2 November 2017
Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang berupaya untuk
meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas III SD 2 Barongan melalui metode diskusi
dengan bantuan media audio visual. Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya kemampuan
berbicara siswa kelas III SD 2 Barongan. Rendahnya kemampuan berbicara ini dikarenakan
metode yang digunakan kurang bervariasi dan media yang mendukung pembelajaran
keterampilan berbicara belum diterapkan secara optimal. Jenis penelitian ini menggunakan
jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD 2
Barongan yang berjumlah 19 siswa yang terdiri atas 9 siswa laki-laki dan 10 siswa
perempuan. Desain penelitian tindakan kelas menggunakan desain yang dikemukakan oleh
Kemmis dan Mc. Taggrat. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,
observasi dan tes. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah pedoman wawancara,
lembar observasi kegiatan pembelajaran, lembar observasi kegiatan diskusi dan soal tes.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif dan
deskripsi kuantitatif. Siklus dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus. Data diambil pada
tahap pra tindakan dan selama dua siklus penelitian. Tahap pra tindakan digunakan untuk
mendapatkan data awal penelitian untuk dibandingkan dengan data hasil penelitian. Kriteria
kegiatan diskusi pada siklus I berada pada kategori baik. Siklus II meningkat menjadi
kategori sangat baik. Pada kondisi awal rata-rata nilai keterampilan berbicara siswa kelas III
adalah 50, jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 6 siswa dengan presentase 30%. Data
siklus I menunjukkan kenaikan rata-rata nilai, dari pra siklus rata-rata 50 menjadi 65,45.
Siswa yang mencapai KKM sebesar 11 siswa dengan prosentase sebesar 67,80. Tindakan
siklus II menunjukkan hasil rata-rata kelas sebesar 76,63. Siswa yang mencapai KKM sebesar
14 siswa dengan prosesntase 73,50. Data ini menunjukkan bahwa penggunaan metode
diskusi dengan bantuan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa
kelas III SD 2 Barongan.
- 13 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017
langsung ini berkaitan dengan cara akan dirangsang oleh orang tua untuk
berkomunikasi dengan orang lain baik meningkatkan perbendaharaan kosakata.
lisan maupun tulisan. Melihat pentingnya Keterampilan berbicara
Bahasa Indonesia maka penting kiranya membutuhkan keberanian dalam
memberikan keterampilan kepada siswa di mengungkapkan di depan orang lain.
sekolah dasar untuk bekal di masa yang Keberanian ini perlu dilatihkan agar siswa
akan datang. terbiasa bericara di depan orang lain.
Komponen keterampilan berbahasa Siswa yang memiliki keberanian berbicara
Indonesia terdiri dari empat komponen. di depan orang lain akan mudah berbicara
Menurut Harris (Tarigan 2008: 1), dengan lancar. Tingkat percaya diri siswa
keterampilan berbahasa mempunyai akan tinggi dalam berbicara di depan
empat komponen yaitu keterampilan orang lain jika sering dilatihkan. Seorang
menyimak, keterampilan berbicara, siswa yang sering diberi motivasi dan
keterampilan membaca, dan keterampilan kesempatan untuk berbicara di depan
menulis. Keempat komponen itu saling orang lain akan memiliki rasa percaya diri
berhubungan. Kegiatan untuk yang tinggi pula. Berbicara lisan di depan
memaksimalkan keterampilan berbahasa orang lain dapat menunjukkan kualitas diri
menuntut proses latihan dan latihan yang dari siswa tersebut. Kualitas siswa yang
berkesinambungan. Salah satu baik dalam berbicara di depan orang lain
ketermapilan berbahasa adalah akan memperlihatkan kualitas kebahasaan
keterampilan berbicara. Keterampilan yang dimiliki siswa tersebut. Seorang guru
berbicara adalah salah satu keterampilan seyogyanya senantiasa memberikan
berbahasa lisan. Keterampilan ini bimbingan dan motivasi pada siswa dalam
merupakan keterampilan berbahasa yang berbicara di depan orang lain.
langsung diterima oleh orang lain. Kegiatan dalam berbahasa memiliki
Keterampilan berbicara yang keterkaitan satu dengan yang lainnya.
merupakan salah keterampilan berbahasa Kegiatan berbicara berhubungan dengan
yang berhubungan langsung dengan orang kegiatan menyimak dan membaca.
lain akan memperlihatkan kualitas dari Seorang siswa yang sering menyimak
orang tersebut. Siswa yang memiliki orang lain berbicara akan memiliki
kemampuan berbicara yang baik akan kosakata yang lebih banyak daripada
mudah menyampaikan pemikiran mereka siswa yang tidak mau menyimak orang
secara lisan dan didengar langsung oleh lain. Siswa yang banyak membaca juga
orang lain. Orang lain yang mendengar akan memiliki kosakata yang lebih banyak
Siswa yang memiliki kemampuan daripada siswa yang tidak suka membaca.
berbicara yang baik akan mudah Apabila kosakata seorang siswa dapat
menerima pesan dari pemikiran mereka berkembang baik, maka akan
secara lisan. meningkatkan keterampilan siswa dalam
Keterampilan berbicara dimiliki berbicara di depan orang lain. Siswa yang
seseorang sejak mereka memiliki memiliki kosakata yang banyak akan
kemampuan mengeluarkan suara. memiliki banyak hal yang dapat
Keterampilan berbicara dimiliki seorang dibicarakan dengan orang lain sehingga
anak sejak mereka lahir. Keterampilan ini
- 14 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017
- 15 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017
- 16 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017
- 17 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017
memecahkan suatu permasalahan, audio dan visual atau biasa disebut media
menjawab pertanyaan, menambah dan pandang dengar. Dengan media ini,
memahami pengetahuan siswa serta untuk penyajian bahan ajar kepada siswa
membuat suatu keputusan. semakin lengkap dan optimal, selain itu
Dari beberapa pendapat diatas dapat guru tidak berperan sebagai penyaji materi
disimpulkan bahwa metode diskusi tetapi penyajian materi bisa diganti oleh
merupakan metode pembelajaran yang media audio visual maka peran guru
melibatkan lebih dari satu siswa untuk menjadi fasilitator belajar yaitu
memecahkan suatu masalah melalui memberikan kemudahan bagi para siswa
keputusan bersama. untuk belajar. Siswa dapat mudah dibantu
Penggunaan metode dapat menggunakan media ini karena selain
diimbangi dengan penggunaan media siswa melihat gambar juga mendengar
pembelajarn. Arsyad (2014:3) keterangan sesuai gambar bergerak yang
menjelaskan bahwa media berasal dari disajikan.
bahasa latin medius yang secara harfiah Penyaluran pesan dengan media
berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau audio visual menggunakan dua indera
‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media yaitu pendengaran dan penglihatan.
adalah perantara atau pengantar pesan dari Sukiman (2012: 184) menjelaskan media
pengirim kepada penerima pesan. pembelajaran berbasis audio visual adalah
Perantara atau media yang digunakan media penyaluran pesan dengan
diharapkan yang dapat membantu siswa memanfaatkan indera pendengaran dan
dalam menerima mamteri pelajaran atau pengelihatan. Secara umum media audio
memfasilitasi siswa dalam kegiatan visual menurut teori kerucut pengalaman
pembelajaran. Edgar Dale memiliki efektivitas yang
Pendapat lain diungkapkan oleh tinggi daripada media visual atau audio.
Fadlillah (2012: 207) media merupakan Media ini efektif karena siswa akan mudah
suatu alat yang dijadikan sebagai sarana terbantu dengan media gambar bergerak
perantara untuk menyampaikan sebuah dan suara.
pesan, supaya pesan yang diinginkan dapat Berbagai pendapat yang telah
tersampaikan dengan tepat, mudah, dan disajikan berdasarkan teori maka dapat
diterima serta dipahami sebagaimana disimpulkan bahwa media audio visual
mestinya. Pesan yang disampaikan dapat merupakan bentuk media yang dapat
jelas diterima oleh penerima pesan jika dilihat dan didengar yang berguna
media yang digunakan sesuai dengan menunjang proses pembelajaran.
tingkat berpikir dan materi pembelajaran. Keterampilan berbicara merupakan
Media dapat berupa media audio, salah satu kegiatan berkomunikasi secara
media visual atau media audio visual. lisan. Mulgrave (dalam Tarigan, 2008:16)
Media audio visual dirasa sesuai dengan menjelaskan keterampilan berbicara
tingkat usia sekolah dasar karena media ini adalah suatu alat untuk
menggabungkan gambar dan suara. mengomunikasikan gagasan-gagasan
Menurut Anitah W. dkk, (2007: 6.30) yang disusun serta dikembangkan sesuai
media audio visual merupakan bentuk dengan kebutuhan-kebutuhanpendengar
media pembelajaran yang berkombinasi atau penyimak. Berbicara merupakan
- 18 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017
- 19 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017
METODE
Penelitian yang dilakukan
merupakan penelitian tindakan kelas
(PTK). Wardhani dkk, (2009: 1.4)
menjelaskan tentang penelitian tindakan
kelas merupakan penelitian yang
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan
untuk memperbaiki kinerjanya sebagai
guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat.Subjek penelitian tindakan
kelas ini adalah siswa kelas III Sekolah
Dasar 2 Barongan sebanyak 19 siswa
terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 10 siswa Gambar 1.
perempuan. Objek penelitian ini adalah Proses Penelitian Tindakan Kelas
peningkatan pembelajaran keterampilan
berbicara melalui metode diskusi dengan Dalam penelitian ini, tes yang
media audio visual siswa kelas III Sekolah digunakan adalah tes lisan. Tes lisan
Dasar 2 Barongan. adalah tes yang menuntut jawaban dari
Penelitian dilaksanakan dengan peserta didik dalam bentuk lisan. Peserta
perencanaan yang sesuai dengan prosedur didik akan mengucapkan jawaban dengan
yang melaui proses siklus yang dimulai kata-katanya sendiri sesuai dengan
dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan pertanyaan atau perintah yang diberikan.
tindakan, tahap observasi, dan tahap (Arifin, 2013: 148). Aspek yang dinilai
refleksi. Pada penelitian ini direncanakan dalam penelitian terdiri dari jawaban yang
sebanyak 2 siklus. Tiap siklus dilontarkan siswa yaitu kalimat yang
dilaksanakan 2 kali pertemuan secara digunakan siswa, kepercayaan diri siswa,
bertahap. Setiap 1x pertemuan terdiri dari kelancaran dalam berbicara, sikap dan
2 x 35 menit, apabila terjadi kesulitan yang gaya bicara siswa, pelafalan dalam
dialami siswa maka akan disempurnakan berbicara, intonasi dan jeda saat berbicara.
pada siklus kedua dengan harapan pada Selain itu, lembar observasi yang
siklus kedua kesulitan dapat terselesaikan. digunakan yang digunakan oleh peneliti
Penelitian direncanakan dalam beberapa sebagai petunjuk untuk memperoleh data
siklus, setiap siklus terdiri 4 tindakan dengan cara mengamati kegiatan siswa
yaitu: perencanaan, pelaksanaan, selama proses pembelajaran berlangsung.
Hal-hal yang diamati yaitu, aktivitas siswa
- 20 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017
- 21 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017
pembelajaran pada siklus pertama siswa dengan nilai tertinggi 85 sedangkan siswa
kelas III SD 2 Barongan, siswa terlihat yang mendapat nilai dibawah KKM
senang mengikuti pembelajaran materi sebanyak 5 siswa. Nilai terendah yang
menceritakan pengalaman yang dicapai siswa adalah 55.
mengesankan. Ketika guru menyampikan Dari data tersebut menunjukan
pertanyaan di depan kelas, anggota bahwa nilai keterampilan berbicara pada
kelompok berlomba-lomba untuk siklus I mengalami peningkatan. Pada
menjawab pertanyaan tersebut. Siswa siklus I ini nilai rata-rata siswa mengalami
yang biasanya pasif didorong oleh anggota peningkatan menjadi 65,45 dengan
lelompoknya untuk menyampikan ide atau presentase 67,80%%.
gagasan yang dimiliki. Perbaikan kegiatan pembelajaran
Pada saat kesempatan guru dilakukan guru pada siklus II yaitu guru
menyampaikan materi ada beberapa siswa membuat variasi video dengan
yang bebricara dengan anggota menceritakan pengalaman pribadi yang
kelompoknya dengan mengabaikan guru mengesankan. Hal ini bertujuan agar
di depan kelas. Ketika video yang siswa lebih antusias saat pemutaran video.
dipersiapkan oleh guru diputar, siswa Kelompok awal yang dibuat guru dirasa
antusias melihat video yang disajikan. kurang efektif sehingga guru membentuk
Namun suara yang kurang begitu jelas kelompok dengan jumlah Hal tersebut
mengakibatkan siswa bosan dan berbicara bertujuan supaya siswa mampu berdiskusi
dengan anggota kelompoknya. Hal ini secara maksimal dan efektif. Guru
mengakibatkan siswa kurang begitu mempersiapkan alat pengeras suara yang
paham dengan video yang dilihat. Ketika digunakan ketika siswa maju bercerita, hal
siswa maju menceritakan pengalamannya, ini bertujuan agar pada saat bercerita dapat
beberapa siswa masih tampak kurang didengarkan oleh semua temannya.
percaya diri, selain itu suara siswa juga Kemudian, guru memotivasi siswa agar
kurang keras saat bercerita, sehingga lebih percaya diri dan berani tampil di
hanya teman yang duduk di depan saja depan kelas saat menceritakan
yang paham tentang isi cerita temannya. pengalaman pribadi yang mengesankan
Suasana saat pembelajaran juga belum dengan memberikan hadiahsetelah siswa
kondusif, beberapa siswa masih terlihat maju bercerita.
gaduh ketika ada temannya yang maju Pada siklus II skor rata-rata
bercerita menceritakan pengalaman yang keterampilan berbicara dari 19 siswa yaitu
mengesankan, selain itu dalam kegiatan sebesar 76,63 dengan presentase 75,50 %
diskusi masih ada kelompok yang gaduh siswa memiliki nilai di atas KKM. Siswa
dengan teman sekelompoknya ketika yang mendapat nilai diatas KKM
sudah selesai berdiskusi. sebanyak 14 siswa dengan nilai tertinggi
Pada siklus I skor rata-rata 90 sedangkan siswa yang mendapat nilai
keterampilan berbicara dari 19 siswa yaitu dibawah KKM sebanyak 5 siswa dengan
sebesar 65,45 dengan presentase siswa nilai terendah 65.
yang mendapat nilai di atas KKM Dari data tersebut menunjukan
sebesar67,80%. Siswa yang mendapat bahwa nilai keterampilan berbicara pada
nilai diatas KKM sebanyak 11 siswa siklus II mengalami peningkatan. Pada
- 22 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017
siklus II ini nilai rata-rata siswa media audio visual dikatakan berhasil dan
mengalami peningkatan lagi menjadi penelitian berhenti pada siklus ini.
76,63 dengan presentase 68,42% siswa
memiliki nilai di atas KKM. PEMBAHASAN
Pada saat kegiatan pembelajaran, Kegiatan penelitian yang telah
siswa kelas III SD 2 Barongan siswa dilakukan dimulai dari pra penelitian
terlihat sudah antusias dalam mengikuti tindakan kelas, siklus I dan siklus II di SD
pembelajaran. Siswa terlihat senang 2 Barongan, dapat dijelaskan bahwa pada
mengikuti pembelajaran dengan materi pembelajaran Bahasa Indonesia melalui
menceritakan pengalaman yang metode diskusi dengan media audio visual
mengesankan. Siswa juga sudah mau menjadikan keterampilan berbicara siswa
berinteraksi dengan guru ataupun teman, kelas III mengalami peningkatan dan
hal ini terlihat ketika guru memberikan sudah sesuai dengan kriteria yang
penjelasan di depan kelas maupun saat diharapkan.
kegiatan berdiskusi, saat guru memberikan Pada kegiatan pra penelitian
pertanyaan sebagian besar siswa tindakan kelas diperoleh nilai rata-rata
menjawab pertanyaan yang diberikan keterampilan berbicara siswa sebesar 50
gurun tersebut. Ketika guru menerangkan dengan presentase 30% siswa yang tuntas.
materi, siswa sudah memperhatikan Setelah dilakukan tindakan pada siklus I
penjelasan yang disampaikan guru. Dalam menggunakan metode diskusi dengan
pemutaran video, siswa berantusias media audio visual, nilai rata-rata
melihat video yang telah diputar, siswa keterampilan berbicara siswa menjadi
juga terlihat senang melihat tayangan 65,45. Siswa yang mendapat nilai diatas
video yang telah dilihat bersama. Ketika KKM (75) sebanyak 11 siswa dengan
siswa maju menceritakan pengalamannya, presentase 67,80% dan siswa yang
siswa sudah percaya diri dan bercerita mendapat nilai dibawah KKM (75)
dengan suara keras sehingga semua siswa sebanyak 8 siswa dengan presentase
dapat mendengarkan cerita dengan jelas. 42,20%.
Suasana saat pembelajaran juga sudah Pada siklus II dilakukan kembali
kondusif, siswa memperhatikan ketika ada tindakan menggunakan metode diskusi
temannya yang maju bercerita dengan media audio visual. Pada siklus ini
menceritakan pengalaman yang terjadi peningkatan lagi, nilai rata-rata
mengesankan. Kegiatan diskusi juga keterampilan berbicara siswa menjadi
sudah efektif ketika jumlah siswa dalam 76,63. Siswa yang mendapat nilai diatas
satu kelompok diperkecil menjadi 2-3 KKM (75) sebanyak 14 siswa dengan
siswa. presentase 73,50% dan siswa yang
Berdasarkan hasil refleksi yang mendapat nilai dibawah KKM (75)
diperoleh pada siklus II, nilai keterampilan sebanyak 5 siswa dengan presentase
berbicara siswa kelas III SD 2 Barongan 26,50%. Adapun uraian penjelasan
mengalami peningkatan dan sudah sesuai peningkatan keterampilan berbicara
dengan kriteria yang diharapkan. Dengan selama proses pembelajaran siklus I dan II
demikian, proses pembelajaran bahasa yaitu berdasarkan hasil penelitian tindakan
Indonesia melalui metode diskusi dengan kelas siklus I dan siklus II, keterampilan
- 23 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017
berbicara siswa kelas III SD 2 Barongan Selain itu siswa juga merasa senang dalam
mengalami peningkatan. Hal ini dapat mengikuti pembelajaran, karena dalam
dilihat dari nilai rata-rata siswa yang pembelajaran menggunakan metode
meningkat pada setiap siklusnya. Adapun diskusi dengan media audio visual siswa
sajian nilai rata-rata keterampilan tidak hanya mendengarkan namun siswa
berbicara siswa dari pra siklus, siklus I dan juga melihat video menceritakan
siklus II adalah sebagai berikut: pengalaman pribadi yang mengesankan.
Hal ini menjadikan kegiatan belajar
Grafik Peningkatan Keterampilan Berbicara mengajar tidak monoton sehingga siswa
Siswa Selama Proses Pembelajaran tidak merasa bosan dalam mengikuti
100 76,63 pembelajaran.
50 65,45
Melalui metode diskusi dengan
Skor
50
media audio visual dalam pembelajaran
0
bahasa Indonesia, dapat melatih siswa
Pra Siklus Siklus I Siklus II untuk mengungkapkan serta saling
bertukar pendapat ketika kegiatan diskusi
Gambar 2. Peningkatan Berbicara berlangsung. Selain itu, siswa juga
memperoleh kosa kata baru. Dengan
Berdasarkan grafik diatas, dapat demikian, hasil yang diperoleh siswa dari
dilihat nilai rata-rata keterampilan tahap pra siklus sampai siklus II, bahwa
berbicara siswa kelas III SD 2 Barongan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya
mengalami peningkatan pada setiap keterampilian berbicara melalui metode
siklusnya. Pada pra siklus nilai rata-rata diskusi dengan media audio visual dapat
keterampilan berbicara siswa hanya 50, meningkatkan keterampilan berbicara
kemudian setelah dilakukan tindakan pada siswa kelas III SD 2 Barongan.
siklus I nilai rata-rata keterampilan Berdasarkan pembahasan di atas, maka
berbicara siswa mengalami peningkatan penelitian dikatakan berhasil dan
menjadi 65,45 dan pada siklus II nilai penelitian dihentikan
keterampilan berbicara siswa mengalami
peningkatan lagi menjadi 76,63. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan diatas, nilai Pembelajaran menggunakan metode
rata-rata keterampilan berbicara siswa diskusi dengan bantuan media audio visual
mengalami peningkatan pada setiap efektif digunakan. Pada pertemuan
siklusnya. Peningkatan ini terjadi karena pertama, siswa melihat video yang
proses pembelajaran cukup menceritakan pengalaman pribadi yang
menyenangkan sehingga siswa antusias mengesankan. Selanjutnya siswa secara
mengikuti pembelajaran. Metode diskusi berkelompok mendiskusikan video yang
dengan media audio visual cukup efektif telah dilihat bersama. Perwakilan
dalam meningkatkan keterampilan kelompok menceritakan hasil diskusi.
berbicara siswa kelas III SD 2 Barongan, Kegiatan pertemuan kedua, siswa melihat
hal ini dapat dilihat dari meningkatnya video yang menceritakan pengalaman
nilai rata-rata keterampilan berbicara pribadi yang mengesankan. Guru
siswa dari pra siklus sampai siklus II. memberikan pengarahan cara becerita
- 24 -
JURNAL IDEGURU Vol.2, No.2 November 2017
dengan alur yang baik dan benar, setelah Teoritik & Praktik. Yogyakarta: AR-
itu siswa secara pribadi maju bergantian RUZZ MEDIA
menceritakan pengalamannya secara Mulyasa. 2011. Kurikulum Tingkat Satuan
bergantian di depan kelas. Dengan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
diterapkannya metode diskusi dengan Rosdakarya.
media audio visual membuat siswa kelas Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Penilaian
III SD 2 Barongan antusias dan senang Dalam Pengajaran Bahasa dan
dalam belajar, mampu bertukar pendapat Satra. Yogyakarta: BPFE
dengan teman, memperoleh kosakata baru Rina Ariestyawati. 2014. “Peningkatan
dan siswa mampu bercerita dengan baik. Keterampilan Berbicara
Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Audio Visual
melalui metode diskusi dengan media Pada Siswa Kelas II”. Skripsi.
audio visual dapat meningkatkan http://jurnal.untan.ac.id/index.php/j
keterampilan berbicara siswa kelas III SD pdpb/article/view/4297 (diunduh 16
2 Barongan. Peningkatan keterampilan April 2015).
berbicara siswa ditandai dengan Sari, Hesti Ratna. 2013. “Peningkatan
meningkatnya nilai rata-rata siswa dan Keterampilan Berbicara
jumlah siswa yang mencapai nilai KKM Menggunakan Metode Sosiodrama
(75) dari siklus I ke siklus II. Siswa Kelas VB SD Negeri
Keputran I Yogyakarta”. Skripsi.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Anitah, Sri W, dkk. 2009. Setrategi Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil
Pembelajaran di SD. Jakarta: Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Universitas Terbuka. PT Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pembelajaran. Bandung: PT Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Remaja Rosdakarya. Bandung: Afbeta
Arikunto, Suharsimi. 2012. Penelitian Sukiman. 2012. Pengembangan Media
Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Pembelajaran. Yogyakarta:
Aksara. Pedagogia.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Sutikno, M. Sobry. 2013. Belajar dan
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Pembelajaran. Lombok: Holistika.
Bumi Aksara. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara –
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Sebagai Suatu Keterampilan
Penelitian Suatu Pendekatan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Wardhani dan Wihardit. (2009).
Arsyad, Azhar. 2014. Media Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Universitas Terbuka
Pers. 2011. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang
Fadillah, Muhammad. 2012. DESAIN Sistem Pendidikan Nasional.
PEMBELAJARAN PAUD: Tinjauan Jakartan: Sinar Grafika
- 25 -