1.Latar Belakang
Guru sebagai komponen penting tenaga kependidikan,memiliki tugas
untuk
melaksanakan
proses
pembelajaran.
Dimana
dalam
proses
sebelum
melaksanakan
pembelajaran,
sehingga
proses
perangkat
penilaian,
dan
skenario
pembelajaran.
Adapun
acuan
dalam
pengembangan
rencana
pelaksanaan
harus
dipelajari
peserta
didik
untuk
semua
jenjang
Pedoman
Umum
Pembelajaran.tahap
pertama
dalam
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Alokasi waktu
Tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi
Materi pembelajaran; metode pembelajaran
Media, alat dan sumber belajar
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Penilaian.
bahan,
alat,
media,
petunjuk
dan
pedoman
yang
akan
pembelajaran
adalah
alat
atau
perlengkapan
untuk
membantu
guru
serta
pevdoman
guru
dalam
melakukan
peran
penting
dalam
meningkatkan
penguatan
dalam
dengan
baik
dan
tekun,
dengan
harapan
pembelajaran
yang
sudah
lengkap
dan
perencanaan
dikemukakan
A.N,
oleh
Adimiharja
dan
(2007:24)
Hikmat,
dalam
bahwa
pengembanganmeliputikegiatanmengaktifkansumber,
kemajuan.Pengembanganmodelbarudisusunberdasarkanpengalaman
pelaksanaan program yang baru dilaksanakan, kebutuhan individu atau
kelompok,
dandisesuaiakandenganperkembangandanperubahanlingkunganbelajar.
Dalam penelitian dan Pengembangan terdapat beberapa langkah
sistematis
yang harus dilakukan salah satunya menurut Kemp. Secara singkat,
menurut Kemp terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah
bahan ajar, yaitu:
a Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk
pembelajaran tiap topiknya;
topik;
Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang
menyenangkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa
dengan
syarat
mereka
kembali
beberapa
fase
dari
perencanaan
yang
28
Hasil
penelitiannya
menjelaskan
bahwa
kemampuan
dalam
Skripsi
Uneversitas
Negri
Semarang
dalam
ini
menghasilkan
LKS
berbasis
karakter
dan
layak
digunakan
dalam
sistem
pembelajaran
berharap
hasil
penelitian
ini
dapat
bermanfaat
dan
penelitian
meningkatkan
dan
motivasi
pengembangan
belajar
siswa
ini
diharapkan
sebagai
manfaat
mampu
dari
kelengkapan
perangkat
pembelajaran
mulai
dari
strategi
motivasi
belajar
salah
satu
alat
evaluasi
dalam
pembelajaran yang selalu digunakan oleh guru adalah Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Lembar kerja siswa(LKS) menurut Prastowo (2011:204) merupakan
suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi,
ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang
harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi
dasar yang harus dicapai.
Sebagaimana diungkap dalam Panduan Pengembangan Bahan Ajar
(Departemen Pendidikan Nasional, (2008) lembar kerja siswa (student
worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan
untuk
menyelesaikan
suatu
tugas.
Suatu
tugas
yang
Memudahkan
guru
dalam
mengelola
proses
belajar,
mengubah kondisi
belajar dari suasana guru sentris menjadi siswa sentris.
misalnya
Dapat
digunakan
untuk
mengembangkan
keterampilan
proses,
mengembangkan
sikap ilmiah serta membangkitkan minat siswa terhadap alam sekitarnya.
4. Memudahkan guru memantau keberhasilan siswa untuk mencapai
sasaran belajar.
5.1.4. Unsur-unsur LKS sebagai Bahan Ajar.
Dilihat dari strukturnya, bahan ajar LKS lebih sederhana daripada
modul, namun lebih kompleks daripada buku. Bahan ajar LKS jika dilihat
dari
formatnya
(Ditjen
Dikdasmenum
dalam
Prastowo,
2011:208),
LKS
yang
membantu
mengintegrasikan berbagai
peserta
didik
dapat
menerapkan
dan
konsep
yaitu:
Sumber: Prastowo (2011:212) Gambar 2.1. Diagram alir langkahlangkah penyusunan LKS
memiliki
kekuatan
spiritual,
keagamaan,
pengendalian
sadar
terencana
dalam
menciptakan
suasana
dan
proses
kedaulatan
adalah
ditangan
Rakyat
dan
dilaksanakan
kegiatan
Pendapat
belajar
dan
senada
menambah
juga
keterampilan
disampakan
oleh
dan
Sudirman
Motivasi
dan
belajar
merupakan
dua
hal
yang
saling
adik
yang
memberikan
dorongan
untuk
belajar,
lingkungan
akan
tertarik
melihat
makanan.
Untuk
memperoleh
makanan
tersebut orang harus bekerja terlebih dahulu, agar dapat bekerja
dengan baik orang harus belajar bekerja. Jadi bekerj dengan baik
adalah Motivasi Sekunder.
Berdasarkan hasil uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa
Motivasi terdiri dari motivasi interinstik dan ekstrinsik serta motivasi
primer dan sekunder diman motivasi tersebut berasal dari dalam dan luar
diri siswa dan semuanya sangat dibutuhkan dalam belajar.
5.3.4 Indikator Motivasi Belajar
Menurut Sardiman (2011:83) motivasi belajar siswa dapat dilihat
melalui indikator-indikator berikut:
A. Tekun menghadapi tugas
B. Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa
C. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah orang
dewasa
D. Lebih senang belajar-belajar mandiri
E. Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin
F. Dapat mempertahankan pendapatnya
G. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
Disisi lain menurut Hamzh B.Uno (2012:31) pada umumnya ada
beberapa indikator yang dapat dilihat sebagai berikut:
A. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
B. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
C.
D.
E.
F.
sehingga
Dijelaskan pula oleh Visseer dan Keller dalam (Made Wena,2013:3435) mengklasifikasikan mengklasifikasikan motivasi belajar menjadi empat
faktor yaitu:
A. Perhatian(Attantion)
Tingkat perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran untuk
membangkitkan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran
dengan cara membangkitkan daya persepsi siswa dimana daya
persepsi ini mengguaakan sesuatu yang baru, mengherankan
tidak pantas atau peristiwa-peristiwa yag tidak menentu.
B. Relevansi(Relevance)
Yaitu bagaimana siswa merasakan adanya kaitan atau relevansi
isi pembelajaran dengn kebutuhanya. Dalam usaha menumbuhkn
keakraban pada diri siswa terhadap pembelajaran dapat dilakukan
dengan cara pengguanaan atau emakaian bahasa yang kongkret,
contoh dan konsep yang berkaitan atau dengan pengalaman
keidupan siswa. Conthnya dapat digunakan dengan menggunakan
gambar dan bahasa yang menarik, menggunakan ilustrasi
gambar untuk mengkongkretkan konsep yang abstrak tau tidak
biasa bagi siswa.
C. Keyakinan (Confidece)
Yitu seberapa besar siswa merasa yakin terhadap kemampuanya
dalam
mengerjakan
tugas-tugas
pembelajaran.
Untuk
menumbukan keyakinan pada diri siswa dapat dilakukan dengan
membantu siswa merancang secara jelas dan mudah dipahami isi
dan tujuan pembelajaran, menjelaskan prasyarat-prasyarat
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat memantu
dalam mengerjakan tugas.
D. Kepuasan (Satisfaction)
Yaitu seberapa besar siswa meraa puas dengan kegiatan-kegiatan
belajar yang telah dilakukan dengan memberi umpan balik dan
penguatan yang akan mempertahankan prilaku yang diinginkan.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa
Indikasi adanya motivasi belajar siswa dapat dilihat dari beberapa
indikator seperti yang telah diungkapkan sebelumnya yaitu erdapat
Perhatian dimana siswa menunjukan adanya keantusiasan dan perhatian
ketika guru menjelaskan materi pembelajaran, Relevansi yaitu
siswa
UUD
1945.
Matapelajaran
PPKn
juga
memiliki
tujuan
dalam
Karakter-Karakter
Indonesia
agar
dapat
hidup
akan dipelajari oleh siswa serta soal-soal yang berkaitan dengan materi
tersebut untuk dikerjakan siswa. Dari ringkasan materi dan juga soal-soal
tersebut diharapkan siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan sebelumnya. LKS yang baik dalam segi isi maupun
desain yang didalamnya bukan hanya terdapat soal-soal saja namun juga
konsep serta materi yang harusnya dihubungkan dengan pengalamn
hidup serta keadaan lingkungan yang sesuai dengan kehidupan Siswa
tentunya akan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Karna
LKS itu sendiri adalah salah satu dari perangkat pembelajaran yang
tentunya digunakan guru dalam melakukan evaluasi pada siswa.
Seperti yang diungkapkan Wena (2013:36) Bahwa usaha untuk
menumbuhkan keakraban pada diri siswa dalam pembelajaran adalah
salah satunya dengan menggunakan contoh dan konteks yang familiar
pada isi pembelajaran dan lingkungan sekitr yang sudah dikenal siswa.
5.6 Anggapan Dasar
Dalam hal penelitian seorang peneliti harus memberi suatu asusmsi
yang kuat tentang kedudukan permasalahan tentang suatu gagasan
tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubgan yang lebih luas.
Asumsi tersebut disebut anggapan dasar.
Menurut arikunto (2010:63) Anggapan dasar adalah sesuatu yang
diyakini kebenaranya oleh peneliti yang akanberfungsi sebagai hal-hal
yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti dalam melakukan
penelitianya.
Dari penjelasan ditas maka peneliti menyimpulkan bahwa anggapan
dasar adalah sesuatu yang dari awal sudah diyakini kebenaranya oleh
peneliti dalam melakukan kebenaranya sehingga dapat menjadi landasan
bagi eneliti dalam melakukan penelitianya.
Adapun anggaan dasar dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendidikan Demokrasi
dengan
kerangka
berfikir
merupakan
model
konseptual
tentang
Standar Kompetensi
Menganalisis Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani
Kompetensi Dasar
1. Merumuskan Pengertian
Demokrasi
Mendeskripsikan
Pengertian
dan Prinsip-prinsip Budaya
2. Mengidentifikasi Unsur-Unsur Demokrasi
Demokrasi
3. Memahami
Demokrasi
sebagai
suatu
sistem
Kehidupan
4. Memahami
Demokrasi
sebagai
suatu
sistem
Pemerintahan
5. Memahami Demokrasi sebagai sistem Pemerintahan
di Indonesia
Produk di uji
LKS(Lembar Kerja
Siswa) Berbasis Pendidikan
oleh
Demokrasi
1. Siswa
2. Guru
3. Tim ahli
Kelayakan LKS(Lembar Kerja Siswa ) Berbasis Pendidikan Demokrasi yang
digunakan oleh SMA PGRI Gelumbang
Bagan 2 Kerangka Berpikir
1.8 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara atas rumusan
masalah Penelitian
yang sedang ditelitinya. Adapun pengertian hipotesis sebagai berikut:
Menurut sugiyono (2012:99) menyatakan bahwa hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian dimana
rumusan masalah penelitian sudah dituliskan dalam bentuk pertanyaan.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah
jawaban yang telah dibuat oleh peneliti sebelum melakukan penelitian.
Didalam penelitian ini terdapat dua Hipotesis yaitu : Ha dan Hipotesis H 0
dijelaskan sebagai berikut:
1. Ha: Terdapat peningkatan motivasi belajar terhadap pemggunaan
Lks berbasis Pendidikan Demokrasi dalam mata Pelajaran PPKn di
SMA PGRI Gelumbang
2. H0: Tidak ada peningkatan motivasi belajar terhadap penggunaan
LKS berbasis Pendidikan Demokrasi di SMA PGRI Gelumbang.
2. Metode Penelitian.
6.1 Pengertian Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
untuk
Menurut (Sugiyono, 2010: 6). (Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai
cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat
digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang
pendidikan
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang
berupa metode penelitian dan pengembangan (Reseacrh and Development/R&D).
Menurut (Sugiyono, 2015:407). Metode penelitian dan pengembangan ini digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut
Metode Penelitian dan Pengembangan telah banyak digunakan pada bidang-bidang Ilmu
Alam dan teknik. Hampir semua produk teknologi, seperti alat-alat elektronik, kendaraan
bermotor, pesawat terbang, kapal laut, senjata, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bangunan
gedung bertingkat dan alat-alat rumah tangga yang modern diproduk dan dikembangkan
melalui penelitian dan pengembangan.
Namun demikian metode penelitian dan pengembangan bisa juga digunakan dalam
bidang ilmu-ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi, pendidikan, manajemen, dan lain-lain
Sugiyono, (2015:408).
6.1.2 Desain Penelitian
Desain penelitian ini dilaksankan pada SMA PGRI Gelumbang Dalam penelitian ini
akan melibatkan lima tenaga ahli yang menguasai materi Pendidikan Demokrasi,
pengembangan bahan ajar, dan dapat memberi masukan dalam penyusunan LKS berbasis
Pendidikan Demokrasi dalam pelajaran PPKn untuk SMA kelas XI di SMA PGRI
Gelumbang, selain itu dari Sekolah Tersebut melibatkan guru dan siswa. Terlibatnya guru dan
siswa dalam penelitian bertujuan untuk menguji kelayakan LKS berbasis Pendidikan
Demokrasi untuk kelas XI di SMA PGRI Gelumbang.
Guru menguji kelayakan, kegrafikan, isi, serta Desain dan juga memberikan masukan
untuk lebih menyempurnakan LKS yang peneliti buat, sedangkan siswa menguji kelayakan
dalam keterbacaan LKS tersebut.Tahapan yang dilaksanakan dalam penelitian dan
pengembangan (R&D) ini adalah sebagai berikut:
1. Potensi dan Masalah
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu
yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Potensi dalam penelitian ini adalah
adanya bahan ajar dari tiapsekolah yang berupa LKS serta adanya KD lingkungan hidup yang
menunjang penelitian berlangsung dalam mengembangkan LKS, dan LKS tersebut bisa
dikembangkan dengan berbagai pendekatan dan strategi pembelajaran di sekolah. Masalah
adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah yang ditemukan
di lapangan adalah Perangkat pembelajaran yang sudah lengkap namun tidak didukung
dengan lualitas yang baik pula, terutama instrument evaluasi yang digunakan guru yaitu LKS.
2. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data siswa, LKS dari tiap sekolah yang
diteliti, dan hasil analisis tiap LKS sebagai bahan dasar dalam pengembangan LKS berbasis
Pendidikan Demokrasi
3. Desain Produk
dalam penelitin ini berupa LKS berbasis Pendidikan Demokrasi, desain LKS ini didasarkan
pada LKS yang telah dikumpulkan dari lokasi penelitian. Desain produk disesuaikan dengan
standar BSNP dan dikembangkan dengan adanya struktur sebagai berikut:
1. cover LKS/judul LKS
2. SK dan KD yang ditentukan yaitu pada materi Budaya Demokrasi
3. Materi/isi LKS yang dijabarkan secara rinci
4. Informasi mengenai Pendidikan Demokrasi
5. Tugas-tugas mandiri dan kelompok
6. Soal-soal latihan,
7. Uji kompetensi dan
8. Rangkuman materi.
4. Validasi Desain
Validasi desain meruapakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam
hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak.
Validasi ini melibatkan tim ahli dan guru. Tim ahli disini adalah dosen yang menguasai
materi dan penyusunan bahan ajar yang terdiri dari 5 dosen. Guru yang menilai dan
memvalidasi LKS juga berasal dari guru pengajar materi pokok Budaya Demokrasi.
5. Revisi Desain
Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka
akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut terdapat dalam LKS brbasis
Pendidikan Demokrasi dari segi isi/materi, bahasa, penyajian dan kegrafikan yang harus
diperbaiki agar lebih layak digunakan nantinya pada sistem pembelajaran di sekolah.
6. Uji Coba Produk
Seperti telah dikemukakan kalau dalam bidang pendidikan, desain produk yang telah dibuat
tidak bisa langsung diuji coba dulu, tetapi harus dibuat terlebih dahulu menjadi barang, dan
barang tersebut yang diuji coba. Jadi setelah LKS berbasis Pendidikan Demokrasi selesai di
validasi oleh tim ahli maka diuji cobakan kepada siswa dalam bentuk angket untuk
mengetahui kelayakan keterbacaan dari LKS Pendidikan Demokrasi tersebut.
7. Kelayakan Produk
Setelah produk yang berupa bahan ajar tersebut di uji coba pada pihakpihak yang telah
ditetapkan peneliti, maka diketahui kelayakan dari LKS berbasis karakter dan kebencanaan.
Hasil penelitian dari angket penilaian tim ahli, guru dan siswa dianalisis untuk mendapatkan