Abstract: This study aimed to obtain a factual description of teacher’s readiness in the
implementation of authentic assessment for attitude domain in elementary schools
Tebingtinggi. The problems of this study were the lack of socialization and training
provided to the teacher, the teachers were still not optimal in the process of implementing
the assessment was still considered very difficult. The method used in this research was
descriptive qualitative research. The fourth grade teachers at 3 different elementary
schools, SD Negeri 163080, SD Negeri 163084 and SD Swasta Inti Nusantara Tebing
Tinggi. Data collection techniques used in this research were observation, interviews, and
documentation. The data analysis from interviews, observation and documentation
showed that the readiness of teachers authentic assessment for attitude domain
implementation was still not ready.
172
Juli Andriani: Analisis Kesiapan Guru Kelas...
Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, negatif siswa yang dapat menghambat
kreatif, mandiri dan menjadi warga keberhasilan akademik.
Negara yang demokratis serta Implementasi kurikulum 2013
bertanggung jawab. merupakan kurikulum dalam
Sistem Pendidikan Nasional pembelajaran dan pembentukan
mengamanahkan agar pendidikan tidak kompetensi serta karakter peserta didik.
hanya memberi kesempatan untuk Hal tersebut menuntut keefektifan guru
membentuk insan Indonesia yang dalam menciptakan dan menumbuhkan
cerdas semata, tetapi juga berbagai kegiatan sesuai dengan
berkepribadian atau berkarakter, rencana yang telah diprogramkan.
sehingga nantinya akan lahir generasi Dalam hal yang dimaksud di
bangsa yang tumbuh berkembang atas bahwa guru harus dapat
dengan karakter yang bernafas nilai- mengambil keputusan atas dasar
nilai luhur bangsa serta agama. Tujuan penilaian yang tepat ketika peserta
yang terkandung dalam Bab I Undang- didik belum dapat membentuk
undang Sisdiknas tahun 2003 agar kompetensi dasar, apakah kegiatan
peserta didik secara aktif pembelajaran dihentikan, diubah
mengembangkan potensinya yaitu metodenya, atau mengulang dulu
kekuatan spritual keagamaan, pembelajarn yang lalu. Seorang guru
pengendalian diri, kepribadian, dituntut harus menguasai prinsip-
kecerdasan, akhlak mulia dan prinsip pembelajaran, pemilihan dan
keterampilan. Secara hakiki empat penggunaan media pembelajaran,
komponen yang disebutkan pertama pemilihan dan penggunaan metode
dari enam potensi peserta didik dalam pembelajaran, keterampilan menilai
Undang-undang tersebut merupakan hasil-hasil belajar peserta didik, serta
pengembangan karakter. memilih dan menggunakan strategi dan
Pendidikan karakter sangat pendekatan pembelajaran. Kompetensi-
penting dan diperlukan dalam kompetensi tersebut merupakan bagian
kehidupan sebagai individu, integral bagi seorang guru sebagai
masyarakat, bangsa, dan negara. tenaga profesionL, yang hanya dapat
Pendidikan karakter didasarkan pada dikuasai dengan baik melalui
keyakinan bahwa pengembangan etika, pengalaman praktik yang intensif.
sosial dan emosional peserta didik Dalam mengimplementasikan
sama pentingnya dengan prestasi kurikulum, guru sebagai ujung tombak
akademik. Banyak penelitian telah serta garda terdepan dalam pelaksanaan
membuktikan dampak positif kurikulum. Oleh karena itu betapa
pendidikan karakter terhadap pentingnya kesiapan guru dalam
keberhasilan akademik. Dalam bulletin mengimplementasikan kurikulum itu
hasil studi Marvin Berkowitz dari selain kompetensi, komitmen, dan
University of Missouri St. Louis (2005) tanggung jawabnya serta
diungkapkan bahwa terdapat kesejahteraannya yang harus terjaga.
peningkatan motivasi siswa sekolah Kompetensi guru bukan saja menguasai
dalam meraih prestasi akademik pada apa yang harus dibelajarkan (content)
sekolah-sekolah yang menerapkan tapi bagaimana membelajarkan siswa
pendidikan karakter. Kelas-kelas yang yang menantang, menyenangkan,
secara komprehensif terlibat dalam memotivasi, menginspirasi dan
pendidikan karakter menunjukkan memberi ruang kepada siswa untuk
adanya penurunan drastis pada perilaku melakukan keterampilan proses yaitu
173 p-ISSN:1979-6633
e-ISSN:2460-7738
JURNAL TEMATIK Volume 8 No. 2 Agustus 2018
p-ISSN:1979-6633 174
e-ISSN:2460-7738
Juli Andriani: Analisis Kesiapan Guru Kelas...
175 p-ISSN:1979-6633
e-ISSN:2460-7738
JURNAL TEMATIK Volume 8 No. 2 Agustus 2018
Gambaran perkembangan belajar siswa mata untuk menilai hasil belajar siswa
perlu diketahuioleh guru agar bisa saja, melainkan juga berbagai faktor
memastikan bahwa siswa mengalami yang lain, antara lain kegiatan
proses pembelajaran dengan benar. pengajaran yang dilakukan itu sendiri.
Apabila data yang dikumpulkan guru Artinya, berdasarkan informasi yang
mengidentifikasikan bahwa siswa diperoleh dapat pula dipergunakan
mengalami kemacetan dalam belajar, sebagai umpan baik penilaian terhadap
guru segera bisa mengambil tindakan kegiatan yang dilakukan
yang tepat agar siswa terbebas dari (Nurgiyantoro. 2011:4).
kemacetan belajar. Karena Jadi, assesmen otentik sangat
gambaran tentang kemajuan belajar itu terkait dengan upaya pencapaian
diperlukan di sepanjang proses kompetensi. Kompetensi adalah
pembelajaran, penilaian ini tidak pengetahuan, keterampilan, dan sikap
dilakukan di akhir periode saja (akhir yang terunjuk kerjakan dalam
semester). kebiasaan berpikir dan bertindak dalam
Kegiatan penilaian dilakukan suatu persoalan yang dihadapi. Ciri
bersamaan dengan kegiatan utama kompetensi adalah “able to do”,
pembelajaran. Mueller (2008) yaitu siswa dapat melakukan sesuatu
mengemukakan bahwa penilaian berdasarkan pengetahuan dan
otentik adalah suatu penilaian belajar keterampilan yang dipelajarinya.
yang merujuk pada situasi atau konteks Melalui asesmen otentik, hal tersebut
dunia “nyata” yang memerlukan sangat mungkin untuk diterjadikan.
berbagai macam pendekatan untuk Oleh karena itu, KTSP dengan
memecahkan masalah yang jelas menyarankan guru untuk
memberikan kemungkinan bahwa satu mengurangi menggunakan tes-tes
masalah bisa memunyai lebih dari satu objektif, utamanya untuk assesmen
macam pemecahan. yang bersifat formatif. Penilaian
Dengan kata lain, assesmen otentik merupakan sebuah bentuk
otentik memonitor dan mengukur penilaian yang mengukur kinerja nyata
kemampua siswa dalam bermacam- yang dimiliki siswa. Kinerja yang
macam kemungkinan pemecahan dimaksud adalah aktivitas dan hasil
masalah yang dihadapi dalam situasi aktivitas yang diperoleh siswa selama
atau konteks dunia nyata dan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan
suatu proses pembelajaran nyata. pemahaman ini penilaian otentik pada
Dalam suatu proses pembelajaran, prinsipnya mengukur aktivitas yang
penilaian otentik mengukur, dilakukan oleh siswa selama proses
memonitor, dan menilai semua aspek pembelajaran berlangsung.
hasil belajar (yang tercakup dalam Oleh sebab itu, penilaian
domain kognitif, afektif, dan otentik pada dasarnya digunakan untuk
psikomotor), baik yang tampak sebagai mengkreasikan berbagai aktivitas
hasil akhir dari suatu proses belajar yang bermuatan karakter dan
pembelajaran, maupun berupa sekaligus mengukur keberhasilan
perubahan dan perkembangan aktifitas, aktivitas tersebut serta mengukur
dan perolehan belajar selama proses kemunculan karakter pada diri.
pembelajaran didalam kelas maupun
siluar kelas.
Pada hakikatnya, kegiatan
penilaian yang dilakukan tidak semata-
p-ISSN:1979-6633 176
e-ISSN:2460-7738
Juli Andriani: Analisis Kesiapan Guru Kelas...
177 p-ISSN:1979-6633
e-ISSN:2460-7738
JURNAL TEMATIK Volume 8 No. 2 Agustus 2018
lainnya. Pencatatan dilakukan selekas adalah daftar cek dan skala penilaian
mungking tanpa diketahui oleh peserta (rating scale) dengan teknik sosiometri
didik Kesimpulan dibuat setelah berbasis kelas. Guru dapat
program observasi selesai menggunakan salah satu dari keduanya
dilaksanakan. atau menggunakan dua-duanya.
Instrumen ini digunakan sebagai cross
Teknik Penilaian Diri Sendiri check terhadap hasil penilaian diri yang
Penilaian diri merupakan dilakukan oleh peserta didik. Daftar
teknik penilaian dengan cara cek disusun oleh pihak sekolah dan
meminta peserta didik dapat diperbaiki atau disempurnakan
mengemukakan kelebihan dan setiap semester. Instrumen daftar cek
kekurangan dirinya, penguasaan yang disediakan oleh sekolah sekurang-
kompetensi yang ditargetkan, dan kurangnya 10 eksemplar untuk setiap
menghargai, menghayati serta peserta didik atau 20% dari jumlah
pengamalan perilaku berkepribadian peserta didik dalam satu rombongan
Jujur, Jujur adalah perilaku yang belajar. Peserta didik dinilai oleh teman
didasarkan pada upaya menjadikan satu kelasnya.
dirinya sebagai orang yang selaludapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, Jurnal Harian
dan pekerjaan. Skala Likert adalah Harian. Jurnal merupakan
skala yang dapat dipergunakan untuk catatan pendidik di dalam dan di luar
mengukur sikap, pendapat, dan kelas yang berisi informasi hasil
persepsi seseorang atau sekelompok pengamatan tentang kekuatan dan
orang mengenai suatu gejala atau kelemahan peserta didik yang berkaitan
fenomena pendidikan. dengan sikap dan perilaku. Guru
Dalam skala Likert terdapat dua memberikan penilaian kepada peserta
bentuk pernyataan yaitu pernyataan didik dengan memberikan deskripsi
positif yang berfungsi untuk mengukur terhadap sikap dan perilaku peserta
sikap positif, dan pernyataan negative didik khususnya berkaitan dengan
yang berfungsi untuk mengukur sikap Kompetensi Inti 1 (yang mencakup
negative objek sikap. menghargai dan menghayati ajaran
agama yang dianutnya) dan
Penilaian Antarteman Kompetensi Inti 2 ( yaitu menghargai
Penilaian antar peserta didik dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
merupakan teknik penilaian dengan tanggung jawab, peduli, toleransi,
cara meminta peserta didik untuk gotong royong), santun, percaya diri)
saling menilai terkait dengan dalam berinteraksi secara efektif
pencapaian kompetensi. Aspek dengan lingkungan sosial dan alam
kompetensi yang dinilai adalah dalam jangkauan pergaulan dan
kompetensi inti spritual yaitu keberadaannya.
menghargai dan menghayati ajaran Beberapa hal yang perlu
agama yang dianutnya, dan kompetesi diperhatikan dalam membuat jurnal
inti sosial yaitu adalah: (1) catatan atas pengamatan
perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, guru harus objektif, (2) pengamatan
peduli (toleransi, gotong royong), dilaksanakan secara selektif, artinya
santun, dan percaya diri. yang dicatat hanyalah
Instrumen yang digunakan kejadian/peristiwa yang berkaitan
untuk penilaian antar peserta didik dengan Kompetensi Inti, dan (3)
p-ISSN:1979-6633 178
e-ISSN:2460-7738
Juli Andriani: Analisis Kesiapan Guru Kelas...
179 p-ISSN:1979-6633
e-ISSN:2460-7738
JURNAL TEMATIK Volume 8 No. 2 Agustus 2018
penelitian analisis kesiapan guru kelas berupa hasil wawancara, hasil obsevasi,
dalam mengimplementasi penilaian sertifikat atau surat tugas guru telah
otentik pada kopetensi ranah sikap di melakukan sosialisasi maupun seminar
sekolah dasar kecamattan Tebing atau workshop mengenai lembar
Tinggi Kota diperoleh melalui penilaian otentik pada kompetensi
observasi wawancara dan dokumentasi. sikap dan rapor.
Hal-hal yang akan dilakukan Berdasarkan hasil penelitian
dalam observasi antara lain : Proses diperoleh bahwa analisis kesiapan
kegiatan pelaksanaan dalam kurikulum guru dalam mengimplementasikan
2013, proses pembelajaran dalam penilaian otentik pada ranah sikap di
kurikulum 2013, pendekatan yang SD Kecamatan Tebing Tinggi Kota
digunakan dalam kurikulum 2013, dan dapat diketahui masih belum
model pembelajaran dalam kurikulum optimal hal ini ditunjukkan pada belum
2013 dan penilaian autentik pada meratanya sosialisasi dan pelatihan
kompetensi sikap. Kisi-kisi pedoman untuk guru-guru yang diadakan oleh
observasi yang telah peneliti susun pemerintah, belum efektifnya
terlihat pada lampiran. pelaksanaan pelatihan kurikulum 2013
Sedangkan dalam wawancara yang diadakan oleh pemerintah untuk
secara garis besar ingin melihat apakah guru-guru, belum maksimalnya guru-
guru dapat menjelaskan bagaimana guru dalam pelaksanaaan pembelajaran
perubahan yang terjadi dalam struktur dalam kurikulum 2013 yaitu
kurikulum 2013 di sekolah dasar, pengelolaan waktu yang masih sangat
apakah guru dapat menjelaskan tentang terbatas, sarana dan prasarana belum
pendekatan yang digunakan dalam lengkap, serta penilaian yang dianggap
kurikulum 2013, bagaimana proses masih sangat sulit. Penggunaan buku
pembelajaran yang diharapkan dalam siswa dan buku guru sebagai sumber
kurikulum 2013, dari mana saja belajar guru hal tersebut tidak ada
informasi tentang kurikulum 2013 di masalah, dengan adanya buku siswa
dapatkan, menjelaskan bagaimana dan buku guru yang disediakan oleh
penilaian otentik dalam kompetensi pemerintah meringankan guru dan
sikap, apa kendala yang dihadapi siswa. Dengan demikian, guru sebagai
dalam implementasi penilaian otentik pengendali utama di dalam kegiatan
pada kompetensi sikap, serta proses pembelajaran di kelas perlu
bagaimana respon guru terhadap mencermati terlebih dahulu terhadap isi
perubahan kurikulum . Dari wawancara buku siswa maupun pegangan guru
tersebut tentunya akan dapat diketahui yang sudah disediakan oleh
bagaimana kesiapan guru kelas IV pemerintah.
dalam mengimplementasi penilaian
otentik pada kompetensi ranah sikap KESIMPULAN DAN SARAN
pada kurikulum 2013.
Dalam penelitian ini data-data Dari hasil penelitian
yang akan di dokomuntasi adalah foto analisis kesiapan guru dalam
kegiatan penelitian berupa kegiatan mengimplementasi penilaian otentik
guru dalam pembelajaran di kelas, pada ranah sikap di 3 SD Kecamatan
kegiatan guru dalam melakukan Tebing Tinggi Kota dapat diketahui
penilaian, dan kondisi siswa. Dokumen bahwa:
lainnya yang dikumpulkan berupa 1. Kesiapan guru dalam penilaian
rekap seluruh kegiatan penelitian baik otentik pada ranah sikap dengan
p-ISSN:1979-6633 180
e-ISSN:2460-7738
Juli Andriani: Analisis Kesiapan Guru Kelas...
181 p-ISSN:1979-6633
e-ISSN:2460-7738
JURNAL TEMATIK Volume 8 No. 2 Agustus 2018
p-ISSN:1979-6633 182
e-ISSN:2460-7738