PEMBELAJARAN PKN DI SD
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2020/2021
MODUL 5
KONSEP HAK ASASI MANUSIA
DALAM UNDANG-UNDANG DASAR 1945
Kegiatan Belajar 1
Pengertian HAM
Deklarasi Universal HAM (Universal Declaration of Human Right) pada tanggal 10
Desember 1948, pengertian HAM yaitu pengakuan harkat dan martabat manusia yang
menyatu dalam diri manusia yang meliputi kebebasan, keadilan dan perdamaian dunia.
UU RI No.39 Tahun 1999 pasal 1 ayat(1) menyatakan HAM adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
dan anugerahNya wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, dan
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan dan martabat manusia.
HAM adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia yang telah diperoleh dan
dibawa bersamaan dengan kelahirannya di masyarakat.
Ciri khas HAM
a) Kodrat, artinya HAM adalah pemberian Tuhan kepada setiap manusia agar hidupnya
tetap terhormat.
b) Hakiki, artinya HAM melekat di setiap manusia tanpa melihat latar belakang
kehidupan dan status sosialnya.
c) Universal, artinya HAM berlaku umum, tidak membeda-bedakan manusia satu dengan
yang lainnya.
d) Tidak dapat dicabut, artinya dalam keaadaan apapun hak asasi setiap orang pasti ada.
e) Tidak dapat di bagi, artinya HAM tidak dapat diwakilkan atau dialihkan kepada orang
lain.
Kegiatan Belajar 2
HAM Dalam Undang-Undang Dasar 1945
UUD 1945 hanya memuat aturan-aturan pokok saja, sedangkan aturan operasional
dibentuk:
1) TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang HAM
2) UU RI No.39 Tahun 1999 tentang pengadilan HAM
3) Kepres No.50 Tahun 1993 tentang komisi nasional HAM
Semua ketentuan perundang-undangan tersebut dibentuk untuk menjamin dalam
upaya penegakan HAM dapat berjalan secara efisien dan efektif yang di dukung oleh
penyelenggara Negara, pemimpin pemerintahan dan semua lapisan masyarakat umum
bersama menegakkan HAM.
Pasal-Pasal mengenai HAM
1) Pasal 28 UUD 1945
Kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat (28 A s/d 28 J)
2) Pasal 29 UUD 1945
Hak memeluk agama
3) Pasal 30 UUD 1945
Hak usaha pertahanan dan keamanan Negara
4) Pasal 31 UUD 1945
Hak mendapat pendidikan
5) Pasal 32 UUD 1945
Negara menjamin kebebasan memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya
6) Pasal 33 UUD 1945
Perekonomian disusun sebagai usaha bersma atas dasr asas kekeluargaan
7) Pasal 34 UUD 1945
Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara.
HAM dalam UUD 1945
a) Alinea Pertama
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas
dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
b) Alinea Keempat
Tertuang dalam rumusan dasar Negara pancasila
i. Hak memeluk agama/kepercayaan.
ii. Hubungan antarmanusia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diatur agar
dilaksanakan berlandaskan moralitas adil dan beradap.
iii. Sikap toleransi dalam perbadaan di lingkungan sekitar.
iv. Demokrasi berdasarkan pancasila dan mengedepankan keputusan musyawarah.
v. Kebersamaan dalam upaya mencapai cita-cita masyarakat adil dan makmur.
HAM dalam UU RI No.39 tahun 1999
a) Hak untuk hidup
b) Hak berkeluarga
c) Hak mengembangkan diri
d) Hak memperoleh keadilan
e) Hak kebebasan pribadi
f) Hak atas rasa aman
g) Hak atas kesejahteraan
h) Hak turut serta dalam pemerintahan
i) Hak wanita
j) Hak anak
Kegiatan Belajar 3
Kasus-Kasus yang berkaitan dengan HAM
Pembangunan telah melaksanakan HAM apabila menunjukkan ciri-ciri:
a. Politik
Berupa kemauan pemerintah dan masyarakat untuk mengakui pluralism pendapat dan
kepentingan dalam masyarakat.
b. Social
Ditandai adanya perlakuan yang sama dimata hokum terhhadap siapa saja dan adanya
toleransi dalam masyarakat terhadap perbedaan agama dan ras warga Indonesia.
c. Ekonomi
Tidak adanya monopoli dalam system ekonomi yang berlaku.
Penegakan HAM dalam Negara Hukum Republik Indonesia
UU RI No.39 Tahun 1999 tentang HAM
1) Pasal 2 ayat (2)
Setiap manusia sama derajatnya untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara dalam semangat persaudaraan.
2) Pasal 2 ayat (20)
Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,perlakuan dan perlindungan hokum.
3) Pasal 6 ayat (1)
Hokum adat dipertahankan dan dilindungi oleh hokum masyarakat dan pemerintah.
4) Pasal 8
Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM terutama menjadi
tanggung jawab pemerintah.
Komisi Nasional HAM
Dibentuk melalui Kepres No.50 Tahun 1993 tanggal 7 Juni 1993. Tujuan Komnas HAM
dimuat dalam UU RI No. 93 Tahun 1993, yaitu:
1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM sesuai dengan
pancasila, UUD 1945, dan piagam PBB serta Deklarasi Universal HAM
2. Meningkatkan perlindungan dn penegakan HAM guna berkembangnya pribadi
manusia Indonesia seutuhnya.
MODUL 6
KONSEP PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA
Kegiatan Belajar 1
Pengertian hukum
Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan hidup yang bersifat memaksa, berisikan
suatu perintah, larangan atau izin untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu serta dengan
maksud untuk mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.
Hukum adalah peraturan-peraturan hidup. Peraturan-peraturan yang mengadakan tata
tertib dalam pergaulan hidup manusia dalam masyarakat.
Konsep Negara Hukum
Negara hukum adalah negara yang berlandaskan hukum dan keadilan bagi warganya.
Ciri-ciri negara hukum
a) Terdapat pembatasan kekuatan terhadap perorangan
b) Asas legalitas
c) Pemisahan kekuasaan
Ciri-ciri Dan Macam-macam Pembagian Hukum
Ciri-ciri hukum
a) Adanya perintah dan/atau larangan
b) Perintah dan/atau larangan itu harus ditaati semua orang
Golongan hukum menurut asas pembagian
1. Hukum menurut sumbernya
a. Hukum undang-undang
b. Hukum kebiasaan
c. Hukum traktat
d. Hukum yurisprodensi
2. Hukum menurut bentuknya
a. Hukum tertulis
b. Hukum tak tertulis
3. Hukum menurut tempat berlakunya
a. Hukum nasional
b. Hukum internasional
c. Hukum asing
d. Hukum gereja
4. Hukum menurut berlakunya
a. Ius constitum (hukum positif)
b. Ius constituendum(hukum berlaku pada waktu yang datang)
c. Hukum asasi(hukum alam)
5. Hukum cara mempertahankannya, menurut fungsinya
a. Hukum material
b. Hukum formil
6. Hukum menurut sifat atau daya kerjanya atau sanksinya
a. Hukum yang memaksa
b. Hukum mengatur=hukum pelengkap=hukum penambah
7. Hukum menurut isinya
a. Hukum publik(publik law)
b. Hukum privat(private law)
Hukum Normatif-hukum Ideal-hukum Wajar
Hukum normatif adalah hukum yang nampak dalam peraturan perundangan serta juga
hukum yang tidak tertulis dalam perundangan, tetapi ditaati oleh masyarakat.
Hukum ideal adalah hukum yang dapat memenuhi perasaan keadilan semua bangsa di
seluruh dunia.
Hukum wajar adalah hukum seperti yang terjadi dan nampak sehari-hari.
Menurut A.V Dicey yang menganut sistem Anglo Saxon, yaitu “Rule of law”, konsep
negara hukum mengandug 3 unsur, yaitu:
o Supermacy of law
o Equality before the law
o Human right
Kegiatan Belajar 2
Penegakkan Hukum Di Indonesia
Konsep penting berkenaan dengan peraturan hukum
a) Norma
b) Sanksi
c) Delik (tindak pidana)
d) Kewajiban dan hak hukum
e) Tanggung jawab
Dua jenis hukuman
1. Hukuman pokok
a) Hukuman mati
b) Hukuman penjara
c) Hukuman kurungan
d) Hukuman denda
2. Hukuman-hukuman tambahan
a) Pencabutan dari hak-hak tertentu
b) Pensitaan dari benda-benda tertentu
c) Pengumuman dari putusan hakim
Lembaga penegak hukum
a. Kepolisian berfungsi sebagai penyelidik dan penyidik
b. Kejaksaan berfungsi sebagai lembaga penuntut
c. Kehakiman berfungsi sebagai lembaga pemutus keadilan dan lembaga penasihat atau
bantuan hukum
Empat badan pengadilan
1. Peradilan umum
2. Peradilan agama
3. Peradilan militer
4. Peradilan tata usaha negara
Kegiatan Belajar 1
Hakikat Demokrasi dan Pilar-pilar Demokrasi Konstitusional
Secara etimologis, demokrasi berasal dari kata yunani “demos” berarti rakyat dan
“kratos atau kratein” berarti kekuasaan atau berkuasa. Demokrasi dapat diterjemahkan
“rakyat berkuasa” atau government or rule by the people ( pemerintahan oleh rakyat).
Demokrasi dapat juga berarti seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan, tetapi juga
mencangkup seperangkat praktek dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang dan
sering berliku-liku sehingga demokrasi sering disebut sebagai suatu pelembagaan dari
kebebasan. Mengapa demokrasi karena demokrasi sebagai dasar sistem pemerintahan
konstitusional sudah teruji oleh zaman yang menunjunjung tinggi kebebasan, hak asasi
manusia, persamaan di depan hukum yang harus dimilki setiap individu dan masyarakat.
Demokrasi konnstitusional adalah suatu gagasan pemerintah demokratis yang kekuasaannya
terbatas dan pemerintahnya tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang. Ketentuan dan
peraturan hukum yang membatasinya kekuasaan pemerintah ini ada dalam konstitusi
sehingga demokrasi konstitusional sering disebut “pemerintahan berdasarkan konstitusi”.
Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang berdasarkan konstitusi dan hukum (Rule of
Law).
Sejumlah syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintah yang demokratis
dibawah Rule of Law, sebagai berikut :
1. Perlindungan konstitusional.
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
3. Pemilihan umum yang bebas.
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
5. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi.
6. Pendidikan kewarganegaraan.
Kegiatan Belajar 2
Pembelajaran materi Demokrasi
Pendidikan demokrasi perlu diupayakan dan dilaksanakan melalui proses
pembelajaran, baik melalui sekolah (schools-based civic education).
Untuk mengembangkan pendidikan demokrasi di Indonesia, maka perlu adanya paradigma
baru yang lebih mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelligence) dalam dimensi
spritual, rasional, emosional,, dan sosial; tanggung jawab warga negara (civic responsibility);
serta partisipasi warga negara (civic participation) agar terbentuknya warga negara Indonesia
yang baik.
Proses pendidikan kewarganegaraann kita harus membedakan antara aspek-aspek:
pengetahuan (knowledge), sikap dan pendapat (attitudes and opinions), keterampilan
intelektual (intellectual skills), dan keterampilan partisipasi (participatory skills).
Untuk mengadakan suatu proses pembelajaran, terlebih dahulu ada sejumlah
kemampuan dasar (core competencies) untuk setiap dimensi atau aspek-aspek diatas, seperti:
(1) kebutuhan individu untuk memecahkan isu-isu dan masalah-masalah sosial dan politik
yang mereka sedang dan akan dihadapi; dan (2) isu-isu dan masalah-masalah yang telah
menjadi topik dan agenda publik.
Ada dua faktor yang sangat berpengaruh terhadap penyelenggaraan pembelajaran
demokrasi,
1. Lingkungan tempat proses pembelajaran berlangsung.
2. Karekteristik sosial, ekonomi, dan budaya peserta didik.
Kegiatan belajar 1
Hukum Dan Penegak Hukum
Sebagai makluk pribadi mempunyai sifat, watak, kehendak, dan kepentingannya
masing-masing. kehendak dan kepentingan setiap individu mungkin sejalan atau
mungkin berbeda bahkan bertentangan dengan kehendak dan kepentingan individu lainnya.
Bertentangan kepentingan antar individu ini mengakibatkan terganggunya pemenuhan
kepentingan para individu itu sendiri. Kebutuhan inilah yang menjadi cikal-bakal
terbentuknya tata kehidupan bersama yang di kenal dengan tata kehidupan bermasyarakat.
Pergaulan kehidupan manusia dalam masyarakat di atur oleh berbagai macam kaedah atau
norma, yang hakikatnya bertujuan untuk menghasilkan kehidupan bersama yang tertib dan
tenteram, di dalam pergaulan hidup tersebut manusia mendapat pengalaman-pengalaman
tentang bagaimana memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup, baik kebutuhan pokok
maupun kebutuhan-kebutuhan bersifat sekunder atau tersier.
Pengalaman-pengalaman tentang bagaimana memenuhi kebutuhan hidup ini
menghasilkan nilai-nilai fositif maupun negatif sehingga manusia mempunyai konsepsi-
konsepsi abtrak mengenai apa yang baik dan harus di anut ,dan apa yang buruk dan harus di
hindari. Sistem nilai tersebut sangat perpengaruh terhadap pola-pola pikiran manusia ,yang
merupakan suatu pedoman mental baginya. Pola-pola pikiran manusia mempengaruhi
sikapnya atau kecendrungan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu terhadap manusia,
benda maupun keadaan-keadaan.
Sikap-sikap manusia ini selanjutnya membentuk kaedah-kaedah oleh karena manusia
cendrung untuk hidup teratur dan manusia-manusia adalah berbeda-beda , oleh sebab itu di
perlukan patokan-patokan yang berupa kaedah-kaedah .dengan demikian dapat di katakana
bahwa kaedah atau norma merupakan faktor-faktor atau pedoman-pedoman prihal tingkah
laku yang di harapkan.di dalam kehidupan manusia sehari-hari,terhadap bagai macam kaedah
atau norma yang mengatur peri kehidupannya.berkenaan dengan kaedah-kaedah atau norma
tersebut ,kita mengenal berbagai kaedahatau norma yang meliputi norma agama ,norma
kesusilaan, norma kesopanan ,normaadat,dan norma hukum.Hukum adalah suatu organisasi
paksaan, sebab hukum melekatkan kondisi-kondisitertentu terhadap pengunaan paksaan di
dalam hubungan-hubungan antara manusia,pengesahan pengunaan paksaan hanya oleh
individu-individu tertentu dan hanya dibawah kondisi-kondisi tertentu hukum menyebabkan
pengunaan paksaan sebagai monopoli masarakat. Sungguh karena monopoli pengunaan
tindakan paksaan bahwahokum menciptakan ketentraman masarakat pedamaian adalah suatu
kondisi dimana tidak dapat pengunaan paksaan menurut pengertian ini, hukum hanya
memberikan perdamayan relatif ,bukan absolute, dimana hukum mencabut hak para individu
untuk mengunakan paksaan tetapi mencadangkannya kepada masarakat perdamaian hukum
bukan suatu kondisi dari ketidaan paksa mutlak, suatu keadaan anarkis; perdamaian hukum
adalah suatu kondisi monopoli paksaan, suatu monopoli paksaan oleh masarakat ditinjau
dari sumber-sumbernya, hukum-hukum dapat kita golongkan kedalam klasifikasi berikut.
1. hukum undang-undang.
2. hukum persetujuan.
3. hukumtraktat(perjanjian antar Negara).
4. hukum kebiasaan dan hukum adat.
5. hukum yurifrudensi.
Di tinjau dari bentuknya hukum dapat di bedakan lebih lanjut kedalam berikut ini.
1. hukum tertulis.
2. hukum tidak tertulis.
Di tinjau dari sudut kepentingan yang di aturnya, hukum dapat di golongkan ke dalam hukum
privat dan hukum publik, hukum seragam, hukum beraneka ragam, hukum beraneka ragam di
maksudkan sebagai hukum antar tata hukum. Hukum beraneka ragam antara lain berikut ini.
1. hukum antar waktu
2. hukum antar tempat
3. hukum antargolongan
4. hukum antaragama
5. hukum privatinternasional .
1. KEPOLISIAN
Kepolisian negara ialah alat penegak hukum yang terutama bertugas memeliharakeamanan di
dalam negeri. Dalam kaitannya dengan hukum hususnya Hukum acaraPidana, Kepolisian
negara bertindak sebagai penyelidik dan penyidik.Menurut Pasal 4UU nomor 8 tahun 198
tentang undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHP),
Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara RI. Penyelidik mempunyai wewenang.
a) menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak Pidana.
b) mencari keterangan dan barang bukti.
c) menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda
pengenal diri.
d) mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggungjawab.
2. KEJAKSAAN
Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang untuk bertindak sebagai penuntut umum serta
melaksanakan keputusan pengadilan yang telah memperolehkekuatan hukum tetap. Jadi,
Kejaksaan adalah lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang
penuntutan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka Jaksa (penuntut umum) berwewenang,
antara lain untuk;
a. menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan
b. membuat surat dakwaan.
c. melimpahkan perkara ke Pengadilan Negeri sesual dengan peraturan yang berlaku.
d. menuntut pelaku perbuatan melanggar hukum (tersangka) dengan hukuman tertentu.
e. melaksanakan penetapan hakim, dan lain-lain.
Khusus dalam bidang Pidana, kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang untuk :
a. melakukan penuntutan dalam perkara pidana.
b. melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan
c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan lepas bersyarat (yaitu
keputusan yang dikeluarkan oleh menteri kehakiman)
d. melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaantambahan
sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan
penyidik.
3. KEHAKIMAN
Kegiatan belajar 2
Oleh sebab itu, pendidikan hukum sebagai salah satu bentuk upaya penanaman kesadaran
akan norma tingkah laku dalam masyarakat, dipandang sangat strategis untuk diberikan pada
seluruh jenis dan jenjang pendidikan persekolahan. Penanaman nilai-nilai dan norma-norma
sosial kemasyarakatan merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses
sosialisasi anak menuju realita kehidupan yang sesungguhnya di masyarakat.
Program pendidikan hukum (law-related education) di persekolahan hendaknyadiarahkan
untuk membantu siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan yangdiperlukan agar
mereka kelak dapat berpartisipasi secara efektif dalam lembaga-lembaga hukum. Tujuan
utama dari pendidikan hukum, seperti dikemukakan oleh Bank (1977: 258-259) adalah untuk
membantu siswa mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan
untuk memperoleh hak-hak hukumnya secaramaksimum dalam masyarakat. Center for
Civic Education (CCE) dalam National Standards for Civics and Government (1997)
mengembangkan sejumlahbahan ajar yang berkaitan dengan pendidikan hukum, antara lain
meliputi:
a. fungsi dan tujuan dari peraturan dan hukum.
b. kedudukan hukum dalamsistem pemenntahan konstitusional.
c. perlindungan hukum terhadap hak-hak individu
d. kriteria untuk mengevaluasi peraturan dan hukum
e. hak warga negara.
f. tanggung jawab warga negara.
Dengan menyimak paparan di atas maka pendidikan hukum hendaknya diarahkan pada
pembelajaran materi hukum dan penegakan hukum.
Pembelajaran tentang materi hukum bertujuan untuk membekali siswa dengan sejumlah
pengetahuan tentang norma-norma hukum yang mempengaruhi kehidupannya sehingga
tumbuh kesadaran hukum pada diri mereka yang pada gilirannya mereka dapat menampilkan
kepatuhan secara sukarela dan sikap menghormati terhadap norma-norma hukum yang
berlaku.
Dipihak lain, pembelajaran tentang sistem peradilan dan lembaga-lembaga penegakan hukum
diharapkan dapat membekali siswa dengan mekanisme, kelembagaan dan sistem peradilan
dalam menegakkan norma-norma hukum. Keadaan hidup manusia dalam masyarakat
modern dewasa ini berubah sangat pesat. oleh sebab itu, pembelajaran di abad sekarang ini
hendaknya memperhatikan arus danlaju perubahan yang terjadi. Pembelajaran perlu
membina pola berpikir, keterampilan dan kebiasaan, yang terbuka dan tanggap, yang mampu
menyesuaikan diri secara manusiawi dengan perubahan. Kalau tujuan pembelajaran adalah
menumbuhkan dan menyempurnakan pola laku, membina kebiasaan dan kemahiran
menyesuaikan diri dengan keadaan yang berubah-ubah maka metode pembelajaran harus
mampu mendorong proses pertumbuhan dan penyempurnaan pola laku, membina kebiasaan,
dan mengembangkan kemahiran untuk menyesuaikan diri.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan sebagai prinsip pembelajaran adalah:
a. tingkat kesulitan,
b. tingkat kemampuan berpikir.
Tingkat kesulitan berkenaan dengan beban belajar (learning task), sedangkan
tingkatkemampuan berpikir berkenaan dengan kemampuan kognitif siswa.
Kemampuanberpikir, menurut sejumlah hasil riset adalah bertahap dan berjenjang mulai dari
yangsederhana/mudah kepada yang kompleks/rumit, dan keterampilan yang diperlukan
untuk memperoleh hak-hak hukumnya secara maksimum dalam masyarakat.
Center for Civic Education (CCE) dalam National Standards for Civics and Government
(1997) mengembangkan sejumlahbahan ajar yang berkaitan dengan pendidikan hukum,
antara lain meliputi:
(1) fungsi dan tujuan dari peraturan dan hukum,
(2) kedudukan hukum dalamsistem pemenntahan konstitusional,
(3) perlindungan hukum terhadap hak-hak ind.vidu,
(4) kriteria untuk mengevaluasi peraturan dan hukum
(5) hak warga negara, dan
(6) tanggung jawab warga negara.
Dengan menyimak paparan di atas maka pendidikan hukum hendaknya diarahkan pada
pembelajaran materi hukum dan penegakan hukum. Pembelajaran tentang materi hukum
bertujuan untuk membekali siswa dengan sejumlah pengetahuan tentang norma-norma
hukum yang mempengaruhi kehidupannya sehingga tumbuh kesadaran hukum pada diri
mereka yang pada gilirannya mereka dapat menampilkan kepatuhan secara sukarela dan
sikap menghormati terhadap norma-norma hukum yang berlaku.
Dipihak lain, pembelajaran tentang sistem peradilan dan lembaga-lembaga penegakan hukum
diharapkan dapat membekali siswa dengan mekanisme, kelembagaan dan sistem peradilan
dalam menegakkan norma-norma hukum.Keadaan hidup manusia dalam masyarakat modern
dewasa ini berubah sangat pesat.
oleh sebab itu, pembelajaran di abad sekarang ini hendaknya memperhatikan arus danlaju
perubahan yang terjadi. Pembelajaran perlu membina pola berpikir, keterampilandan
kebiasaan, yang terbuka dan tanggap, yang mampu menyesuaikan diri secaramanusiawi
dengan perubahan. Kalau tujuan pembelajaran adalah menumbuhkan danmenyempurnakan
pola laku, membina kebiasaan dan kemahiran menyesuaikan diridengan keadaan yang
berubah-ubah maka metode pembelajaran harus mampumendorong proses pertumbuhan
dan penyempurnaan pola laku, membina kebiasaan,dan mengembangkan kemahiran untuk
menyesuaikan diri.Hal lainnya yang perlu diperhatikan sebagai prinsip pembelajaran adalah:
a. tingkat kesulitan.
b. tingkat kemampuan berpikir.
Tingkat kesulitan berkenaan dengan beban belajar (learning task), sedangkan
tingkatkemampuan berpikir berkenaan dengan kemampuan kognitif siswa. Kemampuan
berpikir, menurut sejumlah hasil riset adalah bertahap dan berjenjang mulai dari yang
sederhana ,mudah kepada yang kompleks,rumit.
Perlu di tegaskan lagi bahwa model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa belajar,
terutama mendorong siswa berpikir adalah model pelajaran inkuri, mengapa ingkuri?model
ini sangat ampuh merangsang siswa berpikir ( kritis, kreatif ,induktif, dedukif) inkuiri pada
hakekatnya adalah bertanya atau mempertanyakan. Terhadap banyak ragam model pelajaran
inkuiri dari mulai yang sederhana hinga yang kompleks