Anda di halaman 1dari 13

JURNAL IDEGURU Vol.2, No.

2 November 2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA SD MELALUI


METODE DISKUSI DENGAN BANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL
Oleh: Sarjiyati
Guru SDN 2 Barongan UPT PP Kecamatan Jetis
Email: msarjiyati@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang berupaya untuk
meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas III SD 2 Barongan melalui metode diskusi
dengan bantuan media audio visual. Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya kemampuan
berbicara siswa kelas III SD 2 Barongan. Rendahnya kemampuan berbicara ini dikarenakan
metode yang digunakan kurang bervariasi dan media yang mendukung pembelajaran
keterampilan berbicara belum diterapkan secara optimal. Jenis penelitian ini menggunakan
jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD 2
Barongan yang berjumlah 19 siswa yang terdiri atas 9 siswa laki-laki dan 10 siswa
perempuan. Desain penelitian tindakan kelas menggunakan desain yang dikemukakan oleh
Kemmis dan Mc. Taggrat. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,
observasi dan tes. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah pedoman wawancara,
lembar observasi kegiatan pembelajaran, lembar observasi kegiatan diskusi dan soal tes.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif dan
deskripsi kuantitatif. Siklus dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus. Data diambil pada
tahap pra tindakan dan selama dua siklus penelitian. Tahap pra tindakan digunakan untuk
mendapatkan data awal penelitian untuk dibandingkan dengan data hasil penelitian. Kriteria
kegiatan diskusi pada siklus I berada pada kategori baik. Siklus II meningkat menjadi
kategori sangat baik. Pada kondisi awal rata-rata nilai keterampilan berbicara siswa kelas III
adalah 50, jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 6 siswa dengan presentase 30%. Data
siklus I menunjukkan kenaikan rata-rata nilai, dari pra siklus rata-rata 50 menjadi 65,45.
Siswa yang mencapai KKM sebesar 11 siswa dengan prosentase sebesar 67,80. Tindakan
siklus II menunjukkan hasil rata-rata kelas sebesar 76,63. Siswa yang mencapai KKM sebesar
14 siswa dengan prosesntase 73,50. Data ini menunjukkan bahwa penggunaan metode
diskusi dengan bantuan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa
kelas III SD 2 Barongan.

Kata kunci : Keterampilan Berbicara, Media Audio Visual, Metode Diskusi

PENDAHULUAN berkomunikasi secara efektif dan efisien


Bahasa Indonesia merupakan salah sesuai dengan etika yang berlaku, baik
satu mata pelajaran wajib yang secara lisan maupun tulis. Peraturan
diselenggarakan di sekolah dasar. Hal ini menteri tersebut menunjukkan kedudukan
tertuang dalam Peraturan Menteri pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah itu
Pendidikan Nasional No. 22 tentang sangat penting. Bahasa Indonesia
Standar Isi menjelsakan bahwa tujuan dari dikatakan penting karena berhubungan
mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah langsung dengan orang lain. Hubungan

- 13 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017

langsung ini berkaitan dengan cara akan dirangsang oleh orang tua untuk
berkomunikasi dengan orang lain baik meningkatkan perbendaharaan kosakata.
lisan maupun tulisan. Melihat pentingnya Keterampilan berbicara
Bahasa Indonesia maka penting kiranya membutuhkan keberanian dalam
memberikan keterampilan kepada siswa di mengungkapkan di depan orang lain.
sekolah dasar untuk bekal di masa yang Keberanian ini perlu dilatihkan agar siswa
akan datang. terbiasa bericara di depan orang lain.
Komponen keterampilan berbahasa Siswa yang memiliki keberanian berbicara
Indonesia terdiri dari empat komponen. di depan orang lain akan mudah berbicara
Menurut Harris (Tarigan 2008: 1), dengan lancar. Tingkat percaya diri siswa
keterampilan berbahasa mempunyai akan tinggi dalam berbicara di depan
empat komponen yaitu keterampilan orang lain jika sering dilatihkan. Seorang
menyimak, keterampilan berbicara, siswa yang sering diberi motivasi dan
keterampilan membaca, dan keterampilan kesempatan untuk berbicara di depan
menulis. Keempat komponen itu saling orang lain akan memiliki rasa percaya diri
berhubungan. Kegiatan untuk yang tinggi pula. Berbicara lisan di depan
memaksimalkan keterampilan berbahasa orang lain dapat menunjukkan kualitas diri
menuntut proses latihan dan latihan yang dari siswa tersebut. Kualitas siswa yang
berkesinambungan. Salah satu baik dalam berbicara di depan orang lain
ketermapilan berbahasa adalah akan memperlihatkan kualitas kebahasaan
keterampilan berbicara. Keterampilan yang dimiliki siswa tersebut. Seorang guru
berbicara adalah salah satu keterampilan seyogyanya senantiasa memberikan
berbahasa lisan. Keterampilan ini bimbingan dan motivasi pada siswa dalam
merupakan keterampilan berbahasa yang berbicara di depan orang lain.
langsung diterima oleh orang lain. Kegiatan dalam berbahasa memiliki
Keterampilan berbicara yang keterkaitan satu dengan yang lainnya.
merupakan salah keterampilan berbahasa Kegiatan berbicara berhubungan dengan
yang berhubungan langsung dengan orang kegiatan menyimak dan membaca.
lain akan memperlihatkan kualitas dari Seorang siswa yang sering menyimak
orang tersebut. Siswa yang memiliki orang lain berbicara akan memiliki
kemampuan berbicara yang baik akan kosakata yang lebih banyak daripada
mudah menyampaikan pemikiran mereka siswa yang tidak mau menyimak orang
secara lisan dan didengar langsung oleh lain. Siswa yang banyak membaca juga
orang lain. Orang lain yang mendengar akan memiliki kosakata yang lebih banyak
Siswa yang memiliki kemampuan daripada siswa yang tidak suka membaca.
berbicara yang baik akan mudah Apabila kosakata seorang siswa dapat
menerima pesan dari pemikiran mereka berkembang baik, maka akan
secara lisan. meningkatkan keterampilan siswa dalam
Keterampilan berbicara dimiliki berbicara di depan orang lain. Siswa yang
seseorang sejak mereka memiliki memiliki kosakata yang banyak akan
kemampuan mengeluarkan suara. memiliki banyak hal yang dapat
Keterampilan berbicara dimiliki seorang dibicarakan dengan orang lain sehingga
anak sejak mereka lahir. Keterampilan ini

- 14 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017

orang lain tidak bosan mendengar apa mengikuti dan mengungkapkan


yang dia biacarakan. pendapatnya sehingga dapat
Keterampilan berbicara merupakan menyelesaikan masalah dengan baik.
keterampilan yang berkembang pada anak Berdasarkan observasi,
sejak kecil melalui proses menyimak. keterampilan berbicara siswa kelas III SD
Proses menyimak ini didapat dari orang- 2 Barongan masih rendah.Hal ini dapat
orang yang ada di lingkungan anak. Anak dilihat dari nilai untuk pelajaran
yang memiliki lingkungan yang dengan keterampilan berbicara hanya 37% siswa
kosakata yang baik akan meniru berbagai yang memperoleh nilai diatas KKM. Nilai
kosakata tersebut, begitupun sebaliknya. KKM untuk pelajaran Bahasa Indonesia
Kosakata yang didapat dari lingkungan ini SD 2 Barongan adalah 75 dengan nilai
akan dikembangkan oleh anak dalam rata-rata yaitu 60. Siswa kurang antusias
proses berbicara. Pentingnya lingkungan mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia
dalam kegiatan pemerolehan kosakata terutama dalam keterampilan berbicara.
dalam menyimak ini agar memudahkan Metode pembelajaran yang sering
seorang anak mengembangkan digunakan guru adalah metode ceramah.
kemampuan berbicara. Di kelas seorang Siswa lebih sering bergurau dan gaduh
siswa yang memiliki guru dengan didalam kelas, sehingga siswa tidak
kemampuan yang baika dalam mendengarkan apa yang disampaikan oleh
mengembangkan keterampilan berbicara guru. Saat guru meminta siswa untuk
seorang siswa akan memudahkan siswa mengajukan pertanyaan, menjawab
mengembangkan keterampilan pertanyaan ataupun mengungkapkan
berbicaranya. gagasan secara lisan, siswa hanya diam.
Keterampilan berbicara sangat Hal ini dikarenakan siswa kurang paham
penting dalam kehidaupan sehari-hari. akan hal yang ditanyakan ataupun karena
Keterampilan ini penting tidak hanya di siswa tidak berani menyampaikan
lingkungan sekolah namun juga di gagasan. Banyak dari siswa yang takut
lingkungan masyarakat. Jika sejak salah dalam mengungkapkan ide atau
pendidikan dasar siswa memiliki bekal gagasan yang ada dalam pikiran mereka.
keterampilan berbicara yang sudah Siswa kurang terlatih dalam
terlatih, maka dia akan mudah bergaul menyampaikan gagasan dan ide karena
dengan orang lain baik di sekolah maupun belum terfasislitasi selama kegiatan
di rumah.Pentingnya keterampilan belajar mengajar berlsngsung. Siswa
berbicaratidak hanya di lingkungan merasa takut salah dalam menjawab.
sekolah, tetapi menjadi bekal dalam Penggunaan metode ceramahn perlu
kehidupan bermasyarakat. Jika siswa pada dikurangi guru untuk memaksimalkan
tingkat dasar sudah terlatih untuk kemampuan siswa dalam berbicara. Hal
berbicara dengan baik, maka untuk ini diupayakan untuk meningkatkan minat
selanjutnya siswa tidak akan mengalami siswa dalam kegiatan berbahasa secara
kesulitan lagi. Hal ini menjadikan lisan sehingga siswa memiliki keberanian
tumbuhnya rasa keberanian serta percaya dalam mengungkapkan ide dan gagasan
diri siswa dalam berbicara. Jika siswa dalam pikiran mereka tanpa takut salah.
diberi tugas diskusi kelompok, siswa dapat Siswa yang tidak memiliki keberanian ini

- 15 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017

yang menyebabkan kemampuan berbicara penggunaan media audio visual dalam


siswa di kelas rendah. Kegiatan yang pembelajaran bahasa Indonesia
mendukung pengoptimalan keterampilan diharapkan dapat membantu siswa untuk
berbicara perlu dilakukan guru di kelas memperoleh kosakata baru sehingga
agar keterampilan berbicara mengingkat. keterampilan berbicara siswa meningkat.
Penggunaan metode mengajar dapat Kurikulum yang digunakan saat ini
dilakukan oleh guru dalam mendukung untuk kelas 3 masih mengacu pada
keterampilan berbicara siswa. Salah satu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
metode tersebut adalah metode diskusi. (KTSP). Kurikulum yang disusun oleh
Metode diskusi memiliki kegiatan yang sekolah merupakan kurikulum yang dapat
mendukung interaksi siswa dalam mengoptimalkan kemampuan yang
kelompok. Dalam kegiatan diskusi siswa dimiliki oleh siswa. Mulyasa (2011: 22)
diharapkan saling bertukar pendapat menjelaskan secara umum tujuan
dalam kelompoknya. Kegiatan ini diterapkannya KTSP adalah untuk
mendukung keterampilan berbicara memandirikan dan memberdayakan
dengan siswa lain. Penggunaan metode ini satuan pendidikan melalui pemberian
mendorong siswa untuk lebih aktif dalam kewenangan (otonomi) kepada lembaga
berinteraksi dengan orang lain dan melatih pendidikan dan mendorong sekolah untuk
keberanian berbicara menyampaikan melakukan pengambilan keputusan secara
pendapatnya. Metode ini memudahkan partisipatif dalam pengembangan
siswa berbicara dalam kelompok kecil kurikulum. Sekolah diberi kewenangan
untuk menyampaikan pendapat. Setiap atau hal dalam menyusun kurikulum agar
anggota kelompok diupayakan untuk potesi yang dimiliki sekolah dapat
menyampaikan pendapatnya sehingga dioptimalkan. Sekolah juga diberi
dapat melatih keterampilan siswa dalam kewenangan menyusun kurikulum sesuai
berbicara dengan orang lain. Dalam potensi yang dimiliki oleh siswanya, agar
diskusi siswa juga melakukan siswa yang ada di sekolah tersebut dapat
keterampilan menyimak apa yang orang terfasilitasi selama kegiatan pembelajaran.
lain sampaikan. Sengan menyimak ini Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP
siswa diharapkan memiliki penghargaan adalah untuk: (a) meningkatkan mutu
untuk orang lain. pendidikan melalui kemandiran dan
Penggunaan metode perlu inisiatif sekolah dalam mengembangkan
dipadukan dengan penggunaan media. kurikulum, mengelola dan
Media yang digunakan diharapkan dapat memberdayakan sumber daya yang
mendukung metode diskusi yang tersedia. (b) meningkatkan kepedulian
dilakukan. Media yang dipilih adalah warga sekolah dan masyarakat dalam
media yang dapat digunakan sebagai pengembangan kurikulum melalui
sumber kegiatan diskusi sehingga diskusi pengambilan keputusan bersama. (c)
dapat berjalan lancar. Media yang menarik meningkatkan kompetisi yang sehat antar
bagi siswa juga perlu dipertimbangkan. satuan pendidikan tentang kualitas
Pemilihan media audio visual didasari dari pendidikan yang akan dicapai.
kebiasaan anak yang sering menonton Berdasarkan tujuan kurikulum tersebut
acara tv dirumah. Oleh karena itu, dengan maka sudah tepat apabila kegiatan belajar

- 16 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017

mengajar di sekolah ditentukan sendiri mengajarnya. Salah satu metode mengajar


oleh sekolah berdasarkan standar yang adalah metode diskusi. Menurut Anitah
telah ditetapkan oleh pemerintah. W. dkk, (2007: 5.20-5.22) metode diskusi
Sekolah dalam penyelenggaraan adalah metode pembelajaran kelompok
pembelajaran berhak menentukan atau kerja kelompok yang di dalamnya
kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai melibatkan beberapa siswa untuk
dengan potensi yang dimiliki siswa dan menyelesaikan tugas atau permasalahan.
kemampuan guru. Penggunaan metode Metode diskusi menyajikan masalah yang
pembelajaran di sekolah dilakukan mendukung untuk dicari penyelesaiannya
berdasarkan pertimbangan potensi siswa dalam kelompok. Metode mengajar
dan kemampuan gurur. Keberhasilan suatu diskusi merupakan cara mengajar yang
pembelajaran dapat dipengaruhi oleh dalam pembahasan dan penyajian
metode pembelajaran yang digunakan. materinya melalui suatu problema yang
Menurut Anitah W. dkk, (2007: 5.4-5.5) harus diselesaikan berdasarkan pendapat
metode mengajar merupakan salah satu bersama.
komponen yang harus digunakan dalam Kegiatan diskusi dapat dilaksanakan
kegiatan pembelajaran karena untuk dalam kelompok kecil (3-7 peserta)
mencapai tujuan pembelajaran maupun kelompok sedang (8-12 peserta) atau
dalam upaya membentuk kemampuan kelompok besar (13-40 peserta) ataupun
siswa diperlukan adanya suatu metode diskusi kelas. Diskusi kelompok kecil
atau cara mengajar yang efektif. dianggap cocok digunakan di kelas
Penggunaan metode mengajar harus sekolah dasar terutama kelas rendah. Kelas
dapat menciptakan terjadinya interaksi rendah menggunakan jumlah siswa dalam
antara siswa dengan siswa maupun antara setiap kelompok maksimla 5 orang, hal ini
siswa dengan guru sehingga proses agar kegiatan diskusi dapat efektif
pembelajaran dapat dilakukan secara dilakukan. Diskusi pada kelompok kecil
maksimal. Oleh karena itu, dalam memilih lebih efektif dibanding dengan kelompok
dan menerapkan metode mengajar guru besar dan kelas. Kegiatan diskusi dipimpin
harus mengutamakan untuk melakukan oleh seorang ketua untuk mengatur
tindakan bagaimana caranya pembicaraan cara mencapai target. Ketua
membelajarkan siswa supaya efektif dan merupakan siswa yang dianggap mampu
maksimal dalam melakukan proses mengelola kelompok, anggota kelompok
pembelajaran maupun memperoleh hasil memiliki tugas untuk yang sudah dibagi
belajar. Penggunaan metode yang tepat berdasarkan kemampuan yang dimiliki.
akan memudahkan guru dan siswa Hasil diskusi merupakan suara bersama
melaksanakan proses pembelajaran di atau hasil mufakat satu kelompok.
kelas. Guru dapat menggunakan metode Metode diskusi intentik dengan
disesuaikan dengan materi yang akan permasalahan yang harus dipecahkan
diajarkan. dalam kelompok. Abdul (2014: 200)
Metode mnegajar yang dapat menjelaskan metode diskusi adalah
digunakan guru bermacam-macam. metode pembelajaran yang menghadapkan
Metode-metode ini dapat dipilih guru siswa pada suatu permasalahan. Tujuan
sebagai salah satu metode dalam utama metode diskusi yaitu untuk

- 17 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017

memecahkan suatu permasalahan, audio dan visual atau biasa disebut media
menjawab pertanyaan, menambah dan pandang dengar. Dengan media ini,
memahami pengetahuan siswa serta untuk penyajian bahan ajar kepada siswa
membuat suatu keputusan. semakin lengkap dan optimal, selain itu
Dari beberapa pendapat diatas dapat guru tidak berperan sebagai penyaji materi
disimpulkan bahwa metode diskusi tetapi penyajian materi bisa diganti oleh
merupakan metode pembelajaran yang media audio visual maka peran guru
melibatkan lebih dari satu siswa untuk menjadi fasilitator belajar yaitu
memecahkan suatu masalah melalui memberikan kemudahan bagi para siswa
keputusan bersama. untuk belajar. Siswa dapat mudah dibantu
Penggunaan metode dapat menggunakan media ini karena selain
diimbangi dengan penggunaan media siswa melihat gambar juga mendengar
pembelajarn. Arsyad (2014:3) keterangan sesuai gambar bergerak yang
menjelaskan bahwa media berasal dari disajikan.
bahasa latin medius yang secara harfiah Penyaluran pesan dengan media
berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau audio visual menggunakan dua indera
‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media yaitu pendengaran dan penglihatan.
adalah perantara atau pengantar pesan dari Sukiman (2012: 184) menjelaskan media
pengirim kepada penerima pesan. pembelajaran berbasis audio visual adalah
Perantara atau media yang digunakan media penyaluran pesan dengan
diharapkan yang dapat membantu siswa memanfaatkan indera pendengaran dan
dalam menerima mamteri pelajaran atau pengelihatan. Secara umum media audio
memfasilitasi siswa dalam kegiatan visual menurut teori kerucut pengalaman
pembelajaran. Edgar Dale memiliki efektivitas yang
Pendapat lain diungkapkan oleh tinggi daripada media visual atau audio.
Fadlillah (2012: 207) media merupakan Media ini efektif karena siswa akan mudah
suatu alat yang dijadikan sebagai sarana terbantu dengan media gambar bergerak
perantara untuk menyampaikan sebuah dan suara.
pesan, supaya pesan yang diinginkan dapat Berbagai pendapat yang telah
tersampaikan dengan tepat, mudah, dan disajikan berdasarkan teori maka dapat
diterima serta dipahami sebagaimana disimpulkan bahwa media audio visual
mestinya. Pesan yang disampaikan dapat merupakan bentuk media yang dapat
jelas diterima oleh penerima pesan jika dilihat dan didengar yang berguna
media yang digunakan sesuai dengan menunjang proses pembelajaran.
tingkat berpikir dan materi pembelajaran. Keterampilan berbicara merupakan
Media dapat berupa media audio, salah satu kegiatan berkomunikasi secara
media visual atau media audio visual. lisan. Mulgrave (dalam Tarigan, 2008:16)
Media audio visual dirasa sesuai dengan menjelaskan keterampilan berbicara
tingkat usia sekolah dasar karena media ini adalah suatu alat untuk
menggabungkan gambar dan suara. mengomunikasikan gagasan-gagasan
Menurut Anitah W. dkk, (2007: 6.30) yang disusun serta dikembangkan sesuai
media audio visual merupakan bentuk dengan kebutuhan-kebutuhanpendengar
media pembelajaran yang berkombinasi atau penyimak. Berbicara merupakan

- 18 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017

instrumen yang mengungkapkan kepada pendirian atau keyakinan. Kegiatan ini


penyimak secara langsung. Ketika dalam pembelajaran dapat diwadahi dalam
pembiacara memahami materi yang kegiatan diskusi. Kegiatan berdiskusi
dibicarakan maka akan memudahkan menuntut seseorang melakukan
penerima pesan memahami apa yang komunikasi efektif dengan orang lain.
dibicarakan. Pebiacara yang antusias Komunikasi efektif ini akan melatih siswa
menyampaikan apa yang dibicarakan akan memiliki keterampilan berbicara yang
mempengaruhi penerima pesan untuk efektif.
percaya dengan yang didengar. Kegiatan Kegiatan berbicara merupakan
ini dianggap mampu mempengaruhi usaha seseorang untuk mengungkapkan
penerima pesan dalam memahami pesan pikiran dan perasaannya kepada orang
yang diterima. lain. Orang lain akan mengerti perasaan
Berbicara merupakan alat kita jika kita berbicara dan
berkomunikasi yang membutuhkan dua mengungkapkan apa yang ada di dalam
orang atau lebih. Nurgiyantoro (2009: hati. Orang yang tidak mau berbicara
155) berbicara adalah suatu alat untuk kepada orang lain akan menyulitkan
mengkomunikasikan ide-ide yang disusun komunikasi dan interaksi dengan orang
serta dikembangkan sesuai dengan lain. Penggunaan bahasa lisan ini
kebutuhan-kebutuhan pendengar atau diperlukan untuk memperlancar
penyimak. Berdasarkan bunyi-bunyi yang komunikasi. Bahasa lisan lebih mudah
didengar itu, kemudian manusia belajar dilakukan daripada bahasa tulisan karena
untuk mengucapkannya dan akhirnya proses yang dilakukan lebih cepat.
terampil berbicara. Dari hal-hal yang Kegiatan berbicara berhubungan
didengar, siswa belajar mengungkapkan erat dengan kegiatan menyimak. Hal-hal
apa yang mereka tangkap dari proses yang yang dapat memperlihatkan eratnya
mendengra. Kegiatan ini akan hubungan antara berbicara dan menyimak,
menimbulkan komunikasi dua arah yang sebagai berikut: (a) ujaran (speech)
optimal jika pembicara dan penerima biasanya dipelajari melalui menyimak dan
berita dapat saling memahami. meniru (imitasi), (b) kata-kata yang akan
Berbicara dengan orang lain akan dipakai serta dipelajari oleh sang anak
menimbulkan komunikasi yang efektif biasanya ditentukan oleh perangsang
karena ada timbal bali antara penyampai (stimulus) yang mereka temui (misalnya
informasi dengan penerima informasi. kehidupan desa/kota) dan kata-kata yang
Tarigan (2008: 8) menyampaikan tujuan paling banyak memberi bantuan atau
utama berbicara adalah komunikasi. pelayanan dlam menyampaikan ide-ide
Manusia sebagai makhluk sosial akan atau gagasan mereka, (c) ujaran sang anak
selalu melakukan tindakan sosial. mencerminkan pemakaian bahasa dirumah
Tindakan sosial yang dapat dilakukan dan dalam masyarakat tempatnya hidup.
merupakan suatu tindakan tepat untuk Misalnya, ucapan, intonasi, kosa kata,
saling menukar pengalaman, saling penggunaan kata-kata, dan pola-pola
mengemukakan dan menerima pikiran, kalimat, (d) meningkatkan keterampilan
saling mengutarakan perasaan atau saling menyimak berarti membantu
mengekspresikan, serta menyetujui suatu meningkatkan kualitas berbicara, (e)

- 19 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017

berbicara dengan bantuan alat-alat peraga observasi/pengamatan, refleksi. Adapun


(visual aids) akan menghasilkan desain penelitian sebagai berikut:
penangkapan informasi yang lebih baik
pada pihak penyimak. Kegiatan berbicara
yang dibantu dengan alat peraga akan
memudahkan siswa menyampaikan apa
yang ada dalam pikirannya.

METODE
Penelitian yang dilakukan
merupakan penelitian tindakan kelas
(PTK). Wardhani dkk, (2009: 1.4)
menjelaskan tentang penelitian tindakan
kelas merupakan penelitian yang
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan
untuk memperbaiki kinerjanya sebagai
guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat.Subjek penelitian tindakan
kelas ini adalah siswa kelas III Sekolah
Dasar 2 Barongan sebanyak 19 siswa
terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 10 siswa Gambar 1.
perempuan. Objek penelitian ini adalah Proses Penelitian Tindakan Kelas
peningkatan pembelajaran keterampilan
berbicara melalui metode diskusi dengan Dalam penelitian ini, tes yang
media audio visual siswa kelas III Sekolah digunakan adalah tes lisan. Tes lisan
Dasar 2 Barongan. adalah tes yang menuntut jawaban dari
Penelitian dilaksanakan dengan peserta didik dalam bentuk lisan. Peserta
perencanaan yang sesuai dengan prosedur didik akan mengucapkan jawaban dengan
yang melaui proses siklus yang dimulai kata-katanya sendiri sesuai dengan
dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan pertanyaan atau perintah yang diberikan.
tindakan, tahap observasi, dan tahap (Arifin, 2013: 148). Aspek yang dinilai
refleksi. Pada penelitian ini direncanakan dalam penelitian terdiri dari jawaban yang
sebanyak 2 siklus. Tiap siklus dilontarkan siswa yaitu kalimat yang
dilaksanakan 2 kali pertemuan secara digunakan siswa, kepercayaan diri siswa,
bertahap. Setiap 1x pertemuan terdiri dari kelancaran dalam berbicara, sikap dan
2 x 35 menit, apabila terjadi kesulitan yang gaya bicara siswa, pelafalan dalam
dialami siswa maka akan disempurnakan berbicara, intonasi dan jeda saat berbicara.
pada siklus kedua dengan harapan pada Selain itu, lembar observasi yang
siklus kedua kesulitan dapat terselesaikan. digunakan yang digunakan oleh peneliti
Penelitian direncanakan dalam beberapa sebagai petunjuk untuk memperoleh data
siklus, setiap siklus terdiri 4 tindakan dengan cara mengamati kegiatan siswa
yaitu: perencanaan, pelaksanaan, selama proses pembelajaran berlangsung.
Hal-hal yang diamati yaitu, aktivitas siswa

- 20 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017

dalam mengikuti pelajaran.Lembar diskusi HASIL DAN PEMBAHASAN


yang digunakan yang digunakan oleh HASIL
peneliti sebagai petunjuk untuk Data pra siklus diambil untuk
memperoleh data dengan cara mengamati mengetahui rata-rata nilai siswa yang
kegiatan siswa selama proses diskusi diperoleh dalam kegiatan berbicara. Data
berlangsung. Hal-hal yang diamati yaitu awal yang diperoleh terdapat 30% siswa
kegiatan diskusi dalam pembelajaran. yang mendapatkan nilai diatas nilai
Pedoman wawancara yang Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan
digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa yang mendapat nilai dibawah KKM
lembar wawancara yang berisi daftar yaitu 70% siswa. Nilai KKM diperoleh
pertanyaan yang telah disiapkan oleh dari KKM hasil perhitungan yang telah
peneliti. Lembar pedoman wawancara ditetapkan oleh sekolah pada mata
dilakukan sesudah pembelajaran pelajaran bahasa Indonesia khususnya
keterampilan berbicara dengan kompetensi dasar 2.1 Menceritakan
menggunakan metode diskusi dengan pengalaman yang mengesankan dengan
media audio visual. Selanjutnya lembar kalimat yang runtut dan mudah dipahami
pedoman wawancara digunakan setelah yaitu 75. Data pra siklus yang diperoleh
pembelajaran untuk memperoleh menunjukkan nilai siswa jauh di bawah
informasi atau tanggapan guru dan siswa standar yang ditetapkan. Nilai ini
terhadap pembelajaran keterampilan merupakan hasil representasi kegiatan
berbicara dengan menggunakan metode pembelajaran keterampilan berbicara yang
diskusi dengan media audio visual. dilakukan kurang mendapat hasil yang
Teknik analisis data dalam optimal. Nilai yang diperoleh siswa belum
penelitian ini menggunakan teknik analisis memenuhi KKM yang ditetapkan. Hal ini
diskriptif kualitatif dan deskriptif mengindikasikan perlu adanya kegiatan
kuantitatif. Metode penelitian kualitatif pembelajaran yang dapat meningkatkan
menekankan pada metode penelitian keterampilan berbicara siswa.
observasi di lapangan dan datanya Kegiatan selanjutnya dilakukan pada
digunakan untuk menganalisis hasil siklus pertama. Guru merancang
observasi saat melakukan diskusi dengan pembelajaran Bahasa Indonesia
menggunakan media audio visual untuk menggunakan metode diskusi dengan
peningkatan keterampilan berbicara. bantuan media audio visual. Kegiatan
Analisis data kualitatif yang digunakan dirancang dengan memamparkan video
penulis adalah model analisis interaktif yang telah dipersiapkan oleh guru sebagai
yang terdiri tiga komponen analisis yaitu bahan kegiatan diskusi untuk menyusun
reduksi data, sajian data, dan penarikan cerita. Jumlah siswa dalam setiap
kesimpulan atau verifikasi. Pada kelompok berjumlah 4 sampai 5 orang
penelitian ini menggunakan analisis data siswa. Siswa terlihat antusias mengikuti
deskriptif kuantitatif yang digunakan kegiatan pembelajaran. Siswa berdiskusi
untuk menganalisis hasil tes, sedangkan dengan anggota kelompoknya. Siswa
deskriptif kualitatif digunakan untuk terlihat saling menyampaikan pendapat
menganalisis hasil observasi. dalam kelompoknya. Diskusi seru terjadi
pada beberapa kelompok. Kegiatan

- 21 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017

pembelajaran pada siklus pertama siswa dengan nilai tertinggi 85 sedangkan siswa
kelas III SD 2 Barongan, siswa terlihat yang mendapat nilai dibawah KKM
senang mengikuti pembelajaran materi sebanyak 5 siswa. Nilai terendah yang
menceritakan pengalaman yang dicapai siswa adalah 55.
mengesankan. Ketika guru menyampikan Dari data tersebut menunjukan
pertanyaan di depan kelas, anggota bahwa nilai keterampilan berbicara pada
kelompok berlomba-lomba untuk siklus I mengalami peningkatan. Pada
menjawab pertanyaan tersebut. Siswa siklus I ini nilai rata-rata siswa mengalami
yang biasanya pasif didorong oleh anggota peningkatan menjadi 65,45 dengan
lelompoknya untuk menyampikan ide atau presentase 67,80%%.
gagasan yang dimiliki. Perbaikan kegiatan pembelajaran
Pada saat kesempatan guru dilakukan guru pada siklus II yaitu guru
menyampaikan materi ada beberapa siswa membuat variasi video dengan
yang bebricara dengan anggota menceritakan pengalaman pribadi yang
kelompoknya dengan mengabaikan guru mengesankan. Hal ini bertujuan agar
di depan kelas. Ketika video yang siswa lebih antusias saat pemutaran video.
dipersiapkan oleh guru diputar, siswa Kelompok awal yang dibuat guru dirasa
antusias melihat video yang disajikan. kurang efektif sehingga guru membentuk
Namun suara yang kurang begitu jelas kelompok dengan jumlah Hal tersebut
mengakibatkan siswa bosan dan berbicara bertujuan supaya siswa mampu berdiskusi
dengan anggota kelompoknya. Hal ini secara maksimal dan efektif. Guru
mengakibatkan siswa kurang begitu mempersiapkan alat pengeras suara yang
paham dengan video yang dilihat. Ketika digunakan ketika siswa maju bercerita, hal
siswa maju menceritakan pengalamannya, ini bertujuan agar pada saat bercerita dapat
beberapa siswa masih tampak kurang didengarkan oleh semua temannya.
percaya diri, selain itu suara siswa juga Kemudian, guru memotivasi siswa agar
kurang keras saat bercerita, sehingga lebih percaya diri dan berani tampil di
hanya teman yang duduk di depan saja depan kelas saat menceritakan
yang paham tentang isi cerita temannya. pengalaman pribadi yang mengesankan
Suasana saat pembelajaran juga belum dengan memberikan hadiahsetelah siswa
kondusif, beberapa siswa masih terlihat maju bercerita.
gaduh ketika ada temannya yang maju Pada siklus II skor rata-rata
bercerita menceritakan pengalaman yang keterampilan berbicara dari 19 siswa yaitu
mengesankan, selain itu dalam kegiatan sebesar 76,63 dengan presentase 75,50 %
diskusi masih ada kelompok yang gaduh siswa memiliki nilai di atas KKM. Siswa
dengan teman sekelompoknya ketika yang mendapat nilai diatas KKM
sudah selesai berdiskusi. sebanyak 14 siswa dengan nilai tertinggi
Pada siklus I skor rata-rata 90 sedangkan siswa yang mendapat nilai
keterampilan berbicara dari 19 siswa yaitu dibawah KKM sebanyak 5 siswa dengan
sebesar 65,45 dengan presentase siswa nilai terendah 65.
yang mendapat nilai di atas KKM Dari data tersebut menunjukan
sebesar67,80%. Siswa yang mendapat bahwa nilai keterampilan berbicara pada
nilai diatas KKM sebanyak 11 siswa siklus II mengalami peningkatan. Pada

- 22 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017

siklus II ini nilai rata-rata siswa media audio visual dikatakan berhasil dan
mengalami peningkatan lagi menjadi penelitian berhenti pada siklus ini.
76,63 dengan presentase 68,42% siswa
memiliki nilai di atas KKM. PEMBAHASAN
Pada saat kegiatan pembelajaran, Kegiatan penelitian yang telah
siswa kelas III SD 2 Barongan siswa dilakukan dimulai dari pra penelitian
terlihat sudah antusias dalam mengikuti tindakan kelas, siklus I dan siklus II di SD
pembelajaran. Siswa terlihat senang 2 Barongan, dapat dijelaskan bahwa pada
mengikuti pembelajaran dengan materi pembelajaran Bahasa Indonesia melalui
menceritakan pengalaman yang metode diskusi dengan media audio visual
mengesankan. Siswa juga sudah mau menjadikan keterampilan berbicara siswa
berinteraksi dengan guru ataupun teman, kelas III mengalami peningkatan dan
hal ini terlihat ketika guru memberikan sudah sesuai dengan kriteria yang
penjelasan di depan kelas maupun saat diharapkan.
kegiatan berdiskusi, saat guru memberikan Pada kegiatan pra penelitian
pertanyaan sebagian besar siswa tindakan kelas diperoleh nilai rata-rata
menjawab pertanyaan yang diberikan keterampilan berbicara siswa sebesar 50
gurun tersebut. Ketika guru menerangkan dengan presentase 30% siswa yang tuntas.
materi, siswa sudah memperhatikan Setelah dilakukan tindakan pada siklus I
penjelasan yang disampaikan guru. Dalam menggunakan metode diskusi dengan
pemutaran video, siswa berantusias media audio visual, nilai rata-rata
melihat video yang telah diputar, siswa keterampilan berbicara siswa menjadi
juga terlihat senang melihat tayangan 65,45. Siswa yang mendapat nilai diatas
video yang telah dilihat bersama. Ketika KKM (75) sebanyak 11 siswa dengan
siswa maju menceritakan pengalamannya, presentase 67,80% dan siswa yang
siswa sudah percaya diri dan bercerita mendapat nilai dibawah KKM (75)
dengan suara keras sehingga semua siswa sebanyak 8 siswa dengan presentase
dapat mendengarkan cerita dengan jelas. 42,20%.
Suasana saat pembelajaran juga sudah Pada siklus II dilakukan kembali
kondusif, siswa memperhatikan ketika ada tindakan menggunakan metode diskusi
temannya yang maju bercerita dengan media audio visual. Pada siklus ini
menceritakan pengalaman yang terjadi peningkatan lagi, nilai rata-rata
mengesankan. Kegiatan diskusi juga keterampilan berbicara siswa menjadi
sudah efektif ketika jumlah siswa dalam 76,63. Siswa yang mendapat nilai diatas
satu kelompok diperkecil menjadi 2-3 KKM (75) sebanyak 14 siswa dengan
siswa. presentase 73,50% dan siswa yang
Berdasarkan hasil refleksi yang mendapat nilai dibawah KKM (75)
diperoleh pada siklus II, nilai keterampilan sebanyak 5 siswa dengan presentase
berbicara siswa kelas III SD 2 Barongan 26,50%. Adapun uraian penjelasan
mengalami peningkatan dan sudah sesuai peningkatan keterampilan berbicara
dengan kriteria yang diharapkan. Dengan selama proses pembelajaran siklus I dan II
demikian, proses pembelajaran bahasa yaitu berdasarkan hasil penelitian tindakan
Indonesia melalui metode diskusi dengan kelas siklus I dan siklus II, keterampilan

- 23 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017

berbicara siswa kelas III SD 2 Barongan Selain itu siswa juga merasa senang dalam
mengalami peningkatan. Hal ini dapat mengikuti pembelajaran, karena dalam
dilihat dari nilai rata-rata siswa yang pembelajaran menggunakan metode
meningkat pada setiap siklusnya. Adapun diskusi dengan media audio visual siswa
sajian nilai rata-rata keterampilan tidak hanya mendengarkan namun siswa
berbicara siswa dari pra siklus, siklus I dan juga melihat video menceritakan
siklus II adalah sebagai berikut: pengalaman pribadi yang mengesankan.
Hal ini menjadikan kegiatan belajar
Grafik Peningkatan Keterampilan Berbicara mengajar tidak monoton sehingga siswa
Siswa Selama Proses Pembelajaran tidak merasa bosan dalam mengikuti
100 76,63 pembelajaran.
50 65,45
Melalui metode diskusi dengan
Skor

50
media audio visual dalam pembelajaran
0
bahasa Indonesia, dapat melatih siswa
Pra Siklus Siklus I Siklus II untuk mengungkapkan serta saling
bertukar pendapat ketika kegiatan diskusi
Gambar 2. Peningkatan Berbicara berlangsung. Selain itu, siswa juga
memperoleh kosa kata baru. Dengan
Berdasarkan grafik diatas, dapat demikian, hasil yang diperoleh siswa dari
dilihat nilai rata-rata keterampilan tahap pra siklus sampai siklus II, bahwa
berbicara siswa kelas III SD 2 Barongan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya
mengalami peningkatan pada setiap keterampilian berbicara melalui metode
siklusnya. Pada pra siklus nilai rata-rata diskusi dengan media audio visual dapat
keterampilan berbicara siswa hanya 50, meningkatkan keterampilan berbicara
kemudian setelah dilakukan tindakan pada siswa kelas III SD 2 Barongan.
siklus I nilai rata-rata keterampilan Berdasarkan pembahasan di atas, maka
berbicara siswa mengalami peningkatan penelitian dikatakan berhasil dan
menjadi 65,45 dan pada siklus II nilai penelitian dihentikan
keterampilan berbicara siswa mengalami
peningkatan lagi menjadi 76,63. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan diatas, nilai Pembelajaran menggunakan metode
rata-rata keterampilan berbicara siswa diskusi dengan bantuan media audio visual
mengalami peningkatan pada setiap efektif digunakan. Pada pertemuan
siklusnya. Peningkatan ini terjadi karena pertama, siswa melihat video yang
proses pembelajaran cukup menceritakan pengalaman pribadi yang
menyenangkan sehingga siswa antusias mengesankan. Selanjutnya siswa secara
mengikuti pembelajaran. Metode diskusi berkelompok mendiskusikan video yang
dengan media audio visual cukup efektif telah dilihat bersama. Perwakilan
dalam meningkatkan keterampilan kelompok menceritakan hasil diskusi.
berbicara siswa kelas III SD 2 Barongan, Kegiatan pertemuan kedua, siswa melihat
hal ini dapat dilihat dari meningkatnya video yang menceritakan pengalaman
nilai rata-rata keterampilan berbicara pribadi yang mengesankan. Guru
siswa dari pra siklus sampai siklus II. memberikan pengarahan cara becerita

- 24 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017

dengan alur yang baik dan benar, setelah Teoritik & Praktik. Yogyakarta: AR-
itu siswa secara pribadi maju bergantian RUZZ MEDIA
menceritakan pengalamannya secara Mulyasa. 2011. Kurikulum Tingkat Satuan
bergantian di depan kelas. Dengan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
diterapkannya metode diskusi dengan Rosdakarya.
media audio visual membuat siswa kelas Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Penilaian
III SD 2 Barongan antusias dan senang Dalam Pengajaran Bahasa dan
dalam belajar, mampu bertukar pendapat Satra. Yogyakarta: BPFE
dengan teman, memperoleh kosakata baru Rina Ariestyawati. 2014. “Peningkatan
dan siswa mampu bercerita dengan baik. Keterampilan Berbicara
Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Audio Visual
melalui metode diskusi dengan media Pada Siswa Kelas II”. Skripsi.
audio visual dapat meningkatkan http://jurnal.untan.ac.id/index.php/j
keterampilan berbicara siswa kelas III SD pdpb/article/view/4297 (diunduh 16
2 Barongan. Peningkatan keterampilan April 2015).
berbicara siswa ditandai dengan Sari, Hesti Ratna. 2013. “Peningkatan
meningkatnya nilai rata-rata siswa dan Keterampilan Berbicara
jumlah siswa yang mencapai nilai KKM Menggunakan Metode Sosiodrama
(75) dari siklus I ke siklus II. Siswa Kelas VB SD Negeri
Keputran I Yogyakarta”. Skripsi.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Anitah, Sri W, dkk. 2009. Setrategi Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil
Pembelajaran di SD. Jakarta: Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Universitas Terbuka. PT Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pembelajaran. Bandung: PT Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Remaja Rosdakarya. Bandung: Afbeta
Arikunto, Suharsimi. 2012. Penelitian Sukiman. 2012. Pengembangan Media
Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Pembelajaran. Yogyakarta:
Aksara. Pedagogia.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Sutikno, M. Sobry. 2013. Belajar dan
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Pembelajaran. Lombok: Holistika.
Bumi Aksara. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara –
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Sebagai Suatu Keterampilan
Penelitian Suatu Pendekatan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Wardhani dan Wihardit. (2009).
Arsyad, Azhar. 2014. Media Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Universitas Terbuka
Pers. 2011. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang
Fadillah, Muhammad. 2012. DESAIN Sistem Pendidikan Nasional.
PEMBELAJARAN PAUD: Tinjauan Jakartan: Sinar Grafika

- 25 -

Anda mungkin juga menyukai