Anda di halaman 1dari 6

Metode Pembelajaran PAUD

Oleh : Elda Nurmawan


( 12110321144 )

PAUD miliki system pelatihan yang meningkat dan berkembangnya seorang


anggota yang baru tumbuh sampai dengan usia 6 tahun, yang meliputi bagian-bagian
jasmani dan rohani. Dorongan dalam pertumbuhan fisik, nonfisik, kemampuan,
pemahaman, masuk akal, dan kemasyarakatan yang sempurna agar anak dapat
berkembang secara baik. Kegiatan dilaksanakan dengan meliputi eksitensi pisikologi,
kesehatan, nutrisi, dan penyediaan yang dapat memahami dan mempelajari secara
efektif. Pendidikan usia dini ini menjadi tolak ukur untuk mencapai kejenjangan
selanjutnya yang mana banyak rintangan dan tantangan di dalam nya.(Djamila, 2016).

Pendidikan anak usia dini ini pada dasar nya harus di ajari dari awal
bagaimana dalam mengasah pikiran dan mentalnya yang telah di ajarkan oleh orang
tua nya sejak awal sampai usia 6 tahun yang dicapai dari dorongan pendidikan untuk
menunjang perkembangan fisik maupun mental, sehingga anak siap dalam
melaksanakan pembelajaran secara resmi, dan tidak resmi. Paud ini menjadi suatu
bentuk pembelajaran yang bertujuan untuk menciptakan landasan bagi tumbuh
kembang fisik, keahlian berpikir, keterampilan, kepintaran , emosional, intelektual
moral, dan perilaku, agama, bahasa dan komunikasi, setara dengan keistimewaan dan
tingkatan pertumbuhan yang terjadi pada masa kanak-kanak.(Siswanto et al., 2019).

Peran PAUD di era sekarang sangat dibutuhkan untuk dapat membentuk


kepribadian anak yang bermoral dan luhur, keterampilan, inovasi dan memiliki daya
saing. Pendidikan anak usia dini ini bukan hanya tentang peningkatan pemahaman
dan keahlian yang berkaitan dengan bidang ilmu pengetahuan sesuain juga tentang
menyuplai anak agar bisa menghadapi bermacam ancaman di masa mendatang.
(Primayana, 2019).

1
Di dalam pendidikan ini memiliki cara dalam metode belajar yang diterapkan
oleh PAUD antara lain model pendidikan yang unik, model pendidikan kooperatif,
pendidikan daerah, sudut aktivitas, dan model pembelajaran BCCT (Beyond). Model-
model pendidikan ini seringkali menggunakan fase-fase sehari memiliki ide yang
sama, yaitu: aktivitas awal, aktifitas dasar, waktu jedah, dan aktifitas penutup.
Membangun model pendidikan dapat mewujudkan suatu proses yang telah disiapkan
dan diterapkan oleh guru di saat merangkai suatu aktifitas dalam belajar. Guru iyalah
jantung kesuksesan dalam setiap pembelajaran di sekolah, yang secara langsung
dalam persiapan dan penerapan setiap akrifitas pendidikan.(Hijriati, 2017).

Penyelenggaraan pendidikaan PAUD itu dilakukan sesuai dengan permainan


yang interaktif, mengasikkan, menyenangkan, sesuai konteks, dan berpusat pada anak
agar anak dapat antusias secara efisien dan luwes, sehingga anak dapat berinisiatif,
kreatif dan mandiri sesuai dengan minat bakat pada anak. perkembangan. Interaksi
yaitu cara dalam pendidikan yang lebih mementingkan interaksi anak dengan anak,
anak dengan pembelajaran, dan anak dengan lingkungan nya.(Nilawati, n.d.).
Inspirasi adalah proses belajar yang memotivasi kemajuan cara berfikir anak.
Mengasyikkan adalah cara belajar secara langsung dalam keadaan tenang dan santai
untuk menciptakann tujuan dalam belajar. Konteks adalah cara dalam suatu
pendidikan yang menjawab berbagai tuntutan alam sekitar dan kebudayaan.
(Vitianingsih, 2017)Pendidikan yang paling utama di lakukan yaitu memperhatikan
bakat, kemampuan, dan keperluan anak.(Sriwahyuni et al., 2017).

Upaya untuk menyuplai anak PAUD dalam mengunjungi berbagai macam


ancaman di masa kini harus di dukung dengan bimbingan yang memiliki, artinya
pembelajaran yang harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat, sehingga dapat
mencapai hasil belajar yang diterapkan dalam kegiatan sehari-hari.(Nuraeni, 2014)
Pada setiap tingkatan yang akan mendatang anak dapat mengetahui pembicaraan
orang tua, arahan orang tua dan menyeleksi setiap perbuatan yang sesuai dengan
situasi, pada pada setiap tingkatan yang akan mendatang anak dapat membuat
perbandingan. Rangkaian pembelajaran fisik ini agar sang anak dapat memahami

2
aktifitas yang aman tentram, dan tidak mencelakai apa yang dikerjakan, karena anak
dapat menirukan setiap aturan permainan, dan mereka dapat menirukan setiap prilaku
yang tidak membahayakan untuk diri sendiri maupun orang lain.(Paramitha &
Anggara, 2018).

Pembelajaran anak usia ini di lakukan dengan menggunakan metode


pendekatan terpadu ini sangat dibutuhkan sekali, biasa-nya digunakan untuk
memperbaiki kualitas pendidikan dasar, terutama dapat mencegah dari tanda-tanda
perbedaan kurikulum pada proses PAUD. (Faris & Lestari, 2016). Dalam
pengembangan suatu program study yang konkret seperti suatu rancangan yang berisi
sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan kepada anak usia dini
dalam menciptakan potensi dan perkembangan diri yang wajib pada setiap rangka
pencapaian kompetensi yang dimiliki anak tersebut, Salah satunya menggunakan
pendekatan karakter . (Fauziddin, 2017).

Penapsiran dalam pembelajaran dengan kepribadian lebih memfokuskan pada


perbuatan anak yang bersifat positif dari gurunya. Oleh karena itu, menegakkan nilai-
nilai pembelajaran tentang kepribadian pada anak usia dini artinya setiap
memberikan pengetahuan dan membentuk keahlian, pengajar yang juga diinginkan
mampu membimbing kepribadian, budaya dan moralitas bagi anak.(Putri & Hudah,
2019). Dalam suatu pendidikan harus ada nama nya perancangan pembelajaran yang
akan berperan sangat penting dari setiap guru bagi siswanya. Rencana pembelajaran
ini merupakan langkah awal sebelum terjadi proses pembelajaran tatap muka sebelum
rancangan atau pendekatan penilaian pada suatu lokasi, waktu, dan pelaksanaan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.(Lestariningrum, 2017)

Selanjutnya, tujuan PAUD dapat menjamin agar semua kegiatan dalam


mengembangkan potensi anak dapat bertumbuh secara optimal, melingkupi jasmani
dan rohani, pisikologi, intelektual, linguistik, luwes dan emosional. Pucuk dari
pertumbuhan ini iyalah menargetkan suatu kedewasaan dalam segala sudut pandang
pertumbuhan, membantu anak-anak untuk dapat mematangkan sesuatu ketika
menempuh ambang batas pembelajaran dasar. (Hildebrandt & Zan, 2015). Ketika

3
suatu percobaan diberikan melalui pendekatan pembelajaran terbuka, pada setiap
peserta didik untuk dapat menyuplai suatu pendidikan dengan mengajukan berbagai
pertanyaan kepada setiapa gurunya. Kemudian, para pengajar untuk dapat berusaha
memberikan jangka waktu kepada peserta didik agar dapat memecahkan masalah
yang ada seperti, penanganan suatu perkara.(Rohmalina et al., 2020).

4
Daftar pustaka

Djamila, L. (2016). Pola Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Anak Usia


Dini Di Lingkar Kampus IAIN Ambon. Jurnal Fikratuna, 8, 79–104.
Faris, A., & Lestari, A. F. (2016). Anak Usia Dini. In Teknik Komputer (Vol. 2, Issue
1).
Fauziddin, M. (2017). Upaya Peningkatan Kemampuan Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun
melalui Kegiatan Menceritakan Kembali Isi Cerita di Kelompok Bermain
Aisyiyah Gobah Kecamatan Tambang. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini, 1(1), 42. https://doi.org/10.31004/obsesi.v1i1.30
Hijriati. (2017). PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI Hijriati. Januari – Juni, 1, 74–92.
Hildebrandt, C., & Zan, B. (2015). Pendekatan Konstruktivis pada Pendidikan Moral
Anak Usia Dini. Handbook Pendidikan Moral Dan Karakter, 511–536.
Lestariningrum, A. (2017). Perencanaan Pembelajaran Anak Usia Dini. In Adjie
Media Nusantara (p. 109).
Nilawati, T. (n.d.). 2015_Nilawati_Desain Pembelajaran PAUD.pdf.
Nuraeni, N. (2014). Strategi Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini. Prisma Sains :
Jurnal Pengkajian Ilmu Dan Pembelajaran Matematika Dan IPA IKIP
Mataram, 2(2), 143. https://doi.org/10.33394/j-ps.v2i2.1069
Paramitha, S. T., & Anggara, L. E. (2018). Revitalisasi Pendidikan Jasmani untuk
Anak Usia Dini melalui Penerapan Model Bermain Edukatif Berbasis Alam.
Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga, 3(1), 41.
https://doi.org/10.17509/jpjo.v3i1.10612
Primayana, K. H. (2019). Tantangan dan Peluang Dunia Pendidikan di Era 4.0.
Prosiding Seminar Nasional Dharma Acarya, 1, 321–328.
http://jurnal.stahnmpukuturan.ac.id/index.php/dharmaacarya
Putri, O. N., & Hudah, M. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Role Playing
Materi Bola Basket Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 2 Ketanggungan. Jendela Olahraga, 4(2), 57.
https://doi.org/10.26877/jo.v4i2.4005
Rohmalina, R., Aprianti, E., & Lestari, R. H. (2020). Pendekatan Open-Ended dalam
Mempengaruhi Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Usia Dini.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 1409–1418.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.805

5
Siswanto, S., Zaelansyah, Z., Susanti, E., & Fransiska, J. (2019). Metode
Pembelajaran Anak Usia Dini Dalam Generasi Unggul Dan Sukses.
Paramurobi: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2(2), 35–44.
https://doi.org/10.32699/paramurobi.v2i2.1295
Sriwahyuni, E., Asvio, N., & Nofialdi, N. (2017). Metode Pembelajaran Yang
Digunakan Paud (Pendidikan Anak Usia Dini) Permata Bunda. ThufuLA: Jurnal
Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, 4(1), 44.
https://doi.org/10.21043/thufula.v4i1.2010
Vitianingsih, A. V. (2017). Game Edukasi Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan
Anak Usia Dini. Inform : Jurnal Ilmiah Bidang Teknologi Informasi Dan
Komunikasi, 1(1). https://doi.org/10.25139/inform.v1i1.220

Anda mungkin juga menyukai