Anda di halaman 1dari 38

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , yang telah memberikan
rahmat dan karuania-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book Report
(CBR), adapun tugas ini dikerjakan untuk memenuhi mata kuliah membaca komprehensif , kritis
dan kreatif.

Penulis sudah berusaha menyusun CBR ini dengan sebaik-baiknya, tetapi saya merasa masih
ada banyak kekurangan dalam penulisan CBR ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca agar kedepannya tugas CBR ini saya usahakan
menjadi lebih baik lagi dalam penulisannya.
Selanjutnya, penulis berharap semoga CBR ini bisa memberikan manfaat serta menambah
wawasan bagi para pembaca terkhusus terkait dengan materi membaca komprehensif , kritis dan
kreatif . Terakhir, saya meminta maaf sebagai penulis apabila adanya kata-kata yang sulit untuk
dipahami.

Medan, 10 MEI 2020

YANTI CLAUDIA SINAGA


2193111029
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR.............................................................4


B. Tujuan Penulisan CBR.........................................................................4
C. Manfaat Penulisan CBR.......................................................................4
D. Identitas Buku.......................................................................................4

BAB II RINGKASAN ISI BUKU..................................................................6

A. Ringkasan buku utama ...................................................................6


B. Ringkasan buku pembanding .........................................................21

BAB III PEMBAHASAN...............................................................................36

A. Kelebihan Buku....................................................................................36
B. Kelemahan Buku...................................................................................36

BAB IV PENUTUP.........................................................................................37

A. Kesimpulan...........................................................................................37
B. Saran.....................................................................................................37
C. Daftar pustaka ......................................................................................38
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam meringkas
dan menganalisis sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis dengan buku yang
lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis.

B. Tujuan Penulisan CBR


Critical Book Report ini bertujuan :

Mengkritisi sebuah buku membaca komprehensif , kritis dan kreatif untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan dari sebuah buku. Dengan begitu, akan melatih kemampuan kita
dalam mengkritik sebuah buku dan juga meningkatkan minat dalam membaca buku.

C. Manfaat Penulisan CBR


1. Melatih kemampuan mengkritik buku.
2. Menambah wawasan terkait dengan membaca komprehensif ,kritis dan kreatif
3. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di lengkapi
dengan ringkasan buku , pembahasan  isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku
tersebut.

D. Identitas Buku
Buku Utama

Judul : Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa

Penulis : Prof.Dr.Henry Tarigan

Penerbit : Angkasa Bandung

ISBN :

Tahun Terbit :

Jumlah Halaman :-

Buku Pembanding

Judul Buku   : Kemampuan Membaca , Teknik membaca efektif dan kreatif

Edisi   : Pertama, Cetakan ke-1

Penulis   : D.P.Tampubolon

Penerbit   : Ankasa Badung

ISBN  :

Kota Terbit   : Bandung

Tahun Terbit  : 1987


Jumlah Halaman : x + 294

BAB II

RINGKASAN BUKU

Buku Utama

MEMBACA SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

BAB I

TINJAUAN UMUM

1.1 Keterampilan Berbahasa


Keterampilan berbahasa ( language arts, language skill) dalam kurikulum disekolah
biasanya mencakup empat segi yaitu :
a) Keterampilan menyimak (mendengarkan (listening skill)
b) Keterampilan berbicara (speaking skill).\
c) Keterampilan membaca (reading skill)
d) Keterampilan menulis (writing skill)

1.1.1 Hubungan antara berbicara dan menyimak


Hubungan yang terdapat ternyata dari hal-hal berikut :
a) Ujaran
b) Kata-kata yang dipakai serta dipelajari
c) Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa dirumah dan dalam
masyarakat.
d) Anak yang lebih muda dapat memahami kalimat-kalimat yang lebih panjang dan
rumit.
e) Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas
berbicara seseorang.
f) Bunyi atau suara merupakan suatu faktor penting.
1.1.2 Hubungan anatar menyimak dan membaca
Keterampilan menyimak juga merupakan dasar atau faktor penting bagi suksesnya
seseorang dalam membaca secara efektif.
1.1.3 Hubungan antara berbicara dan membaca
Sejumlah proyek penelitian telah memperlihatkan adanya hubungan yang erat antara
perkembangan kecakapan bahwa kemampuan-kemampuan umum bahasa lisan turut
memperlengkapi suatu latar belakang pengalaman-pengalaman bagi pengajaran
membaca.
1.1.4 Hubungan antara ekspresi lisan dan ekspresi tulis
Adalah wajar bila komunikasi lisan dan komunikasi tulis erat sekali berhubungan karna
keduanya mempunyai banyak persamaan.
1.2 Membaca
Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa seperti yang telah
diutarakan.
1.2.1 Pengertian batasan membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis.

Maka membaca dapat pula diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunaan untuk
berkomunikasi dengan diri komunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-
lambang tertulis.

Membaca juga dapat dikatakan bahwa suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang
tersurat, melihat pikiran yang terkandung didalam kata-kata yang tertulis.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembicaraan diatas adalah bahwa “membaca ialah
memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya” (Lado 1976 :132).

1.2.2 Tujuan membaca


Tujuan utama dalam membaca adalah untuk membaca adalah untuk memcari serta memperoleh
informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.
1.2.3 Membaca sebagai suatu keterampilan
Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar-benar bahwa memabaca adalah
suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit yang mencakup atau melibatkan serangkaian
keterampilan-keterampilan yang lebih kecil.
1.2.4 Aspek-aspek membaca
Dimuka telah diutarakan bahwa membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang
melibatkan serangkaian ketrampilan yang lebih kecil lainnya.
1.2.5 Mengembangkan ketrampilan membaca

setiap guru bahasa haruslah dapat membantu serta membimbing para pelajar untuk
mengembangkan serta meningkatkan keterampilan-keterampilan yang mereka butuhkan dalam
membaca.

1.2.6 Tahap-tahap perkembangan membaca


Dalam uraian terdahulu kita telah berbicara mengenai proses membaca. Sekarang kita akan
membahas tahap-tahapnya.

BAB II
MEMBACA NYARING

2.1 Pengertian
Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara si pembaca waktu dia membaca dapat dibagi atas
:
a) Membaca nyaring, membaca bersuara, membaca lisan (reading out loud ;oral
reading;reading aloud)
b) Membaca dalam hati (silent reading)
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid,
ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta
memahami informasi.
2.2 Keterampilan-keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring
Dalam pembicaraan terdahulu telah dikemukakan bahwa membaca nyaring merupakan
suatu aktivitas yang menuntut aneka ragam keterampilan.

2.3 Peningkatan keterampilan membaca nyaring


Seorang pembaca nyaring yang baik biasanya berhasrat sekali menyampaikan sesuatu yang
penting bagi para pendengarnya.
Agar dapat membaca nyaring dengan baik, maka sang pembaca haruslah menguasai
keterampilan-keterampilan persepsi (pengelihatan dan daya tangkap) sehingga dia mengenal/
memahami kata-kata dengan cepat dan tepat.
Membaca drama menuntut disiplin-disiplin yang tidak terdapat pada aktivitas membaca lainnya.
Daya dorong situasi penonton yang sebenarnya selalu dijumpai dalam membaca drama.
Pemahaman terjamin; sang anak takkan dapat menginterpretasikan baris-baris bacaan kalau dia
tidak mengerti serta memahaminya. Anak yang cederung membaca sesuatu kata pada suatu
waktu atau tidak mengindahkan tanda-tanda koma atau titik dalam membaca nyaring akan
berusaha keras sekuat daya menguasai/memahami frase-frase yang sempurna dan
memperhatikan tanda-tanda baca waktu dia mengintrepretasikan atau menafsirkan peranannya.
BAB III
MEMBACA DALAM HATI
3.1 Pengantar
Pada 2.1 telah disinggung sepintas kilas bahwa pada saat membaca dalam hati, kita
hanya mempergunakan ingatan visual (visual memory) yang melibatkan pengaktifan mata dan
ingatan.
Tujuan utama membaca dalam hati adalah untuk memperoleh informasi. Setelah
meninggalkan bangku sekolah, mayoritas pelajar akan sedikit sekali membaca bersuara,
membaca nyaring, tetapi membaca dalam hati.
Setelah membaca dalam hati, sang guru dapat menyuruh serta mendorong para pelajar
mengutarakan yang telah mereka baca, dan hal ini memudahkan pengujianpertumbuhan daya
pemahaman dan apresiasi mereka ( Cole 1950 : 244-245).
3.2 Membaca Ekstesif
Embaca ekstensif berarti membaca secara luas. Obyeknya meliputi sebanyak mungkin
teks dalam waktu yang singkat. Pengertian dan pemahaman yang bertaraf renda relatif lebih
rendah sudahlah memadai untuk hal ini, karena memang begitulah tuntutan banyak serta
berlebih-lebihan, seperti halnya dengan laporan-laporan surt kabar.
Membaca ekstensif ini meliputi pula :
a) Membaca survei (survey reading)
b) Membaca sekilas ( skimming)
c) Membaca dangkal ( superficial reading)
3.2.1 Membaca survei
Sebelum kita membaca maka biasanya kita meneliti terlebih dahulu apa-apa yang akan kita
telaah.
a) Memeriksa, meneliti indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam buku-buku.
b) Melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku-buku.
c) Memeriksa kecepatan serta ketepatan dalam mensurvei bahan bacaan ini sangat penting.
3.2.2 Membaca sekilas
Membaca sekilas atau skiming adalah sejenis membaca yang membuat mara kita
bergerak cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan
informasi, penerangan. Kalau kita tidak tau bagaimana cara membaca sekilas dan kapan harus
melakukannya, maka kita akan menyelesaikan bacaan yang diinginkan.
3.2.2.1 Untuk memperoleh kesan umum
Bila kita ingin memperoleh suatu kesan umum dari sesuatu buku non-fiksi
(sejarah,biografi, ilmu pengetahuan, seni, dan sebagainya) dengan cepat maka kita dapat
melakukannya dengan jalan meneliti halaman judul, kata pengantar, daftar, isi, dan indeks.
3.2.2.2 Untuk menemukan hal tertentu
Kita kerap kali membaca sekilas untuk mendapatkan fakta-fakta hal tertentu : misalnya
nomer pemain pujian pada permainan sepak bola, hari mangkat seorang pahlawan, jumlah angka
kematian lalu lintas.
3.2.2.3 Untuk menemukan bahan dalam perpustakaan
Dalam pencarian bahan yang diperlukan diperpustakaan, kita pun membaca sekilas kartu
katalog untuk mendapatkan buku-buku yang sesuai ; kita membaca sekilas melalui pembimbing
pembaca untuk menemukan artikel-artikel majalah.
3.2.3 membaca dangkal
Membaca dangkal atau superficial reading pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh
pemahaman yang dangkal yang bersifat luarn, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan.

3.3 Membaca Intensif


Yang dimaksud dengan membaca intensif adalah studi seksama, telaah teliti, dan
penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-
kira da sampai empat halaman setiap hari.
3.4 Keterampilan yang dituntut pada membaca dalam Hati
Seperti juga halnya membaca bersuara, maka membaca dalam hati pun merupakan suatu
kegiatan yang menuntut aneka ragam keterampilan.

BAB IV

MEMBACA TELAAH ISI

4.1 Pendahuluan

Setelah kita menemukan bahan atau hal yang menarik hati pada membaca sekilas, maka
biasanya kita ngin mengetahui serta menelaah isinya secara lebih mendalam, kita ingin
membacanya dengan teliti.

Membaca telaah isi dapat kita bagi atas :

a) Membaca teliti

b) Membaca pemahaman

c) Membaca ide

4.2 Membaca teliti

Sama pentingnya dengan membaca sekilas, maka seringkali kita perlu membaca dengan
teliti bahan-bahan yang kita sukai.

4.2.1 Membaca paragraf dengan pengertian


Satu paragraf yang tertulis rapi biasanya mengandung sebuah pikiran pokok (atau central
thought).

4.2.1.1 pengembangan paragraf dengan mengemukakan alasan.

Penulisan paragraf tersebut membuat butir-butir idenya dengan jelas.

4.2.1.2 pengembangan paragraf dengan mengutarakan perincian

Apabila pikiran pokok sesuatu paragraf merupakan suatu pernyataan yang memerlukan
suatu penjelasan atau keterangan, maka penulis yang baik akan mengutarakan perincian-
perincian yang membuat keterangan itu jelas dan lengkap.

4.2.1.3 Pengembangan paragraf dengan mengetengahkan contoh.

Sering pula, sebagai pengganti menerangkan makna kalimat judul, seseorang penulis
mengetengahkan satu atau lebih contoh untuk menjelaskan apa yang dimaksud.

4.2.1.4 Pengembangan paragraf dengan perbandingan atau pertentangan.

Cara lain untuk mengembangkan pikiran pokok sesuatu paragraf adalah dengan
perbandingan atau pertentangan dengan komparasi tertentu atau kontras.

4.2.2 Membaca pilihan yang lebih panjang

Kalau kita sudah dapat membaca suatu paragraf dengan tepat maka biasanya kita tidak
lagi menghadapi kesukaran untuk menghubungkan dengan bab ataupun artikel yang memuat
paragraf tersebut.

4.2.3 Membaca catatan

Para mahasiswa (siswa) yang baik biasanya membuat catatan mengenai tugas-tugas
bacanya.

4.2.3.1 Mengenai bacaan

Bila kita membuat catatan mengenai bacaan kita, maka ada baiknya kita memperhatikan
serta mengingatkan berbagai hal.
4.2.3.2 Menandai buku

Walaupun para orang tua, para pustakawan, dan para guru kerap kali menegaskan agar
anak-anak, para siswa atau para peminjam buku bacaan, janagn membuat coretan atau catatan
dalam buku bacaan, namun pada kenyataannya para sarjana selama berabad-abad telah
melanggar aturan tersebut.

4.2.3 Dalam kelas

Ada pula saatnya guru kita ingin menyampaikan informasi melebihi bahan-bahan yang
tertera didalam buku pegangan dan mempergunakan pendekatan kuliah.

4.2.4 Menelaah tugas

Agar pelajaran yang telah diberikan didalam kelas lebih mantap serta lebih dipahami oleh
para siswa maka guru sering memberikan tugas atau pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

4.2.4.1 survei (penelitian pendahuluan)

Periksalah keseluruhan tugas yang akan diberikan kepada anda. Perhatikan judul-judul
sert sub-judul-sub-judul bab utama.

4.2.4.2 Question (tanya)

Pengalaman telah menunjukkan bahwa apabila kita membaca untuk menjawab sejumlah
pertanyaan maka kita membaca lebih hati-hati sserta seksama dan kita akan mengingat lebih baik
apa yang kita baca.

4.2.4.2 Read (baca)

Sekarang bacalah tugas itu dengan teliti dan seksama, paragraf demi paragraf. Seperti
yang telah kita ketahui dari uraian terdahulu, setiap paragraf mengembangkan satu pikiran
pokok.

4.2.4.4 Recite(ceritakanlah kembali dengan kata-kata sendiri


Sekarang berhenti dulu dan renungkan kembali apa yang telah ditelaah tadi. Semakin
cermat dan teratur kita melaksanakan langkah ini maka semakin tinggi pula taraf penguasaan kita
terhadap tugas itu.

4.2.4.5 Review (tinjauan kembali)

Periksalah kembali keseluruhan bagian itu. Jangan diulang baca.

4.3 Membaca pemahaman

Membaca pemahaman yang dimaksud di sini adalah sejenis membaca yang bertujuan
untuk memahami :

a) Standar-standar atau norma

b) Resensi kritis

c) Pola-pola fiksi

d) Drama tulis

4.3.1 Standar kesastraan

Dalam aliran kata-kata yang meluap dari pers-pers dunia setiap hari, ada sebagian yang
ditakdirkan bertahan dan hidup terus.

Kesusastraan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara antara lain sebagai:

a) Puisi atau prosa

b) Fakta atau fiksi

c) Klasik atau modern

d) Subyektif atau obyektif


e) Eksposisi atau normatif

4.3.2 Resensi kritis

Ditinjau dari segi kemampuan kita sebagai manusia maka tidaklah mungkin membaca
semua buku dan artikel yang baik yang terbit setiap hari.

4.3.3. Drama tulis

Sepanjang ada kaitannya dengan masalah apresiasi, masalah pengertian dan penghargaan,
maka ada dua cara untuk menikmati sandiwara/drama.

4.3.3.1 prinsip-prinsip kritik drama

Orang pintar dapat saja berbeda pendapat mengenai lakon atau drama yang sama.
Perbedaan yang sama mengenai sesuatu lakon kadang-kadang seraca keseluruhan, biasanya ini
berasal dari kenyataan biologis bahwa tidak ada dua orang yang identik, yang sama betul.

4.3.3.2 Unsur-unsur drama

Sebelum kita mulai menilai, memberikan evaluasi terhadap suatu lakon tertentu, maka
hendaklah kita menyadari serta memahami unsur-unsur yang membentuk suatu bagian dari
setiap lakon yang baik.

4..3.3.2 Plot

Seperti juga bentuk-bentuk sastra lainnya, maka sebuah lakonpun harus bergerak dari
suatu permulaan, melalui suatu bagain tengah, menuju suatu akhir.

4.3.3.2.2 Karakterisasi

Karena suatu lakon memang perlu singkat, maka sang dramawan haruslah memotret para
tokohnya sedemikian rupa untuk membuat suatu kesan menjadi jelas dengan cepat.

a) Tokoh gagal

b) Tokoh idaman
c) Tokoh statis

d) Tokoh yang berkembang

4.3.3.2.3 Dialog

Dalam setiap lakon atau gambar hidup, percakapan atau dialog haruslah memenuhi dua
tuntutan.

4.3.3.2.4 Aneka sarana kesastraan

Selain dari pada unsur-unsur yang telah diperbincangkan diatas masih terdapat sejumlah
sarana kesastraan serta kedramaan lainnya yang turut menunjang kesuksesan sesuatu drama.

4.3..3.3 Jenis-jenis drama

Kalau kita menonton suatu lakon pada televisi ataupun dilayar putih, maka kita pun
mengetahui tipe umunya : lakon yang serius atau lakon ringan.

4.3.3.3.1 Tragedi

Tragedi adalah sejenis drama yang mempunyai banyak ciri-ciri.

4.3.3.3.2 Melodrama

4.3.3.3.4 Farce

Seperti juga hal melodrama erat hubungan tragedi, maka farce erat berhubungan dengan
komedi.

4.3.4 Pola-pola fiksi

Agar kita dapat memahami pola-pola fiksi dengan sebaik-baiknya maka terlebih dahulu
haruslah kita memahami pengertian fiksi dan perbedaannya.

4.3.4.1 Pengertian fiksi


Seperti juga halnya dengan esai, drama, puisi,khotbah, ataupun uraian filisofis, maka
fiksipun berupa penyajian atau presentasi cara seseorang pengarang memandang hidup ini.

4.3.4.2 Fiksi dan Non Fiksi

Perbedaan utama antara fiksi dan non fiksi adalah pada tujuan. Maksud dan tujuan dari
cerita atau narasi yang non-fiksi.

4.3.4.3 Unsur-unsur fiksi

Khusus bagi suatu cerita pendek yang lengkap, maka unsur-unsur dibawah ini harus
dimiliki :

a) Tema

b) Plot

c) Pelukisan watak

d) Ketegangan

e) Kesegaran

f) Point of view

g) Fokus terbatas dan kesatuan.

B. Pusat Tokoh

Suatu cerita tidaklah melulu merupakan urutan peristiwa-peristiwa saja. Kejadian-


kejadian tersebut adalah khususnya sangkut paut dengan orang-orang, atau dengan kelompok
orang.

C. Pusat Cerita

Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu cerita tidak selamanya harus dilihat dari
sudut padangan tokoh utama.

I. Novel yang membentuk kritik sastra yang serius


a) Novel-novel yang baik

Walaupun sang kritikus akan menolak untuk mengadakan suatu jenis examination
terhadap para novelis, untuk memberi ciri- ciri pada karya mereka.

b) Novel-novel yang mungkin saja baik

Para penulis menarik minat pada sensibilitas yang mendalam, dan memang ingin
mencuruhnya pikiran dan perasaannya dengan baik.

4.4 Membaca Kritis

Adalah jenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam,
evaluasi, serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan.

A. Penyelusuran tersembunyi (hidden censorship).

Berita-berita yang tidak dicetak kerap kali menyatakan kebijaksanaan tajuk rencana sebanyak
yang tercetak.

B. Pilihan bahasa

Apakah koran kita mempergunakan kata-kata yang nampaknya objektif, tetapi sebenarnya
meruapakan suatu bentuk yang membelokkan berita.

C. Posisi

Posisi dan panjangnya sesuatu artikel berita kerap kali mencerminkan skema nilai para editor
(redaktur).

1. Meningkatkan minat baca

2. Menyediakan waktu untuk membaca

3. Memilih bacaan yang baik

4. Prinsip-prinsip pemilihan bahan bacaan

5. Buku-buku yang pantas dibaca


6. Norma-norma kritis

7. Norma-norma estetik

8. Norma-norma sastra

9. Norma-norma moral

D. Membaca majalah

1. Tingkat-tingkat tuntutan/daya pikat

2. Analisis komparatif terhadap dua artikel

E. Membaca Ide

1. Pembaca yang baik tahu mengapa dia membaca

2. Pembaca yang baik memahami apa yang dibacanya.

3. Pembaca yang baik harus menguasai kecepatan membaca

4. Pembaca yang baik harus mengenal media cetak.

BAB V

MEMBACA TELAAH BAHASA

5.1 Pendahuluan

Pada hakekatnya segala sesuatu terlebih-lebih sesuatu yang konkrit itu terdiri dari bentuk
dan isi, atas form and meaning atau jasmani dan rohani.

5.2 Membaca bahasa

Setiap orang mempunyai dua jenis umum daya kata. Yang satu dipergunakan dalam
berbicara dan menulis. Ini merupakan daya memilih serta mempergunakan kata-kata yang
mengekspresikan makna secara jelas dan tepat.

5.3 Membaca sastra


Keindahan suatu karya sastra tercermin dari keserasian keharmonisan antara keindahan
bentuk dan keindahan isi. Dengan kata lain suatu karya sastra dikatakan indah kalau baik
bentuknya maupun isinya sama-sama indah dan terdapat keharmonisan di dalam keduanya.

1. Bahasa ilmiah dan bahasa sastra

Laporan-laporan penelitian dalam bidang kimia dan fisika hampir seluruhnya hampir
seluruhnya tertulis dalam kata-kata denotatif karena laporan-lapora tersebut berisikan
fakta, bukan perasaan.

2. Gaya bahasa

Dalam ke-konotatifan bahasa sastra, yang melibatkan emosi-emosi dan nilai-nilai maka
dalam membaca sesuatu karya sastra haruslah kita tertebih dahulu dibekali dengan
pengetahuan mengenai gaya bahasa.

a) Perbandingan

Gaya bahasa metaforan, kesamaan, dan analogi sama-sama membuat komparasi atau
perbandingan tetapi dengan cara-cara yang berbeda.

b) Hubungan

Sinekdohe dan metonimia termasuk gaya bahasa hubungan ;kedua-duanya


menggantikan nama sesuatu dengan yang lainnya yang ada hubungannya.
Buku pembanding

Kemampuan membaca , Teknik Membaca Efektif dan Efisien

Bab I

PENDAHULUAN

1.2 Bahasa

Bahasa dapat didefinisikan sebagai alat komunikasi verbal. Istilah verbal dipergunakan disini
untuk membedakan bahasa dari alat-alat komunikasi lainnya seperti bahasa tubuh, bahasa bintang, dank
kode-kode Morse. Istilah verbal mengandung pengertian bahwa bahasa yang dipergunakan sebagai alat
komunikasi pada dasarnya adalah lambang-lambang bunyi yang bersistem, yang dihasilkan oleh
articulator (alat bersuara) manusia, dan sifatnya manasuka (arbitrary) serta konvensional.

Bahasa adalah alat komunikasi verbal, inilah fungsi bahasa yang esensial dan umum, dan fungsi ini
bersifat social. Ikatakan bersifat social, karena dalam komunikasi selalu ada dua pihak yang terlibat,
yaitu, pemberi dan penerima informasi. Yang dimaksud dengan informasi kogitif ialah, “informasi yang
kaitan dengan penalaran seperti pengertian-pengertian, asumsi-asumsi, dan pikiran-pikiran tentang
Sesuatu”. Sedangkan informasi afektif: ”ialah informasi yang berkaitan dengan perasaan atau emosi”.
Berdasarkan kedua jenis informasi itu, fungsi umum bahasa dapat dibagi atas dua bagian, yaitu, fungsi
kognitif dan fungsi afektif. Bahasa manusia mempunyai fungsi kognitif dan afektif. Bahasa binatang
pada dasarnya hanya mempunyai funsi efektif yang primitif (misalnya, menyatakan rasa lapar dll).

Membaca

Membaca adalah satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen
dari komunikasi tulisan. Komunikasi tertulis diperoleh dari lambang-lambang bunyi bahasa yang diubah
menjadi lambang-lambang tulisan atau huruf-huruf. Dapat dipahami bahwa pada tingkatan membaca
permulaan, Bahasa yang terutama adalah bahasa tulisan, karena berbeda dari bahasa lisan yang unsur-
unsurnya selalu berubah dan sering banyak yang dilupakan oleh pemakainya, bahasa tulisan dapat tahan
lama, terlebih-lebih dengan adanya sistem arsip dan perpustakaan.
Kemampuan membaca

Dalam proses memahami informasi dimaksud, pembaca juga mempelajari


cara-cara pengarang menyajikan pikiran-pikirannya. Jadi, selain memperkaya pengetahuan, membaca
lanjut juga meningkatkan daya nalar. Seterusnya, pengetahuan kedua tersebut dapat pula membina dan
meningkatkan kemampuan mengarang dalam diri membaca. Faktor-faktor kognitiftersebut inilah yang
menjadi alasan untuk mengatakan bahwa membaca dan mengarang berkaitan erat, walaupun keduanya
merupakan kemampuan-kemampuan bahasa yang sangat berbeda.

Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan. Kemampuan
membaca dapat ditingkatkan dengan penguasaan teknik-teknik membaca efisien dan efektif. Istilah
“kemampuan” agaknya dapat menggambarkan dengan lebih jelas, dalam arti dapat mencakup faktor-
faktor tersebut di atas, tetapi terutama faktor-faktor kognitif. Jadi dapat dikatakan, misalnya, bahwa
kemampuan membaca seseorang adalah 200 kata per menit, tanpa harus menambah penjelasan tentang
persentase pemahaman.

Maksud dan Tujuan

Maksud utama buku ini ialah menyajikan informasi-informasi dan penjelasan-penjelasan tentang berbagai
masalah membaca pada tingkat lanjut.

Penyajian yang dikemukakan diatas adalah sesuai dengan tujuan utama yang diharapakan akan dicapai
oleh buku ini. Dengan memahami informasi-informasi dan penjelasan-penjelasan, serta mengerjakan
latihan-latihan yang disajikan dalam buku ini dengan tulus dan sungguh-sungguh, diharapkan pembaca
akan dapat mengatasi masalah-masalah membaca yang dikemukakan di atas, sehingga dengan demikian,
akan dapat secara mandiri membina dan mengembangkan kemampuan itu selanjutnya untuk mencai
kemampuan membaca maksimal. Jika kemampuan dasar itu telah menjadi pemilik pembaca, maka tujuan
utama tersebut diatas telah dicapai

Bab II

DIAGNOSIS SENDIRI

2.1. Mengenai Posisi Awal

Yang dimaksud dengan posisi disini ialah:

Ada tidaknya kebiasaan yang tidak efisien kepada anda, sadar atau tidak, sewaktu membaca, yang
mempengaruhi kemampuan membaca anda.

Kemampuan membaca

Dengan mempengaruhi posisi awal dimaksud kebiasaan yang tidak efisien akan dapat ditanggalkan secara
efektif, karena sudah dapat dijadikan sasaran pasti dari kegiatan-kegiatan, dan kebiasaan efisien akan
dapat dibina atau dimantapkan, melalui penjelasan-penjelasan, latihan-latihan, dan kegiatan-kegiatan
dalam bab-bab berikut.

2.2. Kebiasaan Yang Tidak Efisien


Yang dimaksud disisni ialah bahwa kebiasaan-kebisaan itu umumnya mengurangi kemampuan
membaca sebagai dimaksud diatas, walaupun untuk maksud tertentu atau dalam keadaan tertentu ada
diantara kebiasaan-kebiasaan itu yang mungkin diperlukan.

2.3. Mengukur Kemampuan Membaca

Cara mengukur kemampuan membaca ialah: Jumlah kata yang dapat dibaca per menit dikalikan
dengan persentase pemahaman isi bacaan. Misalnya, jika yang dapat anda baca per menit adalah 200 kata,
dan jawaban yang benar atas pertanyaan-pertanyaan isi bacaan itu adalah 60%, maka kemampuan baca
anda adalah 200 X 60% = 120 kpm (kata per menit). Jika diterima bahwa lulusan SLTA diharapkan
memiliki kecepatan membaca minimum 250 kata per menit dengan pemahaman minimum 70%, maka
kemampuan membaca minimum lulusan SLTA ialah 250 x 70% = 175 kpm.

Bab III

KEMAMPUAN MATA

3.1. Arti Kemampuan Mata

Secara umum, peranan dimaksud ialah: menerima situmulus dari bacaan dan meneruskannya ke otak
untuk diproses. Dalam hubungan ini, dua aspek pokok yang perlu diperhatikan, yaitu; penerimaan
stimulus dan gerakan-gerakan mata.

Fiksasi-fiksasi terjadi antara lompatan-lompatan cepat mata sepanjang baris-baris bacaan, dan
lompatan-lompatan ini disebut sakade.setelah sampai pada akhir suatu baris, mata akan melompat dengan
cepat ke permulaan baris tersebut. Lompatan ini disebut lompatan kembali. Sering terjadi bahwa mata
melompat balik pada baris yang sama untuk menyerap informasi tertentu lebih baik. Lompatan ini disebut
regressi (lompatan ulang).

3.2. Kesehatan Mata

Dalam hubungan peningkatan efektivitas dan efisiensi dimaksud diatas, faktor kesehatan jasmani
umumnya, kesehatan mata khususnya, perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh. Diantara kelemahan-
kelemahan mata yang kiranya perlu dikemukakan di sini ialah; hiperopia (lihat jauh), miopia(lihat dekat),
presbiopia, dan astigmatisme.

Yang dimaksud dengan kemampuan mata ialah keefektifan dan keefisienan gerakan-gerakan mata yang
dikemukakan di atas. Dengan kata lain, semua gerakan mata dimaksud dapat ditingkatkan seefektif dan
seefisien mungkin, sehingga kemampuan baca meningkat semaksimalnya.

Bab IV

TANDA BACA DAN PENGELOMPOKAN KATA

4.1. Arti Tanda Baca

Bahasa tulisan pada dasarnya adalah; lambang bahasa lisan (lihat pendahuluan). Pembicara(dalam hal ini
terutama penutur asli) yang mahir selalu berusaha menyatakan pikiran dan perasaanya sejelas mungkin
dengan mempergunakan lambang-lambang bunyi, intonasi, keras-lambat suara, dan variasi kecepatan
ujaran. Lambang-lambang yang dipergunakan oleh penulis untuk melambangkan bahasa tulisan ialah
huruf-huruf dan angka-angka sebagaimana yang terdapat dalam alfabet, dan tanda-tanda baca. Tanda-
tanda baca ialah; lambang-lambang tulisan yang dipergunakan oleh penulis untuk melambangkan
berbagai aspek bahasa lisan, yang bukan bunyi-bunyi bahasa (fonem-fonem). Dalam meningkatkan
kemampuan membaca pengenalan dan pemahaman tanda-tanda baca itu sangat perlu.

4.2. Jenis-jenis Tanda Baca

4.2.1. Titik

Titik dilambangkan dengan tanda (.), dan dipergunakan: Untuk menandai bahwa sebuah kalimat sudah
berakhir Pada berbagi singkatan.

4.2.2. Koma

Koma dilambangkan dengan tanda (,). Tanda baca ini digunakan: Untuk menandai dan memisaahkan
induk kalimat dari anak kalimat serta anak kalimat dan kalimat lainnya. Untuk menandai dan memisahkan
keterangan-keterangan tambahan. Untuk menandai dan memisahkan suatu pembuka atau pendahuluan
kalimat. Untuk menandai dan memisahkan beberapa kata atau frase yang disebut berturut-turut. Untuk
menandai seseorang yang disapa atau diajak bicara .Untuk menghindarkan keraguan tafsiran.

4.2.3. Titik Koma

Titik koma dilambangkan dengan tanda (;).Titik koma umumnya dipergunakan: Untuk menandai dan
memisahkan anak-anak kalimat yang setara. Untuk menandai dan memisahkan bagian-bagian kalimat
yang setaraf, dan dengan demikian kata-kata sambung tidak perlu dipergunakan. Untuk memisahkan
bagian atau bagian-bagian kalimat yang agak panjang dan sama subjeknya dan satu atau lebih tanda koma
telah dipakai sebelumnya. Memisahkan tahun-tahun pada catatan kaki dalam karya ilmiah.

4.2.4. Titik Dua

Titik dua dilambangkan dengan tanda (:). Tanda ini dipergunakan: Untuk menandai urutan hal atau
benda. Untuk menandai kutipan atau kalimat langsung. Untuk menandai suatu kesimpulan atau
pernyataan. Untuk menandai pemberian contoh, dan biasanya sudah dibubuhkan sesudah kata
“misalnya”, atau “contoh”, sesudah ada kata pengantar. Untuk memisahkan dua kalimat setaraf, dimana
kalimat kedua adalah untuk mempertegas atau memperjelas kalimat pertama. Untuk menandai halaman
kutipan pada catatan kaki dalam karya ilmiah.

4.2.5. Tanda Tanya

Tanda tanya dilambangkan dengan tanda (?). tanda tanya dipergunakan: Untuk menandai pernyataan
langsung. Untuk menandai keraguan-keraguan tentang benarnya sesuatu informasi.

4.2.6. Tanda Seru


Tanda seru dilambangkan dengan tanda (!). tanda seru dipergunakan: Untuk menandai suatu perintah
atau suruhan. Untuk menandai suatu pernyataan yang agak emosional atau seruan. Untuk menandai
bahwa sesutu informasi yang dinyatakan perlu diperhatikan. Untuk menyatakan kekurang setujuan
penulis atau sesuatu pendapat.

4.2.7. Tanda Kutip

Tanda kutip dilambangkan dengan tanda “. Tanda kutip dipergunakan: Untuk menendai ujaran atau
kalimat langsung.Untuk menandai suatu kutipan dari buku atau tulisan. Untuk menandai judul buku atau
sesuatu tulisan. Untuk menandai suatu istilah asing atau kata yang diistimewakan.

4.2.8. Garis

Tanda (-), yang dalam bahasa inggris disebut “dash”, dipergunakan: Untuk menandai pikiran atau
keterangan tambahan. Untuk menandai suatu ujaran atau pernyataan yang terputus, atau keragu-raguan.
Untuk menandai suatu ujaran atau pernyataan yang merupakan kesimpulan atau himpunan.

4.2.9. kurung

Tanda kurung dilambangkan dengan ( ) dipergunakan: Untuk menandai penjelasan atau informasi
tambahan, termasuk catatan kaki dalam tulisan ilmiah. Untuk menandai pengertian “atau”

4.2.10. Titik-titik

Tanda titik dilambangkan dengan tanda (...), dan biasanya digunakan: Untuk menandai ujaran atau
pernyataan yang terputus, yang biasanya karena keraguan-keraguan. Untuk suatu informasi yang
diterapkan dapat diisi atau diketahui sendiri oleh pembaca.

4.2.11. Huruf Besar

Huruf besar atau kapital umumnya dipergunakan:

Untuk menandai permulaan kalimat pada permulaan tulisan atau paragraf, atau permulaan kalimat
sesudah tanda titik. Untuk menandai nama sendiri, nama kota, sungai, gunung, organisasi, dll. Untuk
menandai judul buku atau karangan. Untuk menandai permulaan baris-baris sanjak. Untuk menandai kata
yang diistimewakan artinya, terutama dalam personifikasi.

4.3. Pengelompokan Kata

Penulis-penulis yang baik tidak berfikir dengan kata-kata terpisah, melainkan dengan kelompok-
kelompok kata yang mengandung ide-ide atau konsep-konsep. Ide-ide atau konsep-konsep demikianlah
yang harus ditemukan dan dipahami oleh pembaca. Pembaca yang terampil tidak akan membaca bacaan
kata demi kata, tetapi dia akan membaca kelompok-kelompok kata yang mengandung satuan-satuan
pengertian yang berupa ide-ide atau konsep-konsep.

Sesungguhnya kelompok yang idial ialah kelompok yang dapat merupakan satu jangkauan mata. Satu
kelompok mata mungkin saja lebih kecil atau lebih besar dari jangkauan mata. Kelompok kata mungkin
juga terdiri dari satu kata, karena dalam proses pemenggalan kalimat terpaksa dilakukan demikian.

Bab V
INFORMASI FOKUS

5.1. Arti Informasi Fokus

 Semua informasi yang terdapat dalam suatu bacaan adalah merupakan pengetahuan, tetapi hanya
sebagian saja dari informasi-informasi itu yang diperlukan pada kesempatn membaca tertentu.Informasi
yang diperlukan disebut informasi fokus. Informasi fokus inilah yang menjadi pusat (fokus) perhatian
dalam membaca. Informasi fokus dapat terdiri dari infirmasi fokus pendukung. Ini bergantung pada jenis
dan ruang fokus bersangkutan.

5.2. Menentukan Informasi Fokus

Informasi fokus pada umumnya dapat ditentukan atau diketahui dengan cara-cara berikut: Untuk
mengatasi suatu masalah yang sedang dihadapi pada suatu waktu, seseorang memerlukan informasi
tertentu. Dalam hal membaca umumnya, informasi fokus biasanya dapat ditentukan sebagai berikut:
Kalimat, khususnya dalam bahasa tulisan, mempunyai bagian-bagian yang mengandung makna pokok
kalimat atau proposisi. Suatu paragraf yang baik selalu mengandung suatu pikiran pokok itu. Suatu artikel
yang baik juga selalu mengandung pikiran pokok dan jabarannya. Pikiran pokok dimaksud biasanya
tergambar secara umum pada judul buku, dan akan lebih jelas tergambar setelah membaca judul bab-bab,
dan sub-subbab buku yang terdapat pada daftar isi.Pada taraf permulaan mungkin informasi fokus seperti
itu tidak selalu tepat benar, setelah dibaca seluruh bacaan bersangkutan. Waktu yang dipergunakan untuk
membuat perencanaan, dalam arti menentukan informasi fokus, sebelum mulai membaca, dalam arti.

5.3. Teknik-teknik Menemukan Informasi Fokus

Informasi fokus dapat ditemukan dibagian atau diberbagai bagian tertentu dari bacaan. Untuk menemukan
informasi fokus dimaksud dengan efisien, pada umumnya teknik-teknik yang dipergunakan adalah
sebagai berikut:

Baca-pilih (selecting)

Baca-lompat

Baca-layap

Baca-tatap
Keempat teknik membaca tersebut diatas pada waktu tertentu dapat dipergunakan sekaligus dalam arti
berurutan. Dengan kata lain, penggunaan teknik-teknik tersebut, apakah perlu semua atau tidak,
umumnya bergantung pada sifat informasi fokus bersangkutan

Bab VI

KOMPETENSI KEBAHASAAN

6.1. Arti Kompetensi Kebahasaan

Bahasa, baik lisan maupun tulisan, mengandung satuan-satuan tata bahasa yang bersifat hierarkis, yaitu,
satuan-satuan yang membentuk suatu sistem dimana satuan yang kecil merupakan bagian dari satuan
yang lebih besar. Satuan-satuan dimaksud ialah; morfem (satuan bermakna terkecil), kata, frase, klausa,
kalimat, dan wacana (satuan terbesar). Kaidah-kaidah dimaksud adalah kaidah-kaidah tata bahasa,
tersebut.Karena tujuan pokok membaca adalah untuk menyerap informasidari satuan-satuan tersebut
diatas, maka pembaca haruslah memiliki kompetensi kebahasaan yang kuat.

6.2. Beberapa Masalah

Dalam membaca bahasa indonesia, masalah-masalah utama yang biasanya terdapat sehubungan dengan
kompetensi kebahasaan, ialah: (a) kekurangpekaan terhadap penanda-penanda kontekstual,(b) kekeliruan
karna persamaan bentuk, dan (c) kekurangtajaman pemahaman arti.

6.2.1. Penanda-penanda Kontekstual

Penanda-penanda kontekstual terdapat pada semua tingkatan bahasa, baik fonologi, morfologi, sintaksis,
dan semantik. Pada tingkatan fonologi terdapat penanda-penanda kontekstual yang berkaitan dengan
susunan fonem yang membentuk kata dan realisasinya berupa ejaan.Penanda-penanda kontekstual pada
tingkatan morfologi mempunyai peneranan yang jauh lebih penting lagi. Afiksasi (awalan, sisipan, dan
akhiran) merupakan mekanisme yang sangat penting dalam pembentukan kata dalam bahasa indonesia.
Afiksasi merupakan penanda kontekstual yang sangat penting dalam membaca, karena bukan saja dia
berpengaruh pada jenis kata dan arti, tetapi juga pada susunan kalimat, yang dengan demikian, juga
menentukan arti keseluruhan. Dalam membaca kalimat, penanda-penanda kontekstual seperti dimaksud
diataslah yang terutama yang harus ditemukan untuk menangkap proposisi pokok yang merupakan makna
pokok kalimat.

6.2.2. Persamaan Bentuk

Kata-kata yang sama bentuknya (ejaanya) tetapi berbeda artinya disebut homograf, misalnya, kata,
“penerangan” dalam kalimat-kalimat berikut: Kurang penerangan dalam ruangan itu. (lampuatau cahaya)
Dia memberi penerangan tentang Keluraga Berebcana. (penjelasan informasi) Yang dimaksud dengan
kata-kata yang bersamaan bentuknya ialah seperti “makan”, “makam”, dan “makin”.

6.2.3. Berbagai Arti

pembaca yang mempunyai kompetensi kebahasaan yang baik haruslah mengetahui berbagai jenis arti
(makna dalam bacaan). Di antara berbagai arti dimaksud ialah; arti leksikal, arti struktural , arti denotatif
(referensial), arti konotatif ,dan berbagai arti kiasan (figures of speech) seperti metafora, personafikasi,
hiperbol metonimia, aliterasi, dll. Arti leksikal dari suatu kata ialah arti, kata itu sebagai yang terdapat
dalam kamus, yang mencakup arti denotatif dan arti konotatif. Arti struktural suatu kata ialah arti
fungsionalnya dalam kalimat.

Arti denotatif ialah arti yang berupa sesuatu (konkret, abstrak, keadaan, proses atau aksi) yang dinyatakan
oleh kata bersangkutan. Arti konotatif ialah arti tambahan yang biasanya bersifat emosional yang
terkandung dalam suatu kata atau ungkapan.

Bab VII

MEMBACA PARAGRAF

7.1. Arti Paragraf

Paragraf adalah satuan pengembangan terkecil dari suatu karangan. Sebagai satuan terkecil, paragraf
mengandung suatu pikiran pokok. Dari segi arti yang terkandung didalamnya, kalimat-kalimat yang
membentuk suatu paragraf umumnya dapat dibagi atas dua jenis, yaitu kalimat topik dan kalimat-kalimat
jabaran. Kalimat topik mengandung pikiran pokok paragraf, dan kalimat-kalimat jabaran mengandung
yang merupakan jabaran pokok pikiran tersebut.

7.2. Menentukan Pikiran Pokok dan Pikiran Jabaran

Dalam membaca paragraf, yang terutama harus ditemukan ialah pikiran pokok. Teknik membaca yang
paling tepat dipergunakan untuk menentukan kalimat topik ialah baca-layap dan baca-tatap. Dalam hal ini
mata dan pikiran harus cepat menangkap kata-kata kunci pada setiap kalimat, dan kemudian menjalin
pengertian berupa kesimpulan. Dalam menentukan kalimat jabaran ialah kita melihat apakah kalimat itu
merupakan jabaran dari kalimat topik.

Bab VIII

MEMBACA ARTIKEL

8.1. Arti Artikel

8.1.1. Empat Bentuk Karangan

Untuk menyampaikan maksudnya kepada pembaca, pengarang pada umumnya mempergunakan salah
satu dari empat bentuk karangan prosa berikut: narasi, deskrirsi, eksposisi, dan argumentasi. Suatu
karangan dikatakan berbentuk narasi, jika didalamnya peristiwa-peristiwa disajikan secara kronologis.
Otobiografi, cerpen, dan novel dapat digolongkan pada karangan narasi. Dalam karangan berbentuk
deskripsi, keadaan atau kejadian-kejadian pada umumnya dilukiskan sehidup-hidupnya sehingga pembaca
merasa seakan-akan menyaksikan sendiri keadaanatau kejadian itu. Crpen dan novel dapat juga
digolongkan pada karangan berbentuk deskripsi. Artikel-artikel dalam berbagai majalah dan surat kabar
pada umumnya dapat digolongkan pada karangan berbentuk eksposisi. Artikel-artikel dan karangan-
karangan lainnya yang bersifat ilmiah pada umumnya dapat digolongkan pada karangan berbentuk
argumentasi.

8.1.2. Struktur Artikel

Pada umumnya, suatu artikel terdiri dari, judul, pendahuluan, batang tubuh, dan penutup. Judul
mengandung gambaran umum tentang pokok yang dibicarakan dalam artikel bersangkutan. Pendahuluan
biasanya berisi latar belakng pikiran pokok yang dibahas daalam artikel. Batang tubuh artikel berisi
uraian tentang pikiran pokok yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Sering bahwa
batang tubuh artikel terbagi atas beberapa bahagian yang masing-masing diberi subjudul. Penutup
umumnya berisi rangkuman dari apa-apa yang telah dikemukakan oleh pengarang. Ada juga penutup
yang diberi judul “kesimpulan” atau”kesimpulan dan saran”.

8.2. Memahami Artikel

8.2.1. Menemukan Pikiran Pokok

Untuk menemukan pikiran pokok suatu artikel, langkah-langkah dapat diikuti:

Bacalah judul dan pendahuluan atau paragraf pendahuluan artikel bersangkutan dengan cepat dan teliti,
dan berdasarkan bacaan ini rumuskanlah (sebaiknya tulisan) pikiran pokok yang anda duga akan
diuaraikan dalam batang tubuh artikel itu. Untuk membuktikan benar-tidaknya dugaan diatas, dengan
teknik baca-layap bacalah dengan cepat peragraf-paragraf dari artikel itu. Jika dugaan anda benar, setelah
membaca-layap paragraf-paragraf dan/atau sub-subjudul batang tubuh dimaksud di atas, maka anda telah
mengetahui pikiran pokok artikel bersangkutan. Jika artikel bersangkutan mempunyai abstrak,
sebagaimana dikemukakan pada butir 1.2 di atas, maka pikiran pokok dapat juga anda ketahui dengan
membaca absrak tersebut dengan cepat.

8.2.2. Memahami Pikiran Jabaran

Dalm memahami pikiran jabaran atau urain pikiran pokok artikel, hal-hal berikut dapat dilakukan dengan:
Bacalah peragraf-paragraf batang tubuh dengan mempergunakan teknik-teknik memcaca peragraf. Dalam
membaca paragraf-paragraf dimaksud, perhatikan selalu hubumgan sebab akibat, hubungan waktu dan
tempat, hubungan masalah dan penyelesaian, hubungan antara dan peranan tokoh-tokoh lainnya.
Usahakan mengingat pikiran pokok yang ada didalam setiap paragraf dan memehami hubungan antara
satu pikiran pokok dan pikiran pokok lainnya.

8.2.3. Pemahaman Keseluruhan


Keseluruhan artikel telah dipahami, jika pikiran pokok dan pikiran-pikiran jabaran serta jalinan hubungan
antara semua pikiran itu telah dipahami. Tercapainya pemahaman keseluruhan ini biasanya dapat
dirasakan oleh pembaca, dan dapat dibuktikan dengan mencoba merumuskan pengertian keseluruhan
dimaksud dengan kata-kata sendiri dalam satu atau beberapa kalimat lugas.

Bab IX

MEMBACA BUKU

9.1. Jenis-jenis Buku

Karangan-karangan yang berbentuk prosa, menurut sifat isinya, secara umum dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu, fiksi dan non fiksi. Fiksi ialah karangan yang isinya khayal (imaginative), yaitu, tidak
merupakan kenyataan yang sebenarnya, walaupun menggambarkan berbagai segi kehipan, atau
didasarkan pada peristiwa-peristiwa kehidupan yang sesungguhnya. Buku-buku novel umumnya adalah
fiksi. Sebaliknya nonfiksi ialah karangan yang isinya, bukan khalan, melainkan kenyataan yang
sesungguhnya. Buku pengetahuan umumnya adalah nonfiksi.

9.2. Struktur Buku

Pada umumnya sebuah buku terdiri dari bagian-bagian, besarnya jumlah bagian-bagian itu tergantung
pada luasnya-sempitnya runag lingkup pokok bahasan, intensitas, dan ekstensitas pembahasanya.

Masing-masing bagian tersebut diatas umumnya terbagi lagi atas bagian-bagian, dan bagian mengandung
infofmasi tertentu.

Bagian-bagian yang termasuk dalam bagian permulaan adalah yang sebagai berikut:

Kulit luar (halaman luar)

Halaman judul khusus

Halaman judul

Halaman tahun terbitan

Halaman pernyataan terima kasih

Halaman pernyataan khusus

Halaman daftar isi

Halaman pengantar
Halaman

Kesembilan bagian tersebut diatas tidak selalu dijumpai dalam setiap buku. Pada buku nonfiksi kecil,
misalnya, mungkin hanya no. (1), (2), (3), (4), dan (7) saja yang ada. Dan pada novel, umumnya yang ada
ialah no. (1), (2), (3), (4), dan (6).\

Yang termasuk bagian pelengkap buku umumnya adalah bagian-bagian berikut:

Penutup

Daftar istilah (glossary)

Lampiran (apendix)

Keoustakaan

Indeks

Kelima bagian tersebut diatas tidak selalu terdapat pada setiap buku. Yang paling umum terdapat pada
buku nonfiksi ialah kepustakaan (no.4) dan indeks (no.5) pada novel umumnya semua bagian tersebut
tidak ada.

Metode dan Teknik Membaca Buku

Sebelum membaca, jenis buku dan struktur buku perlu diketahui.

Dibawah ini akan dibicarakan tentang metode-metode dan teknik-teknik membaca buku, fiksi(novel) dan
nonfiksi, tetapi yang menjadi pusat perhatian adalah nonfoksi, terutama untuk tujuan studi.

Membaca Untuk Informsi Tertentu

Informasi tertentu yang dimaksud, pada umumnya ada tiga macam, yaitu (a) menemukan Isi umum buku,
(b) isi bab atau seksi pertemuan,dan (c) penjelasan tertentu tentang sesuatu(istilah, definisi dan lain-lain).

9.3.2 Membaca Untuk Studi

Membaca untuk studi ialah membaca untuk memahami isi buku secara keseluruhan, baik pikiran pokok
maupun pikiran-pikiran jabaran, sehingga pemahaman yang konprehensif (mendalam dan padat) tentang
isi buku tercapai. Untuk tujuan ini, pembaca efisien dan efektif perlu:

Mengadakan persiapan.

Mengetahui metode-metode yang efisien dan efektif.

Mengetahui tanda-tanda penting( tifografis/cetakan dan kontekstual)


Bab X

MEMBACA SURAT KABAR

10.1. Jenis-jenis Isi

Secara umum, isi utama surat kabar dapat dibagi atas jenis-jenis pokok berikut: (a) berita, (b) opini, (c)
iklan, (d) pemberitahuan, (e) fiksi. Mendefinisikan berita dengan tepat benar tidaklah mudah, walaupun
bagian terbesar dari isi surat kabar umumnya adalah berupa berita.

10.2. Struktur Isi

Struktur yang paling menarik dari semua struktur isi surat kabar ialah struktur berita. Struktur berita
terdiri dari beberapa aspek penting. Aspek pertama ialah bahwa paragraf-paragfaf pendahuluan adalah
bagian terpenting atau isi pokok dari berita itu. Aspek kedua ialah bahwa pendahuluan itu umumnya
sudah mengandung informasi yang dapat menjawab secara umum pertanyaan pokok berita ( 5W + 1H).
Sebagaimana karangan-karangan lainnya, berita juga diberi judul atau kepala berita(headline).

Berkenaan dengan struktur pemberitahuan, yang perlu disebut ialah bahwa suatu pemberitahuan atau
pengumuman biasanya dibuat jelas dengan mempergunakan teknik tipografis khusus (biasanya dibuat di
dalam persegi empat) dan dengan judul yang jelas kelihatan. judul selalu mengandung isi pokok
pemberitahuan.

10.3. Tempat Isi

Masing-masing jenis isi yang dikemukakan diatas mempunyai tempat tersendiri dalam halaman-halaman
surat kabar. Pengaturan tempat isi tersebut tidak selalu sama pada semua surat kabar. Tetapi ada hal-hal
yang umumnya terdapat pada surat-surat kabar berkenaan dengan penenpatan isi tersebut. Pengaturan
tempat yang baik untuk berbagai isi jenis surat kabar, termasuk pengaturan persambungan isi dari
halaman yang satu kehalaman berikut, sangat perlu untuk membantu pembaca menemukan apa yang
diinginkannya lebih mudah.

10.4. Metode dan Teknik Membaca Surat Kabar

Untuk dapat membaca surat kabar dengan efisien dan efektif, maka: pembaca perlu lebih dahulu
mengetahui dengan baik jenis-jenis isi.

Mengetahui struktur isi.


Mengetahui isi berita yang terdapat dalam surat kabar secara umum dengan hanya membaca judul-judul
berita yang ada dengan memakai teknik baca layap. Untuk meningkatkan efisiensi membaca, pembaca
perlu mengetahui dengan pasti tempat setiap jenis isi pada halaman surat kabar dan mengetahui dengan
pasti tempat persambungan isi dalam surat kabar tersebut. Untuk mengetahui pikiran dan pandangan
berbagai penulis tentang sesuai isyu, topik, peristiwa, atau hal, pembaca perlu membaca karangan-
karangan khusus dan barangkali surat-surat pembaca. Pada hakikatnya, nilai dan prestise suatu surat kabar
adalah terletak pada kebenaran, kebertanggungjawaban, dan kebergunaan berita-berita, serta ketepatan
opini-opini yang terdapat di dalamnya. Pembaca yang efisien dan efektif perlu memahami dan selalu
menyadari semua faktor tersebut.

Bab XI

FLEKSIBILITAS MEMBACA

11.1. Arti Fleksibilitas Membaca

Pembaca yang efisien dan yang efektif ialah pembaca yang fleksibel (kenyal). Dia harus dapat mengatur
kecepatan, dan menentukan teknik, metode dan gaya membaca seseai dengan semua faktor yang
berkaitan dengan bacaan. Faktor-faktor dimaksud ini secara umum ialah tujuan membaca, informasi
fokus, dan materi bacaan, jika kecepatan, teknik, metode,dan gaya membaca disebut strategis membaca,
dan faktor-faktor dimaksud disebut kondisi-baca, maka fleksibilitas membaca dapat didefinisikan sebagai
kemampuan menyelesaikan strategi membaca dengan kondisi baca. Pembaca yang efisien dan efektif
harus memiliki fleksibilitas membaca yang baik.

11.2. Kondisi-Baca

Yang dimaksud kondisi baca, secara umum ialah tujuan membaca, informasi fokus, dan materi bacaan.

Tujuan membaca dapat dibagi atas tiga jenis: (a) untuk studi; (b) untuk usaha; (c) untuk kesenangan.
Membaca studi ialah membaca untuk menemukan informasi-informasi yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah-masalah studi, yang pada akhirnya akan memperkaya pengetahuan dalam bidang
ilmu atau disiplin yang dituntut. Membaca untuk usaha ialah membaca untuk menemukan dan memahami
berbagai informasi yang berkaitan dengan usaha yang dilaksanakan, seperti pekerjaan kantor, kegiatan
perusahaan atau dagang, organisasi, pendidikan, rumah tangga, dll. Membaca untuk kesenangan ialah
membaca untuk mengisi waktu senggang dan memuaskan perasaan serta imajinasi.

Bab XII

KEBIASAAN MEMBACA

12.1. Arti Kebiasaan Membaca

Membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang dapat berkembang menjadi satu kebiasaan.
kebiasaan membaca ialah kegiatan membaca yang telah mendarah daging pada diri seseorang. Dari segi
kemasyarakatan, kebiasaan membaca ialah kegiatan membaca yang telah membudaya dalam suatu
masyarakat.

12.2. Membentuk Kebiasaan Membaca Efisien


Membentuk kebiasaan membaca yang efisien memekan waktu yang relatif lama.oleh karena
itu,usaha-usaha pembentukan hendaklah di mulai sedini mungkin dalam,kehidupan,yaitu sejak anak-anak.
Usaha yang dapat dilakukan pada taraf permulaan ini ialah merrangsang daya visual dan motoris anak
untuk sekedar mengenal buku. Pada usia dewasa, pengembangan minat dapt di lakukan dengan disiplin
diri. Dapat di mulai dengan membaca materi bacaan yang mudah dan menarik setiap hari, misalnya,
setengah jam.

Bab XIII

TINJAUAN KEMBALI

13.1. Faktor-faktor Penentu Kemampuan Membaca

Dalam membaca lanjut, yang menjadi tujuan utama adalah mencapai kemampuan membaca yang
maksimal. Kemampuan membaca yang maksimal di tentukan oleh faktor-faktor pokok yang berikut:

Kompetensi Kebahasaan:

Penguasaan bahasa (dalam hal ini bahasa indonesia) secara keseluruhan, terutama tata bahasa dan kosa


kata, termasuk berbagai arti dan nuansa serta ejaan dan tanda-tanda baca dan pengelompokan kata.

Kemampuan Mata:

Keterampilan mata mengadakan gerakan-gerakan membaca yang efisien.

Penentuan Informasi Fokus:

Menentukan terlebih dahulu informasi yang di perlukan sebelum mulai membaca pada umumnya dapat
meningkatkan efisiensi membaca.

Informasi fokus dalam kalimat ialah proposisi dan kata-kata kunci.

Dalam paragraf, informasi fokus ialah pikiran pokok yang terkandung dalam kalimat topik dan pikiran
jabaran yang terkandung dalam kalimat-kalimat jabaran.

Dalam artikel, informasi fokus ialah pikiran pokok pikiran-pikiran jabaran (bila perlu).

Dalam surat kabar, informasi fokus ialah fakta (siapa, apa, dimana, apabila, dan mengapa) dan opini.

Informasi fokus dalam buku ialah pikiran pokok dan pikiran-pikiran jabaran (bila perlu).

Informasi fokus dapat juga berupa informasi tertentu yang bersifat khusus atau umum yang dapat di
temukan dalam bagian tertentu dari suatu bacaan, tanpa membaca bagian-bagian lain.

Jika bacaan di ikuti oleh pernyataan-pernyataan, maka pernyataan-pernyataan itu dapat juga merupakan
informasi fokus.
Khusus dalam hal membaca teks ujian dan pernyataan-pernyataanya.

Tehnik-Tehnik dan Metode-metode Membaca:

Cara-cara membaca yang paling efisien dan efektif untuk menemukan informasi fokus yang diperlukan.
Teknik-teknik yang umum ialah: baca-pilih, baca-lompat, bca-layap, dan baca-tatap.

Fleksibilitas Membaca:

Kemampuan menyesuaikan strategi membca dengan kondisi-baca.

Kebiasaan Membaca:

Minat (keinginan, kemauan, dan motifasi) dan keterampilan membaca yang baik dan efisien, yang telah
berkembang dan membudaya secara maksimal dalam diri seseorang.Jika faktor-faktor tersebut diatas
teleh dipahami dan dikuasai (dalam arti teoritis dan praktis) oleh seseorang, maka biasanya dia akan
memiliki kemampuan membaca yang maksimal.

13.2. Mengukur Kemampuan Membaca

Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi. Pada umumnya, kecepatan
membaca diukur dengan jumlah kata yang dapat dibaca per menit, dan pemahaman diukur dengan
persentase dari jawaban yang benar tentang isi bacaan. Persentase pemahaman isi ialah persentase
jawaban yang benear atas atas pertanyaan-pertanyaan yang tersedia. Untuk menghitung jumlah kata
dalam bacaan dapat dipergukan dengan cara berikut:

Hitung jumlah kata yang terdapet dalam satu garis penuh (dari pinggir kiri ke pinggir kanan pada suatu
halaman bacaan). Kemudian, hitunglah jumlah baris pada halaman bersangkutan dari baris pertama
sampai baris terakhir. Kalikanlah jumlah kata pada dan jumlah baris pada hasil perkalian inilah jumlah
kata (lebih kurang) yang terdapat dalam halaman bersangkutan.Untuk mengukur waktu-baca biasanya
dipergunakan ialah sekon, karena lama membaca tidak selalu tepat dalam hati. Cara mana pun yang
dipakai yang paling penting ialah disiplin diri dalam melaksanakannya. Jika disiplin ini telah kuat,
kemandirian telah mantap, dan inilah suatu indikator dasar dari kemampuan membaca.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelebihan Buku
Buku utama

KELEBIHAN BUKU UTAMA DAN PEMBANDING

1.Memiliki penulisan cukup baik,ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti bagi kalangan
mahasiswa.

2. Penjelasan buku utama yang cukup runtut sehingga pembaca mudah mengerti aspek-aspek yang
membangun sub-bab pada buku .

3. Pada buku pembanding, buku ini memiliki kelebihan yang isinya sangat banyak dan padat namun
memiliki makna yang jelas sehingga pembaca bisa memiliki pemahaman wawasan yang cukup mengenai
buku utama ini.

4. Pada buku pembanding memang hanya sedikit halaman daripada buku utama namun pada pembahasan
di tiap bab nya sangatlah bagus, karena dari buku itu membahas tentang perkembangan psikologi
permjcara menyuruh secara jelas dan lengkap sehingga pembaca mudah memahami tentang bagaimana
perkembangan serta metode dan teori pembelajaran kreatif.

Buku Pembanding

KELEMAHAN BUKU UTAMA DAN PEMBANDING

1. Buku pembanding memiliki kelemahan yaitu penjelasan nya masih bersumber dari beberapa buku
yang dijadikan daftar pustaka pada buku ini, dan isinya kurang lengkap meskipun banyak halaman dan
kelihatan bentuk jadi.

2. Pada buku pembanding kelemahan nya yaitu penjelasanya terlalu jauh , sehingga ditiap
pembahasannya tidak dapat dikatakan runtut, atau membangun masing-masing bab, sehingga sesuatu
yang ingin disampaikan penulis tidak sampai kepada pembaca.

3. Buku utama memiliki sedikit kelemahan yaitu memiliki halaman yang terlalu sedikit dan hanya
membahas secara jelas tentang pembelajaran kreatif serta metode dan cara mengembangkannya.
4. Pada buku pembanding terdapat banyak pengulangan kata, pengulangan kalimat, serta pembahasan
disetiap bab dan sub-bab yang sangat panjang namun sulit difahami, membuat pembaca bosan karena
panjangnya bacaan namun kurang menarik kesimpulan / makna yang jelas.

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
Membaca itu merupakan komunikasi satu arah yaitu seorang pembaca dengan objek bacaan
(misalnya: buku). Membaca bersifat apresiatif (penilaian), reseptif (penerimaan sumber dari tulisan),
Fungsional (memberikan fungsi atau tujuan).

Membaca efektif adalah mampu membaca secara cepat dan tepat. Maksudnya adalah kita
membaca cepat tetapi juga memahami isi bacaan secara tepat.

Membaca efektif dan efisien itu akan memudahkan dalam mencari informasi yang dibutuhkan
oleh pembaca.

Cara membaca efektif dan efisien, yaitu:

1. meperhatikan hal-hal berikut:


a. kecepatan membaca fleksibel, tergantung pada tujuan;
b. gerakan mata dan kerja otak ;
c. jangkauan mata (titik pandangan); dan
d. konsentrasi.
2. membaca efisien sq3r
a. survey (prabaca)
b. question (bertanya)
c. read (membaca)
d. recite (recall / menjawab pertanyaan / menemukan informasi)
e. review (tinjau ulang)
3. skimming dan scanning
a. Skimming (mengambil intisari dari bacaan); dan
b. Scanning (mencari informasi tanpa membaca yang lain, fakta tentang masalah tertentu)
B. Saran
Rajinlah membaca untuk mendapat informasi yang lebih luas, lebih menyegarkan pikiran dan
terbuka untuk menganalisis pendapat orang lain, juga jangan dilupakan membaca adalah sumber
pengetahuan. Mari kita membaca, membaca dan membaca. Terima kasih.
Daftar Pustaka

Tarigan Guntur Henry . Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa

Tampubolon, D.P. 1987. Kemampuan Membaca, Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung :
Angkasa

Anda mungkin juga menyukai