Anda di halaman 1dari 6

PROBLEMATIKA BAHASA INDONESIA YANG KURANG

DIMINATI OLEH PESERTA DIDIK

Farah Failasufa1, Haryadi2, Agus Nuryatin3


1,2,3Universitas Negeri Semarang
1farahfailasufa@students.unnes.ac.id
2haryadi67@mail.unnes.ac.id
3agusnuryatin@mail.unnes.ac.id.

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan beberapa permasalahan


yang menjadikan mata pelajaran Bahasa Indonesia kurang diminati oleh peserta didik
dan bagaimana solusinya. penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Teknik pengumpulan data ini dengan membaca berulang-ulang dan mencatatnya.
Hasil dari penelitian ini adalah, faktor permasalahan pembelajaran yang berasal dari
dalam diri peserta didik sendiri, yaitu peserta didik yang malas dalam belajar, asik
dengan dirinya sendiri dan temannya, serta tidak memperhatikan penjelasan
pendidik. Faktor yang berasal dari lingkungan sekolah meliputi kurangnya fasilitas
yang mendukung peserta didik dalam pembelajaran, serta kurangnya bimbingan
tambahan secara intens terhadap peserta didik. Ditemukan solusi dari permasalahan
tersebut, yang pertama yaitu solusi pendidik terhadap karakter peserta didik dan
solusi sarana.

Kata kunci: problematika, pembelajaran, bahasa Indonesia, sastra

Abstract

The purpose of this study is to describe some of the problems that make Indonesian
subjects less attractive to students and how to solve them. This study used descriptive
qualitative method. This data collection technique is by reading it over and over again
and taking notes. The results of this study are learning problem factors that come from
within the students themselves, namely students who are lazy in learning, busy with
themselves and their friends, and do not pay attention to the teacher's explanation.
Factors originating from the school environment include the lack of facilities that
support students in learning, as well as the lack of additional intensive guidance for
students. Solutions to these problems were found, the first of which was the educator's
solution to the character of the students and the facility solution.

Keywords: problematic, learning, Indonesian language, literature

539
Problematika Bahasa Indonesia | Failasufa; Haryadi; Nuryatin – UNNES
539
e-ISSN: 2549-5119
Vol. 6, No. 2, Agustus 2022

A. PENDAHULUAN pendidik. Pendidik sebagai tenaga


Praktik rasisme yang terdapat kerja utama memiliki tanggung
dalam novel Bumi Manusia tidak bisa jawab kemanusiaan yang berat,
dilepaskan dari kondisi sosial terutama yang berkaitan dengan
masyarakat Indonesia pada masa era proses pendidikan generasi penerus
kolonial Belanda. Oleh karena itu, bangsa untuk memerdekakan negara
penelitian tentang rasisme di dari kebodohan. Oleh karena itu,
Indonesia pada masa penjajahan sudah selayaknya guru dituntut
Belanda dalam novel menarik memiliki kompetensi profesional
dianalisis untuk mengetahui sejauh yang tinggi dalam proses belajar
mana praktik rasisme tersebut. mengajar.
Pendidikan adalah upaya untuk Bahasa merupakan suatu sistem
melestarikan hidupnya. Pemerintah komunikasi yang mempergunakan
dibentuk untuk mencapai tujuan simbol simbol yang bersifat arbitrer/
nasional meningkatkan mutu dan manasuka, yang dapat diperkuat
pemerataan pendidikan serta dengan gerak-gerik badaniah yang
memperluas kesempatan belajar nyata. Simbol adalah tanda yang
sekaligus meningkatkan mutu dan diberikan makna tertentu, yaitu
integritas pendidikan di Indonesia mengacu pada sesuatu yang dapat
mengembangkan kemampuan dan diserap oleh pancaindera (Keraf,
keterampilan guru melalui 1993). Pembelajaran bahasa
peningkatan, lokakarya, simposium, Indonesia hingga sekarang masih
peningkatan sistem dan mengalami problematika dalam
implementasi kurikulum 2013. pelaksanaannya. Masalah utama
Dalam kurikulum 2013 mata dalam memperkenalkan pengajaran
pelajaran bahasa Indonesia, pada bahasa Indonesia kepada siswa
umumnya memiliki tujuan supaya adalah guru sebagai pendidik
siswa mendengarkan, membaca, dianggap tidak berhasil dan tidak
menonton, berbicara, dan menulis. mampu menciptakan kondisi yang
Tercapai atau tidaknya bermakna untuk pembelajaran
pembelajaran di sekolah, termasuk bahasa. Berbagai tingkatan sekolah,
pengajaran bahasa Indonesia, bahasa lndonesia terkadang lebih
ditentukan oleh banyak faktor yang rendah dan tidak jarang masih jauh
saling berhubungan. Faktor yang dari mata pelajaran lain yang
terlibat meliputi pendidik, peserta diujikan.
didik, kurikulum, bahan ajar seperti
buku, metode dan teknik pengajaran. B. METODE PENELITIAN
Menurut Badudu (1993), Metode deskriptif kualitatif
pembicaraan tentang pengajaran merupakan metode yang digunakan
bahasa Indonesia di sekolah harus dalam penelitian ini. Menurut
didasarkan pada beberapa gagasan Aminudin (1987), deskriptif
yang erat kaitannya dengan hal-hal kualitatif artinya analisis berupa
tersebut. Hal-hal yang perlu uraian, bukan berbentuk angka atau
mendapat perhatian adalah: (1) koefisien yang berkaitan dengan
kurikulum, (2) buku. dan (3) variabel. Penelitian kualitatif

540 Problematika Bahasa Indonesia | Failasufa; Haryadi; Nuryatin – UNNES


540
e-ISSN: 2549-5119
Vol. 6, No. 2, Agustus 2022

bermuatan kutipan dari kumpulan dalam ujian nasional mata pelajaran


data untuk menjelaskan materi Bahasa Indonesia di tingkat SMA.
lapangan. Data yang dikumpulkan Nilai UN yang rendah pada mata
berbentuk kosakata bermakna, pelajaran Bahasa Indonesia di semua
kalimat, dan gambar. Metode jenjang, kemungkinan disebabkan
kualitatif memperhatikan data alam, oleh rendahnya minat baca peserta
data dalam kaitannya dengan latar didik -diameter 5.5. Selain itu, siswa
belakang keberadaannya. Cara-cara dinyatakan lulus jika memiliki nilai
ini yang mendorong metode akhir minimal 4 pada setiap mata
kualitatif untuk dianggap pelajaran yang diujikan.
multimetode karena Proses pembelajaran bahasa
mengikutsertakan banyak fenomena Indonesia di sekolah dianggap belum
sosial yang relevan (Ratna, 2015: baik; berlangsung seadanya, kaku,
47). dan membosankan, sehingga tidak
bisa membangun minat dan gairah
C. HASIL DAN PEMBAHASAN peserta didik untuk belajar bahasa
1. Problematika Pembelajaran Indonesia secara totalitas.
Bahasa Indonesia Faktor permasalahan
Pembelajaran bahasa Indonesia pembelajaran yang berasal dari
selama ini terlalu konvensional, dalam diri peserta didik sendiri,
bersifat hapalan, dan penuh dengan yaitu peserta didik yang malas dalam
teori kebahasaan yang sulit belajar, asik dengan dirinya sendiri
dimengerti peserta didik. dan temannya, serta tidak
Pembelajaran bahasa Indonesia di memperhatikan penjelasan
sekolah menengah juga tidak pendidik. Faktor yang berasal dari
membantu meningkatkan lingkungan sekolah meliputi
kemampuan bahasa peserta didik, kurangnya fasilitas yang mendukung
terutama membaca dan menulis. peserta didik dalam pembelajaran,
Dengan pola demikian hanya bisa serta kurangnya bimbingan
membuat peserta didik bosan belajar tambahan secara intens terhadap
bahasa Indonesia. Secara umum, peserta didik. Faktor yang berasal
siswa menempatkan bahasa dari lingkungan keluarga meliputi
Indonesia di atas bidang studi lain, kondisi finansial yang kurang bias
seperti ilmu eksakta dan banyak untuk memenuhi kebutuhan anak
ilmu sosial lainnya. dalam belajar, kurang andilnya
Hal ini disebabkan oleh metode orang tua dalam memerhatikan
pengajaran bahasa Indonesia yang perkembangan akademik anaknya,
kurang berhasil mengembangkan dan kuranya motivasi orang tua
kemampuan dan kreativitas dalam membimbing anaknya di
berbahasa peserta didik. Hal ini rumah.
karena pengajarannya bersifat Permasalahan selanjutnya, yaitu
akademis formal, bukan karena masih rendahnya keterampilan
melatih kemampuan bahasa siswa peserta didik dalam berbicara
itu sendiri. Fakta menunjukkan, dengan Bahasa Indonesia yang baik
terdapat banyak siswa yang gagal dan benar. Hal demikian disebabkan

Problematika Bahasa Indonesia | Failasufa; Haryadi; Nuryatin – UNNES


541
e-ISSN: 2549-5119
Vol. 6, No. 2, Agustus 2022

masih melekatnya bahasa ibu yang artikel atau buku di perpustakaan


dipakai peserta didik dalam yang bekerja sama dengan inti
keseharian. Peserta didik lebih pembahasan. Metode ini mampu
menganggap bahwa mereka mengatasi rasa kantuk peserta didik
bercakap-cakap dengan temannya dan membuat peserta didik tidak
seperti biasa. merasakan lamanya waktu
Pendidik sering dianggap sebagai pelajaran. Pendidik juga perlu
sebab tidak bergairahnya menciptakan pendekatan dengan
pembelajaran bahasa Indonesia. peserta didik, agar peserta didik
Tidak dapat diingkari, ada guru yang merasa bahwa pendidik tidak
tidak berpotensi (tidak berminat bahaya baginya dan menghalau
pada mata pelajaran Bahasa kesan tidak ramah yang sudah
Indonesia). Mereka mengajarkan tertancap dalam pemikiran peserta
bahasa Indonesia sekadar didik. Pendekatan tersebut tidak
memenuhi tuntutan kurikulum. hanya dilaksanakan saat proses
Meskipun sastra berkaitan dengan pembelajaran sedang berjalan, akan
bahasa, tetapi menyuguhkannya tetapi lebih baik lagi jika
perlu kreativitas dan model dilaksanakan saat di luar jam
penyajian tersendiri. Menyajikan pelajaran.
drama, misalnya, selain digabungkan Kedua, dengan menjadikan
menguasai materi ajar pendidik juga peserta didik untuk terbiasa
dituntut memberikan contoh yang memakai Bahasa Indonesia yang
menarik saat membaca atau baik dan benar saat proses
mempraktikkan dialog drama. Hal pembelajaran sedang berjalan. Baik
demikian rumit dilaksanakan oleh itu berbicara dengan pendidik,
pendidik bahasa Indonesia yang maupun teman sekelas. Dengan
kurang memiliki keseriusan dan demikian, peserta didik juga mampu
talenta mengenai mata pelajaran mengeluarkan gagasannya dengan
bahasa Indonesia yang dipandang baik dan benar sekaligus bertahap
sulit dan lebih baik untuk dihindari. mengistirahatkan sejenak bahasa
daerah yang setiap tempat memiliki
2. Solusi Problematika Minat makna berbeda.
Pembelajaran Bahasa Ketiga, dengan memilih satu per
Indonesia satu peserta didik yang dirasa pasif
2.1 Solusi Pendidik terhadap untuk berbicara mengeluarkan apa
Karakter Peserta Didik yang tidak mereka mengerti. Meski
Salah satu alternatif solusi dalam pada mulanya tidak memperoleh
menghadapi permasalahan minat respons positif, namun pendidik
peserta didik terhadap mata perlu melakukan terus menerus
pelajaran Bahasa Indonesia adalah, supaya peserta didik bertahap
pertama aplikasikan metode diskusi termotivasi untuk berbicara.
atau acara yang mengajak peserta 2.2 Solusi Sarana
didik untuk keluar kelas. Sebagai Kegiatan pembelajaran supaya
pendidik mampu memberi kiprah menarik perhatian siswa dapat juga
kepada peserta didik untuk mencari dilakukan dengan membawa peserta

542 Problematika Bahasa Indonesia | Failasufa; Haryadi; Nuryatin – UNNES


542
e-ISSN: 2549-5119
Vol. 6, No. 2, Agustus 2022

didik pada suasana belajar di luar aktivitas serta meningkatkan


kelas atau di alam terbuka dengan kualitas pendidikan dan pemberian
mengambil objek alam (laut, pantai, pengajaran.
sungai, gunung, perkebunan, c. Adanya Pojok Literasi
pesawahan, dan pedesaan), Pojok literasi merupakan
lingkungan di sekitar sekolah, sumber untuk membaca selain
budaya (peninggalan sejarah, perpustakaan atau tambahan untuk
museum, kesenian, kerajinan), mendorong peserta didik mau
industri, teknologi, dan sebagainya. membaca. Pojok literasi berada di
Atau dengan beberapa alternatif pojok-pojok ruang kelas.
sarana seperti berikut: d. Mading hasil Karya Peserta
a. Ruang kelas Didik
Ruang kelas sangat penting. Mading (majalah dinding)
Bila menyaksikan banyak peserta merupakan salah satu tempat
didik yang harus belajar di luar mengolah kreasi peserta didik untuk
ruangan, tidak ada ruang kelas sebab mendalami bakat atau hasil
banyak peserta didik, sedangkan karyanya, dan menjadi tempat
ruang kelas kurang luas, atau sebab pajangan peserta didik dari hasil
tidak ada ruang sekolah yang rusak, kreasinya supaya dilihat dan
lebih baik pihak sekolah memberi dinikmati banyak orang.
batas jumlah peserta didik sesuai e. Alat peraga
jumlah ruangan, supaya tidak terjadi Alat peraga adalah alat bantu
kelebihan muatan, sehingga kegiatan pendidikan dan pengajaran, bisa
pembelajaran pun nyaman, atau berupa benda atau perbuatan dari
ruang kelas yang tidak bersih tingkatnya paling konkrit sampai ke
membuat malas belajar, kadang- abstrak, misalnya: film, gambar,
kadang malas membersihkan slide, foto, sketsa, dan bagan.
ruangannya, peserta didik f. Membuat Pohon Bacaan
diharapkan lebih rajin Dibuatkan daftar bacaan
membersihkan ruangan. supaya bisa melihat berapa banyak
b. Perpustakaan belajar buku yang sudah dibaca.
Perpustakaan sekolah sebagai g. Laboratorium Bahasa
sarana yang mendukung Laboratorium merupakan
pembelajaran di sekolah menjadi tempat untuk memberikan kepastian
perhatian, kegiatan perpustakaan (informasi), menentukan hubungan
memiliki tujuan untuk menciptakan sebab–akibat (kausalitas),
minat baca, mengenalkan teknologi membuktikan benar atau tidaknya
informasi, melatih akses informasi faktor tertentu atau fenomena
secara mandiri, serta tertentu
mengembakngakn bakat dan minat h. Laboratorium internet
pemustaka. Bila ditinjau keterkaitan Laboratorium internet sebagai
perpustakaan dengan pembelajaran sarana mendukung kemampuan
di sekolah, perpustakaan sekolah peserta didik dalam mencari
memiliki sumbangsih yang begitu informasi yang sesuai dengan
berharga dalam usaha meningkatkan kebutuhan pengembangan

Problematika Bahasa Indonesia | Failasufa; Haryadi; Nuryatin – UNNES


543
e-ISSN: 2549-5119
Vol. 6, No. 2, Agustus 2022

pembelajaran bahasa, pembelajaran Problematika Pembelajaran


sastra, literasi, serta pengetahuan Bahasa Indonesia di SMA Negeri
dan informasi umum. 2 Toraja Utara pada Masa
Pandemi Covid-19. Toraja:
D. SIMPULAN Universitas Kristen Indonesia
Permasalahan pembelajaran Toraja.
bahasa Indonesia disebabkan Mirnawati. 2015. Artikel. Tinjauan
beberapa faktor dan cara terhadap Problematika
pembelajaran yang dilakukan oleh Pembelajaran Sastra Indonesia
pendidik bahasa Indonesia sehingga pada Pendidikan Formal.
menimbulkan dampak yang cukup Lampung: Universitas Lampung.
serius terhadap minat mempelajari Mundofir. 2015. Artikel. Pada
pelajaran bahasa indonesia. Faktor Kurikulum 2013 di SMAN 6 dan
permasalahan pembelajaran yang SMA SMAN 7 Banjarmasin (The
berasal dari dalam diri peserta didik Problematics of Learning
sendiri, faktor yang berasal dari Indonesian in Curriculum 2013
lingkungan sekolah meliputi in SMA Negeri 6 And SMA
kurangnya fasilitas yang mendukung Negeri 7 Banjarmasin).
peserta didik dalam pembelajaran, Banjarmasin: SMA 7
dan faktor yang berasal dari Banjarmasin.
lingkungan keluarga meliputi Muslimin. 2015. Artikel.
kondisi finansial dan kuranya Problematika Pengajaran
motivasi orang tua dalam Bahasa dan Sastra Indonesia
membimbing anaknya di rumah. pada Jenjang SMA di Provinsi
Terdapat alternatif solusi terhadap Gorontalo. Gorontalo:
permasalahan tersebut, yang Universitas Negeri Gorontalo.
pertama, solusi untuk pendidik Prihatin, Yuliana. Raras Hafiidha
menghadapi karakter peserta didik Sari. 2021. Artikel. Problematika
dan solusi terhadap sarana. Pembelajaran Bahasa
Problematika pembelajaran Indonesia di Era Pandemi
bahasa Indonesia terjadi akibat cara Covid-19. Jombang: Universitas
pembelajaran yang dilakukan oleh Hasyim Asy'ari.
guru bahasa indonesia sehingga Rijal, Muhammad. 2018. Skripsi.
menimbulkan dampak yang cukup Kesulitan Belajar Bahasa
serius terhadap minat mempelajari Indonesia di Madrasah
pelajaran bahasa indonesia. Masih Ibtidaiyah Negeri Benteng
banyak kekurangan dalam penelitian Kabupaten Kepulauan Selayar.
ini, sehingga dibutuhkan kritik dan Makassar: Universitas Islam
saran dari para pembaca. Pernyataan Negeri Alaudin.
tersebut berkaitan dengan dasar
penelitian yang hakikatnya
merupakan suatu penyempurnaan.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Restina. 2021. Artikel.

544 Problematika Bahasa Indonesia | Failasufa; Haryadi; Nuryatin – UNNES


544

Anda mungkin juga menyukai