabumi, maka semakin rendah
Maka, hipotesis mayor yang nilai prestasi belajar bahasa
menyatakan ada pengaruh yang Indonesia yang mereka peroleh.
signifikan seluruh variabel Hal tersebut sejalan dengan teori
independen terhadap prestasi pemerolehan bahasa kedua yang
belajar bahasa Indonesia diterima. dikemukakan oleh Marian dkk
Dari hasil diatas koefisien (2007) bahwa pemerolehan bahasa
regresi diperoleh bahwa kedua memberikan dampak
pemerolehan bahasa Indonesia terhadap prestasi peserta didik.
sebagai bahasa kedua sebagai IV Tingginya tingkat
memiliki pengaruh yang signifikan pemerolehan bahasa Indonesia
terhadap prestasi belajar Bahasa sebagai bahasa kedua ditunjukkan
Indonesia dengan nilai 𝛽 = oleh keaktifan peserta didik dalam
−0.055; 𝜌 = 0.022 yang artinya menggunakan bahasa daerah
pemerolehan bahasa Indonesia mereka, dimana bahasa daerah
sebagai bahasa kedua memiliki digunakan setiap saat dan setiap
pengaruh negatif yang signifikan waktu. Oleh karena itu, tidak
terhadap prestasi belajar bahasa banyak peserta didik yang benar-
Indonesia pelajar suku Sunda di benar menggunakan bahasa
Sukabumi. Indonesia sebagai bahasa sehari-
Pemerolehan bahasa hari. Meskipun sebagian dari
Indonesia sebagai bahasa kedua mereka menggunakan bahasa
terbukti memiliki pengaruh negatif Indonesia saat berkomunikasi tetap
yang signifikan terhadap prestasi saja terjadi campuran antara bahasa
belajar pelajar suku Sunda di Kota Sunda dan bahasa Indonesia. Hal
Sukabumi. Penggunaan Bahasa tersebut memang sulit untuk
Sunda yang lebih dominan dihindari karena pada dasarnya
digunakan peserta didik untuk bahasa Sunda merupakan bahasa
berkomunikasi memberikan daerah yang merupakan identitas
dampak terhadap prestasi belajar bagi suku Sunda.
bahasa Indonesia mereka. Semakin Bahasa Sunda diperkenalkan
tinggi pemerolehan bahasa dari sejak kecil dan menjadi bahasa
Indonesia sebagai bahasa kedua yang rutin digunakan khususnya di

Tarbiyatu wa Ta’lim: Jurnal Pendidikan Agama Islam (JPAI), Volume 01, Nomor 01, Tahun 2019 53
Pengaruh Pemerolehan Bahasa Kedua dan Motivasi P-ISSN 2715-9507
Membaca terhadap Prestasi Belajar Peseta Didik E-ISSN 2715-9337
(Nuur Alfi Laelah)

lingkungan keluarga, sehingga, Motivasi membaca menjadi


bahasa Indonesia menjadi bahasa salah satu fokus dalam penelitian
kedua yang diperkenalkan orang ini. Hasil penelitian terdahulu
tua kepada anak-anaknya. Peserta mengungkapkan bahwa seseorang
didik yang menjadikan bahasa yang lemah dalam membaca
Sunda sebagai bahasa pertama memiliki motivasi yang rendah
mereka tetap dapat memiliki nilai untuk membaca ataupun dalam
bahasa Indonesia yang baik jika meluangkan waktunya untuk
mereka memilki kesungguhan meningkatkan kemampuan
untuk belajar dalam memahami membacanya. Hal ini disebabkan
bacaan-bacaan berbahasa oleh kurangnya motivasi yang
Indonesia serta menggunakan dimiliki peserta didik tersebut
bahasa pertama dan kedua secara sehingga berpengaruh terhadap
seimbang, karena kedua bahasa prestasi belajarnya (Alderson &
tersebut sama pentingnya bagi Bachman, 2000).
mereka. Sebagian besar peserta didik
Penelitian terdahulu yang memiliki tantangan membaca yang
dilakukan oleh Gardner dan rendah. Hal ini berkaitan dengan
MacIntyre (1993) terhadap peserta peserta didik yang menganggap
didik yang mempelajari bahasa bahwa membaca bukanlah suatu
Prancis sebagai bahasa kedua, tantangan yang harus mereka
menunjukkan bahwa orientasi hadapi, sehingga, keinginan untuk
peserta didik untuk mempelajari menjadikan aktiftas membaca
bahasa Prancis sebagai bahasa sebagai tantangan dalam belajar
kedua tergantung pada seberapa tidak dimiliki oleh sebagian besar
besar kesungguhannya untuk peserta didik. Peserta didik malah
memperoleh bahasa keduanya menjadikan aktifitas membaca
tersebut, sehingga, hal ini menjadi sebagai suatu aktifitas yang harus
tantangan baru bagi peneliti dihindari. Hal ini dibuktikan
selanjutnya untuk meneliti dengan sebagian besar peserta
motivasi peserta didik dalam didik memiliki nilai penghindaran
pembelajaran bahasa Indonesia membaca yang tinggi.
sebagai bahasa kedua. Disamping itu, sebagian
besar peserta didik juga memiliki

Tarbiyatu wa Ta’lim: Jurnal Pendidikan Agama Islam (JPAI), Volume 01, Nomor 01, Tahun 2019 54
Pengaruh Pemerolehan Bahasa Kedua dan Motivasi P-ISSN 2715-9507
Membaca terhadap Prestasi Belajar Peseta Didik E-ISSN 2715-9337
(Nuur Alfi Laelah)

nilai kepatuhan yang rendah dalam hipotesis mayor dalam penelitian


motivasi membaca. Peserta didik ini dapat diterima. Adapun
tidak menjadikan aktifitas sumbangan yang diberikan oleh
membaca sebagai suatu kebutuhan pemerolehan bahasa Indonesia
yang dapat membantu mereka sebagai bahasa kedua dan motivasi
dalam proses belajar, sehingga, membaca terhadap prestasi belajar
aktifitas membaca yang dilakukan bahasa Indonesia dalam penelitian
tidak berdasarkan keinginan ini adalah sebesar 13.4%.
peserta didik itu sendiri, melainkan Hasil uji hipotesis minor
adanya instruksi yang diberikan menunjukkan bahwa variabel
pada peserta didik untuk membaca. pemerolehan bahasa Indonesia
IV. KESIMPULAN sebagai bahasa kedua memiliki
Berdasarkan hasil uji pengaruh negatif yang signifikan
hipotesis penelitian dinyatakan terhadap prestasi belajar bahasa
bahwa ada pengaruh yang Indonesia. Sedangkan, variabel
signifikan dari pemerolehan bahasa lainnya seperti: keyakinan,
Indonesia sebagai bahasa kedua tantangan, penghindaran,
dan motivasi membaca yang keingintahuan, keterlibatan,
meliputi: keyakinan, tantangan, kepentingan, pengakuan, penilaian,
penghindaran, keingintahuan, kompetisi, kebutuhan sosial, dan
keterlibatan, kepentingan, kepatuhan tidak memiliki pengaruh
pengakuan, nilai, kompetisi, yang signifikan. Sedangkan,
kebutuhan sosial, dan kepatuhan sumbangan terbesar diberikan oleh
terhadap prestasi belajar bahasa variabel pemerolehan bahasa
Indonesia pelajar suku Sunda di Indonesia sebagai bahasa kedua
Kota Sukabumi. Sehingga, dan varibel pengakuan.

DAFTAR PUSTAKA
Alderson, J. C., & Bachman, L.F. (2000). Cambridge language assessment
series: Assessing reading. Cambridge: Cambridge University Press.

Baker, L., Afflerbach, P., & Reinking, D. (1996). Developing Engaged


Readers in School and Home Communities. Hillsdale, NJ: Erlbaum.

Tarbiyatu wa Ta’lim: Jurnal Pendidikan Agama Islam (JPAI), Volume 01, Nomor 01, Tahun 2019 55
Pengaruh Pemerolehan Bahasa Kedua dan Motivasi P-ISSN 2715-9507
Membaca terhadap Prestasi Belajar Peseta Didik E-ISSN 2715-9337
(Nuur Alfi Laelah)

Baker, L., & Wigfield, A. (1999). Dimensions of children’s motivation for


reading and their relation to reading activity and reading achievement.
Reading Research Quarterly, 34, 452-477.

Chen, Yu-Han. (2009). Taiwanese college EFL learners’ perceptions of


English reading and their motivation in reading. (Thesis, Department of
Applied English College of Applied Languages, 2009) Retrieved from
http://ethesys.lib.mcu.edu.tw/

Gambrell, L. B. (2011). Seven rules of engagement: What’s most important to


know about motivation to read. The Reading Teacher, 65 (3), 172-178.

Gambrell, L.B., Palmer, B.M., Codling, R.M., & Mazzoni, S.A. (1996).
Assessing motivation to read. The Reading Teacher, 49. 518–533.

Ganal, M.Y., & Mir, M.A. (2013). A comparative study of adjustment and
academic achievement of College Students. Journal of Educational
Research and Essays. 1(1), 5-8.

Gardner, R.C., & MAcIntyre, P.D. (1993). On the measurement of affective


variabels in second language learning. Journal of Language Learning.
(43:2) 157-194.

Guthrie, J.T. & Alvermann, D. E. (1999). Engaged Reading: Processes,


Practices, and Policy Implications. New York: Teachers College Press.

Guthrie, J. T. & Wigfield, A. (2000). Engagement and motivation in reading.


In M.L. Kamil, P.B. Mosenthal, P. D. Pearson, and R. Barr (Eds.),
Handbook of Reading Research (3rd Ed.). New York: Longman.

Hannak, M., Hammerl & Newby, D. (2003). Second Language Acquisition:


The Interface Between Theory and Practice. Graz: The University of
Graz.

Huntt, W.G., Huntt, M.A., Monnett, D., & Hummel, J. (2009). A system-based
synthesis of research related to improve students’ academic
performance. Paper presented at the 3rd international city break
conference sponsored by the Athens Institute for Education and
Research (ATINER), October 16-19, Athens, Greece. Diakses pada

Tarbiyatu wa Ta’lim: Jurnal Pendidikan Agama Islam (JPAI), Volume 01, Nomor 01, Tahun 2019 56
Pengaruh Pemerolehan Bahasa Kedua dan Motivasi P-ISSN 2715-9507
Membaca terhadap Prestasi Belajar Peseta Didik E-ISSN 2715-9337
(Nuur Alfi Laelah)

December 11, 2014 dari


http://www.edpsycinteractive.org/papers/improving-scholl-
achievement.pdf

Igbo, J.N., & Ihejiene, M.A. (2014). Gender differences, delinquent behaviors
and academic achievement of secondary school students in Nigeria.
International Journal of Latest Research in Science and Technology, 3
(4). 40-46.

Krause, L. K., Duchesne, S., McMaugl, A., Bochner, S. (2010). Educational


psychology for learning and teaching. Cengage: Learning Australia Pty
Limited.

Krashen, S.D. (1981). Second language acquisition and second language


learning. California: Pergamon Press Inc.

Kumar, R. (1999). Research methodology. London: Sage Publication.

Lestari, L. (2014). Meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia dengan


metode pemberian tugas belajar dan resitasi siswa kelas IV sekolah
dasar. E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya, 6, 1-10.

Marian, V., Blumenfeld, H.K., Kaushanskaya, M. (2007). The language


experience and proficiency questionnaire (LEAP-Q): Assessing
language in billinguals and multilinguals. Reading: Journal of Speech,
Language, and Hearing Research, 50. 940-967.

Ormrod, J. E. (2008). Educational psychology: Developing learners. Boston:


Pearson Education, Inc.

Schroeder, S. (2011). What reader have and do: Effect of students’ verbal
ability and reading time components on comprehension with and without
text availability. Reading: A Journal of Educational Psychology. 103.
(4), 877-896.

Tercanlioglu, L. (2001). The nature of Turkish students’ motivation for reading


and its relation to their reading frequency. The Reading Matrix, 1 (2),
September.

Tarbiyatu wa Ta’lim: Jurnal Pendidikan Agama Islam (JPAI), Volume 01, Nomor 01, Tahun 2019 57
Pengaruh Pemerolehan Bahasa Kedua dan Motivasi P-ISSN 2715-9507
Membaca terhadap Prestasi Belajar Peseta Didik E-ISSN 2715-9337
(Nuur Alfi Laelah)

Troike, M.S. (2006). Introducing second language acquisition. Cambridge:


Cambridge University Press.

Umareani, D., Putra, A., & Asri, A. S. (2014), Hubungan antara kecerdasan
linguistik dan konsep diri dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa
kelas v gugus kompyang sujana. Jurnal Mimbar PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha, 2 ,(1). 9 - 10.

Wigfield, A., & Guthrie, J. (1997). Relation of children’s motivation for


reading to the amount and breadth of their reading. Journal of
Educational Psychology, 89. 420-421.

Tarbiyatu wa Ta’lim: Jurnal Pendidikan Agama Islam (JPAI), Volume 01, Nomor 01, Tahun 2019 58

Anda mungkin juga menyukai