Anda di halaman 1dari 19

Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar

ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950


Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENERAPKAN


MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS IV
SEKOLAH DASAR

Ressyani Syafputri1, Iis Aprinawati2, Fadhilaturrahmi3


1,2,3 PGSD FKIP Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Ressyanisyafputri22@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine the improvement of students' speaking skills on the
theme of caring for living things through a cooperative script model for class IV SDN
016 Bangkinang Kota. This research is a classroom action research (CAR). The
subjects of this research are teachers and students. Meanwhile, the object of this
research is the cooperative script model and students speaking skills. This research
was carried out in 2 cycles, each cycle was carried out in 2 meetings. Data collection
techniques used in this study were observation, tests and documentation. Based on
the results of the study that before the action 55,76%. Then corrective action was
taken using the cooperative script model. In the first cycle of the first meeting there
was an increase to 70,96% Then in the first cycle of the second cycle of the first
meeting the students speaking skills increased by 74,46%. In the second cycle of
the first meeting the students speaking skills increased 77,15% Then in the second
cycle the second meeting the students speaking skills increased again to 81%. Thus
it can be concluded that the cooperative script model can improve students speaking
skills on the theme of caring for living things in class IV SDN 016 Bangkinang Kota.
Keywords: speaking skills, cooperative script model
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara
siswa pada tema peduli kepada makhluk hidup melalui model cooperative script
kelas IV SDN 016 Bangkinang Kota. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa. Sedangkan objek dalam
penelitian ini model cooperative script dan keterampilan berbicara siswa. Penelitian
ini dilaksanakan 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes dan
dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pada sebelum tindakan 55,76%.
Kemudian dilakukan tindakan perbaikan dengan menggunakan model cooperative
script Pada siklus I Pertemuan I ada peningkatan menjadi 70,96% lalu pada siklus
I pertemuan II keterampilan berbicara siswa terjadi peningkatan 74,46%. Pada
siklus II pertemeuan I keterampilan berbicara siswa meningkat 77,15% kemudian
pada siklus II pertemuan II keterampilan berbicara siswa meningkat lagi menjadi
Lagi 81%. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa model Cooperative
Script dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada tema peduli
terhadap makhluk hidup di kelas IV SDN 016 Bangkinang Kota.

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model cooperative script

244
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

A. Pendahuluan komunikasi lisan dan komunikasi


Kemajuan ilmu pengetahuan tekstual.
dan teknologi yang semakin maju Salah satu keterampilan yang
membutuhkan kemampuan untuk dibutuhkan peserta didik yakni
mengikuti perkembangan zaman. keterampilan berbicara.
Pertumbuhan yang sangat kompleks (Iskandarwassid, 2013) Keterampilan
ini mau tidak mau memerlukan berbicara penting untuk
pemikiran kritis dan imajinatif dari mempermudah berkomunikasi
pihak manusia. Manusia dengan orang lain. Keterampilan
membutuhkan kemampuan esensial berbicara yang terbatas (tidak
untuk mengikuti kemajuan saat ini terampil) akan menggangu
sambil berpikir dan berkembang. kelangsungan proses berkomunikasi
Lembaga pendidikan harus mampu antara pemberi pesan dan penyimak
mengantisipasi kemajuan tersebut (orang yang menerima informasi).
dengan terus mengupayakan Menurut (Tarigan, 2015) Kemampuan
kurikulum yang sesuai dengan untuk mengucapkan bunyi artikulasi
tumbuh kembang anak, zaman, atau kata-kata untuk berkomunikasi,
situasi, kondisi, dan kebutuhan siswa. menyatakan, atau menyampaikan
(Saud, 2010). pikiran, gagasan, dan perasaan
Keterampilan berbahasa terdiri disebut sebagai kemampuan
dari empat aspek yaitu: aspek berbicara. Makna pesan yang ingin
mendengarkan/ menyimak, berbicara, disampaikan oleh pengirim pesan
membaca dan menulis (Saddhono & dapat dipahami dengan baik oleh
Slamet, 2014). Empat karakteristik pendengar dengan berbicara secara
yang diajarkan saling berhubungan; efektif dan tepat. Kemampuan
jika seseorang mendengarkan, berbicara tidak muncul secara
seseorang harus berbicara, dan spontan; mereka harus dipraktekkan
seseorang yang membaca berarti dia setiap hari untuk tumbuh secara
mencintai dan menghormati karya efisien. Menurut (Tarigan, 2008),
orang lain. Setiap orang harus keterampilan hanya dapat diperoleh
menguasai keempat keterampilan dan dikuasai dengan jalan praktik dan
berbahasa sebagai alat komunikasi. banyak latihan. Kemampuan
Proses komunikasi terdiri dari berbicara ini dilatih dengan tujuan

245
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

untuk mempermudah memahami ditetapkan sekolah yaitu 75. Hal


maksud yang disampaikan oleh orang tersebut didukung berdasarkan hasil
lain dalam berkomunikasi. Melatih data nilai yang di peroleh dan di
keterampilan berbicara dimulai sejak tunjukan wali kelas. Peneliti juga
dini di lingkungan sekolah tempat menemukan aspek permasalahan dari
dimana siswa belajar. siswa mengeni keterampilan
Bahasa Indonesia sangat berbicara yang masih rendah yaitu
penting untuk meningkatkan lafal, kosa kata dan intonasi. Dalam
kemampuan siswa berkomunikasi memilih kata siswa masih
secara runtut dalam Bahasa kebingungan menggunakan kata baku
Indonesia lisan dan tulis yang baik dan dan tidak baku, kemudian siswa masih
benar, serta untuk mengembangkan terbata-bata dalam berbicara
apresiasi terhadap karya sastra sehingga bicaranya kurang jelas dan
Indonesia. Hal ini relevan dengan siswa belum mampu mengatur tinggi
salah satu tujuan yang ditetapkan oleh atau rendahnya suara serta tanda
(Pendidikan, 2011) bahwa Tujuan baca saat berbicara jika dari segi
pengajaran bahasa Indonesia adalah aspek kebahasaan. Adapun dari
agar peserta didik mampu aspek non kebahasaan ditandai
berkomunikasi secara efektif dan dengan sikap siswa yang mengalami
efisien, baik lisan maupun tulisan, kesulitan dalam berbicara di depan
sesuai dengan etika yang berlaku. kelas ketika pada saat proses
Maka dari itu, sekolah-sekolah, pembelajaran berlangsung. Peneliti
khususnya sekolah dasar, harus juga menemukan aspek
memberikan kesempatan berbicara permasalahan dari guru kelas yang
tambahan kepada siswa. mana guru hanya terfokus kepada
Berdasarkan hasil observasi dan buku tema saja.
wawancara yang peneliti lakukan di Salah satu solusi yang dapat
SDN 016 Bangkinang Kota, diperoleh digunakan untuk meningkatkan
informasi bahwa siswa kelas IV dari keterampilan berbicara siswa adalah
26 siswa, sebanyak 16 (61,54%) model pembelajaran cooperative
siswa mendapat nilai di bawah KKM script. Penggunaan model
dan 10 siswa (38,46%) yang nilainya pembelajaran tersebut mampu
sesuai KKM, dengan KKM yang mewujudkan situasi pembelajaran

246
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

yang kondusif, aktif, kreatif, efektif, script benar-benar memperdayakan


dan menyenangkan. Pembelajaran kemampuan siswa untuk
cooperative script merupakan salah meningkatkan pengetahuan dan
satu bentuk atau model pembelajaran keterampilannya. Dapat penulis
kooperatif. Menurut (Isjoni, 2009) simpulkan bahwa pembelajaran
menyatakan bahwa cooperative Cooperative Script adalah sebuah
learning (pembelajaran kooperatif) model pembelajaran yang
merupakan strategi belajar dengan mengarahkan siswa untuk
sejumlah siswa sebagai anggota berkelompok secara berpasangan,
kelompok kecil yang tingkat berinteraksi dan bergantian berbicara
kemampuannya berbeda. Setiap serta merespon pembicaraan
siswa dalam menyelesaikan tugas mengenai materi pembelajaran yang
kelompoknya harus bekerjasama dan ditentukan oleh guru.
saling membantu untuk memahami Penelitian terdahulu yang
mata pelajaran. dilakukan oleh (Amalia, 2017) bahwa
Pembelajaran cooperative script model pembelajaran kooperatif tipe
menurut Danseu dalam (Shoimin, cooperative script dapat
2014) adalah skenario pembelajaran meningkatkan keterampilan berbicara
kooperatif dimana setiap siswa siswa kelas V di SD N Karangmojo.
memiliki peran masing-masing pada Hal yang serupa juga dikatakan oleh
saat diskusi berlangsung. Peran guru (Kurniawati, 2015) Kemampuan
disini hanya sebagai fasilitator yang berbicara siswa dengan
bertugas mengarahkan siswa untuk menggunakan tipe cooperative script
mencapai tujuan belajar. Siswa yang pada pembelajaran Bahasa Indonesia
berperan mejadi pembicara dikatakan cukup tinggi. (Wijaya et al.,
membacakan hasil dari pemecahan 2022) juga menyatakan dalam
yang diperoleh saat berdiskusi, dan penelitiannya bahwa pembelajaran
siswa yang menjadi pendengar, dengan metode Cooperative Script
menyimak dan mendengar dapat menghasilkan kemampuan
penjelasaan dari pembicara serta meningkatkan keterampilan berbicara
mengingatkan pembicara jika terdapat siswa.
kesalahan. Dalam aktifitasnya,
selama pembelajaran cooperative

247
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom
Action Research (CAR), metode ini
adalah penelitian tindakan yang
dilakukakan oleh guru dengan tujuan
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan
memperbaiki mutu praktik Kelas
pembelajaran di kelasnya. Penelitian Tahap pertama perencanaan
Tindakan Kelas (PTK) berfokus pada yaitu langkah yang dilakukan
proses belajar-mengajar yang terjadi menyusun perangkat pembelajaran
di kelas. Penelitian tindakan kelas (silabus, RPP, lembar observasi dan
adalah suatu kegiatan penyelidikan LKS) dengan berdasarkan langkah
yang dilakukan menurut metode model pembelajaran cooperative
ilmiah yang sistematis untuk script. Tahap kedua pelaksanaan
menemukan informasi ilmiah dan atau yaitu melakukan pembelajaran
teknologi baru, membuktikan dengan model pembelajaran
kebenaran atau ketidak benaran cooperative script dan melakukan
hipotesis. observasi terhadap aktivitas siswa.
Partisipan yang diambil dalam Tahap ketiga pengamatan yaitu
penelitian ini adalah semua siswa peneliti mengamati aktivitas siswa
kelas IV SDN 016 Bangkinang Kota. dengan menggunakan lembar
Dengan jumlah siswa secara aktivitas peneliti dan siswa yang telah
keseluruhannya sebanyak 26 siswa, disediakan. Tahap keempat refleksi
perempuan 12 orang dan laki-laki 14 yaitu tahapan untuk menindak lanjuti
orang. Adapun yang terlibat dalam hasil yang diperoleh. Apabila hasil
penelitian ini guru Walikelas SDN 016 belum memenuhi indikator
Bangkiang Rusdawati, S.Pd. dan keberhasilan, maka dilanjutkan pada
teman sejawat Suci Amalia. siklus selanjutnya.
Teknik analisis pada penelitian
ini menggunakan teknik analisis
kuantitatif dan kualitatif. Pertama,
yaitu ketuntasan belajar individu.

248
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

Analisis data ini digunakan untuk Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)


mengetahui keterampilan berbicara 75 dengan artian cukup. Adapun
siswa, dalam teknik ini penelitian pedoman rubrik yang digunakan
menggunakan tes lisan. Nilai yang di dalam penelitian keterampilan
peroleh siswa menunjukan besarnya berbicara siswa IV SDN 016
penguasaan siswa terhadap Bangkinang Kota adalah sebagai
penyerapan materi pembelajaran berikut:
yang telah diajarkan dengan Tabel 3. Instrumen Penliaian
Keterampilan Bebicara Siswa
menerapkan model cooperative script.
Sub
Variabel Indikator Skor
Nilai keterampilan berbicara siswa variabel
1. Lafal 5-1
dapat dihitung dengan menggunakan Keteram
ilan Kebaha 2. Kosa 5-1
rumus. berbicar saan Kata
a 3. Intonasi 5-1
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 Jumlah 15
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐬𝐢𝐬𝐰𝐚 = 𝐗 𝟏𝟎𝟎
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍

Nilai yang diperoleh Kedua, ketuntasan klasikal.


dikategorikan ke dalam empat kriteria (Wardani, 2016) menjelaskan kelas
yang sesui dengan kriteria dibawah akan dikatakan tuntas secara klasikal
ini:
apabila terjadi peningkatan, maka
Tabel 1. Penskoran terhadap Hasil akan dikatakan bahwa dengan
Penilaian
Kriteria Angka menggunakan model cooperative
Sangat Baik 5 scipt dapat meningkatkan
Baik 4
Cukup 3 keterampilan berbicara siswa.
Kurang 2
Sangat kurang 1 Mencari perhitungan rata-rata secara
Sumber: (Sugiyono, 2016)
keseluruhan dan sekumpulan nilai
Tabel 2. Kategori Keterampilan yang telah diperoleh peserta didik
Berbicara
tersebut dapat digunakan rumus
Interval Kualifikasi
90 – 100 Baik Sekali sebagai berikut:
80 – 89 Baik
70 – 79 Cukup 𝚺𝑿
𝐌=
60 – 69 Kurang 𝑵
˂60 Sangat Kurang Keterangan:
Sumber: (Thobrom, 2015)
M = Nilai Rata-rata (Mean)
Siswa secara individu dilakukan ΣX = Jumlah Nilai Seluruh Siswa
sudah mencapai ketuntasan jika nilai N = Jumlah Siswa
yang diperoleh sudah mencapai

249
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

C.Hasil Penelitian dan Pembahasan Kurang 60 – 69 1


Sangat Kurang <60 15
1. Pratindakan Jumlah Nilai 1.450
Rata – Rata 55,76
Berdasarkan hasil observasi dan Tuntas 38,46% 10
Tidak Tuntas 61,54% 16
wawancara dengan guru kelas yang
peneliti lakukan hal tersebut yang Berdasarkan data pada tabel 4
dijadikan sebagai dasar acuan peneliti yang telah diuraikan dapat diketahui
untuk melakukan penelitian pada bahwa siswa memperoleh nilai
pembelajaran mengenai keterampilan kategori sangat baik (90-100) tidak
berbicara siswa kelas IV SDN 016 ada siswa mendapat nilai tersebut,
Bangkinang Kota, agar keterampilan kategori baik (80-89) tidak ada siswa
berbicara siswa dapat terlaksana mendapat nilai tersebut, kategori
dengan baik. Salah satu upaya yang cukup (70-79) berjumlah 10 siswa,
dilakukan oleh guru dalam proses dan kategori kurang (60-69) berjumlah
pembelajaran mengenai keterampilan 1 siswa, dan nilai sangat kurang (<60)
berbicara siswa agar lebih aktif dan berjumlah 15 siswa. Dari data yang
kreatif khususnya dalam peningkatan diuraikan maka keterampilan
keterampilan berbicara yaitu dengan berbicara siswa belum mencapai
menggunakan model pembelajaran kategori yang ditentukan peneliti yaitu
Cooperative Script yang diharapkan dengan kategori cukup dengan nilai
dapat meningkatkan keterampilan 75 dari seluruh siswa, serta belum
berbicara siswa kelas IV SDN 016 mencapai target yang telah ditentukan
Bangkinang Kota. Hasil pratindakan peneliti yaiu 80% secara klasikal,
digunakan sebagai perbandingan sehingga peneliti melakukan
keterampilan berbicara setelah perbaikan pembelajaran
menggunakan model cooperative menggunakan model pembelajaran
script pada tema 3 “Peduli Terhadap cooperative script.
Makhluk Hidup”. Keterampilan
berbicara siswa pada pratidakan 2. Siklus I
dapat dilihat pada tabel 4 yaitu: a. Perencanaan
Tabel 4. Hasil Keterampilan Berbicara Berdasarkan hasil perencanaan
Siswa pada Pratindakan
Kategori Rentang Jumlah peneliti berdiskusi dengan kepala
Nilai Siswa
Sangat Baik 90 – 100 - sekolah dan guru kelas IV untuk
Baik 80 – 89 -
Cukup 70 – 79 10
menetapkan waktu penelitian yaitu

250
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

pertemuan I siklus I dilaksanakan menjelaskan tujuan pembelajaran dan


pada hari jum’at 22 Juli 2022 dan membagikan wacana tersebut kepada
siswa. Kegiatan awal ini dilakukan
pertemuan II siklus 1 dilaksanakan
selama 15 menit sebelum memasuki
pada sabtu 23 Juli 2022. Sebelum pelajaran. Setelah itu, guru
dilaksanakan tindakan terdapat memeriksa kehadiran siswa dan
beberapa hal yang harus meminta mereka untuk membaca
do’a.
dipersiapakan oleh peneliti yaitu
Guru: Assalamualaikum
instrument penelitian, perangkat Warahmatulahi
pembelajaran terdiri dari slabus, RPP Wabarokatuh anak ibuk
semuanya, apa kabarmu
dan meminta kesediaan guru kelas IV
hari ini?
yaitu Rusdawati, S.Pd untuk menjadi Siswa: Waalaikumsalam
observer aktivitas guru, kemudian warahmatullahi
observer aktivitas siswa diamati oleh wabarokatuh Baik bu,
(Semua siswa semangat
teman sejawat yaitu Suci Amalia.
menjawab)
b. Pelaksanaan Guru: Nah, hari ini kita akan
Alokasi waku yang digunakan pelajari tentang berbicara
dengan dialog wawancara,
adalah 2X35 menit. Pelaksanaan
apakah anak ibu tahu apa
pembelajaran pada pertemuan ini itu tahu wawancara?
dilaksanakan berdasarkan tahapan Siswa: Tahu bu, wawancara itu
percakapan 2 orang atau
perencanaan yang telah dibuat oleh
lebih ada yang sebagai
peneliti. Tujuan pembelajaran yang narasumber dan ada yang
dicapai pada pertemuan I dan II siswa sebagai pewawancara bu
dapat berbicara dengan lafal, kosa untuk mendapatkan
informasi
kata dan intonasi dengan tepat. Guru: Bagus anak ibu pintar,
Berikut ini penjabaran dari kegiatan Baiklah kita akan bahas
pembelajaran siklus I antara lain: mengenai dialog
wawancara tentang
kelestarian lingkungan
1) Kegiatan Awal hidup
Guru mengkondisikan siswa 2) Kegiatan Inti
untuk siap belajar dengan meminta Kegiatan inti ini dilakukan ± 45
siswa membuang sampah menit dan dimulai dengan guru
disekitarnya pada tempat sampah dan memberikan wacana ke siswa. Lalu
meminta siswa untuk merapikan
guru membagkan siswa secara
mejanya. Kemudian, guru

251
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

berpasangan untuk melakukan dialog wajahnya dengan alasan malu kepada


percakapan. Selanjutnya guru temannya yang lain. Setelah siswa
meminta siswa menentukan siapa tampil, semua siswa memberikan
yang duu menjadi narasumer dan apresiasi atau tepuk tangan kepada
siapa yang menjadi pewawancara. temannya yang tampil agar tidak
Selanjutnya guru meminta siswa maju membosankan. Selanjutnya guru
kedepan kelas dan melakukan memberikan kesempatan kepada
percakapan. siswa lain untuk bertanya kepada
temannya namun dalam pertemuan ini
tidak ada temannya yang lain yang
ingin bertanya melainkan sibuk
bercerita.
Tahapan ini masih terdapat
siswa kurang aktif dalam berbicara
ada yang malu-malu, ada yang masih
kurang lancar berbicara, mengucapan
Gambar 2. Aktivitas Pembelajaran
Siklus I Pertemuan I lafal, kosa kata dan intonasi da nada
Guru: Anak ibu sudah dapat yang terlihat gugup.
semuanya teks dialog yang
ibu bagikan?
Siswa: Sudah bu.
Guru: Baiklah, sekarang anak ibu
sudah di bagi berpasangan
untuk melakukan dialog
percakapan. Apakah anak
ada yang ingin tampil
duluan?
Siswa: Ada bu
Guru: Baiklah anak ibu nanti
semua nya akan kebagian
maju kedepan dan
melakukan percakapan
Siswa: Baik bu.
Siswa bergiliran di kelas
Gambar 3. Aktivitas Pembelajaran
menyampaikan informasi tentang Siklus I Pertemuan II
dialog wawancara di depan kelas,
sebagian siswa malu dan menutupi
252
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

Guru: Baiklah anak ibu semuanya Pertemuan pertama, proses


ada yang ingat kemarin kita pembelajaran cukup berjalan sesuai
belajar apa?
dengan rencana yang telah disusun
Siswa: Kelestarian lingkungan
hidup bu peneliti, namun masih terlihat ada
Guru: Bagus, ada yang tau beberapa siswa yang melakukan
mengapa kita harus
aktifitas diluar pembelajaran, siswa
menjaga kelesetarian
lingkungan? tidak semangat menanggapi
Siswa: Supaya lingkungan kita apersepsi yang diberikan peneliti, dan
tidak tercemar dan sehat
ada juga siswa yang tidak
bu
Guru: Yaa benar sekali,coba mendengarkan dan menjawab
berikan contoh menjaga pertanyaan peneliti dan peneliti masih
kelestarian lingkungan kurang menguasai kelas dan ada
Siswa: Contohnya kita menjaga
hutan karna hutan bisa beberapa target tujuan yang belum
mencegah banjir buk. terlaksana sempurna.
Guru: iyaaa benarr, nah Pertemuan kedua, pada
sekarang coba liat di buku
pelaksanaan keterampilan berbicara
tentang dialog percakpan
tentang “pentingnya sudah mulai ada perkembangan
Hutan” terlihat pada saat siswa berbicara
Siswa: Baik bu
didepan kelas mulai meningkat,
beberapa siswa memperhatikan
3) Kegiatan Akhir indicator keterampilan berbicara.
Siswa diminta untuk menarik Sebagian siswa sudah tidak malu-
kesimpulan tentang materi yang telah malu lagi untuk tampil kedepan kelas.
dipelajari dalam suatu kegiatan akhir, Tetapi masih ada sebagian kecil yang
yang dilaksanakan pada setiap akhir masih kurang dalam mengucapam
pelajaran. Guru memperhatikan lafal, kosa kata dan intonasi. Oleh
apakah semua siswa memahami apa karena itu akan dilakukan perbaikan
yang telah diajarkan, dan jika hanya lanjutan pada siklus II.
sedikit yang memahaminya. c. Keterampilan Berbicara Siswa
Selanjutnya guru menutup pelajaran Siklus I Pertemuan I
dengan meminta siswa Keterampilan berbicara dalam

mempersiapkan kelas untuk istirahat. proses pembelajaran di kelas IV


dengan menggunakan model

253
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

cooperative script pada siklus I cooperative script dapat dilihat bahwa


pertemuan I dilaksanakan dan dinilai nilai keterampilan berbicara siswa
oleh peneliti sendiri sebagai guru kelas IV SDN 016 Bangkinang Kota
praktisi kelas yang telah diberikan izin pada siklus I pertemuan I mengalami
oleh guru kelas. Hasil keterampilan peningkatan apabila dibandingkan
berbicara peserta didik kelas IV SDN dengan nilai pada pratindakan.
016 Bangkinang Kota pada siklus I d. Keterampilan Berbicara Siswa
pertemuan I dapat dilihat pada tabel Siklus I Pertemuan II
Keterampilan berbicara dalam
rekapitulasi berikut ini:
proses pembelajaran di kelas IV
Tabel 5. Hasil Keterampilan Berbicara
Siswa pada Siklus I Pertemuan I dengan menggunakan model
cooperative script pada siklus I
Kategori Rentang Jumlah
Nilai Siswa pertemuan II dapat dilihat pada tabel
Sangat Baik 90 – 100 -
Baik 80 – 89 15 rekapitulasi berikut ini:
Cukup 70 – 79 3
Kurang 60 – 69 5 Tabel 6. Hasil Keterampilan Berbicara
Sangat <60 3 Siswa pada Siklus I Pertemuan II
Kurang
Jumlah Nilai 1.845 Kategori Rentang Jumlah
Rata-Rata 70,96 Nilai Siswa
Tuntas 57,69% 15 Sangat Baik 90 – 100 -
Tidak Tuntas 42,31% 11 Baik 80 – 89 16
Berdasarkan tabel 5 diketahui Cukup 70 – 79 7
Kurang 60 – 69 -
bahwa rata-rata persentase dri Sangat <60 3
Kurang
keterampilan berbicara siswa Jumlah Nilai 1.936
mencapai 70,96 dengan kategori Rata-Rata 74,46
Tuntas 61,54% 16
cukup, dapat dilhat kemampuan Tidak Tuntas 38,46% 10

siswa dalam berbicara pada siklus I


Berdasarkan tabel 6 diketahui
pertemuan I dari jumlah 26 siswa,
bahwa rata-rata persentase dari
yang mencapai kategori baik
keterampilan berbicara siswa
berjumlah 15 orang (57,69%) siswa
mencapai 74,46 dengan kategori
yang tidak mencapai kategori yang
cukup, dapat dilhat kemampuan
sudah ditentukan berjumlah 11 orang
siswa dalam berbicara pada siklus I
(42,31%).
pertemuan II dari jumlah 26 siswa,
Berdasarkan hasil analisis pada
yang mencapai kategori baik
pertemuan I dapat disimpulkan bahwa
berjumlah 16 siswa (61,54%), yang
dengan menggunakan model
mencapai kategori cukup berjumlah 7
254
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

siswa, yang mencapai kategori sangt mengetahui proses pembelajaran di


kurang berjumlah 3 siswa,yang tidak kelas.
mencapai kategori yang sudah Berdasarkan kelemahan pada
ditentukan berjumlah 10 siswa siklus I, maka dilakukan perencanaan
(38,46%). perbaikan tindakan terhadap
Analisis hasil penilaian siswa kelemahan yang ada pada
pada pertemuan II menggunakan pelaksanaan siklus I. Hal-hal yang
model cooperative script dapat lihat dilakukan antara lain yaitu; Guru
bahwa nilai keterampilan berbicara menjelaskan kiat-kiat berbicara yang
siswa kelas IV SDN 016 Bangkinang baik dan benar sebelum memulai
Kota pada siklus I mengalami pembelajaran. Guru mengkoreksi dan
peningkatan apabila dibandingkan membenarkan kesalahan-kesalahan
dengan nilai pada siklus I pertemuan siswa saat berbicara guru menyuruh
I. siswa mendengarkan teman yang
3. Siklus II sedang tampil ke depan kelas. Hal ini
a. Perencanaan untuk memudahkan guru dalam
Pada tahap perencanaan memantau kondisi kelas selama
tindakan siklus II ini hampir sama evaluasi berbicara.
dengan tahap perencanaan tindakan b. Pelaksaanan
sebelumnya pada siklus I yaitu peneliti Siklus II pertemuan I alokasi
membuat RPP terlebih dahulu dan waku yang digunakan adalah 2 X 35
mempersiapkan segala sesuatu yang menit. Pelaksanaan pembelajaran
dapat menunjang proses pada pertemuan ini dilaksanakan
pembelajaran dengan lancar, sebelum berdasarkan tahapan perencanaan
melaksanakan tindakan, RPP dibuat yang telah dibuat oleh peneliti. Tujuan
terlebih dahulu. Peneliti juga pembelajaran yang dicapai pada
mempersiapkan menggunakan model pertemuan II menggali informasi
cooperative script untuk mengukur melalui wawancara, siswa dapat
kemampuan berbicara peserta didik berbicara dengan lafal, kosa kata dan
dan membuat kesimpulan serta alat intonasi dengan tepat. Berikut ini
pengumpul data berupa lembar penjabaran dari kegiatan
observasi guru dan siswa untuk pembelajaran siklus II pertemuan I
dan II antara lain:

255
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

1) Kegiatan Awal Siswa: Baik bu


Kegiatan awal ini dilakukan ± 15 Guru: Sebelum kita memulai
pembelajaran sebaiknya kita
menit dan kegiatan ini diawali dengan
berdoa menurut kepercayan
guru mengucapkan salam, masing-masing dan ibu minta
mengkondisikan kelas agar siap untuk ketua kelas untuk memimpin
teman-temanya
belajar dengan cara meminta siswa
Ketua: Baik bu, teman-teman mari
untuk membuang sampah yang ada kita berdoa dimulai.
disekitarnya pada tempat sampah Guru: Apa kabar anak ibu?
serta meminta siswa untuk merapikan Siswa: Sehat bu Alhamdulillah
Guru: Alhamdulillah, seblum
mejanya masing-masing. Kemudian,
memulai pembelajaran ibu
siswa membaca do’a sebelum absen dulu yaa, apakah ada
memasuki pembelajaran. Setelah itu, yang tidak hadir?
Siswa: Semuanya hadir bu 26
guru memeriksa kehadiran siswa.
orang bu
Guru melakukan apersepsi dengan Guru: Baiklah anak ibu berarti hadir
cara guru menyapa siswa kemudian semua
Selanjutnya guru memberikan
menjelaskan tujuan pembelajaran.
apersepsi berupa pertanyaan
Kemudian, guru membagikan wacana
sebelum pembelajaran dimulai, guru
ke siswa. Berikut ini cuplikan dialog
menginformasikan tujuan
guru dengan siswa pada proses
pembelajaran yang akan dicapai pada
pembelajaran berlangsung.
pertemuan ketiga ini adalah
Guru: Assalamualaikum
Warahmatulahi meningkatkan keterampilan berbicara
Wabarokatuh anak ibuk dengan dialog percakapan siswa lebih
semuanya, apa kabarmu
memperhatikan aspek-aspek
hari ini?
Siswa: Waalaikumsalam keterampilan berbicara siswa dari
warahmatullahi aspek lafal, kosa kata dan intonasi.
wabarokatuh Baik bu,
2) Kegiatan Inti
(Semua siswa semangat
menjawab) Kegiatan inti ini dilakukan ± 45
Guru: Coba ana ibu perhatikan menit dan dimulai. Sebelum
kiri, kanan dan bawah meja pembelajaran dimulai guru melakukan
apakah sudah bersih atau
Tanya jawab kepada siswa mengenai
ada sampah, jika ada
sampah di buang di tempat pembelajaran sebelumnya. Untuk
sampah ya

256
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

lebih lengkapnya perhatikan cuplikan siswa sudah mulai aktif dalam


dialog berikut: berbicara, sudah terlihat
perkembangan lafal,kosa kata dan
intonasi, dan siswa sudah berani
tampil kedepan kelas.
3) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir ini dilakukan ± 10
menit dan diawali dengan siswa dan
guru melakukan tanya jawab tentang
materi yang telah dipelajari, guru
Gambar 4. Aktivitas Pembelajaran
Siklus II Pertemuan I memperhatikan apakah semua siswa
Guru: Baiklah anak ibu semuanya memahami pembelajaran yang telah
ada yang ingat kemarin kita
diberikannya. Ternyata hanya
belajar apa?
Siswa: Pentingnya hutan hidup bu beberapa siswa saja yang
Guru: Bagus,ada yang tau memahaminya. Kemudian, guru
mengapa kita harus mengarahkan siswa untuk menarik
menjaga lingkunga
kesimpulan tentang materi yang telah
Siswa: Supaya lingkungan kita tidak
tercemar dan sehat bu dipelajari Selanjutnya, guru menutup
Guru: Yaa benar sekali,coba pembelajaran dengan meminta siswa
berikan contoh kegiatan
menyiapkan kelas untuk segera
yang bisa membuat
lingkungan kita bersih istirahat.
Siswa: Contohnya melakukan c. Keterampilan Berbicara Siswa
gotong royong dan kerja
Siklus II Pertemuan I
bakti buk
Guru: iyaaa benarr, nah sekarang Keterampilan berbicara dalam
coba liat di buku tentang proses pembelajaran di kelas IV
dialog percakpan tentang dengan menggunakan model
“Kerja Bakti”
Siswa: Baik bu cooperative script pada siklus II
Selanjutnya siswa secara dilaksanakan dan dinilai oleh peneliti
bergiliran maju ke depan kelas untuk sendiri sebagai guru praktisi kelas
berbicara melakukan dialog yang telah diberikan izin oleh guru
percakapan, ketika beberapa siswa kelas. Hasil keterampilan berbicara
menyampaikan informasi tentang peserta didik kelas IV SDN 016
dialog wawancara di depan kelas Bangkinang Kota pada siklus II

257
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

pertemuan I dapat dilihat pada tabel d. Keterampilan Berbicara Siswa


rekapitulasi berikut: pada Siklus II Pertemuan II
Tabel 7. Hasil Keterampilan Berbicara Keterampilan berbicara dalam
Siswa pada Siklus II Pertemuan I
proses pembelajaran di kelas IV
Kategori Rentang Jumlah
Nilai Siswa dengan menggunakan model
Sangat Baik 90 – 100 -
Baik 80 – 89 19 cooperative script pada siklus II dapat
Cukup 70 – 79 4
Kurang 60 – 69 3 dilihat pada tabel rekapitulasi berikut:
Sangat <60 - Tabel 8. Hasil Keterampilan Berbicara
Kurang
Jumlah Nilai 2.006 Siswa pada Siklus II Pertemuan II
Rata-Rata 77,15 Kategori Rentang Jumlah
Tuntas 73,07% 19 Nilai Siswa
Tidak Tuntas 26,93% 7 Sangat Baik 90 – 100 3
Berdasarkan tabel 7 diketahui Baik 80 – 89 19
Cukup 70 – 79 4
bahwa rata-rata persentase dari Kurang 60 – 69 -
Sangat <60 -
keterampilan berbicara siswa Kurang
Jumlah Nilai 2.105
mencapai 77,15 dengan kategori Rata-Rata 81
cukup, dapat dilhat kemampuan Tuntas 84,61% 22
Tidak Tuntas 15,38% 4
siswa dalam berbicara pada siklus II Berdasarkan tabel 8 diketahui
pertemuan II dari jumlah 26 siswa, bahwa rata-rata persentase dari
yang mencapai kategori baik keterampilan berbicara siswa
berjumlah 19 siswa (73,07%), yang mencapai 81 dengan kategori baik,
mencapai kategori cukup berjumlah 4 dapat dilhat kemampuan siswa dalam
siswa, yang mencapai kategori kurang berbicara pada siklus II pertemuan II
berjumlah 3 siswa, siswa yang tidak dari jumlah 26 siswa, yang mencapai
mencapai kategori yang sudah kategori sangat baik berjumlah 3
ditentukan berjumlah 7 siswa siswa, yang mencapai kategori baik
(26,93%). berjumlah 19 siswa, yang mencapai
Analisis hasil penilaian siswa kategori baik berjumlah 22 siswa
pada pertemuan I menggunakan (84,61%), yang mencapai kategori
model cooperative script dapat lihat cukup berjumlah 4 siswa (15,38%).
bahwa nilai keterampilan berbicara Analisis hasil penilaian siswa
siswa kelas IV SDN 016 Bangkinang pada pertemuan II menggunakan
Kota pada siklus II mengalami model cooperative script dapat lihat
peningkatan apabila dibandingkan bahwa nilai keterampilan berbicara
dengan nilai pada siklus I. siswa kelas IV SDN 016 Bangkinang
258
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

Kota pada siklus II mengalami ini suda mencapai ketuntasan klasikal


peningkatan yang signifikan apabila 80% untuk mengetahui
dibandingkan dengan nilai pada pra perkembangan keterampilan siswa
dan siklus I. dari sebelum tindakan siklus I dan
4. Observasi siklus II pada siswa kelas IV SDN 016
Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Bangkinang Kota secara jelas dapat
Keterampilan Berbicara Siswa pada
Siklus I dan II dilihat tabel berikut ini:
S Ka Siklus I Siklus II Tabel 10. Rekapitulasi Hasil
ko te PI P II PI P II Keterampilan Berbicara Siswa pada
r go T T T T T T T T
ri T T T T Pra, Siklus I dan II
90 Ketera Data Siklus I Siklus II
- ngan Awa PI P II PI P
SB - - - - - - 5 - l II
10
0 Present
55,9 70,9 74,4 77,1 81
80 ase
1 1 1 1 6% 6% 6% 5% %
- B - - - - Klasikal
5 6 9 7
89 Berdasarkan tabel 10
70
- C - 5 - 7 - 4 - menunjukkan bahwa presentase
79
60 keterampilan berbicara siswa
- K - 5 - 3 - 3 - 4
69
mengalami peningkatan per
<6 pertemuan dan persiklus presentase
SK - 1 - - - - - -
0
Jumlah
1 1 1 1 1
7
2
4
data awal siswa (55,96%) meningkat
5 1 6 0 9 2
Present 57, 42,3 61,5 38, 73,0 26, 84,6 15,3 pada siklus I pertemuan I (70,96%)
ase 69 1% 4% 46 7% 93 1% 8%
% % % kemudian meningkat pada pertemuan
Berdasarkan tabel 9 terdapatnya II ( 74,46%) kemudian meningkata
peningkatan data keterampilan pada siklus II pertemuan I (77,15%)
berbicara siswa menggunakan kemudian meningkat pada pertemuan
keterampilan berbicara kelas IV SDN II siklus II (81%) secara klasikal. Hasil
016 Bangkinang Kota diketahui bahwa keterampilan berbicara siswa
nilai siswa pada siklus I pertemuan I berdasarkan aspek keterampilan
sebesar 57,69% dan peningkatan berbicara dalam berbicara terdapat
pada pertemuan II sebesar 61,54 % aspek yang harus dicapai oleh siswa
secara klasikal, kemudian pada siklus yaitu: lafal, kosa kata dan intonasi.
II pertemuan I mengalami peningkatan Berdasarkan indikator aspek
73,07% lalu meningkat lagi pada keterampilan berbicara siswa yang
pertemuan II menjadi 84,61%, siklus mendapatkan nilai tinggi yaitu 93 yaitu

259
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

lafal dan kosa kata terlihat jelas menyadari masih banyak kekurangan
keterampilan berbicara siswa, dalam proses pembelajaran siswa
sedangkan nilai terendah haya terlihat kesulitan dalam memahami
memperoleh niai 40 hal ini disebabkan menerima pembelajaran mengenai
karena siswa mengalami kesulitan keterampilan berbicara, setelah itu
dalam bebicara. Perbandingan pada pertemuan II peneliti melihat
keterampilan berbicara siswa dari siswa sudah dimulai memahami
sebelum tindakan, siklus I dan siklus II bagaimana keterampilan berbicara
juga dilihat dari gambar 4 sebagai yang baik, walaupun masih ada siswa
berikut: yang perlu dibimbing oleh guru agar
100 siswa biasa berbicara sesuai dengan
80
60 aspek keterampilan berbicara.
40
20 Permasalahan pada siklus I yang
0
di alami guru dan siswa masih ada
beberapa siswa yang tidak aktif dalam
proses pembelajaran, selama proses
Gambar 5. Peningkatan Keterampilan
Berbicara Siswa pembelajaran guru kesulitan dalam
5. Refleksi mengkondisikan kelas sehingga
Berdasarkan hasil penelitian,
ketika ada siswa yang berbicara
maka peneliti melakukan refleksi
didepan kelas, beberapa siswa sibuk
terhadap tindakan yang sudah
main dan bercerita dengan temannya,
dilakukan selama siklus I, diketahui
dan siswa masih gugup saat tampil
bahwa pada siklus I aktivitas belajar
kedepan kelas. Siswa masih ada
siswa telah menunjukan peningkatan
masalah di aspek lafal dilihat dari
dari sebelum tindakan. Peneliti dan
kejelasan vocal dan konsosnan siswa
guru melakukan evaluasi proses
masih kurang, intonasi dalam tanda
pembelajaran yang telah dilakukan hal
baca siswa masih kurang. Saat
ini bertujuan untuk mengetahui
melakukan tes keterampilan berbicara
seberapa besar peningkatan
siswa masih ada yang belum
keterampilan berbicara pada siklus I
mencapai KKM. Berdasarkan
dengan menggunkan model
masalah-masalah yang telah
cooperative script. hasil selama
disebutkan, maka perlu dilakukan
pelaksanaan siklus I peneliti
beberapa tindakan untuk

260
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

mengatasinya yaitu peneliti harus keterampilan brbicara siswa kelas IV


mendorong siswa agar berani untuk SDN 016 Bangkinang Kota dengan
berbicara. Guru memberikan siswa menggunakan model Cooperative
motivasi agar kepercayaan diri Script sudah baik dilakukan oleh
mereka terhadap keterampilan peneliti, Hasil observasi pengamat,
berbicara meningkat. Dari uraian aktivitas guru pelaksanaan tindakan
diatas, maka secara umum hasil dengan model pembelajaran
tindakan pada siklus 1 menunjukkan Cooperative Script sudah mencapai
keterampilan berbicara siswa sudah ketuntasan dengan KKM dan sudah
meningkat dibandingkan dengan mencapai ketuntasan klasikal. Peneliti
pratindakan. Namun, masih dan guru kelas sepakat unuk
diperlukan perbaikan pada pertemuan mengakhiri perbaikan pembelajaran
selanjutnya yang dilaksanakan pada dan penelitian tindakan kelas hanya
siklus II. sampai siklus II atau tidak dilanjutkan
Perbaikan yang telah dilakukan siklus siklus berikut.
II perbaikan aktivitas guru dan
aktivitas siswa sangat mempengaruhi D. Kesimpulan
terhadap keterampilan berbicara Hasil pengamatan terhadap
siswa kelas IV SDN 016 Bangkinang aktivitas dalam peningkatan model
Kota, dapat diketahui aktivitas belajar cooperative script, pratindakan
siswa sudah meningkat biasa dilihat 55,96%, pada siklus I pertemuan I
dari hasil observasi peneliti terhadap 57,69% siklus I pertemuan II 61,54%.
guru dan siswa menunjukkan bahwa Dan meningkat pada siklus II
proses pembelajaran mengalami pertemuan I menjadi 73,07% dan
peningkatan, perbaikan keterampilan siklus II pertemuan II menjadi
berbicara siswa menggunakan 84,61%. Penggunaan model
keterampilan berbicara siswa cooperative script dapat
menerapkan model cooperative script meningkatkan Keterampilan berbicara
tersebut telah mencapai tujuan yang siswa kelas IV SDN 016 Bangkinang
diharapkan, yaitu nilai keterampilan Kota Kabupaten Kampar dengan
berbicara siswa diatas kategori yang artian hipotesis tindakan dapat di
ditentukan peneliti dengan kategori terima.
baik, kegiatan pembelajaran

261
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

DAFTAR PUSTAKA Sebagai Suatu Keterampilan


Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Amalia, D. R. (2017). Peningkatan
Keterampilan Berbicara Melalui Thobrom. (2015). Belajar &
Model Kooperatif Tipe pembelajaran. Yogjayakarta: Ar-
Cooperative Script Pada Siswa Rus Aksara.
Kelas V Sd N Karangmojo Bantul.
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Wardani, N. (2016). Penelitian
Dasar, 2(6), 112–118. Tindakan Kelas : Jakarta:
Univesitas Tebuk.
Isjoni, H. (2009). Pembelajaran
Wijaya, H., Gani, R. H. A., & Supratmi,
Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka
Belajar. N. (2022). Pengaruh Metode
Cooperative Script Terhadap
Iskandarwassid, S. (2013). Strategi Kemampuan Berbicara Pada
Pembelajaran Bahasa. Bandung: Siswa Kelas IX SMP Negeri 1
Remaja Rosdakarya. Selong Tahun Pelajaran 2020 /
2021. 02(01), 120–130.
Kurniawati, A. (2015). Peningkatan
Kemampuan Berbicara Siswa
Menggunakan Tipe Cooperative
Script dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia Kelas V.

Pendidikan, B. S. N. (2011). Standar


Kompetensi dan Kompetensi
Dasar/Madrasah Ibtidayah.
Jakarta: Kementerian Pendidikan
Nasional.

Saddhono, & Slamet. (2014).


Pembelajaran Keterampilan
Berbahasa Indonesia.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Saud, U. S. (2010). Perkembangan
Ilmu dan Pengetahuan.
Bandung : Angkasa.
Shoimin, A. (2014). Model
Pembelajaran Inovatif dalam
Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Sugiyono. (2016). Keterampilan
berbicara. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, H. G. (2008). Berbicara
Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (2015). Berbicara

262

Anda mungkin juga menyukai