Anda di halaman 1dari 10

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN, PERKEMABANGAN, DAN MANAJEMEN

DI POS PAUD ANANDA CATELYA 82

Alifah Ira Mayada 210210205015, Rohmatun Nikmah Waqurrotul Aini 210210205018, Ersha Shafira
Damayanti 210210205041

Kelas A
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
email: Alifahcans03@gmail.com, rohmatunnikmahwaqurrotulaini@gmail.com, ershasaf08@gmail.com

Abstrak
Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah
merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai
hasil yang maksimal. Perkembangan anak dapat didefinisikan sebagai proses di mana Si Kecil
mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Bisa dikatakan, perkembangan mengacu pada
urutan perubahan fisik, bahasa, emosi, dan pemikiran, yang terjadi pada anak sejak lahir hingga awal
masa dewasa. Pembelajaran anak usia dini merupakan proses interaksi antara anak, orang tua, atau
orang dewasa lainnya dalam suatu lingkungan untuk mencapai tugas perkembangan. Interaksi yang
dibangun tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Sarana adalah segala jenis peralatan ,perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai
alat utama atau pembantu dalam pelaksaan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, Sedangkan
prasarana adalah fasilitas dasar yang diperlukan untuk menjalankan fungsi satuan pendidikan. Metode
yang digunakan pada penelitian ini yaitu eskriptig kualitatif. Tujuan dilakukannya peneltianini yaitu
untuk mengetahui apa saja permasalahan terkait perkembangan, pembelajaran dan manajemen sarana
prasarana yang ada di PO PAUD ANANDA CATELYA 82.

Kata kuncis: permasalahan perkembangan, pembelajaran, dan manajemen sarpras.

Abstract
A problem is an obstacle or problem that must be solved, in other words a problem is a gap between
reality and something that is expected well, in order to achieve maximum results. Child development
can be defined as a process in which your little one experiences changes over time. It could be said
that development refers to the sequence of physical, language, emotional and thinking changes that
occur in children from birth to early adulthood. Early childhood learning is a process of interaction
between children, parents, or other adults in an environment to achieve developmental tasks. The
interaction that is built is a factor that influences the achievement of the learning objectives to be
achieved. Facilities are all types of equipment, work equipment and facilities that function as the main
or auxiliary tools in implementing transferable learning. Meanwhile, infrastructure is the basic
facilities needed to carry out the functions of an educational unit. The method used in this research is
qualitative descriptive. The aim of this research is to find out what problems are related to the
development, learning and management of existing infrastructure at POS PAUD ANANDA CATELYA
82.

Keywords: problems of development, learning, and infrastructure management.

1. PENDAHULUAN bermutu harus mempertimbangkan banyak


Standar PAUD merupakan kerangka kerja faktor yang masuk ke dalamnya, antara lain
yang tidak dapat diganggu gugat bagi tujuan, pengajar, siswa, kurikulum, sumber
pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan daya kelas, dan lingkungan sekitar. Komponen
prasekolah dan sekolah dasar untuk anak pendidikan harus saling mendukung satu sama
segala usia. Untuk itu, pendidikan yang lain. Keberhasilan pendidikan di suatu sekolah
dipengaruhi oleh banyak faktor; ketersediaan menunjang ketrampilan lainnya (Tarigan,
sumber daya pengajaran yang diperlukan 2008:86).
hanyalah salah satunya. Simandjuntak dan Pasaribu (dalam
Perkembangan kognitif merupakan salah Anggraini et al., 2019) menjelaskan pengertian
satu aspek penting dari perkembangan untuk perkembangan bahasa, bahwa melalui suara
mengembangkan kemampuan berpikir anak. anak dapat mengucapkan apa yang ada di
Sehingga baik orang tua maupun guru perlu dalam hati dan pikirannya. Pertumbuhan dan
mengetahui tahapan tumbuh kembang anak. perkembangan suara akan membentuk bahasa.
Jika ada kendala pada perkembangan Bahasa ialah ucapan mengenai perasaan dan
sebelumnya maka perkembangan selanjutnya pikiran manusia dengan menggunakan alat
akan menemui kendala (Sudarna, 2014). bunyi yang teratur. Dengan berkembangnya
Perkembangan tidak dapat diukur, tetapi dapat bahasa anak, akan memudahkan mereka
dirasakan. Perkembangan bersifat maju ke melakukan komunikasi dan mengungkapkan
depan, sistematis, dan berkesinambungan. apa yang meraka inginkandan butuhkan serta
Pada setiap individu mengalami apa yang mereka rasakan kepada orang lain
perkembangan yang sama, hanya berbeda pada terlebih kepada teman sebaya. Oleh karena itu,
kecepatan perkembangan nya, ada yang perlunya guru memahami konsep dari
mendahului perkembangannya, dan ada juga perkembangan bahasa pada anak.
yang perkembangannya lebih lambat. Patmonodewo juga menjelaskan, bahwa
Menurut sugiono (2013), anak usia dini perkembangan Bahasa anak akan secara
merupakan sosok individu yang mengalami perlahan beralih dari melakukan ekspresi suara
proses perkembangan yang pesat dan kemudian mulai berekspresi dengan
mendasar untuk kehidupan selanjutnya. Dalam berkomunikasi, dan berkomunikasi dengan
rentang usia 0-8 tahun, anak mengalami masa menggunakan isyarat dan gerakan guna
keemasan yang disebut golden age, yaitu anak mengungkapkan keinginannya, selanjutnya
sudah mulai peka untuk bisa menerima akan berkembang menjadi komunikasi melalui
berbagai macam rangsangan. Ini juga ucapan dan tutur kata yang tepat dan jelas
termasuk periode pertama peletakan fondasi (Anggraini et al., 2019).
dasar untuk mengambangkan agama, moral, Kreativitas guru kelas memiliki peran
motorik, kognitif, bahasa, emosional, social, yang sangat penting dalam meningkatkan
dan seni pada anak. Sehingga harus disiapkan minat belajar anak di Taman Kanak-Kanak.
dan dibina sejak usia dini untuk mencapai Pendidikan anak usia dini adalah tahap awal
pembangunan yang optimal (sudarna 2014). dalam perkembangan pendidikan, dan minat
Piaget dalam sudarna membagi perkembangan belajar yang positif pada tingkat ini dapat
kognitif menjadi 4 fase, yaitu sensorimotor membentuk dasar kuat untuk perkembangan
(umur 0-2 tahun), fase praoperasional (umur 2- selanjutnya. Oleh karena itu, penting untuk
7 tahun), fase operasionalkonkrit (umur 7-12 memahami peran kreativitas guru dalam
tahun), dan fase operasional formal (umur 12- menciptakan lingkungan yang merangsang
18 tahun) (sudarna, 2014). minat belajar anak di CATELYA 82
Pada aspek perkembangan kognittif, Minat belajar anak sangat dipengaruhi
kopetensi dan hasil belajar yang diharapkan oleh cara guru mengajar dan menciptakan
pada anak adalah anak mampu dan memiliki pengalaman belajar yang menarik. Guru kelas
kemampuan beerfikir secara logis, berfikir CATELYA 82 yang kreatif dapat menciptakan
kritis, dapat memberikan alasan, mampu suasana belajar yang menyenangkan dan
memecahkan masalah dan menemukan menarik bagi anak-anak. Mereka dapat
hubungan sebab akibat dalam memecahkan menggunakan berbagai metode pengajaran
masalah yang dihadapi (Yamin dan sanan, yang inovatif, seperti bermain, bernyanyi,
2010:150). Pada perkembangan bahasa anak berkreasi, dan berinteraksi secara aktif dengan
juga terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak anak-anak. Hal ini membantu anak-anak
atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan merasa lebih tertarik dan termotivasi untuk
menulis. Manusia harus memiliki ke empat belajar.
aspek tersebut agar ketrampilan berbahasanya Selain itu, kreativitas guru juga dapat
lancer, sebab ketrampilan berbicara membantu mereka untuk memahami
kebutuhan individual setiap anak dan
mengadaptasi metode pengajaran sesuai tinggi di ruang kelas yang belum dilengkapi
dengan gaya belajar mereka. Dengan dengan sumber daya PAUD yang memadai.
demikian, guru dapat memberikan pendekatan Permainan yang disediakan akan kurang seru
yang lebih personal dan efektif, yang secara karena peralatan yang dibutuhkan kurang. Di
signifikan dapat meningkatkan minat belajar sinilah penyediaan sumber daya pedagogik
anak. Namun, tantangan dalam sangat penting dalam memfasilitasi kegiatan
mengembangkan kreativitas guru kela pendidikan, untuk memastikan bahwa proses
CATELYA 82 adalah memastikan bahwa pembelajaran dapat dilakukan secara efektif
mereka memiliki pengetahuan dan Menurut Pasal 2 Ayat 1
keterampilan yang cukup dalam pendekatan PERMENDIKBUD Tahun 2014 tentang
pembelajaran yang kreatif. Diperlukan Standar Nasional Pendidikan Prasekolah dan
pelatihan dan dukungan yang tepat untuk guru Sekolah Dasar, standar Pendidikan Prasekolah
agar mereka dapat mengintegrasikan dan Sekolah Dasar meliputi: Standar
kreativitas dalam pengajaran mereka. Pencapaian Tumbuh Kembang Anak; Standar
Dengan memahami pentingnya peran Pengajaran dan Pembelajaran; Standar Bahan
kreativitas guru dalam meningkatkan minat dan Peralatan; Standar Administrasi dan
belajar anak di CATELYA 82, dapat Pendanaan; dan Standar untuk Mentransfer
dihasilkan strategi dan kebijakan pendidikan Tanggung Jawab Pendidikan kepada Orang
yang mendukung pengembangan kreativitas Lain. Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1,
guru kelas dalam upaya meningkatkan kualitas Standar PAUD merupakan kerangka kerja
pendidikan anak usia dini. yang tidak dapat diganggu gugat bagi
Sarana dan prasarana merupakan hal yang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan
sangat penting dalam menunjang kelancaran prasekolah dan sekolah dasar untuk anak
dalam proses pembelajaran, dalam kaitannya segala usia. Untuk itu, pendidikan yang
dengan pendidikan yang membutuhkan sarana bermutu harus mempertimbangkan banyak
dan prasarana dan juga pemanfaatannya baik faktor yang masuk ke dalamnya, antara lain
dari segi intensitas maupun kreatifitas dalam tujuan, pengajar, siswa, kurikulum, sumber
penggunaannya oleh guru maupun oleh siswa daya kelas, dan lingkungan sekitar.
dalam kegiatan belajar mengajar. Sarana
pendidikan adalah semua fasilitas yang 2. METODE STUDI KASUS
diperlukan dalam proses belajar mengajar baik Pada penelitian ini metode yang digunakan
yang bergerak maupun tidak bergerak agar yaitu pendekatan deskriptif kualitatif yaitu
pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan informasi yang dikumpulkan diwujudkan
dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. dalam bentuk keterangan atau gambar tentang
Sarana dan prasarana diperlukan dalam suatu kejadian atau kegiatan atau penelitian
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang menghasilkan data deskripstif berupa
pendidikan, gizi, dan perlindungan anak segala kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
usia, sebagaimana tercantum dalam Pasal 31 dan perilaku yang dapat diamati. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 137 Tahun 2014 taraf pemberian informasi, jenis penelitian ini
(PERMENDIKBUD NO. 137). merupakan penelitian deskriptif.
Anak-anak belajar paling baik ketika Penelitian deskriptif ini tidak dimaksudkan
mereka secara aktif terlibat dalam proses untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya
pembelajaran, jadi penting untuk memberi menggambarkan “apa adanya” tentang suatu
mereka berbagai lingkungan belajar, aktivitas, variabel, gejala atau kejadian. Penelitian ini
dan tantangan agar mereka tidak bosan. Anak- hanya mengungkapkan suatu masalah dan
anak yang secara aktif terlibat dalam proses keadaan sebagaimana adanya sehingga hanya
pembelajaran lebih cenderung merupakan pengungkap fakta.
mempertahankan apa yang telah mereka Untuk mengumpulkan data peneliti
pelajari dan menjadi lebih sukses dalam jangka melakukan pengamatan berupa observasi
panjang. Kualitas permaianan yang disediakan beberapa kali dan melakukan sesi wawancara
juga akan sebanding dengan sumberdaya dengan pihak kepala sekolah terkait
infrastruktur yang tersedia. perkembangan setiap anak di kelas, kemudian
Menurut Asmani (2015: 232), akan sulit pembelajran yang berlangsung, dan juga
untuk menerapkan teknik pengajaran tingkat
ketersediaan sarana prasarana yang ada di POS menirukan apa yang ditulis guru dipapan
PAUD ANANDA CATELYA 82. tulis. Guru Kelas B jarang menggunakan
strategi dan media pembelajaran yang
3. HASIL menarik. Guru Kelas B juga tidak
a. Perkembangan Anak Usia Dini di memanfaatkan sumber belajar yang lain,
CATELYA 82 hanya belajar di dalam kelas dan juga tidak
Pada lingkup perkembangan menggunakan buku Pelajaran.
keaksaraan hampir semua anak pada kelas Kreativitas guru dalam melaksanakan
A tidak memenuhi tingkat perkembangan program pengajaran
nya seperti contohnya banyak yang tidak Berdasarkan hasil observasi penulis
tau symbol-simbol dan hampir semua anak terhadap pelaksanaan program pengajaran
kelas A tidak bisa menuliskan dan Guru Kelas B tk catlya 82, bahwa guru
mengucapkan huruf A-Z. Pada Kelas B kurang menciptakan iklim belajar
perkembangan berfikir simbolik anak juga yang kondusif, siswa sering terlihat gaduh
banyak yang belum mengerti : Mengenal ketika belajar. Guru Kelas B tidak
konsep bilangan, mengenal lambang mengatur ruangan kelas menjadi menarik.
bilangan, mengenal lambang huruf. Guru Kelas B juga kurang mengelola
perkembangan kognitif dan bahasa anak interaksi belajar dengan siswa, sehingga
tidak berlangsung sesuai dengan siswa menjadi pasif dalam pembelajaran.
perkembangan yang diharapkan ini bisa terhadap pelaksanaan program
menimbulkan berbagai dampak pada anak pengajaran Guru Kelas B tk catlya 82,
perkembangan kognitif dan bahasa adalah bahwa guru Kelas B memang benar sering
dua area utama yang saling terkait dan mengajak siswa untuk bernyanyi agar
memegang peran penting dalam siswa tidak merasa bosan. Akan tetapi
kemampuan belajar dan berinteraksi sosial guru Kelas B jarang melakukan permainan
anak jika perkembangan kognitif anak edukatif. Guru Kelas B juga jarang
tidak berkembang maka akan berdampak mengadakan belajar secara kerja
pada perkembangan kognitif nya seperti kelompok.
pada kemampuan belajar anak ,anak akan b) Faktor-faktor penghambat dan
kesulitan dalam menangkap konsep baru pendukung kreativitas guru kelas B dalam
dan memecahkan masalah meningkatkan minta belajar anak kelas B
b. Pembelajaran CATELYA 82 tk catlya 82.
Berdasarkan hasil observasi penulis Penulis menanyakan kepada guru
terhadap penyusunan program pengajaran kelas B tk catlya 82 tentang faktor-faktor
yang dilaksanakan Guru Kelas B tk catlya yang menghambat kreativitas guru dalam
82, bahwa memang benar guru Kelas B melaksanakan program pengajaran untuk
telah menetapkan tujuan pembelajaran di meningkatkan minat belajar siswa kelas B
dalam RPP. Akan tetapi ketika di dalam yaitu berikut jawaban informan:
proses pembelajaran guru Kelas B kurang “Kendala yang sering saya hadapi untuk
mengembangkan bahan pembelajaran, meningkatkan minat belajar siswa yaitu
strategi belajar, dan media pengajaran kurangnya sumber belajar yang dapat
yang sesuai, serta guru Kelas B kurang dimanfaatkan dan kurang tersedianya
memanfaatkan sumber belajar yang ada di media belajar yang dapat digunakan oleh
sekolah. para guru. Walaupun begitu kami tetap
a) Langkah-langkah penyusunan program dituntut untuk kreatif dalam menciptakan
pembelajaran di tk catlya 82 proses pembelajaran yang menarik. Jadi
Selanjutnya yaitu terhadap langkah- sekolah meminta para guru untuk kreatif
langkah penyusunan program pengajaran menyediakan sendiri media belajarnya,
yang dilaksanakan Guru Kelas B tk catlya bisa dibuat dari bahan-bahan yang tersedia
82, bahwa memang benar guru Kelas B di alam sekitar, bisa dibuat sendiri oleh
dalam menetapkan tujuan pembelajaran di guru, atau bisa juga guru meminta siswa
RPP selalu berpedoman kepada Silabus. untuk membawa sendiri dari rumah dan
Akan tetapi ketika di dalam proses barang bekas yang masih bisa di gunakan
pembelajaran guru Kelas B hanya untuk media pembelajaran. Sedangkan
kendala lain yang sering saya hadapi usia mereka yang masih kecil dan masih
dalam menumbuhkan minat belajar siswa suka bermain-main ketika belajar,
Kelas B yaitu masih sulitnya mengontrol motivasi siswa Kelas B yang masih rendah
atau mengatur siswa ketika sedang untuk belajar secara sungguh-sungguh,
mengajar, masih sangat rendah sehingga kedisiplinan siswa belum terbina
pemahaman siswa tentang pelajaran yang dengan baik.
diberikan, masih kurangnya keinginan c) Faktor-faktor yang mendukung
siswa untuk belajar dengan sungguh- kreativitas guru kelas dalam meningkatkan
sungguh, dan masih kurangnya minta belajar siswa kelas B
kedisiplinan siswa dalam belajar karena Penulis menanyakan kepada guru
siswa masih sering bermain-main dan kelas B di tk catlya 82 tentang faktor yang
tidak mentaati aturan yang diberikan oleh mendukung kreatifitas guru dalam
guru”. melaksanakan program pengajaran untuk
Kendala yang sering dihadapi guru meningkatkan minat belajar siswa kelas B
Kelas B dalam meningkatkan minat yaitu:
belajar siswa dalam proses pembelajaran “Faktor pendukung yang saya rasakan
yaitu kurangnya sumber belajar di sekolah untuk meningkatkan kreatifitas saya dalam
dan kurangnya media belajar yang dapat membentuk minat belajar siswa Kelas B
digunakan oleh guru. Sehingga guru yaitu saya hobi membaca buku-buku
seringkali menyediakan sendiri media metode dan strategi pembelajaran terbaru.
belajar yang akan digunakannya. Saya juga sering berkumpul dengan
Sedangkan kendala lain yang juga sering teman-teman sesama guru tematik. Dalam
dihadapi guru untuk menumbuhkan minat lingkungan guru itu ada forum yang
belajar siswa Kelas B seperti sulit bernama forum KKG. Forum tersebut
mengontrol siswa yang masih suka seperti forum yang dikhususkan untuk
bermain-main ketika sedang mengajar, perkumpulan guru-guru tematik. Saya
karena masih kurangnya keinginan siswa sering berdiskusi dengan guru-guru
untuk belajar dengan sungguh-sungguh, tersebut tentang cara-cara guru untuk
sehingga siswa kurang disiplin dalam meningkatkan minat belajar siswa”.
belajar. Berdasarkan hasil wawancara yang
Berdasarkan hasil wawancara yang telah diuraikan di atas, maka dapat dibuat
telah diuraikan di atas, maka dapat dibuat kesimpulan bahwa faktor-faktor yang
kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mendukung kreativitas guru Kelas B
menghambat kreativitas guru Kelas B dalam meningkatkan minat belajar siswa
dalam meningkatkan minat belajar siswa di tk catlya 82, yaitu: kesukaan guru
di tk catlya 82, yaitu: kurangnya sumber membaca buku-buku metode
belajar yang dapat dimanfaatkan dan pembelajaran sehingga menambah
media belajar yang dapat digunakan oleh pengetahuannya tentang kreatifitas dalam
guru Kelas B yang dimiliki sekolah, masih mengajar, dan keaktifan guru mengikuti
sulitnya mengontrol atau mengatur siswa pelatihan-pelatihan tentang kreatifitas
Kelas B ketika sedang belajar dikarenakan guru.
c. Prasarana di CATELYA 82
Pada Peraturan Pemerintah Berdasarkan NSPK (Norma, Standar,
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Prosedur, dan Kriteria) tentang Petunjuk
No. 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pelaksanaan Program Taman Kanak-
Pendidikan Anak Usia Dini, terdapat tiga kanak yang dikeluarkan oleh Kementerian
prinsip sarana dan prasarana di Taman Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Kanak-kanak, yaitu aman, nyaman, terang, Indonesia Tahun 2013, persyaratan atau
dan memenuhi kriteria kesehatan bagi standar sarana dan prasarana Taman
anak; sesuai dengan tingkat perkembangan Kanak-kanak adalah sebagai berikut :
anak; dan memanfaatkan potensi dan a. Luas lahan sekurang-kurangnya
sumber daya yang ada di lingkungan 300m².
sekitar, termasuk barang limbah/bekas b. Memiliki ruang bermain/ruang
layak pakai. belajar dengan rasio sekurang-
kurangnya 3 m² per anak, baik di 1:15. Artinya, satu orang guru KB
dalam ataupun di luar ruangan. ataupun TK sebaiknya tidak
c. Memiliki ruang kepala sekolah, melayani lebih dari 15 orang anak
guru, layanan kesehatan/UKS, didik.
toilet dengan air bersih, dan ruang Sekolah ini yaitu satu bangunan
lainnya yang relevan dengan dengan 3 buah ruangan yang dikelolah
kebutuhan kegiatan anak. menjadi 1 ruang belajar, 1 kamar mandi,
d. Memiliki perabot, alat peraga dan dan 1 gudang penyimpanan barang-
alat permainan di luar dan di dalam barang. Kemudian terdapat halaman luar
ruangan. yang luas dimana tempat ini menjadi
e. Memiliki tempat untuk memajang arena bermain anak-anak dengan 3 alat
hasil karya anak yang ditata sejajar permainan yang tesedia berupa ayunan,
dengan pandangan anak, leluasa, perosotan, dan mobil-mobilan. Kondisi
tidak terlalu penuh dengan alat permainan ini pun juga dikatakan belum
permainan (masih ada ruang sesuai dan kurang dari standart keamanan
kosong untuk gerak anak). bagi anak-anak. Ruang kelas yang
f. Penataan ruangan sesuai fungsinya, dimilikipun terlihat kurang memadai,
berikut perabot yang bersih dan dimana kedua kelas (A&B) digabungkan
terawat. dalam satu ruangan dengan sekat kayu
Permendikbud no 137 tahun 2014 sebagai pembatas, sehingga dalam satu
Tentang Standar Pendidikan Anak Usia kelas ini berjumlah 29 anak sehingga dapat
Dini (PAUD) menjadi payung hukum dikatakan jika kelas tersebut tidak sesuai
yang mengikat aturan rasio dan JJM dengan standarnya. Alat belajar yang
seorang Guru PAUD, yang bisa kita ulas digunakan yaitu berupa karpet dan
sebagai berikut: beberapa meja panjang. Dan juga terdapat
1. Lembaga PAUD Anak Didik 3 fentilasi di ruangan kelas dengan ukuran
Berusia Hingga dua Tahun yakni yang cukup kecil namun secara
Tempat Penitipan Anak (TPA) pencahayaan masih cukup bagus.
Rasio guru dan anak yang harus Menurut faktor yang ditemui
dipenuhi adalah 1: 4. Artinya satu dilapangan mengenai permasalahan-
orang guru melayani maksimal permasalahan sarana dan prasarana yang
empat orang anak didik. ada alasannya yaitu kurangnya dana dan
2. PAUD dengan anak didik usia 2-4 bantuan untuk sekolah dalam memenuhi
tahun maka rasio guru dan anak perlengkapan yang ada, segala fasilitas
maksimal 1: 8. yang digunakan saat ini banyak yang
3. PAUD dengan anak didik berusia didapat dari swadaya masyarakat.
4-6 Tahun, yakni untuk jenjang Berikut tabel hasil penelitian terkait
Kelompok Bermain (KB) dan sarana dan prasarana yang terdapat di POS
Taman Kanak-kanak (TK), PAUD ANANDA CATELYA 82 :
Rasio guru dan anak maksimal

Centang salah satu


Standar Sarana dan Keterangan
No.
Prasarana

ADA TDK ADA


Lahan yang dimiliki CATELYA
Memiliki luas bangunan dengan V 82 terukur kurang dari 300m
1.
ukuran 300m persegi persegi.
Ruangan kegiatan yang tersedia
di CATELYA 82 hanya satu
ruang kelas, sau kamar mandi,
Ruang kegiatan yang aman dan V
2. dan satu ruang ksong yang
sehat dengan jarak 3m/anak
dialihfungskan sebagai tempat
penyimpanan barang.

Di CATELYA 82 sudah
menyediakan air minum untuk
Tersdia tempat cuci tangan dan anak-anak dan tempat cuci
3. V
air minum tangan yang sesuai dengan
aliran air bersih.

CATELYA 82 tidak memiliki


4. Memiliki ruang guru V ruang untuk para pengajar.

Tempat kepala sekolah hanya


tersedia di depan teras kelas
5. Memiliki ruang kepala sekolah V
dengan satu meja dan satu kursi.

CATELYA 82 sudah memiliki


Memiliki kamar mandi dengan satu kamar mandi dengan
6. V
air yang bersih penggunaan air bersih.

CATELYA 82 tidak memiliki


ruang kegiatan lain selain ruang
Memiliki ruangan yang relevan
kelas yang digunakan untuk
7. sesuai dengan kebutuhan V
belajar atau terkadang untuk
kegiatan anak
pratek sholat.

Tersedia tempat sampah namun


Memiliki tempat sampah yang masih kurang sesuai dengan
8. V
tertutup standar kebersihan yang ada.

CATELYA 82 tidak memiliki


fasilitas kesehatan selain obat-
9. Memiliki fasilitas kesehatan V
obat sederhana.

CATELYA 82 memiliki lahan


bermain diluar dengan ukurang
10. Memiliki fasilitas bemain di luar V
yang cukup luas.

4. PEMBAHASAN Perkembangan kognitif dan bahasa di


a. Perkembangan POS PAUD ANANDA CATELYA 82
Perkembangan kognitif merupakan masih belum berkembang Pada lingkup
salah satu aspek penting dari perkembangan keaksaraan hampir semua
perkembangan untuk mengembangkan anak pada kelas A tidak memenuhi tingkat
kemampuan berpikir anak. Sehingga baik perkembangan nya seperti contohnya
orang tua maupun guru perlu mengetahui banyak yang tidak tau simbol2 dan hampir
tahapan tumbuh kembang anak. Jika ada semua anak kelas A tidak bisa menuliskan
kendala pada perkembangan sebelumnya dan mengucapkan huruf A-Z.
maka perkembangan selanjutnya akan Pada perkembangan berfikir simbolik
menemui kendala (Sudarna, 2014). anak juga banyak yang belum mengerti :
Mengenal konsep bilangan, Mengenal dan teknologi. Sedangkan melatih berarti
lambang bilangan, Mengenal lambang mengembangkan keterampilan-
huruf. mengerjakan dengan baik, dan ada keterampilan pada siswa. Dengan
anak yang belum bisa mengerjakan seperti demikian untuk mengembangkan
yang diharapkan. Hal ini dikarenakan kreativitas siswa dalam belajar, maka guru
model pembelajaran yang digunakan guru diharapkan dapat menerapkan
kurang diminati siswa. kompetensi/kemampuan profesionalnya
Dalam pembelajaran, guru lebih dalam proses pembelajaran. Menurut
memilih model pembelajaran ceramah dari Moh. Uzer Usman, kompetensi
pada model lainnya. Proses belajar profesional guru meliputi hal-hal di bawah
mengajar cenderung diarahkan pada aliran ini:
informasi dari guru ke siswa (Teacher a) Menyusun program pengajaran.
Center Learning) yang artinya • Menetapkan tujuan pembelajaran.
penggunaan metode ceramah sangat • Memilih dan mengembangkan
dominan dalam proses pembelajaran. bahan pembelajaran.
Kualitas pendidikan yang rendah dapat • Memilih dan mengembangkan
diartikan sebagai kurangnya keberhasilan strategi belajar mengajar.
suatu proses pembelajaran. Faktor • Memilih dan mengembangkan
penyebab dapat berasal dari siswa, guru, media pengajaran yang sesuai.
atau media pembelajaran yang digunakan. • Memilih dan memanfaatkan
Karena guru hanya memberi tugas menulis sumber belajar.
dan hanya diberi contoh tidak diberi tahu b) Melaksanakan program pengajaran.
bagaimana cara menulis yang baik dan • a.Menciptakan iklim belajar
benar dan hanya memberi tebak-tebak an mengajar yang tepat.
tanpa adanya visual yang jelas.
• b.Mengatur ruangan belajar.
Oleh karena itu, diperlukan diperlukan
• c.Mengelola interaksi belajar
metode pembelajaran baru untuk
mengajar.
meningkatkan kualitas proses
c.) Menilai hasil dan proses belajar
pembelajaran. Contohnya metode
mengajar yang telah dilaksanakan.
pembelajaran melalui media audio – visual
power point untuk meningkatkan • a.Menilai prestasi murid untuk
kepentingan pengajaran.
kemamppuan anak 4-5 tahun. Dengan
menggunakan metode pembelajaran ini • b.Menilai proses belajar mengajar
meningkatkan kemampuan kognitif anak yang telah dilaksanakan
karena dalam prooses pembelajran akan Tahap awal pendidikan formal di
dimasukkan media yang memiliki unsur mana anak-anak mengembangkan dasar-
suara dan gambar atau video bergerak dasar pengetahuan dan keterampilan. Guru
untuk meningkatkan perkembangan kelas TK memiliki peran penting dalam
kognitif anak. Sebelumnya pada POS menciptakan lingkungan yang mendukung
PAUD ANANDA CATELYA 82 tidak perkembangan intelektual anak-anak
pernah menggunakan metode pembelajran mereka. Salah satu kunci keberhasilan
audio – visual power point untuk guru TK adalah kreativitas mereka dalam
meningkatkan perkembangan kognitif menginspirasi dan meningkatkan minat
anak usia dini 4-5 tahun untuk belajar anak-anak.
meningkatkan hasil belajar anak. Permasalahan di tk catlya 82 terdapat
b. Pembelajaran guru yang kurang kreatif dalam
Kreativitas Guru dalam Meningkatkan mengajarkan pembelajaran kepada anak,
Minat Belajar Siswa Kelas B di tk catlya di tk catlya guru di kelas B masih
82, Menurut Moh. Uzer Usman, tugas menggunakan sistem tulis dan juga meteri
guru sebagai profesi meliputi mendidik, pembelajaran yang kurang menarik untuk
mengajar, dan melatih. Mendidik berarti anak usia dini sehingga anak-anak di tk
meneruskan dan mengembangkan nilai- catlya 82 sering kali tidak fokus untuk
nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan melaksanakan pembelajaran yang baik.
dan mengembangkan ilmu pengetahuan
Jadi perlunya Penggunaan Materi solusi terbuka yang bisa dilakukan yaitu
Pembelajaran yang Menarik: berupa usaha keras sekolah dalam
Guru TK yang kreatif memanfaatkan mengajukan pemnuhan sarana dan
berbagai materi pembelajaran yang prasarana guna melengkapi kelayakan
menarik seperti buku cerita, gambar, yang dibutuhkan sekolah, guru bisa
mainan edukatif, dan media interaktif mencari alternatif lain untuk untuk
untuk menghadirkan pelajaran yang melakukan pembelajaran dan
menghibur dan informatif. memperhitungkan metode pembelajaran
Menurut Elizabeth B. Hurlock, kreativitas yang digunakan, guru juga harus lebih
adalah kemampuan seseorang untuk kreatif dalam mengambil cara lain dalam
menghasilkan komposisi, produk, atau melakukan pembelajaran dengan
gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, memperbanyak praktek seperti diskusi
dan sebelumnya tidak dikenal dalam kelompok dengan keterbatasan
pembuatnya. Sedangkan menurut Risye sarana atau megunakan cara belajar
Amarta, kreativitas adalah kemampuan dengan bermain demi keberlangsungan
seseorang dalam menciptakan hal-hal pendidika.
baru, baik dalam bentuk gagasan atau Pihak sekolah harus tetap
karya nyata, dalam bentuk karya baru, mengisahakan agar terpenuhinya sebuah
maupun hasil kombinasi dari hal-hal yang sarana dan prasarana pendidikan begitu
sudah ada 16 pula degan masyarakat,harus lebih men
Menurut Supriadi dalam buku Yeni support pihak sekolah dengan memberikan
Rachmawati dan Luis Kurniawati, sumbangan dalam memenuhi kebutuhan
menyatakan bahwa kreativitas adalah sarana dan prasarana sambil menunggu
kemampuan seseorang untuk melahirkan kabar dari pemerintah untuk memberikan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan bantuan dalam sarana dan prasarana
maupun karya nyata yang relatif berbeda pendidikan tersebut.
dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia
menambahkan bahwa kreativitas. 5. SARAN
merupakan kemampuan berpikir tingkat Sekolah harus mampu mengusahakan
tinggi yang mengaplikasikan terjadinya segala yang terbaik dam tumbuh kembang
eskalasi dalam kemampuan berpikir, anak, pembelajaran yang akan diberikan,
ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, serta fasilitas-fasilitas yang memadai untuk
diferensiasi, dan integrasi antara setiap menunjang kemampuan yang dimiliki anak
tahap perkembangan. kedepannya. Segala usaha harus
c. Manajemen diupayakan agar anak mendapat pendidikan
Pada hasil yang telah dipaparkan yang layak karena sekolah menjadi wadah
dalam tabel dapat terlihat bagaimana bagi menciptakan generasi yang baik.
permasalahan sarana dan prasarana yang
terdapat di POS ANANDA CATELYA
6. REFERENSI
82, dimana sekolah ini merupakan sebuah
yayasan yang telah lama didirikan namun Afifah Fatihakun Ni’mah Wahidah, Eva
kondisinya masih banyak yang belum Latipah.Pentingnya Mengetahui
sesuai atau kurang dari standart. Dari Perkembangan Bahasa Anak Usia
dampak permasalah tersebut Dini .Jurnal Pendidikan Raudhatul
mengakibatkan sistem pembelajaran yang Athfal . 2021. 59-60
tidak efektif dan lambatnya perkembangan Angelly Tiara, dkk. 2022. Pengaruh
anak. Sarana dan Prasarana dalam
POS PAUD ANANDA CATELYA Pembelajaran di RA Nurhidayah.
82 selalu mengupayakan untuk terus Jurnal Edukasi Nonformal, Vol.3,
melengkapi sarana dan prasarana yang No.2. E-ISSN: 2715-2634.
dibutuhkan oleh sekolah dengan berbagai Arum, & Wahyu, S. A. 2007. Manajemen
usaha seperti pengajuan dana, kemudian Sarana dan Prasarana
menerima sumbangan-sumbangan terbuka Pendidikan.Jakarta: CV. Multi
dari perberdayaan masyarakat. Solusi- Karya Mulia.
Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Meli Novikasari, Ali, Halida. PERANAN
Pembelajaran, Jakarta: Rineka GURU DALAM MENGATASI
Cipta, 2006. ANAK PEMALU.2015.16-17.
Dirjen Dikdasmen Depdikbud. (1997). Menteri Pendidikan Nasional. (2009).
Pedoman Penyelenggaraan Peraturan Menteri Pendidikan
Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Nasional Republik Indonesia Nomor
Depdikbud. 58 Tahun 2009 Tentang Standar
Djamarah, Syaiful Bahri, & Aswan Zain, Sarana Pendidikan Anak Usia Dini.
Strategi Belajar-Mengajar, Jakarta: Menteri Pendidikan
Jakarta: Rineka Cipta. 2014. Nasional.
Fathurrohman, Pupuh, & M. Sobry Mulianah Khaironi,Perkembangan Anak Usia
Sutikno. Strategi Belajar Dini,Jurnal Golden Age Hamzanwadi
Mengajar, Bandung: Refika University,2018,1-7
Aditama, 2009. Ni Dewi Eka Suwaryaningrat,Perkembangan
Malau Utari. 2022. Kurangnya Sarana dan Kognitif Anak Usia Prasekolah 4-5
Prasarana Pendidikan? Bagaimana Tahun dengan ,2020,814-815
Cara Mengatasinya?. Diakses pada Nur Fatmawati, Dkk. 2019 , Pemanfaatan
14 Oktober 2023 dari Dan Pemeliharaan Sarana Dan
https://www.kompasiana.com/uta Prasarana Pendidikan , Jurnal Ilmu
imalau0944/625675de92cb5a362 Pendidikan, Keguruan, dan
5d2b37/kurangnya-sarana-dan Pembelajaran Volume 3 Nomor ~
prasarana-pendidikan-bagaimana 392 ~ 2 Oktober 2019 e-ISSN:
cara-mengatasinya 2549- 9114 dan p-ISSN: 2549
Masitoh,GANGGUAN BAHASA DALAM 9203.
PERKEMBANGAN BICARA Wiwik Sulistyawati, wahyudi,subekti,
ANAK,Jurnal Elsa,2019,42-53. ANALISIS (DESKRIPTIF
KUANTITATIF) MOTIVASI
BELAJAR,Kadikma,2022,70-71

Anda mungkin juga menyukai