Anda di halaman 1dari 30

DESAIN PENELITIAN

PENGEMBANGAN LKS BERBSIS PENDIDIKAN DEMOKRASI PADA


MATA PELAJARAN PKn TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
KELAS XI DI SMA PGRI GELUMBANG

1.Latar Belakang
Guru sebagai komponen penting tenaga kependidikan,memiliki tugas
untuk

melaksanakan

proses

pembelajaran.

Dimana

dalam

proses

pembelajaran ada beberapa komponen yang harus disiapkan terlebih


dahulu oleh guru yang disebut degan Perencanaan Pembelajaran yang
salah satu komponen didalamnya yaitu Perangkat Pembelajaran.
Perangkat pembelajaran merupakan hal yang harus disiapkan oleh
guru

sebelum

melaksanakan

pembelajaran,

sehingga

proses

pembelajaran dapat terlaksana dengan lebih efektif.


Selanjutnya dijelaskan dalam Permendikbud No. 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan
bahwa penyusunan perangkat pembelajaran merupakan bagian dari
perencanaan pembelajaran.Perencanaan pembelajaran dirancang dalam
bentuk silabus dan RPP yang mengacu pada standar isi. Selain itu, dalam
perencanaan pembelajaran juga dilakukan penyiapan media dan sumber
belajar,

perangkat

penilaian,

dan

skenario

pembelajaran.

Adapun

perangkat pembelajaran yang harus disiapkan sebagai berikut:


A.Silabus
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
menjelaskan bahwa silabus merupakan acuan penyusunan kerangka
pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus
dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menegah sesuai dengan pola

pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan


sebagai

acuan

dalam

pengembangan

rencana

pelaksanaan

pembelajaran. Silabus untuk mata pelajaran SMA secara umum berisi:


1. Identitas mata pelajaran
2. dentitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas
3. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang

harus

dipelajari

peserta

didik

untuk

semua

jenjang

pendidikan, kelas dan mata pelajaran.


4. Kompetensi dasar, berkaitan dengan kemampuan spesifik yang
mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan yang terkait
muatan atau mata pelajaran.
5. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang
relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompetensi.
6. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
7.
Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan hasil belajar peserta didik.
8. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun.
9. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,
alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
B. RPP
Menurut Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum

Pedoman

Umum

Pembelajaran.tahap

pertama

dalam

pembelajaran menurut standar proses yaitu perencanaan pembelajaran


yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Selanjutnya dijelaskan bahwa RPP adalah rencana
pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok
atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup
beberapa hal yaitu:
1. Data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/ semester
2. Materi Pokok

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Alokasi waktu
Tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi
Materi pembelajaran; metode pembelajaran
Media, alat dan sumber belajar
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Penilaian.

C.Lembar Kegiatan Siswa (LKS)


Menurut Depdiknas (2007), LKS adalah lembaran yang berisi tugas yang
harus dikerjakan oleh siswa. Tugas yang diperintahkan dalam LKS harus
mengacu pada kompetensi dasar yang akan dicapai siswa. Tugas tersebut
dapat berupa tugas teoritis dan tugas praktis (Abdul Majid, 2008: 176177). LKS digunakan sebagai sarana untuk mengoptimalkan hasil belajar
peserta didik dan meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam proses
belajar-mengajar.
D. Instrumen Penilaian
Penilaian bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan
belajar peserta didik. Dalam Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran dijelaskan bahwa
penilaian dalam setiap mata pelajaran meliputi kompetnsi pengetahuan,
kompetensi keterampilan dan kompetensi sikap. Penilaian dilakukan
berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil belajar dari masingmasing domain tersebut.Ada beberapa teknik dan instrumen penilaian
yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan
peserta didik baik berupa tes maupun non-tes antara lain tes tertulis,
penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian hasil karya, penilaian
portofolio dan penilaian diri.
Dijelaskan oleh Suhadi (2007:24) Perangkat pembelajaran adalah
sejumlah

bahan,

alat,

media,

petunjuk

dan

pedoman

yang

akan

digunakan dalam proses pembelajaran.


Tidak jauh berbeda dengan Suhadi Menurut Zuhdan, dkk (2011:16)
perangkat

pembelajaran

adalah

alat

atau

perlengkapan

untuk

melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik

melakukan kegiatan pembelajaran. Yang menjadi pegangan bagi guru


dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium atau di luar
kelas.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa perangkat
pembelajaran adalah alat atau perlengkapan yang harus disiapkan guru
sebelum dilakukanya proses pembelajaran yang berguna sebagai sarana
yang

membantu

guru

serta

pevdoman

guru

dalam

melakukan

pembelajaran. Jadi perangkat pembelajaran sann ngatlah penting Karna


perangkat pembelajaran sangat membantu proses belajar mengajar
supaya berlangsung secara efektif.
Selain perangkat pembelajaran yang harus disiapkan. Ternyata proses
pembelajaran juga

dapat terlaksana dengan baik jika peserta didik

mendapatkan motivasi belajar dengan baik pula, karna tanpa adanya


motivasi belajar maka proses belajar siswa akan sukar bejalan lancar.
seperti yang dikatakan Hamzah, (2006:27) bahwa motivasi belajar
memiliki

peran

penting

dalam

meningkatkan

penguatan

dalam

pembelajaran, dapat memperjelas tujuan belajar serta dapat menentukan


ketekunan belajar. Hal ini dapat kita lihat sebagai berikut:
1. Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang
anak yang sedang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang
memerlukan pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat halhal yang dilaluinya
2. Peran Motivasi dalam Memperjelas tujuan belajar
Hal ini erat kaitanya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik
dalam mempelajari sesuatu, jika yang dipelaari itu sudah dapat
diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak. Sebagai contoh
anak akan tertarik belajar eektronik karna tujuan belajar elektronik
itu dapat melahirkan kemampuan anak dalam elektronik.
3. Motivasi dalam Menentukan Ketekunan Belajar
Seorang anak yang termotivasi mempelajari sesuatu akan berusaha
mempelajarinya

dengan

baik

memperoleh hasil yang baik.

dan

tekun,

dengan

harapan

Selanjutya dijelaskan pula oleh Sagala (2010:105) bahwa Dalam proses


pembelajaran para guru perlu mendesain motivasi yang tepat terhadap
anak didik agar para anak didik itu belajar atau mengelarkan potensi
belajarnya dengan baik dan memperoleh hasil yang maksimal.
Jadi dapat disimpulkan dari Penjelasan di atas bahwa Motivasi adalah
suatu dorongan dari luar ataupun dalam diri siswa yang berfungsi untuk
meningkatkan keinginan dan kemampuan siswa dalam belajar.
Namun hal yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana jika motivasi
belajar siswa baik disekolah dan dirumah masih kurang?walawpun dengan
perangkat

pembelajaran

yang

sudah

lengkap

dan

perencanaan

pembelajaran yang sudah matang pula, serta motivasi yang diberikan


oleh Guru juga sudah cukup baik.
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal
13 februari 2016 di SMA PGRI Gelumbang Peneliti sempat mengobservasi
beberapa kelas yang sedang belajar di SMA PGRI Gelumbang. Dari hasil
observasi tersebut dapat dilihat terdapat kurangnya motivasi belajar siswa
di sekolah tersebut . hal ini dapat dilihat dari kurangnya perhatian siswa
kepada guru dan kurangnya respon siswa dalam pelajaran .
Selain itu peneliti juga meminta siswa kelas 10 sebanyak 99 siswa
dari 4 kelas di SMA tersebut . Peneliti meminta siswa untuk menuliskan
penyebab kurangnya motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PPKn
terkait dengan bahan ajar yang ada. Sebanyak 67% dari 99 siswa
menuliskan kurangnya motivasi belajar mereka dikarnakan LKS yang ada
kurang lengkap dan menarik. Sehingga siswa malas untuk membaca
materi yang ada dalam LKS dan kesulitan untuk menjawab pertanyaan
yang ada.
Dari uraian diatas maka jelaslah bahwa salah satu faktor penyebab
kurangnya motivasi belajar siswa ialah LKS yang digunakan guru untuk
membantu proses pembelajaran bagi siswa sekaligus sebagai instrumen
penilaian kemampuan siswa kurang lengkap dan kurang menarik dari segi
isi juga desain.

Selain itu untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan dalam


menemukan solusi yang paling tepat untuk permasalahan ini Peneliti juga
melihat fenomena yang ada saat ini dimana nilai Demokrasi yang
seharusnya berkembang di Indonesia sebagai Negara yang menganut
sistem Demokrasi Pancasila sangatlah minim bisa dilihat dari fenomena
sekitar dimana masyarakat lebih mementingkan ego masing-masing serta
pada saat ini malah keliatan bahwa orang yang kuatlah yang akan
menang bukan berdasarkan sistem Demokrasi yang mendahulukan
Musyawarah dan Mufakat seperti yang sehausnya di anut oleh negara kita
Indonesia. Dan untuk menanamkan sifat demokrasi ini tetunya sekolahlah
yang berperan penting sebagai suatu agen pendidikan yang harusnya
menanamkan sifat Demokrasi pada siswa.
Maka dari itu peneliti tertarik untuk menyelesaikan faktor penyebab
masalah diatas dengan cara melakukan pengembangan terhadap LKS
yang Berbasis Pendidikan Demokrasi. Dimana pengembangan itu sendiri
merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk membuat sesuatu menjadi
lebih baik dari sebelumnya.
Menurut Gay (1990) Penelitian dan Pengembangan adalah suatu
usaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan
sekolah, dan bukan untuk menguji teori.
Sedangkan Borg and Gall (1983:772) mendefinisikan penelitiandan
pengembangan sebagai berikut:
Educational Research and development (R & D) is a process used to
develop and validate educational products. The steps of this process are
usually referred to as the R & D cycle, which consists of studying research
findings pertinent to the product to be developed, developing the
products based on these findings, field testing it in the setting where it
will be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in
the filed-testing stage. In more rigorous programs of R&D, this cycle is
repeated until the field-test data indicate that the product meets its
behaviorally defined objectives.

Berikutnya dijelaskan oleh Seals dan Richey (1994) mendefinisikan


penelitian dan pengembangan sebagai suatu pengkajian sistematik
terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan
produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, kepraktisan,
dan efektifitas.
Senada dengan Richey,

Plomp (1999) menambahkan kriteria

mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai suatu pengkajian


sistematik terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program,
proses dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas,
kepraktisan, dan efektifitas serta dapat menunjukkan nilai tambah.
Menurut Sugiarta,( 2007:11) mengembangkan suatu produk ada
beberapa model Pengembangan dimana Model pengembangan diartikan
sebagai proses desain konseptual dalam upaya peningkatan fungsi dari
model yang telah ada sebelumnya, melalui penambahan komponen
pembelajaran yang dianggap dapatmeningkatkan kualitas pencapaian
tujuan
Berikutnya
Sugiarta

dikemukakan
A.N,

oleh

Adimiharja

dan

(2007:24)

Hikmat,

dalam
bahwa

pengembanganmeliputikegiatanmengaktifkansumber,
kemajuan.Pengembanganmodelbarudisusunberdasarkanpengalaman
pelaksanaan program yang baru dilaksanakan, kebutuhan individu atau
kelompok,
dandisesuaiakandenganperkembangandanperubahanlingkunganbelajar.
Dalam penelitian dan Pengembangan terdapat beberapa langkah
sistematis
yang harus dilakukan salah satunya menurut Kemp. Secara singkat,
menurut Kemp terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah
bahan ajar, yaitu:
a Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk
pembelajaran tiap topiknya;

b Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut


didesain;
c Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat
dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar;
d Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan;
e Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar
belakang pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu
f

topik;
Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang
menyenangkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa

siswa akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan;


g Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang
meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk
melaksanakan rencana pembelajaran;
h Mengevaluasi
pembelajaran
siswa

dengan

syarat

mereka

menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahankesalahan dan


peninjauan

kembali

beberapa

fase

dari

perencanaan

yang

membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang dilakukan


berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif
Selain itu adapun penelitian yang relevan berkaitan dengan
Pengembangan LKS yng berfungsi untuk meningkatkan Motivasisiswa
sebagai berikut
1. Penelitian oleh Resti Wulansari yakni dalam skripsi
IKIP PGRI Semarang pada tahun 2013. Judul penelitiannya adalah
Pengembangan

Lembar Kerja Siswa Berbasis Kontekstual

Berbantuan CD Interaktif pada materi bangun ruang sisi datar kelas


VIII SMP Negeri 2 Margorejo Pati. Hasil penelitianya menjelaskan
bahwa LKS yang dikembangkan memenuhi kriteria valid, efektif dan
pembelajaran pada kelompok eksperimen lebih baik jika
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
2. penelitian yang dilakukan oleh Erma Ayu Herlina Fajrin dalam skripsi
IKIP PGRI pada tahun 2013. Judul Penelitiannya adalah Efektifitas
Penggunaan LKS Matematika Berbasis CTLTerhadap Kemampuan
Berpikir Kritis pada Materi Ruang Dimensi Tiga kelas X SMA Negeri 3
Pati.

28

Hasil

penelitiannya

menjelaskan

bahwa

kemampuan

berpikir siswa meningkat dengan menggunakan LKS yang telah

berkriteria valid dan efektif serta Pembelajaran pada kelompok


eksperimen lebih baik jika dibandingkan dengan kelas yang
menerapkan pembelajaran konvensional
3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Himatullah
Amanah

dalam

Skripsi

Uneversitas

Negri

Semarang

dalam

Mengembangkan LKS berbasis Karakter dan kebencanaan materi


pelajaran lingkungan hidup , terdapat beberapa simpulan yaitu:
A. Penelitian

ini

menghasilkan

LKS

berbasis

karakter

dan

kebecanaan materi pelajaran Lingkungan Hidup yang sesuai


standar BSNP untuk proses belajar mengajar IPS kelas VIII di SMP
Negeri Kabupaten Semarang.
B. Dari keseluruhan uji coba pada tim ahli (expert), guru, dan siswa
dapat ditarik kesimpulan bahwa LKS berbasis karakter dan
kebencanaan

layak

digunakan

dalam

sistem

pembelajaran

dengan rincian sebagai berikut:


C. LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang dibuat oleh peneliti
dinyatakAN layak dengan presentasi klasikal dari tim ahli (expert)
sebesar 84.57%.
D. LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang dibuat oleh peneliti
dinyatakan layak dengan presentasi klasikal dari guru sebesar
86.58%.
E. LKS berbasis karakter dan kebencanaan yang dibuat oleh peneliti
dinyatakan layak oleh siswa-siswi dari SMPN 1 Ungaran, SMPN 2
Ungaran, SMPN 3 Ungaran dan SMPN 4 Ungaran dengan
persentase rata-rata sebesar 84.72%
Dari uraian diatas maka semakin memperkuat niat peneliti untuk
mengembangkan LKS supaya dapat membuat LKS yang lebih baik dari
sebelumnya baik dari segi desain,dan isi, serta dapat menanamkan nilai
Demokrasi pada Siswa.

Sehingga mempunyai penelitian yang berjudul Pengembangan


LKS Berbasis pendidikan Demokrasi Pada Mata Pelajaran PKn
Terhadap Motivasi Belajar SiswaKelas XI di SMA PGRI Gelumbang
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian Latar Belakang diatas maka Rumusan Masalah dari
Penelitian ini adalah Bagaimana LKS berbasis Pendidikkan Demokrasi
pada mata pelajaran PKn dapat menanamkan sikap Demokrasi serta
meningkatkan Motivasi belajar Siswa kelas XI di SMA PGRI Gelumbang ?
3. Tujuan Penelitian
Adapun

tujuan dari Penelitian ini adalah untuk menanamkan sikap

Demokrasi serta meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI di SMA


PGRI Gelumbang pada mata pelajaran PKn.
4. Manfaat Penelitian
Peneliti

berharap

hasil

penelitian

ini

dapat

bermanfaat

dan

memberikan kontribusi baik secara teoritis dan juga praktis yaitu:


4.1 Secara Teoritis
Hasil penelitian dan pengembangan ini diharapkan dapat berguna
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
pengembangan LKS berbasis Pendidikan Demokrasi pada mata pelajaran
PKn terhadap Motivasi belajar siswa kelas XI di SMA PGRI Gelumbang
4.2 Secara Praktis
4.2.1 Bagi Siswa
Hasil

penelitian

meningkatkan

dan

motivasi

pengembangan
belajar

siswa

ini

diharapkan

sebagai

manfaat

pengembangan LKS Berbasis Pendidikan Demokrasi tersebut.


4.2.2 Bagi Guru

mampu
dari

Diharakan dapat memberikan informasi bagi guru mata pelajaran


PKn pada umumnya dan guru mata pelajaran PKn khususnya yang
diberlakukan di SMA PGRI Gelumbang khususnya dalam meningkatkan
motivasi belajar.
4.2.3 Bagi Sekolah
Dari hasil penelitian dan pengembangan ini diharapkan Sekolah
dapat meningkatkan kreativitas Guru dalam membuat LKS dalam mata
pelajaran PKn khususnya yang diberlakukan di SMA PGRI Gelumbang.
4.2.4 Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti sendiri dapat menambah pengetahuan selaku
calon Guru PKn kelak dalam memasuki dunia kerja bisa menjadi guru yang
aik serta Prefesional.
5. Tinjauan Pustaka
5.1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
5.1.1. Pengertian Lembar Kerja Siswa
Perencanaan pembalajaran yang baik adalah suatu persiapan
sebelum dilakukanya proses pembelajaran oleh guru dimana didalamnya
terdapat

kelengkapan

perangkat

pembelajaran

mulai

dari

strategi

pembelajaran saampai dengan alat evaluasi yang lengkap serta dapat


meningkatkan

motivasi

belajar

salah

satu

alat

evaluasi

dalam

pembelajaran yang selalu digunakan oleh guru adalah Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Lembar kerja siswa(LKS) menurut Prastowo (2011:204) merupakan
suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi,
ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang
harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi
dasar yang harus dicapai.
Sebagaimana diungkap dalam Panduan Pengembangan Bahan Ajar
(Departemen Pendidikan Nasional, (2008) lembar kerja siswa (student
worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan

oleh peserta didik. Lembar kerja biasanya berupa petunjuk, langkahlangkah

untuk

menyelesaikan

suatu

tugas.

Suatu

tugas

yang

diperintahkan dalam lembar kerja siswa harus jelas KD yang akan


dicapainya.
Sementara itu, menurut pandangan lain (Belawati dalam Prastowo,
2011), LKS bukan merupakan singkatan Lembar Kegiatan Siswa, akan
tetapi Lembar Kerja Siswa, yaitu materi ajar yang sudah dikemas
sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari
materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS, peserta didik akan
mendapatkan materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi.
Selain itu, peserta didik juga dapat menemukan arahan yang terstruktur
untuk memahami materi yang diberikan.
5.1.2 . Fungsi LKS
Lembar Kerja Siswa mempunyai fungsi yang terdiri atas
A. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun
lebih 13 mengaktifkan peserta didik,
B. Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk
memahami materi yang diberikan
C. Sebagai bahan ajar yang ringkas kaya tugas untuk berlatih
D. Mempunyai isi yang semudah pengajaran yang diberikan guru
kepada peserta didik.
5.1.3. Manfaat LKS bagi Kegiatan Pembelajaran
Lembar Kerja Siwa sebagai salah satu perangkat pembelajaran yang
berfungsi untuk membantu guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran
serta untuk melalui LKS, guru dapat memancing peserta didik agar secara
aktif terlibat dengan materi yang dibahas.

Adapun Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan LKS menurut


Hendro
Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis,( 1992 : 40), antara lain :
1.

Memudahkan

guru

dalam

mengelola

proses

belajar,

mengubah kondisi
belajar dari suasana guru sentris menjadi siswa sentris.

misalnya

2. Membantu guru mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan


konsep-konsep
melalui aktivitasnya sendiri atau dalam kelompok kerja.
3.

Dapat

digunakan

untuk

mengembangkan

keterampilan

proses,

mengembangkan
sikap ilmiah serta membangkitkan minat siswa terhadap alam sekitarnya.
4. Memudahkan guru memantau keberhasilan siswa untuk mencapai
sasaran belajar.
5.1.4. Unsur-unsur LKS sebagai Bahan Ajar.
Dilihat dari strukturnya, bahan ajar LKS lebih sederhana daripada
modul, namun lebih kompleks daripada buku. Bahan ajar LKS jika dilihat
dari

formatnya

(Ditjen

Dikdasmenum

dalam

Prastowo,

2011:208),

Menyatakan bahwa LKS paling tidak memuat delapan unsur, yaitu: A.


Judul
B. kompetensi dasar yang akan dicapai
C. Waktu penyelesaian
D. Peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
E. Informasi singkat
F. Langkah kerja
G. Tugas yang harus dilakukan
H. Laporan yang harus dikerjakan.
5.1.5 Macam-macam Bentuk LKS.
Dari berbagai LKS yang digunakan oleh setiap sekolah, pasti
mempunyai spesifikasi yang berbeda-beda. Baik dari kemasan secara
cover, isi, bobot soal, penilaian, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu dari
berbagai bentuk LKS yang sudah diterbitkan oleh beberapa penerbit,
maka ada identifikasi dari macam-macam bentuk LKS itu sendiri, hal ini
bisa dijabarkan dari penjelasan dibawah ini:
A. LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep.
LKS jenis ini memuat apa yang (harus) dilakukan peserta didik, meliputi
melakukan, mengamati, dan menganalisis. Oleh karena itu, perlu
dirumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan peserta didik,
kemudian peserta didik diminta mengamati fenomena hasil kegiatan.

Selanjutnya, peserta didik diberikan pertanyaan-pertanyaan analisis


yang membantu untuk mengaitkan fenomena yang mereka amati
dengan konsep yang akan mereka bangun dalam benak mereka.
B.

LKS

yang

membantu

mengintegrasikan berbagai

peserta

didik

dapat

menerapkan

dan

konsep

yang telah ditemukan. Di dalam sebuah pembelajaran, setelah peserta


didik berhasil

menemukan konsep, peserta didik selanjutnya dilatih

untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam


kehidupan sehari-hari.
C. LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar.
LKS bentuk ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada dalam
buku. Peserta didik akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika mereka
membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu
peserta didik menghafal dan memahami materi pembelajaran yang
terdapat di dalam buku. LKS ini juga sesuai untuk keperluan remidiasi.
D. LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum.
Alih-alih memisahkan petunjuk praktikum ke dalam buku tersendiri,
kita dapat menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan
LKS. Dengan demikian, dalam LKS bentuk ini, petunjuk praktikum
merupakan salah satu isi (content) dari LKS
5.1.6. Langkah-langkah Aplikatif Membuat LKS
Pembuatan lembar kerja siswa yang baik terdapat beberapa langkah
aplikatif

yaitu:

A. Melakukan analisis kurikulum.


Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana
yang memerlukan bahan ajar LKS. Pada umumnya, dalam
menentukan materi, langkah analisisnya dilakukan dengan cara
melihat materi pokok, pengalaman belajar, serta materi yang akan
diajarkan, serta mencermati kompetensi siswa.
B. Menyusun peta kebutuhan LKS.
Peta kebutuhan diperlukan untuk mengetahui jumlah LKS yang harus
ditulis serta melihat sekuensi atau urutan LKS-nya. Sekuensi LKS
sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan.
C. Menentukan judul-judul LKS.

Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar,materi


pokok,atau
pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum.
Satu kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai judul LKS apabila
kompetensi tersebut tersebut tidak terlalu besar.
D. Penulisan LKS
Untuk menulis LKS, langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut.
1. Merumuskan kompetensi dasar
Untuk mrumuskan Kompetensi asar bisa langsung kita turunkan
dari kurikulum
yang telah Berlaku, contoh kempetensi dasar
dari kuriulum 2006.
2. Menentukan alat penilaian
Penilaian kita lakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja
peserta didik.
Karena
hal yang menjadi penilaian adalah
kompetensi yang dikuasai. maka alat penilaian yang cocok dan
sesuai adalah menggunakan pendekatan (PAP) Penilaian Acuan
Patokan atau Criterion Referenced Assessment. Dengan demikian,
pendidik dapat melakukan penilaian melalui proses dan hasilnya.
3. Menyusun materi
Untuk menyusun materi LKS, ada beberapa hal penting yang
perlu diperhatikan.
Berkaitan dengan isi atau materi LKS, perlu
kita ketahui bahwa materi LKS sangat tergantung pada
kompetensi dasar yang akan dicapainya karna LKS disusun
berdasarkan kompetensi dasar tersebut.. Materi LKS dapat berupa
informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup
substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari
beberapa sumber, seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil
penelitian, dan sebagainya. Supaya pemahaman peserta didik
terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja didalam LKS kita
tunjukkan referensi yang digunakan agar peserta didik bisa
membaca lebih jauh tentang materi tersebut. Selain itu, tugastugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari
peserta didik tentang hal-hal yang seharusnya peserta didik dapat
melakukannya.
4. Memperhatikan struktur LKS
Kita mesti memahami komponen LKS terlebih dahulu sebelum
membuat LKS itu sendiri ,karna dengan memahami komponenkomponen tersebut serta struktur pembuaan LKS itu pula kita
dapat membuat LKS yag baikpada dasarnya struktur LKS terdiri
atas enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar (petunjuk
siswa), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung,
tugas-tugas dan langkah kerja, serta penilaian. Ketika kita menulis
LKS, maka paling tidak keenam komponen inti tersebut harus ada.

Berikut ini adalah gambar dari langkah-langkah penyusunan LKS


menurut Diknas 2004 yang harus dipahami.

Sumber: Prastowo (2011:212) Gambar 2.1. Diagram alir langkahlangkah penyusunan LKS

5.2 Pendidikan Demokrasi


5.2.1 Pengertian Pendidikan Demokrasi
Sebagaimana kita ketahui dalam UU NO 20 Tahun 2003 tentang
SISDIKNAS menyatakan bahwa Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan
terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk

memiliki

kekuatan

spiritual,

keagamaan,

pengendalian

diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang


diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Sedangkan Demokrasi adalah suatu suatu sistem Pemerintahan yang
berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu Demos yang berarti
Rakyat dan Cratos yang berarti Kekasaan jadi dapat disimpulkan bahwa
Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang berdasarkan atas asas
kerakyatan. Selain itu ada beberapa Definisi demokrasi selain sebagai
suatu Sistem Pemerintahan yaitu
Menurut John Dewey dalam Zamroni, (2001: 31) menyatakan ide
pokok demokrasi adalah pandangan hidup yang dicerminkan dengan

perlunya partisipasi dari setiap warga yang sudah dewasa dalam


membentuk nilai-nilai yang mengatur kehidupan.
Dan juga menurut Nurcholish Madjid dalam Tim ICCE UIN, (2003: 113)
menyatakan demokrasi sebagai proses berisikan norma-norma yang
menjadi pandangan hidup bersama.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Demokrsi adalah suatu
usaha

sadar

terencana

dalam

menciptakan

suasana

dan

proses

pembelajaran untuk menanamkan niai-nilai Demokrasi kepada peserta


didik.
5.2.2 Tujuan Pendidikan Demokrasi
Indonesia merupakan salah satu Negara ya menganut sistem
Demokrasi dimana Demokrasi di Indonesia adalah Demokrasi Pancasilahal
ini bisa kita lihat dalam Pembuakaan UUD 1945 alenia ke-4, dan juga
dapat kita lihat pada isi UUD 1945 salah satunya pada pasal 1 ayat 2 yang
menyatakan

kedaulatan

adalah

ditangan

Rakyat

dan

dilaksanakan

sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.


Pendidikan Demokrasi tetunya memiliki suatu Tujuan, salah satunya
tentu supaya nilai-nilai Demokrasi dapat tertanam didalam diri Peserta
didk. Seperti yang dikemukakan oleh Affandi (2005:8) yang menyatakan
bahwa :Tujuan pendidikan demokrasi adalah untuk mempersiapkan warga
masyarakat berpikir kritis dan berpikir demokratis. Berdasarkan pendapat
ini, maka dapat diberikan implikasi bahwa pendidikan demokrasi sangat
diperlukan, agar warga negaranya mengerti, menghargai kesempatan dan
tanggungjawab sebagai warga negara yang demokrasi
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
Demokrasi sangatlah penting dan harus dilaksanakan karna Indonesia
sendiri merupakan Negara yang menganut Sistem demokrasi. Maka dari
itu Nilai-nilai Demokrasi sangatlah penting untuk ditanamkan.
5.3 Motivasi Belajar
5.3.1 Pengertian Motivasi Belajar

Salah satu komponen penting yang dapat meningkatkan kemampuan


siswa dalam menerima Pelajaran adalah Motivasi , dengan adanya
Motivasi maka siswa akan mempuanyai semagat baik yang berasal dari
dalam dirinya maupun dari lingkungan sekitar dalam menerima Pelajaran
serta dapat membuat suasana belajar akan terasa lebih bermakna dan
menyenangkan.
menurut Yamin (2011:216) menyatakan bahwa motivasi adalah
sebagai daya gerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat
melakukan
pengalaman.

kegiatan
Pendapat

belajar

dan

senada

menambah

juga

keterampilan

disampakan

oleh

dan

Sudirman

(2010:100) yang menyatakan Motivasi belajar adalah keseluruhan daya


penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
dan memberikan kegiatan belajar, dan memeberikan arah pada kegiatan
belajar itu demi menjamin keberlangsungan kegiatan belajar, dan
memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan.
Sedangkan menrut Menurut Hamzah B.Uno (20012:23) menyatakan
bahwa

Motivasi

dan

belajar

merupakan

dua

hal

yang

saling

mempengaruhi.Menurutnya Pada hakikatnya Motivasi belajar adalah


dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar
untuk mengadakan perubahan tingkah laku, Pada umumya dengan
beberapa indikator atau unsur yang mendukung.
Dari penjelasan diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
Motivasi belajar adalah dorongan rasa ingin tau dan semangat serta
keinginan yang besar baik dari dalam diri dan juga dari luar diri siswa agar
tetaqp berlangsungnya kegiatan belajar serta dapat mencapai hasil
belajar secara efektif.
5.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengarui Motivasi Belajar
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
seperti yang dikatakan oleh Dimyati dan Mujiono (2010:97-101) mereka
mengungkapkan bahwa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
antara lain :
A. Cita-Cita dan Aspirasi Siswa

Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang tidak terpuskan


dapat memperbesar kemauan dan semngat belajar, dari segi
pembelajaran penguatan dengan hadiah atau hukuman dapat
mengubah keingianan menjadi kemauan dan kemauan menjadi
cita-cita. Keinginan berlangsug sesaat dan dalam waktu yang
singkat, sedangkan kemauan berlangsung dalam jangk waktu yang
lama, cita-cita dapat berlangsung dalam waktu yang sangat lama
bahkan sampai akhir hayat
B. Kemauan Siswa
Keinginan siswa perlu dikuti dengan atau dengan kecakapan untuk
mencapainya. Melalui latihan yang berulang kali menyebabkan
terbentuknya kemampuan akan sesuatu yang pada akhirnya
mengantar siswa kepada keberhasilan. Kemampuan akan
memprkuat
motivasi
siswa
melakukan
tugas-tugas
perekembanganya.
C. Kondisi Siswa
Kondisi siswa meliputi konndisi jasmani dan rohani dapat
mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit,
lapar, atau marah akan mengganggu perhatianya dalam belajar,
sebaliknya seorang siswa yang sehat,kenyang dan gembira akan
mudah memusatkan perhatian.
D. Kondisi Lingkungan Siswa
Kondisis lingkungan siswa dapat berua keadaan alam, lingkungan
tempat tinggal, pergaulan, dan kehidupan masyarakat. Sebagai
anggota masyarakat, maka dapat terpengaruh oleh lingkungan,
kondisi lingkungan yang baik akan mudah memperkuat semangat
dan mmotivasi belajar siswa.
E. Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Siswa memiliki, perasaan, perhatian, dan kemauan, ingatan dan
pikiran yang mengalami perubahan karena pengalaman hidup.
Pengalaman dengan teman sebaya berpengaruh pada motivasi dan
prilaku belajar, lingkungan budaya seperti surat kabar, majalah
radio dan televisi semakin menjangkau siswa. Semua lingkungan
tersebut mendinamiskan motivasi belajarnya.
F. Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa
Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan diluar
sekolah, upaya pembelajaran siswa disekolah melipti hal sebga
berikut:
1 Menyelenggarakan tertib belajar sekolah
2 Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan seperti
pemanfaatan waktu dan pemeliharaan fasilitas sekolah
3 Membina belajar tertib pergaulan
4 Membina belajar tertib lingkngan sekolah

Sedangkan menurut Hamzah B. Uno (2012:23) Bahwa motivasi


belajar dapat timbul karena dua faktor yaitu:
1. Faktor interinstik
Berupa hasrat atau keinginan untuk berhasil, dorongan kebutuhan
belajar, dalam tiap harapan akan cita-cita.
2. Faktor ekstrinsik
Berupa adanya penghargaan, lingkungan beljar yang kondusif dan
kegiatan belajar yang menarik.
Berdasarkan hasil uraian diatas Peneliti menyimpulkan bahwa faktor
yang mempengaruhi Motivasi belajar berasal dari dalam diri siswa dan
juga dari luar diri siswa dimana faktor yang mempengaruhi dari dalam diri
siswa tersebut meliputi hasrat yaitu rasa atau keinginan siswa untuk
belajar, kemauan yaitu tekat siswa untuk belajar, serta cita-cita yaitu
tujuan siswa dimasa depan yang membuat siswa semangat dalam belajar.
Sedangkan dari luar meliputi lingkungan keluarga yaitu orang tua , kakak
dan

adik

yang

memberikan

dorongan

untuk

belajar,

lingkungan

masyarakat yaitu masyarakat ditempat siswa tersebut tinggal yang dapat


memberikan dorongan bagi siswa untuk belajar, dan lingkungan sekolah
yaitu tempat siswa tersebut belajar , serta keadaan dan proses
pembelajaran dan juga tentunya bahan ajar yang digunakan yang dapat
memberikan dorongan bagi siswa untuk belajar
5.3.3 Jenis-Jenis Motivasi
Menurut Yamin (2011;234-235) jenis motivasi dalam belajar
dibedakan dalam dua jenis yaitu:
1. Motivasi Interinstik
Merupakan kegiatan belajar dimulai dan diteruskan bedasarkan
penghayatan sesuatu kebutuhan yang secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajar.
2. Motivasi Ekstrinsik
Merupakan kegiatan bekajar yang tumbuh dari dorongan dan
kebutuhan seseorang tidak secara mutlak berhubungan dengan
kegiatan belajarnya sendiri.
Pendapat senada juga di kemukan oleh Hamalik (2004:160) yang
menyatakan motivasi dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Motivasi Interinstik

Adalah motivasi yang tercakup didalam situasi belajar dalam


memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa
2. Motivasi Ekstrinsik
Adalah motivasi disebabkan dari faktor-faktor dati luar situasi
belajar
Sedangkan menurut Dimyanti dan Mudjiono (2010:86-90) bahwa
motivasi itu terdiri dari:
1. Motivasi Primer
Adalah motivasi yang didasarkan pada motivmotiv dasar, motifmotif dasar itu pada umumnya berasal dari segi biologis dan
jasmani manusia.
2. Motivasi
motivasi yang dipelajari. Seagai ilustrasi berikut yaitu orang yang
lapar

akan

tertarik

melihat

makanan.

Untuk

memperoleh

makanan
tersebut orang harus bekerja terlebih dahulu, agar dapat bekerja
dengan baik orang harus belajar bekerja. Jadi bekerj dengan baik
adalah Motivasi Sekunder.
Berdasarkan hasil uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa
Motivasi terdiri dari motivasi interinstik dan ekstrinsik serta motivasi
primer dan sekunder diman motivasi tersebut berasal dari dalam dan luar
diri siswa dan semuanya sangat dibutuhkan dalam belajar.
5.3.4 Indikator Motivasi Belajar
Menurut Sardiman (2011:83) motivasi belajar siswa dapat dilihat
melalui indikator-indikator berikut:
A. Tekun menghadapi tugas
B. Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa
C. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah orang
dewasa
D. Lebih senang belajar-belajar mandiri
E. Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin
F. Dapat mempertahankan pendapatnya
G. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
Disisi lain menurut Hamzh B.Uno (2012:31) pada umumnya ada
beberapa indikator yang dapat dilihat sebagai berikut:
A. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
B. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

C.
D.
E.
F.

Adanya harapan dan cita-cita masa depan


Adanya penghargaan dalam belajar
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
Adanya
lingkungan
belajar
yang
kondusif
memungkinkan seseorang
siswa dapat belajar dengan baik.

sehingga

Dijelaskan pula oleh Visseer dan Keller dalam (Made Wena,2013:3435) mengklasifikasikan mengklasifikasikan motivasi belajar menjadi empat
faktor yaitu:
A. Perhatian(Attantion)
Tingkat perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran untuk
membangkitkan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran
dengan cara membangkitkan daya persepsi siswa dimana daya
persepsi ini mengguaakan sesuatu yang baru, mengherankan
tidak pantas atau peristiwa-peristiwa yag tidak menentu.
B. Relevansi(Relevance)
Yaitu bagaimana siswa merasakan adanya kaitan atau relevansi
isi pembelajaran dengn kebutuhanya. Dalam usaha menumbuhkn
keakraban pada diri siswa terhadap pembelajaran dapat dilakukan
dengan cara pengguanaan atau emakaian bahasa yang kongkret,
contoh dan konsep yang berkaitan atau dengan pengalaman
keidupan siswa. Conthnya dapat digunakan dengan menggunakan
gambar dan bahasa yang menarik, menggunakan ilustrasi
gambar untuk mengkongkretkan konsep yang abstrak tau tidak
biasa bagi siswa.
C. Keyakinan (Confidece)
Yitu seberapa besar siswa merasa yakin terhadap kemampuanya
dalam
mengerjakan
tugas-tugas
pembelajaran.
Untuk
menumbukan keyakinan pada diri siswa dapat dilakukan dengan
membantu siswa merancang secara jelas dan mudah dipahami isi
dan tujuan pembelajaran, menjelaskan prasyarat-prasyarat
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat memantu
dalam mengerjakan tugas.
D. Kepuasan (Satisfaction)
Yaitu seberapa besar siswa meraa puas dengan kegiatan-kegiatan
belajar yang telah dilakukan dengan memberi umpan balik dan
penguatan yang akan mempertahankan prilaku yang diinginkan.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa
Indikasi adanya motivasi belajar siswa dapat dilihat dari beberapa
indikator seperti yang telah diungkapkan sebelumnya yaitu erdapat
Perhatian dimana siswa menunjukan adanya keantusiasan dan perhatian
ketika guru menjelaskan materi pembelajaran, Relevansi yaitu

siswa

merasa materi pembelajaran yang disampaikan guru serta tugas-tugas


yang diberikan guru sesuai dengan kehidupan sehari-hari, Keyakinan yaitu
ssiwa memiliki keyakinan dan rasa percaya diri terhadap kemampuan
yang dia miliki, Kepuasan yaitu siswa merasa puas dengan pembelajaran
yang dia alami.
5.4 Matapelajaran PPKn
Matapelajaran PPKn adalah salah satu matapelajaran yang ada
pada setiap jenjang pendidikan. Mata pelajaran PPKn adalah matapelajarn
yang memfokuskan pada pendidikan karakter peserta didik untuk menjadi
seorang yang mempunya rasa kebangsaan dan rasa cinta tanah air dan
menjadi warga negara yang baik sesuai yang diamanatkan oleh Pancasila
dan

UUD

1945.

Matapelajaran

PPKn

juga

memiliki

tujuan

dalam

keberadaanya disetiap jenjang pendidikan, sebagaimana yang tertuang


dalam Standar Isi utuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang
diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai berikut:
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
Kwarganegaraan
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertaggung jawab, dan bertinak
secara cerdas dalam kegiatan berasyarakat, berbangsa, dan
bernegara serta anti korupsi
3. Berkembang secara positif dan Demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan

Karakter-Karakter

Indonesia

agar

dapat

hidup

bersama denan bangsa-bangsa lainya


4. Beriteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pencaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi dan komunikasi.
Berdasarkan hasil uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa
matapelajaran PPKn adalah suatu matapelajaran yang menekankan pada
pementukan karakter peserta didik supaya menjadi manusia yang
berpola pikir Kritis, Rasional, Demokratis , serta bertanggung jawab, dan
memiliki ketebukaan terhadap Perkembngan.
5.5 Hubungan
Siswa

Lembar Kerja Siswa terhadap Motivasi belajar

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah suatu alat Evaluasi yang


digunakan guru dimana

didalamnya terdapat ringkasan materi yang

akan dipelajari oleh siswa serta soal-soal yang berkaitan dengan materi
tersebut untuk dikerjakan siswa. Dari ringkasan materi dan juga soal-soal
tersebut diharapkan siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan sebelumnya. LKS yang baik dalam segi isi maupun
desain yang didalamnya bukan hanya terdapat soal-soal saja namun juga
konsep serta materi yang harusnya dihubungkan dengan pengalamn
hidup serta keadaan lingkungan yang sesuai dengan kehidupan Siswa
tentunya akan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Karna
LKS itu sendiri adalah salah satu dari perangkat pembelajaran yang
tentunya digunakan guru dalam melakukan evaluasi pada siswa.
Seperti yang diungkapkan Wena (2013:36) Bahwa usaha untuk
menumbuhkan keakraban pada diri siswa dalam pembelajaran adalah
salah satunya dengan menggunakan contoh dan konteks yang familiar
pada isi pembelajaran dan lingkungan sekitr yang sudah dikenal siswa.
5.6 Anggapan Dasar
Dalam hal penelitian seorang peneliti harus memberi suatu asusmsi
yang kuat tentang kedudukan permasalahan tentang suatu gagasan
tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubgan yang lebih luas.
Asumsi tersebut disebut anggapan dasar.
Menurut arikunto (2010:63) Anggapan dasar adalah sesuatu yang
diyakini kebenaranya oleh peneliti yang akanberfungsi sebagai hal-hal
yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti dalam melakukan
penelitianya.
Dari penjelasan ditas maka peneliti menyimpulkan bahwa anggapan
dasar adalah sesuatu yang dari awal sudah diyakini kebenaranya oleh
peneliti dalam melakukan kebenaranya sehingga dapat menjadi landasan
bagi eneliti dalam melakukan penelitianya.
Adapun anggaan dasar dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendidikan Demokrasi

dengan

mengaitkan isi materi dengan pengalaman hidup siswa serta kejadian


dilingkungan sekitar siswa dapat meningkatkan Motivasi belajar siswa.
2. Motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh pengaruh yang berasal
dari dalam dan luar diri siswa.

5.7 Kerangka Berpikir


Menurut Sugiyono dalam( Uma sakaran 2015:91) menyatakan
bahwa

kerangka

berfikir

merupakan

model

konseptual

tentang

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah


diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Didalam penelitian maka haruslah dibuat suatu kerangka brpikir
yang berfungsi untuk menjelaskan alur penelitian. Untuk lebih jelasnya
lihat bagan berikut:

Standar Kompetensi
Menganalisis Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani

Kompetensi Dasar
1. Merumuskan Pengertian
Demokrasi
Mendeskripsikan
Pengertian
dan Prinsip-prinsip Budaya
2. Mengidentifikasi Unsur-Unsur Demokrasi
Demokrasi
3. Memahami
Demokrasi
sebagai
suatu
sistem
Kehidupan
4. Memahami
Demokrasi
sebagai
suatu
sistem
Pemerintahan
5. Memahami Demokrasi sebagai sistem Pemerintahan
di Indonesia

Motivasi Belajar Siswa (ARCS) dan dilihat dari Hasil


Belajar Siswa

Produk di uji
LKS(Lembar Kerja
Siswa) Berbasis Pendidikan
oleh
Demokrasi
1. Siswa
2. Guru
3. Tim ahli
Kelayakan LKS(Lembar Kerja Siswa ) Berbasis Pendidikan Demokrasi yang
digunakan oleh SMA PGRI Gelumbang
Bagan 2 Kerangka Berpikir

1.8 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara atas rumusan
masalah Penelitian
yang sedang ditelitinya. Adapun pengertian hipotesis sebagai berikut:
Menurut sugiyono (2012:99) menyatakan bahwa hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian dimana
rumusan masalah penelitian sudah dituliskan dalam bentuk pertanyaan.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah
jawaban yang telah dibuat oleh peneliti sebelum melakukan penelitian.
Didalam penelitian ini terdapat dua Hipotesis yaitu : Ha dan Hipotesis H 0
dijelaskan sebagai berikut:
1. Ha: Terdapat peningkatan motivasi belajar terhadap pemggunaan
Lks berbasis Pendidikan Demokrasi dalam mata Pelajaran PPKn di
SMA PGRI Gelumbang
2. H0: Tidak ada peningkatan motivasi belajar terhadap penggunaan
LKS berbasis Pendidikan Demokrasi di SMA PGRI Gelumbang.
2. Metode Penelitian.
6.1 Pengertian Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

untuk

Menurut (Sugiyono, 2010: 6). (Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai
cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat
digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang
pendidikan
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang
berupa metode penelitian dan pengembangan (Reseacrh and Development/R&D).
Menurut (Sugiyono, 2015:407). Metode penelitian dan pengembangan ini digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut
Metode Penelitian dan Pengembangan telah banyak digunakan pada bidang-bidang Ilmu
Alam dan teknik. Hampir semua produk teknologi, seperti alat-alat elektronik, kendaraan
bermotor, pesawat terbang, kapal laut, senjata, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bangunan
gedung bertingkat dan alat-alat rumah tangga yang modern diproduk dan dikembangkan
melalui penelitian dan pengembangan.
Namun demikian metode penelitian dan pengembangan bisa juga digunakan dalam
bidang ilmu-ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi, pendidikan, manajemen, dan lain-lain
Sugiyono, (2015:408).
6.1.2 Desain Penelitian
Desain penelitian ini dilaksankan pada SMA PGRI Gelumbang Dalam penelitian ini
akan melibatkan lima tenaga ahli yang menguasai materi Pendidikan Demokrasi,
pengembangan bahan ajar, dan dapat memberi masukan dalam penyusunan LKS berbasis
Pendidikan Demokrasi dalam pelajaran PPKn untuk SMA kelas XI di SMA PGRI
Gelumbang, selain itu dari Sekolah Tersebut melibatkan guru dan siswa. Terlibatnya guru dan
siswa dalam penelitian bertujuan untuk menguji kelayakan LKS berbasis Pendidikan
Demokrasi untuk kelas XI di SMA PGRI Gelumbang.
Guru menguji kelayakan, kegrafikan, isi, serta Desain dan juga memberikan masukan
untuk lebih menyempurnakan LKS yang peneliti buat, sedangkan siswa menguji kelayakan
dalam keterbacaan LKS tersebut.Tahapan yang dilaksanakan dalam penelitian dan
pengembangan (R&D) ini adalah sebagai berikut:
1. Potensi dan Masalah
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu
yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Potensi dalam penelitian ini adalah
adanya bahan ajar dari tiapsekolah yang berupa LKS serta adanya KD lingkungan hidup yang
menunjang penelitian berlangsung dalam mengembangkan LKS, dan LKS tersebut bisa
dikembangkan dengan berbagai pendekatan dan strategi pembelajaran di sekolah. Masalah
adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah yang ditemukan
di lapangan adalah Perangkat pembelajaran yang sudah lengkap namun tidak didukung
dengan lualitas yang baik pula, terutama instrument evaluasi yang digunakan guru yaitu LKS.

2. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data siswa, LKS dari tiap sekolah yang
diteliti, dan hasil analisis tiap LKS sebagai bahan dasar dalam pengembangan LKS berbasis
Pendidikan Demokrasi
3. Desain Produk
dalam penelitin ini berupa LKS berbasis Pendidikan Demokrasi, desain LKS ini didasarkan
pada LKS yang telah dikumpulkan dari lokasi penelitian. Desain produk disesuaikan dengan
standar BSNP dan dikembangkan dengan adanya struktur sebagai berikut:
1. cover LKS/judul LKS
2. SK dan KD yang ditentukan yaitu pada materi Budaya Demokrasi
3. Materi/isi LKS yang dijabarkan secara rinci
4. Informasi mengenai Pendidikan Demokrasi
5. Tugas-tugas mandiri dan kelompok
6. Soal-soal latihan,
7. Uji kompetensi dan
8. Rangkuman materi.
4. Validasi Desain
Validasi desain meruapakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam
hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak.
Validasi ini melibatkan tim ahli dan guru. Tim ahli disini adalah dosen yang menguasai
materi dan penyusunan bahan ajar yang terdiri dari 5 dosen. Guru yang menilai dan
memvalidasi LKS juga berasal dari guru pengajar materi pokok Budaya Demokrasi.
5. Revisi Desain
Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka
akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut terdapat dalam LKS brbasis
Pendidikan Demokrasi dari segi isi/materi, bahasa, penyajian dan kegrafikan yang harus
diperbaiki agar lebih layak digunakan nantinya pada sistem pembelajaran di sekolah.
6. Uji Coba Produk
Seperti telah dikemukakan kalau dalam bidang pendidikan, desain produk yang telah dibuat
tidak bisa langsung diuji coba dulu, tetapi harus dibuat terlebih dahulu menjadi barang, dan
barang tersebut yang diuji coba. Jadi setelah LKS berbasis Pendidikan Demokrasi selesai di
validasi oleh tim ahli maka diuji cobakan kepada siswa dalam bentuk angket untuk
mengetahui kelayakan keterbacaan dari LKS Pendidikan Demokrasi tersebut.
7. Kelayakan Produk
Setelah produk yang berupa bahan ajar tersebut di uji coba pada pihakpihak yang telah
ditetapkan peneliti, maka diketahui kelayakan dari LKS berbasis karakter dan kebencanaan.
Hasil penelitian dari angket penilaian tim ahli, guru dan siswa dianalisis untuk mendapatkan

persentase kelayakan dari produk penelitian. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan


menurut Sugiyono (2015:409)
ditunjukkan pada Bagan berikut:

6.1.3 Subyek Penelitian


Subyek penelitian yang diambil peneliti adalah LKS di SMA PGRI Gelumbang. Jadi
dari subyek penelitian tersebut diteliti dan dikembangkan oleh peneliti agar lebih baik dan
lebih layak digunakan oleh siswa pada sekolah-sekolah tersebut.
6.1.4. Variabel Penelitian
Variabel penelitian umumnya adalah segala ssesuatu yang berbentuk apa saja yang
telah ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi dan dapat ditarik
kesimpulan. Menurut Kidder dalam Sugiyono (2015:64) menyatakan Variabel adalah suatu
kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulandarinya.
Dari Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Variabel penelitian adalah sesuatu yang
menjadi objek titik perhatian dimana objek tersebutlah yang menjadi fokus peneliti , sehingga
harus dipelajari dan dpat ditarik kesimpulan. Adapun variabel dalam penelitian ini terdapat 2
vasriabel yang pertama variabel independen dan variabel dependen sebagai berikut:
1.

Pengembangan LKS Berbasis Pendidikan Demokrasi ( Variabel bebas independen)


2. Motivasi Belajar Siswa (Variabel dependen/terikat)

D. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah suatu metode atau cara yang
digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam suatu
penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang dilakukan

adalah sebagai berikut:


1. Metode Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nama-nama siswa
dan guru yang akan dijadikan responden uji kelayakan LKS, dan LKS

Anda mungkin juga menyukai