Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Papeda: Vol 2, No.

1, Januari 2020
ISSN 2715 - 5110

Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode


Pembelajaran Berbasis Masalah Siswa Sekolah Dasar Manokwari
Papua Barat

Densemina Yunita Wabdaron1 & Yansen Alberth Reba2


1
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hermon Timika
2
FKIP, Universitas Cenderawasih. Indonesia
e-mail: densemina.yunita@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara kelas V SDN 69 Amban
Manokwari Papua Barat. Penelitian ini dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart, penelitian tersebut dilakukan dalam dua siklus.
Masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, implementasi tindakan pengamatan dan refleksi
tindakan. Subjek penelitian peserta didik adalah siswa kelas V SD. Proses pengumpulan data melalui
tes keterampilan berbicara dan non tes berupa hasil observasi, pelaksanaan metode pembelajaran
berbasis masalah dengan menggunakan lembar observasi dan aktivitas guru dan siswa catatan
lapangan dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan berbicara.
Hal ini dibuktikan siswa yang tuntas pada tindakan siklus I yaitu 48% dan pada siklus II meningkat
menjadi 92%. Adapun hasil pengamatan siklus I pada aktivitas guru mencapai 71% dan aktivitas
siswa mencapai 62,5%. Pada siklus II aktivitas guru mengalami peningkatan 89% dan aktivitas siswa
juga mencapai 89%. Dengan demikian penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V SD Negeri 69 Amban Manokwari Papua.

Kata Kunci: Keterampilan Berbicara; Metode Pembelajaran Berbasis Masalah; Penelitian Tindakan.

Abstract

This action research aims to improve the students’ speaking skill of grade V SDN 69 Amban
Manokwari, Papua, through problem-based learning method. This research used Kemmis and Mc
Taggart Model. The study was conducted in two cycles. Each cycle consists of the planning stage, the
implementation of the observation, and the reflection of the action. The subjects of the study were the
students of grade V SDN 69 Amban Manokwari, Papua. The data were collected through speaking
test and observation. The problem based learning method was applied by using observation sheet,
teacher’s activity, students’ field record and documentation. The result showed that the students’
speaking skill improves. It can be seen from the students’ completion in the first cycle reached 48%
and in the second cycle it increased to 92%. The result of observation cycle I on teacher’s activity
reached 71% and students’ activity reached 62.5%. In the second cycle of teacher’s activity
increased 89% and students’ activity also reached 89%. Thus the use of problem-based learning
method can improve the students’ speaking skill of grade V SDN 69 Amban Manokwari, Papua.

Keywords: Speaking skill; Problem Based Learning; Action Research

27
Densemina Yunita Wabdaron & Yansen Alberth Reba / JPAPEDA (2) (1) (2020) : 27 - 36

PENDAHULUAN umumnya siswa mengalami hambatan


Pendidikan memiliki pengaruh yang berbicara ketika diberi tugas oleh guru untuk
sangat dinamis dalam kehidupan manusia menyampaikan pesan di depan kelas. Siswa
sejak manusia mulai terbentuk dalam kesulitan mengungkapkan ide pendapat,
kandungan ibu sampai lahir kedunia, gagasan, kurang menguasai materi yang
bertumbuh dan berkembang, baik masa kini diberikan guru (Artha, Bharata & Caswita,
maupun masa depan. Selain itu pendidikan 2014). Selain itu siswa tidak membiasakan
merupakan sebuah sarana dimana manusia diri untuk berani berbicara, merasa takut
dapat mengembangkan segala potensi yang salah, kurangnya rasa percaya diri, dan
ada dalam dirinya secara optimal kurang mampu mengembangkan
(Kurniawan, 2015). Potensi individu itu keterampilan bernalar dalam berbicara (Ayu,
sendiri meliputi aspek fisik, intelektual, Kurniati & Seran, 2015). Pelafalan dalam
psikis, karakterisitik, keterampilan maupun berbicara belum jelas, bahkan kalimat-
lingkungan sosial budaya dimana manusia itu kalimat yang diucapkan ketika berbicara
hidup. sebagian kalimat masih menggunakan bahasa
Keterampilan berbahasa mencakup daerah (Saputri, Nur Amalia & Teach, 2018).
empat aspek, (1) Keterampilan menyimak, Struktur kalimat masih belum lengkap
(2) Keterampilan berbicara, (3) Keterampilan bahkan ketika berbicara siswa sepertinya
membaca, dan (4) keterampilan menulis kehabisan kata-kata membuat siswa menjadi
(Ripai, 2012). Setiap keterampilan bingung di depan kelas dan menjadi tidak
mempunyai hubungan erat dengan percaya diri (Pusparatri, 2012).
keterampilan-keterampilan lainnya. Kesulitan-kesulitan tersebut membuat
Keterampilan-keterampilan tersebut hanya siswa tidak mampu mengungkapkan pikiran
dapat dikuasai dengan jalan praktik dan dan gagasan yang baik, sehingga siswa
latihan yang berkelanjutan (Rezeki, Syahrial menjadi enggan untuk mengungkapkan ide-
& Surya, 2019). ide kreatifnya (Tristiantari, Marhaeni &
Berbicara merupakan salah satu aspek Koyan, 2013). Berdasarkan pengalaman
keterampilan berbahasa yang bersifat survei di lapangan juga bahwa guru kurang
produktif, artinya suatu kemampuan yang kreatif menyampaikan materi, guru lebih
seseorang menyampaikan gagasan, pikiran suka berceramah, memberikan tugas mandiri
atau perasaan yang ada dalam pikiran seperti pekerjaan rumah. Hal terssebut
pembicara (Wiyanti, 2015). Dengan demikian mengakibatkan siswa terbiasa dengan
berbicara berarti mengemukakan ide atau bantuan orang lain di luar sekolah seperti
pesan lisan secara aktif melalui lambang- orang tua, saudara, teman atau siapa saja
lambang bunyi agar terjadi kegiatan (Chairani, 2014). Ketika siswa diperhadapkan
komunikasi antara tutur dan mitra tutur dengan kegiatan presentase untuk
(Setyawati, 2012). Berbicara adalah suatu mempertanggungjawabkan hasil kerja siswa
keterampilan berbahasa yang berkembang terlihat gugup dan ketakutan (Riani &
pada kehidupan anak, yang didahului oleh Rozali, 2014).
keterampilan menyimak dan pada masa Berbicara adalah keterampilan
tersebutlah keterampilan berbicara atau menyampaikan pesan melalui bahasa lisan
berujar dipelajari (Sukmawati & atau berbicara adalah kemampuan
Purbaningrum, 2015). Pada kehidupan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
sehari-hari siswa selalu melakukan kegiatan kata-kata untuk mengekspresikan,
berbicara namun pada kenyataannya menyatakan, serta menyampaikan pikiran,
pembelajaran berbicara di sekolah belum gagasan dan perasaan (Yunus, 2015).
dikatakan maksimal di kelas V Sekolah Berbicara lebih dari sekedar pengucapan
Dasar Negeri 69 Amban Manokwari. bunyi-bunyi atau kata-kata karena berbicara
Permasalahan dalam berbicara, adalah sarana untuk mengkomunikasikan
menurut hasil survei penulis bahwa pada gagasan-gagasan yang disusun serta

28
Densemina Yunita Wabdaron & Yansen Alberth Reba / JPAPEDA (2) (1) (2020) : 27 - 36

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan memusatkan pada masalah kehidupan yang


pendengar (Istiqomah, 2015). Berbicara pada bermakna bagi peserta didik (Al-idrus,
dasarnya kemampuan seseorang untuk Hikmawati & Wahyudi, 2015). Peran guru
mengeluarkan ide, gagasan, ataupun pada metode pembelajaran berbasis masalah
pikirannya kepada orang lain dengan adalah menyajikan masalah, mengajukan
menggunakan media bahasa lisan (Lubis, pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan
2012). (Maryati, 2018).
Faktor lain dari rendahnya Metode Pembelajaran Berbasis
keterampilan berbicara, yaitu berhubungan Masalah (Problem Based Learning)
dengan kajian fonetik. Ketidaklancaran merupakan langkah-langkah pembelajaran
berbicara merujuk pada kegagalan atau yang menitik beratkan masalah sebagai
ketidakmampuan seseorang untuk kekuatan dalam meningkatkan cara berpikir
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tingkat tinggi menemukan dan memecahkan
lisan dengan lancar dan berkesan. Beberapa masalah sebagai penguatan konsep
kasus ini sering dikaitkan dengan pengetahuan peseta didik dengan melibatkan
ketidakmampuan belajar individu yang lingkungan kehidupan atau pengalaman
bersangkutan. sehari-hari (Lidinillah, 2013). Pembelajaran
“Language disabilities commonly berbasis masalah terdiri dari: (1) Orientasi
associated with learning disabilities swich siswa pada masalah, (2) Menegosiasikan
can be predicted on the basic of the siswa dalam belajar, (3) Membimbing
youngster’s rate of the linguistic rule. In the penyelidikan individual/kelompok, (4)
area of language, learning disabled children Mengembangkan dan menyajikan hasil
may have problems forming verbal karya, (5) Menganalisis dan mengevaluasi
abstractions and performing the logical pemecahan masalah (Purwatiningsi, 2013).
expressed in language. Their oral problems Dengan diterapkannya metode
may lead to deficits in perceiving and pembelajaran berbasis masalah dalam
interpreting as well as informulating and pembelajaran keterampilan berbicara
producing,” (Mulislich, 2009). diharapkan mampu menstimulus siswa agar
Ketidakmampuan belajar bahasa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, siswa
diprediksi berdasarkan standar aturan dapat melaksanakan kegiatan menyimak aktif
linguistik. Masalah dalam keterampilan reseptif, serta dapat memotivasi siswa
berbicara, salah menafsirkan informasi dan meningkatkan keterampilan berbicara.
memproduksi bahasa kembali. Mencermati
latar belakang di atas, peneliti memprediksi METODE PENELITIAN
bahwa melalui metode pembelajaran berbasis Metode penelitian yang digunakan
masalah (PBM), keterampilan siswa dalam dalam penelitian ini yaitu Action Research.
berbicara akan meningkat. Penelitian tindakan yang digunakan dalam
Metode Pemecahan Masalah adalah penelitian ini adalah dengan menggunakan
cara penyajian bahan pembelajaran dengan model Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri
menyajikan masalah sebagai titik tolak dari tahap perencanaan tindakan (planning),
pembahasan untuk dianalisis dan disintesin tahap pelaksanaan tindakan (acting), tahap
dalam usaha mencari pemecahan atau observasi pelaksanaan tindakan (observing),
jawabannya oleh siswa (Sudirman, 1991). tahap refleksi tindakan (reflecting).
Metode Pemecahan Masalah adalah cara Penelitian ini sesuai dengan prosedur
penyajian bahan pembelajaran dengan penelitian tindakan. Penelitian tindakan ini
menyajikan masalah sebagai titik tolak dilakukan sebagai upaya untuk perbaikan
pembahasan untuk dianalisis dan disintesin keterampilan berbicaramelalui metode
dalam usaha mencari pemecahan atau pembelajaran berbasis masalah (PBM) pada
jawabannya oleh siswa ( Zenal & Anung, siswa kelas V SD Negeri SDN 69 Amban
2016). Metode pemecahan masalah Manowari Papua

29
Densemina Yunita Wabdaron & Yansen Alberth Reba / JPAPEDA (2) (1) (2020) : 27 - 36

Pada penelitian tindakan ini tindakan berdasarkan rencana tindakan yang


dilaksanakan dalam beberapa siklus pada Merancang upaya - upaya kegiatan belajar
pada tema 4 “Sehat Itu Penting” sub tema 1 yang maksimal sehingga
“Pentingnya Kesehatan Diri”. Dengan mampumeningkatkan keterampilan kognitif,
kompetensi dasar 3.2. Siklus I dilaksanakan afektif dan psikomotorik, terutama pada
dalam enam kali pertemuan, satu pertemuan keterampilan berbicara siswa Kelas V.
dengan alokasi waktu 2x45 menit. Kegiatan Pelaksanaan tindakan ini dilaksanan sesuai
tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut. dengan langkah-langkah penyajian data yang
Perencanaan meliputi mengatur pola duduk siswa,
Pada tahap perencanaan, peneliti menetapkan prosedur dalam pelaksanaan
melakukan perundingan dengan kepala pembelajaran, menyajikan teks yang akan
sekolah dan guru kelas V SDN 69 Amban digunakan dalam pembelajaran berbicara
Manowari Papua untuk memberitahukan sesuai dengan tema dan subtema, melakukan
maksud serta tujuan kegiatan penelitian evaluasi terhadap tindakan.
tindakan kelas ini. Guru dan peneliti Observasi
kemudian berdiskusi mengenai perencanaan Observasi dilaksanakan bersamaan
pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan dengan implementasi tindakan sesuai
fokus penelitian, yaitu penggunaan metode pembelajaran berbicara menggunakan
pembelajaran berbasis masalah dalam metode pembelajaran berbasis masalah.
meningkatkan keterampilan berbicara siswa Informasi yang akan dikumpulkan adalah
di kelas V SD. data-data dari proses pembelajaran berupa
Berikut tahapan perencanaan tindakan kinerja guru, aktivitas siswa dan situasi dan
yang dilakukan oleh peneliti yaitu: kondisi dalam pembelajaran di kelas.
menganalisis kurikulum untuk mengetahui Observasi kinerja guru dalam proses
kompetensi dasar yang akan digunakan belajar mengajar di kelas dapat diamati
dalam pelaksanaan pembelajaran menyimak dengan menggunakan lembar observasi guru
melalui media muliliterasi, menyiapkan yang dilakukan oleh rekan sejawat sehingga
materi pembelajaran yang akan disampaikan, pembelajaran untuk meningkatkan
pada tema 4 “Sehat Itu Penting” sub tema 1 keterampilan berbicara dapat terekam secara
“Pentingnya Kesehatan Diri”. Dengan optimal.
kompetensi dasar 3.2. Menguraikan isi teks Dalam setiap tindakan, peneliti
penjelasan tentang proses daur air, rangkaian memantau dan mencatat kegiatan-kegiatan
listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, penting yang terjadi selama proses
hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta pembelajaran dengan menggunakan
sistem pernapasan dengan bantuan guru dan pedoman observasi, catatan lapangan dan
teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dokumentasi.
dengan memilih dan memilah kosa kata baku Refleksi
mengidentifikasi pentingnya manfaat air bagi Kegiatan refleksi akan dilaksanakan
makhluk hidup (manusia hewn dan ketika peneliti selesai melaksanakan
tumbuhan dari teks). tindakan. Refleksi berupa diskusi balikan
4.2. Mengamati, mengolah, dan dengan kolaborator, analisis keterampilan
menyajikan teks proses daur air tentang menyimak, mencatat segala temuan-temuan
makanan dan rantai makanan, kesehatan selama tindakan baik yang dianggap
manusia, keseimbangan ekosistem, serta kelebihan dan kekurangan.
alam dan pengaruh kegiatan manusia secara Refleksi dilaksanakan dari setiap data
mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan yang diperoleh dari hasil tindakan terhadap
tulis dengan memilih dan memilah kosakata siswa kelas IV Sekolah Dasar
baku. Mandalaherang III. Jika tindakan belum
Melaksanakan Tindakan berhasil mengenai target penelitian maka
Pada tahap ini, peneliti melaksanan pada siklus berikutnya dirumuskan kembali

30
Densemina Yunita Wabdaron & Yansen Alberth Reba / JPAPEDA (2) (1) (2020) : 27 - 36

rencana tindakan dalam skenario berbicara siswa akan disajikan pada tabel
pembelajaran yang telah direvisi untuk berikut.
dilaksanakan pada siklus penelitian Tabel 1. Hasil Ketuntasan Keterampilan
berikutnya untuk mencapai target penelitian. Berbicara Siklus I
Minimal sampai 80% dari jumlah siswa
yang hasil keterampilan berbicara mencapai Hasil
nilai 70. Kriteria keberhasilan ini sesuai Jumlah
Keterampilan Persentase
dengan KKM di kelas V SDN 69 Amban Siswa
Berbicara
Manowari Papua. Tuntas 12 Siswa 48%
Dalam penelitian tindakan akan Belum Tuntas 13 Siswa 52%
berkaitan erat dengan data dan sumber data. Jumlah 25 Siswa 100%
Data dalam penelitian tindakan ini meliputi,
data kuantitatif dan data kualitatif. Data Berdasarkan tabel di atas siswa yang
kuantitatif yaitu nilai hasil kinerja tuntas berjumlah 12 siswa (48%) dan yang
keterampilan berbicara pada mata pelajaran tidak tuntas berjumlah 13siswa (52%). Hal
bahasa Indonesia yang diperoleh dengan tersebut menunjukkan bahwa keterampilan
menggunakan tes lisan. Data kualitatif yaitu berbicara siswa belum mencapai target yang
proses pembelajaran terdiri dari lembar telah ditentukan.
pengamatan pendidik selama proses belajar Terdapat dua aspek dalam penilaian
mengajar dengan menggunakan metode dalam mengukur keterampilan berbicara
PBM. yakni aspek kebahasaan dan aspek non
Sumber data dalam penelitian ini kebahasaan.Setelah dilakukannya tes
adalah penelitian keterampilan menyimak di didaptilah bahwa dari 25 siswa yang
SDN 69 Amban Manowari Papua., tahun mengikuti tes, tidak ada siswa (0%) yang
pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 25 meraih nilai kisaran 85-100 (peringkat A),
siswa. Adapun observer terlibat dalam dua belas siswa (48%) yang meraih nilai
penelitian ini adalah guru kelas V yang dapat kisaran 70-84 (peringkat B), delapan siswa
bekerja sama dalam pengamatan kinerja guru (32%) yang meraih niai kisaran 55-
serta memberikan masukan berupa kritik dan 69(peringakat C) dan lima siswa yang meraih
saran yang membangun dalam penelitian. nilai kisaran 55-69 (peringkat C), dan tidak
ada siswa (20%) yang meraih nilai kurang
HASIL DAN PEMBAHASAN dari 55 (peringkat D). Apabila dirata-ratakan
Kriteria keberhasilan tindakan atau maka keseluruhan siswa mendapat nilai rata-
keberhasilan pencapaian tujuan penelitian rata sebesar 63.8%
dapat dilihat dari keberhasilan guru dan Hasil penelitian untuk setiap aspek
siswa melaksanakan pembelajaran peniaian psikomotorik menunjukkan bahwa
keterampilan berbicara melalui metode PMB. aspek artikulasi meraih nilaikeberhasilan
Siswa harus mendapatkan skors berbicara sebesar 61% (cukup), aspek kosa kata meraih
maksimal 70 atau melampaui nilai 70 karena nilai keberhasilan sebesar 57%(kurang)
kriteria ketuntasan minimal keterampilan aspek struktur kalimat meraih nilai
menyimak adalah 70. Jika hasil pembelajaran keberhasilan sebesar 61% (cukup), aspek isi
sudah mencapai hasil yang ditargetkan maka pembicaraan meraih nilai keberhasilan
penelitian tindakan tidak akan dilanjutkan. sebesar 50% (kurang), aspek keberanian
Adapun gambaran umum hasil pembelajaran meraih nilai keberhasilan 50% (kurang),
keterampilan berbicara siswa. aspek kelancaran meraih nilai keberhasilan
Evaluasi yang dilaksanakan pada akhir 63% (cukup) dan aspek kenyaringan suara
pertemuan untuk mengukur pemahaman dan meraih nilai keberhasilan 50% (baik). Hasil
keterampilan siswa dalam berbicara. tesebut menggambarkan bahwa masih
Evaluasi yang dilaksanakan pada aspek rendahnya pencapaian yang didapatkan oleh
psikomotor. Adapun hasil keterampilan siswa pada ranah psikomotorik. Untuk

31
Densemina Yunita Wabdaron & Yansen Alberth Reba / JPAPEDA (2) (1) (2020) : 27 - 36

mendapatkan gambaran secara visual persentase (92%) sedangkan siswa yang


mengenai hasil keterampilan berbicara, dapat tidak tuntas berjumlah dua siswa dengan
disajikan dalam bentuk diagram batang persentase 8%. Hasil tersebut telah mencapai
sebagai berikut. target yang telah ditentukan.
Setelah dilakukannya tes didapatilah
Hasil Keterampilan Berbicara bahwa dari 25 siswa yang mengikuti tes
Siklus I terdapat sepuluh siswa (40%) yang meraih
100 nilai kisaran 85-100 (peringkat A), tiga belas
90
80 siswa (52%) yang meraih nilai kisaran 70-84
70
60 (peringkat B), dua siswa (8%) yang meraih
50
40 nilai kisaran 55-69 (peringkat C) dan tidak
30
20 ada siswa (0%) meraih nilai kurang dari 55
10
0 (peringkat D). Apabila dirata-ratakan maka
keseluruhan siswa mendapat nilai rata-rata
sebesar 81.6.
Hasil penelitian untuk setiap aspek
Siklus I peniaian psikomotorik menunjukan bahwa
aspek artikulasi meraih nilai keberhasilan
sebesar 67% (cukup), aspek kosa kata meraih
Gambar 1. Diagram Batang Hasil nilai keberhasila sebesar 70% (baik), aspek
Keterampilan Berbicara Siklus struktur kalimat meraih nilai keberhasilan
sebesar 68% (cukup), aspek isi pembicaraan
Hasil keterampilan berbicara siswa meraih nilai keberhasilan sebesar 68%
belum memenuhi target yang diharapkan (cukup), aspek keberanian meraih nilai
oleh karena itu perlu adanya tindakan keberhasilan 70% (baik), aspek kelancaran
selanjutnya pada siklus II. Kegiatan meraih nilai keberhasilan 83% (baik) dan
pembelajaran yang dilaksanakan harus lebih aspek kenyaringan suara meraih nilai
inovatif, menarik perhatian siswa dan kreatif keberhasilan 86% (Amat baik). Adapun
agar hasil keterampilan menyimak melalui gambaran secara visual sebagai berikut.
metode pembelajaran berbasis masalah lebih
meningkat. Hasil Keterampilan Berbicara Siklus
Tes keterampilan berbicara pada siklus II
II dilaksanakan pada akhir pertemuan untuk 100
90
mengukur pemahaman dan keterampilan 80
70
siswa dalam berbicara. Adapun hasil 60
50
keterampilan menyimak siswa digambarkan 40
30
sebagai berikut. 20
10
0
Tabel 2. Hasil Ketuntasan Keterampilan
Berbicara Siklus II

Hasil
Jumlah
Keterampilan Persentase Siklus II
Siswa
Menyimak
Tuntas 23 Siswa 92%
Gambar 2. Hasil Keterampilan Berbicara
Belum Tuntas 2 Siswa 8%
Siklus II
Jumlah 25 Siswa 100%
Berdasarkan diagram diatas di atas
hasil keterampilan berbicara siswa sudah
Berdasarkan data pada tabel di atas,
memenuhi target yang diharapkan, maka
siswa yang tuntas berjumlah 23 siswa dengan
penelitian dalam upaya meningkatkan

32
Densemina Yunita Wabdaron & Yansen Alberth Reba / JPAPEDA (2) (1) (2020) : 27 - 36

keterampilan berbicara melalui metode pembelajaran pada siklus II. Siswa lebih
pembelajaran berbasis masalah pada SD N mudah mengikuti kegiatan berbicara
69 Amban Manokwari dihentikan pada dibandingkan pada pra siklus dan siklus I.
tindakan Siklus II. Selain itu, siswa sudah terlibat aktif dalam
Analisis data dilakukan dengan kegiatan pembelajaran. Siswa juga sudah
menggunakan statistik sederhana yaitu berani bertanya dan memberikan pendapat
dengan menggunakan analisis deskriptif. kepada temannnya.
Analisis deskriptif adalah model analisis Hasil tersebut menunjukkan bahwa
dengan cara membandingkan rata-rata perbaikan pembelajaran khususnya
persentasenya. Adapun yang akan disajikan peningkatan keterampilan berbicara degan
dalam pembahasan mengenai hasil observasi metode PBM dapat tercapai. Hal ini terlihat
terhadap aktivitas guru, siswa dan hasil tes adanya peningkatan hasil belajar dari
keterampilan berbicara . sebelum dilakukannya pra siklus sampai
Dari hasil pengisian lembar aktivitas dengan siklus II.
guru dan siswa yang dilakukan pada saat Dari hasil kegiatan pembelajaran pada
kegiatan pembelajaran, diperoleh data siklus II terlihat jelas bahwa proses
sebagai berikut. pembelajaran sudah cukup optimal, guru dan
siswa bersama-sama terlibat dalam aktivitas
Perbandingan Hasil Pengamatan Guru pembelajaran. Hal ini bisa terlihat dari hasil
dan Siswa penilaian dan pengamatan pada siklus II
adanya kenaikan penyerapan siswa terhadap
materi yang diajarkan secara signifikan. Hal
100% ini dimungkinkan guru dalam kegiatan
80% pembelajarannya melakukan perubahan-
60% perubahan dan memperbaiki kekurangan-
kekurangan yang dialami pada siklus I.
40%
20% KESIMPULAN
0% Berdasarkan hasil penelitian maka
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa ditarik kesimpulan bahwa dalam
meningkatkan keterampilan berbicara
Siklus I Siklus II
metode pembelajaran berbasis masalah
Gambar 3. Perbandingan Hasil Pengamatan merupkan salah satu metode yang sangat
Guru dan Siswa tepat di gunakan dalam proses belajar,
terbukti pada proses belajar dengan tema 4
Dari diagram di atas, dapat diketahui “Sehat itu Penting dan sub tema 1
bahwa kinerja guru dan siswa dalam “pentingnya menjaga kesehatan diri dan
melaksanakan pembelajaran keterampilan lingkungan melalu tes keterampilan berbicara
berbicara melalui metode PBM. Secara garis yang dilakukan pada siklus I dan siklus II.
besar perbandingan antara kegiatan yang Keterampilan berbicara siswa pada
dilakukan oleh guru dan siswa mengalami anak kelas V SDN 69 Amban Kabupaten
peningkatan yang signifikan yang berdampak Manokwari Papua Barat masih rendah pada
positif terhadap hasil keterampilan berbicara. siklus I hal ini di buktikan melalui tes
setelah menerapkan metode PBM, terdapat berbiara dengan menggunakan instrument
peningkatan dari pra siklus, siklus I dan penlaian yaitu rubrik penilaian keterampilan
siklus II. berbicara menunjukan bahwa siswa meraih
Hasil tes keterampilan berbicara nilai rata-rata 63,8S dengan tingkat
mengalami peningkatan. Peningkatan keberhasilan siswa 48%. Angka ini sangat
keterampilan berbicara dipengaruhi oleh jauh dari Kriteria Ketuntasan Minimal
beberapa faktor, diantaranya saat kegiatan (KKM) yakni 70.

33
Densemina Yunita Wabdaron & Yansen Alberth Reba / JPAPEDA (2) (1) (2020) : 27 - 36

Melihat pada hasil siklus I yang masih Negeri 69 Amban Manokwari Papua serta
rendah maka dalam upaya meningkatkan semua pihak yang terkait. Semoga Tuhan
keterampilan berbicara, maka penerapan yang Maha Kuasa memberkati bapak/ibu
metode pembelajaran berbasis masalah sekalian.
dilakukan berbagai upaya seperti
memberikan stimulus lebih kepada siswa
dengan cara memancing siswa lebih banyak DAFTAR RUJUKAN
menanya, mengandakan media pembelajaran Al-idrus, S. Q. M. J., Hikmawati, H., &
yang lebih variatif dengan untuk Wahyudi, W. (2015). Pengaruh
mendapatkan respons dari siswa. model pembelajaran berbasis masalah
Pada proses siklus II terlihat siswa berbantuan video kartun terhadap
menjadi lebih baik keterampilan hasil belajar fisika siswa kelas xi
berbicaranya setelah dilakukan beberapa sman 1 sikur tahun ajaran
tindakan seperti menambahmedia 2014/2015. Jurnal Pijar MIPA, 10(1).
pembelajaranyang bervariatif, pembimbingan Arifin, Zaenal & Haryono (2016). Metode
kepada siswa harus lebih intens.Siswa perlu Pengajaran Bahasa dan Sastra
banyak di latih untuk berbicara secara (Tangerang: Pustaka Mandiri
sistematis dalam memecahkan permasalahan Penerbit buku super).
yang di hadapi melalui kerja kelompok,
melatihsiswamenggorganisir,mengidentifikas Artha, R. A., Bharata, H., & Caswita, C.
i, mencari, menemukan memberikan solusi (2014). Penerapan Model
dari kasus yang sedang pecahkan, siswa juga Pembelajaran Berbasis Masalah
terlihat aktif dalam berkolaborasi bersama untuk Meningkatkan Kemampuan
teman sejawat. Pada siklus II terlihat adanya Representasi Matematis
peningkatan dengan bukti bahwa pada tes Siswa. Jurnal Pendidikan
keterampilan berbicara ternyata niai rata-rata Matematika Unila, 2(4).
siswa mencapai 81,6 atau berkisar 92%
berhasil. Ayu, L. C., Kurniati, A., & Seran, E. Y.
Dengan demikian dapat disimpulkan (2015). Studi Survei Kemampuan
bahwa dalam upaya meningkatkan Berbicara Siswa pada Pembelajaran
keterampilan berbicara siswa kelas V SD Bahasa Indonesia di Kelas V: Jurnal
metoe pembelajaran Berbasis masalah Penelitian Pendidikan Dasar, 1(1),
merupakan salah satu metode yang mampu 44-58.
meningkatkan keterampilanberbicara, siswa
Chairani, M. (2014). Komunikasi
terlihat lebih aktif dalam memecahkan
interpersonal guru dan orang tua
masalah sebagai topik utama dalam metode
dalam mencegah kenakalan remaja
dimaksud, siswa telihat lebih berani
pada siswa (studi deskriptif pada
mengungkapkan ide-ide, gagasan-gagasan,
siswa kelas XI SMA Kolombo
serta mampu menemukan solusi sebagai hasil
Sleman). Jurnal Ilmu Komunikasi, 7
dari proses belajar dimaksud.
(2).
UCAPAN TERIMAKASIH Istiqomah, U. (2015). Upaya Meningkatkan
Ucapan terimakasih yang sedalam- Kemampuan Berbicara Melalui
dalamnya kepada semua pihak yang telah Penggunaan Media Flash Card Pada
membantu demi suksesnya penelitian Anak Kelompok A TK Pertiwi I
tindakan ini antara lain,“Lembaga Dukuh Banyudono Boyolali Tahun
Pengelolah Dana Pendidikan (LPDP) Pelajaran 2014 / 2015 ( Doctoral
Republik Indonesia” sebagai Pendonor dissertation, Universitas
utama suksesnya Action Research penulis, Muhammadiyah Surakarta ).
para nara sumber dan Kepala Sekolah SD

34
Densemina Yunita Wabdaron & Yansen Alberth Reba / JPAPEDA (2) (1) (2020) : 27 - 36

Kurniawan, M. I. (2015). Tri Pusat Riani, W. S., & Rozali, Y. A. (2014).


Pendidikan Sebagai Sarana Hubungan antara self efficacy dan
Pendidikan Karakter Anak Sekolah kecemasan saat presentasi pada
Dasar. PEDAGOGIA: Jurnal mahasiswa univeristas esa
Pendidikan, 4(1), 41-49. unggul. Jurnal Psikologi Esa
Unggul, 12(01).
Lidinillah, D. A. M. (2013). Pembelajaran
berbasis masalah (problem based Ripai, A. (2012). Pengembangan Teknik
learning). Jurnal Pendidikan Berpikir Berpasangan Berbagi
Inovatif, 5(1), 17. Pembelajaran Menulis Teks Drama
yang Bermuatan Nilai-Nilai
Lubis, C.(2012). Meningkatkan Kemampuan Pendidikan Karakter pada Mahasiswa
Berbicara Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Bahasa dan Sastra
Bahasa Indonesia Dengan Indonesia. Seloka: Jurnal Pendidikan
Menggunakan Metode Bermain Peran Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(2).
Bagi Siswa Kelas V SD Swasta
Cendekia T. A 2011/2012 (Doctoral Saputri, R. W., Nur Amalia, S. S., & Teach,
dissertation, UNIMED). M. (2018). Analisis Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas Tinggi Pada
Maryati, I. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Di
Pembelajaran Berbasis Masalah pada SD Negeri 2 Selo (Doctoral
Materi Pola Bilangan di Kelas VII dissertation, Universitas
Sekolah Menengah Muhammadiyah Surakarta).
Pertama. Mosharafa: Jurnal
Pendidikan Matematika, 7 (1), 63 - Setyawati, R. (2012) . Peningkatan
74. Keterampilan Berbicara Dengan
Menggunakan Metode Role Playing
Mulislich, Masnur (2009). Fonologi Bahasa Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Tinjauan Deskriptif Bunyi Indonesia Siswa Kelas V Di SD
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bumi Negeri 01 Malanggaten Kebakkramat
Aksara,) Karanganyar Tahun Pelajaran 2011 /
2012 ( Doctoral dissertation,
Purwatiningsi, S. (2013). Penerapan metode
Universitas Muhammadiyah
penemuan terbimbing untuk
Surakarta).
meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi luas permukaan dan Sudirman N & A. Tabrani Rusyan, Zainal
volume balok. Jurnal Elektronik Arifin, Toto Fathon (1991). Ilmu
Pendidikan Matematika Tadulako, 1 Pendidikan. (Bandung: PT Remaja
(1). Rosdakarya,).
Pusparatri, R. K. D. (2012). Strategi Sukmawati, D., & Purbaningrum, E (2015).
pembelajaran berbasis masalah untuk Pengaruh Model Pembelajaran
meningkatkan kemampuan berpikir Ekspositori Terhadap Kemampuan
kritis siswa. Jurnal Ilmiah Guru Berbicara Anak. Paud Teratai, 4(2).
Caraka Olah Pikir Edukatif, 16 (2).
Tarigan, Henry Guntur (2015). Berbicara
Rezeki, N., Syahrial, S., & Surya, Y. F. Sebagai Suatu Keterampilan
(2019). Peningkatan Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa
Berbicara Dengan Menggunakan Bandung).
Model Kooperatif Think Pair
Share. Jurnal Pendidikan Tristiantari, N. K. D., Marhaeni, A. A. I. N.,
Tambusai, 3 (5), 946-954. & Koyan, I. W. (2013). Pengaruh

35
Densemina Yunita Wabdaron & Yansen Alberth Reba / JPAPEDA (2) (1) (2020) : 27 - 36

Implementasi Model Pembelajaran Yunus, Abidin (2015). Pembelajaran


Kooperatif Tipe Tps Terhadap Multiliterasi Sebuah Jawaban atas
Kemampuan Berbicara Dan Tantangan Pendidikan Abad Ke-21
Keterampilan Berpikir Kreatif Pada dalam Konteks Keindoinesian
Siswa Kelas V SD Negeri Gugus III (Bandung: Refika Aditama)
Kecamatan Seririt. Jurnal Pendidikan
Dasar Ganesha, 3 (1).

36

Anda mungkin juga menyukai