Anda di halaman 1dari 9

Ariyana & Nori Anggraini.

Paradigma Perencanaan Pembelajaran …

PARADIGMA PERENCANAAN PEMBELAJARAN


BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Ariyana dan Nori Anggraini

Universitas Muhammadiyah Tangerang


E-mail: ariyana.mpd@gmail.com

ABSTRACT
Bahasa dan Sastra Indonesia learning is one of an important lesson material in school.
The purpose of Bahasa dan Sastra Indonesia learning is student have ability in bahasa which
are proper and correct, and to perceive bahasa dan sastra Indonesia according to the situation
and purpose of language and the level of experience. To achieve the learning objectives,
teacher have to prepare administration, make lesson planning include learning preparation,
learning programs, learning media, choose the subject matter, define the method of learning,
and determine the evaluation.
Keywords: paradigm, planning, bahasa dan sastra Indonesia Learning

ABSTRAK
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran yang sangat
penting di sekolah. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar peserta didik memiliki
kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra
Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman tersebut. Agar
tujuan pembelajaran bisa tercapai, guru yang harus mempersiapkan diri dari segi administrasi,
membuat perencanaan pengajaran meliputi persiapan mengajar, membuat program
pembelajaran, membuat media pembelajaran, memilih materi pelajaran, menentukan metode
pembelajaran, dan menentukan bentuk evaluasi pembelajaran.
Kata kunci: paradigma, perencanaan, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

PENDAHULUAN akan selalu berulang materi yang


Pembelajaran bahasa dan sastra disajikan walau berbeda jenjang
Indonesia sudah dimulai sejak dini baik pendidikan.
di rumah maupun di sekolah, formal Pembelajaran sastra penting bagi
maupun nonformal. Sejak anak mulai siswa karena berhubungan erat dengan
belajar berbicara orang tua sudah mulai keharuan. Sastra dapat menimbulkan
mengenalkan bahasa, baik bahasa ibu rasa haru, keindahan, moral,
maupun bahasa Indonesia. Secara keagamaan, khidmat terhadap tuhan,
kontinyu orang tua akan memulai dan cinta terhadap sastra bangsanya. Di
dengan cerita yang merupakan bagian samping memberikan kenikmatan dan
dari sastra. Paradigma pembelajaran keindahan, karya sastra juga
bahasa dan sastra merupakan literasi memberikan keagungan kepada siswa
budaya. Pembelajaran bahasa dan sastra pada khususnya dan bangsa Indonesia
Indonesia secara formal dimulai ketika pada umumnya. Sastra Indonesia secara
memasuki sekolah dasar hingga sekolah umum dapat dipakai sebagai cermin,
menengah atas. Secara keseluruhan penafsiran, pernyataan, atau kritik
formal masing-masing anak kehidupan bangsa. Fungsi Sastra dapat
mendapatkan pembelajaran bahasa dan memberikan pengaruh yang sangat
sastra Indonesia selama 12 tahun. Hal besar terhadap cara berpikir orang
ini tentunya akan menimbulkan mengenai hidup, baik dan buruk, benar
kejenuhan bagi peserta didik karena dan salah, dan cara hidupnya sendiri dan

136 Prosiding SAGA – ISBN : 978-602-17348-7-2


Ariyana & Nori Anggraini. Paradigma Perencanaan Pembelajaran …

bangsanya. Pada proses pembelajaran mengolah, menyajikan, menalar,


sastra tentunya melibatkan guru sastra mencipta dan mengomunikasikan
(dalam hal ini guru bahasa Indonesia) dengan tetap memperhatikan
sebagai pihak yang mengajarkan sastra, karakteristik siswa, b) menggunakan
dan siswa sebagai subjek yang belajar ilmu pengetahuan sebagai penggerak
sastra. Dalam pembelajaran sastra ada pembelajaran untuk semua mata
suatu metode yang menawarkan pelajaran, c) menuntun siswa mencari
keefektifan kerja guru bahasa Indonesia. tahu, bukan diberi tahu (discovery
Pehaman yang harus di lakukan sebelum learning), (d) menekankan kemampuan
proses pembelajaran. berbahasa sebagai alat komunikasi,
Paradigma penempatan bahasa pembawa pengetahuan dan berpikir
Indonesia sebagai penghela ilmu logis, sistematis, dan kreatif
pengetahuan merupakan langkah lebih (Kemendikbud, 2014, h.14).
maju dan konkret dalam Menurut Arifin dan Anung (2016)
memaksimalkan pembelajaran bahasa proses pembelajaran harus berorientasi
dan sastra Indonesia. Dikatakan kepada siswa. Fokus pembelajaran
demikian karena kedudukan bahasa diletakkan pada proses pembentukan
Indonesia sebagai bahasa nasional yang pengetahuan dan pemahaman arti oleh
mempersatukan berbagai etnis yang siswa sendiri, siswa diberi kesempatan
berbeda serta kedudukannya sebagai untuk menemukan pengetahuan sendiri,
resmi yang dipakai sebagai bahasa ilmu memahami makna dari gejala-gejala
pengetahuan. Melalui penguasaan yang ada di lingkungan hidupnya sendiri
bahasa Indonesia, peserta didik dapat dan menyimpannya sebagai
mempelajari ilmu pengetahuan yang pengetahuan, dan sewaktu-waktu
lain. Bahasa Indonesia menjadi sarana diperlukan dapat menggunakan
untuk mengembangkan dan pengetahuannya itu dalam menghadapi
mengomunikasikan berbagai persoalan yang dihadapi dalam
pengetahuan. hidupnya (h.211). Selain itu, menurut
Kedudukan bahasa Indonesia di Wijaya (2015) dalam pandangan
dalam kurikulum 2013 adalah suatu hal pembelajaran modern, peserta didik
yang istimewa, menurut Nuh (2013) maupun guru merupakan subjek
kurikulum 2013 adalah menempatkan pembelajaran. Peserta didik tidak lagi
bahasa sebagai penghela ilmu dianggap objek belajar dan guru tidak
pengetahuan (Mahsun ,2014, h.94). lagi dianggap sebagai sumber informasi,
Bahasa Indonesia sebagai penghela tetapi keduanya berkolaborasi dalam
berarti bahasa Indonesia sebagai bahasa proses interaksi belajar mengajar di
pengantar di semua jenjang pendidikan kelas untuk mencapai tujuan belajar.
sekaligus sebagai bahasa di semua Dalam konteks kurikulum dan
bidang ilmu. Hal ini menjadi paradigma pembelajaran, suatu program
baru dalam pembelajaran bahasa dan pembelajaran dikatakan memiliki
sastra Indonesia, karena dengan tingkat efektivitas yang tinggi jika
pergantian kurikulum akan selalu ada program tersebut dapat mencapai tujuan
perubahan disemua mata pelajaran. Pada yang diharapkan. Jika program kegiatan
poses pembelajaran bahasa dan sastra belajar mengajar telah dilaksanakan dan
Indonesia perlunya penguatan dapat dicapai oleh peserta didik, hal ini
karakteristik yang mencakup: a) dapat dikatakan bahwa program
menggunakan penekatan saintifik kegiatan belajar mengajar memiliki
melalui mengamati, menanya, mencoba, efektivitas yang tinggi. Sebaliknya

Prosiding SAGA – ISBN : 978-602-17348-7-2 137


Ariyana & Nori Anggraini. Paradigma Perencanaan Pembelajaran …

apabila diketahui setelah pelaksanaan disetiap peristiwa belajar mengajar


proses belajar mengajar, peserta didik bahasa dan sastra Indonesia.
belum mampu mencapai tujuan yang Menurut Jumanta (2016) guru
diharapkan, dapat dikatakan hal tersebut yang professional sebelum memulai
tidak efektif. pelajaran harus mempersiapkan diri dari
Untuk melaksanakan segi administrasi, seperti membuat
pembelajaran yang efektif harus persiapan mengajar, membuat program
menciptakan suasana yang kondusif pembelajaran, media pembelajaran,
antara guru dan peserta didik. Menurut maupun dari segi edukatif, seperti
Brown, (2008) pembelajaran yaitu menguasai materi pelajaran, metode dan
penguasaan atau pemerolehan teknik pembelajaran (h.12).
pengetahuan tentang suatu subjek atau Kemampuan dalam menata dan
sebuah keterampilan dengan belajar, mengemas materi ajar perlu persiapan
pengalaman, atau instruksi (h.8). yang baik agar peserta didik mudah
Dengan memahami pembelajaran berarti mencerna dan memahami apa yang
ada proses yang ditata dan diatur disampaikan. Dengan perencanaan yang
sedemikian rupa untuk memperbaiki baik diharapkan dapat tercapainya
kualitas belajar peserta didik. Untuk pengajaran yang efektif. Materi
mencapai tujuan belajar bahasa dan pelajaran tertuang dalam perencanaan
sastra Indonesia harus disiapkan sistem merupakan hal inti dalam proses belajar
lingkungan belajar bahasa dan sastra mengajar. Dengan demikian, materi ajar
Indonesia pula. Hal tersebut tidak merupakan salah satu komponen
terlepas dari peran seorang guru dengan penting dalam kegiatan belajar mengajar
menggunakan berbagai strategi ataupun sehingga akan tercipta situasi
metode dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran yang memungkinkan
bahasa dan sastra Indonesia. tercapainya tujuan pembelajaran.
Mengajarkan bahasa dan sastra Berdasarkan pendapat di atas, perlu
Indonesia menuntut seorang guru yang kiranya dibahas lebih lanjut tentang
kreatif dan inovatif berada di atas perencanaan yang harus disiapkan guru
segalnya. Sekolah yang dilengkapi dalam mempersiapkan pembelajaran
fasilitas dan kecanggihan tekhnologi bahasa dan sastra.
serta media pembelajaran yang ada,
semuanya akan sia-sia jika materi HASIL DAN PEMBAHASAN
bahasa dan sastra Indonesia tidak Perubahan dan perkembangan
disikapi secara aktif dan kreatif dalam pembelajaran bahasa dan sastra
proses pembelajaran. Proses Indonesia yang semakin pesat dengan
pembelajaran didukung dengan kemajuan ilmu dan teknologinya,
menggunakan tahapan pembelajaran. memungkinkan pembelajaran bahasa
Tahapan pokok yang harus diperhatikan dan sastra Indonesia semakin
ada tiga tahapan. Riyanto (2010) berkembang dengan strategi serta
tahapan pembelajaran sebagai berikut: metode terhadap pembelajaran.
(a) tahapan pemula (pra-intruksional); Perubahan tersebut yakni paradigma
(b) tahapan pengajaran (intruksional); baru penetepan satuan kebahasaan
(c) tahap penilaian (h.133). Tahapan- menjadi basis materi pembelajaran.
tahapan tersebut memiliki hubungan Proses pembelajaran yang dirancang
erat dengan penggunaan strategi berpusat pada peserta didik (student
pembelajaran. Tahapan pembelajaran centered active learning), tidak lagi
saling mempengaruhi secara bervariasi berpusat pada guru (teacher centered

138 Prosiding SAGA – ISBN : 978-602-17348-7-2


Ariyana & Nori Anggraini. Paradigma Perencanaan Pembelajaran …

learnig). Selain itu, sifat pembelajaran juga dibahas mengenai ciri-ciri


yang kontekstual. Artinya guru tidak kebahasaan. Begitu juga sebaliknya
hanya beracuan pada buku teks saja, melalui kebahasaan penikmat sastra bisa
tetapi juga harus mampu mengaitkan memahami makna yang terkandung
materi yang disampaikan dengan dunia dalam sebuah karya. Tujuan
nyata sehingga mendorong peserta didik pembelajaran sastra pada tiap-tiap
mampu menerapkan materi tingkatan sekolah pada dasarnya sama,
pembelajaran dalam kehidupan sehari- hanya saja ada perbedaan tekanan
hari. berkaitan dengan jenis dan tingkatan
Bahasa Indonesia sebagai bahasa sekolah, yaitu menumbuhkan
ilmu pengetahuan merupakan perubahan keterampilan berbahasa, kepekaan
dalam pengembangan kurikulum 2013. sosial, kesadaran sosial,
Perubahan yang dimaksud terjadi pada mengembangkan daya imajinasi dan
paradigma penetapan satuan kebahasaan lain-lain. Menurut (Rahmanto,1993),
yang menjadi basis materi bahwa pengajaran sastra dapat
pembelajaran. Perubahan pada materi membantu pendidikan secara utuh
ajar tentunya juga membawa dampak apabila cakupannya meliputi empat
pada perubahan metode pembelajaran. manfaat, yaitu: membantu keterampilan
Mahsun (2014) satuan bahasa yang berbahasa, meningkatkan pengetahuan
mengalami perubahan dalam budaya, mengembangkan cipta dan rasa,
pembelajaran adalah teks (h.96). dan menunjang pembentukan watak
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan (h.24).
menggunakan pembelajaran teks dapat Pembelajaran Bahasa Indonesia
menjadikan peserta didik memahami merupakan salah satu materi pelajaran
dan mampu menggunakan teks sesuai yang sangat penting di sekolah. Tujuan
dengan tujuan teks yang dipelajari. pembelajaran bahasa Indonesia adalah
Dalam implementasinya, pembelajaran agar peserta didik memiliki kemampuan
teks harus dilaksanakan dengan tahapan. berbahasa Indonesia yang baik dan
Hal tersebut dikarenakan teks benar serta dapat menghayati bahasa
merupakan satuan bahasa dengan dan sastra Indonesia sesuai dengan
struktur berpikir yang lengkap. situasi dan tujuan berbahasa serta
Mempelajari teks tidak hanya terikat tingkat pengalaman tersebut. Farzana
pada suatu konsep materi ajar melainkan (2015) mengungkakan bahwa bahasa
harus berorientasi pada makna di luar merupakan cara yang paling efektif dan
teks. praktis untuk mengekspresikan
Bahasa dan sastra tidak bisa pandangan tentang gagasan perasaan
dipisahkan, bahasa tanpa adanya sastra dan emosi pikiran. Selain itu, tujuan
tidak akan memberikan nilai estetik umum pembelajaran sebuah Bahasa
sementara sastra tanpa bahasa tidak adalah memiliki peran sentral dalam
akan bermakna terhadap nilai edukatif. perkembangan intelektual, sosial dan
Terkadang sastra masih menjadi emosional peserta didik dan merupakan
polemik tentang kurangnya penunjang keberhasilan dalam
pembelajaran di sekolah mengenai mempelajari semua bidang studi.
sastra. Dengan adanya kurukulum 2013 Dengan pembelajaran Bahasa
pola pikir tersebut bisa kita ubah bahwa memungkinkan manusia untuk saling
bahasa dan sastra dapat berdampingan berkomunikasi, saling berbagi
dalam proses pembelajaran. Melalui pengalaman, saling belajar dari yang
teks sastra, pelajaran bahasa Indonesia lain dan untuk meningkatkan

Prosiding SAGA – ISBN : 978-602-17348-7-2 139


Ariyana & Nori Anggraini. Paradigma Perencanaan Pembelajaran …

kemampuan intelektual dan menghasilkan karya sastra yang bernilai


kesusasteraan merupakan salah satu tinggi.
sarana untuk menuju pemahaman Pembelajaran bahasa dan sastra
tersebut. Sedangkan pembelajaran sastra Indonesia seharusnya mampu
merupakan bagian dari pembelajaran mengemban perwujudan pendidikan
bahasa. Dimasukkannya pembelajaran budaya dan karakter bangsa. Hal ini
sastra ke dalam pembelajaran bahasa dilakukan dengan pemilihan materi ajar
Indonesia kiranya dapat dimaklumi, yang terdapat di sekolah mengenai
karena secara umum, sastra adalah kebahasaan dan kesastraan. Dengan
segala sesuatu yang ditulis. Pengertian berbahasa Indonesia peserta didik dapat
semacam itu dianggap terlalu luas dan menghargai bahasa Indonesia sebagai
juga terlalu sempit. Dianggap terlalu nasional sebagai perwujudan karakter
luas karena, karena sastra di sekolah bangsa. Melalui kesastraan Indonesia
hanya sebagai pelajaran yang peserta didik dapat mengetahui berbagai
membosankan. Dianggap terlalu sempit budaya lokal melalui cerpen, novel,
karena sastra merupakan materi yang roman, puisi dan drama yang berlatar
sering diabaikan. belakang budaya. Budaya merupakan
Pembelajaran bahasa dan sastra cerminan karakter bangsa karena setiap
Indonesia yang ada di setiap sekolah wilayah memiliki budaya yang berbeda-
melakukan aktivitas kompetensi beda.
berbahasa, baik secara aktif reseptif Untuk menjadi guru yang
(menyimak dan membaca), aktif- profesional sebaiknya seorang pendidik
produktif (berbicara dan menulis), haruslah mempunyai persiapan diri
maupun bersastra secara lisan maupun (baik persiapan mental maupun
tertulis. Untuk menguji kompetensi pengetahuan) dalam belajar, agar hasil
tersebut perlu dilakukan evaluasi untuk dalam kegiatan belajar mengajar dapat
mengukur hasil pembelajaran dari sesuai dengan tujuan pembelajaran.
peserta didik. Pengajaran sastra di Berdasarkan hal tersebut, agar tujuan
sekolah masuk ke dalam mata pelajaran pembelajaran bahasa dan sastra
Bahasa dan Sastra Indonesia. Sebab, Indonesia bisa tercapai dengan baik,
bahasa merupakan sarana pengucapan guru harus merencanakan dengan
sastra, bahasa merupakan salah satu matang proses pembelajaran tersebut.
bentuk sastra yang sangat penting. Metode pengajaran masih menjadi
Untuk memahamai karya sastra yang hal yang penting dan harus diperhatikan
merupakan salah satu cara dalam usaha oleh guru. Kesesuaian metode dengan
mengapresiasi karya sastra. Sastra materi yang diberikan harus sesuai.
merupakan karya seni yang Menurut Basuki (2017) guru
bermediakan bahasa yang unsur-unsur diharapkan dapat memilih metode
keindahannya menonjol. Akan tetapi, pengajaran yang tepat dalam setiap
sebagai sebuah karya seni, sastra tidak proses belajar mengajar di kelas.
semata-mata hanya berurusan dengan Metode yang dipilih harus sesuai
unsur bahasa saja, melainkan juga dengan tujuan pembelajaran, bahan
unsur-unsur sastra yang lain yang juga pembelajaran, keadaan siswa. Selain itu,
tak kalah pentingnya. Perpaduan yang metode yang diberikan haruslah
harmonis antara berbagai unsur sastra bervariasi dan memberikan pengalaman
yang secara sederhana dapat dibedakan yang berbeda bagi siswa. Selain metode
ke dalam unsur bentuk dan isi akan yang bervariasi, guru perlu
memperhatikan kemampuan siswa

140 Prosiding SAGA – ISBN : 978-602-17348-7-2


Ariyana & Nori Anggraini. Paradigma Perencanaan Pembelajaran …

berkaitan dengan konsep-konsep yang kelompok model tersebut mempunyai


akan diberikan. (Irawati, 2014) tujuan masing-masing dalam kegiatan
Model pembelajaran merupakan pembelajaran. Keberhasilan suatu model
bentuk pembelajaran yang tergambar pembelajaran dapat dilihat dari dua
dari awal sampai akhir, yang disajikan aspek, yaitu aspek proses dan produk.
secara khas oleh guru di kelas. Model Aspek proses dapat dilihat pada saat
pembelajaran yang mempunyai berlangsungnya proses pembelajaran
pengertian yang sangat dekat dengan dalam menciptakan situasi belajar yang
strategi pembelajaran. Model menyenangkan. Aspek produk mengacu
pembelajaran menekankan pada hasil pembelajaran peserta didik
pembelajaran yang didominasi guru. sesuai dengan kompetensi yang
Jadi guru berperan penting dan dominan ditentukan.
dalam proses pembelajaran. Dengan Proses pembelajaran yang baik
mempergunakan model tertentu akan menghasilkan sesuatu yang baik
diharapkan guru dapat menjelaskan dan berkualitas, jika diupayakan dengan
kompetensi yang disampaikan dengan sungguh-sungguh. Fungsi model
memberikan informasi bahwa pembelajaran tidak dapat diabaikan,
pentingnya pembelajaran. Guru karena model pembelajaran turut
merupakan model dalam kegiatan menentukan berhasil tidaknya suatu
belajar mengajar, artinya guru kegiatan belajar mengajar. Dengan
mendemonstrasikan pengetahuan dan demikian, yang perlu dipahami adalah
keterampilan sesuai dengan materi yang bagaimana memahami kedudukan
diajarkan. Pembelajaran bahasa dan model sebagai salah satu penentu
sastra Indonesia tentunya sangat keberhasilan pembelajaran dalam
memerlukan model pembelajaran yang keseluruhan unsur pendidikan.
bervariasi. Persiapan yang dilakukan Media sebagai sumber belajar
pendidik sudah terencana dalam berperan penting dalam proses
Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP). pembelajaran. Media dalam mata
Di dalam model pembelajaran pelajaran bahasa dan sastra Indonesia
bisa terdiri dari beberapa metode sangat beragam pemilihanya, hal
pembelajaran, misalnya untuk tersebut juga harus disesuaikan dengan
pelaksanaan “model pembelajaran materi yang akan diajarkan. Sumber
pemecahan masalah” (problem solving) belajar dapat bermanfaat untuk
bisa terdiri dari beberapa metode, yaitu mengembangkan kreativitas peserta
metode ceramah (guru menjelaskan didik untuk memperoleh pengetahuan
masalah), metode penugasan (peserta dan keterampilan. Dalam kegiatan
didik diminta untuk mencari jawaban belajar mengajar media mempunyai arti
terhadap masalah yang diajukan oleh yang penting, karena media dapat
guru). Menurut Joyce dan Weil membantu peserta didik sebagai
mengelompokan model pembelajaran ke perantara. Peran media sangat
dalam empat kategori: 1) kelompok membantu guru untuk menjelaskan
model /pengelolaan informasi kerumitan bahan yang akan
(information processing family); 2) disampaikan kepada peserta didik.
kelompok model personal (the personal Media dapat mewakili apa yang kurang
family); 3) kelompok model sosial (the mampu disampaikan guru secara verbal.
social family); 4) kelompok model Penggunaan media dalam mata
sistem perilaku (behavior system family) pelajaran bahasa dan sastra Indonesia
(Sutikno, 2014, h.59). Keempat sangat menunjang dalam proses

Prosiding SAGA – ISBN : 978-602-17348-7-2 141


Ariyana & Nori Anggraini. Paradigma Perencanaan Pembelajaran …

pembelajaran. Materi bahasa dan sastra dapat mendukung kemampuan peserta


Indonesia tentunya memiliki tingkat didik dalam mengaktualisasikan
kesukaran yang bervariasi. Ada materi kemampuan diri dalam mengembangkan
ajar yang tidak memerlukan media dan bakat dan minat dalam materi bahasa
di lain pihak ada materi ajar yang sangat dan sastra Indonesia. Pada dasarnya
memerlukan alat bantu berupa media. dalam memilih bahan pembelajaran,
Dengan kemajuan teknologi saat ini penentuan jenis dan kandungan materi
media ada kalanya sudah bisa dijumpai sepenuhnya terletak di tangan guru. Ada
di dalam kelas, salah satu contohnya beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah proyektor. Dilihat dari jenisnya sebagai dasar pegangan untuk memilih
media dapat dibagi tiga; 1) media objek bahan pembelajaran yang
auditif, media yang hanya menggunakan berkaitan dengan pembinaan apresiasi
kemampuan suara saja; 2) media visual, siswa. Prinsip dasar dalam pemilihan
media yang hanya mengandalkan indra bahan pembelajaran atau materi
penglihatan; 3) media audiovisual, pembelajaran harus sesuai dengan
media yang mempunyai unsur suara dan kemampuan siswa pada suatu tahapan
penglihatan. Dari ketiga jenis media pengajaran tertentu. Kemampuan
tersebut, sebaiknya perlu menjadi peserta didik berkembang sesuai dengan
perhatian dan pertimbangan pada saat tahapan perkembangan jiwanya.
pemilihan dan mempergunakan media Pemilihan materi otentik sebagai
dalam pengajaran. Media yang mana sumber materi pembelajaran yang kaya
yang dapat dianggap tepat untuk dapat digunakan di kelas bahasa untuk
menunjang pencapaian tujuan proses mengekspos dan melatih peserta didik
pembelajaran. untuk memenuhi permintaan
Pemilihan bahan ajar untuk mata komunikasi kehidupan nyata. (Aswini &
pelajaran bahasa dan sastra Indonesia Srinivasan, 2016)
sangat diperlukan agar peserta didik Untuk menjadi seorang pendidik
memahami materi ajar yang diajarkan. yang baik, serta dapat melaksanakan
Bahan ajar atau materi pembelajaran pembelajaran dengan sebaik-baiknya
secara garis besar terdiri dari seorang pendidik haruslah menguasai
pengetahuan, keterampilan, dan sikap materi ajar atau bahan ajar. kemampuan
yang harus dipelajari peserta didik. penguasaan materi merupakan bagian
Masalah bahan ajar merupakan masalah dari kompetensi guru yaitu pedagogik.
yang sering dihadapi guru ketika Untuk menguasai materi ajar terlebih
memilih atau menentukan materi karena dahulu seorang pendidik harus
dalam kurikulum (silabus) hanya mempunyai tujuan pembelajaran.
ditulisakan secara garis besar dalam Tujuan perencanaan pembelajaran
bentuk materi pokok. Sebab belajar menurut Iskandarwassid dan Dadang
bahasa dan sastra Indonesia tidak Suhendar (2011) adalah menguasai
sekadar memakai bahasa Indonesia sepenuhnya bahan dan materi pelajaran,
untuk menyampaikan materi belajar. metode dan penggunaan alat dan
Namun, perlu juga soal makna dan perlengkapan pembelajaran dan mampu
bagaimana memilih kata yang tepat. melakukan penilaian hasil belajar
Selama ini pembelajaran bahasa (h.201). Jika penguasaan materi sudah
Indonesia dan sastra Indonesia tidak dipersiapkan secara matang tentunya
dijadikan sarana pembentuk pikiran. ketika mengajar seorang pendidik akan
Pemilihan bahan ajar pada mata mampu menarik perhatian peserta didik,
pelajaran bahasa dan sastra Indonesia karena pembelajaran dapat terarah

142 Prosiding SAGA – ISBN : 978-602-17348-7-2


Ariyana & Nori Anggraini. Paradigma Perencanaan Pembelajaran …

apalagi dapat dilengkapi dengan media Mengevaluasi pembelajaran termasuk di


pembelajaran yang menarik, dalamnya melaksakan penilaian proses
disampaikan secara lugas, tidak berbelit- dan hasil belajar. Penilaian merupakan
belit, dan banyak melibatkan peserta suatu kegiatan yang tidak bisa
didik. dipisahkan dari kegiatan pengajaran.
Penilaian dalam pembelajaran Dengan demikian pembelajaran
salah satu hal yang harus dikuasi bahasa dan sastra Indonesia dapat
pendidik untuk mengetahui pemahaman dikatakan sebuah situasi belajar
yang diperoleh peserta didik. Salah satu mengajar yang dilakukan oleh guru
upaya untuk mewujudkan pendidikan (pendidik) bersama siswa (peserta didik)
berkualitas diperlukan adanya sistem baik di dalam kelas maupun di luar
penilaian yang dapat dipercaya kelas yang membentuk suatu perubahan
(credible), dan dapat diterima sehingga mencapai tujuan yang
(Acceptabble), dan dapat diinginkan. Pembelajaran atau proses
dipertanggungjawabkan (accountable). belajar mengajar dikatakan sebuah
(Basuki, 2017) Menurut Arifin (2016) proses di mana antara peserta didik
penilaian adalah suatu proses atau dengan pendidik terjalin komunikasi
kegiatan yang sistematis dan yang saling menunjang untuk mencapai
berkesinambungan untuk suatu tujuan yang telah ditentukan
mengumpulkan informasi tentang proses dalam kurikulum.
dan hasil belajar peserta didik dalam
rangka membuat keputusan berdarkan SIMPULAN
kriteria dan pertimbangan tertentu (h.4). Pembelajaran bahasa dan sastra
Proses dan hasil evaluasi sangat Indonesia dapat dikatakan sebuah situasi
dipengaruhi oleh beragam pengamatan belajar mengajar yang dilakukan oleh
yang dilakukan pendidik. Penilaian yang guru (pendidik) bersama siswa (peserta
dilakukan secara autentik merupakan didik) baik di dalam kelas maupun di
penilaian yang dilakukan secara luar kelas yang membentuk suatu
komprehensif mulai dari masikan perubahan sehingga mencapai tujuan
sampai dengan keluaran. Penilaian pada yang diinginkan. Pembelajaran atau
mata pelajaran bahasa dan sastra proses belajar mengajar dikatakan
Indonesia dapat dilihat dari tiga aspek sebuah proses di mana antara peserta
yaitu, penilaian kompetensi sikap, didik dengan pendidik terjalin
kompetensi pengetahuan, dan komunikasi yang saling menunjang
kompetensi pengetahuan. Penilaian untuk mencapai suatu tujuan yang telah
autentik merupakan penilaian yang ditentukan dalam kurikulum.
memberikan kesempatan kepada peserta Paradigma pembelajaran bahasa
didik untuk menerapkan pengetahuan, dan sastra Indonesia dapat berorientasi
keterampilan dan sikap yang sudah pada pendidik dan peserta didik, hal ini
dimiliki. tentunya saling berkaitan antara strategi
Pada hakikatnya, kegiatan dan pemilihan bahan ajar yang
penilaian yang dilakukan tidak semata- digunakan pendidik. Guru dan siswa
mata untuk menilai hasil belajar merupakan sumber belajar baik di dalam
melainkan dapat dinilai dari kegiatan kelas maupun di luar kelas. Penempatan
pengajaran. Kemampuan guru dalam bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu
mengevaluasi peserta didik bagian dari pengetahuan dalam kurikulum 2013
tugas dan tangung jawab dalam merupakan langkah yang lebih maju dan
melaksanakan pengajaran.

Prosiding SAGA – ISBN : 978-602-17348-7-2 143


Ariyana & Nori Anggraini. Paradigma Perencanaan Pembelajaran …

konkret dalam memaksimalkan Fransisco: San Fransisco State


penggunaan bahasa Indonesia. University.
Pembelajaran bahasa dan sastra Farzana, Shamsi.Teaching Analytical in
Indonesia merupakan sarana Applying Cognitive Starategies
pengembangan kemampuan berpikir for the Students of English
metodologis bagi pendidik dan peserta Literature. Journal of Literature,
didik. Dalam pembelajaran bahasa yang Languages and Linguistics. Vol.
berbasis pada pembelajaran teks dapat 14. 2015.
diintegrasikan antara materi kesastraan Hamdayama, Jumanta. 2016.
dan kebahasan. Salah satu faktor Metodologi Pengajaran. Jakarta:
penunjang tercapainya tujuan Bumi Aksara
pembelajaran sastra adalah perencanaan Irawati, Ratna Kartika. Pengaruh Model
pembelajaran yang matang terkait ―Problem Solving‖ dan
penentuan metode, materi ajar, media ―Problem Posing‖ serta
pembelajaran, dan evaluasi Kemampuan Awal terhadap
pembelajaran. Hasil Belajar Siswa.Jurnal
Pendidikan Sasins. Vol.2.
PERSANTUNAN No.4.2014.
Ucapan terima kasih kami Iskandarwassid dan Dadang Suhendar.
sampaikan kepada segenap Civitas 2011. Strategi Pembelajaran
Akademika Universitas Muhammadiyah Bahasa. Bandung: Rosda.
Tangerang yang telah memberikan Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan
dukungan dalam penulisan artikel ini Guru Implementasi Kurikulum
2013.
DAFTAR PUSTAKA Mahsun, M.S.2014. Teks dalam
Arifin, H.E Zaenal dan Anung Haryono. Pembelajaran Bahasa Indonesia
2016. Metodologi Pengajaran Kurikulum 2013. Jakarta: Raja
Bahasa dan Sastra. Kota Grafindo.
Tangerang: Pustaka Mandiri. Rahmanto, B. 1993. Metode Pengajaran
Arifin, Zainal. 2016. Evaluasi Sastra. Yogyakarta: Kanisus.
Pembelajaran. Bandung: Rosda Riyanto, Yatim. 2010. Paradigm Baru
Karya. Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Aswini. P dan Srinivasan. R. A Prenada.
Perspective on Integrating Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009.
Authentic Mulidisiplinary Metode Penelitian Pendidikan.
Content In Language Learning Bandung: Rosda Karya.
Context. Journal of Literature, Sutikno , M. Sobry. 2014. Metode dan
Languages and Linguistics. Vol. Model-Model Pembelajaran.
25. 2016. Lombok : Holistica.
Basuki, dkk. Kesulitan Belajar Siswa Wijaya, Iriany Kusuma, Pembelajaran
dalam Pembelajaran Bahasa Bahasa Ingris di Sekolah Dasar.
Indonesia.Jurnal Litera. Vol 16. Jurnal Bahtera. Tahun. 14, No.1.
No 1., 2017. , 2015
Brown, H. Douglas. 2008. Teaching by
Principles: An Interactive
Approach to Language
Pedagogy (Terjemahan). San

144 Prosiding SAGA – ISBN : 978-602-17348-7-2

Anda mungkin juga menyukai