Anda di halaman 1dari 7

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Sekolah Dasar : Kajian Teori dan Praktik Pendidikan

152 Sekolah Dasar, Tahun 21, Nomor 2, November 2012, hlm. 152–158

PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN AUTENTIK MATA


PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

Jenny I.S Poerwanti

Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No.449, Surakarta


HP: 081548635966. E-mail: yenny_pgsd@yahoo.co.id
Rumah: Jl. Lempuyang Rt 04/Rw 10 Griyan Pajang, Laweyan Surakarta

Abstract: Developing authentic assessment model for Indonesia language subject. Purpose of this re-
search and development was to create authentic assessment model and handbook of Indonesia language
subject authentic assessment in elementary school. The research was conducted by field research for
acquiring a picture of teachers’ knowledge toward authentic assessment and an application in elementary
school, and also arrangement handbook of Indonesia language subject authentic assessment in elemen-
tary school. Data collection methods were questionnaire, interview, and document. Research results showed
that in general, teachers were not understand and apply truly authentic assessment, authentic assessment
model and handbook of authentic assessment can be continued to anotheradvance step. Most of teachers
were hoping a training and empowerment activity in planning and applying model of teaching in elemen-
tary school.

Abstrak: Penelitian pengembangan ini bertujuan menghasilkan model asesmen autentik dan buku pedoman
asesmen mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD). Penelitian dilakukan melalaui studi
lapangan untuk memperoleh gambaran pengetahuan guru tentang asesmen autentik dan penerapannya di
SD’ serta penyusunan buku pedoman asesmen autentik Bahasa Indonesia di SD. Pengumpulan data
menggunakan kuisioner, wawancara, dan dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bawa pada umumnya
guru-guru belum memahami dan belum menerapkan asesmen autentik dengan benar, model asesmen autentik
dan buku pedoman asesmen autentik dapat dilanjutkan ke tahap evaluasi selanjutnya, Sebahagian besar
guru-guru mengharapkan kegiatan latihan dan pendampingan, dalam merancang dan menerapkan model
dalam pembelajaran di SD

Kata Kunci: asesmen autentik, bahasa Indonesian, SD

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 penilaian, termasuk model dan teknik penilaian yang
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dilaksanakan di kelas. Penilaian hasil belajar yang
sebagai dasar hukum penyelenggaraan dan refor- dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan
masi sistem pendidikan nasional memuat visi, misi, pemerintah, hendaknya dapat mencerminkan kom-
fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta strategi petensi siswa serta kualitas pendidikan.
pembangunan pendidikan nasional, untuk mewujud- Usaha peningkatan kualitas pendidikan antara
kan pendidikan yang bermutu, relevan dengan kebu- lain dapat ditempuh melalui upaya peningkatan kua-
tuhan masyarakat, dan berdaya saing dalam kehi- litas pembelajaran dan kualitas asesmen. Keduanya
dupan global. Untuk penjaminan dan pengendalian saling terkait, pembelajaran yang baik akan meng-
mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional hasilkan penilaian hasil belajar yang baik. Selanjut-
Pendidikan perlu dilakukan evaluasi, akreditasi, dan nya, penilaian yang baik akan mendorong guru untuk
sertifikasi. menentukan strategi pembelajaran yang baik dan
Implementasi dari pelaksanaan peraturan pe- memotivasi siswa untuk belajar yang lebih baik.
merintah itu membawa implikasi terhadap sistem Mengingat antara pembelajaran dan asesmen ada

152
Poerwanti, Pemgembangan Modelasesmen Autentik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 153

hubungan yang erat, maka siswa terdorong untuk Hartati (2006) menyatakan bahwa dalam hal
mengembangkan daya kreasi dan keterampilan penilaian pembelajaran bahasa Indonesia, khusus-
berpikirnya. Hendaknya penilaian yang dilakukan nya dalam bidang keterampilan menulis kurang men-
tidak hanya ditujukan pada penguasaan konsep saja, dapat perhatian baik dari guru maupun para pakar
namun perlu disertai dengan asesmen terhadap bahasa Indonesia. Penilaian hanya menggunakan
proses belajar satu teknik yang berfokus pada isi, bahasa dan struk-
Asesmen lebih sering diartikan sebagai kegiatan tur. Sedangkan untuk penilaian afektif dan psiko-
pemberian tes dan pemberian nilai kepada siswa. motor kurang mendapat perhatian.
Asesmen tersebut lebih bertujuan pada pemberita- Berdasarkan hasil wawancara dan pengamat-
huan kepada siswa tentang seberapa baik penguasa- an di lapangan, penilaian yang banyak dilakukan
an materi yang telah diajarkan oleh guru. Guru mem- guru adalah penilaian hasil belajar, guru masih jarang
buat keputusan atas informasi itu sehingga dapat menggunakan penilaian proses. Teknik yang diguna-
diketahui keberhasilan dan kegagalan pembelajaran kan guru juga kurang bervariasi karena masih cende-
baik yang mencakup aspek kognitif, afektif, maupun rung berorientasi pada bentuk tes tertulis, sedangkan
psikomotor. Asesmen yang seharusnya bukanlah penggunaan asesmen autentik seperti asesmen ki-
hanya sekedar mengetahui tingkat keberhasilan dan nerja, portofolio, proyek dan penilaian diri (self
kegagalan siswa saja akan tetapi lebih dari itu, yaitu assessment) serta non tes lainnya masih belum
bagaimana guru dan siswa bersama-sama untuk dilaksanakan secara maksimal.Bentuk asesmen
memperbaiki kegagalan tersebut sehingga terjadi yang tertera dalam rencana pembelajaran guru, cen-
peningkatan kualitas pembelajaran. derung belum menggunakan rubrik/kriteria penilaian
Dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang standar dan belum disertai dengan deskripsi yang jelas.
Nasional Pendidikan dalam pasal 64 ayat 1 dinyata- Beragam teknik dapat dilakukan untuk
kan bahwa penilaian (asesmen) hasil belajar yang mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar
dilakukan oleh pendidik dilakukan secara berkesi- peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses
nambungan untuk memantau proses, kemajuan dan belajar maupun hasil belajar. Teknik pengumpulan
perbaikan. Pasal 19 ayat 3 dinyatakan bahwa pada informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara
jenjang pendidikan dasar dan menengah penilaian penilaian kemajuan belajar peserta didik berdasarkan
menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai, dan harus dicapai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan
teknik penilaian tersebut dapat berupa tes tertulis, berdasarkan indikator-indikator pencapaian kompe-
observasi, praktek dan penugasan. tensi yang memuat satu ranah atau lebih. Berdasar-
Terkait dengan penilaian dalam pembelajaran kan indikator-indikator ini dapat ditentukan cara
bahasa Indonesia, mengapa menjadi sangat penting penilaian yang sesuai, apakah dengan tes tertulis,
dilakukan oleh guru. Salah satu alasannya adalah observasi, tes praktek, dan penugasan perseorangan
karena pendidikan bahasa Indonesia di sekolah da- atau kelompok.
sar bertujuan mengembangkan kemampuan berba- Salah satu bentuk asesmen yang dapat diguna-
hasa Indonesia siswa sesuai dengan fungsi bahasa kan dalam proses pembelajaran adalah asesmen
sebagai wahana berpikir dan wahana berkomunikasi autentik. Asesmen autentik adalah proses pengum-
untuk mengembangkan potensi intelektual, emosio- pulan informasi oleh guru tentang perkembangan
nal, dan sosial. Bahasa sangat fungsional dalam dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak
kehidupan manusia, karena selain merupakan alat didik melalui berbagai teknik yang mampu meng-
komunikasi yang paling efektif, berpikir pun meng- ungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara
gunakan bahasa. Menurut Longstreet, dkk (1993: tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan/
298) ”… themastery of language skills is a kompetensi telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
prerequisite to over-all academic success at Menurut (Hart, 1994), asesmen autentik yaitu
every stage of development from childhood to suatu asesmen yang melibatkan siswa di dalam
adult years.” Begitu pentingnya keberhasilan tugas-tugas autentik yang bermanfaat, penting, dan
pembelajaran bahasa Indonesia, maka untuk melihat bermakna. Berbagai tipe asesmen autentik menurut
keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia, Hibbard (1996) adalah: 1) asesmen kinerja, 2)
memerlukan sistem penilaian yang tepat, akurat, observasi dan pertanyaan, 3) presentasi dan diskusi,
dan dapat dipertanggungjawabkan. 4) proyek dan investigasi, dan 5) portofolio dan jurnal.
154 Sekolah Dasar, Tahun 21, Nomor 2, November 2012, hlm. 152–158

Menurut John Muller (2006), penilaian autentik real task that required students to perform and/
merupakan suatu bentuk penilaian yang para siswa- or produce knowledge rather than reproduce
nya diminta untuk menanpilkan tugas pada situasi information others have discovered” (Johnson,
sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan D.W., & Johnson R.T. 2002) (Asesmen autentik
keterampilan dan pengetahuan yang bermakna. adalah sebutan yang digunakan untuk menggam-
Pendapat serupa diungkapkan (O’Malley dan barkan tugas-tugas riil yang dibutuhkan siswa-siswa
Pierce, 1996:4) mendefinisikan authentic untuk dilaksanakan dalam menghasilkan penge-
assessment sebagai berikut:”Authentic assessment tahuan dari pada hanya mengulang/memproduksi
is an evaluation process that involves multiple kembali informasi).
forms of performance measurement reflecting the Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran
student’s learning, achievement, motivation, and Bahasa Indonesia, terdapat model-model penilaian
attitudes on instructionally-relevant activities. pembelajaran keterampilan berbahasa baik lisan
Examples of authentic assessment techniques maupun tulis. Menurut Santosa, dalam Halimah
include performance assessment, portfolios, and (2007) penilaian pembelajaran keterampilan berba-
self-assessment.” (Asesmen autentik adalah proses hasa lisan, meliputi penilaian menyimak dan berbi-
evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk pengu- cara, sementara penilaian keterampilan berbahasa
kuran performansi yang merefleksikan pembela- tulis meliputi penilaian keterampilan membaca dan
jaran siswa, prestasi, motivasi dan sikap pada akti- menulis. Sementara menurut Oller (Rofi’uddin,dan
vitas pembelajaran yang relevan. Contoh autentik Zuhdi, 1998) jenis-jenis tes yang dapat digunakan
asesmen adalah asesmen performansi, portofolio, untuk menilai kemamampuan berbahasa banyak
dan penilaian diri). O’Malley dan Pierce (1996) ragamnya, seperti jenis tes untuk penilaian pembela-
mendefinisikan konsep asesmen atentik sebagai jaran menyimak, di antaranya tes respons terbatas,
proses evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk tes respons pilihan ganda, tes komunikasi luas, dan
pengukuran performansi yang dapat mencerminkan dikte. Sementara dalam penilaian kemampuan
pengetahuan, prestasi, motivasi dan sikap sebagai berbicara terdapat jenis tes, yaitu tes respon terbatas,
hasil dari pembelajaran yang relevan dengan kehi- tes terpadu, dan tes wawancara, tes kemampuan
dupan siswa. berbicara berdasarkan gambar, bercerita, diskusi,
Johnson dan Johnson (2002: 9) mendefinisikan dan tes ujaran terstruktur, seperti mengatakan
bahwa asesmen autentik meminta siswa untuk kembali, membaca kutipan, mengubah kalimat, dan
mendemonstrasikan keterampilan atau prosedur membuat kalimat.
dalam konteks dunia nyata.”Authentic assessment Berdasarkan paparan sebagaimana diuraikan,
requires students to demonstrate desired skill or maka yang menjadi permasalahan adalah bagaima-
procedure in real-life contexs. To conduct an nakah model asesmen otentik yang relevan dengan
authentic assessment in science, for example: tuntutan pelaksanaan kurikulum mata pelajaran
you may assign students to research teams that Bahasa Indonesia di SD?. Adapun pertanyaan pene-
work on a cure for cancer bay (1) conducting litian yang dikemukakan adalah, (1) Bagaimanakah
an experiment, (2) writing a lab report summa- kondisi lapangan tentang pengetahuan dan pelaksa-
rizing results, (3) writing in journal article, and nakan asesmen autentik pembelajaran bahasa
making oral presentation”. (Asemen autentik Indonesia di SD?. (2) Model asesmen autentik yang
mengharuskan siswa-siswa untuk mendemonstrasi- bagaimanakah yang sesuai dengan tuntutan pelak-
kan keterampilan atau langkah dalam konteks sanaan kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia
kehidupan riil. Untuk mengadakan asesmen dalam untuk SD?. (3) Pedoman yang bagaimanakah yang
sains misalnya: kamu menentukan siswa untuk dapat menjadi petunjuk praktis bagi guru dalam im-
meneliti berkelompok melakukan eksperimen, menu- plementasi model asesmen autentik dalam pelak-
lis hasil laporan, menulis jurnal dan mempresen- sanaan kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia
tasikan secara lisan.) di SD?.
Asesmen autentik menggambarkan kemam- Tujuan penelitian tahun pertama adalah untuk
puan siswa, prestasi, motivasi, dan sikap, pada menghasilkan model asesmen autentik dan pedoman
kegiatan pembelajaran yang relevan, yang meliputi, yang mampu memberikan kontribusi terhadap
asesmen performansi, portofolio, dan asesmen diri). peningkatan kualitas proses dan hasil belajar Bahasa
”Authentic assessment is a term used to describe Indonesia di SD. Berdasarkan tujuan umum tersebut
Poerwanti, Pemgembangan Modelasesmen Autentik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 155

dijabarkan beberapa tujuan khusus: (1) mengetahui tersusun pada tahap sebelumnya kepada para pakar.
kondisi lapangan tentang pelaksanaan asesmen Pakar yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri atas
autentik Bahasa Indonesia, (2) menghasilkan model pakar pendidikan bahasa Indonesia dan pakar pengu-
asesmen autentik yang sesuai dengan kurikulum kuran dan pengujian, dan guru SD yang berpenga-
mata pelajaran Bahasa Indonesia, (3) menyusun laman (guru senior). Model hasil validasi pakar
pedoman pengembangan asesmen autentik Bahasa direvisi, kemudian divalidasi kembali oleh pakar.
Indonesia SD. Kegiatan ini dilaksanakan terus sampai diperoleh
prototipe model asesmen autentik yang siap diujico-
METODE bakan di kelas. Setelah prototipe model divalidasi
oleh pakar, kegiatan selanjutnya adalah melatih guru
Penelitian yang digunakan adalah penelitian pe-
untuk menggunakan model asesmen autentik dalam
ngembangan yang didesain dengan mempergunakan
praktik pembelajaran di kelas. Untuk kebutuhan pe-
prosedur penelitian yang dikemukakan oleh Borg
latihan tersebut, digunakan buku panduan pelaksa-
dan Gall (2003). Prosedur penelitian yang dilaksana-
naan asesmen autentik yang telah disusun.
kan melalui dua tahap. Kegiatan yang dilakukan ada-
Ketiga, uji kelayakan Model (Keterbacaan)
lah survey lapangan sebagai pendukung pengem-
yang dilaksanakan dengan FGD dan workshop
bangan produk. Survey lapangan dilakukan untuk
yang dihadiri oleh guru-guru SD di Surakarta yang
mengumpulkan informasi yang terkait dengan
mewakili 5 Kecamatan. Keempat, ujicoba model
pemahaman guru dan pelaksanaan asesmen yang
asesmen autentik dilaksanakan guru yang telah dila-
dilaksanakan dalam pembelajaran. Temuan yang
tih dengan menggunakan pendekatan classroomac-
diperoleh dalam kegiatan survey lapangan tentang
tion research Kegiatan ini merupakan langkah
asesmen autentik, dijadikan bahan pertimbangan
mencobakan draff model asesmen autentik.Kelima,
pembuatan model dan buku pedoman asesmen
evaluasi dilaksanakan selama proses ujicoba dan
autentik. Kegiatan berikutnya adalah penyusunan
setelah ujicoba. Evaluasi selama proses ujicoba dila-
draf buku pedoman asesmen autentik.
Keseluruhan pelaksanaanpenelitian mengikuti kukan untuk menetapkan langkah-langkah perbaikan
tahapan yang dikemukakan Sukmadinata (2005), penerapan model dalam upaya memberikan umpan
sebagai penyederhanaan dari 10 langkah dari Gall, balik. Evaluasi setelah uji coba model dilakukan
Gall & Borg (2003), yaitu: studi pendahuluan, pe- untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kualitas
ngembangan model dan pengujian model. Penjelas- belajar siswa. Untuk data yang digunakan dalam
an dari masing-masing tahapan adalah sebagai evaluasi ini adalah data yang diperoleh selama
berikut. proses uji coba melalui kegiatan penelitian tindakan
Pertama, studi pendahuluan merupakan kegiat- kelas.
an awal yang terdiri atas studi kepustakaan, studi
hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para HASIL DAN PEMBAHASAN
ahli tentang asesmen autentik dan survei lapangan. Berdasarkan hasil survay diperoleh data bahwa
Survei lapangan ditujukan untuk menghimpun data sebagian besar guru kurang atau belum memahami
tentang pengetahuan guru-guru tentang asesmen konsep tentang asesmen autentik. Bahkan masih
pembelajaran, dan tentang kondisi pelaksanaan ases- banyak guru yang sama sekali tidak pernah mende-
men di lapangan. Disamping itu, untuk mengetahui ngar tentang asesmen autentik. Gurupada dasarnya
permasalahan dan penyebab terjadinya masalah sudah pernah mendengar dan mengenal konsep
yang muncul di lapangan. asesmen namun sebagaian besar belum paham ten-
Kedua, pengembangan Model yaitu dengan tang asesmen autentik. Hal ini terihat pada jawaban
penyusunan model asesmen autentik, validasi pakar, pada angket yang diedarkan, ada beberapa guru
uji keterbacaan, ujicoba model dan evaluasi.Tahap yang tidak menjawab pertanyaan yang terkait
penyusunan model asesmen autentik meliputi: penyu- dengan konsep asesmen autentik.Hal itu tampak dari
sunan model, validasi pakar, dan melatih guru-guru. jawaban yang 85% kurang tepat dalam pemahaman
Model yang dimaksud meliputi model asesmen asesmen autentik dan 15% sama sekali tidak me-
autentik untuk empat kemampuan berbahasa yaitu ngetahui apa itu asesmen autentik.
menyimak, berbicara, membaca dan menulis yang Terkait dengan pemanfaatan penilaian porto-
disertai rubrik penilaian.Kegiatan berikutnya adalah folio, 45% guru mengaku sudah melakukannya dan
validasai model asesmen autentik yang telah 55% guru belum melaksanakan penilaian portofolio
156 Sekolah Dasar, Tahun 21, Nomor 2, November 2012, hlm. 152–158

dengan alasan karena terlalu banyak menyita waktu Berdasarkan hasil dari FGD yang dilaksanakan,
terutama dalam penyusunan pedoman penskoran untuk aspek isi 80% guru-guru menyatakan draf
dan pelaksanaan penilaiannya. Mereka memang su- model asesmen yang dihasilkan baik 20% menyata-
dah sering mendengar penjelasan tentang penilaian kan sangat baik. Dari aspek konstruksi 90% guru-
portofolio, tetapi secara jelas bagaimana pelaksa- guru menyatakan sangat baik dan 10 % menyatakan
naannya secara benar belum tahu. Jadi, yang mere- baik. Dari segi bahasa, 70% menyatakan baik dan
ka laksanakan sebenarnya sekadar melaksanakan, 30% sangat baik. Saran-saran yang disampaikan
tetapi belum mengetahui itu benar atau tidak, adalah sebagai berikut: (1) Model Asesmen hendak-
terutama pada pelaksanaan penyusunan pedoman nya bervariasi mencakup kemampuan bersastra, (2)
penskoran dan mempraktekkannya. Model Asesmen hendaknya mencakup asesmen
Selain dengan penilaian portofolio, dalam pelak- afektif, (3) Model Asesmen hendaknya memfokus-
sanaan asesmen otentik hendaknya menggunakan kan pada tugas-tugas kehidupan nyata siswa, (4)
berbagai bentuk asesmen yang bervariasi. Salah satu Model Asesmen hendaknya dijadikan buku yang
bentuk asesmen yang lain adalah asesmen kinerja. mencakup kompetensi dasar yang ada dalam satu
Karakteristik utama asesmen kinerja tidak hanya semester.
mengukur hasil belajar peserta didik saja, tetapi Hasil dari masukan guru-guru dijadikan perbaik-
secara lengkap memberi informasi yang lebih jelas an untuk merevisi model.Mengenai Autline Draf
tentang proses pembelajaran. Dengan perkataan lain Buku pedoman Asesmen Autentik adalah sebagai
asesmen kinerja merupakan proses yang menyertai berikut. Bagian I (PENDAHULUAN) berisi: A.
seluruh kegiatan belajar dan pembelajaran dengan Latar Belakang, B. Pengertian Asesmen (Penilaian),
cara siswa mempertunjukkan kinerjanya. Kaitannya (C) Pengertian Asesmen Autentik , (D) Manfaat
dengan penerapan asesmen kinerja, 54% guru me- Asesmen Autentik dalam Pembelajaran Bahasa
ngaku telah melaksanakannya dan 46% guru belum Indonesia, (E) Bentuk-bentuk Asesmen Autentik,
menerapkannya. dan (F) Perbedaan Asesmen Autentik dengan
Untuk menjaga objektivitas asesmen kinerja Asesmen Tradisional. Bagian II (STRATEGI
dibutuhkan penetapan rubrik. Rubrik disusun berda- PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIKDI SD)
sarkan tujuan instrumen, dan penggunaan rubrik ini berisi: A. Pengembangan Asesmen Autentik, B.
hendaknya dikomunikasikan kepada siswa agar Prosedur Pengembangan Tugas Autentik, C.
diketahui kriteria apa saja yang akan dinilai supaya Prinsip-prinsip Pengembangan Asesmen Autentik,
mereka dapat memaksimalkan kemampuan yang (D) Asesmen Autentik Proses dan Produk , (E)
dimilikinya. Penggunaan rubrik penilaian dapat mem- Bentuk-bentuk Pengembangan Instrumen Asesmen
bantu guru unruk menilai kinerja siswa dengan lebih Autentik. Bagian III (PENGEMBANGAN ASES-
akurat dan objektif. Terkait dengan penyusunan MEN AUTENTIK PEMBELAJARAN BAHASA
rubrik, terungkap bahwa selama ini, guru kadang INDONESIA) berisi: (A) Model Asesmen Pem-
melaksanakan itu, tetapi sebagian besar mereka belajaran Meyimak, (B) Model Asesmen Pembela-
(53%) tidak menggunakan rubrik penilaian. Hal itu jaran Berbicara, (C) Model Asesmen Pembelajaran
menunjukkan bahwa yang dilakukan guru selama Membaca, (D) Model Asesmen Pembelajaran
ini belum sesuai dengan cara pengukuran yang benar, Menulis, (E) Model Asesmen Pembelajaran
yaitu menilai hanya berdasarkan akal sehat. Kesastraan.
Studi dokumen yang dilakukan melalui Rencana Berdasarkan paparan hasil dan produk buku
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun pa- pedoman asesmen autentik tersebut dapat diberikan
ra guru menunjukkan asesmen maupun alat evaluasi pembahasan sebagai berikut. Pengetahuan dan
yang digunakan sebagian lebih menonjolkan instru- kemampuan guru SD dalam hal asesmen autentik
men tes tertulis dan cenderung mengukur aspek kog- belum baik. Dengan pengetahuan yang belum baik
nitif. Sedangkan untuk asesmen proses kurang men- tentang asesmen autentik, sehingga penerapan di
dapat perhatian, begitu juga kelengkapan rubrik peni- lapangan berkaitan dengan asesmen, belum terlak-
laian belum terinci secara jelas. Temuan lainnya yang sana secara maksimal. Walaupun dalam kurikulum
diperoleh melalui studi dokumen guru, bahwa teknik tingkat satuan pendidikan (KTSP) telah mereko-
asesmen maupun evaluasi yang digunakan kurang mendasikan penggunaan asesmen autentik, namun
beragam, di samping itu instrumen yang digunakan sebagian besar guru belum maksimal melaksana-
kadangkala kurang sesuai dengan kompetensi dasar kannya. Guru-guru masih cenderung belum meng-
maupun tujuan pembelajaran yang akan dicapai. gunakan bentuk aesmen yang bervariasi, mereka
Poerwanti, Pemgembangan Modelasesmen Autentik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 157

cenderung lebih banyak menggunakan bentuk tes dirancang guru, lebih terfokus pada sistem berba-
tertulis nonautentik seperti bentuk mengisi titik-titik hasa.
yang soalnya belum mengacu pada tujuan, maupun Keikutsertaan guru dalam pelatihan tentang
indikator pembelajaran.Dari hasil pengamatan pada asesmen dan evaluasi juga kurang. Pelatihan tentang
RPP, dan pelaksanaan di lapangan ditemukan keran- asesmen dan evaluasi masih jarang dilaksanakan,
cuan instrumen yang terdapat pada Lembar Kerja guru lebih banyak mengikuti pelatihan mengenai
Siswa (LKS) dan instrumen pada evaluasi. pembelajaran khususnya tentang model-model
Dalam merancang asesmen maupun evaluasi, pembelajaran inovatif. Hal ini menjadi suatu temuan,
kecenderungan guru di lapangan hanya mengacu bahwa perlunya pelatihan maupun seminar-seminar
pada materi yang diajarkan, bukan pada kompetensi tentang asesmen maupun evaluasi untuk menolong
yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran. para guru dalam melaksanakan evaluasi pembela-
Hal ini dimungkinkan karena pemahaman pada jaran di kelas. Di samping itu, dibutuhkan buku pedo-
konsep asesmen dan evaluasi masih belum jelas. man asesmen autentik, yang dapat dijadikan refe-
Wilde dalam Padmono (2006), menegaskan bahwa rensi bagi guru untuk mengembangkan model-model
pelaksanaan asesmen membutuhkan kemampuan atau bentuk-bentuk asesmen autentik, yang dapat
guru untuk melakukan modifikasi penyediaan infor- diterapkan sebagai suatu inovasi asesmen pembela-
masi yang digunakan untuk merencanakan aktivitas jaran.
pembelajaran. Guru hendaknya tidak terpaku pada Melalui kegiatan FGD dengan guru-guru dan
bentuk asesmen yang sudah lazim dan sering teman sejawat diperoleh masukan tentang gambaran
digunakan, tetapi guru dapat melakukan improvisasi- model asesmen autentik dan buku panduan yang
improvisasi guna memperoleh terobosan melaksa- sebaiknya dibuat. Masukan dari sejawat dan guru-
nakan asesmen dalam rangka peningkatan kualitas guru dalam kegiatan FGD mengenai draf model
pembelajaran siswa. asesmen adalah sebagai berikut: (1) model asesmen
Model asesmen autentik seperti portofolio, hendaknya bervariasi, tidak hanya mengukur ke-
kinerja, asesmen diri, penilaian sikap, observasi di mampuan berbahasa namun juga mencakup ke-
SD belum digunakan secara maksimal.Asesmen mampuan bersastra, (2) Model Asesmen hendaknya
yang dilaksanakan cenderung pada asesmen me- mencakup asesmen afektif, (3) model asesmen
ngukur aspek kognitif sedangkan untuk aspek afektif hendaknya berkaitan dengan tugas-tugas dalam
dan psikomotor belum mendapat perhatian. Hal ini kehidupan nyata siswa, (4) model asesmen hendak-
dapat dilihat pada jawaban angket, guru yang melak- nya dijadikan buku yang mencakup kompetensi dasar
sanakan asesmen dalam mengukur aspek afektif yang ada dalam satu semester. Saran-saran yang
hanya 46% guru, dan aspek psikomotor 28%. Di diperoleh sesuai dengan konsep asesmen autentik
samping itu juga, guru belum melaksanakan proses yang dinyatakan oleh (Brown, 2004) bahwa tes
asesmen secara berkesinambungan hal ini terlihat bahasa hendaknya dilaksanakan sealamiah mungkin,
pada hasil angket bahwa hanya 56% guru yang me- topik-topik yang digunakan bermakna, relevan dan
laksanakan proses asesmen secara berkesinam- menarik bagi siswa dan tugas-tugas yang diberikan
bungan. dekat dengan kehidupan siswa. Asesmen autentik
Terkait dengan temuan penelitian, dapat dinya- merupakan penilaian proses yang di dalamnya meli-
takan bahwa pelaksanaan asesmen autentik di SD, batkan kinerja yang mencerminkan bagaimana sis-
belum terlaksana secara maksimal. Hal ini disebab- wa mencapai kompetensi dalam pembelajaran.
kan kurangnya contoh-contoh konkrit yang dikaitkan Dalam asesmen aotentik memberikan siswa
secara langsung dengan kompetensi dasar yang seperangkat tugas yang mencerminkan prioritas dan
tercantum pada kurikulum. Guru masih cenderung tantangan yang ditemukan dalam aktifitas-aktifitas
lebih banyak menggunakan cara penilaian tradisio- pengajaran: melakukan penelitian; menulis, merevisi
nal, yaitu bukan mengukur bagaimana orang berba- dan membahas artikel; memberikan analisa oral
hasa, melainkan lebih mengukur aspek kebahasaan. terhadap peristiwa politik terbaru; berkolaborasi
Asesmen autentik yang mengukur kinerja berbahasa dengan siswa lain melalui debat. Melalui asesmen
siswa kurang dilakukan karena terbatasnya penge- autentik, siswa lebih terlibat dalam tugas dan guru
tahuan dan kemampuan. Hal ini diperkuat dengan dapat lebih yakin bahwa asesmen yang diberikannya
lembar kerja siswa dan alat evaluasi yang terdapat itu bermakna dan relevan.
pada rencana pelaksanaan pembelajaran yaang
158 Sekolah Dasar, Tahun 21, Nomor 2, November 2012, hlm. 152–158

Harapan guru-guru mengenai buku pedoman, DAFTAR RUJUKAN


hendaknya memuat contoh-contoh yang dirancang Brown, D. 2004. Teaching By Principles. An Interactive
selama satu semester dan bahasa yang digunakan Approach to Language Pedagogy Prentice Hall
lebih komunikatif, mudah dipahami serta mengacu Regents Englewood Cliff: New Jersey Duguid, P.
pada SK, KD. Harapan tersebut mengisyaratkan 1989. Situated Cognition and culture of learning,
pentingnya buku pedoman yang praktis, mudah Educational Research.
dipahami dan memuat contoh-contoh yang seder- Gall, M.D., Gall, J.P., &Borg, W.R. 2003. Educational Re-
hana dan mengacu pada kurikulum. Guru-guru juga search: An Introduction seventh edition. Boston:
berharap diadakan pelatihan dan pendampingan Allyn and Bacon.
dalam menerapkan model asemen autentik dalam Hart, D. 1994. Authentic Assessment: A Handbook for
Education. Addison-Wesley Publishing Com-
pembelajaran di SD. Oleh karena itu, buku pedoman
pany.
dikembangkan dengan harapan dapat digunakan Hibbard, K.M., and others.(1996). A teacher’s guide to
guru-guru, untuk meningkatkan kualitas pembela- performance-based learning and assessment.
jaran melalui proses asesmen. Alexandria, VA: Association for Supervision and
Curriculum Development.
SIMPULAN DAN SARAN Johnson, W. David, Johnson, T. Roger. 2002. Meaning-
ful Assessment. A Manageable and Cooperative
Simpulan Process. Allyn and Bacon. Boston USA.
Pertama, pada umumnya pengetahuan guru- Halimah, L., Realin, S., Ernalis. 2007. Artikel Penelitian
guru tentang asesmen autentik masih kurang (85%), Pengembangan Model Sistem Penilaian
dan (15%)sama sekali tidak mengetahui apa itu Berbasis Kelas dalam Pembelajaran Bahasa In-
donesia SD. UPI. Bandung.
asesmen autentik. Kedua, penerapan asesmen
Mueller, J. 2006. Authentic Assessment.North Central
autentik oleh guru-guru belum dilaksanakan secara
College.http://jonatan.muller.noctrl.edu/toolbox/
maksimal. Ketiga, model asesmen autentik dan whatisist.html
pedoman asesmen dapat dilanjutkan pada penilaian O’Malley, J., Michael, and Pierce, L.V. 1996.Authentic
berikutnya. Sebagian besar guru menyatakan draf Assessment for English Language Learners. Prac-
model asesmen yang dihasilkan sudah baik, dan tical Approaches for Teachers. Addison-Whisley
sebagai lainnya menyatakan sangat baik. Dari aspek Publishing Company, Inc.
konstruksi buku pedoman asesmen autentik (90%) Rofiudin, A., dan Zuhdi, D. 1998. Pendidikan Bahasa
menyatakan sangat baik, dan 10 % menyatakan dan Sastra Indonesia di KelasTinggi. Jakarta:
baik. Dari segi bahasa, 70% menyatakan baik dan Depdikbud.
Padmono, Y. 2006. Pengaruh Sikap Profesional Guru,
30% sangat baik.
Pemahaman, Perkembangan Anak, dan Berpikir
Kreatif terhadap Kemampuan Guru Menyusun
Saran Assessment Keterampilan Proses. Disertasi Pro-
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan gram Pasca Sarjana UNJ.
sebagai berikut. Pertama, peningkatan pemahaman Peraturan Pemerintah No 19 Th 1995. tentangStandar
guru tentang asesmen autentik. Kedua, perlu ada Nasional Pendidikan.
Sukmadinata, N.S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan.
buku pedoman asesmen yang dapat dijadikan
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
rujukan bagi guru. Ketiga, perlu pendampingan Tatat, H. 2006. ModelPenilaian Holistik dalam
kepada para guru dalam melaksanakan asesmen Pembelajaran Mengarang Bahasa Indonesia di
autentik. SD. Hibah Kompetisi UPI. Bandung.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20. Th 2003.
TentangSistem Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai