Anda di halaman 1dari 9

Modul 3

Kegiatan Belajar I
Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa

Dalam konteks pembelajaran Bahasa terdapat tiga istilah yang saling berhubungan,
saling menentukan satu sama lain, yaitu pendekatan, metode dan Teknik.
Pendekatan adalah sikap atau pandangan tentang hakikat Bahasa dan pengajarannya
yang diyakini kebenarannya olehh guru, metode perhubungan dengan pemilihan bahan ,
pengurutan bahan, penyajian bahan pengurutan bahan, penyajian bahan, dan pengulangan
bahan, sedangkan Teknik mengandung mengertian lebih sempit dari pada metode, yaitu cara-
cara yang dilaksanakan guru dalam kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Ada beberapa metode yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
SD, yaitu Diresct Method, dan Eclectic Method, yang menunjang pendekatan komunikatif yang
berlaku dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sekarang.
Adapun Teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD,
yaitu Teknik ceramah, tanya-jawab, diskusi kelompok, pemberian tugas, ramu pendapat, dan
simulasi.

Kegiatan Belajar II
Pembelajaran Bahasa Indonesia Terpadu di SD
Bermuara dari tema mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD dilaksanakan secara terpadu.
Keterpaduan ini dapat lintas materi, artinya materi pembelajaran dari suatu mata pelajaran
dipadukan menjadi satu. Misalnya, materi sastra dalam pelajaran Bahasa Indonesia dipadukan
dengan keterampilan berbahasa, dapat dengan mendengarkan, membaca, atau menulis.
Keterpaduan ini dapat juga dilaksanakan dengan lintas kurikulum. Misalnya, mata pelajaran
sains dipadukan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, mata pelajaran Agama dapat
dipadukan dengan mata pelajaran Sains dan seterusnya

MODUL 4
TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH

I.       HAKIKAT KURIKULUM
A.    PENGERTIAN KURIKULUM
1.      Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti jarak yang harus ditempuh. Dari
dunia atletik istilah ini dipakai dalam dunia pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran
tertentu yang harus ditempuh atau sejumlah pengetahuan yang harus dikuasai untuk mencapai
suatu tingkat atau ijazah (Nasution,1986)
2.      UU Pendidikan No 2 tahun 1989 menyebutkan kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar
3.      Wiryokusumo mengungkapkan bahwa kurikulum disusun sedemikian rupa agar
memungkinkan siswa melakukan berbagai ragam kegiatan. Kurikulum tidak terbatas hanya
pada mata pelajaran mata pelajaran saja, tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat
mempengaruhi perkembangan siswa, seperti bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan,
perpustakaan, karyawan tata usaha, halaman sekolah dan lain lain
4.      Tentang ragam kurikulum, Goodlad (dalam Kaber,1988) membedakan lima jenis kurikulum,
seperti berikut:
a.       Kurikulum ideal, yang diharapkan oleh ahli dan guru yang mencerminkan pengetahuan yang
diakumulasikan berzaman-zaman
b.      Kurikulum formal, yaitu kurikulum yang direstui dan disahkan oleh pemerintah
c.       Kurikulum bayangan, kurikulum yang ada dalam pikiran yang diinginkan oleh orang tua dan
guru
d.      Kurikulum operasional, yaitu kurikulum yang dilaksanakan di dalam kelas
e.       Kurikulum pengalaman, yaitu kurikulum yang dialami oleh anak didik
5.      Galthorn membedakan kurikulum menjadi tujuh jenis
a.       Kurikulum rekomendasi
b.      Kurikulum tertulis
c.       Kurikulum dukungan
d.      Kurikulum yang diajarkan
e.       Kurikulum yang diuji
f.       Kurikulum yang dipelajari
g.      Kurikulum tersembunyi

B.     FUNGSI DAN TUJUAN KURIKULUM


1.      Bagi sekolah fungsi kurikulum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
a)      bagi sekolah yang bersangkutan
kurikulum berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan, pedoman bagi guru dalam menyusun
dan mengorganisasikan pengalaman belajar siswa serta sebagai pedoman mengevaluasi
perkembangan siswa, pedoman supervsisi bagi kepala sekolah,
b)      bagi sekolah di tingkat atasnya
kurikulum berfungsi untuk keseimbangan proses pendidikan dan penyiapan tenaga baru
2.      Fungsi kurikulum bagi anak didik, diharapkan mereka akan mendapat sejumlah pengetahuan
dan kecakapan yang baru yang dapat dikembangkan dan melengkapi bekal hidup mereka
setelah terjun dalam masyarakat.
3.      Fungsi kurikulum bagi masyarakat, yaitu orang tua murid dan pemakai lulusan, adalah orang
tua akan mengetahui program program apa saja yang akan dilaksanakan oleh sekolah sehingga
bisa membantu sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana demi keberhasilan proses
belajar anaknya. Sedangkan bagi pemakai lulusan, dengan memahami kurikulum, diharapkan
bisa membantu memperlancar pelaksanaan program sekolah dan memberikan saran/kritik
untuk menyempurnakan program sekolah.
4.      Fungsi kurikulum menurut Alexander Inglis yang dikutip oleh Iskandar Wiryokusuma (1996:8-
12)
a)      The adjustive of adaptive function atau fungsi penyesuaian, yaitu penyesuaian bagi anak
didik terhadap lingkungannya.
b)      The integrating function atau fungsi pemaduan, yaitu terciptanya kepaduan pribadi anak
didik
c)      The differentiating function atau fungsi pembedaan, yaitu fungsi pembeda, maksudnya
kurikulum harus mampu melayani perbedaan perbedaan individu anak didik
d)     The prapaedetic function atau fungsi penyiapan, yaitu kurikulum harus mampu menyiapkan
anak didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
e)      The selective function atau fungsi pemilihan yang berhubungan dengan pemilihan program
f)       The diagnostic function atau fungsi diagnostic yang berhubungan dengan pelayanan
terhadap anak didik agar dia memahami akan dirinya sendiri
5.      Fungsi dan tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI dalam kurikulum 2004:
a)        Fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia dikaitkan dengan kedudukan dan fungsi Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara serta sastra Indonesia adalah:
                       i.            Sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa
                       ii.            Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan
pengembangan budaya
                        iii.            Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan
mengembangkan iptek dan seni
                       iv.            Sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai
keperluan
                      v.            Sarana pengembangan penalaran
                    vi.            Sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khazanah kesusasteraan
Indonesia
b)        Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia secara umum:
                        i.            Siswa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
dan bahasa Negara
                        ii.            Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna dan fungsi serta
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam macam tujuan, keperluan dan
keadaan
                      iii.            Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial
                      iv.            Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis)
                      v.            Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan
kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa
                       vi.            Siswa meghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia

C.    KOMPONEN KOMPONEN KURIKULUM


Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kerangka inti yang memiliki empat komponen yaitu
pengelolaan kurikulum berbasis kompetensi, kegiatan belajar mengajar, penilaian berbasis kelas
dan kurikulum hasil belajar

II.    Aspek aspek Pembelajaran Bahasa


1.      Dalam kurikulum 2004, dinyatakan bahwa ruang lingkup standar kompetensi mata pelajaran
Bahasa Indonesia SD dan MI terdiri atas empat aspek sebagai berikut:
a.       Mendengarkan
b.      Berbicara
c.       Membaca
d.      Menulis
2.      Dalam keempat aspek keterampilan diatas, terdapat aspek kemampuan berbahasa dan
kemampuan bersastra
3.      Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi, sedangkan
pengajaran sastra ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menikmati,
menghayati, dan memahami karya sastra

III.  STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA


Standar kompetensi untuk kelas rendah SD/MI diantaranya;
KELAS 1
A.    Mendengarkan
SK : mampu mendengarkan dan memahami ragam wacana lisan melalui mendengarkan
berbagai bunyi/suara dan bunyi bahasa, mendengarkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan
perintah, dan mendengarkan deskripsi tentang benda benda disekitar serta mendengarkan
dongeng
B.     Berbicara
SK: mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan dan perasaan secara lisan melalui
memperkenalkan diri, menyapa, menjelaskan warna, nama dan fungsi anggota tubuh, dan
benda benda di sekitar, menceritakan pengalaman, melakukan percakapan, dan menyampaikan
rasa suka dan tidak suka serta mendeklamasikan puisi dan memerankan tokoh dongeng
C.     Membaca
SK : mampu membaca dan meamahami teks pendek dengan cara membaca lancer (bersuara)
beberapa kalimat sederhana
D.    Menulis
SK : mampu menulis beberapa kalimat yang dibuat sendiri dengan huruf lepas dan huruf
sambung, menulis kalimat yang didikte guru, dan menulis rapi menggunakan huruf sambung

KELAS 2
A.    Mendengarkan
SK : mampu mendengarkan dan memahami ragam wacana lisan melalui mendengarkan
pembacaan teks pendek, dan menyimak pesan pendek serta mendengarkan dongeng
B.     Berbicara
SK: mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan dan perasaan secara lisan melalui
kemampuan bertanya/menyapa, menceritakan kegiatan sehari hari, melakukan percakapan,
menceritakan pengalaman, melaporkan dan mendeskripsikan sesuatu serta mendeklamasikan
pantun, menceritakan kembali cerita dan bermain peran

C.     Membaca
SK : mampu membaca dan meamahami teks pendek dengan cara membaca lancer (bersuara)
beberapa kalimat sederhana dan membaca puisi
D.    Menulis
SK : mampu menulis beberapa kalimat yang dibuat sendiri dengan huruf sambung, menulis
kalimat yang didikte guru, dan menulis melengkapi cerita, menulis rapi menggunakan huruf
sambung, dan menuliskan pengalaman tentang kesukaan dan ketidaksukaan

Dalam praktiknya, keempat keterampilan tersebut dilaksanakan secara terpadu.

MODUL 5

TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA


SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI
KEGIATAN BELAJAR 1
Kemampuan Dasar dalam Kegiatan Menulis
Menulis adalah suatu prosses berpikir dan menuangkan pemikiran dalam bentuk wacana
(karangan). Tahapan Proses menulis adalah sebagai

berikut :      


Obeservasi-observasi yang telah dilakukan terhadap penulis menunjukkan bahwa proses
menulis tidak bersifat lenear dan sederhana. Dalam proses menulis, seseorang memulai dengan
membuat perencanaan, kemudian menulis dan merevisinya kemudian menulis lagi merevisi lagi
dan menulis lagi. Tahapan ini diulang-ulang sampai diperoleh tulisan akhir. A. Menulis
Kebahasaan Dalam menuliskan kata serta kalimat, perlu memperhatikan dan mentaati konvensi
dalam penggunaan huruf, tanda baca, serta konvensi tata tulis lainnya.
1. Pemakaian Kata
2. Penulisan Kalimat
3. Penggunaan Ejaan

a. Pemenggalan kata
 Jika di tengah kata terdapat dua vokal berurutan maka pemenggalannya di antara
kedua vokal tersebut. Contoh: maaf jika dipenggal menjadi ma-af. Saat jika penggal
menjadi sa-at. Buah jika dipenggal menjadi bu-ah.
Namun huruf-huruf yang menandai diftong seperti au, ai, dan oi tidak boleh dipisah
penulisannya. Contoh: sungai, harimau, dan amboi.

 Jika ditengah kata terdapat vokal dan konsonan maka pemengalan kata dapat
dilakukan sebelum konsonan. Contoh: Media jika dipenggal menjadi me-di-a. peraga jika
dipenggal menjadi pe-ra-ga.
 Jika ditengah kata terdapat dua konsonan, pemenggalan dilakukan di antara
konsonan tersebut. Contoh: ahli jika dipenggal menjadi ah-li. Teknik jika dipenggal menjadi
tek-nik.
 Jika di tengah kata terdapat tiga konsonan atau lebih maka pemenggalan suku
katanya di antara konsonan pertama dan kedua. Contoh: instrumen jika dipenggal menjadi
in-stru-men. Konstruktif jika dipenggal menjadi kon-struk-tif.
 Imbuhan berupa awalan dan akhiran diperlakukan sebagai satu suku kata bila
dipenggal. Contoh: Makanan bila dipenggal menjadi ma-kan-an. Permainan bila dipenggal
menjadi per-ma-in-an.
Namun apabila pembubuhan awalan menyebabkan asalisasi dan konsonan maka huruf yang
terletak pada awal kata dasar akan luluh. Contoh: sayang menjadi menyayangi jika dipenggal
menjadi me-nya-yang-i. pukul menjadi memukul jika dipenggal menjadi me-mu-kul. b.
Penulisan kata depan Untuk membedakan kata depan di dengan imbuhan di-yaitu kata depan di
selalu diikuti oleh kata atau frase benda saja. Contoh: di sekolah, di rumah, di ladang.
Sedangkan imbuhan di- tidak demikian. Contoh: dimakan, dibuang, ditendang. c. Pemakaian
tanda baca

 Pemakaian tanda koma dalam penulisan gelar akademik


Tanda koma dipakai untuk memisahkan nama seseorang dengan gelar akademik yang ditulis di
belakang nama tersebut. Contoh: Muhamad Yusuf, S.H. Oktatya Anggareni, M.A.

 Pemakaiann tanda koma dalam penulisan kalimat majemuk


Beberapa petujuk pemakaian tanda koma sehubungan dengan penulisan kalimat majemuk,
Apabila anak kalimat mendahului induk kalimat dalam sebuah kalimat majemuk bertingkat,
tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dengan induk kalimat. Contoh: –
Karena nasib rakyat tidak diperhatikan, terjadilah krisis kepercayaan terhadap pemerintah. –
Setiap musim kemarau tiba, kabut asap tebal menyelimuti kota jambi dan pekanbaru. Tanda
koma juga dipakai untuk memisahhkan klausa-klausa pada kalimat majemuk setara. Contoh:   
Ahmad bertugas menyusun rencana penelitian, Aisah mengumpulkan data, dan Ali menulis
laporan.  Aminah membaca puisi, husein meniup seruling, dan Hasan berpantomim.

 Pemakaian tanda titik dua


Tanda titik dua digunakan pada akhir peryataan lengkap yang diikuti dengan suatu perincian.
Contoh: yang menentukan penyelengaraan pendidikan, antara lain adalah komponen-
komponen berikut ini: kurikulum guru bahan pelajaran dan media pembelajaran. Tanda titik
dua juga dipakai antara tempat terbit dan penerbit dalam penulisan daftar pustaka. Contoh:
Akidah, Sabarti. 1992. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit
Erlangga. Tanda titik dua dipakai pula di antara tahun terbit dan halaman pada penulisan
sumber kutipan. Contoh: (Akidah, 1992:34)

 Pemakaian tanda petik


– Tanda petik mengapit kalimat langsung atau petikan langsung dari percakapan atau suatu
bahan tulisan. Contoh: “Kita harus tampil percaya diri,” kata kepala sekolah. – Tanda petik
dipakai untuk mengapit judul puisi, artikel, bab dari suatu buku yang dipetik dalam kalimat.
Contoh: Sajak “Aku” karangan Chairil Anwar syarat dengan pesan kebebasan individu. d.
Menulis paragraf Paragraf  memiliki sebuah gagasan utama disebut topik utama atau pikiran
utama yang disampaikan kepada pembaca melalui serangkaian kalimat. Sebuah paragraf dapat
dimulai dengan pikiran-pikiran penjelas yang dituangkan dalam kalimat-kalimat penjelas,
kemudian diakhiri dengan gagasan utama atau topik utama. Pengembangan paragraf dengan
cara menyajikan serangkaian kalimat penjelas terlebih dulu dan diakhiri dengan kalimat utama
disebut pengembangan paragraf secara induktif. Rangkaian kalimat penjelas yang berisi pikiran-
pikiran penjelas dikemukakan setelah kalimat utama  pada awal paragraf dan sebelum kalimat
utama yang menutup paragraf disebut pengembangan paragraf secara deduktif- induktif.

KEGIATAN BELAJAR 2 
Kemampuan Lanjut Dalam Kegiatan Menulis  
A. Merencanakan Tulisan Fiksi
Tulisan fiksi adalah hasil tulisan kreatif dan imajinatif. Seandainya terdapat fakta yang disajikan
dalam tulisan fiksi, itu hanya hasil imajinasi penulisnya. Proses penulisan fiksi yang dilakukan
setiap pengarang berbeda-beda. Hal yang sama yang dilakukan oleh penulis fiksi adalah
membuat catatan-catatan mengenai peristiwa-peristiwa dan kesan-kesan imajenatif yang
muncul dalam kepalanya. Jadi penulisa sebuah fiksi dimulai dengan sebuah sinopsis cerita.

B. Merencanakan Tulisan Non fiksi


1. Pemilihan Topik
Langkah pertama dalam sebuah karangan adalah memilih topik karangan.

 Kriteria pemilihan  pertama, topik hendaknya menarik hati bagi penulis sendiri agar
pekerjaan menulis tidak membosankan.
 Kriteria pemilihan kedua topik hendaknya aktual, sedang hangat dibicarakan.
 Kriteria pemilihan ketiga topik hendaknya tersedia atau dapat dijangkau artinya data
atau informasi yang berhubungan dengan topik dapat diperoleh dalam batas waktu dan
sumber dana yang tersedia.
 Kriteria pemilihan keempat topik hendaknya sesuai cakupan ruang lingkupnya
dengan waktu dan sumber dana yang tersedia.
2. Perumusan Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam menulis yaitu berusaha mempengaruhi sikap pembaca atau 
agar pembaca melakukan tindakan srsuai dengan topik.

3. Penulisan Kerangka Karangan


Penulisan kerangka karangan sebagai pedoman agar tidak keluar dari topik dan tujuan
penulisan yang sudah ditetapkan. Kerangka karangan merupakan panduan dalam penentuan
struktur karangan serta dalam pengumpulan bahan karangan. Ada dua cara penulisan kerangka
karangan:
 Dengan mendaftarkan seluruh subtopik dari topik yang telah dipilih, kemudian
memilah-milah, mengelompokan dan menyusunnya menjadi suatu struktur kerangka.
 Langsung menentukan subtopik dan langsung mengurutkannya, kemudian setiap
subtopiok diperinci lagi sesuai keperluan.
Setelah sebuah kerangka karangan terwujud perlu mengumpulkan bahan-bahan berupa teori,
data, atau informasi lainnya. Setelah terkumpul langkah selanjutnya adalah mengembangkan
kerangka karangan menjadi karangan utuh.   

Anda mungkin juga menyukai