Anda di halaman 1dari 7

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA

KELAS VIII SMP HIKMAH YAPIS JAYAPURA MELALUI


PENDEKATAN KOMUNIKATIF DAN TEKNIK CERITA
BERANTAI

SAMUEL MAMONTO
Staff Pengajar Pada Universitas YAPIS Papua
Jayapura

ABSTRAK
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting diajarkan di SMP Hikmah
Yapis Jayapura. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, masih pada tingkat rendah. Hal ini disebabkan
oleh kurang tepatnya pendekatan dan teknik pembelajaran yang di terapkan oleh guru pada
pembelajaran bahasa Indonesia, sehingga terkesan pembelajaran keterampilan berbicara tidak penting
untuk dipelajari. Kondisi seperti ini menimbulkan berbagai kendala, misalnya siswa yang pasif, hanya
memilih diam dan kurang motifasi.
Kendala-kendala yang terjadi di sekolah, memotifasi peneliti untuk penelitian dengan harapan dapat
meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Peneliti menerapkan pendekatan komunikatif dan teknik
cerita berantai, untuk mengatasi kendala tersebut. Pendekatan komunikatif dan teknik cerita berantai
memberi beberapa manfaat pada siswa untuk lancar berbicara, melafalkan kosa kata yang benar, dan
menyampaikan isi pesan dengan tepat dan mengekspresikan skenarionya dengan benar.
Penelitian ini dilaksanakan dikelas VIII B SMP Hikmah Yapis Jayapura dengan jumlah siswa 30
siswa terdiri dari laki-laki 17 dan perempuan 13. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Prosedur penelitian berdasarkan penelitian Sutrisno
dengan adaptasi model desain Stephen Kemmis dan Mc. Tanggar yang meliputi tiga tahapan, yaitu (1)
Perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting) dan pengamatan (observing), (3) refleksi (reflecting).
Hasil penelitian menunjukan bahwa keterampilan berbicara siswa mulai meningkat. Berdasarkan
analisis data pada siklus I nilai rata-rata kelas mencapai 54,83%, meningkat menjadi 5,63 Siklus II,
nilai rata-rata mencapai 56, pertemuan II nilai rata-rata mencapai 56,83 atau meningkat 1,48%. Pada
siklus III, nilai rata-rata mencapai 73,50% prestasi yang dicapai oleh siswa telah mencapai KKM yang
telah ditetapkan.
Kata kunci : Pendekatan Komunikatif dan Teknik Cerita Berantai

1. Latar Belakang Masalah pembelajaran telah dilakukan seusia manusia itu


Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan sendiri sebagai pelaku pendidikan. Pengembangan
terencana untuk menciptakan suasana belajar agar ilmu pengetahuan dan teknologi harus ditunjang
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi oleh kemampuan pemanfaatan, pengembangan dan
dirinya untuk memiliki kekuatan spritual penguasaan ilmu terapan dan ilmu pengetahuan
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, dasar secara seimbang.
kecerdasan, sikap sosial dan ketrampilan yang Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional atau
diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara, bahasa negara. Standar kompetensi mata pelajaran
(Sisdiknas N0.20 tahun 2003). Proses pendidikan bahasa Indonesia berorientasi pada hakekat
yang diselenggarakan secara formal di sekolah pembelajaran bahasa, adalah belajar
dimulai dari pendidikan formal yang paling dasar berkomunikasi dan belajar sastra, belajar
(SD) sampai perguruan tinggi (PT) tidak lepas dari menghargai manusia dan nilai-nilai
kegiatan belajar yang merupakan salah satu kemanusiaannya (Depdiknas 2004 : 2).
kegiatan pokok dengan guru sebagai pemegang Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
peranan utama. Pendidikan sebagai kegiatan meningkatkan kemampuan siswa untuk

78
berkomunikasi dalam bahasa Indonesisa baik lisan tertulis dan mengabaikan keterampilan berbicara
maupun tulis serta menimbulkan penghargaan lisan.
terhadap hasil ciptaan manusia. Tarigan (1990). Berpendapat bahwa
Salah satu masalah penting di dalam dunia penerapan teknik cerita berantai ini dimaksudkan
pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia untuk membangkitkan keberanian siswa dalam
adalah masih rendahnya mutu pendidikan. Suatu berbicara.
kenyataan bahwa pendidikan memegang peranan Jika siswa telah menunjukkan keberanian
penting dalam proses peningkatan Sumber Daya diharapkan kemampuan berbicaranya menjadi
Manusia. Sejak awal krisis hingga tahun 2000 meningkat. Ditegaskan kembali oleh (Nuraeni
bangsa Indonesia mengalami keterpurukan 2002) bahwa berbicara adalah proses
diberbagai aspek kehidupan, termasuk didalamnya penyampaian informasi dari pembicara kepada
bidang pendidikan. Indikator yang menjadi acuan pendengar dengan tujuan terjadi perubahan
untuk menguatkan pernyataan tersebut adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan mendengar
Nilai Ujian Akhir yang secara umum belum sebagai akibat dari informasi yang diterimanya
menggembirakan. 2. Identifikasi Masalah
Pemerintah sesungguhnya sudah lama Berdasakan latar belakang masalah yang telah
menyadari akan hal ini. Jauh sebelumnya upaya diungkapkan di atas, dapat diidentifikasi beberapa
peningkatan mutu pendidikan telah diangkat permasalahan :
sebagai salah satu kebijakan pembangunan, yang 1) kualitas hasil belajar bahasa Indonesia yang
meliputi perluasan kesempatan belajar, dicapai siswa masih rendah;
peningkatan mutu pendidikan, peningkatan 2) kurangnya inovasi dan kreatifitas guru dalam
efisiensi serta efektifitras penyelenggaraan menggunakan pendekatan pembelajaran;
pendidikan. 3) SMP Hikmah Yapis Jayapura belum memiliki
Canale dan Swain dalam Sumadi (1980) Guru tetap untuk bidang studi bahasa
menyatakan dalam pelaksanaan pembelajaran Indonesia, sehingga pada tahun pelajaran 2011-
bahasa terdapat empat kompetensi komunikatif, 2012 telah mengalami dua kali pergantian guru
meliputi : 1) kompetensi gramatikal, 2) kompetensi bidang studi khususnya bahasa Indonesia.
sosiolinguistik, 3) kompetensi wacana dan 4) 4) pendekatan dan teknik pembelajaran yang
kompetensi strategi, untuk mencapai kompetensi digunakan kurang menyenangkan;
komunikatif digunakan pendekatan yang sesuai 5) metode dan strategi yang digunakan guru
yakni pendekatan komunikatif. dalam pembelajaran kurang bervariasi;
Pendekatan komunikatif merupakan 6) pembelajaran berbicara sering diabaikan guru.
pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa 3. Pembatasan Masalah
kemampuan menggunakan bahasa dalam Masalah dalam penelitiasn ini diangkat dari
berkomunikasi merupakan tujuan yang harus pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP
dicapai dalam pembelajaran bahasa. Bahasa tidak Hikmah YAPIS Jayapura, Semester II, dengan
hanya dipandang sebagai perangkat kaidah, tetapi Kompetensi Dasar menulis Teks berita secara
sebagai sarana berkomunikasi. Digunakannya singkat, padat dan jelas, berdasarkan refleksi yang
pendekatan komunikatif dalam pembelajaran dilakukan terhadap pembelajaran bahasa
bahasa Indonesia berarti dalam proses Indonesia, ditetapkan salah satu masalah
pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa rendahnya kemampuan siswa dalam menceritakan
memperoleh kesempatan sebanyak mungkin untuk kembali cerita berantai.
berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. 4. Rumusan Masalah
Dengan menguasai keterampilan berbicara, Berdasarkan pembatasan masalah tersebut
peserta didik akan mampu mengekspresikan maka dirumuskan masalah penelitian tindakan
pikiran dan perasaannya secara cerdas sesuai kelas sebagai berikut :
konteks dan situasi pada saat berbicara. 1) Bagaimana cara meningkatkan keerampilan
Keterampilan berbicara membentuk generasi berbicara siswa kelas VIII SMP Hikmah
masa depan yang kreatif sehingga mampu YAPIS Jayapura melalui penerapan
melahirkan tuturan atau ujaran yang komunikatif pendekatan komunikatif dan teknik cerita
Menurut (Nuraeni 2002) Kemampuan berantai ?
berbicara tidak dinyatakan secara eksplisit dalam 2) Bagaimanakah tingkat kemampuan berbicara
kurikulum sekolah menengah pertama, tetapi siswa kelas VIII SMP Hikmah YAPIS
dinyatakan secara implisit pada tema. Akibatnya Jayapura setelah mengikuti pembelajaran
kalau guru kurang memberikan perhatian terhadap berbicara dengan pendekatan komunikatif
keterampilan berbicara itu, mungkin akan dan teknik cerita berantai?
terabaikan pengajarannya. Kemungkinan guru
akan lebih menekankan keterampilan berbahasa

79
5. Pemecahan Masalah merujuk pada teori-teori terdahulu yang berkaitan
Pendekatan dan teknik pembelajaran yang dengan hakekat bahasa, pengertian bahasa, fungsi
digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah Bahasa Indonesia, kompetensi bahasa,
pendekatan komunikatif dan teknik cerita berantai. pembelajaran bahasa, keterampilan berbicara,
Penerapan pendekatan dan teknik pembelajaran hakekat keterampilan berbicara, Pengertian
tersebut diharapkan dapat meningkatkan berbicara, alternatif pembelajaran keterampilan
keterampilan berbicara siswa kelas VIII SMP berbicara, pembelajaran komunikatif, kesulitan
Hikmah YAPIS Jayapura belajar bahasa dan teknik cerita berantai.
6. Tujuan Penelitian 2. Pengertian Bahasa
Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk : Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran
1) Meningkatkan keterampilan berbicara siswa yang digunakan untuk berkomunikasi oleh
kelas VIII SMP Hikmah YAPIS Jayapura masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik
melalui penerapan pendekatan komunikatif berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu
dan teknik cerita berantai seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya.
2) Memaparkan tingkat kemampuan berbicara Sistem tersebut mencakup unsur-unsur sebagai
siswa kelas VIII SMP Hikmah YAPIS berikut :
Jayapura setelah mengikuti pembelajaran 1) sistem lambang yang bermakna dan
berbicara dengan pendekatan komunikatif dapat dipahami oleh masyarakat
dan teknik cerita berantai. Pemakainya.
7. Hipotesis 2) sistem lambang tersebut bersifat konfensional
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis yang ditentukan oleh masyarakat
mengajukan Hipotesis Penggunaan Pendekatan pemakainya berdasarkan kesepakatan.
Komunikatif dan Teknik Cerita Berantai dalam 3) lambang-lambang tersebut bersifat arbitrer
pembelajaran Bahasa Indonesia dapat (kesepakatan) digunakan secara berulang dan
meningkatkan Kemampuan Berbicara siswa kelas tetap.
VIII SMP Hikmah YAPIS Jayapura 4) sistem tersebut bersifat terbatas tetapi
8. Manfaat Penelitian produktif. (Widjono HS. :11)
Ada dua hal manfaat penelitian ini yaitu 3. Pembelajaran Bahasa
manfaat teoritis dan manfaat praktis Kata Pembelajaran mengandung dua konsep
1. Manfaat teoritis, Secara umum penelitian ini yang berbeda yang tidak dapat dipisahkan, yaitu
diharapkan mampu memberikan sumbangan belajar mengajar, dalam mengajar proses yang
terhadap pembelajaran bahasa Indonesia terjadi adalah guru, sedangkan dalam belajar
terutama pada aspek keterampilan berbicara, prosesnya terjadi pada siswa. Meskipun proses
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran merupakan dua proses yang berbeda,
komunikatif, dan teknik cerita berantai. namun keduanya terkait, bagaimana agar terjadi
2. Manfaat praktis, Dilihat dari segi praktis, ada perubahan yang optimal pada siswa. Proses
empat manfaat yang diperoleh melalui pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri
penelitian ini yakni : dari beberapa komponen yang saling berinteraksi,
a. Bagi penulis, untuk mengetahui sejauh mana berhubungan, dan bergantung satu sama lain
peningkatan keterampilan berbicara siswa Winarno Surakhmat (Suyata dan Djihad
setelah dilakukan proses pembelajaran bahasa Hisyam 2000:81) menyatakan dalam proses belajar
Indonesia dengan menggunakan pendekatan terdapat (a) tujuan yang jelas yang akan dicapai;
komunikatif dan teknik cerita berantai (b) bahan yang menjadi isi interaksi; (c) siswa
b. Bagi guru, dengan pendekatan komunikatif yang aktif mengalami; (d) guru yang
dan teknik cerita berantai dapat digunakan melaksanakan; (e) metode tertentu untuk mencari
untuk pelaksanaan pengajaran yang lebih tujuan; (f) situasi yang memungkinkan proses
menarik serta kreatif yang dapat interaksi berlangsung baik; dan (g) evaluasi atau
membangkitkan semangat siswa. penilaian terhadap hasil interaksi itu.
c. Bagi siswa, memotivasi siswa untuk aktif 4. Pengertian Berbicara
bertanya dan mencoba menjawab pertanyaan Berbicara dapat diartikan sebagai kemampuan
serta berani untuk tampil di depan kelas. mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk
d. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan mengespresikan atau menyampaikan pikiran atau
perbandingan dan referensi terhadap peneliti gagasan atau perasaan secara lisan (Brown dan
yang relevan. Yule, 1983). Berbicara secara umum dapat
9. Kajian Pustaka diartikan suatu menyampaian maksud (ide, pikiran
1. Kajian Teori isi hati ) seseorang kepada orang lain dengan
Kajian pustaka memberikan gambaran tentang menggunakan bahasa lisan sehingga maksud
upaya pengembangan yang dilakukan untuk tersebut dapat dipahami oleh orang lain

80
(Depdikbud, 1985:7) Menurut (Tarigan 1983:15) informasi yang lengkap mengenai sesuatu
berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi- masalah dari responden tanpa merasa
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk khawatir bila responden memberikan
mengespresikan, menyatakan serta menyampaikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan
pikiran, gagasan, dan perasaan. dalam penyisian daftar pertanyaan.
5. Pendekatan Komunikatif dan Teknik Angket terbuka adalah angket yang disajikan
Cerita Berantai dalam bentuk sederhana sehingga responden
Pendekatan komunikatif merupakan suatu dapat memberikan isian sesuai dengan
pandangan yang berbeda dari pendekatan kehendak dan keadaannya.
struktural, karena pendekatan struktural 5) Evaluasi (tes). Tes digunakan sebagai
memfokuskan pada sistem tata bahasa, yaitu instrumen pengumpul data adalah
menjelaskan bagaimana unsur-unsur bahasa serangkaian pertanyaan atau latihan yang
digabungkan, Pandangan komunikasi lebih dari digunakan untuk mengukur ketrampilan
sekedar memahami kaidah-kaidah atau tata bah pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau
10. Tempat dan waktu Penelitian bakat yang dimiliki oleh individu atau
Penelitian ini dilakukan di SMP Hikmah kelompok. Ridwan (2008 :30-31)
YAPIS Jayapura Kota Jayapura, Distrik Jayapura Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
Utara. Waktu penelitian dilakukan selama 4 gambaran tentang proses pembelajaran yang
bulan, dengan pembagian waktu sebagai berikut, mereka alami dan rasakan sebelum adanya
bulan pertama penyusunan perencanaan untuk tindakan. Siswa kembali diberikan pertanyaan
penelitian dan survei pendahuluan, bulan kedua tersebut pada tiap akhir siklus untuk mendapatkan
penyusunan instrumen penelitian pengumpulan gambaran tentang perasaan mereka setelah adanya
data, dan analisis data, bulan ketiga melakukan tindakan. Data yang diperoleh melalui lembar
analisis data pembahasan hasil penelitian dan observasi memuat hal-hal penting yang diamati
penyusunan hasil penelitian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi selama proses
11. Teknik Pengumpulan Data pembelajaran berlangsung.
Suharsimin Arikunto (1995:125) teknik 12. Rencana Penelitian
pengumpulan data dapat diartikan sebagai cara a. Perencanaan
yang dipakai dalam mengumpulkan data melalui Tahap perencanaan dimulai dengan penemuan
tes, angket, observasi, wawancara, skala bertingkat masalah dan analisisnya serta rancangan tindakan
dokumentasi. Beberapa metode pengumpulan data yang akan dilakukan, langkah-langkah
yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : perencanaan ini terbagi (a) penemuan masalah
1) Metede tes yaitu tes prestasi belajar yang dilapangan (b) pemilihan masalah, dan (c)
bertujuan untuk mengukur prestasi belajar rancangan masalah.
siswa yang berupa kemampuan kognitif siswa Fase ini dilakukan melalui pengamatan awal di
sebelum dan sesudah diberi tindakan, data sekolah secara keseluruhan, pengamatan proses
yang dikumpulkan berupa data kuantitatif pembelajaran di kelas, wawancara dan diskusi
2) Metode observasi, untuk mengumpulkan data dengan Kepala Sekolah, guru bahasa Indonesia
tentang proses kegiatan pembelajaran, dan siswa. Permasalahan yang ada kemudian
suasana kelas, dan keadaan kelas selama didaftar dan dikelompokan, berdasarkan diskusi
proses tindakan dengan komunikatif dan wawancara disimpulkan bahwa yang menjadi
3) Metode wawancara untuk mendapatkan fokus penelitian adalah siswa, sebelum pelajaran
informasi terhadap semua pelaku yang dimulai, peneliti mengadakan pertemuan khusus
terlibat dalam proses pembelajaran. Data dengan guru bahasa Indonesia, untuk
yang dikumpulkan berupa data kualitatif. mempertegas keterlibatan sebagai anggota
Wawancara dilakukan peneliti ketika ada penelitian, Pada tahap ini peneliti memberikan
kesempatan bertemu dengan siswa disela-sela penjelasan dan gambaran tentang penelitian
pembelajaran atau ketika istrahat, sehingga tindakan kelas, keterlibatannya, apa yang harus
siswa tidak merasa diwawancarai dan peneliti dilakukan dan bagaimana pelaksanaannya.
dapat memperoleh hasil yang objektif. b. Pemilihan Masalah
Margono,(2007:165) Instrumen yang Pada fase ini, masalah yang sudah didaftar dan
digunakan adalah dengan menggunakan dikelompokan kemudian didiskusikan dengan
panduan wawancara yang telah ditetapkan pihak terkait dan dilakukan pemilihan atas masalah
4) Angket (kuisoner). Ridwan (2008:30) Angket berdasarkan kemungkinan pemecahannya, serta
adalah daftar pertanyan yang diberikan berada dalam jangkauan kemampuan untuk
kepada orang lain bersedia memberikan dipecahkan.
respon sesuai dengan permintaan pengguna. Peneliti melakukan pemilihan masalah yang
Tujuan penyebaran angket ialah mencari kemungkinan besar dapat dijangkau

81
pemecahannya melalui diskusi dengan pihak-pihak proses pembelajaran berlangsung. Pada saat
yang terlibat. Pemilihan masalah untuk diangkat pelaksanaan, sesuai dengan keadaan di lapangan.
dalam penelitian ini adalah masalah yang Bersama dengan tahap ini, dilakukan pula
mempunyai nilai yang bukan sesaat , bisa pengamatan pada proses tindakan, efeknya, serta
dikatakan sangat penting dan segera dapat diatasi, efektifitasnya dalam mengatasi masalah.
sehingga memungkinkan diperolehnya model Melalui tahap ini dilaksanakan suatu
tindakan efektif yang dapat dipakai untuk pemecahan masalah sesuai dengan rancangan
memecahkan masalah yang telah dipilih. penyelesaian masalah, tindakan yang dimaksud
Disamping itu masalah yang diangkat harus adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan
benar-benar yang hidup, dirasakan dalam tugas terkendali yang merupakan variasi praktik yang
keseharian guru. cermat dan bijaksana yaitu tindakan untuk
13. Rancangan Pemecahan masalah memperbaiki keadaan.
Masalah yang terpilih kemudian diperinci atau 14. Hasil Penelitian
dipertajam menjadi masalah turunan kemudian Hasil penelitian dan pembahasannya
disusun rancangan pemecahan masalah. disampaikan dalam bab ini. Deskripsi hasil
Rancangan masalah turunan tersebut, yang pada penelitian ini mengikuti langkah-langkah yakni
akhirnya dapat mengatasi masalah yang terpilih keadaan sebelum tindakan, penentuan masalah,
tadi. Rancangan ini bersifat fleksibel dan terbuka sebab-sebab masalah, laporan hasil siklus I, II, dan
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi saat III dan pembahasannya.
pelaksanaannya. Adapun masalah turunan yang Keadaan Sebelum Tindakan
kemudian disusun rancangan pemecahan masalah Proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMP
adalah sebagai berikut : Hikmah Yapis Jayapura selama ini masih banyak
1) Sejumlah siswa mempunyai rasa jenuh menemui permasalahan. Peneliti sebagai guru
dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia bahasa Indonesia, sangat merasakan ketika sedang
2) Sejumlah siswa mempunyai motivasi dan mengajar di kelas. Peneliti sering menjumpai
partisipasi yang rendah dalam mengikuti beberapa siswa yang kurang aktif dan kurang
pelajaran bahasa Indonesia, bergairah dalam mengikuti pembelajaran. Keadaan
3) Siswa tertentu mendominasi pelajaran, tersebut menyebabkan proses pembelajaran bahasa
sementara bagi yang lain acuh tak acuh dan Indonesia kurang optimal. Peneliti juga merasa
kurang tertantang untuk ikut berkompetisi. kesulitan untuk mendorong siswa agar berani
4) Sebagian siswa tidak mengerjakan pekerjaan mengemukakan pendapat atau berbicara. Dalam
rumah. pembelajaran banyak juga ditemukan siswa yang
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan atas tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang
rancangan atau rencana tindakan yang telah diberikan oleh guru. Dalam menyampaikan
disusun. Peneliti adalah pengamat atas segala pelajaran, peneliti, kolaborator menggunakan
kejadian dan bentuk perubahan yang terjadi selama buku paket yang telah disediakan dan LKS.

Hasil Tes Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Pendekatan Komuniksatif danTeknik


Cerita Berantai
Aspek Yang Dinilai Jumlah
No Kel Nama Nilai
A B C D E Skor
1 APK 4 3 4 3 3 17 85
2 AMK 4 3 3 3 3 16 80
I
3 RA 3 3 3 3 3 15 75
4 YAR 4 2 3 2 3 14 70
5 CPI 4 3 2 3 2 14 70
6 FA 4 3 3 3 3 16 80
II
7 IA 3 3 4 3 2 15 75
8 RAR 3 3 3 3 3 14 75
9 NDB 3 3 2 3 3 14 70
10 III HS 4 3 2 2 3 14 70
11 TS 3 3 3 3 2 14 70
12 ACR 3 3 3 3 3 15 75
13 HS 4 3 3 3 2 15 75
IV
14 IA 3 3 3 3 3 15 75
15 MI 3 3 3 3 3 13 75
16 JP 3 3 3 2 3 14 70
V
17 AAZ 4 2 3 3 2 14 70

82
18 MZR 3 3 3 3 3 15 75
19 LMR 3 3 3 3 2 14 70
20 FS 3 3 3 3 2 14 70
21 PAL 4 3 3 3 3 16 80
VI
22 RAR 3 3 3 2 3 14 70
23 IM 3 3 3 3 2 14 70
24 NSS 4 3 2 3 3 15 75
25 PAL 3 3 3 3 2 14 70
VII
26 RAJR 3 3 2 3 3 14 70
27 AAT 3 3 3 3 5 15 75
28 MD 3 3 3 2 3 14 70
29 VIII DN 4 3 2 2 2 15 80
30 TSIM 3 3 3 3 2 14 70

Keterangan Aspek yang dinilai : (Sumber : Hasil Tes tertulis dan cerita berantasi)
A =Kelancaran Berbicara
B = Pelafalan
C = Pilihan Kata
D = Isi Pesan
E = Ekspresi
Hasil Penilaian Aspek Keterampilan Berbicara
Jml
No Aspek Penilaian Ketegori Presentase %
Siswa
Sangat tepat 3 10%
Tepat 16 60%
1. Keterampilan Berbicara Kurang tepat 11 53,33%
Tidak tepat 0 0%
Sangat tepat 2 6,66%
Tepat 15 50%
2 Pelafalan Kurang tepat 13 43,33%
Tidak tepat 0 0%
Sangat tepat 0 0%
Tepat 18 60%
3 Diksi /pilihan kata Kurang tepat 12 40%
Tidak tepat 0 0%
Sangat tepat 2 6,66%
Tepat 9 30%
4 Isi pesan Kurang tepat 15 50%
Tidak tepat `4 20%
Sangat tepat 1 3,33%
Tepat 10 33,33%
5 Ekspresi Kurang tepat 16 60%%
Tidak tepat 3 10,%

Dari perolehan nilai siklus III pertemuan I pada pelaksanaanya dipandang lebih efektif
tabel tersebut menunjukan adanya perubahan yang dengan mengurangi rasa jenuh yang dialami
signifikan terhadap siswa untuk aspek sebagian siswa, dengan penciptaan hubungan
keterampilan berbicara. yang lebih akrab antara guru dan siswa.
15. PENUTUP 2) Pendekatan komunikatif dan teknik cerita
1. Simpulan berantai dapat meningkatkan keterampilan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan berbicara siswa kelas VIII B SMP Hikmah
dalam penelitian tindakan ini dapat disimpulkan Yapis Jayapura, hal ini sesuai dengan
bahwa : perolehan nilai yang dapat dicapai oleh siswa
1) Penerapan pendekatan komunikatif dan setiap siklus. Melalui pendekatan
teknik cerita berantai dapat meningkatkan komunikatif dan teknik cerita berantai
kemampuan berbicara siswa kelas VIII B. prestasi siswa meningkat. Hasil tes sebelum
SMP Hikmah Yapis Jayapura yang siklus dengan nilai rata-rata 49,20% siklus I,

83
II , III menunjukan adanya peningkatan. karena melalui cara tersebut kemampuan
Hasil tes berdasarkan analisis data pada siswa dalam berbicara dapat diukur secara
siklus I pertemuan I nilai rata-rata kelas langsung.
mencapai 54,83%, meningkat menjadi 5,63% 16. DAFTAR PUSTAKA
atau meningkat 3,63%. Siklus II pertemuan I Djiwandono, M. Soenardi, 2008. Penilaian
nilai rata-rata mencapai 56, dan pertemuan II Pembelajaran Kemahiran Berbahasa
nilai rata-rata mencapai 56,83% atau Indonewsian Dengan Pendekatan
meningkat 1,48%. Pada siklus III nilai rata- KomunikATIF (FBS Universitas Negeri
rata mencapai 73,50% atau meningkat Malang. www,Sumadi.um.ac.id)
mecapai 14,8% Pada siklus III prestasi yang Hariyanto, 2010. Perencanaan Pengajaran.
dicapai oleh siswa telah mencapai KKM yang Jakarta, Rineka Cipta
telah ditetapkan 70. Pembelajaran dengan Kamarun,2009. Teknik Belajar Mudah Buat
tema Sehat dan Damai itu Penting melalui Sahabat ( http /Komarun-unes blogspot 2009
pendekatan komunikatif dan teknik cerita Muslich Masnur, 2010. Bahasa Indonesia pada
berantai berpengaruh terhadap kemampuan Era Globalisasi (Kedudukan, Fungsi,
berbicara siswa dan melatih siswa untuk Pembinaan, dan Pengembangan. PT Bumi
memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Aksara Jakarta
Keberhasilan keterampilan berbicara siswa ...........,(2010. Garis-Garis Besar Tatabahasa Baku
melalui pendekatan komunikatif dan teknik Bahasa Indonesia, Refika Aditama. Bandung
cerita berantai ditunjang oleh berbagai hal Nuraeni, 2002 Penataran Tertulis Tipe A Untuk
antara lain media bembelajaran berupa guru-guru SLTP Jurusan bahasa Indonesia,
Indfokus dan gambar-gambar berwarna, Jakarta Depdiknas
yang digunakan siswa ketika Mulyati Yeti, . 1998. Pendidikan Bahsa Dan
mendemonstrasikan skenarionya di depan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi,
kelas, teks percakapan yang digunakan Morrow, 1981, Penilaian Hasil Pembelajaran
dengan melalui gambar-gambar menarik dan Kemahiran Berbahasa Indonesia Dengan
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Pendekatan Komunikatif ( FBS Universitas
siswa. Peneliti dan guru kelas selalu memberi Negeri Malang. www, Sumadi.yum.ac.id)
motivasi kepada siswa dalam pembelajaran, Departemen Pendidikan dan
membangkitkan semangat, rasa kepercayaan Kebudayaan Proyek Peningkatan Mutu Guru
diri siswa, melatih keberanian dan Kelas SD Setara D-II 1998. Jakarta
menciptakan suasana belajar yang Poerdarminta, 2003 Kamus Umun Bahasa
menyenangkan. Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
2. Saran Rahayu Minto, 2007. Bahasa Indonesia di
Untuk meningkatkan keterampilan berbicara Perguruan Tinggi, PT. Grasindo Jakarta.
pada pembelajaran Bahasa Indonesia, disarankan Ramadhan Tarmizi, 2009. Penerapan Teknik
beberapa hal sebagai berikut. Cerita Berantai Untuk Meningkatkan
1) Bagi guru kelas VII, VIII dan IX untuk dapat Kemampuan Berbicara Siswa ( http Tarmizi.
meningkatkan keterampilan berbicara siswa Wordprees.com 2009
diharapkan menerapkan pendekatan Rulam, 2012. Internalisasi Permainan Bahasa
komunikatif dan teknik cerita berantai dalam Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Sebagai
setiap pembelajaran, karena membantu siswa Upaya Revitalisasi Bahasa Indonesia di Era
untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Global, (http www Infodiknas.com)
2) Guru diharapkan memiliki motivasi yang Suyatno, Teknik Pembelajaran Bahasa Dan
tinggi untuk meningkatkan kemampuan Sastra. 2004 SIC Kali Kepiting 97 Surabaya
berbahasa dan melatih siswa untuk terampil Suminto, A. Sayuti. Evaluasi Teks Sastra.2000,
berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik Adicita Karya Nusa Yogyakarta.
dan benar. Suhendar. M.E. Efektifitas Metode Pengajaran
3) Penggunaan media yang tepat serta didukung Bahasa Indonesia. Pionir Jaya, Bandung,
dengan teknik pembelajaran yang efisien dan Wijono, HS. 2005. Bahasa Indonesia, Mata
efektif. Kuliah Pengembangan Kepribadian di
4) Tes keterampilan berbicara sebaiknya Perguruan Tinggi, Grasindo
dilakukan dengan tes penampilan atau kinerja

84

Anda mungkin juga menyukai