PEN D A HU L UA N
M odul ini akan dibagi menjadi tiga kegiatan belajar, kegiatan belajar
yang pertama membahas tentang paradigma pembangunan ekonomi
secara umum. Pada kegiatan belajar yang kedua akan dibahas tentang
paradigma pembangunan ekonomi dalam ekonomi Islam. Kemudian pada
kegiatan belajar ketiga akan dijelaskan penerapan maqashid syariah dalam
pembangunan ekonomi.
Manfaat dalam mempelajari modul ini akan menambah dan memperluas
pengetahuan pembaca tentang konsep dasar ekonomi pembangunan dalam
ekonomi konvensional. Selain itu, modul ini bermanfaat pula dalam
memberikan pemahaman mengenai ekonomi pembangunan dalam ekonomi
Islam serta pemahaman mengenai internalisasi maqashid syariah dalam
pembangunan ekonomi.
Perhatian ilmu ekonomi selama ini tidak terfokus pada masalah-masalah
yang berkenaan dengan pembangunan ekonomi. Perhatian terhadap masalah-
masalah pembangunan ekonomi mulai muncul setelah Perang Dunia II
berakhir, yakni mulai ada perhatian tentang menata dan membangun ekonomi
negara-negara terutama perekonomian pada negara-negara yang baru
merdeka. Setidaknya, ada tiga alasan utama mengapa masalah terkait
pembangunan ekonomi belum menjadi fokus perhatian dalam pembahasan
ilmu ekonomi. Pertama, negara-negara penjajah tidak mempedulikan
pembangunan ekonomi pada negara jajahannya. Mereka fokus bagaimana
sebanyak mungkin menguasai sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh
negara jajahannya, tanpa mempedulikan bagaimanakah nasib masyarakat dari
negara jajahannya. Kedua, negara-negara yang dijajah fokus perhatian
mereka ialah bagaimana mampu melepaskan diri dari jerat negara penjajah
dan memproklamirkan kemerdekaannya. Selama mereka masih terjajah,
maka mereka tidak akan bisa memikirkan bagaimana membangun
ekonominya. Ketiga, para ekonom terfokus bagaimana membangun ekonomi
dalam jangka pendek semata, namun melupakan proses pembangunan
ekonomi yang pada umumnya bersifat jangka panjang.
1.2 Ekonomi Pembangunan Islam ⚫
Kegiatan Belajar 1
Paradigma Pembangunan
D alam Kegiatan Belajar 1 ini, kita akan membahas tentang konsep dasar
ekonomi pembangunan, pembangunan ekonomi dan pertumbuhan
ekonomi, karakteristik negara sedang berkembang, hambatan, dan prasyarat
pembangunan.
Pada sub bagian ini akan dibahas karakterisitik dari negara terbelakang
yang umumnya merupakan negara berkembang. Negara sedang berkembang
pada umumnya terdiri dari negara-negara yang tersebar di tiga benua, yaitu di
Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Berikut ini, beberapa ciri umum negara
berkembang (Sukirno, 2006).
D. HAMBATAN PEMBANGUNAN
1. Perkembangan Penduduk
Perkembangan jumlah penduduk memiliki dampak positif dan negatif
terhadap proses pembangunan di negara berkembang. Dampak positif
1.12 Ekonomi Pembangunan Islam ⚫
Gambar 1.1
Lingkaran Setan Kemiskinan
1.14 Ekonomi Pembangunan Islam ⚫
Gambar 1.2
Lingkaran Setan Kemiskinan Ketiga
b. Hambatan Sosio-Budaya
Negara berkembang memiliki lembaga sosial dan sikap yang tidak
menunjang pembangunan ekonomi. Terdapatnya unsur-unsur perlawanan
sosial terhadap perubahan ekonomi yang berakar pada faktor-faktor
kelembagaan, seperti nampak pada stratifikasi pekerjaan yang ketat,
pengelompokan masyarakat berdasarkan kelas sosial di masyarakat, etos
kerja yang tidak mau keluar dari lingkungannya adalah beberapa faktor sosio-
budaya yang menghambat pembangunan. Hambatan sosio-budaya inilah
yang harus mampu dipecahkan melalui sistem pendidikan yang baik, dimana
sistem pendidikan tidak hanya terkait pada aspek pengetahuan semata
melainkan juga harus mampu membentuk suatu karakter kepribadian yang
paripurna.
E. PRASYARAT PEMBANGUNAN
harus muncul dari warga negara itu sendiri. Hal ini dapat kita lihat pada kasus
Jepang yang mampu bangkit setelah seluruh perekonomiannya hancur pasca
perang dunia II. Kebangkitan perekonomian dalam negeri harus ditopang
oleh kepemimpinan nasional yang kuat, dimana pemimpin bangsa harus
yakin bahwa negaranya dapat bangkit oleh kemampuannya sendiri. Oleh
karenanya komitmen dan keberpihakan terhadap sektor produksi dalam
negeri harus kuat, hal inilah yang kurang kita lihat pada kepemimpinan
nasional di Indonesia.
3. Perubahan Struktural
Perubahan struktural mengandung arti peralihan dari masyarakat
pertanian tradisional menjadi ekonomi industri modern, yang mencakup
peralihan lembaga, sikap sosial, dan motivasi yang ada secara radikal.
Perubahan struktural semacam ini menyebabkan kesempatan kerja semakin
banyak dan produktivitas buruh stok modal, pendayagunaan sumber-sumber
baru serta perbaikan teknologi akan semakin tinggi. Perubahan struktural
terkait dengan ekspansi besar-besaran pada sektor non-pertanian, penurunan
peran sektor pertanian tidak berarti terjadi penurunan output pertanian.
Output pertanian harus selalu meningkat dalam artian absolut. Perubahan
radikal ini terkait dengan modernisasi sektor pertanian, reformasi pertanahan,
dan lainnya.
Aspek penting lain dari perubahan struktural ialah perpindahan
penduduk dari sektor primer dan sekunder ke sektor tersier. Sektor tersier
mencakup sejumlah jasa yang menghasilkan barang non-material, seperti:
pengangkutan, sistem distribusi, pendidikan, jasa pemerintah dan rumah
tangga, dan sebagainya. Dengan adanya pembangunan ekonomi, permintaan
produk sektor tersier meningkat amat cepat karena ekspansi sektor pertanian
dan industri pada umumnya tergantung pada tersedianya pengangkutan,
distribusi, dan sebagainya. Aspek lain yang cukup penting ialah perubahan
sistem sosial yang ada. Sistem sosial baru dimaksudkan untuk melahirkan
terobosan dalam tatanan sosio-ekonomi masyarakat.
1.18 Ekonomi Pembangunan Islam ⚫
4. Pembentukan Modal
Pembentukan modal merupakan faktor paling penting dan strategis di
dalam proses pembangunan. Proses ini berjalan melewati tiga tingkatan: (a)
Kenaikan volume tabungan nyata yang tergantung pada kemauan dan
kemampuan untuk menabung; (b) keberadaan lembaga kredit dan keuangan
untuk menggalakkan dan menyalurkan tabungan agar dapat dialihkan
menjadi dana yang dapat diinvestasikan; (c) Penggunaan tabungan untuk
tujuan investasi dalam barang-barang modal pada perusahaan. Pemerintah di
negara berkembang harus mampu mencari sumber-sumber pendanaan
optimal terkait pembentukan modal ini, karena akan sangat kecil jika hanya
mengandalkan tabungan dalam negeri sebagaimana yang telah dijelaskan
pada bagian hambatan pembangunan.
6. Persyaratan Sosio-Budaya
Wawasan sosio-budaya masyarakat haruslah diubah jikalau
pembangunan diharapkan dapat berjalan. Hambatan sosial yang menghalangi
kemajuan ekonomi haruslah disesuaikan atau disingkirkan. Setiap perubahan
sosio-budaya harus selektif dan diperkenalkan secara bertahap. Tidak seluruh
tatanan sosio-budaya yang ada tidak baik, contohnya budaya gotong royong
yang ada di Indonesia merupakan salah satu tatanan sosio-budaya yang harus
selalu dijaga. Perubahan nilai-nilai budaya mencakup hal-hal yang terkesan
sepele, seperti budaya antri, budaya membuang sampah pada tempatnya,
budaya disiplin, etos kerja yang tinggi dan sebagainya. Hal-hal inilah yang
seringkali menghambat kemajuan ekonomi termasuk di Indonesia.
⚫ EKSA4204/MODUL 1 1.19
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
Berikut ini, beberapa prinsip dari ekonomi Islam yang ditawarkan oleh
M.A. Choudhury (1986).
1. Prinsip tauhid dan persaudaraan. Tauhid ialah konsep yang
menggambarkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Segala
aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh seorang muslim akan sangat
1.26 Ekonomi Pembangunan Islam ⚫
terjaga karena ia merasa bahwa Allah SWT akan selalu melihat apa yang
dilakukannya. Sementara konsep persaudaraan atau yang biasa dikenal
sebagai ukhuwah Islamiyah memberikan makna persaudaraan dan
kerjasama yang tulus antara sesama muslim dalam aktivitas ekonomi.
2. Prinsip bekerja dan produktivitas. Dalam ekonomi Islam individu
dituntut untuk bekerja semaksimal mungkin dengan tingkat produktivitas
kerja yang tinggi dengan tujuan untuk memberikan yang terbaik bagi
kemaslahatan umat. Hasil pekerjaan ini harus dikompensasi secara layak
sesuai dengan standar kehidupan yang layak.
3. Prinsip distribusi kekayaan yang adil. Prinsip ekonomi Islam yang
ketiga adalah pengakuan atas hak masyarakat dan redistribusi kekayaan.
Mekanisme pendistribusian kekayaan dalam Islam adalah dengan
melalui mekanisme zakat. Proses mekanisme zakat akan mampu
melakukan redistribusi kekayaan dari pihak kaya kepada pihak miskin.
Gambar 1.3
Model Pembangunan Ibnu Khaldun
yang menyimpang. Hal itu semua dapat digunakan untuk menjamin keadilan
(j), pembangunan (g), dan kesejahteraan untuk seluruh masyarakat. Aturan
perilaku dapat bersifat formal dan informal baik tertulis maupun tidak
tertulis. Setiap masyarakat memiliki aturan perilaku berdasarkan sistem nilai
masing-masing yang berlaku di masyarakat. Pedoman utama perilaku dalam
masyarakat Islam disebut syariat (S).
Syariat (S) tidak akan mampu memainkan peranan yang berarti bila
syariat tersebut dijalankan secara benar dan tidak memihak dalam
pelaksanannya. Salah satu tanggung jawab masyarakat (N) dan pemerintah
(G) adalah mewujudkan kesejahteraan (W) dengan menyediakan sumber
daya yang dibutuhkan untuk menegakkan keadilan dan pembangunan,
pemanfaatan yang efektif atas sumber daya tersebut oleh pemerintah (G) dan
kesejahteraan masyarakat (N).
Secara umum analisis Ibnu Khaldun dapat diformulasikan dalam bentuk
persamaan berikut:
G = f (S, N, W, g, j)
Rasa kebersamaan akan terbentuk dan menguat jika ada keadilan (j)
untuk menjamin adanya kesejahteraan masyarakat melalui pemenuhan
kewajiban bersama dan pemerataan hasil pembangunan (W dan g).
Hilangnya keadilan (j) cenderung untuk menimbulkan ketidakpuasan di
antara masyarakat dan berpengaruh buruk terhadap solidaritas masyarakat.
Namun, suatu keadilan mengharuskan adanya suatu aturan dalam perilaku,
aturan berperilaku tercakup dalam syariat (S). Akan tetapi, suatu aturan yang
mengatur prilaku masyarakat tidak akan efektif apabila masyarakat tidak
memahami manfaat dari aturan tersebut dan kekuasaan politik (G) yang
efektif untuk menjamin pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Ibnu Khaldun mengelompokkan kekuasaan menjadi tiga jenis. Jenis
pertama ialah kekuasaan yang alamiah atau normal (tabi’i) yang
membolehkan setiap orang untuk memenuhi kepentingan pribadinya (al-
ghard) dan kesenangan hawa nafsu (al-shahwat). Jenis kedua ialah
⚫ EKSA4204/MODUL 1 1.33
Beik dan Arsyanti (2016) menyebutkan bahwa terdapat tiga faktor yang
memengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu sebagai berikut.
1. Sumber daya yang dapat diinvestasikan (investible resources).
Investible resources dapat didefinisikan sebagai segala sumber daya
yang dapat digunakan untuk menggerakkan roda perekonomian. Sumber
daya tersebut antara lain: sumber daya alam, maupun sumber daya
modal. Sumber daya alam merupakan anugerah dari Allah dan telah
disiapkan oleh Allah SWT kepada manusia sebagai khalifah-Nya di
muka bumi. Oleh karenanya, harus dapat dioptimalkan dengan baik dan
tentunya dengan tetap menjaga kelestarian dan keseimbangan alam
dengan baik.
2. Sumber daya manusia (SDM) dan entrepreneurship.
Kunci penggerak utama dalam perekonomian menurut ekonomi syariah
ialah bergeraknya sektor riil. Oleh karenanya, memiliki SDM yang
memiliki jiwa wirausaha sangatlah efektif untuk menggerakkan sektor
riil. Menumbuhkan karakter wirausaha sangatlah penting dalam
mewujudkan kemandirian ekonomi. Kemandirian ekonomi dapat dicapai
melalui pemenuhan dua hal, yaitu optimalisasi potensi lokal, dan
pengembangan budaya bisnis syariah.
3. Teknologi dan inovasi.
Perkembangan teknologi merupakan faktor yang dapat mengakselerasi
pertumbuhan ekonomi. Saat ini, perkembangan teknologi telah
memasukan tahap revolusi industri keempat, yaitu berbasis kepada
pengembangan internet. Teknologi akan mampu melahirkan efisiensi,
dan peningkatan pertumbuhan ekonomi secara cepat. Teknologi dan
1.38 Ekonomi Pembangunan Islam ⚫
inovasi ini erat kaitannya dengan faktor sumber daya manusia pula, oleh
karenanya perubahan radikal dalam sistem pendidikan sangatlah
diperlukan. Perlu ada perubahan kurikulum yang dapat mengadopsi dan
menumbuhkan jiwa kreatif dan wirausaha, dimana mampu menghasilkan
inovasi-inovasi di dalam teknologi.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
1) Salah satu prinsip dasar ekonomi Islam yang ditawarkan oleh Choudhury
ialah….
A. musyawarah mufakat
B. bekerja individual
C. distribusi kekayaan yang merata
D. tauhid dan persaudaraan
3) Salah satu asas dalam suatu sistem ekonomi Islam, ialah asas….
A. saling meninggikan
B. ketergantungan
C. keadilan
D. saling menjatuhkan
4) Berikut ini merupakan salah satu variabel yang terdapat dalam model
rumusan Ibnu Khaldun....
A. politik
B. perang
C. musyawarah
D. pemerintah
Kegiatan Belajar 3
D alam Kegiatan Belajar 3 ini, kita akan membahas tentang Konsep Dasar
Mashlahah, Konsep Dasar Maqashid Syariah, Mashlahah, Maqashid
Syariah, dan Pembangunan Ekonomi.
mashlahah tersebut tidak berlaku pula serta tidak bisa dijadikan sandaran.
Mashlahah tidak bisa dijadikan dalil yang berdiri sendiri dan sandara hukum-
hukum tafshili tetapi legalitasnya harus didukung dalil-dalil syari’i.
LAT IH A N
1) Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi agar kebijakan yang dihasilkan
dapat membawa manfaat dan keberkahan, yaitu: (a) Kebijakan tersebut
harus sesuai dengan maqashid syariah; (b) Dasar orientasi kebijakan
tersebut adalah pada perlindungan kepentingan kaum dhuafa.
2) Terdapat tiga batasan mashlahah dalam syariat Islam, yaitu (a)
Mashlahah itu termasuk bagian dari maqashid syariah; (b) Mashlahah
tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah; (c) Mashlahah
tidak bertentangan dengan mashlahah yang lebih besar.
3) Tujuan utama maqashid syariah ialah terletak pada perwujudan
kemaslahatan manusia yang terletak pada perlindungan terhadap agama
(dien), jiwa (nafs), akal (aql), keturunan (nasl), dan kekayaan (maal).
1.52 Ekonomi Pembangunan Islam ⚫
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 3
3) kebutuhan yang harus dipenuhi, yang jika tidak dipenuhi maka akan
membuat kehidupan menjadi rusak disebut dengan ….
A. tahsiniyat
B. dharuriyat
C. hajjiyat
D. mudharat
Tes Formatif 1
1) Jawaban: A
Menurut Jhingan (2012) pembangunan ekonomi didefinisikan dalam tiga
cara. Salah satunya ialah berkaitan dengan kenaikan pendapatan riil per
kapita dalam jangka panjang. Para ekonom berpendapat sama dalam
mendefinisikan pembangunan ekonomi dalam arti kenaikan pendapatan
atau output riil per kapita.
2) Jawaban: B
Secara umum terdapat beberapa karakteristik negara sedang
berkembang, yaitu: (a) Tingkat kemakmuran relatif rendah; (b)
Produktivitas pekerja sangat rendah; (c) Tingkat pertumbuhan penduduk
sangat tinggi; (d) Kegiatan ekonomi bersifat dualistis; (e) Kegiatan
ekonomi terpusat di sektor pertanian; (f) Bahan mentah merupakan
ekspor penting.
3) Jawaban: B
Faktor yang dapat menghambat pembangunan menurut M.L. Jhinghan
ialah: (a) Tingkat pembentukan modal yang rendah; (b) Hambatan sosio-
budaya; (c) Dampak kekuatan internasional.
4) Jawaban: D
Terdapat beberapa prasyarat pembangunan, yaitu: (a) Atas dasar
kekuatan sendiri; (b) Menghilangkan ketidaksempurnaan pasar; (c)
Perubahan struktural; (d) Pembentukan modal; (e) Menentukan investasi
yang tepat; (f) Persyaratan sosio-budaya; (g) Administrasi dan birokrasi
5) Jawaban: A
Ciri-ciri ekspor di negara berkembang ialah: (a) Sebagian besar barang-
barang yang diekspor merupakan hasil industri primer dan masih
merupakan bahan mentah; (b) Jenis-jenis bahan mentah yang diekspor
sangat terbatas; (c) Sektor ekspor pada mulanya dikembangkan terutama
oleh pengusaha-pengusaha yang berasal dari negara penjajah.
1.56 Ekonomi Pembangunan Islam ⚫
Tes Formatif 2
1) Jawaban: D
Terdapat beberapa prinsip dari ekonomi Islam yang ditawarkan oleh
Choudhury (1986), yaitu: (a) Prinsip tauhid dan persaudaraan; (b)
Prinsip bekerja dan produktivitas; (c) Prinsip distribusi kekayaan yang
adil.
2) Jawaban: C
Tujuan yang ingin dicapai dalam suatu sistem ekonomi Islam
berdasarkan konsep dasar dalam Islam yaitu tauhid dan berdasarkan
rujukan kepada Al-Qur’an dan Sunnah adalah: (a) Pemenuhan kebutuhan
dasar manusia; (b) Memastikan kesetaraan kesempatan untuk semua
orang; (c) Mencegah terjadinya pemusatan kekayaan; (d) Memastikan
kepada setiap orang kebebasan untuk mematuhi nilai-nilai moral; (e)
Memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
3) Jawaban: C
Asas-asas dalam suatu sistem ekonomi Islam ialah: (a) Asas suka sama
suka; (b) Asas keadilan; (c) Asas saling menguntungkan dan tidak ada
pihak yang dirugikan; (d) Asas tolong menolong dan saling membantu
4) Jawaban: D
Rumusan yang dilakukan oleh Ibnu Khaldun mencerminkan karakter
interdisipliner dan dinamis. Rumusan tersebut menghubungkan semua
variabel-variabel sosial, ekonomi dan politik termasuk syariah (S),
kekuasaan politik atau pemerintah (G), masyarakat (N), kekayaan atau
sumber daya atau maal (W, pembangunan atau imarah (g), dan keadilan
atau ‘adl (j).
5) Jawaban: A
Kekuasaan politk berdasarkan moral (siyasah diniyyah atau khilafah)
yang memungkinkan setiap orang untuk mewujudkan kesejahteraan
dunia dan akhirat sesuai dengan ajaran syariat. Jenis ketiga inilah yang
disebut oleh Chapra sebagai welfare state Islami.
⚫ EKSA4204/MODUL 1 1.57
Tes Formatif 3
1) Jawaban: D
Terdapat tiga hal yang tidak dapat dipisahkan dari aspek tata kelola
perekonomian, yaitu: transparansi, profesionalitas, dan akuntabilitas
2) Jawaban: D
Lembaga Fikih OKI (Organisasi Konferensi Islam) menegaskan bahwa
setiap fatwa harus menghadirkan maqashid syariah karena maqashid
syariah memberikan manfaat sebagai berikut: (a) Bisa memahami nash-
nash Al-Qur’an dan Hadits beserta hukumnya secara komprehensif; (b)
Bisa mentarjih salah satu pendapat fuqaha berdasarkan maqashid syariah
sebagai salah satu standar (murajjihat); (c) Memahami ma’alat
(pertimbangan jangka panjang) kegiatan dan kebijakan manusia, serta
mengaitkannya dengan ketentuan hukumnya.
3) Jawaban: B
Dharuriyat, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi, yang jika tidak
dipenuhi maka akan membuat kehidupan menjadi rusak.
4) Jawaban: A
Jika perbuatan tersebut memiliki mashlahah yang besar, maka perbuatan
tersebut termasuk dalam kategori rukun.
5) Jawaban: A
Jika mashlahah didasarkan pada qiyas, tetapi bertentangan dengan nash
qathi’ dan sharih, maka qiyas tersebut adalah qiyas fasid.
1.58 Ekonomi Pembangunan Islam ⚫
Glosarium
Ekonomi pembangunan : suatu bidang studi dalam ilmu ekonomi
yang mempelajari tentang masalah-
masalah ekonomi di negara-negara
berkembang dan kebijakan-kebijakan yang
perlu dilakukan untuk mewujudkan
pembangunan ekonomi.
Ekonomi pembangunan Islam : suatu konsep yang mempelajari dan
menganalisis proses pembangunan dan
faktor-faktor yang memengaruhinya, serta
mengidentifikasi dan merekomendasikan
kebijakan pembangunan berdasarkan Al-
Qur’an dan Sunnah.
Mashlahah : suatu konsep yang mendasarkan pada dua
aspek utama, yaitu manfaat dan berkah
Maqashid syariah : tujuan dalam syariah untuk merealisasikan
mashlahah setiap manusia dan
menghindarkan mafsadah.
Pembangunan ekonomi : suatu rangkaian proses perubahan dalam
perekonomian untuk mengembangan
kegiatan ekonominya, sehingga terjadi
pertumbuhan, perkembangan dan
peningkatan tingkat kualitas hidup
manusia, teknologi, dan infrastruktur.
⚫ EKSA4204/MODUL 1 1.59
Daftar Pustaka
Huda, N., Rifaldi, I., Alhifni, A., El Hasan, S. S., Afrianti, S., dan Noer, T. F.
(2015). Ekonomi Pembangunan Islam. Jakarta: Kencana.
Sahroni, O., & Karim, A. A. (2017). Maqashis Bisnis dan Keuangan Islam:
Sintesis Fikih dan Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers.