Jurnal EDUTECH Universitas Pedidikan Ganesha. Vol. 6 No. (2) pp. 147-158
Abstrak
Penelitian ini dilakukan karena rendahnya keterampilan berbicara Bahasa Indonesia
yang disebabkan oleh kurangnya media dan metode pembelajaran yang digunakan untuk
mendukung pelajaran Bahasa Indonesia dengan rata-rata masih dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 64,47, sedangkan KKM yang telah ditetapkan untuk
mata pelajaran pelajaran Bahasa Indonesia adalah 65. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh metode Storytelling berbantuan komik terhadap keterampilan
berbicara Bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode
Storytelling berbantuan komik dan kelompok siswa yang tidak dibelajarkan dengan
metode Storytelling berbantuan komik pada siswa kelas V Gugus XI Kecamatan
Buleleng Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2017/2018 Penelitian ini tergolong
penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan rancangan nonequivalent
posttest only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah 70 orang
siswa kelas V Gugus XI Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng tahun pelajaran
2017/2018. Sampel penelitian ini berjumlah 40 orang siswa. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah metode observasi dengan teknik observasi langsung
partisipan yang dibantu dengan rubrik penilaian keterampilan berbicara Bahasa
Indonesia. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis
statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial (uji-t). Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan metode Storytelling berbantuan komik terhadap
keterampilan berbicara Bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang dibelajarkan
dengan metode Storytelling berbantuan komik dan kelompok siswa yang tidak
dibelajarkan dengan metode Storytelling berbantuan komik dengan t hitung lebih besar dari
ttabel (thitung > ttabel). Nilai thitung = 49,514, sedangkan nilai ttabel = 2,042.
Abstract
This research was conducted due to the low Indonesian speaking skills caused by the lack
of media and learning methods to supported Indonesian learning with the average
still below the minimum exhaustiveness criteria (KKM) is 64.47, while the KKM that has
been set for the subjects of Indonesian language is 65. This research aims to
determine the effect of Storytelling method comic-assisted on Indonesian speaking
skills between groups of students who were taught by Storytelling method with comic-
assisted and students who were not taught by Storyteling method with comic-assisted
students in fifth grade Gugus XI Buleleng sub-district Buleleng District in academic year
2017 / 2018. The population in this research is 70 students of fifth grade Gugus XI
Buleleng Sub-District Buleleng District of academic year 2017/2018. The sample of this
study amounted to 40 students. This research is classified as quasi experimental research
(quasi experiment) with nonequivalent posttest only control group design. Data collection
method used is the method of observation with participant direct observation
techniques assisted with rubric assessment of Indonesian speaking skills. The
147
Prabawardani, Agung, Parmiti (2018).
Jurnal EDUTECH Universitas Pedidikan Ganesha. Vol. 6 No. (2) pp. 147-158
collected data were analyzed using descriptive statistical analysis techniques and
inferential statistical analysis (t-test). The results of this research indicate that there
is a significant effect of comic-assisted Storytelling method on Indonesian speaking
skills between groups of students who are taught by Storyteling method with comic-
assisted and unedged students group by comic-assisted Storyteling method with tvalue is
greater than ttable (tvalue> ttable). The value of tcount = 49,514, while the value of
ttable = 2.042.
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia merupakan Dibia, dkk (2007:1) menyatakan
bahasa persatuan bangsa Indonesia bahwa kegiatan pendidikan dan
yang menjadi mata pelajaran wajib di pengajaran Bahasa Indonesia sejak
sekolah, baik itu di tingkat dasar, Kurikulum 1994 sampai dengan
menengah maupun di tingkat pendidikan kurikulum 2006 dikembangkan menjadi
tinggi. Walaupun Bahasa Indonesia telah pendidikan dan pengajaran keterampilan
menjadi bahasa ibu di Indonesia akan berbahasa. Keterampilan itu meliputi
tetapi untuk mempelajari bahasa keterampilan menyimak, keterampilan
Indonesia yang baku memerlukan teknik berbicara, membaca dan menulis yang
khusus. Mempelajari bahasa Indonesia diajarkan secara terpadu dengan bidang
tidak hanya mengenai kata benda atau studi lain. Salah satu aspek
sekadar membuat kalimat, akan tetapi keterampilan berbahasa yang berperan
mempelajari bahasa Indonesia harus dalam upaya melahirkan generasi masa
memiliki kemauan dan kemampuan depan yang cerdas, kritis, kreatif, dan
karena sejatinya bahasa Indonesia berbudaya adalah keterampilan
adalah mata pelajaran yang paling sulit berbicara. Keempat keterampilan
untuk diresapi. tersebut pada dasarnya merupakan satu
Menurut Piaget (dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Budiningsih, 2014;38) pada tingkat Artinya, antara komponen yang satu
sekolah dasar masih berada pada tingkat dengan komponen yang lain memiliki
operasional konkret. Kegiatan kaitan yang erat, saling mendukung, dan
pembelajaran merupakan aktivitas yang saling menunjang. Siswa harus
paling penting dalam upaya keseluruhan menguasai keempat aspek tersebut agar
pendidikan, sehingga pembelajaran yang memiliki keterampilan berbahasa yang
dilakukan harus nyata/konkret. Dalam baik. Dengan demikian, pembelajaran
Pendidikan di Indonesia bahasa keterampilan berbahasa di sekolah tidak
memegang peranan yang sangat hanya menekankan pada teori saja,
penting. Pendidikan di Indonesia tetapi juga siswa dituntut untuk mampu
menempatkan Bahasa Indonesia sebagai menggunakan bahasa sebagai alat
salah satu mata pelajaran yang komunikasi dengan baik dalam
diajarkan di sekolah. Hairuddin, dkk kehidupan sehari-hari. Menurut Arini, dkk
(2007:3-23) menyatakan “pembelajaran (2006:49) “keterampilan berbicara atau
Bahasa Indonesia di sekolah dasar berbahasa lisan merupakan keterampilan
bertujuan meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu untuk
siswa berkomunikasi secara efektif, baik berpartisipasi dengan lingkungannya.”
lisan maupun tertulis”. Penerapan Pada dasarnya setiap individu
metode pembelajaran yang relevan mampu untuk berbicara, tetapi tidak
dengan mata pelajaran yang semua siswa memiliki kemampuan
bersangkutan akan sangat membantu dalam berbicara. Keterampilan berbicara
peserta didik dalam mengikuti proses harus dimiliki oleh siswa sekolah dasar
pembelajaran. Secara tidak langsung karena berbicara secara langsung
kemudahan yang didapatkan oleh siswa, berkaitan dengan seluruh proses belajar
akan berdampak baik untuk siswa di sekolah dasar. Pada
meningkatkan nilai keterampilan kenyataannya di sekolah dasar mata
berbicara pada siswa itu sendiri. pelajaran Bahasa Indonesia tidak begitu
148
Prabawardani, Agung, Parmiti (2018).
Jurnal EDUTECH Universitas Pedidikan Ganesha. Vol. 6 No. (2) pp. 147-158
149
Prabawardani, Agung, Parmiti (2018).
Jurnal EDUTECH Universitas Pedidikan Ganesha. Vol. 6 No. (2) pp. 147-158
150
Prabawardani, Agung, Parmiti (2018).
Jurnal EDUTECH Universitas Pedidikan Ganesha. Vol. 6 No. (2) pp. 147-158
151
Prabawardani, Agung, Parmiti (2018).
Jurnal EDUTECH Universitas Pedidikan Ganesha. Vol. 6 No. (2) pp. 147-158
berbicara Bahasa Indonesia. Menurut dari proses pembelajaran dan guru tetap
Kerlinger (dalam Agung, 2014:39) mengajar mengenai metode Storytelling
variabel adalah sebagai sebuah konsep. dan media komik digunakan sebagai alat
Kemudian Kanca (2010: 42) menyatakan bantu dalam proses pembelajaran
bahwa variabel adalah semua ciri atau Bahasa Indonesia.
faktor yang dapat menunjukkan variasi Langkah akhir yang dilakukan
atau variabel adalah sebagai segala pada penelitian ini adalah dengan
sesuatu yang akan menjadi obyek memberikan post-test kepada siswa
pengamatan penelitian. yang belajar dengan metode Storytelling
Instrumen yang digunakan dalam berbantuan komik dan siswa yang tidak
penelitian ini untuk mengukur perubahan dibelajarkan dengan metode Storytelling
nilai keterampilan berbicara Bahasa berbantuan komik. Data hasil post-test
Indonesia menggunakan rubrik penilaian tersebut kemudian dianalisis terlebih
keterampilan berbicara yang diisi oleh dahulu. Data yang telah dikumpulkan
guru yang didapatkan melalui tes dianalisis dengan menggunakan analisis
keterampilan berbicara dengan statistik dan statistik inferensial.
berbantuan komik. Tes keterampilan Analisis statistik digunakan untuk
berbicara ini digunakan untuk mengetahui menghitung mean, median, modus, dan
sejauh mana kemampuan siswa dalam standar deviasi. Sedangkan statistik
mencapai kriteria-kriteria atau aspek- inferensial berfungsi untuk
aspek dalam keterampilan berbicara menggeneralisasikan hasil penelitian yang
Bahasa Indonesia. aspek yang dinilai dilakukan pada sampel bagi populasi.
dalam keterampilan berbicara Bahasa Statistik inferensial ini digunakan untuk
Indonesia yaitu 1) Skala data yang menguji hipotesis melalui uji-t yang
digunakan pada penelitian ini yaitu skala diawali dengan analisis prasyarat yaitu
data interval dan pengukuran variabel uji normalitas dan uji homogenitas.
yang digunakan menggunakan PAP Sebelum menggunakan uji-t, dilakukan
skala 5. terlebih dahulu uji prasayrat yang
Sebelum penelitian dilaksanakan meliputi uji normalitas dengan uji Chi-
di persiapan terlebih dahulu perangkat Square dan uji homogenitas varians
pembelajaran. Pada kelas eksperimen dengan uji-F. Pengujian hipotesis dalam
diberikan perlakuan berupa metode penelitian ini hanya dilakukan sekali
Storytelling berbantuan komik dengan dengan menggunakan t-test. Pada
membuat RPP (Rencana Pelaksanaan hipotesis tersebut dijabarkan menjadi
Pembelajaran) agar sesuai dengan hipotesis nol (H0) melawan hipotesis
langkah-langkah pembelajaran pada alternatif (H1). Jika thitung > ttabel maka
metode Storytelling, menyusun rubrik H0 ditolak atau H1 diterima. Seluruh
penilaian keterampilan berbicara serta pengujian hipotesis dilakukan dengan
format penilaian agar memudahkan guru taraf signifikan 5%.
dalam menerapkan metode Storytelling
berbantuan komik dan HASIL DAN PEMBAHASAAN
mengkonsultasikan perangkat Berdasarkan data hasil penelitian
pembelajaran serta rubrik penilaian yang telah diperoleh, dilakukan
keterampilan berbicara Bahasa Indonesia perhitungan untuk mencari mean,
yang digunakan dalam penelitian kepada median, dan modus dari tiap-tiap
dosen pembimbing. kelompok data. Hasil perhitungan ukuran
Penelitian ini dilaksanakan dalam tedensi sentral (mean, median, dan
kurun waktu 2 bulan. Dari bulan Maret modus) disajikan pada Tabel 2 di bawah
sampai dengan bulan April 2018. ini.
Pembelajaran dikelompok eksperimen
menggunakan metode Storytelling
berbantuan komik sedangkan pada kelas
kontrol pembelajaran yang sering
digunakan pada kelas tersebut. Peneliti
hanya mengawasi dan mencatat hasil
152
Prabawardani, Agung, Parmiti (2018).
Jurnal EDUTECH Universitas Pedidikan Ganesha. Vol. 6 No. (2) pp. 147-158
153
Prabawardani, Agung, Parmiti (2018).
Jurnal EDUTECH Universitas Pedidikan Ganesha. Vol. 6 No. (2) pp. 147-158
154
Prabawardani, Agung, Parmiti (2018).
Jurnal EDUTECH Universitas Pedidikan Ganesha. Vol. 6 No. (2) pp. 147-158
menunjukkan bahwa nilai thitung lebih mampu menyampaikan informasi baik itu
besar dari ttabel (thitung < ttabel), sehingga H0 kejadian, film maupun pengalaman yang
ditolak dan H1 diterima. Hal ini pernah dialami yang dapat dikemas
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh sebuah cerita pada komik pembelajaran
yang signifikan terhadap keterampilan tersebut yang nantinya akan disampaikan
berbicara Bahasa Indonesia antara oleh siswa secara lisan, tulisan maupun
kelompok siswa yang dibelajarkan akting.
dengan metode Storytelling berbantuan Dalam menerapkan metode
komik dengan kelompok siswa yang tidak Storytelling berbantuan komik dimulai
dibelajarkan dengan metode Storytelling dengan pemberian penjelasan manfaat
berbantuan komik. cerita oleh guru sehingga dapat
Pada saat pemberian perlakuan, menggugah rasa ingin bercerita dari diri
siswa mau memperhatikan intruksi dari siswa. Manfaat kegiatan bercerita
guru. Sehingga pada saat diberikannya diantaranya siswa dapat
komik pembelajaran siswa sangat mengembangkan kosakata, kemampuan
antusias dalam melaksanakan kegiatan berbicara, mengekspresikan cerita yang
pembelajaran. Kegiatan siswa dalam disampaikan sesuai karakteristik tokoh
menggunakan salah satu dari empat yang dibacakan dalam situasi yang
keterampilan berbahasanya yaitu menyenangkan, serta melatih keberanian
keterampilan berbicara tersebut dilakukan siswa untuk tampil di depan umum.
secara berulang-ulang selama kegiatan Manfaat bercerita tersebut sejalan
pembelajaran di setiap pertemuan, dengan pendapat Arini, dkk (2006:63)
sehingga berangsur-angsur kemampuan yang menyatakan bahwa kegiatan
berbicara siswa meningkat. Hal ini sesuai bercerita dapat memberikan hiburan dan
dengan pendapat Tarigan, (dalam Safira merangsang imajinasi anak. Kegiatan
2017:7) yang menyatakan bahwa bercerita juga menambah kemampuan
diperlukan latihan-latihan dan praktik berbahasa anak dan membantu mereka
untuk menguasai suatu keterampilan menginternalisasi karakter cerita.
berbahasa. Selain itu, teknik Selanjutnya, adanya penggunaan
pembelajaran Storytelling ini lebih komik pembelajaran sebagai bahan yang
memberikan kesempatan kepada siswa dibaca dan diceritakan oleh siswa. Komik
untuk mengolah informasi dan pembelajaran ini isinya mengenai fakta,
menangkap isi cerita secara utuh, saran, dan peristiwa faktual berkaitan
sehingga siswa dapat mengungkapkan dengan peristiwa yang terjadi di sekitar
kembali isi cerita sesuai kemampuan siswa atau pengalaman yang pernah
berbahasa yang dimiliki, yaitu dengan dialami siswa sehingga mereka mampu
menggunakan kata dan kalimat sendiri. untuk menceritakan kembali isi cerita
Hal tersebut sesuai dengan tesebut. Di samping itu juga, dalam
pendapat Huda (dalam Safira 2017:7) penggunaan komik sebagai bahan cerita
yang mengatakan bahwa, kegiatan memberikan kesan yang menyenangkan
Storytelling memberi banyak kesempatan pada diri siswa. Hal ini terbukti pada saat
pada siswa untuk mengolah informasi proses pembelajaran berlangsung, siswa
dan meningkatkan keterampilan lebih bersemangat dan sangat antusias
berkomunikasi. Temuan penelitian dalam mengikuti pembelajaran karena
tersebut juga sesuai dengan hasil dalam komik terdapat tokoh-tokoh yang
penelitian yang dilakukan oleh Pebriani berwujud kartun dan sikap-sikap moral
(2014) yang menunjukkan bahwa yang sepatutnya dicontoh oleh siswa
penerapan metode Storytelling dalam bertingkah laku dalam kehidupan
berpengaruh pada keterampilan sehari-hari. Dengan cerita komik yang
berbicara siswa kelas V di gugus XII terkesan ringan dan sering terjadi di
kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng sekitar siswa mampu membuat siswa
tahun pelajaran 2013/2014. Pebriani lebih mudah mengerti peristiwa tersebut,
(2014) menjelaskan bahwa peningkatan sehingga mampu untuk menceritakan
terjadi karena pada metode Storyteliing kembali isi cerita tersebut. Hal ini sesuai
berbantuan komik siswa diajak untuk dengan pendapat Nusantari (2012:61)
155
Prabawardani, Agung, Parmiti (2018).
Jurnal EDUTECH Universitas Pedidikan Ganesha. Vol. 6 No. (2) pp. 147-158
156
Prabawardani, Agung, Parmiti (2018).
Jurnal EDUTECH Universitas Pedidikan Ganesha. Vol. 6 No. (2) pp. 147-158
157
Prabawardani, Agung, Parmiti (2018).
Jurnal EDUTECH Universitas Pedidikan Ganesha. Vol. 6 No. (2) pp. 147-158
lebih baik dari penelitian yang sudah Safira,Alifa Nur, dkk. 2017. Pengaruh
ada. Teknik Pembelajaran Storytelling
Berbantuan Satua Bali terhadap
DAFTAR RUJUKAN Keterampilan Berbicara pada
Agung, Anak Agung Gede. 2014.Agung, Siswa Kelas V SD. Vol :5, No:2.
A. A. G. 2014. Metodologi (hlm:1- 10).
Penelitian Pendidikan. Malang: Smeda, Najat, dkk. 2014. The
Aditya Media Publishing. Effectiveness of Digital
Agung, Anak Agung Gede. 2015. Buku Storytelling in the Classrooms: A
Ajar Desain dan Analisis Comprehensive Study. Jurnal
Eksperimen. Jurusan Teknologi Internasional. Vol :1, No:6. (hlm:3).
Pendidikan. Fakultas Ilmu Sudijono, Anas. 2002. Pengantar
Pendidikan. Singaraja: Undiksha. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT
Arini, Ni Wayan, dkk. 2006. Peningkatan Raja Grafindo Persada.
Keterampilan Berbahasa Tegeh, I Made. 2008. Teknologi
Indonesia Berbasis Kompetensi. Pendidikan: Sebuah
Singaraja: Undiksha. Pengantar.Jurusan Teknologi
Budiningsih, Asri. 2004. Belajar dan Pendidikan. Fakultas Ilmu
Pembelajaran. Penerbit Rineka Pendidikan. Undiksha: Singaraja.
Cipta, Yogyakarta. Wahyuni, Putu Dian. Dkk. 2016.
Dibia, Ketut, dkk. 2007. Pendidikan Penerapan Model Problem Based
Bahasa Indonesia 2. Singaraja: Learning (PBL) Berbantuan
Universitas Pendidikan Ganesha. Media Komik untuk Meningkatkan
Djmarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. Hasil Belajar Pkn. Terdapat pada:
2002. Strategi Belajar mengajar. https://ejournal.undiksha.ac.id/inde
Jakarta: Rineka Cipta. x .php/JJPGSD/article/
Hairuddin, dkk. 2007. Pembelajaran viewFile/7569/5170. Diakses pada
Bahasa Indonesia. Jakarta: : 2 Desember 2017.
Direktoral Jendral Pendidikan
Tinggi.
Kanca, I Nyoman. 2010. Metode
Penelitian Pengajaran Pendidikan
Jasmani dan Olahraga. Jurusan
Pendidikan Jasmani, Kesehatan
dan Rekreasi. Fakultas Olahraga
dan Kesehatan. Undiksha:
Singaraja.
Mahadewi, Luh Putu Putrini. 2014.
Problematika Teknologi
Pendidikan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
McCloud, Scott. 2002. Understanding
Comik (Memahami Komik).
Bogor: Grafika Mardi Yuana.
Nusantari, Anita. 2012. Strategi
Pengembangan Perpustakaan.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Pebriani, Ni Luh Putu,dkk. 2014.
“Pengaruh Metode Storytelling
terhadap Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas V Gugus XII
Kecamatan Buleleng Kabupaten
Buleleng”. Jurnal Pendidikan.
Vol:2, No:1. (hlm :1-14).
158