Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA BERGAMBAR

PADA MATERI “TEKS PERCAKAPAN” PADA SISWA


KELAS V SD NEGERI NGANGKRIK SLEMAN

Andriyas Kumoro Dewi


Dr. Sunarti, M.Pd.
Universitas PGRI Yogyakarta
email: ANDRIYASDEWI@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas bahan ajar Bahasa Indonesia bergambar
berdasarkan validasi ahli materi dan ahli bahan ajar, mengetahui respon siswa mengenai daya tarik siswa
setelah diterapkan bahan ajar Bahasa Indonesia bergambar dengan menggunakan angket respon,
mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan bahan ajar Bahasa
Indonesia bergambar pada materi teks percakapan berdasarkan nilai pretes dan postes.
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Ngangkrik Sleman. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V
dengan jumlah 30 siswa. Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau sering disebut
Research and Development. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara, angket, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan statistik deskriptif.
Hasil penelitian pengembangan ini menunjukan bahwa kualitas bahan ajar sangat baik dan layak
digunakan dalam pembelajaran. Kualitas bahan ajar dapat dilihat dari perolehan persentase penilaian oleh
ahli materi 1 & 2, dan ahli bahan ajar. Hasil kualitas bahan ajar oleh ahli materi 1 diperoleh skor 106 dengan
persentase 85% masuk dalam kategori sangat baik. Ahli materi 2 diperoleh skor 108 dengan persentase
86,4% masuk dalam kategori sangat baik. Hasil kualitas bahan ajar oleh ahli bahan ajar diperoleh skor 63
dengan persentase 90% masuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan daya tarik bahan ajar dengan
respon siswa diperoleh hasil pada saat uji coba kelompok kecil dengan persentase 86,9% dengan kategori
sangat menarik, sedangkan pada uji coba kelompok besar diperoleh persentase 92,3% dengan kategori
sangat menarik. Hasil perolehan nilai rata-rata pretes dari keseluruhan siswa yaitu 6,1, sedangkan perolehan
nilai rata-rata postes dari keseluruhan siswa yaitu 8,2. Berdasarkan hasil perolehan nilai rata-rata pretes dan
postes menunjukan adanya peningkatan rata-rata nilai siswa sebelum dan setelah diberikan produk bahan
ajar. Hal ini juga dapat dilihat dari penilaian sikap siswa selama pembelajaran. Analisis observasi sikap siswa
pada saat ujicoba kelompok kecil menunjukan hasil perolehan persentase 88%, sedangkan pada saat
ujicoba kelompok besar memperoleh hasil persentase 89%. Hal ini menunjukan bahwa sikap siswa selama
pembelajaran pada saat menggunakan bahan ajar dengan media gambar lebih baik dalam menerima materi
pelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran yaitu siswa terampil berbahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan
yang mencakup 4 aspek (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis) dapat tercapai seperti yang
diharapkan.

Kata kunci: Pengembangan Bahan Ajar, Media Gambar, Teks Percakapan.

ABSTRACT
This research aimed to determine the quality of teaching materials on Indonesian images based on
validation matter experts and expert teaching materials, study the response of the students regarding the
appeal of the student after application of Indonesian image teaching materials by using questionnaire
responses, knowing the increase in student achievement before and after application of Indonesian display in
teaching material matter of text conversations based on the score of pretest and posttest.
This research was conducted at Ngangkrik Elementary School Sleman. The subjects were students of
V Class around 30 students. This type of research was the research development that often called Research
and Development. Data collection techniques used observation, interview, questionnaire, and test. Data
analysis techniques used descriptive statistics.

1
The results of the research showed that the development of teaching materials was very good quality
and usable in learning. The quality of teaching materials can be seen from the acquisition of the percentage
of votes by first and second subject matter experts, and expert teaching materials. The results of the quality
of teaching materials by first subject matter experts obtained a score of 106 with a percentage of 85% in the
very good category. The second material experts obtained a score of 108 with a percentage of 86.4% in the
very good category. The results of the quality of teaching materials by expert instructional materials obtained
a score of 63 with a percentage of 90% in the very good category. Based on the appeal of teaching materials
with student responses obtained results while testing a small group with a percentage of 86.9% with a very
attractive category, while in the test groups obtained a large percentage of 92.3% with a very interesting
category. The result of the acquisition of the average score of the entire student pretest was 6.1, while the
average acquisition score of the overall student postest was 8.2. Based on the results of the acquisition score
of the average pretest and posttest showed the increase of the average score of students before and
aftergiven the product of teaching materials. It can also be seen from the assessment of student attitudes
during the learning. Analysis of student attitudes observation during the experiment showed small percentage
result of the acquisition of 88%, whereas at the time of testing large groups obtain the percentage of 89%.
This showed that the attitude of students during learning when using teaching materials with better media
image in accepting the subject matter. So the purpose of learning that students skill in Indonesian language
both orally and writing that includes four aspects (listening, speaking, reading, and writing) can be achieved
as expected.

Keywords: Development of Teaching Materials, Media Images, Text Conversation.

PENDAHULUAN
-kan bahan ajar, salah satunya yaitu di SD
Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan
Negeri Ngangkrik Sleman.
salah satu aspek penting yang perlu diajarkan
Berdasarkan observasi di SD Negeri
kepada peserta didik di sekolah. Pendidikan
Ngangkrik Sleman di kelas V, masih
Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata
ditemukan beberapa masalah yaitu rendahnya
pelajaran yang diberikan di sekolah diharapkan
nilai mata pelajaran bahasa Indonesia pada
agar peserta didik mampu menguasai,
materi teks percakapan. Hal tersebut dapat
memahami dan dapat mengimplementasikan
diketahui dari hasil rata-rata nilai ulangan yang
keterampilan berbahasa. Selain itu belajar
didapat siswa yaitu 68. Nilai tersebut masih
bahasa pada hakikatnya adalah belajar
dibawah KKM yang telah ditentukan sekolah
komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran
yaitu 75. Rendahnya nilai siswa dikarenakan
bahasa diarahkan untuk meningkatkan
oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu guru
kemampuan pembelajar dalam berkomunikasi,
yang mengajar pada mata pelajaran Bahasa
baik lisan maupun tulis.
Indonesia belum mengembangkan bahan ajar.
Hal utama yang mendukung keberhasilan
Bahan ajar yang digunakan merupakan bahan
kegiatan pembelajaran adalah strategi
ajar tinggal pakai yang disediakan di
pembelajaran, metode atau model pembelajaran,
perpustakaan dan membeli bahan ajar
dan media pembelajaran serta bahan ajar.
dipercetakan tanpa berusaha untuk
Dalam hal ini pembelajaran Bahasa Indonesia
mengembangkan bahan ajar sendiri. Bahan
difokuskan kepada penggunaan bahan ajar
ajar yang digunakan untuk menunjang
sebagai salah satu faktor pendukung guna
kegiatan pembelajaran kurang memuaskan
membantu siswa dalam proses pembelajaran.
dan kurang menarik bagi siswa, sehingga
Bahan ajar yang disampaikan guru hendaknya
siswa merasa bosan dalam kegiatan
mengacu pada tujuan pembelajaran. Oleh
pembelajaran. Bahan ajar yang digunakan
karena itu, guru mempunyai keleluasaan untuk
tersebut di dalamnya belum mengandung
mengembangkan bahan ajar yang akan
unsur gambar yang bervariasi. Bahan ajar
disampaikan sejauh tidak menyimpang dari
yang memiliki unsur gambar akan memiliki
tujuan pembelajaran.
daya tarik tersendiri bagi siswa. Oleh sebab
Sebagai seorang pendidik, guru dituntut
itu, seorang guru harus lebih kreatif lagi dalam
untuk kreatif dalam proses belajar mengajar.
membuat dan mengembangkan bahan ajar.
Salah satunya yaitu dengan mengembangkan
Agar tujuan pembelajaran yang diinginkan
bahan ajar untuk kegiatan pembelajaran. Namun
dalam kenyataanya, masih banyak sekolah dapat tercapai dengan baik.

2
dalam proses pembelajaran belum mengembang

Dalam bahan ajar bahasa Indonesia, unsur bahasa Indonesia bergambar pada materi teks
bahasa sangatlah penting untuk diperhatikan. percakapan?
Pembelajaran bahasa diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa untuk KAJIAN TEORI
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik Menurut Borg and Gall (Zainal Arifin, 2012:
dan benar. Namun pelaksanaan pembelajaran 127) penelitian pengembangan adalah suatu
bahasa Indonesia di kelas V ini masih kurang proses yang dipakai untuk mengembangkan dan
bervariasi. Sehingga tujuan pembelajaran Bahasa memvalidasi produk pendidikan.
Indonesia yang akan dicapai, yaitu siswa terampil Bahan ajar adalah segala bentuk bahan
berbahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan yang disusun secara sistematis yang
yang mencakup 4 aspek (mendengarkan, memungkinkan siswa dapat belajar dengan
berbicara, membaca, dan menulis) belum tercapai dirancang sesuai kurikulum yang berlaku.
seperti yang diharapkan. Seperti pada mata Dengan adanya bahan ajar, seorang guru akan
pelajaran Bahasa Indonesia pada materi ajar lebih runtut dalam mengajarkan materi kepada
“Teks Percakapan”. Dalam materi ini siswa belum siswa dan tercapai semua kompetensi yang telah
mengusai pelajaran dengan baik. Saat ditentukan sebelumnya (Ika Lestari, 2013: 1).
pembelajaran berlangsung, siswa kurang Menurut Ika Lestari, (2013: 5-6) bahan ajar
mendengarkan dan memperhatikan penjelasan memiliki beragam jenis, ada yang cetak maupun
guru. Sehingga pada saat guru menjelaskan noncetak. Bahan ajar cetak yang sering dijumpai
mengenai materi teks percakapan, siswa belum antara lain berupa handout, buku, modul, brosur,
paham mengenai materi yang diajarkan. Hal ini dan lembar kerja siswa. Sedangkan bahan ajar
berpengaruh ketika siswa diminta membaca teks noncetak meliputi bahan ajar dengar (audio)
percakapan. Siswa cenderung hanya biasa saja seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compack
dalam membaca teks percakapan tanpa disc audio. Bahan ajar pandang dengar (audio
memperhatikan lafal dan intonasi yang benar. visual) seperti video compack disc dan film.
Dalam penguasaan penggunaan tanda baca juga Bahan ajar multimedia interaktif (interactive
kurang tepat. Sehingga siswa belum dapat teaching material) seperti CAI (Computer
menulis sebuah teks percakapan yang sesuai Assisted Instruction), compact disk (CD)
dengan kaidah penulisan. multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan
Berdasarkan uraian di atas, untuk ajar berbasis web (web based learning
menjawab permasalahan tersebut peneliti tertarik materials).
untuk mengadakan penelitian dengan judul Menurut Slamet, (2007: 6) pengajaran
“Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah
Berbasis Media Gambar Pada Materi “Teks pengajaran keterampilan berbahasa, bukan
Percakapan” Siswa Kelas V SD Negeri pengajaran tentang bahasa. Tata bahasa,
Ngangkrik, Sleman. Dengan adanya kosakata, dan sastra disajikan dalam konteks
pengembangan bahan ajar ini, diharapkan agar yaitu dalam kaitanya dengan keterampilan
dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar tertentu yang tengah diajarkan, bukan sebagai
Bahasa Indonesia dengan bahan ajar yang lebih pengetahuan tata bahasa, teori pengembanagan
menarik dari bahan ajar yang sebelumnya. kosakata, teori sastra sebagai pendukung atau
Sehingga dengan adanya bahan ajar yang sudah alat penjelas. Keterampilan-keterampilan
dikembangkan ini, proses pembelajaran menjadi berbahasa yang perlu ditekankan pengajaran
lebih menyenangkan. berbahasa Indonesia adalah keterampilan
Berdasarkan latar belakang yang telah reseptif (keterampilan mendengarakan dan
dipaparkan, maka permasalahan yand dapat membaca) dan keterampilan produktif
dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1) (keterampilan menulis dan keterampilan
Bagaimanakah kualitas bahan ajar bahasa berbicara).
Indonesia bergambar berdasarkan ahli materi Cecep dan Bambang, (2011: 45)
dan ahli bahan ajar?; 2) Bagaimanakah respon mengemukakan bahwa gambar atau foto adalah
siswa setelah menggunakan bahan ajar bahasa media pembelajaran yang sering digunakan.
Indonesia bergambar pada materi teks Media ini merupakan bahasa yang umum, dapat
percakapan?; 3) Adakah peningkatan prestasi dimengerti, dan dinikmati oleh semua orang
belajar siswa setelah diterapkanya bahan ajar dimana-mana. Gambar atau foto berfungsi untuk

3
menyampaikan pesan melalui gambar yang angket, dan tes. Observasi digunakan untuk
menyangkut indera pengelihatan. Adapun mengamati aktivitas kegiatan guru dalam
pengertian gambar atau foto menurut Hujair, kegiatan pembelajaran dan menilai sikap siswa
(2013: 81) adalah media yang paling umum selama proses pembelajaran menggunakan
digunakan orang, karena media ini mudah bahan ajar. Pedoman wawancara untuk
dimengerti dan dapat dinikmati, mudah memperoleh analisis kebutuhan sekolah. Angket
didapatkan dan dijumpai dimana, serta banyak digunakan untuk memperoleh data dari ahli
memberikan penjelasan bila dibandingkan materi dan ahli bahan ajar yang berkaitan dengan
dengan verbal. kualitas kelayakan materi dan produk yang
Menurut Edi Warsidi, (2008:10) percakapan dibuat, dan tes digunakan untuk mengetahui
hampir sama dengan wawancara. Baik dalam prestasi belajar siswa setelah menggunakan
wawancara maupun percakapan, ada pihak yang produk yang telah diterapkan.
bertanya dan pihak yang menjawab. Teknik analisis data yang digunakan
Perbedaannya, dalam percakapan, penanya dan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif.
penjawab dapat berbicara bergantian, sedangkan Data kualitatif dianalisis dan dideskripsikan
dalam wawancara tidak demikian. Sedangkan secara deskriptif kualitatif. Data kuantitatif
menurut Sri Murni dan Ambar, (2008: 36) dianalisis dan dideskripsikan secara deskriptif
“percakapan bisa dilakukan oleh dua orang atau kuantitatif. Data kuantitatif yang diperoleh melalui
lebih. kuesioner penilaian akan dianalisis dengan
Menurut Djamarah, (2012: 19-24) prestasi statistik kemudian dikonversikan ke dalam data
belajar adalah penilaian pendidikan tentang kualitatif dengan skala lima, seperti pada tabel
kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari berikut ini.
di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau 1. Kualitas Produk Bahan Ajar
kecakapan atau keterampilan yang dinyatakan Persentase kualitas bahan ajar dapat
sesudah hasil penilaian. Sedangkan menurut dihitung dengan menggunakan rumus :
Fathurrohman dan Sulistyorini, (2012: 117) Persentase = x 100%
prestasi belajar adalah hasil yang ditunjukan
siswa setelah melakukan proses belajar Tabel 1. Tabel Interval Penilaian Kualitas
mengajar. Bahan Ajar
Interval Penilaian Keterangan
METODE PENELITIAN
Model penelitian ini adalah penelitian 85% − 100% Sangat Baik
pengembangan. Penelitian pengembangan atau 75% − 84% Baik
dalam bahasa Inggrisnya Research and 60% − 74% Cukup Baik
Development adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk dan 40% − 59% Kurang Baik
menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 0% − 39% Sangat Kurang Baik
2009: 407). Sunarti & Selly Rahmawati, (2014: 191)
Penelitian pengembangan ini, peneliti 2. Daya Tarik Produk Bahan Ajar
mengembangkan sebuah produk berupa bahan Persentase respon siswa terhadap bahan
ajar bahasa Indonesia bergambar yang ditujukan ajar dapat dihitung dengan menggunakan
untuk siswa kelas V di SD Negeri Ngangkrik rumus :
Sleman. Peneliti mengadopsi langkah-langkah
Persentase = x 100%
R&D yang dikemukakan oleh Sugiyono. Adapun
alur penelitian pengembangan bahan ajar ini Tabel 2. Tabel Interval Penilaian Respon
akan di jelaskan sebagai berikut: potensi dan Siswa
masalah, pengumpulan data, produk desain,
validasi desain, revisi desain, pretes, ujicoba Interval Penilaian Keterangan
produk kelompok kecil, ujicoba produk kelompok 85% − 100% Sangat Menarik
besar, postes, angket respon siswa, revisi 75% − 84% Menarik
produk, dan produk akhir.
Subjek ujicoba dalam penelitian ini 60% − 74% Cukup Menarik
adalah seluruh siswa kelas V di SD Negeri 40% − 59% Kurang Menarik
Ngangkrik Sleman dengan jumlah 30 siswa. 0% − 39% Sangat Kurang Menarik
Pengumpulan Data yang digunakan dalam
Sunarti & Selly Rahmawati, (2014: 191)
penelitian ini adalah observasi, wawancara,

4
3. Tes kualitas yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat
Analisis tes dilakukan untuk mengetahui dari validasi ahli materi 1 dengan persentase
peningkatan dan prestasi belajar siswa 85% dengan kategori sangat baik, validasi
melalui pretes dan postes. Pretes ataupun ahli materi 2 dengan hasil persentase 86,4%
postes terdiri atas dua macam tes yaitu tes dengan kategori sangat baik dan validasi oleh
praktik membaca dengan menggunakan lafal ahli bahan ajar dengan persentase 90 %
dan intonasi yang tepat serta ekspresi ketika dengan kategori sangat baik. Maka dapat
membaca, dan tes tertulis (pilihan ganda dan disimpulkan bahwa bahan ajar layak untuk
essay). Penilaian tes lisan dengan praktik dikembangkan dalam proses pembelajaran
membaca menggunakan rentang skor 1,2,3, sebagai pendukung pencapaian keberhasilan
dan 4 (Sunarti & Selly Rahmawati, 2014: 79). pembelajaran dan ketercapaian tujuan
Sedangkan penilaian dalam pembelajaran pembelajaran.
melalui soal tes tertulis dengan 10 soal Adapun hasil produk pengembangan
pilihan ganda dengan skor benar 1, salah 0 bahan ajar ini adalah sebagai berikut.
dan soal essay sebanyak 5 soal dengan skor
setiap jawaban benar 2. Adapun rumus untuk Gambar 1. Gambar Pengembangan Bahan
mendapatkan nilai tes adalah : Ajar

Persentase = x 10

Nilai akhir pretes dan postes adalah


gabungan dari nilai pretes-postes praktik
membaca dan soal (pilihan ganda & essay).
Rumus yang digunakan untuk mencari rata-
rata nilai pretes dan postes adalah:

Keterangan:
X : Nilai rata-rata
x= : Jumlah skor yang
diperoleh siswa
: Jumlah siswa

2. Daya Tarik Bahan Ajar berdasarkan Angket


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Respon Siswa
1. Kualitas bahan ajar Adapun hasil persentase penilaian daya
Kualitas bahan ajar dapat ditunjukkan tarik bahan ajar berdasarkan respon siswa
pada hasil validasi oleh ahli materi dan ahli dapat ditunjukan pada tabel berikut.
bahan ajar. Adapun hasil persentase
Tabel 4. Tabel Respon Siswa
penilaian kualitas bahan ajar, adalah sebagai
berikut. Hasil Penelitian
Kegiatan Kategori
Skor Persentase
Tabel 3. Tabel Kualitas Bahan Ajar Ujicoba Produk Sangat
Sumber Kriteria
326 86,9%
N0 Persentase Kelompok Kecil Menarik
Penilaian Ujicoba Produk Sangat
1. Validasi ahli Sangat Baik Kelompok 2078 93,2% Menarik
materi 1 oleh 85% Besar
Dosen
2. Validasi ahli Sangat Baik
materi 2 oleh 86,4% Daya tarik bahan ajar diperoleh dari uji
guru coba kelompok kecil, dimana siswa tertarik
3. Validasi oleh Sangat Baik dengan pembelajaran menggunakan bahan
ahli Bahan 90% ajar bergambar pada materi teks percakapan.
Ajar Hal ini dapat dibuktikan dari hasil perolehan
Hasil pengembangan bahan ajar bahasa data dari pengisian angket diperoleh jumlah
Indonesia bergambar pada materi teks skor 326 dengan persentase 86,9%
percakapan diperoleh hasil validasi dengan sehingga masuk dalam kategori sangat

5
menarik. Dengan adanya bahan ajar yang dipergunakan dalam pembelajaran. Hal ini
menarik dan tampilan gambar yang terbukti pada saat siswa diberikan tugas
bervariasi, pembelajaran yang berlangsung secara berkelompok untuk membuat teks
menjadi lebih kondusif serta siswa aktif dan percakapan berdasarkan tema dan gambar
ekspresif. Siswa lebih aktif mengemukakan yang telah ditentukan. Kemudian siswa
pendapat dan merespon guru. membacakan hasil kerja kelompok yang
Selain uji coba kelompok kecil dilakukan berupa teks percakapan di depan kelas.
juga ujicoba kelompok besar. Keberhasilan Setelah diamati oleh guru dengan
ujicoba kelompok kecil, diberlakukan juga menggunakan lembar penilaian sikap siswa,
pada pembelajaran ujicoba kelompok besar rata-rata siswa mampu menulis teks
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa percakapan sesuai dengan tanda baca yang
menggunakan bahan ajar berupa media tepat. Selain itu siswa juga mampu membaca
gambar pada materi teks percakapan. Siswa dengan lafal dan intonasi yang tepat. Siswa
lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah juga memperhatikan ketika temanya sedang
atau pencarian jawaban atas tugas dari guru mempresentasikan hasil kerja kelompok lain.
dengan tema yang sudah ditentukan. Siswa Penggunaan bahan ajar dengan media
tertarik dengan bahan ajar karena bahan ajar gambar sudah menunjukan hasil yang baik
yang disajikan menarik dengan tampilan dengan tercapainya tujuan pembelajaran
gambar yang warna-warni dan bahasa yang yang mencakup penilaian 4 aspek yaitu
mudah dipahami. Hal ini dapat dibuktikan dari mendengarkan, berbicara, membaca dan
hasil perolehan data dari pengisian angket menulis.
diperoleh jumlah skor 2078 dengan Indikator pencapaian prestasi belajar
persentase 92,3% sehingga masuk dalam berupa angka ditunjukan dengan alat ukur
kategori sangat menarik. pencapaian dan peningkatan rata-rata
3. Prestasi Belajar Siswa prestasi belajar siswa pada kegiatan
Prestasi belajar adalah penilaian pembelajaran. Alat ukur yang digunakan
pendidikan tentang kemajuan siswa dalam adalah soal pretes dan postes setelah
segala hal yang dipelajari di sekolah yang menggunakan bahan ajar dengan media
menyangkut pengetahuan, kecakapan atau gambar. Kegiatan pembelajaran ini
keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil menunjukkan adanya peningkatan bahwa
penilaian. Penilaian tidak hanya ditunjukan media pembelajaran akan mempengaruhi
pada hasil tes berupa angka, tetapi juga pada nilai yang diperoleh siswa yaitu menjadi
penilaian sikap. Penilaian sikap yang maksimal. Karena pembelajaran terkesan
dimaksud adalah bagaimana sikap atau lebih menarik dan tidak konvensional, siswa
perubahan ke arah yang lebih baik. penilaian ikut terlibat aktif dalam kegiatan
sikap dalam penelitian ini menggunakan pembelajaran sehingga siswa lebih
analisis observasi sikap siswa pada ujicoba memahami apa yang disampaikan guru.
kelompok kecil dan ujicoba kelompok besar. Peningkatan dilihat dari perolehan nilai pretes
Analisis observasi sikap siswa pada saat maupun postes terjadi perbedaan rata-rata
ujicoba kelompok kecil menunjukan hasil skor, hal ini menunjukkan adanya
perolehan persentase 88%, sedangkan pada peningkatan rata-rata perolehan nilai yaitu
saat ujicoba kelompok besar memperoleh dari 6,1 menjadi 8,2. Nilai tersebut sudah
hasil persentase 89%. Hal ini menunjukan diatas KKM yang telah ditentukan sekolah
bahwa sikap siswa selama pembelajaran yaitu 75. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada saat menggunakan bahan ajar dengan ada peningkatan rata-rata prestasi belajar
media gambar lebih baik dalam menerima siswa setelah menggunakan bahan ajar
materi pelajaran. Siswa cenderung dengan media gambar pada materi teks
memperhatikan apa yang disampaikan guru percakapan.
menggunakan bahan ajar dengan media
gambar sehingga siswa mudah memahami KESIMPULAN
materi. Berdasarkan hasil penelitian pengembangan
Hasil positif ditunjukkan pada ujicoba ini dapat disimpulkan sebagai berikut.
kelompok kecil, dan kelompok besar 1. Hasil pengembangan bahan ajar bahasa
sehingga bahan ajar dengan media gambar Indonesia bergambar pada materi teks
pada materi teks percakapan mata pelajaran percakapan diperoleh hasil validasi dengan
Bahasa Indonesia dapat dikembangkan dan kualitas yang sangat baik. Hal ini dapat

6
dilihat dari validasi ahli materi 1 dengan (mendengarkan, berbicara, membaca, dan
persentase 85% dengan kategori sangat menulis) dapat tercapai seperti yang
baik, validasi ahli materi 2 dengan hasil diharapkan.
persentase 86,4% dengan kategori sangat
baik dan validasi oleh ahli bahan ajar DAFTAR PUSTAKA
dengan persentase 90 % dengan kategori Andi Prastowo. 2013. Panduan Kreatif Membuat
sangat baik. Maka dapat disimpulkan Bahan Ajar Inovatif. Jakarta: Diva
bahwa bahan ajar layak untuk Press.
dikembangkan dalam proses pembelajaran Andi Prastowo. 2014. Pengembangan Bahan
sebagai pendukung pencapaian Ajar Tematik. Jakarta: Kencana
keberhasilan pembelajaran dan Prenada media Group.
ketercapaian tujuan pembelajaran. Baharudin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori
2. Respon siswa terhadap bahan ajar bahasa Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Indonesia bergambar pada materi teks AR-Ruzz Media.
percakapan yang telah dikembangkan pada Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto. 2011.
ujicoba kelompok kecil diperoleh hasil Media Pembelajaran. Bogor: Ghalia
dengan jumlah skor 326 dengan Indonesia.
persentase 86,9% sehingga masuk dalam Daen Nurjamal, dkk. 2011. Terampil Berbahasa.
kategori sangat menarik, begitu juga Bandung: Alfabeta CV.
dengan respon siswa pada uji coba Daryanto dan Aris Dwicahyono. 2014.
kelompok besar dengan jumlah skor 2078 Pengembangan Perangkat
dengan persentase 92,3% sehingga Pembelajaran. (Silabus, RPP, PHB,
masuk dalam kategori sangat menarik. Bahan Ajar. Yogyakarta: Gava Media.
Maka dapat disimpulkan bahwa siswa Edi Warsidi dan Farika. 2008. Bahasa Indonesia
tertarik dengan bahan ajar media gambar membuatku cerdas 5: untuk kelas V
yang digunakan dalam pembelajaran, Sekolah Dasar dan Madrasah
karena bahan ajar yang dikembangkan Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan,
sangat menarik. Departemen Pendidikan Nasional.
3. Hasil perolehan nilai rata-rata pretes dari Eko Putro Widoyoko. 2014. Teknik Penyusunan
keseluruhan siswa yaitu 6,1, sedangkan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
perolehan nilai rata-rata postes dari Pustaka Pelajar.
keseluruhan siswa yaitu 8,2. Berdasarkan Gede Nurjaya. 2012. “Pengembangan bahan ajar
hasil perolehan nilai rata-rata pretes dan metode pembelajaran bahasa dan
postes menunjukan adanya peningkatan sastra Indonesia berbasis
rata-rata nilai siswa sebelum dan setelah pembelajaran kooperatif Jigsaw untuk
diberikan produk bahan ajar dengan media meningkatkan pemahaman dan
gambar. Dengan demikian dapat kemampuan aplikatif mahasiswa”.
disimpulkan bahwa ada peningkatan nilai Jurnal Pendidikan Bahasa: 102-109.
rata-rata prestasi belajar siswa setelah Hujair AH Sanaky. 2013. Media Pembelajaran
menggunakan bahan ajar bahasa Interaktif-Inovatif. Yogyakarat: Kaukaba
Indonesia bergambar pada materi teks Dipantara.
percakapan. Hal ini juga dapat dilihat dari Ika Lestari. 2013. Pengembangan Bahan Ajar
penilaian sikap siswa selama Berbasis Kompetensi (Sesusai dengan
pembelajaran. Analisis observasi sikap kurikulum tingkat satuan pendidikan).
siswa pada saat ujicoba kelompok kecil Padang: Akademia Permata.
menunjukan hasil perolehan persentase Meina Febriani. 2012. “Pengembangan bahan
88%, sedangkan pada saat ujicoba ajar apresiasi dongeng Banyumas bagi
kelompok besar memperoleh hasil siswa SD kelas rendah”. Jurnal
persentase 89%. Hal ini menunjukan Pendidikan Sastra dan Bahasa 1(1).
bahwa sikap siswa selama pembelajaran Universitas Negeri Semarang: 1-7.
pada saat menggunakan bahan ajar Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini. 2012.
dengan media gambar lebih baik dalam Belajar dan Pembelajaran (Membantu
menerima materi pelajaran. Sehingga meningkatkan mutu pembelajaran
tujuan pembelajaran yaitu siswa terampil sesuai standar nasional). Yogyakarta:
berbahasa Indonesia baik lisan maupun Teras.
tulisan yang mencakup 4 aspek

7
Robert E. Slavin, dkk. 2014. Membaca Membuka
Pintu Dunia. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
ST. Y. Slamet. 2007. Dasar-Dasar Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia Di
Sekolah Dasar. Surakarta: Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS
dan UPT.
Syaiful Bahri Djamarah. 2012. Prestasi Belajar
dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media
Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka
Insan Madani Anggota IKAPI.
Sunarti & Selly Rahmawati. 2014. Penilaian
Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Andi Offset.
Sri Murni dan Ambar Widianingtyas. 2008.
Bahasa Indonesia 5: untuk Sekolah
Dasar & Madrasah kelas V. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: CV. Alfabeta.
Zainal Arifin. 2012. Penelitian Pendidikan.
Bandung: PT. Remaja Rosda karya.

8
9

Anda mungkin juga menyukai