ARTIKEL JURNAL
Oleh
Dwi Riyanti
NIM 11108244109
Pembimbing I Pembimbing II
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara melalui penggunaan media pop up
siswa kelas II SD N Widoro Kecamatan Pengasih. Keterampilan berbicara yang diamati pada penelitian ini
meliputi aspek kebahasaan dan nonkebahasaan. Pada aspek kebahasaan terdiri dari pelafalan, intonasi dan
pemilihan kalimat, sedangkan pada aspek nonkebahasaan terdiri dari kelancaran, kenyaringan suara dan
penguasaan topik. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Kolaboratif. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas II SD Negeri Widoro yang berjumlah 20 siswa. Desain penelitian yang digunakan adalah
model Kemmis dan Mc. Taggart yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah tes unjuk kerja, lembar observasi guru dan siswa
serta dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kuantitatif. Penelitian ini
menunjukkan bahwa penggunaan media pop up dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas II SD N
Widoro kecamatan Pengasih dari segi proses maupun hasil. Peningkatan proses dilihat dari rata-rata hasil
observasi aktivitas siswa yang temasuk dalam kategori baik pada siklus I dengan persentasi 61,67% meningkat
pada siklus II menjadi 76,25% dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dilihat dari segi hasil, dibuktikan
dengan nilai rata-rata keterampilan berbicara siswa pada pratindakan 64,17 meningkat menjadi 67.83 pada
siklus I dan meningkat menjadi 75.83 pada siklus II. Presentase KKM juga mengalami peningkatan dari 60%
pada pratindakan meningkat menjadi 70% pada siklus I dan 90% pada siklus II.
Abstract
This research aimed to improve speaking skills through pop-up media in 2ndgrade of Widoro
Elementary School. Speaking skills were observed in the study include aspects of linguistic and non-linguistic.
In the linguistic aspect consists of pronunciation, intonation and sentence elections, while the nonlingustic
aspect consists of fluency, loudness and mastery of the topic. This type of research is classroom action research.
The subject used in this research were students of 2nd grade class Widoro Elementary School . The study design
used was a model Kemmis and Mc. Taggart covering planning, action, observation, and reflection. Data
collection instruments used were a test of performance, teacher’s observation sheet, student’s observation sheet
and documentation. The analysis technique used is quantitative data analysis. Research shows that the use of
pop-up media can enhance students' speaking skills in2nd grade of Widoro Elementary School in terms of
process and outcome. Improved process seen from the average results of observations including the activity of
students in both categories in the first cycle with a percentage of 61.67% increased in the second cycle into
76.25% and included in the excellent category. In terms of results, evidenced by value Average students'
speaking skills on preaction 64.17 increased to 67.83 in the first cycle and increased to 75.83 in the second
cycle. The minimun exhaustiveness criteria percentage also increased from 60% in preaction increased to 70%
in the first cycle and 90% in the second cycle.
Pada tahap pelaksanaan, pembelajaran 60% dan meningkat pada siklus I menjadi 70%.
berbicara dengan bercerita menggunakan pop Sedangkan siswa yang belum tuntas pada
updilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. pratindakan sebesar 40% berkurang menjadi
Guru melaksanakan langkah-langkah 30%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
pembelajaran sesuai dengan rencana peningkatan hasil keterampilan berbicara siswa
pelaksanaan pembelajaran. Siswa mengamati kelas II SD N Widoro pada kegiatan bercerita
media pop up yang ditunjukkan oleh guru. menggunakan media pop up.
Guru dan siswa melakukan tanya jawab Pada tahap refleksi, diketahui bahwa
mengenai media pop up yang akan digunakan terjadi peningkatan pada setiap pertemuannya,
untuk bercerita. Siswa membuat peta konsep namun terdapat beberapa kendala dalam
untuk menyusun cerita sesuai dengan media pelaksanaan pembelajaran bercerita
pop up. selanjutnya siswa bercerita secara menggunakan media pop up. Permasalahan
bergantian satu per satu di depan kelas tersebut antara lain siswa masih belum berani
menggunakann media pop up. untuk maju ke depan kelas bercerita dan
Pada tahap observasi, dari segi proses penggunaan waktu masih kurang efektif karena
pembelajaran sudah meningkat. Hal ini siswa bercerita satu per satu sehingga siswa
ditunjukkan dengan adanya peningkatan dari yang lain kurang memperhatikan siswa yang
aktivitas guru dan siswa. Keberanian siswa sedang bercerita karena membutuhkan waktu
dalam bercerita sudah lebih baik dari yang cukup lama. Perbaikan pada siklus II
pratindakan dan meningkat dari pertemuan diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang
pertama hingga pertemuan ketiga. Aktivitas ada, yaitu dengan membagi siswa dalam
guru juga sudah sesuai dengan langkah-langkah kelompok kecil.
pembelajaran berbicara yang telah disusun. dari Siklus II
segi hasil, diperoleh rata-rata nilai pada siklus I Pada siklus II, pembelajaran dilakukan
yaitu 67,83. Nilai tersebut meningkat sebesar sebanyak dua kali pertemuan. Pada tahap
3,66 dari nilai rata-rata pada pratindakan yaitu perencanaan sama dengan siklus I yaitu
64,17. Peningkatan KKM dari pratindakan menyiapkan materi, media, rencana
sampai siklus I dapat dilihat pada tabel di pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi
bawah ini. guru dan siswa serta lembar penilaian tes
Tabel 1. Pencapaian KKM Siklus I keterampilan berbicara siswa pada kegiatan
Pencapaian KKM
Keadaan Tunta Present Belum Present bercerita menggunakan media pop up.
s ase (%) Tuntas ase (%)
Pada tahap pelaksanaan kegiatan
Pratindakan 12 60 8 40
Siklus I 14 70 6 30 pembelajaran disesuaiakan dengan rencana
Tabel tersebut menunjukkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran dengan langkah-
pada pratindakan siswa yang tuntas sebanyak
langkah penggunaan media pop up. Namun,
Peningkatan Keterampilan Berbicara.... (Dwi Riyanti) 5
pada siklus II ini diadakan perbaikan pada Keberhasilan hasil dari pembelajaran
pelaksanaan pembelajaran, yaitu dalam berbicara melalui penggunaan media pop up
kegiatan bercerita siswa dibagi dalam dapat dilihat dari peningkatan hasil tes
kelompok kecil. Siswa dibagikan media pop up berbicara siswa. Tes berbicara dilakukan secara
pada tiap kelompok. Siswa mengamati media individu. Pada siklus II ini siswa bercerita di
bersama temannya dalam satu kelompok dan dalam kelompok kecil, sehingga siswa lebih
bersama-sama melakukan tanya jawab dengan percaya diri dalam bercerita. Adapun hasil tes
guru mengenai objek-objek yang terdapat pada pembelajaran berbicara pada siklus II yang
media pop up tersebut. Siswa membuat peta dilihat dari pencapaian KKM yaitu sebagai
konsep seperti pada siklus I untuk menyusun berikut.
cerita. Siswa bercerita secara bergantian satu Tabel 2. Pencapaian KKM Siklus II
Pencapaian KKM
per satu dalam kelompok. sehingga Present
Keadaan Present Belum
Tuntas ase
pembelajaran berbicara pada kegiatan bercerita ase (%) Tuntas
(%)
menggunakan media pop up siklus II tidak Siklus I 14 70 6 30
Siklus II 18 90 2 10
memerlukan waktu yang lama dan siswa dapat Berdasarkan tabel di atas dapat
menyimak temannya yang sedang bercerita diketahui bahwa hasil keterampilan berbicara
dengan baik. siswa yang dilihat dalam pencapaian KKM
Pada tahap observasi, keberhasilan terjadi peningkatan siswa sebanyak 20% dari
proses dilihat dari observasi pada aktivitas guru siklus I 70% menjadi 90% pada siklus II.
dan siswa ketika proses pembelajaran berbicara PEMBAHASAN
melalui penggunaan media pop up berlangsung. Penelitian keterampilan berbicara
Aktivitas guru pada siklus II sudah baik sesuai melalui penggunaan media pop up
dengan langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan di kelas II SD N Widoro.
telah di susun. Baik pada pertemuan pertama Penelitian ini dilaksanakan dengan dua kali
maupun pertemuan kedua pada siklus II ini, siklus. Siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan
guru sudah melaksanakan kinerja dengan baik. dan pada siklus II terdiri dari dua kali
Aktivitas siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan. Data yang telah terkumpul dari
kedua siklus II ini mengalami peningkatan hasil penelitian dipaparkan dan ditarik
yang lebih baik. Siswa sudah lancar dalam kesimpulan. Data pada penelitian ini meliputi
bercerita menggunakan media pop up. Siswa data keberhasilan proses dan hasil. Data
dapat mendeskripsikan tumbuhan atau binatang keberhasilan proses diperoleh dari pengamatan
yang terdapat pada pop up dengan sangat baik. aktivitas siswa dan guru. Sedangkan
Siswa yang lain dalam satu kelompok keberhasilan hasil diperoleh dari tes berbicara
menyimak siswa yang bercerita dengan sangat siswa menggunakan media pop up.
baik. Siswa mampu bercerita dengan suara
6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 16 Tahun Ke IV September 2015
memenuhi KKM. Untuk itu penelitian Peningkatan aktivitas siswa dan hasil
dilanjutkan pada siklus II, dengan perbaikan keterampilan berbicara siswa pada siklus II
pada hasil refleksi dari siklus I. telah memenuhi indikator keberhasilan
Pada siklus II siswa dibagi dalam penelitian yang telah ditetapkan. Keaktifan
kelompok kecil dalam bercerita menggunakan siswa dalam pembelajaran berbicara melalui
media pop up. Siswa bergantian menyampaikan penggunaan media pop up meningkat pada
cerita dengan menggunakan media pop up pada setiap pertemuannya. Siswa semakin lancar
kelompoknya masing-masing, sehingga tidak bercerita dengan menggunakan media pop up.
memerlukan waktu yang cukup banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Livie dan Lentz
Bercerita menggunakan media pop up dalam (Hujair, 2013: 7-8) bahwa media visual
kelompok-kelompok kecil dapat meningkatkan mampu menarik perhatian siswa (fungsi
keterampilan berbicara, yaitu sebanyak 90% atensi), merangsang pikiran dan perasaan
siswa telah mencapai KKM. Nilai rata-rata (fungsi afektif), memahami informasi yang
hasil tes keterampilan berbicara siswa juga terkandung dalam gambar (fungsi kognitif)
meningkat menjadi 75, 83. Hal tersebut sesuai serta memudahkan siswa untuk bercerita
dengan pendapat Slavin (Wina Sanjaya, 2011: berdasarkan media visual yang diamati (fungsi
242) bahwa dengan pembelajaran kelompok kompensatoris).
dapat meningkatkan prestasi siswasekaligus Hasil pembahasan di atas dapat
dapat meningkatkan hubungan sosial, disimpulkan bahwa penggunaan media pop up
menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dapat meningkatkan keterampilan berbicara
dan orang lain serta dapat meningkatkan harga siswa kelas II SD N Widoro Kecamatan
diri. Pengasih.
Hasil observasi siswa pada siklus II
menunjukkan persentase sebesar 76, 25% dan
SIMPULAN DAN SARAN
termasuk dalam kategori sangat baik (76%-
Simpulan
100%). Persentase tersebut meningkat sebesar
Berdasarkan hasil penelitian dan
14,58% dari siklus I. Peningkatan tersebut
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
sesuai dengan pendapat Johnson dan Johnson
penggunaan media pop updapat meningkatkan
(Ulfia Rahmi: 2011) bahwa melalui
keterampilan berbicara siswa kelas II SD N
pembelajaran kelompok dapat meningkatkan
Widoro kecamatan Pengasih. Proses
harga diri yang pada gilirannya memotivasi
pembelajaran pada siklus I siswa dan guru
siswa untuk berpartisipasi dalam proses
melakukan tanya jawab terhadap objek-objek
pembelajaran. Adanya partisipasi siswa dapat
yang terdapat pada media pop up. Siswa
membuat pembelajaran lebih efektif.
menyusun peta konsep dan bercerita di depan
8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 16 Tahun Ke IV September 2015
kelas secara satu per satu. Pada siklus II serta pada mata pelajaran lainnya, sehingga
pembelajaran berbicara lebih variatif dengan dapat meningkatkan proses pembelajaran
membagi siswa dalam kelompok kecil sehingga dan prestasi belajar siswa.
penggunaan waktu lebih efektif dan aktivitas
siswa lebih meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Dari segi hasil, nilai rata-rata siswa
Dzuanda B. (2009). Perancangan Buku
meningkat dari pratindakan 64,17 menjadi CeritaAnak Pop Up, Tokoh-Tokoh Wayang
Berseri, Seri “Gatotkaca”. Skripsi. Institut
67,83 pada siklus I dan menjadi 75,83 pada
Teknologi Sepuluh November Surabaya.
siklus II. Siswa yang mencapai nilai KKM
Haryadi dan Zamzami. (1996/1997).
meningkat dari 60% pada pratindakan menjadi
Peningkatan Keterampilan Berbahasa
70% pada siklus I dan meningkat menjadi 90% Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
pada siklus II.
H. G. Tarigan. (1987). Tekhnik Pengajaran
Saran Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Berdasarkan kesimpulan yang telah
diperoleh, maka saran yang dapat diberikan Hujair AH Sanaky. (2013). Media
Pembelajaran Interaktif-Inovvatif.
sebagai berikut.
Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.
1. Bagi Siswa
Main sufanti. (2010). Strategi Pengajaran
Dari hasil tes keterampilan berbicara,
Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta:
diharapkan siswa lebih aktif serta rajin Yuma Pustaka.
belajar untuk meningkatkan prestasinya.
Nana Sudjana & Ahmad Rivai. (2001). Media
2. Bagi Guru Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Diharapkan guru menggunakan media pop
up dalam pembelajaran berbicara untuk Sabarti Akhadiah. dkk. (1993). Bahasa
Indonesia I. Jakarta: Departemen
meningkatkan proses dan hasil
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
keterampilan berbicara siswa. Jenderal Pendidikan Tinggi.
3. Bagi Sekolah
Sugihartono. dkk. (2007). Psikologi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
menjadi acuan untuk meningkatkan kualitas
Ulfia Rahmi. (2011). Manfaat Pembelajaran
pembelajaran di SD N Widoro Kecamatan Kooperatif. Diakses dari
http://tepenr06.wordpress.com/2011/09/05/
pengasih.
manfaat-pembelajaran-kooperatif. Pada
4. Bagi Peneliti tanggal 20 Juli 2015, jam 21.11 WIB.
Pembelajaran menggunakan media pop up
Wina Sanjaya. (2011). Strategi Pembelajaran
dikembangkan tidak hanya untuk Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
pembelajaran berbicara, namun untuk aspek
pembelajaran Bahasa Indonesia lainnya